Pengukuran Gramatur Kertas (Basis Weight) Menggunakan Radiasi Beta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN



Judul PENGUKURAN GRAMATUR KERTAS (BASIS WEIGHT) MENGGUNAKAN RADIASI BETA



Disusun oleh:



Devita Nitiamijaya



NIM



PROGRAM STUDI ELEKTRONIKA INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2017



ii



KATA PENGANTAR



Segala Puji syukur bagi Allah SWT atas rahmat, berkah dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan judul “Pengukuran Gramatur Kertas (Basis Weight) Menggunakan Radiasi Beta” di Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN). Dalam kesempatan ini. penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dan pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan laporan PKL terutama kepada: 1. Pembimbing di Unit Kerja PRFN BATAN. 2. Ketua Program Studi Teknik Elektronika Industri. 3. Dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini. 4. Orang tua dan sahabat penulis yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral.



Penulis menyadari bahwa laporan PKL ini belum sempurna dari segi materi maupun penyajiannya.Oleh karena itu, penulis memerlukan masukan berupa kritik dan saran dari pembaca. Semoga laporan PKL ini membawa manfaat bagi pembaca.



Depok, 2 Februari 2017



Devita Nitiamijaya NIM.



iii



DAFTAR ISI



HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii KATA PENGANTAR .......................................................................................iii DAFTAR ISI .....................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Kegiatan ......................................................................... 1 1.2 Ruang Lingkup Kegiatan ......................................................................... 1 1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .............................................................. 2 1.4 Tujuan dan Kegunaan .............................................................................. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3 2.1 Gramatur Kertas ...................................................................................... 3 2.2 Radiasi .................................................................................................... 3 2.2.1 Radiasi Beta (β) .............................................................................. 4 2.3 Detektor Radiasi ...................................................................................... 4 2.4 Display Seven Segment ............................................................................ 5 2.5 Sistem Pengukuran Gramatur .................................................................. 5 2.6 Proteksi Radiasi ....................................................................................... 6 BAB III HASIL PELAKSANAAN PKL .......................................................... 8 3.1 Unit Kerja Praktik Kerja Lapangan .......................................................... 8 3.2 Uraian Praktik Kerja Lapangan............................................................... 10 3.3 Pembahasan Hasil Praktik Kerja Lapangan ............................................. 10 3.3.1 Proteksi Radiasi ............................................................................. 11 3.3.2 Prinsip Pengukuran Gramatur Kertas (Basis Weight) ..................... 11 3.3.3 Percobaan Pengukuran Gramatur Kertas (Basis Weight) ................ 12 3.4 Identifikasi Kendala yang Dihadapi ........................................................ 14 3.4.1 Kendala Pelaksanaan Tugas ........................................................... 14 3.4.2 Cara Mengatasi Kendala ................................................................ 15 BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 16 Simpulan ....................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17 LAMPIRAN



iv



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1 Ion Chamber KB 100/20 .................................................................. 5 Gambar 2.2 Metode Pengukuran Gramatur Kertas .............................................. 6 Gambar 2.3. Film Badge ..................................................................................... 7 Gambar 2.4 Pendeteksi Radiasi ........................................................................... 7 Gambar 3.1 Struktur Organisasi BATAN ............................................................ 8 Gambar 3.2 Blok Diagram Beta Basis weight ..................................................... 11 Gambar 3.3 Saat Tidak Ada Kertas .................................................................... 13 Gambar 3.4 Saat Ada Kertas .............................................................................. 13



v



DAFTAR TABEL



Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan ........................................................................ 13 Tabel 3.2 Data Hasil Perhitungan ..................................................................... 14



vi



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Kegiatan Berbagai jenis kertas diproduksi sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh konsumen. Gramatur merupakan parameter untuk meningkatkan kualitas kertas Pengukuran kertas semula menggunakan load cell, proses ini membutuhkan waktu yang lama. Proses pengukuran ini tidak akurat dan dapat menimbulkan kerugian. Maka dari itu pengukuruan gramatur kertas menggunakan metoda teknik nuklir. Metoda teknik nuklir untuk pengukuran gramatur kertas menggunakan radiasi beta jenis Kr85 (kripton) yang ramah lingkungan dan mudah dalam penggunaan. Kr85 (kripton) memiliki sinar beta yang lebih teliti untuk mengukur gramatur kertas atau Basis Weight dengan grade diatas 60 gram/m2 sampai 350 gram/m2. Beta Basis Weight merupakan alat pengendali gramatur kertas secara on-line. Alat ini digunakan untuk mengendalikan kualitas kertas sehingga hasil produksi kertas merata secara lebar maupun memanjang. Bila terjadi kesalahan produksi dapat diperbaiki secara tepat dan cepat [Rony Djokorayono, Yunus, dan Usep Setia Gunawan. 2015]. Untuk mengukur gramatur kertas memerlukan sarana dan alat khusus yang mengirim sinyal hasil tersebut. Material pengukuran gramatur berupa kertas A4 yang diletakkan diantara sumber radiasi beta dengan memancarkan gelombang dalam bentuk sinyal, kemudian ditangkap detektor ion chamber. Sinyal hasil pengukuran gramatur kertas (Basis Weight) diolah ke mikrokontroler dan data ditampilkan pada LCD.



1.2. Ruang Lingkup Kegiatan a. Proteksi Radiasi b. Detektor Ion Chamber c. Proses pengukuran gramatur kertas d. Pemancar Radiasi Beta



1



2



1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu: 11 Juli 2016 sampai 26 Agustus 2016 Tempat: Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir (PRFN), BATAN, Kawasan PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan, Banten.



1.4. Tujuan dan Kegunaan Tujuan: a. Untuk memenuhi persyaratan kurikulum Program Studi Teknik Elektronika Industri dan setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL). b. Mahasiswa dapat mengenal tentang dunia kerja. c. Mempelajari cara kerja Beta Basis Weight. d. Mahasiswa memperoleh data-data untuk bahan laporan PKL yang akan dipresentasikan.



Kegunaan dari Kerja Praktek agar mahasiswa : a. Mendapatkan pengalaman tentang dunia kerja. b. Menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan teknologi yang belum didapat di bangku kuliah. c. Dapat melakukan pengukuran gramatur kertas menggunakan serapan radiasi beta.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Gramatur Kertas Gramatur kertas adalah nilai yang menunjukkan massa lembaran kertas



dalam gram dibagi dengan satuan luasnya dalam gram meter persegi. Gramatur kertas dipengaruhi oleh kadar air pada kelembaban udara disekitar kertas, sehingga mempengaruhi semua sifat-sifat kertas [Khaswar Syamsu, Liesbetini, Gamma Irca dan Han Roliadi. 2014]. Adanya keragaman dalam gramatur mengindikasikan pada fluktasi pemakaian bahan baku kertas per satuan luas. Semakin kecil gramatur maka penggunaan bahan baku semakin sedikit, energi pengolahan kertas lebih rendah, mengurangi polusi pabrik, dan ruang penyimpanan lebih efesiensi. Faktor yang mempengaruhi fisik kertas seperti komposisi pulp serat pendek dan panjang, metode pembuatan, kadar air dan lainnya.



2.2



Radiasi Radiasi merupakan gelombang elektromagnetik atau pancaran energi.



Berdasarkan jenis radiasi, radiasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu gelombang elektromagnetik, partikel tidak bermuatan, dan partikel bermuatan. Radiasi juga dapat dibedakan berdasarkan kemampuan mengionkan suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel, atau gelombang yang dilaluinya, yaitu radiasi pengion dan non pengion. Radiasi pengion apabila radiasi menabrak sesuatu, akan muncul partikel bermutan listrik yang disebut ion. Ion kemudian akan memberi pengaruh pada bahan termasuk benda hidup Yang termasuk radiasi pengion adalah sinar-x, sinar Gamma(γ), sinar Alpha(α), sinar Beta(β), dan neutron. Sedangkan radiasi non pengion radiasi yang tidak menimbulkan ionisasi seperti gelombang radio, sinar matahari, inframerah, gelombang mikro [Latar Muhammad Arief. 2012].



3



4



2.2.1 Radiasi Beta (β) Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif dan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang bemuatan-l e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa. Energi sinar beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam udara kering dan dapat menembus kulit. Sifat dari sinar beta juga dapat mengionisasi gas yang dilaluinya. Pada pemancaran radiasi beta, jumlah muatan inti atom tidak berubah tetapi pada pemancaran radiasi β - nomor atomnya bertambah satu, sedangkan pada radiasi β+ dan tangkapan elektron nomor atomnya berkurang satu



2.3



Detektor Radiasi Detektor radiasi bekerja dengan cara mengukur perubahan yang disebabkan



oleh penyerapan energi radiasi oleh medium penyerap yang disebut proses ionisasi. Dalam proses ionisasi, energi radiasi diubah menjadi pelepasan sejumlah elektron (energi listrik). Bila terdapat medan listrik maka elektron akan bergerak menuju ke kutub positif sehingga dapat menginduksikan arus atau tegangan listrik. Semakin besar energi radiasinya maka arus atau tegangan listrik yang dihasilkannya juga semakin besar pula. Radiasi yang memasuki detektor akan mengionisasi gas dan menghasilkan ion-ion positif dan ion-ion negatif (elektron). Ion-ion yang dihasilkan di dalam detektor tersebut akan memberikan kontribusi terbentuknya pulsa listrik ataupun arus listrik. Keuntungan detektor ini dapat



membedakan energi yang



memasukinya dan tegangan kerja yang dibutuhkan tidak terlalu tinggi.



5



Gambar 2.1 Ion Chamber KB 100/20 Pada gambar diatas merupakan detektor ion chamber yang digunakan dalam pengukuran gramatur kertas dan terdapat di dalam alat tersebut.



2.4



Display Seven Segment Display seven segment merupakan komponen yang berfungsi sebagai



penampil karakter angka dan karakter huruf tertentu. Pada seven segment juga dilengkapi karakter titik (dot). Yang sering dibutuhkan untuk karakter koma atau titik pada saat menampilkan suatu bilangan. Seven segment terdiri dari tujuh penampil karakter yang berfungsi memancarkan cahaya ketika melewati arus listrik yang dilaluinya dan diatur sedemikian rupa sehingga membentuk angkaangka dari 0 sampai 9 [Meilia Nur Indah. 2012]. Seven segment terdiri dari dua jenis yaitu common anoda dan katoda. Kondisi pada common anoda aktif high sedangkan katoda aktif low. Prinsip kerja seven segment ialah input biner pada switch dikonversi masuk kedalam decoder, kemudian decoder mengkonversi bilangan biner menjadi desimal, yang nantinya akan ditampilkan.



2.5



Sistem Pengukuran Gramatur Pengukuran gramatur (basis weight) menggunakan metoda serapan



(absorpsi) radiasi Beta yang berasal dari sumber beta jenis Kr85 yang memenuhi formula [Rony Djokorayono, Yunus, dan Usep Setia Gunawan. 2015].



6



Gambar 2.2 Metode Pengukuran Gramatur Kertas I = Io e – ux



( 2.1)



Kemudian disederhanakan menjadi ln I = ln Io – ux dengan asumsi ln Io dan u merupakan konstanta sehingga formulasi diatas dapat disederhanakan menjadi X sebanding proporsional dengan logaritmik I, dimana: Io = Intensitas radiasi beta sebelum diarbsorpsi kertas I = Intensitas radiasi beta setelah diarbsorpsi kertas u = konstanta atenuasi massa untuk kertas x = berat kertas per satuan luas (gram/ m2)



2.6



Proteksi Radiasi Proteksi radiasi merupakan perlindungan pekerja dari efek berbahaya radiasi



pengion [Amri Sabekti. 2014]. Sebelum melakukan kegiatan, ikuti dahulu aturan proteksi radiasi yang sudah ditentukan untuk mengetahui batas waktu berada diwilayah tersebut. Aturan proteksi radiasi untuk pekerja radiasi yang berada di wilayah radiasi per tahun 2000 mRem/h, untuk per jamnya 1 mRem/h setara 1 mR/h = 10 sv/h.. Pada gambar berikut merupakan alat monitor radiasi personil:



7



Gambar 2.3 Film Badge



Gambar 2.4 Pendeteksi Radiasi



Dengan demikian, orang yang bekerja di sekitar wilayah radiasi mengetahui batas waktu kerja di wilayah tersebut sehingga mengurangi efek negatif yang diakibatkan terkena radiasi.



BAB III HASIL PELAKSANAAN PKL



3.1



Unit Kerja Praktik Kerja Lapangan Badan Tenaga Nuklir Nasional disingkat BATAN merupakan Lembaga



Pemerintah Non Kementerian Indonesia yang melakasanakan tugas pemerintah dibidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir. Berikut gambar struktur organisasi BATAN:



Gambar 3.1 Struktur Organisasi BATAN



Pada Gambar 3.1 Penulis melaksanakan Kerja Praktek di Pusat Rakayasa Fasilitas Nuklir (PRFN) yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan



8



9



pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan, pembinaan, dan bimbingan dibidang perekayasaan instrumentasi, elektromekanik dan kendali, mekanik dan proses fasilitas nuklir. Tugas Pokok PRFN: a. Pelaksanaan



urusan



perencanaan,



persuratan



dan



kearsipan,



kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, dokumentasi ilmiah dan publikasi serta pelaporan; b. Pelaksanaan perekayasaan instrumentasi fasilitas nuklir; c. Pelaksanaan perekayasaan elektromekanik dan kendali fasilitas nuklir; d. Pelaksanaan perekayasaan mekanik, struktur, dan proses fasilitas nuklir; e. Pelaksanaan jaminan mutu, pemantauan keselamatan kerja dan proteksi radiasi; f. Pelaksanaan



tugas



lain



yang



diberikan



oleh



Deputi



Bidang



Pendayagunaan Teknologi Nuklir.



Kegiatan di PRFN dibagi ke dalam dua kelompok kegiatan yaitu: 



Kegiatan Pengembangan Perangkat Nuklir. Kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dari suatu perangkat nuklir yang telah dibuat sehingga menjadi perangkat yang memiliki beberapa keunggulan dan nilai tambah dibanding perangkat nuklir sejenisnya yang telah ada. Di samping itu juga pengembangan perangkat nuklir dilakukan untuk menyesuaikannya dengan kecenderungan perkembangan dan perubahan yang cepat dari teknologi perangkat keras dan lunak. Keluaran dari pengembangan ini adalah prototipe perangkat nuklir dengan nomor versi sama tetapi nomor release yang berbeda.



10







Kegiatan Perekayasaan Perangkat Nuklir. Suatu kegiatan pembuatan perangkat nuklir yang mengikuti siklus hidup perekayasaan dengan berawal pada penetapan spesifikasi persyaratan pengguna, dilanjutkan ke perancangan, konstruksi, instalasi, pengujian, dokumentasi, hingga dihasilkannya produk prototipe dengan mengikuti prosedur mutu yang telah ditetapkan.



3.2



Uraian Praktik Kerja Lapangan Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PRFN BATAN



kegiatan awal yang dilakukan yaitu perkenalan dan pengarahan lingkungan, seperti pengenalan pada alat-alat dan kegunaannya yang ada khususnya di Lab II Instrumentasi. Alat yang ada di Lab II Instrumentasi kebanyakan dibuat untuk membantu kegiatan pada industri dan pertambangan agar memudahkan dalam pengerjaan. Kemudian penulis diberikan pengarahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta atribut proteksi radiasi yang digunakan untuk diwilayah radiasi. Setelah mendapatkan pengarahan, penulis diberi studi literatur mengenai alat-alat tersebut yang memiliki fungsi tertentu, sebelum menggunakannya. Beberapa hari melaksanakan PKL penulis memutuskan untuk membahas tentang pengukuran gramatur kertas (basis weight). Penulis mempelajari cara kerja pengukuran gramatur kertas dan mendapat pengarahan dari pembimbing untuk mencoba melakukan pengukuran gramatur kertas (basis weight) dengan radiasi. Radiasi yang digunakan Beta jenis Kripton (Kr85).



3.3



Pembahasan Hasil Praktik Kerja Lapangan Setelah melakukan percobaan alat yang ada disana, penulis memutuskan



untuk membahas tentang pengukuran gramatur kertas (basis weight) dengan menggunakan radiasi Beta. Beberapa tahapan yang dilakukan untuk pengukuran gramatur kertas (basis weight) yaitu:



11



3.3.1 Proteksi Radiasi Sebelum melakukan kegiatan, ikuti dahulu aturan proteksi radiasi. Diketahui paparan radiasi pada permukaan pemancar Beta Kr85 yang digunakan untuk percobaan alat Beta Basis Weight adalah:



. Maka, perhitungan batas waktu



kerja untuk personil sebagai berikut: x 1 jam



(3.1)



Artinya, pekerja radiasi yang berada disekitar pemancar Beta yang digunakan untuk percobaan alat Beta Basis Weight hanya diizinkan selama 150 menit.



3.3.2 Prinsip Pengukuran Gramatur Kertas (Basis Weight) Prinsip Pengukuran Basis Weight (Gramatur) Kertas dengan satuan gram/m2 menggunakan pemancar Beta dari unsur Kr85 yang biasa disebut perangkat Beta Basis Weight memiliki blok diagram sebagai berikut:



Gambar 3.2 Blok Diagram Beta Basis Weight



12



Penjelasan dari Blok Diagram Beta Basis Weight: Dari formula tersebut diatas terdapat hubungan linier antara berat kertas persatuan luas dengan logaritmik intensitas radiasi beta yang terarbsorpsi oleh material kertas, intensitas radiasi beta setelah diarbsorpsi oleh kertas kemudian diukur intensitasnya menggunakan detektor Ion Chamber High sensitive beta yang hasilnya merupakan arus listrik searah (DC) yang dikonversi ke standard signal 4-20 mA, untuk kemudian ditransmisikan melalui kabel signal ke komputer Data logger. Konsep perancangan sistem ini menggunakan sumber radiasi Beta Kr85 aktivitas 1,54 GBq yang dapat digunakan untuk mengukur Basis Weight (gramatur) kertas dari standard 60 gram/m2 sampai 350 gram/m2.



3.3.3 Percobaan Pengukuran Gramatur Kertas (Basis Weight) Hal pertama yang harus dilakukan menyalakan catu daya tegangan sehingga alat dapat bekerja. Proses kalibrasi dilakukan dengan cara mengambil data pada saat tidak ada kertas, data tersebut dijadikan titik nol (zero span). Setelah zero span didapat maka alat dapat digunakan. Berikut tahapan yang dilakukan dalam percobaan: a. Menyiapkan alat dan bahan Siapkan sampel berupa kertas A4 yang akan dideteksi gramaturnya. b. Pengambilan Data Gramatur Kertas (gram/m2) Untuk melakukan pengukuran, pertama nyalakan alat dan membaca data intensitas radiasi pada saat tidak ada kertas, kemudian baca dan catat saat ada kertas.



13



Gambar 3.3 Saat Tidak Ada Kertas



Gambar 3.4 Saat Ada Kertas



Gambar diatas saat tidak ada kertas merupakan data titik nol (zero span) dan yang ada kertas data yang terdeteksi.



Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan Display



Sampel 1



Sampel 2



Sampel 3



Sampel 4



Tanpa



Kertas



Kertas



Kertas



Kertas 280



Kertas



70 gr/m2



140 gr/m2



210 gr/m2



gr/m2



1



103



204,9



283,7



351,7



401,1



2



103,4



204,4



283



351,3



400,5



3



103,1



205



283,6



351,1



400,7



4



102



205,9



284



352



400,1



5



102,5



204,1



284,4



351,5



400,2



6



103,4



204,5



283,7



351,2



400,9



7



102



204,7



283,5



351,6



401



8



102,7



204,9



284,1



351,8



401,1



9



102,1



204,4



283,5



352,4



400,5



10



102,6



205,3



283,2



351,3



400,7



Rata-Rata



102,68



204,81



283,67



351,59



400,68



No.



14



Perhitungannya: Dg



= D – Z0



Dg



= Data Gramatur Kertas



D



= Data Terdeteksi



Z0



= Zero Span



Dg



= 204,81-102,67



Dg



= 102,13



(3.2)



Tabel 3.2 Data Hasil Perhitungan Sampel Kertas (gram/m2)



Tampil pada LED Display



70 gr/m2



102,13



140 gr/m2



180,99



210 gr/m2



248,91



280 gr/m2



298



3.4



Identifikasi Kendala yang Dihadapi Selama PKL di PRFN BATAN penulis mengalami kendala pada saat penggunaan hardware dan pemahamannya, karena penulis belum pernah mempelajarinya. Serta minimnya materi yang diberikan selama PKL.



3.4.1 Kendala Pelaksanaan Tugas a. Kurangnya pengetahuan tentang radiasi dan detektor ion chamber sehingga saat awal sulit memahami b. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya radiasi dan sumber radiasi. c. Penulis tidak diperkenankan mempelajari pemrograman karena waktu PKL yang cukup singkat. d. Penulis tidak dapat melihat rangkaian basis weight karena terdapat sumber high voltage yang digunakan untuk ion chamber, sehingga berbahaya apabila dibongkar.



15



3.4.2 Cara Mengatasi Kendala a. Mencari literatur dan bertanya kepada pembimbing b. Penulis diberikan arahan oleh pembimbing tentang cara kerja alat tersebut dan penulis meminta pembimbing untuk megoperasikannya.



BAB IV PENUTUP



Simpulan Dalam percobaan ini data yang didapat dari led untuk melihat respon detektor sesuai dengan prinsip radiasi yang diterima detektor, bisa membedakan gramatur kertas satu lembar dengan dua lembar kertas. Perhitungan kasar di led untuk mengeluarkan signal 4-20 mA, untuk wilayah pengukuran kertas paling tipis dan paling tebal.



16



DAFTAR PUSTAKA



Arief, Latar Muhammad. 2012. Pengendalian Bahaya Radiasi Elektromagnitik Ditempat Kerja. Jakarta: Universitas Esa Unggul. Data Sheet Ion Chamber KB 100/20 Djokorayono, Rony. Amir, Arjoni. dan Setia, Gunawan Usep. 2008. Sistem Kendali Kualitas Gramatur dan Kadar Abu di Pabrik Kertas. Puspitek Serpong: PRFN BATAN. Djokorayono, Rony. Yunus, dan Setia, Gunawan Usep. 2015. Aplikasi Nuklir di Industri. Puspitek Serpong: PRFN BATAN Indah, Meilia Nur. 2012. Simulasi Seven Segment Untuk Teknik Digital Berbasis Multimedia. Jurnal PETIR hal 165. ISSN 1978-9262. Sabekti, Amri. 2014. Pembangunan Aplikasi Alat Bantu Penghitungan Radiasi Nuklir Berbasis IOS. Jurnal Universitas AtmaJaya Yogyakarta hal 18. Syamsu, Khaswar. Liesbetini. Irca, Gamma. Roliadi Han. 2014. Campuran Pulp Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Selulosa Mikrobial Nata de Cassava dalam Pembuatan Kertas. Jurnal Ilmu Pertanian hal 16.



17



Lampiran 1



Lampiran 2



(Lanjutan)



Lampiran 3



PROFIL BATAN Sejarah dan Perkembangan BATAN Kegiatan pengembangan dan pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitita Negara untuk Penyelidikan Radioaktivet tahun 1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di Lautan Pasifik. Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU NO. 31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia telah ditetapkan sebagai hari jadi BATAN. Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, maka dibangun beberapa fasilitas penelitian, pengembangan, dan rekayasa (litbangyasa) yang tersebar di berbagai kawasan, antara lain Kawasan Nuklir Bandung (1965), Kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta (1966), Kawasan Nuklir Yogyakarta (1967), dan Kawasan Nuklir Serpong (1987). Sementara itu dengan perubahah paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU no. 10 tentang Ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksna kegiatan pemanfaatan tenaga nukir (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN).



Tabel 1 Urutan sejarah perkembangan BATAN. 1954



Pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet



1958



Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (PP No.65 Tahun 1958)



1964



Penetapan UU No.31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok



(Lanjutan)



Tenaga Atom 1965



Peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung dan Pengoperasian Reaktor Triga Mark II berdaya 250 kW oleh Presiden RI serta perubahan nama Lembaga Tenaga Atom menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN)



1966



Pembentukan Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA) Pasar Jumat, Jakarta



1967



Pembentukan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta



1968



Peresmian penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60 PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI



1970



Peresmian Klinik Kedokteran Nuklir di PPTA Bandung



1971



Reaktor Triga Mark II Bandung mencapai kritis pada daya 1 MW



1972



Pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN (KP2-PLTN)



1979



Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini dengan daya 100 kW di PPTA Yogyakarta oleh Presiden RI



1984



Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 keV di PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI



1987



Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy dengan daya 30 MW dan Instalasi Elemen Bakar Nuklir di PPTA Serpong Tanggerang oleh Presiden RI



1988



Peresmian pengoperasian Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif di PPTA Serpong oleh Presiden RI



1989



Peresmian pengoperasian Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka, Instalasi Elemen Bakar Eksperimental di PPTA Serpong oleh Presiden RI



1990



Peresmian



Instalasi



Radiometalurgi,



Instalasi



Keselamatan



dan



Keteknikan Nuklir, Laboratorium Mekano Elektronik Nuklir di PPTA Serpong - Tangerang oleh Presiden RI 1992



Peresmian pengoperasian Instalasi Spektrometri Neutron, Instalasi Penyimpanan



Elemen



Bakar



Bekas



dan



Pemindahan



Bahan



(Lanjutan)



Terkontaminasi di PPTA Serpong - Tangerang oleh Presiden RI 1994



Peresmian pengoperasian Mesin Berkas Elektron 2 MeV di PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI



1995



Dalam memperingati HUT RI ke 50, BATAN berhasil melaksanakan “Whole Indonesian Core” untuk Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy



1996



Pembentukan PT Batan Teknologi (persero), Divisi : Produksi Elemen Bakar Reaktor, Produksi Radioisotop, Produksi Instrumentasi dan Rekayasa Nuklir



1997



Penetapan UU No.10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran yang memisahkan Badan Pelaksana dan Badan Pengawas penggunaan tenaga nuklir



1998



Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Keppres No.197 Tahun 1998)



2000



Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MW di Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Bandung oleh Wakil Presiden RI



2001



Peningkatan status Pendidikan Ahli Teknik Nuklir (PATN) menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir



2003



Penyerahan hasil “Comprehensive Assessment of Different Energy Sources for Electricity Generation in Indonesia” kepada Presiden RI; Pencapaian 10% jumlah varietas unggul tanaman pangan nasional; Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 350 keV, 10 mA di PPTN Yogyakarta: Pengoperasian Pusat Pelatihan dan Diseminasi Teknologi Peternakan - Pertanian Terpadu di Kalsel



2005



Terwujudnya perpustakaan digital di bidang nuklir



2006



Pencapaian 1 juta hektar penyebaran varietas padi unggul BATAN di seluruh Indonesia



2008



50 tahun BATAN Berkarya.



2012



Pencapaian 20 varietas unggul padi, 6 varietas unggul kedelai, 1 varietas unggul kacang hijau, dan 1 varietas kapas 54 tahun. Pemberian penghargaan berupa G.A. Siwabessy Award kepada tokoh atau figure



(Lanjutan)



yang dianggap berjasa dalam pengembangan teknologi nuklir di Indonesia. Penghargaan G.A. Siwabessy Award diberikan kepada Ir. Sutaryo Supadi, M.Sc untuk kategori Nuclear Lifetime Achievement. 2013



Peringatan 55 tahun BATAN Tetap Berkarya dan Penggantian logo BATAN yang memiliki makna BATAN adalah sebuah lembaga yang melakukan



penelitian,



pengembangan



dan



pemanfaatan



ilmu



pengetahuan tentang nuklir yang jujur, terbuka, disiplin, kreatif, inovatif, mengutamakan keselamatan dan keamanan untuk kesejahteraan bangsa. 2014



Indonesia meraih penghargaan tertinggi di bidang nuklir (Outstanding Achievment Award) dunia, atas peran serta mendukung ketahanan pangan melalui radiasi dengan mengembangkan varietas benih unggul. Penghargaan disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal International Atomic Energy Agency (IAEA) Yukiya Amano kepada Duta Besar Indonesia Rachmat Budiman disaksikan oleh Kepala BATAN Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto



Badan Tenaga Nuklir Serpong Kawasan Nuklir Serpong merupakan kawasan pusat Litbangyasa iptek nuklir yang dibangun dengan tujuan untuk mendukung usaha pengembangan industri nuklir dan persiapan pembangunan serta pengoperasian PLTN di Indonesia. Pembangunan instalasi dan laboratorium Kawasan Nuklir Serpong dilaksanakan melalui 3 (tiga) fase yang dimulai sejak tahun 1983 dan selesai secara keseluruhan pada tahun 1992. Luas kawasan mencapai sekitar 25 hektare dan terletak di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong. Di kawasan ini, terdapat Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN), Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG), Pusat Pengembangan Informatika Nuklir (PPIN), Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PRPN), Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR), Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN), Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir (PSJMN), dan Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir (PKTN).



(Lanjutan)



Fasilitas utama yang terdapat di kawasan ini adalah Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy (RSG-GAS) dengan daya 30 MW, Instalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset, Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka, Instalasi Elemen Bakar Eksperimental, Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif, Instalasi Radiometalurgi, Instalasi



Keselamatan



dan



Keteknikan



Reaktor,



Fasilitas



Penembangan



Informatika, Instalasi Mekano Elektronik Nuklir, Instalasi Spektrometri Neutron serta Instalasi Penyimpanan Elemen Bakar Bekas dan Bahan Terkontaminasi.



Struktur BATAN



Gambar 1 Bagan Strutur Organisas Badan Tenaga Nuklir Nasional



(Lanjutan)



Gambar 2 Logo Badan Tenaga Nuklir Nasional



Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Badan Tenaga Nuklir Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran dan Keppres RI No. 64/2005, BATAN ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi. Tugas pokok BATAN adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai ketentuan Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas, BATAN menyelenggarakan fungsi: 



Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian,



pengembangan dan pemanfaatan nuklir. 



Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN.







Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang



penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir. 



Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidan



perencanaan umum, ketata usahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.



Visi Badan Tenaga Nuklir BATAN Unggul di Tingkat Regional, Berperan dalam Percepatan Kesejahteraan Menuju Kemandirian Bangsa.



(Lanjutan)



Misi Badan Tenaga Nuklir 1.



Merumuskan kebijakan dan strategi nasional iptek nuklir.



2.



Mengembangkan iptek nuklir yang handal, berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat.



3.



Memperkuat peran BATAN sebagai pemimpin di tingkat regional, dan berperan aktif secara internasional.



4.



Melaksanakan layanan prima pemanfaatan iptek nuklir demi kepuasan pemangku kepentingan.



5.



Melaksanakan diseminasi iptek nuklir dengan menekankan pada asas kemanfaatan, keselamatan dan keamanan.



Tujuan Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata dalam pembangunan nasional dengan peran: 



Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dan pemanfaatan/pendayagunaanya oleh masyarakat dalam mendukung program pembangunan nasional.







Meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi.



Sasaran Sasaran pembangunan iptek nuklir yang ingin dicapai adalah: 



Peningkatan hasil litbang enisora berupa bibit unggul tanaman pangan, tersedianya insfrastruktur dasar pembangunan PLTN, pemahaman masyarakat terhadap teknologi nuklir, pemanfaatan aplikasi teknologi isotop dan radiasi untuk kesehatan; dan







Peningkatan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi meliputi kelembagaan iptek, sumber daya iptek dan penguatan jejaring iptek



(Lanjutan)



dalam rangka mendukung pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi di masyarakat.



Prinsip Segenap kegiatan iptek nuklir dilaksanakan secara profesional untuk tujuan damai dengan mengutamakan prinsip keselamatan dan keamanan, serta kelestarian lingkungan hidup.



Nilai-Nilai 



Segenap kegiatan nuklir dilandasi nilai-nilai







Visionary, Innovative, Excellent dan Accountable







Kejujuran,



Kedisiplinan,



Kesetiakawanan



Lima Pedoman BATAN 1. Berjiwa pionir 2. Bertradisi ilmiah 3. Berorientasi industri 4. Mengutamakan keselamatan 5. Komunikatif



Keterbukaan,



Tanggungjawab,



Kreatif



dan



Lampiran 4