Pengertian Dan Hakikat Laboratorium - New [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MANAJEMEN LABORATORIUM “PENGERTIAN DAN HAKIKAT LABORATORIUM”



Dosen Pengampu 1: Dr. Drs. Agus Abdul Gani, M.Si Dosen Pengampu 2: Drs. Subiki, M.Kes



Disusun oleh:



Nur Kamila



Izza Afkarina M.



Moh. Andriyan



Rofiatus Diana



160210102037



160210102040



170210102093



170210102099



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2019



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pengertian dan Hakikat Laboratorium” dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Drs. Agus Abdul Gani, M.Si dan Drs. Subiki, M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah manajemen laboratorium yang senantiasa memberikan isi materi yang bermanfaat dalam penyusunan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua anggota kelompok 1 yang telah berkontribusi dalam menyusun makalah ini baik dari segi materi dan kerjasama kelompok. Kemudian, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun makalah ini lebih baik ke depannya.



Jember, 11 Maret 2019



Penyusun



ii



DAFTAR ISI COVER



…………………………………………..



i



KATA PENGANTAR



…………………………………………..



ii



DAFTAR ISI



…………………………………………..



iii



BAB 1. PENDAHULUAN



…………………………………………..



1



1.1



Latar Belakang



…………………………………………..



1



1.2



Rumusan Masalah



…………………………………………..



2



1.3



Tujuan



…………………………………………..



2



1.4



Manfaat



…………………………………………..



2



BAB 2. PEMBAHASAN



…………………………………………..



3



2.1



Pengertian Laboratorium …………………………………….



3



2.2



Hakikat Laboratorium………………………………………..



4



BAB 3. PENUTUP



…………………………………………..



10



3.1



Kesimpulan



…………………………………………..



10



3.2



Saran



…………………………………………..



10



DAFTAR PUSTAKA



…………………………………………..



11



LAMPIRAN



…………………………………………..



12



iii



BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut situs Litbang Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana. Perinciannya adalah sebagai berikut: 1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabotan, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan; 2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Mengingat pentingnya kedudukan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan, maka sangat perlu adanya manajemen sarana dan prasarana yang baik. Sehingga fungsi sarana dan prasarana dapat dijalankan sesuai harapan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan digunakan untuk mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pelaksanaan, dan evaluasi/pengawasan.



Kegiatan



manajemen



ini



meliputi



kegiatan



perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi/pengawasan. Selain itu, kegiatan manajemen sarana dan prasarana juga akan berkaitan dengan dua hal penting, yaitu dokumentasi/inventarisasi, dan pemilihan personil laboratorium. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun siswa untuk berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan



1



serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar. Salah satu hal yang menjadi bagian dari sarana dan prasarana kegiatan sekolah adalah laboratorium. Sama halnya dengan sarana prasarana, laboratorium



dalam



pelaksanaannya



juga



memerlukan



pengelolaan



(manajemen) yang baik. Manajemen laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Sebelum kita mengetahui cara/metode dalam mengelola laboratorium, kita akan mempelajari pengertian dan hakikat laboratorium. Makalah ini disusun untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa keguruan dan ilmu pendidikan terkait pengertian dan hakikat laboratirum sebagai langkah dasar dalam mengenal laboratorium dan mengelolanya sebagai langkah selanjutnya.



1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana pengertian laboratorium? 1.2.2 Bagaimana hakikat laboratorium?



1.3 Tujuan 1.3.1 Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian laboratorium. 1.3.2 Mahasiswa dapat menjelaskan hakikat laboratorium.



1.4 Manfaat 1.4.1 Dapat memberikan pemahaman terkait pengertian laboratorium 1.4.2 Dapat memberikan pemahaman terkait hakikat laboratorium.



2



BAB 2. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Laboratorium Secara etimologi kata “laboratorium” berasal dari kata latin yang berarti “tempat



bekerja”



dan



dalam



perkembangannya



kata



“laboratorium”



mempertahankan kata aslinya yaitu “tempat bekerja”, akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. Laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan percobaan, pengukuran, penelitian, atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains (kimia, fisika, biologi), dan ilmu-ilmu lainnya. Laboratorium bias berupa ruangan yang tertutup seperti kamar atau ruang terbuka seperti kebun dan lain-lain (Assidiq, 2008: 23). Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai (Depdiknas, 2002: 12). Laboratorium adalah tempat sekolompok orang yang melakukan berbagai macam penelitian (riset), pengamatan, pelatihan, dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai maacam disiplin ilmu (Decaprio, 2013: 16). Menurut beberapa ahli, laboratorium memiliki beberapa pengertian sebagai berikut. 1. Menurut W.J.S. Poerwadarminta, dalam kamus umum Bahasa Indonesia mengatakan bahwa: Laboratorium adalah tempat untuk mengadakan percobaan (penyelidikan dan sebagainya) segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan lain sebagainya. Sedangkan laboran adalah orang yang bekerja di laboratorium. 2. Menurut A S Hornby mengatakan bahwa laboratorium adalah ruangan atau bangunan yang digunakan untuk penelitian atau eksperimen, pengujian dan lainnya.



3



3. Manurut kamus Cambrige advenced Leaner’s Dictionary, laboratorium adalah ruangan atau bangunan dengan peralatan ilmiah untuk digunakan melakukan tes atau pengujian ilmu pengetahuan atau tempat dimana bahan-bahan kimia di produksi. 4. Menurut Dr. Abdul kahfi Assidiq dalam kamus biologi , laboratorium adalah ruang kerja khusus untuk percobaan ilmiah dengan dilengkapi perlatan tertentu. 5. Menurut Nuryani R. Menyatakan bahwa laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan (Kertiasa, 2006: 16). Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan, eksperimen, penyelidikan, dan sebagainya guna membuktikan antara teori dan praktik sehingga dapat memberikan pemahaman kepada praktikan dalam memahami berbagai disiplin ilmu dengan dilengkapi sarana dan prasana yang menunjang di dalamnya. 2.2 Hakikat Laboratorium Laboratorium memiliki peranan yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Sekarwinahyu dalam Modul 1 UT mengatakan bahwa laboratorium merupakan lingkungan vital dimana sains dipraktekkan. Siswa membutuhkan laboratorium dalam berbagai kegiatan sains. Pengetahuan tidak serta merta didapatkan hanya melalui pembelajaran dikelas saja, dibutuhkan suatu praktek langsung guna merangsang daya kreatif dan sikap kritis yang dilakukan melalui pemecahan permasalahan sederhana yang dilakukan dalam kegiatan laboratorium. Laboratorium dapat berupa ruang yang didesain khusus dengan segala perlengkapan yang menunjang proses kegiatan sains. Mengingat peranan laboratorium sebagai tempat riset ilmiah eksperimen, pengukuran atau pelatihan ilmiah, keberadaan manajemen laboratorium harus benar diperhatikan. Semua hal yang berkaitan dengan desain tempat, peralatan dan perlengkapan, administrasi dan pemeliharaan laboratorium harus benar-benar diperhatikan.



4



Kegiatan laboratorium merupakan kegiatan yang sangat penting untuk diterapkan pada siswa. Melalui kegiatan laboratorium siswa dapat memperoleh pengalaman memecahkan masalah yang akan melatih sikap kritis dan kreatif siswa. Adapun aspek-aspek yang dapat ditingkatkan pada siswa melalui kegiatan laboratorium adalah sebagai berikut : 1.



Keterampilan proses, yaitu mengamati, mengukur, memanipulasi obyek fisik.



2.



Keterampilan menganalisis, seperti bernalar, berpikir deduktif dan berpikir kritis.



3.



Keterampilan berkomunikasi, yaitu mengorganisasikan informasi dan menulis laporan



4.



Konseptualisasi dan fenomena ilmiah. Aspek-aspek seperti disebutkan diatas akan didapatkan melalui kegiatan



laboratorium. Kegiatan laboratorium dapat berupa penelitian ilmiah, pengukuran dan atau pelatihan ilmiah. Melalui kegiatan tersebut akan terbentuk suatu pengalaman belajar yang sangat penting dalam proses peningkatan pemahaman pengetahuan dan sikap ilmiah siswa. Laboratorium menjadi salah satu tempat penting yang keberadaannya sangat dibutuhkan



disekolah.



Keberadaan



Laboratorium



akan



menunjang



bagi



terlaksananya kegiatan praktikum yang bermanfaat pada peningkatan sikap ilmiah siswa. The National Science Teachers Association (NSTA) memberikan rekomendasi tentang laboratorium sains untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, sebagai berikut: a. Tingkat Sekolah Menengah Pertama 1. Semua mata pelajaran sains pada tingkat Sekolah Menengah Pertama harus memberikan pengalaman laboratorium pada semua siswa, sehingga siswa mendapatkan manfaat dari pengalaman laboratorium tersebut. Berdasarkan pernyataan



tersebut



dapat



dipahami



jika



keberadaan



laboratorium



merupakan suatu hal yang harus dihadirkan disetiap sekolah. Keberadaan laboratorium akan menjadi sarana atau wadah bagi siswa dalam



5



mewujudkan pengalaman yang diterapkan secara langsung melalui kegiatan laboratorium. Berdasarkan kegiatan laboratorium yang dikerjakan akan didapat pengalaman yang bermanfaat guna peningkatan pengetahuan dan sikap ilmiah siswa. 2. Minimum dari 80% waktu pengajaran sains harus memberikan pengalaman yang berkaitan dengan laboratorium. Pengajaran teoritis akan kurang berarti jika tidak didampingi dengan pembelajaran faktual yang dikaitkan dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Siswa akan lebih memahami materi jika diberikan pengalaman belajar yang menarik. 3. Walaupun simulasi komputer dan demonstrasi guru merupakan hal yang bernilai, namun sebaiknya tidak menjadi pengganti aktivitas laboratorium. Kurikulum 2013 menekankan pada keaktifan siswa dan peningkatan sikap ilmiah siswa. Kegiatan dilaboratorium akan menunjang bagi daya aktif siswa dalam pemecahan masalah dan peningkatan sikap ilmiah siswa. Apabila siswa hanya menerima materi yang diberikan guru, maka peran aktif siswa akan kurang menonjol dalam pembelajaran. Oleh karena sangat dibutuhkan aktivitas pembelajaran laboratorium. 4. Investigasi hendaknya relevan dengan isu sosial dalam sains dan teknologi yang sedang “hangat”. Setiap kegiatan laboratorium yang dilakukan alangkah lebih baiknya jika selalu disesuaikan dengan fenomena yang terjadi disekitar. Permasalahan baru yang diangkat dalam topik pemecahan masalah di laboratorium akan lebih bermanfaat dan lebih menarik untuk dipelajari. 5. Pada sekolah yang melaksanakan team teaching, topik-topik sains hendaknya terintegrasi dengan mata pelajaran lain. Pembelajaran yang bermanfaat terjadi apabila saling terintegrasi antar mata pelajaran satu dengan pelajaran lain. Pengetahuan yang disajikan saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain. 1.



Evaluasi dan penilaian prestasi siswa dalam sains harus menggambarkan keseluruhan pengalaman siswa, khususnya kegiatan laboratorium. Penilaian yang dilakukan terhadap siswa dilakukan melalui beberapa aspek yang ada,



6



baik pada saat proses pembelajaran di kelas maupun pembelajaran di laboratorium. 2.



Kegiatan laboratorium dalam sains harus di tekankan pada review profesional yang terus menerus/berkelanjutan.



3.



Dana yang memadai untuk fasilitas, peralatan dan persediaan harus disediakan untuk mendukung aktivitas laboratorium. Kelengkapan sarana dan prasaran laboratorium merupakan suatu faktor pendukung bagi terlaksananya kegiatan laboratorium yang baik. Oleh karena itu diperlukan dana yang memadai untuk mewujudkan hal tersebut.



4.



Pelatihan keamanan laboratorium hendaknya diberikan pada guru. Peralatan keamanan yang diperlukan, seperti kacamata pengaman, pemadam api, dan pencuci mata harus tersedia dan terpelihara. Keselamatan dan Keamanan Kerja Laboratorium menjadi salah satu hal yang sangat penting diperhatikan pada kegiatan laboratorium. Guru, laboran dan pihak lain yang ikut serta dalam pelaksana kegiatan laboratorium terlebih dahulu harus mendapat pelatihan agar dapat mengajarkannya pada siswa.



5.



Berdasarkan sifat dari kegiatan sains pada tingkat sekolah menengah pertama, guru sebaiknya tidak berbagi laboratorium dengan guru lain. Kombinasi ruang laboratorium sains sebaiknya digunakan hanya oleh satu orang guru. Ruangan ini sebaiknya memiliki minimal satu komputer yang tetap.



6.



Asisten laboratorium yang kompeten sebaiknya ada untuk membantu persiapan laboratorium. Hal ini merupakan pengalaman yang berharga bagi siswa dan membantu meringankan tugas guru dalam mempersiapkan dan merapikan kegiatan laboratorium.



7.



Jumlah siswa yang terlibat dalam kegiatan laboratorium untuk masing-masing kelas sebaiknya tidak melebihi 24 orang. Siswa dan guru harus memiliki akses yang dekat untuk menjadikan lingkungan belajar yang aman dan efektif.



7



b. Tingkat Sekolah Menengah Atas 1. Semua mata pelajaran sains di Sekolah Menengah Atas harus memberikan pengalaman laboratorium bagi semua siswa. Pengalaman harus diberikan bagi siswa yang tidak mungkin berpartisipasi dalam aktivitas laboratorium yang khusus. 2. Minimum dari 40 persen waktu pengajaran sains sebaiknya diberikan kegiatan yang berkaitan dengan laboratorium. Walaupun simulasi komputer dan demonstrasi guru merupakan hal yang bernilai, namun sebaiknya tidak menjadi pengganti aktivitas laboratorium. 3. Investigasi sebaiknya relevan dengan isu sosial dalam sains dan teknologi yang sedang hangat. 4. Evaluasi dan penilaian siswa dari sains harus menggambarkan pengalaman laboratorium. Semua pengalaman siswa dalam sains harus diukur dengan program ujian. 5. Kegiatan laboratorium dalam sains perlu ditekankan pada reviu profesional yang terus menerus. 6. Dana yang memadai untuk fasilitas, peralatan, persediaan, dan manajemen pembuangan yang tepat harus disediakan untuk mendukung pengalaman laboratorium. Peralatan dan fasilitas harus dipelihara dan diperbaharui secara reguler. Persediaan pengajaran yang khusus harus disediakan dalam jumlah yang mencukupi di mana siswa memiliki pengalaman langsung. Untuk beberapa aktivitas, dana untuk pengalaman lapangan harus dimasukkan dalam anggaran. 7. Sains harus diajarkan dalam suatu ruang yang ditujukan khusus untuk kelas sains dengan ketetapan untuk aktivitas laboratorium. Persiapan peralatan yang aman dan baik bagi siswa dan guru harus disediakan. Ruang penyimpanan yang memadai untuk peralatan dan persediaan, meliputi area ruang penyimpanan yang terpisah untuk materi yang memiliki potensial membahayakan.



Pertimbangan



khusus



sebaiknya



diberikan



untuk



meyakinkan keamanan laboratorium bagi guru dan siswa. Akomodasi juga harus dibuat untuk komputer dan peralatan elektronik lain untuk



8



memudahkan akses bagi siswa menggunakan peralatan tersebut sebagai alat laboratorium. 8. Petugas yang kompeten sebaiknya ada untuk membantu persiapan dalam kegiatan laboratorium, mulai dari menyiapkan dan merapikan kembali, memelihara hubungan komunikasi, pencarian sumber, dan pelayanan dukungan yang lain. 9. Tidak lebih dari dua persiapan yang berbeda hendaknya dilakukan guru untuk masa akademik lain. Pengembangan, implementasi, dan evaluasi dari aktivitas laboratorium yang efektif, guru memerlukan waktu yang luas. 10. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan laboratorium sebaiknya tidak melebihi 24 orang. Siswa harus memiliki akses yang cepat dengan guru agar tersedia lingkungan belajar yang aman dan efektif.



Edgar Dale mengklasifikasi pengalaman belajar mulai dari hal-hal yang paling konkrit sampai hal-hal yang paling abstrak. Sehingga dalam memberikan pemahaman pada siswa diperlukan metode praktikum. Berikut alasan pentingnya kegiatan praktikum: 1. Praktikum membangkitkan motivasi belajar sains. 2. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen. 3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. 4. Praktikum dapat menunjang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Pengalaman belajar yang diperoleh siswa melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari adalah suatu pengalaman langsung. Semakin konkret peserta didik mempelajari bahan pelajaran maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh. Dalam teori belajar apabila disebutkan bahwa tahap dimulai dari penguasaan kemampuan mulai dari mengetahui, memahami, dan menguasai (Sanjaya, 2007: 165).



9



BAB 3. PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.1.1 Laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan,



eksperimen,



penyelidikan,



dan



sebagainya



guna



membuktikan antara teori dan praktik sehingga dapat memberikan pemahaman kepada praktikan dalam memahami berbagai disiplin ilmu dengan dilengkapi sarana dan prasana yang menunjang di dalamnya. 3.1.2 Hakikat laboratorium adalah laboratorium berperan dalam proses pembelajaran siswa. Pada dasarnya, pengetahuan tidak serta merta didapatkan hanya melalui pembelajaran dikelas saja, dibutuhkan suatu praktek langsung guna merangsang daya kreatif dan sikap kritis yang dilakukan melalui pemecahan permasalahan sederhana yang dilakukan dalam kegiatan di laboratorium.



3.2 Saran Sebaiknya dalam penyusunan makalah diperlukan banyak referensi untuk memperkuat isi makalah. Sehingga pembaca dapat mengerti isi makalah secara keseluruhan. Pembaca juga diharapkan memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun makalah ini menuju arah yang lebih baik.



10



DAFTAR PUSTAKA Assidiq, Abdul Kahfi. 2008. Kamus Biologi. Yogyakarta: Panji Pustaka. Decaprio, Richard. 2013. Tips Mengelola Lab Sekolah. Yogyakarta: Diva Press. Depdiknas, 2002. SPTK-21. Jakarta: Depdiknas. Kertiasa, N. 2006. Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. Bandung: Pudak Scientific. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sekarwinahyu, Mestika. PEPA4201/MODUL 1



2001.



Pengelolaan



Laboratorium



IPA.



Sutara, T & Sahromi, M. 1999. Pengelolaan Laboratorium. Jakarta: Universitas Terbuka.



11