Penggunaan Aplikasi Cropwat 8 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGGUNAAN APLIKASI CROPWAT 8.0 PADA TANAMAN KAPAS



Disusun Oleh:



Nama



: Novan Rozaq Girindranata



NIM



: 155040207111100



Kelas



:O



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017



Berikut ini merupakan penjelasan mengenai bagian-bagian cropwat 8.0 yang telah diisi data meteorologi, data tanah serta data tanaman yang terdapat dalam Cropwat atau FAO56 yang berlokasi di stasiun Karangploso dengan data tanaman sampel Cotton dari FAO. 1. TABEL IKLIM / ET0 / CLIMATE



Data tersebut merupakan data yang berasal dari stasiun pengamatan Karangploso yaitu negara (Indonesia), altitude (575 m), latitude (7.45 oL.S), stasiun tempat pengamatan cuaca, kemudian longitude (112.30 oB.T). Sehingga didapatkan hasil data rata-rata suhu minimum (20.5oC), rata-rata suhu maksimum (28.4oC), rata-rata kelembaban (78%), rata-rata kecepatan angin (196 km/hari), rata-rata penyinaran (7.9 jam), rata-rata radiasi (20.7 MJ/m2/day), dan rata-rata Eto (4.33 mm/day). 2. TABEL HUJAN / RAIN



Setelah memasukkan data iklim/ ET0, tahap kedua yang dilakukan adalah memasukkan data curah hujan. Jadi apabila data dari curah hujan dari stasiun Karangploso sudah dimasukkan maka secara otomatis data curah hujan efektif juga akan terisi. Dan data curah hujan efektif menggunakan Metode USDA S.C. Sehingga diketahui rata-rata hujan per tahun adalah 1599.0 mm dan hujan efektif dengan rata-rata total 998.9 mm per tahun. Diagram Batang Rain (Hujan)



Dari data diatas dapat diketahui bahwa curah hujan (CH) tertinggi ada pada bulan Maret (303.8 mm) dan terendah ada di bulan September (6.6 mm). Kemudian CH efektif tertinggi ada di bulan Maret (155.4 mm) dan terendah ada di bulan September (6.6 mm). Sehingga dapat diketahui bahwa hubungan diantara keduanya (CH dan CH efektif) adalah berbanding lurus. 3. DATA TANAMAN COTTON / CROP



Setelah mengisi data hujan dan diketahui hujan efektifnya langkah selanjutnya adalah mengisi data crop dengan jenis tanaman tertentu yang dikehendaki selain itu juga dapat mengatur tanggal dan bulan penanaman dilakukan. Dengan menginput data crop, irigator dapat mengetahui kapan waktu panen, nilai Kc, stage pertumbuhan tanaman yang meliputi 4 fase (initial,, development, mid-season, dan late season), kedalaman perakaran (m), critical depletion (fraksi), yield response f., dan tinggi tanaman (m). ). Dari data diatas dapat diketahui bahwa irigator mulai menanam tanaman maize pada tanggal 30 Maret mengingat curah hujan pada bulan ini mulai tinggi yaitu sebesar 303.8 mm sehingga dapat diketahui bahwa musim kemarau sudah akan dimulai dengan sehingga dapat diketahui bahwa musim kemarau sudah akan dimulai dengan begitu diharapkan tahap awal pertumbuhan tanaman cotton ini mendapatkan pasokan air yang cukup selama fase initial (30 hari) dengan nilai Kc 0.35, deplesi kritis 0.65, yield response 0.20 mulai dari awal fase inisiasi hingga development. Kemudian pada mid-season (60 hari) nilai Kc-nya 1.20 dengan tinggi tanaman 1.40 m (optional). Lalu pada late season (55 hari) nilai Kc-nya turun kembali menjadi 0.60 untuk total stage-nya sendiri adalah 6 bulan 15 hari (195 hari). 4. D ATA TANA H



/



SOIL



Selanjutnya adalah menginput data tanah dari FAO. Dari data tersebut diketahui bahwa irigator menggunakan tanah medium (loam) sebagai media tanam tanaman cotton atau kapas yang mana memiliki karakteristik total kelembaban tanahnya 290.0 mm/meter, rata-



rata laju infiltasi maksimum 40 mm/hari, kedalaman perakaran maksimum 900 cm, deplesi kelembaban tanah 0%, dan kelembaban tanah awal 290.0 mm/meter.



5. TABEL CWR (Crop Water Requirement)



Maka dari data yang telah di input di peroleh data output seperti diatas. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tahapan pertumbuhan (stage) tanaman cotton, nilai Kc, nilai ETc mm/hari, nilai ETc mm/dekade, nilai CH efektif untuk tanaman maize, kemudian diketahui total Etc yaitu 732.2 mm/dekade, total hujan efektif 223.2 mm/dekade, dan total kebutuhan irigasi sebesar 579.9 mm/ dekade. 6. JADWAL IRIGASI / SCHEDULE dengan kriteria : a. Irrigation timing



: irrigate at critical depletion (100%)



Irrigation application



: refill soil to 100% field capacity



Irrigation Eficiency



: Surface (70%)



Dari tabel diatas diketahui bahwa, irigasi yang diterapkan untuk tanaman kapas dengan waktu irigasi pada pengurangan evapotranspirasi tanaman per fase yang mengisi tanah untuk kapasitas lapang (100 %) dengan efisiensi irigasinya sebesar 70 %. Dan dari data diatas juga diketahui total irrigasi yang diaplikasikan (total gross irrigation) adalah sebesar 377.1 mm, karena efisiensi irigasinya 70% maka irigasi bersih yang memenuhi kebutuhan air tanaman sebesar 264.0 mm. Dan air yang sebenarnya diserap oleh tanaman sebesar 728.7 mm dan potensial air yang diserap tanaman sebesar 728.7 mm. Total rainfall 247.6 mm dan untuk effective rainfall sendiri adalah 148.3 mm serta total dari rain loss nya adalah 99.3 mm. Sedangkan defisit kelembapan saat panen adalah 316.5 mm dan actual irigasi yang diterima adalah 580.4 mm. Jadi efisiensi air hujan yang diterima adalah 59.9 %



b. Irrigate at critical depletion (100%) Refill soil to 50% Field capasity



Dari tabel serta grafik yang dijabarkan diketahui total gross irigation 397.8 mm Sedangkan total net irrigation 278.5 mm dan total irrigation loses 0.0 mm. Kemudian dari total air aktual yang digunakan saat panen dan air potensial yang digunakan saat panen adalah 728.7 Kemudian untuk data total air hujan adalah 247.6 mm, untuk air hujan efektif sebesar 150.6 mm, lalu untuk total air hujan yang hilang adalah 96.9 mm Sehingga didapat efektifitas air hujan sebesar 60.8 %. Kemudian dari moist defict at harvest adalah 299.7 dan untuk actual irrigation requirement 578.1 mm. c. Irrigate at given ET crop reduction perstage



Refill soil to 100% Field capacity



Dari tabel serta



grafik yang dijabarkan diketahui total gross irigation 506.9 mm



Sedangkan total net irrigation 354.8 mm dan total irrigation loses 0.0 mm. Kemudian dari total air aktual yang digunakan saat panen adalah 674.5 dan air potensial yang digunakan saat panen adalah 728.7 Kemudian untuk data total air hujan adalah 247.6 mm, untuk air hujan efektif sebesar 149.0 mm, lalu untuk total air hujan yang hilang adalah 98.6 mm Sehingga didapat efektifitas air hujan sebesar 60.2 %. Kemudian dari moist defict at harvest adalah 170.7 dan untuk actual irrigation requirement 579.8 mm, untuk efisiensi irigasi skedule adalah 100% lalu untuk defisiensi irigasi skedule 7.4%.



d. Irrigate at critical depletion (100%) Fixed application depth (50 mm)



Dari tabel serta grafik yang dijabarkan diketahui total gross irigation 357.1 mm Sedangkan total net irrigation 250.0 mm dan total irrigation loses 0.0 mm. Kemudian dari total air aktual yang digunakan saat panen dan air potensial yang digunakan saat panen adalah 728.7 Kemudian untuk data total air hujan adalah 247.6 mm, untuk air hujan efektif sebesar 150.6 mm, lalu untuk total air hujan yang hilang adalah 96.9 mm Sehingga didapat efektifitas air hujan sebesar 60.8 %. Kemudian dari moist defict at harvest adalah 328.1 dan untuk actual irrigation requirement 578.1 mm, untuk efisiensi irigasi skedule adalah 100% lalu untuk defisiensi irigasi skedule 0.0% e. Rainfed (No Irrigation)



Dari tabel serta grafik yang dijabarkan diketahui total gross irigation 0.0 mm Sedangkan total net irrigation 0.0 mm dan total irrigation loses 0.0 mm. Kemudian dari total air aktual yang digunakan saat panen adalah 543.6 dan air potensial yang digunakan saat panen adalah 728.7 Kemudian untuk data total air hujan adalah 247.6 mm, untuk air hujan efektif sebesar 150.6 mm, lalu untuk total air hujan yang hilang adalah 96.9 mm Sehingga didapat efektifitas air hujan sebesar 60.8 %. Kemudian dari moist defict at harvest adalah



392.9 dan untuk actual irrigation requirement 578.1 mm, untuk efisiensi irigasi skedule adalah 0% lalu untuk defisiensi irigasi skedule 25.4%