Pengukuran Konduktivitas Larutan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengukuran Konduktivitas Larutan Nida Annisa Hanum*1 , Ani Wahyu Nuur Khasanah1, Fitri Puspasari1 1



Program Studi D3 Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada



Sekip Unit III Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281 Indonesia * E – mail : [email protected] ABSTRAK Konduktivitas listrik adalah ukuran kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan arus listrik. Tujuan penelitian ini adalah untuk merakit alat ukur kondiktivitas larutan sederhana, mengukur nilai konduktivitas larutan, dan menganalisis dan memvalidasi alat ukur konduktivitas yang dibuat. Instrumen yang digunakan untuk mengukur konduktivitas yaitu Krisbow KW06-744 sebagai standar dan konduktivitimeter uji yang dirangkai dari kit Arduino Uno. Rangkaian disusun dan dihubungkan dengan laptop dan script ditulis pada Arduino Uno untuk menjalankan konduktivitimeter uji. Instrumen uji dan standar ditempatkan berdekatan pada medium air kran, air mineral dan larutan CuSO4. Pengukuran konduktivitas pada air kran (murni) diperoleh sebesar (370 ± 0) μS/cm menggunakan instrumen standar dan (60,3 ± 0,2) μS/cm menggunakan instrumen uji. Pada air mineral yaitu pada instrumen standar sebesar (232 ± 0) μS/cm dan instrumen uji sebesar (52,02 ± 0,48) μS/cm. Pada larutan CuSO4 bernilai (2552,4 ± 4,3) μS/cm pada instrumen standar dan (198,2 ± 5,4) μS/cm pada instrumen uji. Kata Kunci : Konduktivitas; Larutan; Arduino Uno ABSTRACT Electrical conductivity is a measure of the ability of a solution to deliver an electric current. The purpose of this study is to assemble a measuring instrument of a simple solution, measure the conductivity value of a solution, and analyze and validate the conductivity measuring instrument made. The instrument used to measure conductivity is Krisbow KW06-744 as a standard and conductivitimeter test which is assembled from the Arduino Uno kit. The circuit is arranged and connected to the laptop and the script is written on Arduino Uno to run the test conductivitimeter. Test and standard instruments were placed adjacent to the tap water medium, mineral water and CuSO4 solution. Measurement of conductivity in (pure) tap water was obtained at (370 ± 0) μS / cm using a standard instrument and (60.3 ± 0.2) μS / cm using a test instrument. In mineral water, the standard instrument is (232 ± 0) μS / cm and the test instrument is (52.02 ± 0.48) μS / cm. In the CuSO4 solution the value (2552.4 ± 4.3) μS / cm in the standard instrument and (198.2 ± 5.4) μS / cm in the test instrument. Keywords: Conductivity; Solution; Arduino Uno



PENDAHULUAN Teknologi komputer saat ini telah berkembang seiring pesatnya teknologi semikonduktor. Hal ini mendorong hampir setiap aspek kegiatan dari kehidupan manusia menuju kearah komputerisasi. Sering kali proses – proses tertentu dalam kehidupan sehari-hari, misalnya penelitian, atau industri, atau dalam praktikum konduktivitas larutan, seorang praktikan memerlukan alat pengukuran konduktivitas larutan elektrolit. Dengan mengetahui nilai konduktivitasnya seorang peneliti dapat mengetahui kadar CO2 dalam udara. Namun, yang disayangkan adalah banyak dilakukan dengan cara manual. Beberapa masalah terdapat pada pengukuran secara manual, yaitu keakuratannya kurang, ketelitian kurang, akan muncul beberapa ralat (error), dan keefektifannya kurang. Pada pengukuran secara manual tidak dapat langsung diketahui nilai besaran yang diukur, tetapi dilakukan perhitungan terlebih dahulu (Warsito S., 1987). Dengan memanfaatkan teknologi arduino uno kesulitan – kesulitan pengukuran secara manual dapat teratasi, sehingga pengukuran konduktivitas larutan elektrolit yang dikontrol dengan arduino uno dapat dengan mudah terprogram dan terkomputerisasi. Konduktivitas listrik adalah ukuran kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan arus listrik (Bartelt T., 2006). Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat bersifat elektrolit atau nonelektrolit. Larutan yang dapat menghantarkan



arus listrik disebut larutan yang bersifat elektrolit. Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan yang bersifat nonelektrolit. Arus listrik di dalam larutan dihantarkan oleh ion yang terkandung di dalamnya. Ion memiliki karakteristik tersendiri dalam menghantarkan arus listrik. Maka dari itu nilai konduktivitas listrik hanya menunjukkan konsentrasi ion total dalam larutan (Manalu, 2014). Jumlah ion yang ada dalam larutan tergantung dari jenis elektrolit (kuat atau lemah) dan konsentrasi, selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah atau kuat memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimum pada pengenceran tak terhingga (Sukardjo, 1990). Banyaknya ion di dalam larutan juga dipengaruhi oleh padatan terlarut di dalamnya. Semakin besar jumlah padatan terlarut di dalam larutan maka kemungkinan jumlah ion dalam larutan juga akan semakin besar, sehingga nilai konduktivitas listrik juga akan semakin besar. Konduktivitas cairan dapat diukur melalui pengukuran konduktansi, yang diukur dengan satuan siemens (S). Konduktansi dinotasikan dengan simbol G. Konduktansi berkebalikan dengan resistansi. Konduktivitas disimbolkan dengan 𝜎 diukur dalam satuan μmhos/cm atau μS/cm. Kedua satuan tersebut setara (Mackereth, 1989). Menurut Boyd (1988), air suling (aquades) memiliki nilai konduktivitas sekitar 1 μmhos/cm. Sedangkan perairan alami



sekitar 20-1500 μmhos/cm. Konduktivitas pada air murni secara teori sebesar 0,038 mS/cm pada temperatur 250C. Daya hantar listrik merupakan kebalikan dari hambatan listrik (R), maka menurut Effendi (2003), persamaan dari konduktivitas adalah sebagai berikut:



𝑥̅ =



𝑅=



𝜌𝑙 𝐴



𝐾=



1 𝜌



𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ + 𝑥𝑛 𝑛 𝑆𝐷 = √



∑(𝑥̅ − 𝑥𝑖 )2 𝑛−1



METODE PRAKTIKUM 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum Pengukuran Konduktivitas Larutan dilakukan pada hari Rabu tanggal 27 Maret 2019 di Laboratorium Fisika Gedung Herman Yohannes, Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada. 2. Alur Diagram Mulai



Rangkaian dan larutan disiapkan, program Arduino Uno, hubungkan dengan konduktivitimeter uji dan standar



K = Konduktivitas (Ω-1m-1) 𝜌 = Resistivitas (Ωm) Konduktivitas yang tinggi menandakan bahwa elektron dapat mengalir dengan mudah mealui cairan karena cairan mengandung banyak ion. Konduktivitas yang rendah menandakan arus yang mengalir sangat kecil (Palla’S – Areny, R, Webster, J.G., 2001). Asam, basa, dan garam merupakan penghantar listrik (konduktor) yang baik, sedangkan bahan organik merupakan penghantar listrik (konduktor) yang jelek (APHA, 1976; Mackereth et al., 1989). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan pengujian pengukuran konduktivitas larutan untuk mengukur dan menganalisis konduktivitas larutan dan merakit alat ukur konduktivitas sederhana.



Pengukuran dapat terbaca?



Data konduktivitas larutan



Catat hasil pengukuran Selesai



Gambar 2.1 Alur Diagram Percobaan 3. Alat dan Bahan 1. Kit Arduino Uno 2. Konduktivitimeter standar 3. Konduktivitimeter uji 4. Komputer / Laptop 5. Kabel jumper 6. Gelas beaker



7. Probe konduktivitimeter 8. Larutan Larutan yang digunakan dalam praktikum berupa tiga jenis larutan berbeda yaitu air kran, air mineral dan larutan CuSO4. 4. Metode Pengambilan Data Metode pengambilan data yaitu dengan merangkai resistor yang menghubungkan dengan Arduino Uno menggunakan kabel jumper. Menghubungkan rangkaian Arduino Uno tersebut dengan software Arduino Uno yang telah terinstal di laptop. Program pada aplikasi tersebut menggunakan script sesuai modul sehingga konduktivitas larutan dapat terbaca secara otomatis. Larutan dalam praktikum menggunakan jenis air kran, air mineral dan larutan CuSO4. Pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel untuk menganalisis kesalahan konduktivitas larutan tersebut.



HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran konduktivitas larutan dilakukan dengan menggunakan rangkaian yang terhubung dengan seperangkat kit Arduino Uno. Menjalankan program Arduino Uno memerlukan sebuah script sehingga dapat membaca keluaran yang dihasilkan oleh konduktivitimeter. Script dalam software Arduino Uno berisi bahasa pemrograman yang diatur sesuai dengan kondisi yang diinginkan untuk menjalankan rangkaian. Pada percobaan konduktivitas ini, tegangan pada kit arduino ditentukan dalam skala 5 volt serta dengan resolusi 1024. Nilai resistor diatur dengan 10000 ohm. Delay yang diatur untuk keluaran konduktivitimeter pada Serial Monitor yaitu 5000 ms atau dengan waktu delay selama 5 detik sehingga setiap 5 detik nilai konduktivitas larutan akan tercatat secara otomatis pada Serial Monitor.



Gambar 3.1 Skema Rangkaian Percobaan



Gambar 1. Program pada Software Arduino Uno



Gambar 1 menunjukkan bahasa pemrograman yang digunakan untuk menjalankankan rangkaian. Pada program tersebut, terdapat suatu kesalahan yang sangat fatal yaitu kesalahan pada satuan hasil nilai konduktivitas larutan. Berdasarkan teori, satuan untuk nilai konduktivitas larutan yaitu μS/cm (Mackereth, 1989) sedangkan pada script tersebut hanya tertulis mikroSiemens. Tabel 1. Hasil Pengukuran Konduktivitas pada Air Kran Detik Ke (s) 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 Rata rata Standar Deviasi



Konduktivitas (1/m.Ω) Instrumen Instrumen Koreksi Standar Uji (μS/cm) (μS/cm) (μS/cm) 370 60,50 309,50 370 60,50 309,50 370 60,50 309,50 370 60,75 309,25 370 60,50 309,50 370 60,50 309,50 370 60,50 309,50 370 60,25 309,75 370 60,25 309,75 370 60,25 309,75 370 60,00 310,00 370 60,00 310,00 370 60,00 310,00 370 60,00 310,00 370 60,25 309,75 370 60,00 310,00 370 60,25 309,75 370 60,25 309,75 370 60,00 310,00 370



60,00



310,00



370



60,26



309,74



0



0,24



-0,24



Pengukuran konduktivitas yang pertama yaitu menggunakan air kran. Pengukuran dilakukan 20 kali dengan pengambilan data pada setiap 5 detik sekali hingga mencapai detik ke – 100. Konduktivitimeter yang digunakan yaitu konduktivitimeter uji dan standar yang ditempatkan secara berdekatan. Hasil konduktivitas pada instrumen standar yang diperoleh bernilai konstan dan stabil pada 370 μS/cm. Nilai tersebut sesuai dengan literatur yang ada bahwa nilai konduktivitas pada air kran atau air murni yaitu sekitar 380 μS/cm pada suhu 250C. Adanya selisih antara hasil praktikum dengan literatur tidak terlalu berpengaruh karena masih dalam range yang sama. Selain itu, faktor suhu ruangan pada saat praktikum tidak tepat berada di 250C sehingga menimbulkan perbedaan hasil yang diperoleh. Hasil pada pengukuran menggunakan instrumen uji diperoleh konduktivitas dengan nilai yang mengalami fluktuasi. Hal tersebut disebabkan karena sensitivitas pada alat tersebut sehingga apabila terjadi perubahan kecil dapat terbaca oleh instrumen uji. Namun, hasil yang diperoleh pada instrumen uji lebih kecil dibandingkan dengan instrumen standar. Koreksi yang diperoleh mencapai diatas 300 μS/cm dari instrumen standar. Adanya data fluktuatif dan koreksi sehingga rata – rata dan ketidakpastian dari konduktivitas dapat dihitung melalui sampel perhitungan berikut.



a. Rata – Rata 370 + 370 + 370 + 370 + 370 +370 + 370 + 370 + 370 + 370 370 + 370 + 370 + 370 + 370 𝑥̅ (standar) = 370 + 370 + 370 + 370 + 370 20



7400 20 = 370 μS/cm



=



60,50 + 60,50 + 60,50 + 60,75 + 60,50 60,50 + 60,50 + 60,25 + 60,25 + 60,25 60,00 + 60,00 + 60,00 + 60,00 + 60,25 60,00 + 60,25 + 60,25 + 60,00 + 60,00 𝑥̅ (uji) = 20



=



1205,2 20



= 60,26 μS/cm b. Standar Deviasi : ∆x (standar) = √



=



( 370 − ( 370 − ∑ ( 370 − ( 370 −



370 )2 + ( 370 − 370 )2 + ( 370 − 370 )2 + ( 370 − 370 )2 + ( 370 −







̅)2 ∑(x − x (𝑛 − 1)



370 )2 + ( 370 − 370 )2 + ( 370 − 370 )2 + ( 370 − 370 )2 + ( 370 − 370 )2 + ( 370 − 370 )2 + ( 370 − 370 )2 + ( 370 − 370 )2 + ( 370 − (20 − 1)



370 )2 + ( 370 − 370 )2 + ( 370 − 370 )2 + ( 370 − 370 )2 + ( 370 −



370 )2 370 )2 370 )2 370 )2



= 0 μS/cm ̅)2 ∑(x − x ∆x (uji) = √ (𝑛 − 1)



=



( 60,50 − ( 60,50 − ∑ ( 60,00 − ( 60,00 − √



60,26)2 + ( 60,50 − 60,26)2 + (60,50 − 60,26)2 + ( 60,00 − 60,26)2 + ( 60,25 −



60,26)2 + ( 60,50 − 60,26)2 + ( 60,75 − 60,26)2 + ( 60,25 − 60,26)2 + ( 60,25 − 60,26)2 + ( 60,00 − 60,26)2 + ( 60,00 − 60,26)2 + ( 60,25 − 60,26)2 + ( 60,00 − (20 − 1)



= 0,24 μS/cm



60,26)2 + ( 60,50 − 60,26)2 + ( 60,25 − 60,26)2 + ( 60,25 − 60,26)2 + ( 60,00 −



60,26)2 60,26)2 60,26)2 60,26)2



Nilai konduktivitas pada air kran (air murni) dengan menggunakan konduktivitimeter standar sebesar (370 ± 0) μS/cm dan menggunakan konduktivitimeter uji yaitu (60,3 ± 0,2) μS/cm.



jauh dan tidak saling bersinggungan. Hal tersebut menyebabkan koreksi yang diperoleh bernilai tinggi yang menandakan bahwa selisih yang diperoleh sangat besar. Tabel 2. Hasil Pengukuran Konduktivitas pada Air Mineral Detik Ke – (s)



Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Detik Ke - (s) dengan Konduktivitas (μS/cm) pada Air Kran (Murni) Grafik pada gambar 1 merupakan grafik hubungan antara detik ke – (s) dengan konduktivitas (μS/cm) pada air kran (murni). Berdasarkan grafik tersebut, terdapat dua variabel yaitu konduktivitimeter standar dengan konduktivitimeter (arduino) uji sehingga grafik yang diperoleh terdapat dua garis. Pada grafik tersebut, nilai konduktivitas pada instrumen standar bernilai tinggi mencapai 370 μS/cm dan stabil sehingga grafik yang terbentuk yaitu garis lurus. Sedangkan pada instrumen uji, konduktivitas bernilai sangat rendah dan fluktuatif sehingga terlihat grafik yang naik – turun namun tidak signifikan. Perbedaan antara nilai pada instrumen standar dan instrumen uji sangat berbeda jauh sehingga menimbulkan grafik yang terpisah



5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 Rata rata Standar Deviasi



Konduktivitas (1/m.Ω) Instrumen Instrumen Koreksi Standar Arduino (μS/cm) (μS/cm) (μS/cm) 232 50,37 181,63 232 51,26 180,74 232 51,93 180,07 232 52,15 179,85 232 52,38 179,62 232 52,15 179,85 232 52,15 179,85 232 52,15 179,85 232 52,61 179,39 232 52,38 179,62 232 52,38 179,62 232 52,38 179,62 232 52,15 179,85 232 51,93 180,07 232 52,15 179,85 232 51,93 180,07 232 52,15 179,85 232 51,93 180,07 232 51,93 180,07 232 51,93 180,07 232



52,02



179,98



0



0,48



-0,48



Percobaan yang kedua yaitu pengukuran konduktivitas pada air mineral (air kemasan Aqua). Sistem pengujian yang dilakukan sama seperti pengujian sebelumnya yaitu dengan 20 kali dengan pengambilan



data pada setiap 5 detik sekali hingga mencapai detik ke – 100. Konduktivitimeter yang digunakan yaitu konduktivitimeter uji dan standar yang ditempatkan secara berdekatan. Nilai konduktivitas yang diperoleh menggunakan instrumen standar pada air mineral (air dalam kemasan) yaitu stabil dan konstan sebesar 232 μS/cm. Nilai tersebut sesuai dengan literatur yang ada bahwa standar konduktivitas untuk air minum harus dibawah 250 μS/cm karena apabila mencapai diatas angka standar tersebut akan dikhawatirkan menyebabkan kerusakan pada ginjal. Air kran (air murni) memiliki konduktivitas yang lebih besar daripada air mineral karena pada air kran tidak mengalami proses yang dapat menghilangkan mineral – mineral yang terkandung dalam air. Begitupula pada pengukuran konduktivitas menggunakan instrumen uji. Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai konduktivitas yang fluktuatif dan bernilai lebih rendah daripada konduktivitas air kran. Hasil yang diperoleh pada instrumen standar dan instrumen uji tidak sebanding lurus karena selisih antara nilai keduanya sangat besar sehingga menimbulkan nilai koreksi yang tinggi. Berdasarkan hasil pengukuran, nilai konduktivitas pada instrumen standar yaitu (232 ± 0) μS/cm dan nilai konduktivitas pada instrumen uji sebesar (52,02 ± 0,48) μS/cm.



Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Detik Ke - (s) dengan Konduktivitas (μS/cm) pada Air Mineral Grafik pada gambar 2 merupakan grafik hubungan antara detik ke – (s) dengan konduktivitas (μS/cm) pada air mineral. Berdasarkan grafik tersebut, terdapat dua variabel yaitu konduktivitimeter standar dengan konduktivitimeter (arduino) uji sehingga grafik yang diperoleh terdapat dua garis. Pada konduktivitimeter standar, nilai yang konstan dan stabil di 232 μS/cm membentuk sebuah grafik lurus. Hasil pengukuran menggunakan konduktivitimeter uji yang fluktuatif menyebabkan grafik yang terbentuk tidak lurus, namun karena selisih naik – turun konduktivitas yang sangat kecil sehingga pada grafik tidak terlihat signifikan dan menyerupai grafik yang lurus. Perbedaan antara nilai pada instrumen standar dan instrumen uji sangat berbeda jauh sehingga menimbulkan grafik yang terpisah jauh dan tidak saling bersinggungan. Hal tersebut menyebabkan koreksi yang diperoleh bernilai tinggi yang menandakan bahwa selisih yang diperoleh sangat besar.



Tabel 3. Hasil Pengukuran Konduktivitas pada Larutan CuSO4 Konduktivitas (1/m.Ω) Detik Instrumen Instrumen Koreksi Ke – (s) Standar Arduino (μS/cm) (μS/cm) (μS/cm) 5 2558 206,9 2351,1 10 2558 190,91 2367,09 15 2558 190,91 2367,09 20 2558 189,27 2368,73 25 2556 190,91 2365,09 30 2554 190,37 2363,63 35 2554 194,25 2359,75 40 2554 195,1 2358,9 45 2554 197,67 2356,33 50 2554 199,42 2354,58 55 2554 201,18 2352,82 60 2554 203,86 2350,14 65 2546 203,86 2342,14 70 2546 202,96 2343,04 75 2546 203,06 2342,94 80 2548 200,29 2347,71 85 2548 200,29 2347,71 90 2548 200,06 2347,94 95 2550 201,18 2348,82 100 2550 201,18 2348,82 Rata 2552,4 198,18 2354,22 rata Standar 4,28 5,39 -1,11 Deviasi Percobaan ketiga dilakukan untuk menentukan nilai konduktivitas pada larutan CuSO4. Berdasarkan pada tabel 3, nilai konduktivitas ada larutan tersebut merupakan hasil yang paling besar diantara ketiga medium yang digunakan. Hal tersebut dikarenakan faktor dari bubuk CuSO4 yang terlarut dalam air. Banyaknya ion di dalam larutan juga dipengaruhi oleh padatan terlarut di dalamnya. Semakin besar



jumlah padatan terlarut di dalam larutan maka kemungkinan jumlah ion dalam larutan juga akan semakin besar, sehingga nilai konduktivitas listrik juga akan semakin besar. Hal ini dibuktikan dari nilai konduktivitas larutan yang mencapai diatas 2550 μS/cm. Pada pengukuran ini, hasil pada instrumen standar dan uji bernilai fluktuatif. Hal tersebut disebabkan karena pada saat awal pengukuran serbuk CuSO4 masih menyebar dalam air karena proses pengadukan sedangkan pada detik – detik akhir serbuk CuSO4 tersebut telah menjadi endapan dalam air sehingga nilai yang diperoleh juga mengalami perubahan. Hasil pada instrumen uji berbanding terbalik dengan standar karena nilai konduktivitas yang diperoleh sangat kecil yaitu hanya dalam rentang 190 – 203 μS/cm sehingga menimbulkan nilai koeksi yang besar.



Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Detik Ke - (s) dengan Konduktivitas (μS/cm) pada Larutan CuSO4 Grafik pada gambar 3 merupakan grafik hubungan antara detik ke – (s) dengan konduktivitas (μS/cm) pada larutan CuSO4.



Berdasarkan grafik tersebut, terdapat dua variabel yaitu konduktivitimeter standar dengan konduktivitimeter (arduino) uji sehingga grafik yang diperoleh terdapat dua garis. Pada konduktivitimeter standar, nilai fluktuatif yang dihasilkan tetap membentuk garis lurus karena selisih pada setiap pengukuran bernilai kecil sehingga perubahan pada grafik tidak signifikan. Hasil pengukuran menggunakan konduktivitimeter uji yang fluktuatif menyebabkan grafik yang terbentuk tidak lurus dan menyebabkan grafik tersebut terlihat nilai yang naik – turun membentuk gelombang kecil. Perbedaan antara nilai pada instrumen standar dan instrumen uji sangat berbeda jauh sehingga menimbulkan grafik yang terpisah jauh dan tidak saling bersinggungan. Hal tersebut menyebabkan koreksi yang diperoleh bernilai tinggi yang menandakan bahwa selisih yang diperoleh sangat besar. Berdasarkan hasil pengukuran, nilai konduktivitas pada larutan CuSO4 menggunakan instrumen standar yaitu (2552,4 ± 4,3) μS/cm dan nilai konduktivitas pada instrumen uji sebesar (198,2 ± 5,4) μS/cm. Kendala yang dihadapi pada saat praktikum terjadi karena faktor – faktor seperti suhu ruangan yang tidak dalam keadaan suhu kamar dan berubah – ubah karena adanya pengaruh AC, perbedaan nilai antara konduktivitas menggunakan konduktivitimeter uji dan standar



dapat dipengaruhi oleh hambatan pada rangkaian konduktivitimeter uji, serta kesalahan dalam menulis script pada software Arduino Uno sehingga menyebabkan hasil yang diperoleh mengalami kesalahan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan percobaan pengukuran yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa konduktivitimeter uji sebagai alat ukur konduktivitas larutan sederhana yang dirakit menggunakan resistor dengan nilai (10.000 ± 5%) Ω dengan dihubungkan pada kit Arduino Uno dan menggunakan program Arduino Uno. Pengukuran konduktivitas pada air kran (murni) diperoleh sebesar (370 ± 0) μS/cm menggunakan instrumen standar dan (60,3 ± 0,2) μS/cm menggunakan instrumen uji. Nilai konduktivitas pada air mineral yaitu pada instrumen standar sebesar (232 ± 0) μS/cm dan instrumen uji sebesar (52,02 ± 0,48) μS/cm. Hasil konduktivitas pada larutan CuSO4 bernilai (2552,4 ± 4,3) μS/cm pada instrumen standar dan (198,2 ± 5,4) μS/cm pada instrumen uji. Alat ukur konduktivitas larutan yang digunakan sebagai konduktivitimeter uji yang telah dibuat menghasilkan nilai konduktivitas yang lebih rendah dibandingkan pengukuran nilai konduktivitas diukur menggunakan konduktivitimeter, baik pada air keran, air mineral maupun larutan CuSO4.



Saran dalam praktikum ini yaitu sebaiknya ketersediaan alat untuk percobaan dipersiapkan lagi sehingga pada saat melakukan pengukuran praktikan dapat mengetahui secara detail penjelasan dari teori dan dapat diterapkan dalam praktek secara mendalam. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2019. “Modul Pengukuran Konduktivitas Larutan Sistem Pengukuran Besaran Fisika”. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Bartelt, T. 2006. “Industrial Control Electronics : Devices, Systems and Applications”. New York : Thomson Delmar Learning. Irwan, F. 2016. “Analisis Hubungan Konduktivitas Listrik dengan Total Dissolved Solid (TDS) dan Temperatur pada Beberapa Jenis Air”. Jurnal Fisika Unand Vol. 5 No. 1 ISSN 2302 – 8491. Padang : Jurusan Fisika Universitas Andalas. Maulana, Inan. 2017. “Perancangan Alat Pendeteksi Kualitas Air Minum Menggunakan Elektrolisis dan Konduktivitas Berbasis Arduino Uno”. Tugas Akhir. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. Martanto. 2013. “Alat Ukur Konduktivitas Air Sungai pada Sistem Monitoring Kualitas Air Kolam”. Prosiding Seminar RiTekTra ISBN : 978 – 602 – 97094 – 4 – 5. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.



Palla’s – Areny, R., Webster, J.G. 2001. “Sensors and Signal Conditioning”. New York : John Wiley & Sons, Inc. Sumariyah, Yulianto, T., Priyono, J. 2006. “Rancang Bangun Sistem Pengukur Konduktivitas Larutan Elektrolit Menggunakan Mikrokontroler AT89C51”. Jurnal Fisika FMIPA UNDIP Semarang Vol. 9 No. 3 Hal. 157 – 163 ISSN : 1410 – 9662. Semarang : Universitas Diponegoro. Wiono, Andri. 2014. “Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur Konduktivitas Larutan Berbasis Mikrokontroler”. Jurnal Inovasi Fisika Indonesia Vol. 3 No. 2. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.