Pengertian Etika [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDAHULUAN Dalam pergaulan hidup bermasyarakat diperlukan suatu aturan yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bertingkah dan berperilaku sehingga manusia bisa saling memahami dan saling menghormati antar sesama. Manusia tidak luput dari kata bertingkah ataupun berperilaku, karena setiap gerak-gerik dan pekerjaan seseorang memiliki nilai standar atau norma tertentu, untuk dikategorikan seagai perilaku yang baik ataupun buruk. Maka dari itu tidak jarang kita mengenal kata etika dalam suatu kegiatan yang dikerjakan manusia. Etika sering kita dengar sebagai kata kaidah moral ataupun akhlaq. Dalam konteks pendidikan semua komponen pendidikan memiliki kode etik atau standar nilai tertentu untuk menentukan kelayakan atau perilaku pasti yang seharusnya diterapkan dalam melaksanakan proses pendidikan. Istilah etika kurang dipakai lebih-lebih oleh orang awam ataupun mereka yang mengenyam pendidikan bahkan belum memahami secara pasti dan mengetahui hakikat dari makna etika itu sendiri apalagi entuk dan macam-macam etika. Maka dari sini pemakalah ingin mengulas sedikit pengertian tentang hakikat etika mulai dari pengertian atau definisi, macam-macam etika, penilaian etika serta nila-nilai etika dengan tujuan agar kita semua dapat memahami dengan baik apa itu etika macam-macam etika dan agaimana penilaian serta nila-nilai etika yang akan dibahas dalam makalah ini.



1



PEMBAHASAN A.



Pengertian Etika Etika pada hakikatnya dapat membantu manusia dalam mengarahkan



perilaku yang seharusnya dilakukan kepada arah yang lebih baik untuk menyesuaikan dengan standar perilaku yang seharusnya diterapkan agar terlaksana sesuai dengan tujuan dan harapan yang direncanakan. Disinilah peran etika dalam membatasi dalam setiap tindakan yang diambil oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat dna bergaul sehari-hari. Adapun pengertian etika secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan, tempat yang baik. Ethikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang baik. Kata “etika” dibedakan dengan kata “etik” dan “etiket”. Kata etik berarti kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.1 Sedangkan secara terminologis etika berarti pengetahuan yang membahas baik-buruk atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia.2 Sebelum menyimpulkan kepada pembahasan dari pengertian etika, ada beberapa pengertian etika yang dikemukakan oleh para ahli terkait definisi etika diantaranya ialah: - Adapun menurut Burhanuddin Salam, etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana yang jahat. Istilah lain dari etika, yaitu moral, asusila, budi pekerti, akhlak. Etika dalam bahasa arab disebut 1 Abd Haris, Pengantar Etika Islam (Sidoarjo: Al-Afkar, 2007) hal: 3 2 Ibid, hal: 3 2



akhlak, merupakan jamak dari kata khuluq yang berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat, watak, adab, dan agama.3 - Suhrawadi K.Lubis mengungkapkan bahwa etika merupakan aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, dapat berarti pula normanorma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.4 - Menurut Ki Hajar Dewantara didefinisikan bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan dan keburukan didalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan, sampai mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan.5 Dari beberapa pengertian yang tercantum diatas maka dapat pemakalah dapat menyimpulkan bahwa pengertian etika ialah merupakan suatu nilai ataupun kualitas dalam standar penilaian moral yang mencangkup benar salah, ataupun baik buruk. B.



Macam-Macam Etika Ada dua macam etika yang harus kita pahami dalam menentukan baik



dan buruknya manusia dalam berperilaku: 6 1. Etika deskriptif Etika deskriptif yaitu Etika ini menggambarkan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat kebiasaan; asumsi-asumsi mengenai baik dan buruk; tentang yang boleh dan tidak boleh. Etika 3 Muhammad Alfan, Filsafat Etika Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011) hal: 17 4 Herwina Bahar, Etika dan Profesi Kependidikan, Tangerang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2016) hal: 23 5 Rosita Febriani dan Afred Suci, 6 Ondi Saondi, Etika Profesi dan Keguruan (Bandung: Reflika Aditama, 2010) hal: 89 3



ini



hanya



menggambarkan



dan



tidak



memberikan



penilaian.



Contohnya: mendeskripsikan adat memasak babi pada suku di Papua, namun tidak menghakimi bahwa adat tersebut salah bagi suku/agama lainnya. 2. Etika Normatif Etika normatif yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai dalam hidup. Pada tahapan ini maka etika normatif tidak hanya mengemukakan fakta/deskripsi, namun juga sudah melakukan penilaian (judging) apakah ia menerima atau menolak suatu nilai atas dasar pertimbangan moral dan prinsipprinsip etis. Contohnya, praktek prostitusi terselubung yang dilakukan di wilayah Gunung Kemukus mungkin sudah dipandang wajar dan tidak melanggar etika tempatan karena banyak kelompok yang memandang praktek tersebut sebagai bagian dari adat kebiasaan. Namun dari sisi etika normatif, maka praktek ini bisa dinilai salah dan tidak sejalan dengan norma lain yang lebih besar yaitu ketertiban umum dan agama, serta berbahaya bagi potensi menyebarnya penyakit menular seksual. Kelompok ini mendasarkan diri pada sifat hakiki kesusilaan bahwa di dalam perilaku serta tanggapan- tanggapan kesusilaannya, manusia menjadikan norma-norma kesusilaan sebagai panutannya. Etika menetapkan bahwa manusia memakai norma-norma sebagai panutannya, tetapi tidak memberikan tanggapan mengenai kelayakan ukuran-ukuran kesusilaan. Sah atau tidaknya norma- norma tetap tidak dipersoalkan yang di perhatikan hanya berlakunya.7 Etika normatif tidak dapat sekedar melukiskan susunan susunan formal kesusilaan. Ia menunjukkan prilaku manakah yang baik dan 7 Ibid, hal: 10 4



prilaku manakah yang buruk. Yang demikian ini kadang- kadang yang disebut ajaran kesusilaan, etika normatif memperhatikan kenyataankenyataan, yang tidak dapat di tangkap dan diverifikasi secara empirik.8 C. Penilaian Etika Etika dalam implementasinya dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi pedoman perilaku bagaimana seseorang menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup sejalan dengan kaidah norma yang berlaku pada kelompok dimana ia berada. Norma sendiri merupakan suatu nilai yang mengatur dan memberikan pedoman bagi setiap orang atau masyarakat dalam berperilaku, dimana norma atau kaidah merupakan standar yang harus dipatuhi dalam kelompok tertentu (Soekanto, 1989:7). Etika pada akhirnya membantu untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu dipahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan. Dalam menilai etika, maka berlaku sistem yang mengaturnya diantaranya adalah sebagai berikut: a. Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik atau jahat, susila atau tidak susila. b. Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih berupa anganangan, cita-cita, niat hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan nyata. c. Tingkat pertama: semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih berupa rencana dalam hati, niat. Tingkat kedua: setelah lahir



8 Ibid H.12-13 5



menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti. Tingkat Ketiga: akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau buruk.9 D. Nilai-Nilai Etika



PENUTUP A.



KESIMPULAN



9 http://eprints.undip.ac.id/4907/1/Etika_Profesi.pdf 6



DAFTAR PUSTAKA



7