Pengkajian Post Anestesi Aldrete Dan Bromage Skor [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGKAJIAN POST ANESTESI ALDRETE SCORE & BROMAGE SCORE



Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif Yang Diampu oleh Ns. Aris Fitriyani, S.Kep., MM



DISUSUN OLEH



1. Wahyu Andhika



(P1337420217024)



2. Iryan Alfina Purbadi



(P1337420217025)



3. Widi Tri Purwanti



(P1337420217026)



Tingkat 2A



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul “Pemgkajian Post Anestesi : Aldrete Score & Bromage Score) sebagai bentuk pengajuan tugas dari mata kuliah Keperawatan Perioperatif yang diampu oleh ibu Ns. Aris Fitriyani, S.Kep., MM. Adapun makalah ini berisi 3 bab, yaitu Bab I berupa pendahuluan dari pembuatan makalah, Bab II berupa pembahasan dan Bab III berupa Penutup makalah. Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ns. Aris Fitriyani, S.Kep., MM selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperwatan Perioperatif” yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi. 2. Teman-teman tingkat 2A yang selalu saling mendukung dan bekerja sama.



Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini. Akhir kata, semoga segala informasi yang terdapat di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi si pembaca.



Purwokerto, 22 Maret 2019



Penulis



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN COVER .................................................................................................i KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang .................................................................................................1 B. Rumusan masalah...........................................................................................1 C. Tujuan ............................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi anestesi ............................................................................................3 B. Pengkajian post anestesi ...............................................................................3 1. Aldrete Score ..........................................................................................3 a. Metode penilaian aldrete score.......................................................3 b. Tabel aldrete score .........................................................................4 c. Waktu Penilaian aldrete score ........................................................4 d. Hal-hal yang perlu diperhatikan .....................................................5 e. Indikasi menggunakan Aldrete Score .............................................6 2. Bromage score .......................................................................................6 a. Tabel bromage skor ........................................................................6 b. Penilaian bromage score .................................................................7 c. Tujuan penilaian bromage score.....................................................7 d. Indikasi bromage score ...................................................................7 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................................8 B. Saran ..............................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................9 Lampiran 1 SOP Aldrete Score ..................................................................................10 Lampiran 2 SOP Bromage Score ...............................................................................13



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar belakang Keperawatan pasca operatif merupakan tahap akhir dari keperawatan perioperatif. Pasca operasi merupakan keadaan waktu pulih dari anestesi umum ataupun anestesi regional. Idealnya, pasien oasca operasi bangun dari anestesi secara bertahap, tanpa keluhan dan mulus dengan pengawasan dan pengelolaan secara ketat dan stabil. Pasien pasca operatif bisa mengalami kegawatan yang menyebabkan bertambahnya angka morbiditas serta mortalitas terkait anestesi dan tindakan operasi (Putriayu, 2015). Pemulihan dari anestesi umum atau analgesia regional secara rutin dikelola diruang pulih sadar (recovery room) atau disebut juga Post Anesthesia Care Unit (PACU). Perawatan post anestesi diperlukan untuk memulihkan kondisi pasien setelah menjalani operasi, baik pemulihan fisik maupun psikis. Terhambatnya pemulihan post anestesi berdampak pada timbulnya komplikasi seperti kecemasan dan depresi sehingga pasien memerlukan perawatan lebih lama di ruang pemulihan. Selain itu pasien tetap berada diruang PACU sampai pulih sepenuhnya dari pengaruh anestesi, yaitu tekanan darah stabil, fungsi pernapasan adekuat, saturasi oksigen minimal 95% dan tingkat kesadaran yang baik. Kriteria penilaian yang digunakan untuk menentukan kesiapan pasien spinal anestesi yaitu menggunakan bromage score, sedangkan kriteria penilaian yang digunakan pada pasien pos anestesi general yaitu aldrete score (Finucane, 2007) Penggunaan sistem kriteria pindah modified aldrete score dan bromage score akan diketahui lama tinggal (length of stay) pasien di ruang pulih sadar. Rata-rata pencapaian lama tinggal penderita berdasarkan kriteria pindah modified aldrete score adalah 71,3 (24,7) menit dan bromage sore adalah 70,6 1



(28,3) menit dan lama observasi diruang pulih sadar adalah 125,5 menit. Responden yang mengalami terlambar pindah adalah 261 (57%). Sebanyak 88,3 % penyebab terlambat pindah adalah perawat ruangan belum datang menjemput pasien (Erni, 2016).



B. Rumusan masalah Bagaimana pengkajian post anestesi Aldrete Score dan Bromage Score?



C. Tujuan penulisan Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah: 1. Tujuan Umum



:



Mengetahui dan menjelaskan tentang pengkajian post anestesi aldrete score dan bromage score. 2. Tujuan Khusus



:



Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah: a. Mengetahui definisi dari anestesi b. Mengetahui tentang pengkajian post anestesi c. Mengetahui cara penilaian aldrete score d. Mengetahui cara penilaian bromage score e. Mengetahui cara pengkajian dari aldrete score dan bromage score



2



BAB II PEMBAHASAN



C. Definisi anestesi Anestesi merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan pembedahan dan berbagai prosedur lain yang menimbulkan rasa sakit, dalam hal ini rasa takut perlu ikut dihilangkan untuk menciptakan kondisi optimal bagi pelaksanaan pembedahan (Sabitson, 2011).



D. Pengkajian post anestesi Menurut Gwinnutt (2012) dalam bukunya mengatakan sekitar 30 menit berada dalam ruang pemulihan dan itupun memenuhi kriteria pengeluaran. Pasca operasi, pulih dari anestesi general secara rutin pasien dikelola di recovery room ata disebut juga Post Anesthesia Care Unit (PACU), idealnya adalah bangun dari anestesi secara bertahap, tanpa keluhan dan mulus dengan pengawasan dan pemngelolaan secara ketat sampai dengan keadaan stabil. Oleh karena itu, diperlukan pengkajian post anestesi yaitu dengan cara aldrete Score (untuk pengkajian general anestesi) atau Bromage Score (untuk spinal anestesi). 3. Aldrete Score Untuk mengetahui tingkat pulih sadar seseorang pasca anestesi dilakukan perhitungan menggunakan skor aldrete (Baron, 2004). f. Metode penilaian aldrete score Pendekatan penilaian yang paling umum digunakan adalah kombinasi dari sistem penilaian aldrete dan penilaian sistem tubuh utama. Sistem penilaian aldrete untuk mengevaluasi aktivitas pernafasan pasien dan



3



kewaspadaan oksigen. Hipertensi menghasilkan nilai numerik 0 ,1, atau 2, di daerah tertentu, dengan mewakili 2 tingkat fungsi tertinggi. Sistem penilaian aldrete adalah yang paling banyak Menggunakan sistem penilaian di PACU walaupun nilai prediktif dalam menentukan pemulihan dari anestesi belum diteliti secara prospektif (John & Karen, 2014).



g. Tabel aldrete score Tabel 2.1 Pengkajian Aldrete Score Jenis Nilai warna



Pernapasan



Sirkulasi



Kesadaran



Aktivitas



Penilaian



Skor



Merah muda Pucat



2 1



Sianosis Dapat bernapas dalam dan batuk



0 2



Dangkal namun pertukaran udara adekuat



1



Apneu atau obstruksi



0



Tekanan darah 50% dari normal



0



Sadar, siaga dan orientasi



2



Bangun namun cepat kembali tidur



1



Tidak berespon Seluruh ekstremitas dapat digerakkan



0 2



Dua ekstremitas dapat digerakkan



1



Tidak bergerak



0



Jika jumlah skor >8, pasien dapat dipindahkan ke ruangan



h. Waktu Penilaian Skala pengukuran waktu pemulihan pasien di ruang pemulihan yaitu setelah masuk di ruang pemulihan, dalam 15 menit pertama



4



dilakukan monitoring ketat seperti pernafasan, TD, nadi, suhu, perdarahan , dan sensibilitas nyeri diperiksa setiap 5 menit atau hingga stabil, setelah itu dilakukan tiap 15 menit. Pulse oximetry dimonitoring hingga pasien sadar kembali. Bila tidak ada petunjuk khusus pemeriksaan dilakukan tiap 30 menit (Wijaya, 2008). Metode yang digunakan dalam menentukan pemulihan pasien dengan anestesi umum yaitu dengan menilai Aldrete score saat pasien masuk di ruang pemulihan, selanjutnya dilakukan setiap saat sampai pulih sepenuhnya dari pengaruh anestesi yaitu pasien mempunyai tekanan darah stabil, fungsi pernafasan adekuat, saturasi O2 minimal 95%, dan tingkat kesadaran baik. Idealnya pasien dapat dipindahkan ke ruang perawatan bila jumlah Aldrete score total adalah 10. Namun bila skor total 8 tanpa nilai 0 pasien boleh keluar dari ruang pemulihan. Untuk penderita rawat jalan, setelah aldrete score mencapai 10 tidak boleh langsung pulang, tetapi harus menunggu minimal 2 jam lebih dulu (Soenarjo, 2013).



i. Hal-hal yang perlu diperhatikan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian Aldrete Score (Barone,dkk 2004 dalam Ayu, 2015) : 2) Durasi selama pembedahan 3) Jenis pembedahan 4) Tekknik anesthesi 5) Jenis obat dan dosis yang diberikan 6) Kondisi umum pasien Selain hal tersebut menurut Muda (2015) hal yang perlu diperhatikan di ruang recovery room adalah alat monitoring untuk memberikan penilaian terhadap kondisi pasien, jenis peralatan diantaranya adalah oksigen, laringoskop, set trakheostomi, peralatan



5



bronkhial, keteter nasal, ventilator mekanik dan peralatan suction, dan juga alat untuk memantau hemodinamika.



j. Indikasi menggunakan Aldrete Score Ada pun indikasi dari aldrete score yaitu : 1) Pasien dewasa yang telah menjalani operasi 2) Pasien post operasi terutama dengan general anastesi 3) Pasien yang akan dipindahkan ke ruang rawat inap 4) Akan dilakukan pemindahan pasien, yaitu di ruang rawat inap atau ICU (tergantung hasil dari aldrete score) 5) Pasien dewasa yang dapat diukur parameter aktivitas, pernapasan, sirkulasi, dan kesadarannya



4. Bromage score Pengukuran yang paling sering digunakan untuk mengukur blok motor adalah bromage score. Pada skala ini intensitas blok motorik dinilai dengan kemampuan pasien untuk menggerakan ekstremitas bawah. a. Tabel bromage skor Tabel 2.2 Pengkajian Bromage Score No 1 2 3 4



Kriteria Skor Skor Dapat mengangkat tungkai bawah 0 Tidak dapat menekuk lutut tetapi 1 dapat mengangkat kaki Tidak dapat mengangkat tungkai bawah tetapi masih dapat menekuk 2 lutut Tidak dapat mengangkat kaki sama 3 sekali Keterangan : Pasien dapat dipindah ke bangsal jika skor kurang dari 2



6



b. Penilaian bromage score 1) Complete (sempurna) : tidak dapat menggerakan kaki atau lutut 2) Almost complete (hampir sempurna): hanya mampu menggerakan kaki 3) Partial (sebagian) hanya mampu memindahkan lutut 4) None (tidak sama sekali) fleksi penuh dari lutut dan kaki



c. Tujuan penilaian Tujuan penilaian bromage skor yaitu untuk menilai fungsi motorik ekstremitas bawah post spinal anestesi yang meliputi pinggul, lutut dan kaki.



d. Indikasi Menurut Finucane (2007), indikasi pengkajian bromage score yaitu pasien pasca menjalani pembedahan menggunakan spinal anestesi.



7



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Perawatan post anestesi diperlukan untuk memulihkan kondisi pasien setelah menjalani operasi, baik pemulihan fisik maupun psikis. Terhambatnya pemulihan post anestesi berdampak pada timbulnya komplikasi seperti kecemasan dan depresi sehingga pasien memerlukan perawatan lebih lama di ruang pemulihan. Selain itu pasien tetap berada diruang post anestesi care unit sampai pulih sepenuhnya dari pengaruh anestesi, yaitu tekanan darah stabil, fungsi pernapasan adekuat, saturasi oksigen minimal 95% dan tingkat kesadaran yang baik. Kriteria penilaian yang digunakan untuk menentukan kesiapan pasien spinal anestesi yaitu menggunakan bromage score, sedangkan kriteria penilaian yang digunakan pada pasien post anestesi general yaitu aldrete score (Finucane, 2007).



B. Saran Dengan demikian diharapkan makalah ini dapat membantu tenaga medis untuk dapat lebih memahami tentang pengkajian post anestesi aldrete score dan bromage score serta dapat memberi pengetahuan kepada pembaca untuk meningkatkan pemahaman tentang pengkajian tersebut.



8



DAFTAR PUSTAKA



Barone, C.P., Pablo, C.S., & Barone, G.W.( 2004). Postanesthetic Care In The Critical Care Unit. Journal of the American Association of Critical-care Nurse, 24:38-45. Diakses pada tanggal 10 Maret 2018. Brednan T, Fenucane. (2007). Complication of regional anesthesia. Canada: Department of Anesthesiologi and Pain Medicine University of Alberta Edmonton. Diakses pada tanggal 8 Maret 2018. Gwinnutt, C, L (2012). Catatan Kuliah Anestesi Klinis Edisi 3. Jakarta: EGC. Diakses pada tanggal 8 Maret 2018. Sabitson, David C, (2011). Buku ajar bedah. Jakarta: EGC. hlm.322-47. Diakses pada tanggal 8 Maret 2018. Soenarjo et al. (2013). Anastesiologi. Jawa Tengah : Perhimpunan Dokter Spesialis Anastesi dan Terapi Intensif (PERDATEN).Cabang Jawa Tengah. Diakses pada tanggal 15 Maret 2018. Wijaya, (2008). Pengkajian Pasca Anastesi. http//Medicalsurgical.htm. Diakses pada tanggal 15 maret 2019.



9



Lampiran 1



Tabel Standar Opersional Prosedur Aldrete Score



STANDAR OPERASIONAL



ALDRETE SCORE



PROSEDUR Pemantauan pasien pasca anestesi regional di ruang PENGERTIAN



pemulihan secara periodik



dengan parameter



aktivitas, pernafasan, sirkulasi dan kesadaran. 1. Mengoptimalkan keadaan pasien pasca anestesia TUJUAN



2. Keputusan tindak lanjut pasien pasca anestesia 1. Kriteria



yang



digunakan



untuk



menilai



waktu



pemindahan pasien ke ruang gawat pasca anestesi regional menggunakan skor aldrete 2. Wewenang untuk memutuskan pemindahan/discharge pasien pasca anestesi regional dapat dilakukan oleh DPJP Anestesi. 3. Pemindahan KEBIJAKAN



/discharge



pasien



pasca



Anestesia



regional dapat dilakukan oleh perawat ruang pulih yang mempunyai kualifikasi yang setara dengan berdasarkan skor Aldrete. 4. Hasil penilaian skor Aldrete harus didokumentasikan dalam status anestesi. 5. Untuk pasien tertentu, dapat dipindahkan ke unit khusus



yang dapat



memberikan layanan pasca



anestesi/pasca sedasi sesuai kondisi pasien. PROSEDUR



1. Pasien pasca anestesi harus dipulihkan di ruang pulih



10



dan tidak boleh ditinggal oleh pengawas medis sampai pulih sepenuhnya dari sedasi. 2. Alat suction dan troli emergensi harus tersedia siruang pulih. 3. Setiap pasien pasca bedah diobservasi di ruang pulih dengan penilaian secara periodik menggunakan skor Aldrete. 4. Apabila dalam observasi diruang pulih dan telah ditangani sesuai prosedur tetapi pasien tidak memenuhi kriteria pulang/aldrete maka pasien tersebut harus dievaluasi kembali oleh DPJP Bedah dan atau anestesi. 5. Hasil penilaian menjadi dasar untuk memutuskan apakah pasien perlu dirawat diruang intensif. 6. DPJP menginformasikan mengenai rencana perawatan tersebut kepada pasien dan keluarga pasien. 7. Semua proses perioperatif yang mendasari perubahan rencana harus terdokumentasi dan dimasukkan dalam rekam medis pasien



Jenis Nilai warna



Penilaian



Skor



Merah muda



2



Pucat



1



Sianosis



0



Dapat bernapas dalam dan batuk Pernapasan



Dangkal



namun



pertukaran udara adekuat Apneu atau obstruksi Tekanan darah 50% dari normal Sadar, siaga dan orientasi Kesadaran



Bangun



namun



cepat



kembali tidur Tidak berespon



digerakkan Dua



ekstremitas



digerakkan Tidak bergerak



0 2 1 0



Seluruh ekstremitas dapat



Aktivitas



1



dapat



2



1 0



Jika jumlah skor >8, pasien dapat dipindahkan ke ruangan 1. IKO UNIT TERKAIT



2. Ruang Pulih 3. DJDP Anestesi



12



Lampiran 2



Tabel Standar Operasional Prosedur Bromage Score STANDAR OPERASIONAL



BROMAGE SCORE



PROSEDUR PENGERTIAN



Pemantauan pasien pasca anestesi regional di ruang pemulihan secara periodik 3. Mengoptimalkan keadaan pasien pasca anestesi



TUJUAN



regional 4. Keputusan tindak lanjut pasien pasca anestesi regional 1. Kriteria yang digunakan untuk menilai waktu pemindahan pasien ke ruang gawat pasca anestesi regional menggunakan skor bromage 2. Wewenang untuk memutuskan pemindahan/discharge pasien pasca anestesi regional dapat dilakukan oleh DPJP Anestesi. 3. Pemindahan /discharge pasien pasca Anestesia



KEBIJAKAN



regional dapat dilakukan oleh perawat ruang pulih yang mempunyai kualifikasi yang setara dengan berdasarkan skor bromage. 4. Hasil penilaian skor Bromage harus didokumentasikan dalam status anestesi. 5. Untuk pasien tertentu, dapat dipindahkan ke unit khusus yang dapat memberikan layanan pasca anestesi regional sesuai kondisi pasien.



PROSEDUR



8. Pasien post anestesi regional harus dipulihkan di ruang pulih dan tidak boleh ditinggal oleh pengawas medis



13



sampai pulih sepenuhnya dari sedasi. 9. Alat suction dan troli emergensi harus tersedia siruang pulih 10. Setiap pasien pasca bedah diobservasi di ruang pulih dengan penilaian secara periodik menggunakan skor Bromage mengikuti tabel dibawah ini. 11. Semua proses perioperatif yang mendasari perubahan rencana harus terdokumentasi dan dimasukkan dalam rekam medis pasien. 12. Bromage pasien  2 maka pasien boleh dipindahkan ke ruang perawat. 13. Sistem skor bromage mengikuti table di bawah ini :



Sistem Skor Bromage ++



++



Tidak ada blok



++



+



Blok parsial (1)



+



-



Blok hampir lengkap (2)



-



-



Blok Lengkap (3)



Melipat



Melipat



Jari



lutut



4. IKO UNIT TERKAIT



5. Ruang Pulih 6. DJDP Anestesi



14