Pengendapan Protein [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGENDAPAN PROTEIN A. Pengertian Pengendapan Protein Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein ialah ikatan peptida yaitu terjadi antara atom C dari gugus –COOH dengan atom N dari gugus NH2. Protein adalah komponen yang terdapat di berbagai jaringan manusia, hewan, tanaman, dan di dalam sel-sel mikroorganisme. Protein memiliki fungsi sebagai arsitektur sel, katalis, pengendali metabolisme, proses kontraktil, dan senyawa yang penting dalam sistem imun dan regenerasi sel. Dengan demikian, protein berkaitan erat dengan hampir semua aktivitas fisiologis makhluk hidup. Apabila protein mengandung garam-garam anorganik dalam konsentrasi tinggi, maka kelarutan



protein



akan



berkurang sehingga mengakibatkan terjadinya proses pengendapan protein (presipitasi). Presipitasi protein adalah pengendapan yang terjadi karena penggumpalan yang parsial. Presipitasi disebabkan oleh berkurangnya kelarutan protein (perubahan fisik) yang terjadi karena perubahan kimia. Presipitasi



protein



terjadi



karena kemampuan ion garam untuk terhidrasi



sehingga berkompetisi dengan molekul protein dalam mengikat air pengendapan protein dilakukan dengan tujuan memisahkan protein dari monosakarida, oligosakarida, asam amino bebas, nukliotida,dan protein lain yang masih terlarut, proses pengendapan dengan melibatkan pH kosentrasi senyawa organic atau kosentrasi garam dari medium. Presipitasi juga terjadi akibat terganggunya kestabilan koloid yang disebabkan oleh menurunnya muatan elektrostatik protein sehingga gaya gravitasi akan lebih dominan dibandingkan gaya tolak-menolak antar molekul. Kesimpulannya adalah presipitasi protein merupakan fenomena berkurangnya kelarutan suatu protein yang disebabkan oleh perubahan struktur kimia. Dalam hal ini terdapat berbagai percobaan dalam pengendapan protein, yaitu : uji pengendapan protein dengan garam, uji pengendapan protein dengan logam berat, dan uji pengendapan protein dengan alkohol.



B. Prinsip dari Pengendapan Protein Prinsip pengendapan protein adalah berkurangnya kelarutan protein dalam larutan karena air diserap oleh garam. Penambahan garam dilakukan dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi garam yang rendah meningkatkan kelarutan protein karena ion-ion berinteraksi dengan gugus bermuatan pada permukaan protein dan mengganggu dengan kekuatan elektrostatik yang kuat yang disebut proses salting in. Penambahan garam dalam konsentrasi tinggi menyebabkan molekul air yang semula terikat pada permukaan hidrofobik protein kemudian berikatan dengan garam. Semakin banyak molekul air yang berikatan dengan ion-ion garam mengakibatkan protein saling berinteraksi, teragregasi dan mengendap (salting out). Prinsip dari uji pengendapan protein dengan garam adalah pengaruh penambahan garam terhadap kelarutan protein berbeda – beda, tergantung pada konsentrasi dan jumlah muatan ionnya dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ionnya, semakin efektif garam dalam mengendapkan protein. Sedangkan, prinsip dari uji pengendapan protein dengan logam berat adalah sebagian besar protein dapat diendapkan dengan penambahan asam organik seperti asam pikrat, asam trikloroasetat dan asam sulfosalisilat. Penambahan asam – asam menyebabkan terbentuknya garam proteinat yang tidak larut. Kemudian, protein dapat pula mengalami denaturasi irreversible dengan adanya logam – logam berat seperti Cu2+ , Hg2+ , atau Pb2+ sehingga mudah mengendap. Prinsip uji pengendapan oleh alkohol ialah pengendapan protein, protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut organik akan mengurangi konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap air (Winarno 1997). Berdasarkan hasil perobaan, dihasilkan larutan albumin + buffer asetat pH 4.7 + etanol menghasilkan larutan yang sangat keruh dibandingkan larutan yang lain. Hal ini karena buffer asetat memiliki pH 4.7 yang sama dengan pH isolistrik albumin (4.55-4.90) atau dapat dikatakan telah terjadi peristiwa isoelektrik. C. Alat dan bahan reaksi 



Alat



-



Tabung reaksi



- Kertas saring



-



Penjepit tabung



-



Gelas piala



-



Pipet ukur







Bahan



- Corong



- Batang pengaduk



- Penangas air



 Bahan yang digunakan dalam uji pengendapan protein dengan garam dan logam, yaitu: -



Albumin telur



-



Larutan (NH4)2SO4 jenuh



-



HgCl 2%



-



Larutan Pb-asetat 5%



-



Larutan AgNO3 5%



-



Akuades



-



Larutan asam asetat 1M



-



Larutan HCL 1 M



-



Larutan NaOH 1 M



-



Buffer asetat pH 4,7



-



Etanol 95%



D. Prosedur reaksi I.



Prosedur dari uji pengendapan protein dengan logam, sebagai berikut: Sebanyak 1,5 mL albumin lalu ditambhakan 3 tetes larutan HgCl 2% kemudian diuji ulang dengan menggunakan larutan Pb-asetat 5% dan AgNO3 5% dan amati rekasinya.



II.



Prosedur dari uji pengendapan protein dengan garam, sebagai berikut: Larutan protein dijenuhkan sebanyak 5 mL dengan (NH) 2SO4 dengan sedikit ditambahkan garam, kemudian diaduk sampai larutan jenuh dan disaring. Selanjutnya, diuji kelarutan dengan air dan diuji endapan dan filtrat dengan uji Biuret.



III.



Prosedur dari uji pengendapan protein dengan alkohol, sebagai berikut: Disediakan 3 buah tabung reaksi yang beriis larutan campuran yaitu 3 tabung berisi larutan albumin 5 ml dan larutan etanol 95% 6 ml. Tabung 1 diisi 1 ml HCl 0.1 M, tabung 2 diisi 1 ml NaOH 0.1 M dan tabung 3 diisi 1 ml buffer asetat ph 4,7. Kemudian larutan dikocok dan amati perubahannya.



E. Hasil reaksi



Gambar 1. Hasil uji pengendapan dengan logam



Gambar 2. Hasil uji pengendapan oleh garam



Larutan Albumin + HCl + etanol Albumin + NaOH + etanol Albumin + buffer asetat Ph 4,7 + etanol Albumin + etanol



Hasil pengamatan (+/-) (+)



Perubahan warna larutan Agak keruh



(-)



Tidak berwarna



(+++)



Sangat keruh



(++)



Keruh



Gambar 3. Hasil uji pengendapan oleh alkohol



DAFTAR PUSTAKA Andra Vidyarini, Dewi Kumalawati, Rachmawati Irani, F Haerul Wilda, Arika Dita Vilia. 2010. PROTEIN DAN ASAM AMINO. https://www.academia.edu/23593592/laporan_biokimia_tentang_protein_dan_ asam_amino?from=cover_page. Institut Pertanian Bogor. Diakses tanggal 09 Februari 2022. Nurul Marfria, Giga Genggam G, Puspa Julistia P. 2018. PENGENDAPAN, KOAGULASI DAN DENATURASI PADA PROTEIN. https://www.academia.edu/37423523/Laporan_3_Protein_fix_pdf? from=cover_page. Institut Pertanian Bogor. Diaskes tanggal 09 Februari 2022. M Sarip, T.T Nugroho, H Y Teruna. 2014. ISOLASI, UJI AKTIVITAS, DAN AKTIVITAS SPESIFIK ENZIM SELULASE Penicillium sp. LBKURCC27 SEMIMURNI MELALUI PENGENDAPAN (NH4)2SO4. https://media.neliti.com/media/publications/189392-ID-none.pdf. Universitas Riau. Diakses tanggal 09 Februari 2022.



Masdalena Sinaga, Titania T. Nugroho, Andi Dahliaty. 2014. PEMEKATAN ENZIM SELULASE Penicillium sp. LBKURCC20 DENGAN PENGENDAPAN AMONIUM SULFAT 80% JENUH. https://media.neliti.com/media/publications/185106ID-none.pdf. Universitas Riau. Diakses tangga; 09 Februari 2022. Mardiana. 2011. Protein. https://www.slideshare.net/diangibol/protein-14531644. Univeritas Hasanuddin. Diakses tanggal 09 Februari 2022. Rahman Al- Marisa Ayu. 2013. Reaksi Uji Protein. https://www.scribd.com/document/177742755/Reaksi-Uji-Protein. Diakses tanggal 10 Februari 2022.