Pengertian Skala Likert [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengertian Skala Likert dan Contoh Cara Hitung Kuesionernya April 11, 2017 Editor Choizes



Apa itu Skala Likert? Pengertian atau defenisi Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Skala ini merupakan suatu skala psikometrik yang biasa diaplikasikan dalam angket dan paling sering digunakan untuk riset yang berupa survei, termasuk dalam penelitian survei deskriptif. Penggagas dan pencipta skala likert adalah Rensis Likert asal Amerika Serikat yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.



Dalam pengukuran bidang pendidikan, skala Likert juga sering digunakan, selain juga skala Guttman, semantik Diferensial, Rating scale, dan skala Thurstone. Dalam penggunaan skala Likert, terdapat dua bentuk pertanyaan, yaitu bentuk pertanyaan positif untuk mengukur skala positif, dan bentuk pertanyaan negatif untuk mengukur skala negatif. Pertanyaan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1; sedangkan bentuk pertanyaan negati diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5 atau -2, 1, 0, 1, 2. Bentuk jawaban skala Likert antara lain: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan tidak setuju. Selain itu, jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert bisa juga mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata



antara lain: Sangat Penting (SP), Penting (P), Ragu-ragu (R), Tidak Penting (TP), Sangat Tidak Penting (STP).



Pengertian dan Prosedur Membuat Skala Likert



Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan “netral” tak tersedia. Mengutip dari buku Nazir M. “Metode Penelitian”, Ghalia Indonesia; Bogor; tahun 2005, dalam membuat skala Likert, ada beberapa langkah prosedur yang harus dilakukan peneliti, antara lain: 1. Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak, memiliki relevansi dengan masalah yang sedang diteliti, dan terdiri dari item yang cukup jelas disukai dan tidak disukai. Home Penelitian Pengertian Skala Likert Dan Contoh Cara Hitung Kuesionernya



Pengertian Skala Likert dan Contoh Cara Hitung Kuesionernya April 11, 2017 Editor Choizes



Apa itu Skala Likert? Pengertian atau defenisi Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Skala ini merupakan suatu skala psikometrik yang biasa diaplikasikan dalam



angket dan paling sering digunakan untuk riset yang berupa survei, termasuk dalam penelitian survei deskriptif. Penggagas dan pencipta skala likert adalah Rensis Likert asal Amerika Serikat yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.



Dalam pengukuran bidang pendidikan, skala Likert juga sering digunakan, selain juga skala Guttman, semantik Diferensial, Rating scale, dan skala Thurstone. Dalam penggunaan skala Likert, terdapat dua bentuk pertanyaan, yaitu bentuk pertanyaan positif untuk mengukur skala positif, dan bentuk pertanyaan negatif untuk mengukur skala negatif. Pertanyaan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1; sedangkan bentuk pertanyaan negati diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5 atau -2, -1, 0, 1, 2. Bentuk jawaban skala Likert antara lain: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan tidak setuju. Selain itu, jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert bisa juga mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa katakata antara lain: Sangat Penting (SP), Penting (P), Ragu-ragu (R), Tidak Penting (TP), Sangat Tidak Penting (STP).



Pengertian dan Prosedur Membuat Skala Likert



Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan “netral” tak tersedia. Mengutip dari buku Nazir M. “Metode Penelitian”, Ghalia Indonesia; Bogor; tahun 2005, dalam membuat skala Likert, ada beberapa langkah prosedur yang harus dilakukan peneliti, antara lain: 1. Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak, memiliki relevansi dengan masalah yang sedang diteliti, dan terdiri dari item yang cukup jelas disukai dan tidak disukai. 2. Kemudian item-item itu dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti. 3. Responden di atas diminta untuk mengecek tiap item, apakah ia menyenangi (+) atau tidak menyukainya (-). Respons tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberi skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk memberikan angka 5 untuk yang tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah atau sebaliknya. Yang penting adalah konsistensi dari arah sikap yang diperlihatkan. Demikian juga apakah jawaban “setuju” atau “tidak setuju” disebut yang disenangi, tergantung dari isi pertanyaan dan isi dari itemitem yang disusun. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti: 



Pertanyaan Positif (+) Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali) Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurang Skor 3. Netral / Cukup Skor 4. (Setuju/Baik/suka) Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka)







Pertanyaan Negatif (-) Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka) Skor 2. (Setuju/Baik/suka) Skor 3. Netral / Cukup Skor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurang Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)



4. Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing item dari individu tersebut. 5. Respon dianalisis untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata batasan antara skor tinggi dan skor rendah dalam skala total. Misalnya, responden pada upper 25% dan lower 25% dianalisis untuk melihat sampai berapa jauh tiap item dalam kelompok ini berbeda. Item-item yang tidak menunjukkan beda yang nyata, apakah masuk dalam skortinggi atau rendah juga dibuang untuk mempertahankan konsistensi internal dari pertanyaan.



Contoh Kasus Penghitungan Menggunakan Skala Likert Sekolompok tim mahasiwa gizi sedang melakukan uji organoleptik (pengujian terhadap bahan makanan berdasarkan kesukaan) sebuah produk dengan menggunakan skala Likert. Aspek yang akan diukur dalam uji organoleptik tersebut adalah cita rasanya. Ada 100 responden atau panelis yang memberikan jawaban dari angket yang diberikan. Berikut rangkuman hasil penilaian 100 responden tersebut.     



Responden yang menjawab sangat suka (skor 5) berjumlah 8 orang Responden yang menjawab suka (skor 4) berjumlah 14 orang Responden yang menjawab netral (skor 3) berjumlah 21 orang Responden yang menjawab tidak suka (skor 2) berjumlah 31 orang Responden yang menjawab sangat tidak suka (skor 1) berjumlah 26 orang



Rumus: T x Pn T = Total jumlah responden yang memilih Pn = Pilihan angka skor Likert      



Responden yang menjawab sangat suka (5) = 8 x 5 = 40 Responden yang menjawab suka (4) = 14 x 4 = 56 Responden yang menjawab netral (3) = 21 x 3 = 63 Responden yang menjawab tidak suka (2) = 31 x 2 = 62 Responden yang menjawab sangat tidak suka (1) = 26 x 1 = 26 Semua hasil dijumlahkan, total skor = 247



Interpretasi Skor Perhitungan Agar mendapatkan hasil interpretasi, terlebih dahulu harus diketahui skor tertinggi (X) dan skor terendah (Y) untuk item penilaian dengan rumus sebagai berikut:



Y = skor tertinggi likert x jumlah responden X = skor terendah likert x jumlah responden Jumlah skor tertinggi untuk item “Sangat Suka” adalah 5 x 100 = 500, sedangkan item “Sangat Tidak Suka” adalah 1 x 100 = 100. Jadi, jika total skor penilaian responden diperoleh angka 247, maka penilaian interpretasi responden terhadap cita rasa produk tersebut adalah hasil nilai yang dihasilkan dengan menggunakan rumus Index %.



Rumus Index % = Total Skor / Y x 100 Pra Penyelesaian Sebelum menyelesaikannya kita juga harus mengetahui interval (rentang jarak) dan interpretasi persen agar mengetahui penilaian dengan metode mencari Interval skor persen (I). Rumus Interval I = 100 / Jumlah Skor (Likert) Maka = 100 / 5 = 20 Hasil (I) = 20 (Ini adalah intervalnya jarak dari terendah 0 % hingga tertinggi 100%) Berikut kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval:     



Angka 0% – 19,99% = Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali) Angka 20% – 39,99% = Tidak setuju / Kurang baik) Angka 40% – 59,99% = Cukup / Netral Angka 60% – 79,99% = (Setuju/Baik/suka) Angka 80% – 100% = Sangat (setuju/Baik/Suka)



Penyelesaian Akhir = Total skor / Y x 100 = 247 / 500 x 100 = 49.4 %, berada dalam kategori “Cukup/Netral”



Keunggulan dan Kelemahan Skala Likert



Contoh Tabel Skala Likert Ada beberapa skala pengukuran yang dapat digunakan dalam merancang skala pengukuran pada penelitian perilaku misalnya skala thurstone, guttman, dan likert. Skala thurstone dapat digunakan untuk menduga preferensi individu dengan menggunakan nilai frekuensi responnya. Posisi dari butir-butir pertanyaan dapat diperoleh dengan mengambil rataan dari persentil sebaran normal baku berdasarkan proporsi preferensi responden terhadap sebuah butir pertanyaan (Lipovetsky 2007). Skala guttman menggunakan skala kumulatif dimana jika individu setuju pada butir pertanyaan tertentu, maka individu tersebut juga setuju pada semua butir pertanyaan lain yang lebih lemah (pertanyaan sebelumnya). Skala guttman jarang dipakai peneliti karena membutuhkan upaya yang lebih gigih untuk mendapatkan butir-butir pertanyaan yang valid (Uhlaner 2002). Skala yang paling mudah digunakan adalah skala likert. Skala likert menggunakan beberapa butir pertanyaan untuk mengukur perilaku individu dengan merespon 5 titik pilihan pada setiap butir pertanyaan, sangat setuju,



setuju, tidak memutuskan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Likert 1932). Kemudahan penggunaan skala likert menyebabkan skala ini lebih banyak digunakan oleh peneliti.



Skala Likert dianggap lebih baik dari skala Thurstone 1. Skala Likert lebih mudah membuatnya dibanding skala Thurstone. Selain itu, Skala Likert mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi dibandingkan dengan skala Thurstone untuk jumlah item yang sama. Makin banyak jumlah item, maka makin kurang reliabilitasnya. Skala Likert dapat memperlihatkan item yang dinyatakan dalam beberapa respons alternatif (SS=sangat setuju, S=setuju,R=ragu-ragu, TS=tidak setuju, STS=sangat tidak setuju). Sedangkan skala Thurstone hanya membuka dua alternatif saja. 2. Dalam menyusun skala, item-item yang tidak jelas menunjukkan hubungan dengan sikap yang sedang diteliti masih dapat dimasukkan ke dalam skala. Dalam menyusun skala Thurstone, yang dimasukkan hanya item-item yang telah disetujui bersama dan jelas berhubungan dengan sikap yang ingin diteliti saja yang dapat dimasukkan. 3. Skala Likert dapat memberikan keterangan yang lebih jelas dan nyata tentang pendapatan atau sikap responden tentang isu yang dipertanyakan karena jangka responsi yang lebih besar.



Kelemahan Skala Likert 1. Skala Likert hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat membandingkan berapa kali satu individu lebih baik dari individu yang lain. Hal ini karena ukuran yang digunakan adalah ukuran ordinal. 2. Kadang kala total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, karena banyak pola respons terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama. Adanya kelemahan di atas sebenarnya dapat dipikirkan sebagai error dari respons yang terjadi. Nah, demikian sekilas gambaran mengenai pengertian, contoh hitungan, dan keunggulan skala Likert yang digunakan dalam penelitian. Semoga tulisan yang dirangkum dari berbagai sumber ini dapat menambah wawasan anda. Jika bermanfaat, jangan lupa shareke teman-teman anda di media sosial.



Home Penelitian Download Contoh Kuesioner, Lengkap Dengan Penjelasan



Download Contoh Kuesioner, Lengkap dengan Penjelasan April 13, 2017 Editor Choizes



Dalam setiap penelitian dan riset, data merupakan bagian yang terpeting. Untuk memperoleh dan mengumpulkan data, ada beragam cara dan teknik yang bisa dilakukan, salah satunya dengan mengggunakan angket atau kuesioner. Angket (Kuesioner)adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi atau mengajukan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden. Angket atau kuesioner tersebut diisi oleh para responden sesuai dengan yang mereka kehendaki (kehendaki) secara independen (tanpa paksaan). Jenis kuisioner ditentukan oleh metode penelitian yang digunakan. Untuk penelitian kualitatif, informasi yang ingin didapatkan mayoritas adalah informasi yang lebih mendalam sehingga kuisioner yang diperlukan adalah kuisioner yang dapat mengeksplorasi jawaban responden.



Untuk penelitian kuantitatif, informasi yang ingin didapatkan mayoritas adalah informasi yang menyebar, sehingga jumlah responden yang dibutuhkan besar dan pertanyaanpertanyaan dalam kuisioner dirancang agar cepat dan mudah dijawab oleh responden. Angket atau kuesioner merupakan instrumen dari penelitian kuantitatif yang disimpulkan dalam bentuk kualitatif. Kelebihan penggunaan angket atau kuesioner dalam sebuah proses pengumpulan data penelitian atau riset, antara lain: cepat, mudah, kerahasiaan terjamin, terstandar, dan peneliti tidak perlu hadir.



Penggunaan Angket Kuesioner Penggunaan angket tidak bisa digunakan dalam sembarang penelitian dan survey. Instrumen angket dalam penelitian dapat diterapkan jika memenuhi persyaratan atau kondisi berikut: Responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Responden dapat dipercaya. Jumlah responden banyak. Waktu penelitian singkat/pendek. Lokasi penelitian luas. Hal ini berarti bahwa Angket dapat diaplikasikan dalam sebuah penelitian atau riset jika pengisi angket (responden) merupakan orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, maka seorang responden harus dapat dipercaya, sehingga tidak mengisi angket atau memberkan jawaban yang asal asalan karena tidak mengerti tentang masalah/pertanyaan yang diajukan. Semakin banyak jumlah responden yang mengisi angket (memenuhi kuota yang diinginkan), maka data yang bisa disimpulkan makin akurat. Pertanyaan pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner / angket sebisa mungkin harus singkat, padat dan jelas.     



Pertanyaan pada Kuesioner (Angket)



Jenis pertanyaan yang ada di dalam kuisioner sangat bergantung pada variabel-variabel yang hendak diukur dalam penelitian. Jenis pertanyaan juga sangat dipengaruhi oleh jenis metode penelitian yang digunakan. Untuk penelitian yang kualitatif maka lebih banyak pertanyaan-pertanyaan terbuka, bahkan hampir semua open question. Untuk penelitian yang kuantitatif maka lebih banyak pertanyaan-pertanyaan tertutup, atau bisa gabungan terbuka dan tertutup. Untuk penelitian kuantitatif sebaiknya jenis pertanyaan yang diberikan dalam bentuk kalimat lengkap dengan struktur kalimat yang benar agar tidak membingungkan responden. Jawaban yang disediakan harus mutually exklusif dan exhaustive, artinya seluruh jawaban yang disediakan memenuhi seluruh kriteria jawaban yg disediakan responden, dan tidak ada responden yg ada dalam dua kriteria atau lebih (terkecuali peneliti mengijinkan responden memilih lebih dari satu jawaban)Pada umumnya, jenis pertanyaan yang dicantumkan dalam sebuah kuesioner atau angket menyangkut tiga hal berikut ini:



1. Pertanyaan tentang pendapat (opini), yakni berkaitan dengan perasaan dan sikap responden terhadap suatu hal. 2. Pertanyaan tentang persepsi diri, yaitu menyangkut bagaimana cara responden menilai sesuatu tentang perilakunya sendiri. Yaitu dalam hubungannya dengan orang lain atau lingkungan. 3. Pertanyaan tentang fakta menyangkut data nyata dari seorang responden, misalnya mengenai agama, pendidikan, umur, jumlah penghasilan, jenis kelamin, dan sejenisnya. Selain itu, informasi yang diketahui oleh responden juga dikategorikan dalam fakta.



Beberapa hal penting yang wajib diperhatikan saat membuat pertanyaan kuesioner Saat menyusun pertanyaan pada angket/kuesioner, ada 5 poin penting yang harus diperhatikan, yaitu:    







Hindari menggunakan pertanyaan yang mengandung isitlah atau kata-kata sulit (asing). Jangan membuat pertanyaan yang bersifat ambigu, samar-samar, atau dipersepsikan berbeda bagi tiap responden. Jangan mencantumkan pertanyaan yang bersifat terlalu umum (general) Jangan menyusun pertanyaan yang mengandung sugesti (pengaruh) atau mengandung presumasi. Pertanyaan presumasi adalah pertanyaan yang berstandar kepada anggapan bahwa responden termasuk dalam kategori yang mempunyai sifat ingin ditanyakan, ataupun responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang kelompok yang ingin ditanyakan. Hindarkan mengajukan pertanyaan yang menghendaki ingatan karena data yang diperoleh bisa tidak akurat.



Item jawaban yang disediakan harus sesuai ukuran variabel yang sedang dicari. Apabila skala data yang diinginkan adalah skala nominal maka item jawabannya juga harus berskala nominal, demikian juga dengan skala ordinal. Apabila skala data yang diinginkan adalah skala interval atau rasio maka pertanyaannya harus berbentuk pertanyaan terbuka. Hati-hati dalam memberikan pertanyaan yang mengandung suatu ukuran frekuensi, misalnya sering, jarang, kadang-kadang Item yang disediakan harus netral dan balanced, sehingga tidak mengarahkannya untuk menjawab jawaban tertentu. Home Penelitian Download Contoh Kuesioner, Lengkap Dengan Penjelasan



Download Contoh Kuesioner, Lengkap dengan Penjelasan April 13, 2017 Editor Choizes



Dalam setiap penelitian dan riset, data merupakan bagian yang terpeting. Untuk memperoleh dan mengumpulkan data, ada beragam cara dan teknik yang bisa dilakukan, salah satunya dengan mengggunakan angket atau kuesioner. Angket (Kuesioner)adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi atau mengajukan



seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden. Angket atau kuesioner tersebut diisi oleh para responden sesuai dengan yang mereka kehendaki (kehendaki) secara independen (tanpa paksaan). Jenis kuisioner ditentukan oleh metode penelitian yang digunakan. Untuk penelitian kualitatif, informasi yang ingin didapatkan mayoritas adalah informasi yang lebih mendalam sehingga kuisioner yang diperlukan adalah kuisioner yang dapat mengeksplorasi jawaban responden.



Untuk penelitian kuantitatif, informasi yang ingin didapatkan mayoritas adalah informasi yang menyebar, sehingga jumlah responden yang dibutuhkan besar dan pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner dirancang agar cepat dan mudah dijawab oleh responden. Angket atau kuesioner merupakan instrumen dari penelitian kuantitatif yang disimpulkan dalam bentuk kualitatif. Kelebihan penggunaan angket atau kuesioner dalam sebuah proses pengumpulan data penelitian atau riset, antara lain: cepat, mudah, kerahasiaan terjamin, terstandar, dan peneliti tidak perlu hadir.



Penggunaan Angket Kuesioner



Penggunaan angket tidak bisa digunakan dalam sembarang penelitian dan survey. Instrumen angket dalam penelitian dapat diterapkan jika memenuhi persyaratan atau kondisi berikut:     



Responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Responden dapat dipercaya. Jumlah responden banyak. Waktu penelitian singkat/pendek. Lokasi penelitian luas.



Hal ini berarti bahwa Angket dapat diaplikasikan dalam sebuah penelitian atau riset jika pengisi angket (responden) merupakan orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, maka seorang responden harus dapat dipercaya, sehingga tidak mengisi angket atau memberkan jawaban yang asal asalan karena tidak mengerti tentang masalah/pertanyaan yang diajukan. Semakin banyak



jumlah responden yang mengisi angket (memenuhi kuota yang diinginkan), maka data yang bisa disimpulkan makin akurat. Pertanyaan pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner / angket sebisa mungkin harus singkat, padat dan jelas.



Pertanyaan pada Kuesioner (Angket)



Jenis pertanyaan yang ada di dalam kuisioner sangat bergantung pada variabel-variabel yang hendak diukur dalam penelitian. Jenis pertanyaan juga sangat dipengaruhi oleh jenis metode penelitian yang digunakan. Untuk penelitian yang kualitatif maka lebih banyak pertanyaan-pertanyaan terbuka, bahkan hampir semua open question. Untuk penelitian yang kuantitatif maka lebih banyak pertanyaan-pertanyaan tertutup, atau bisa gabungan terbuka dan tertutup. Untuk penelitian kuantitatif sebaiknya jenis pertanyaan yang diberikan dalam bentuk kalimat lengkap dengan struktur kalimat yang benar agar tidak membingungkan responden. Jawaban yang disediakan harus mutually exklusif dan exhaustive, artinya seluruh jawaban yang disediakan memenuhi seluruh kriteria jawaban yg disediakan responden, dan tidak ada responden yg ada dalam dua kriteria atau lebih (terkecuali



peneliti mengijinkan responden memilih lebih dari satu jawaban)Pada umumnya, jenis pertanyaan yang dicantumkan dalam sebuah kuesioner atau angket menyangkut tiga hal berikut ini: 1. Pertanyaan tentang pendapat (opini), yakni berkaitan dengan perasaan dan sikap responden terhadap suatu hal. 2. Pertanyaan tentang persepsi diri, yaitu menyangkut bagaimana cara responden menilai sesuatu tentang perilakunya sendiri. Yaitu dalam hubungannya dengan orang lain atau lingkungan. 3. Pertanyaan tentang fakta menyangkut data nyata dari seorang responden, misalnya mengenai agama, pendidikan, umur, jumlah penghasilan, jenis kelamin, dan sejenisnya. Selain itu, informasi yang diketahui oleh responden juga dikategorikan dalam fakta.



Beberapa hal penting yang wajib diperhatikan saat membuat pertanyaan kuesioner Saat menyusun pertanyaan pada angket/kuesioner, ada 5 poin penting yang harus diperhatikan, yaitu:    







Hindari menggunakan pertanyaan yang mengandung isitlah atau kata-kata sulit (asing). Jangan membuat pertanyaan yang bersifat ambigu, samar-samar, atau dipersepsikan berbeda bagi tiap responden. Jangan mencantumkan pertanyaan yang bersifat terlalu umum (general) Jangan menyusun pertanyaan yang mengandung sugesti (pengaruh) atau mengandung presumasi. Pertanyaan presumasi adalah pertanyaan yang berstandar kepada anggapan bahwa responden termasuk dalam kategori yang mempunyai sifat ingin ditanyakan, ataupun responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang kelompok yang ingin ditanyakan. Hindarkan mengajukan pertanyaan yang menghendaki ingatan karena data yang diperoleh bisa tidak akurat.



Item jawaban yang disediakan harus sesuai ukuran variabel yang sedang dicari. Apabila skala data yang diinginkan adalah skala nominal maka item jawabannya juga harus berskala nominal, demikian juga dengan skala ordinal. Apabila skala data yang diinginkan adalah skala interval atau rasio maka pertanyaannya harus berbentuk pertanyaan terbuka. Hati-hati dalam memberikan pertanyaan yang mengandung suatu ukuran frekuensi, misalnya sering, jarang, kadang-kadang Item yang disediakan harus netral dan balanced, sehingga tidak mengarahkannya untuk menjawab jawaban tertentu.



Langkah – langkah Menyusun Kuesioner / Angket



Kusioner yang baik adalah kuisioner yang mampu menguhubungkan antara tujuan, konsep, variabel, kuisioner, dan metode pengolahan data.            



Tentukan judul penelitian yang akan diangkat. Mempuyai 2 variabel (bebas dan terikat). Tentukan variabel penelitian. Variabel x :………………………….? Variabel y :………………………….? Buat definisi operasional variabel. Penjelasan tentang variabel yang akan diteliti dan batasan-batasannya. Tentukan sasaran responden. Usia :…………………..tahun. Pendidikan : TK…..SD…….SMP…….SMA……? Profesi : siswa, mahasiswa, petani, dosen, umum. Untuk menentukan sampel dari populasi dapat menggunakan Tabel Morgan.



Petunjuk Pengisian Angket   



Cantumkan daftar identitas diri kosong untuk diisi oleh responden Responden harus mengisi angket dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua soal dapat dijawab. Ucapkan terimakasih karena responden telah berkenan mengisi angket / yang telah diberikan



Mengolah Data Kuesioner dengan Skala Penelitian



Setelah data angket / kuesioner berhasil dikumpulkan, maka tahap berikutnya mengolah data tersebut agar bisa memperoleh simpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Data berupa kuesioner tersebut dapat diolah dengan menggunakan metode penghitungan tertentu, antara lain: skala Thrustone, skala Rating, skala Diferensial Semantik, skala Guutman, atau skala Likert. Setipa metode skala tersebut memiliki keunggulan dan kemelaman tersendiri. Berikut sekilas penjelasannya.



Skala Thrustone Skala Thurstone adalah skala penelitian yang menyajikan beberapa pernyataan yang berbeda, kemudian responden diminta memilih beberapa pernyataan yang dia setujui. Setiap item pada skala thurstone memiliki hubungan satu sama lain dan memiliki nilai atau bobot tertentu, namun responden tidak mengetahuinya.



Skala Rating Skala rating adalah data penilaian kuantitatif yang ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Hal ini berbeda dengan skala pengukuran likert, guttman dan diferensial semantik yang merupakan data kualitatif yang di kuantitatifkan.



Skala Diferensial Semantik Skala perbedaan semantik (ilmu arti kata) yang berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub). Skala deferensial semantik memiliki tiga dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek: Potensi atau kekuatan objek; Evaluasi atau hal yang menguntukan atau merugikan dari suatu objek; dan Aktivitas atau tingkat gerakan suatu objek.



Skala Guttman Apabila responden mengiyakan pernyataan yang berbobot yang lebih berat, ia akan mengiyakan pernyataan yang kurang berbobot lainnya, Terdiri dari beberapa pertanyaan yang diurutkan secara hierarkis, Skala guttman digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas dan tegas. Contoh: Yakintidak, Benar-salah, Pernah-belum, Setuju-tidak setuju, Positif-negatif.



Skala Likert Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Contoh angket mencakup sikap: Sangat Setuju; Setuju; Netral; Tidak Setuju; Sangat Tidak Setuju. Untuk memahami lebih jelas mengenai skala Likert, bisa anda baca pada link berikut ini: Skala Likert



Download Contoh Kuesioner



Berikut ini disajikan contoh kuesioner lengkap yang dibuat oleh Indah Prihatiningsih dari Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang.



Silahkan download sebagai bahan contoh dan referensi untuk menyusun sebuah kuesioner penelitian.