Pengoperasian Dan Penggunaan Peralatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II PENGOPERASIAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN



2.1.



Pengertian Pengoperasian dan Penggunaan Kata pengoperasian terbentuk dari kata dasar operasi, yang dalam kamus besar bahasa



Indonesia memiliki tiga arti, dan salah satunya diartikan sebagai pelaksanaan rencana yang telah dikembangkan. Dalam kamus itu sendiri, kata pengoperasian merupakan kata benda yang memiliki arti sebagai proses, cara, perbuatan mengoperasikan dan pengaryaan. Sementara itu, kata penggunaan berasala dari kata dasar guna. Dalam situs Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata guna memiliki arti faedah, manfaat, fungsi, selain kebaikan dan budi baik. Kata penggunaan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu, pemakaian.



2.2.



Maksud Dan Tujuan Pedoman Pengoperasi Dan Penggunaan Peralatan. Pedoman pengoperasian peralatan laboratorium merupakan dokumen/instrumen yang



dibuat untuk memenuhi standar kelaikan operasi, memuat antara lain tentang proses dan prosedur standar pengoperasian peralatan. Secara umum pedoman pengoperasian merupakan gambaran langkah-langkah yang diperlukan dalam mengoperasikan peralatan laboratorium sesuai fungsinya berdasarkan standar yang sudah baku. Maksud dibuatnya pedoman pengoperasian peralatan adalah memberi acuan dalam melaksanakan kegiatan pengoperasian peralatan laboratorium sehingga terbentuk pemahaman dalam melaksanakan kegiatan pengoperasian alat-alat laboratorium. Adapun tujuan dibuatnya pedoman pengoperasian dan penggunaan peralatan adalah mempertahankan keandalan kinerja, kesiapan operasi serta kelaikan peralatan laboratorium. Pedoman pengoperasian peralatan laboratorium dibuat guna membantu dan memudahkan personel laboratorium maupun personel fasilitas laboratorium dalam mengoperasikan peralatan, sehingga dapat mencegah terjadinya kesalahan pengoperasiann. Pedoman pengoperasian ini bersifat umum, dapat digunakan sebagai panduan penyusunan pedoman pengoperasian peralatan laboratorium. Rincian petunjuk lengkap pengoperasian peralatan laboraotrium, sebaiknya penyelenggara fasilitas laboratorium menyusun pedoman pengoperasian berdasarkan buku manual pengoperasian setiap merek dan tipe peralatan yang dikeluarkan oleh pabrikan. Secara umum tahapan dalam pengoperasian alat di laboratorium komputer meliputi: persiapan pengoperasian, prosedur operasional, prosedur mematikan alat, pemeriksaan akhir dan penutup. 1



Pengoperasian peralatan dimulai dari kegiatan penyiapan peralatan. Peralatan yang tergolong sulit pengoperasian dan sistem kerjanya rumit memerlukan pelatihan khusus atau tertentu. Pada kegiatan pendidikan (praktikum), menyiapkan peralatan biasanya merupakan kegiatan rutin, berulang dengan siklus harian atau mingguan tergantung jumlah materi praktikum dan jumlah mata ajaran yang melakukan praktikum di suatu laboratorium. Peralatan yang memiliki dimensi yang cukup besar dan bersifat desktop, dan perlu pemanasan sebelum dioperasikan, maka kegiatan penyiapannya mencakup pemeriksaan ulang kelengkapan alat, dan conditioning/warm up, dan pengembaliannya ke tempat asal jika dipindahkan. Hasil kegiatan ini adalah tersedianya seluruh (jenis dan jumlah) peralatan termasuk aksesorinya di meja praktek sesuai daftar cek yang tersedia. Beberapa peralatan dengan sistem kerja yang tidak serumit peralatan sebelumnya, dalam pengoperasiannya tetap memerlukan pelatihan khusus/tertentu. Menyiapkan peralatan tersebut biasanya juga merupakan kegiatan rutin, berulang dengan siklus harian atau mingguan tergantung jumlah materi praktikum dan jumlah mata ajaran yang melakukan prakikum di suatu laboratorium. Peralatan ini contohnya LCD, kamera dan perangkatnya. Jika peralatan jenis ini memerlukan pemanasan sebelum dioperasikan, maka kegiatan penyiapannya mencakup pemeriksaan ulang kelengkapan alat, dan conditioning/warm up, dan pengembaliannya ke tempat asal jika dipindahkan. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya seluruh (jenis dan jumlah) peralatan termasuk aksesorinya di meja praktek sesuai daftar cek yang tersedia. Yang terpenting dalam pengoperasian peralatan adalah pengoperasiannya cukup dengan menggunakan panduan (SOP, manual).



2.3.



Menyusun Manual Mutu, SOP, Instruksi Kerja dan Formulir 2.3.1. Manual Mutu Manual Mutu atau Pedoman Mutu adalah sebuah dokumen yang berisi pernyataan dan komitmen laboratorium/bengkel. Biasanya manual mutu dibuat dengan menginterpretasikan klausul-klausul SNI ISO 9001:2008 yang disesuaikan dengan penerapan yang dilakukan oleh laboratorium/bengkel tersebut. Manual mutu dibuat sebagai pedoman penerapan SNI ISO 9001:2008 di suatu laboratorium/bengkel. Manual mutu laboratorium/bengkel yang telah disusun dapat difungsikan sebagai : i.



Sarana promosi dan perkenalan laboratorium/bengkel



ii.



Memudahkan orang dalam mempelajari Sistem Manajemen Mutu (SMM) pada laboratorium/bengkel



iii.



Sharing knowledge antar karyawan di dalam laboratorium/bengkel



iv.



Sarana komunikasi antar bagian



2



v.



Pemenuhan syarat sertifikasi SNI ISO 9001:2008



vi.



Bukti implementasi SNI ISO 9001:2008 di laboratorium/bengkel



Apa saja Isi dari Manual Mutu itu : a)



Profil Laboratorium/bengkel Pada beberapa laboratorium pendidikan sudah menerapkan SNI ISO 9001:2008. Manual mutu menjadi bagian yang sangat penting dalam memperkenalkan sistem manajemen mutu kepada customer/pelanggan, maupun pihak yang berkepentingan. Maka dari itu salah satu bagian penting di dalam manual mutu ini adalah adanya profil laboratorium, sehingga selain mengenalkan SMM (Sistem Manajemen Mutu) di Manual Mutu laboratorium/bengkel juga bisa berfungsi sebagai salah satu cara mengenalkan laboratorium/bengkel kepada pihak yang berkepentingan.



b)



Ruang Lingkup Penerapan Statement mengenai jenis kegiatan usaha yang akan mendapatkan sertifikasi SNI ISO 9001:2008 harus tertulis dengan jelas di dalam manual mutu, agar bagi siapa saja yang membacanya, auditor, customer, panitia tender, dll agar dapat lebih memahami, apa saja lingkup dari penerapan SNI ISO 9001:2008 dalam laboratorium/bengkel.



c)



Flow Bisnis laboratorium/bengkel, Rasanya tidak lengkap jika manual mutu tanpa diisi dengan flow bisnis proses dalam laboratorium/bengkel, flow bisnis ini tentu saja berfungsi sebagai penjelasan ke pihak terkait mengenai proses apa saja yang dilakukan oleh laboratorium/bengkel dari mulai order di terima sampai dengan delivery, dengan adanya flow bisnis process ini, maka semua pihak akan lebih memahami bagaiaman proses bisnis di laboratorium/bengkel berjalan.



d)



Korelasi antara klausul SNI ISO 9001:2008 dengan prosedur di laboratorium/bengkel, yang sangat penting di dalam manual mutu SNI ISO 9001:2008 ini adalah bahwa di dalam manual di jelaskan keterkaitan antara klausul SNI ISO 9001:2008 dengan prosedur yang dijalankan oleh laboratorium atau bengkel, hal ini lebih menunjukan bagaimana laboratorium/bengkel mengimplementasikan apa yang dipersyaratkan klausul dalam standar tersebut.



e)



Struktur Organisasi Tim yang terlibat di laboratorium/bengkel dan struktur laboratorium/bengkel akan dapat menjelaskan dengan gamblang, berapa kekuatan personil dan siapakah tim yang menduduki posisi strategis.



3



2.3.2. Pengetian SOP SOP adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap keputusan, langkah, atau tindakan, dan penggunaan fasilitas pemrosesan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam suatu organisasi, telah berjalan secara efektif, konsisten, standar, dan sistematis. SOP menjadi pedoman bagi para pelaksana pekerjaan. Ini bisa berarti para karyawan produksi, resepsionis, office boy, supir, staf administrasi di kantor, pabrik atau gudang, supervisor dan manager SOP akan berbeda untuk pekerjaan yang dilakukan sendirian dengan pekerjaan yang dilakukan secara tim dan untuk pengawas pekerjaan tersebut. Ada beberapa padanan kata yang memiliki relevansi dengan makna SOP (Standar Operasional Prosedur) atau prosedur kerja baku. Prosedur kerja adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lainnya, sehingga menunjukan adanya urutan tahapan secara jelas dan pasti, serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian suatu bidang tugas. Pada sistem dokumentasi manajemen mutu laboratorium berbasis SNI ISO/IEC 17025:2008, Standar prosedur masuk pada level kedua. Hal ini menunjukan bahwa posisi standar memiliki peran penting dan strategis pada sistem dokumentasi laboratorium/bengkel. Ketersediaan standar prosedur pada laboratorium/bengkel menjadi syarat mutlak saat laboratorium/bengkel ingin mendapatkan pengakuan akreditasi dari lembaga akreditasi.



Gambar 2.1. Piramida dokumen sistem manajemen mutu Beberapa istilah terkait SOP: 



Prosedur Operasional Standar







Prosedur operasi yang baku







PROTAP atau ProsedurTetap



4







Safe Work Instructions, Safe Operating Procedures, Standard Working Procedures, Medi Procedures



Prosedur kerja yang dilakukan secara benar dan konsisten sebagai pengendalian mutu terhadap proses kegiatan laboratorium/bengkel.



2.3.3. Penyusunan SOP Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan SOP: i. SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan. ii. SOP digunakan utk menilai apakah pekerjaan tsb sudah dilakukan dgn baik atau tidak. iii. Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi setelah 1-2 bulan trial. iv. Lakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja yg bisa diakibatkan oleh adanya mesin baru, peralatan baru, tambahan pekerja, lokasi berbeda, dan semua yg mempengaruhi lingkungan kerja v. Mintakan masukan dari para pelaksana untuk menjadi bahan perbaikan SOP secara teratur vi. Tidak ada aturan yg membatasi panjang pendeknya SOP, karena SOP digunakan oleh berbagai macam orang untuk tujuan yg berbeda, dgn tetap harus lengkap dan akurat vii. Walau demikian, SOP yg ringkas akan lebih memudahkan para pelaksana, dengan demikian sebuah prosedur kerja yg panjang bisa dibagi menjadi 2-3 SOP (seperti dipisah menjadi SOP Tahap Persiapan, SOP Tahap Pelaksanaan dan SOP Tahap Penyelesaian). Idealnya, SOP disusun oleh 1 tim yg terdiri atas : a.



Penulis SOP (author)



b.



Pelaksana di lapangan (employee)



c.



Pengawas lapangan (supervisor)



d.



Atasan pengawas (manager)



SOP disusun tim penyusun SOP yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidangnya, harus tertulis, menjelaskan secara singkat langkah demi langkah dan dalam tampilan yang mudah dibaca dan dipahami. Penyusunan SOP juga harus memperhatikan aspek:  Sederhana



5



langkah-langkah yang ringkas dan hanya memerlukan sedikit keputusan  Hirarki Dengan langkah-langkah yang rinci, berjenjang, panjang, konsisten.  Flowcharts Berisi banyak keputusan-keputusan atau pertimbangan-pertimbangan



2.3.4. Asas-asas Penyusunan SOP a)



Asas Pembekuan, yaitu disusun berdasarkan tata cara dan bentuk yang telah dibakukan sehingga dapat menjadi acuan yang baku dalam melakukan suatu tugas



b)



Asas pertanggung jawaban, hal ini harus dapat dipertanggungjawabkan baik dari sisi isi, bentuk, prosedur, standar yang ditetapkan maupun dari sisi keabsahannya



c)



Asas kepastian, yakni adanya keseimbangan hak dan kewajiban antara aparatur dan masyarakat sehingga masing-masing pihak mempunyai tanggung jawab yang sama



d)



Asas keseimbangan, yakni adanya keseimbangan hak dan kewajiban antara aparatur dan masyarakat sehingga masing-masing pihak mempunyai tanggung jawab yang sama



e)



Asas keterkaitan, yaitu harus terkait dengan kegiatan administrasi umum lainnya baik secara langsung ataupun tidak langsung



f)



Asas kecepatan dan kelancaran, yakni yang dapat menjamin terselesaikannya suatu tugas pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, tepat sasaran, menjamin kemudahan dan kelancaran secara prosedural



g)



Asas keamanan, yaitu harus dapat menjamin kepentingan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan tugas



h)



Asas keterbukaan, yaitu keberadaan SOP dapat menciptakan transparansi dalam pelaksanaan tugas



2.3.5. Prinsip Penyusunan SOP i.



SOP harus ditulis secara jelas, sederhana dan tidak berbelit-belit sehingga mudah dimengerti dan diterapkan untuk satu kegiatan tertentu



6



ii.



SOP harus dapat menjadi pedoman yang terukur baik mengenai norma waktu, hasil kerja yang tepat dan akurat, maupun rincian biaya pelayanan dan tatacara pembayaran (bila diperlukan adanya biaya pelayanan)



iii.



SOP harus dapat memberikan kejelasan kapan dan siapa yang harus melaksanakan kegiatan, berapa lama waktu yang dibutuhkan dan sampai dimana tanggung jawab masing-masing pejabat/pegawai



iv.



SOP harus mudah dirumuskan dan selalu bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan kebijakan yang berlaku



v.



SOP harus dapat menggambarkan alur kegiatan yang mudah ditelusuri jika terjadi hambatan.



Sebuah SOP disebut efisien jika memenuhi unsur berikut : a.



SOP yang mencerminkan upaya pencapaian tujuan, dalam menjalankan misi laboratorium/bengkel untuk mewujudkan Visi



b.



Memenuhi kriteria manual SOP



c.



Memahami hambatan-hambatan dalam penyusunan dan implementasi SOP



Adapun kriteria manual SOP 1)



Spesifik 



Penyusunan SOP harus khas dan spesifik, sesuai dengan kebutuhan organisasi







Penyusunan SOP harus dilakukan observasi terhadap organisasi secara rinci dan lengkap, mengenai: struktur organisasi, struktur pengambilan keputusan, lingkup dan cakupan bisnis atau aktivitas organisasi, kekhasan operasional, kekhususan administratif, dan peraturan-peraturan yang mengikat



2)



Lengkap prosedur Lengkap untuk prosedur tertentu, dan lengkap untuk prosedur yang dibutuhkan



3)



4)



Jelas dan mudah dipahami 



Dapat dimengerti dengan baik







Tidak menimbulkan banyak tafsiran



Layak Terap (Applicable) Dapat diaplikasikan dengan baik terutama dengan adanya dukungan manajemen dan budaya organisasi



7



5)



Controllable Dapat dikontrol oleh organisasi dan semua unsur organis



6)



Layak audit/ubah (Changeable and flexible) Mampu mengantisipasi perubahan (bisnis atau aktivitas) dan perubahan lingkungan organisasi.



2.3.6. Hambatan-hambatan dalam Penyusunan SOP a) Hambatan Organisasional; Mencakup aspek gaya manajemen, fleksibilitas organisasi, jumlah lapisan jabatan/panjangnya birokrasi, Jumlah rentang kendali jabatan, pola komunikasi dalam organisasi, kualitas SDM, dan budaya organisasi. b) Hambatan Operasional: Karaktersitik operasional (jenis kegiatan, ciri-ciri produk atau jasa, budaya masyarakat, kemapanan operasional), keterikatan terhadap peraturan pemerintah, dan ukuran operasional (kontrol internal untuk organisasi besar dan operasional yang luas yang berbeda standar) c) Hambatan Manajerial: Visi, misi, dan strategi organisasi, dukungan manajerial, pengawasan manajerial (terhadap perubahan bisnis atau lingkungan bisnis), dan tekanan manajerial, d) Hambatan Personal: Tidak memiliki kemampuan dalam mengikuti perubahan, tidak memiliki motivasi, dan memiliki kepentingan pribadi



2.3.7. Tips Penyusun SOP i.



Selalu bayangkan siapa pengguna SOP



ii.



Sebelum mulai menulis, putuskan apa tujuan dari prosedur tsb



iii.



Gunakan prinsip “Ceritakan apa yg akan Anda ceritakan, kemudian ceritakan”



iv.



Buatlah sebuah panduan sebelum menulis SOP (buat daftar SUB BAGIAN yg harus dibicarakan, kemudian kelompokkan)



v.



Jelas dan ringkas: hindari kalimat yg panjang



vi.



Komplit: semua informasi penting yg digunakan untuk menjalankan kegiatan



vii.



Obyektif: berisikan fakta, bukan pendapat/opini



viii.



Koheren: menunjukan alur dan urutan langkah utk menjalankan kegiatan



ix.



Mulailah dgn kata kerja dan hindari kalimat pasif



x.



Buat draft terlebih dahulu



xi.



Koreksi draft setelah 24 jam. Perhatikan apa dikatakan oleh setiap kalimat, kemudian perbaiki



8



xii.



Perhatikan kebosanan Anda sendiri ketika membuat SOP. Jika Anda merasa bosan, maka hal yg sama akan dirasakan oleh pembaca



xiii.



Panjang vs Pendek Panjang: Gunakan lap biasa utk membersihkan kotoran dan noda dari mesin, atau keringkan dgn lap tebal jika ada bagian yg basah Pendek:



xiv.



Bersihkan kotoran dan noda dari mesin Gunakan lap biasa utk menghilangkan kotoran Gunakan lap tebal utk mengeringkan bagian yg basah



xv.



Jelas vs Tidak Jelas Tidak jelas: Berat dari afal yg dihasilkan harus dicatat di dalam buku laporan hasil produksi Jelas: Catat berat afal yg dihasilkan di buku laporan hasil produksi



xvi.



Bertele-tele vs Ringkas Bertele-tele: Pastikan Anda membersihkan bak tinta dari semua tinta yg pernah digunakan sebelum Anda menyimpan tinta lain yg berbeda warnanya Ringkas: Bersihkan bak tinta sebelum mengisi tinta warna lain



xvii. –



Tingkat Rinci Prosedur harus berisi semua langkah yg penting yg harus dijalankan dgn seragam oleh semua pekerja. Hilangnya salah satu langkah penting akan menyebabkan terjadinya variasi dalam menjalankan prosedur







Prosedur tidak mungkin dibuat sedemikian detil sehingga semua pertanyaan pekerja bisa terjawab. Prosedur tidak untuk menggantikan training dan feedback, oleh karena itu pembuat SOP tidak harus berusaha menjawab semua pertanyaan yg mungkin akan muncul







Perhatikan bahwa kelemahan format flowchart adalah hanya bisa digunakan untuk SOP yg tidak rinci/sederhana. Pembuatan flow chart utk prosedur yg bersifat rinci/kompleks akan menyebabkan munculnya pola langkah yg panjang, berantakan dan susah utk dimengerti



2.3.8. Format SOP a) Judul SOP b) Tujuan



9



c) Ruang lingkup d) Referensi/Pedoman e) Sarana f)



Prosedur kerja



g) Flowchart 



menggambarkan sebuah algoritma yang terstruktur dan mudah dipahami oleh orang lain







diagram alir ini akan menunjukkan alur di dalam program secara logis







diagram alir ini selain dibutuhkan sebagai alat komunikasidan dokumentasi







diagram alir digambarkan dengan orientasi dari atas ke bawah







setiap kegiatan dalam diagram alir dinyatakan secara eksplisit







setiap diagram alir harus dimulai dari satu start dan berakhir pada satu atau lebih terminal/ akhir







gunakan penguhubung (connector) dengan label untuk menunjukkan keterhubungan antar path terputus/terpotong: misalnya ganti halaman.



Gambar 2.2. Simbol diagram alir



10



Gambar 2.3. Simbol bagan arus kegiatan



Gambar 2.4. Simbol garis penghubung



11



2.3.9.



Gambar 2.5. Contoh SOP



2.4.



Instruksi Kerja Dokumen mekanisme kerja yang mengatur secara rinci dan jelas urutan suatu aktifitas



yang hanya melibatkan satu fungsi saja sebagai pendukung prosedur mutu atau prosedur kerja.



Laboratorium/bengkel menyusun instruksi kerja dengan tujuan sebagai berikut : a. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di laboratorium/bengkel



12



b. Untuk menghindari kesalahan dan kegagalan saat mengoperasikan alat dan penggunaan bahan. c. Agar pekerjaan dapat dilakukan secara efisien dan efektif.



Dalam penyusunan instruksi kerja, terdapat empat prinsip yang perlu mendapatkan perhatian yaitu: i.



Dipercaya, Instruksi kerja harus dapat dipercaya oleh pelaksana.



ii.



Dipahami, Instruksi kerja harus dapat dimengerti oleh pelaksana



iii.



Dapat diakses, Instruksi kerja dapat ditemukan dengan cepat dan mudah oleh pelaksana



iv.



Konsisten, Instruksi kerja harus memiliki konsistensi terminology yang baku sehingga kata yang sama mempunyai arti yang sama, tidak mengandung singkatan terdefinisi dan istilah yang membingungkan.



Fungsi disusunnya instruksi kerja dapat dilihat dari gambar berikut:



Tabel 2.1. Contoh Instruksi Kerja Pengoperasian Komputer LOGO SEKOLAH



SMK NEGERI XXX SEMARANG INSTRUKSI KERJA : PENGOPERASIAN KOMPUTER



TUJUAN : 1. Menghindari resiko kesalahan mekanisme kerja 2. Menghindari kesalahan operasional peralatan 3. Menghindari kerusakan peralatan



13



FUNGSI ALAT: Alat bantu proses komputasi dan pengolahan grafis serta multimedia TATA CARA KERJA : 1. Pasang steker (colokan listrik) ke stop kontak yang terpasang di dinding dekat pintu masuk. 2. Tekan tombol power pada masing-masing CPU pada posisi on yang ditandai dengan nyala lampu indikator pada bagian depan kotak CPU dan keyboard. 3. Tekan tombol power pada masing-masing monitor (sudut kanan bawah) sehingga layar monitor menyala (lampu indikator monitor berwarna hijau). 4. Ketik password untuk login ke tampilan windows. 5. Tunggu sampai komputer siap digunakan untuk berbagai program aplikasi, yang ditandai dengan tampilan beberapa icon shortcut di layar monitor. 6. Komputer siap untuk digunakan, dilanjutkan dengan prosedur penggunaan sesuai dengan praktikum yang sedang dilaksanakan. Prosedur ini digunakan sampai waktu acara praktikum selesai. 7. Untuk mematikan komputer, matikan terlebih dahulu semua aplikasi program yang sedang digunakan pada praktikum waktu itu, dengan menekan tanda cross (silang pada pojok tampilan program, yang kemudian ditandai dengan menghilangnya icon file pada toolbar dibagian bawah layar monitor. 8. Tekan icon start pada pojok kiri bawah layar monitor. 9. Tekan tombol shut down. Tunggu sampai CPU dan monitor mati (lampu indikator monitor berwarna kuning). 10. Matikan arus monitor dengan menekan tombol power monitor (sudut kanan bawah) sehingga lampu indikator padam. 11. Pastikan semua unit komputer dalam keadaan mati. i.



12. Cabut steker yang terpasang di dinding tadi. JENIS INSTRUKSI KERJA:



DITETAPKAN OLEH :



LABORATORIUM KOMPUTER xxxxxxxx Kepala Laboratorium NOMOR INSTRUKSI KERJA:



TANGGAL



PEMBUATAN:



99-99-9999



TANGGAL REVISI : 999/XXXX/XXXXXX



TANGGAL EFEKTIF : 99-99-9999



14



Tabel 2.2. Contoh Instruksi Kerja Pengoperasian Komputer LOGO SEKOLAH



SMK NEGERI XXX SEMARANG INSTRUKSI KERJA : PENGOPERASIAN LCD PROYEKTOR



TUJUAN : 1. Menghindari resiko kesalahan mekanisme kerja 2. Menghindari kesalahan operasional peralatan 3. Menghindari kerusakan peralatan FUNGSI ALAT: Proyektor adalah alat untuk menampilkan tampilan layar komputer ke media lain (dinding, papan, layar). TATA CARA KERJA : 1. Pasang steker (colokan listrik warna hitam) ke stop kontak yang terpasang di dinding dekat pintu masuk. 2. Tekan tombol power pada proyektor. 3. Tunggu sampai muncul logo proyektor pada dinding/ papan tulis 4. Hubungkan kabel VGA proyektor ke port VGA laptop/ PC. 5. Jika sudah selesai digunakan, cabut kabel VGA dari port VGA laptop/ PC. 6. Matikan proyektor menggunakan remote atau secara manual dengan menekan kembali tombol power proyektor. 7. Tunggu sampai fan proyektor benar-banar berhenti berputar (mati). 8. Cabut steker dari stop kontak. ii. JENIS INSTRUKSI KERJA:



DITETAPKAN OLEH :



LABORATORIUM KOMPUTER xxxxxxxx Kepala Laboratorium NOMOR INSTRUKSI KERJA:



TANGGAL



PEMBUATAN:



99-99-9999



TANGGAL REVISI : 999/XXXX/XXXXXX



TANGGAL EFEKTIF : 99-99-9999



15



2.5.



Formulir Lembaran



kartu/kertas



dengan



ukuran



tertentu



yang



didalamnya



terdapat



data/informasi/rekaman teknis yang bersifat tetap dan juga bagian lain yang diisi dengan bagian yang tidak tetap. Dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan laboratorium/bengkel, sangat penting sebuah laboratorium/bengkel menyiapkan dokumen berupa formulir. Keberadaan formulir sebagai media perekaman seluruh aktivitas laboratorium sehingga dapat mempermudah proses dan ketelusuran.



a)



Keuntungan membuat formulir 



menghemat waktu,tenaga dalam hal penulisan serta biaya dalam hal penggunaan kertas



b)







memudahkan dalam hal menyimpan dan mencatat







adanya keseragaman sehingga mengurangi terjadinya penyimpanan







mengurangi kegiatan fotocopy



Fungsi formulir 



mencari suatu keterangan tertentu







menghimpun data yang sama







menyampaikan informasi yang sama kepada bagian yang berbeda







sebagai bukti fisik







sebagai dasar petunjuk untuk bekerja



16



Contoh Formulir



KARTU PEMINJAMAN ALAT PRAKTIKUM



Nama Laboratorium



: ……………………………………………………………………



Nama SMK



: ……………………………………………………………………



Nomor Formulir



:. …………………………………………………………………



No.



Nama



Judul Job



Peralatan Yang



Peminjam



Praktikum



dipinjam



Tgl Pinjam



Tgl Kembali



17



FORMULIR PERALATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) Nama Laboratorium



: ……………………………………………………………………



Nama SMK



: ...............................................................................................



Nomor Formulir



:. …………………………………………………………………



No. 1



Nama Peralatan



Jumlah



Tabung pemadam api



Asal-usul & Tahun



Kondisi Alat



Dana komite sekolah



2



2015



baik



FORMULIR KEBUTUHAN PERALATAN LABORATORIUM



Nama Laboratorium



: ……………………………………………………………………



Kepala Lab/Bengkel



: ……………………………………………………………………



Nomor Formulir:. …………………………………………………………………



No



Nama



.



Alat



Spesifikasi



Jumlah



Harga



Jumlah



Satuan



Harga



Keterangan



Sumber Referensi



18



DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN LABORATORIUM



Nama Laboratorium



: …………………………………………………………………



Kepala Lab/Bengkel



: …………………………………………………………………



Nomor Formulir:. …………………………………………………………………



No.



Nama Bahan



Spesifikasi



Jumlah



Harga



Jumlah



Satuan



Harga



Keterangan



Sumber Referensi



19