21 0 1 MB
4.05 cm
BAB 1 PENGUKURAN MEMANJANG 1.1 Teori Dasar 4.05 cm
Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk topografi permukaan bumi beserta obyek - obyek di atasnya untuk keperluan pekerjaan - pekerjaan konstruksi. Ilmu ukur tanah menjadi dasar bagi mata kuliah perpetaan. Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik - titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis - garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu - rambu ukur yang vertikal. Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini disebut dengan levelling atau waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tinggi dari suatu titik yang akan ditentukan ketiggiannya berdasarkan suatu sistem referensi atau bidang acuan. Sistem referensi atau acuan yang digunakan adalah tinggi muka air air laut rata -rata atau Mean Sea Level (MSL) atau sistem referensi lain yang dipilih. Sistem referensi ini mempunyai arti sangat penting terutama dalam bidang keairan misalnya irigasi hidrologi dan sebagainya. namun demikian masih banyak pekerjaan - pekerjaan lain yang memerlukan sistem referensi. Untuk menentukan ketinggian suatu titik di permukaan bumi tidak selalu harus mengukur beda tinggi dari muka laut (MSL) namun dapat dilakukan dengan titik titik tetap yang sudah ada di sekitar lokasi pengukuran. Titik – titik tersebut
3.02 cm
3.04 cm
3.20 cm
BAB 2 PENGUKURAN MEMANJANG umumnya telah diketahui ketinggiannya maupun kordinatnya (X,Y,Z) yang disebut Banch Mark (BM). Banch mark merupakan suatu tanda yang jelas (mudah ditemukan) dan kokoh dipermukaan bumi yang berbentuk tugu atau patok beton sehingga terlindung dari faktor - faktor pengerusakan. Manfaat penting lainnya dari pengukuran levelling ini adalah untuk kepentingan proyek - proyek yang berhubungan dengan pekerjaan tanah (earth work) misalnya untuk menghitung volume galian dan timbunan. Untuk itu dikenal adanya pengukuran sipat datar profil memanjang (long section) dan sipat datar profil melintang (cross section). Dalam melakukan pengukuran sipat datar dikenal adanya tingkat - tingkat ketelitian sesuai dengan tujuan proyek yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan pada setiap pengukuran akan selalu terdapat kesalahan - kesalahan. Fungsi tingkat – tingkat ketelitian tersebut adalah batas toleransi kesalahan pengukuran yang diperbolehkan. Untuk itu perlu diantisipasi kesalahan – kesalahan tesebut agar didapat suatu hasil pengukuran untuk memenuhi batasan toleransi yang telah ditetapkan. Pengukuran sipat datar memanjang di lakukan dengan tiga macam cara penempatan alat penyipat datar yang di pakai sesuai keadaan lapangan, yang di bedakan berdasarkan tempat berdirinya alat, yakni: 1. Waterpass di tempatkan di salah satu titik, kemudian membidik rambu yang diletakan di titik lainnya. Beda tinggi antara titik di hitung dengan rumus : ΔH=Ta-Bt
(1.1)
Keterangan:
2.93 cm
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H
2
BAB 2 PENGUKURAN MEMANJANG ΔH: Beda Tinggi (m) Ta : Tinggi Alat (m) Bt : Benang Tengah (m) 2. Waterpass di tempatkan di antara dua titik, sedangkan rambu di tetapkan pada titik-titik tersebut. Beda tinggi antara titik di hitung dengan rumus : ΔH = Btb - Btm
(1.2)
Keterangan: ΔH : Beda Tinggi (m) Bt : Benang Tengah (m) Btm : Benang Tengah Muka (m) Btb : Benang Tengah Belakang (m) 3. Waterpass ditempatkan di luar garis antara dua titik. Cara ini dilakukan apabila kondisi diantara dua titik tersebut berupa sungai, jurang, atau selokan. Beda tinggi antara titik dapat di hitung dengan rumus : ΔH = Btm – Btb
(1.3)
Keterangan: ΔH : Beda Tinggi (m)
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H
3
BAB 2 PENGUKURAN MEMANJANG Bt : Benang Tenggah (m) Btm : Benang Tengah Muka (m) Btb : Benang Tengah Belakang (m) Dari tiga cara pengukuran penyipat datar adalah cara dengan alat ukur penyipat datar yang di letakan antara dua mistar (rambu ukur) yang memberi hasil paling teliti, karna kesalahan yang mungkin masih ada pada pengukuran dapat saling memperkecil. Untuk memberi jarak optis di antara dua titik dapat di gunakan rumus sebagai berikut : D = (BA-BB) x 100
(1.4)
Keterangan: D : Jarak Datar Optis (m) BA : Benang Atas (m) BB : Benang Bawah (m) 100 : Konstanta Pesawat 1.2 Maksud dan Tujuan Untuk menetukan ketinggian titik-titik acuan dan kemudian digunakan sebagai penentu posisi vertikal titik acuan secara memanjang. 1.3 Alat-alat yang Digunakan 1. Pesawat Waterpass 2. Statif (Tripod) LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H
4
BAB 2 PENGUKURAN MEMANJANG 3. Unting – unting 4. Bak ukur/Rambu ukur 5. Payung 6. Patok/Cat sebagai penanda titik 7. Alat tulis 8. Roll meter 1.4 Prosedur Percobaan 1. Menyiapkan alat-alat yang digunakan pada lokasi pengukuran. 2. Membagi daerah yang akan diukur menjadi beberapa jumlah yang genap sesuai dengan kondisi daerah. 3. Mengatur statif (tripod) tepat diatas patok, dengan menggunakan unting-unting untuk mempermudah penempatan statif tepat diatas patok. 4. Memasang waterpass dan mengatur nivo kontaknya agar posisi pesawat benarbenar datar. (putar sekrup yang ada pada bagian bawah waterpass, hingga posisi nivo benar-benar sentris). 5. Mengukur ketinggian alat dengan menggunakan meteran. 6. Mengukur jarak dari patok ke patok. 7. Meletakkan rambu ukur pada titik-titik pengukuran. 8. Mengarahkan pesawat ke rambu ukur yang sudah diletakkan pada situasi memanjang, kemudian membaca dan mencatat bacaan benang tengah (BT), benang atas (BA), dan benang bawah (BB). 9. Melanjutkan pengukuran hingga titik terakhir dengan mengulangi langkah kerja (4 - 9) pada patok selanjutnya. LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H
5
BAB 2 PENGUKURAN MEMANJANG 1.5 Diagram Alir Percobaan Diagram alir praktikum pengukuran memanjang ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 Mulai
Menyiapkan alat dan bahan Membagi daerah yang akan diukur menjadi beberapa jumlah yang genap sesuai dengan kondisi daerah.
Mengatur statif (tripod) tepat diatas patok, dengan menggunakan unting-unting. Kemudian, Memasang waterpass dan mengatur nivo kontaknya.
Mengukur ketinggian alat dengan menggunakan meteran.
Mengukur jarak dari patok ke patok.
Meletakkan rambu ukur pada titik-titik pengukuran.
Mengarahkan pesawat ke rambu ukur yang sudah diletakkan pada situasi memanjang, kemudian membaca dan mencatat bacaan benang tengah (BT), benang atas (BA), dan benang bawah (BB). Data Pengamatan Literatur Pembahasan A
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H
6
BAB 2 PENGUKURAN MEMANJANG A Kesimpulan Selesai
Gambar 1.1 Diagram Alir Percobaan Memanjang (Sumber : Data pribadi Kelompok H)
1.6
Data Pengamatan dan Data Perhitungan
1.6.1 Data Pengamatan Tabel 7.2 Data Pengamatan Pengukuran Kontur (Terlampir) 1.6.2 Data Perhitungan a.
Dari percobaan memanjang titik P1 ke P2 diketahui : BM
= 15 m
Tinggi alat titik P1
= 1,280 m
BA (Benang Atas)
= 11,490 dm = 1,149 m
BB (Benang Bawah)
= 10,290 dm = 1,029 m
BT (Benang Tengah)
= =
𝐵𝐴+𝐵𝐵 2 1,149+1,029 2
= 1,089 m Penyelesaian : Jarak optis secara rumus
= (𝐵𝐴 − 𝐵𝐵) 𝑥 100 = (1,149 − 1,029) 𝑥 100 = 12 m
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H
7
BAB 2 PENGUKURAN MEMANJANG Beda Tinggi
= Tinggi alat – BT = 1,280 − 1,089 = 0,191 m
Tinggi Tempat
= BM + Beda Tinggi = 15 + 0,191 = 15,191 m
b.
Dari percobaan memanjang titik P1 ke P3 diketahui : BM
= 15 m
Tinggi alat titik P1
= 1,280 m
BA (Benang Atas)
= 10,100 dm = 1,01 m
BB (Benang Bawah)
= 7,800 dm = 0,78 m
BT (Benang Tengah)
= =
𝐵𝐴+𝐵𝐵 2 1,01+0,78 2
= 0,895 m Penyelesaian : Jarak optis secara rumus
= (𝐵𝐴 − 𝐵𝐵) 𝑥 100 = (1,01 − 0,78) 𝑥 100 = 23 m
Beda Tinggi
= Tinggi alat – BT = 1,280 − 0,895 = 0,385 m
Tinggi Tempat
= BM + Beda Tinggi
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H
8
BAB 2 PENGUKURAN MEMANJANG = 15 + 0,385 = 15,385 m c.
Dari percobaan memanjang titik P1 ke P4 diketahui : BM
= 15 m
Tinggi alat titik P1
= 1,280 m
BA (Benang Atas)
= 9,150 dm
BB (Benang Bawah)
= 5,150 dm = 0,515 m
BT (Benang Tengah)
= =
= 0,915 m
𝐵𝐴+𝐵𝐵 2 0,915 +0,515 2
= 0,715 m Penyelesaian : Jarak optis secara rumus
= (𝐵𝐴 − 𝐵𝐵) 𝑥 100 = (0,915 − 0,515 ) 𝑥 100 = 40 m
Beda Tinggi
= Tinggi alat – BT = 1,280 − 0,715 = 0,565 m
Tinggi Tempat
= BM + Beda Tinggi = 15 + 0,565 = 15,565 m
d.
Dari percobaan memanjang titik P1 ke P5 diketahui : BM
= 15 m LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H
9
BAB 2 PENGUKURAN MEMANJANG Tinggi alat titik P1
= 1,280 m
BA (Benang Atas)
= 8,600 dm = 0,86 m
BB (Benang Bawah)
= 3,800 dm = 0,38 m
BT (Benang Tengah)
= =
𝐵𝐴+𝐵𝐵 2 0,86 +0,38 2
= 0,62 m Penyelesaian : Jarak optis secara rumus
= (𝐵𝐴 − 𝐵𝐵) 𝑥 100 = (0,86 − 0,38 ) 𝑥 100 = 50 m
Beda Tinggi
= Tinggi alat – BT = 1,280 − 0,62 = 0,66 m
Tinggi Tempat
= BM + Beda Tinggi = 15 + 0,66 = 15,66 m
1.7
Kesimpulan dan Saran
1.7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan dalam pengukuran memanjang menggunakan waterpass diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 1.1 Kesimpulan Data Pengukuran Memanjang
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H
10
BAB 2 PENGUKURAN MEMANJANG TITIK
TITIK ARAH
BEDA TINGGI
TINGGI TEMPAT
(m)
(m)
P1
P2
0,191
15,191
P1
P3
0,385
15,385
P1
P4
0,565
15,565
P1
P5
0,660
15,660
Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Waterpass dapat digunakan untuk mengukur jarak dan beda tinggi,
2.
Pengukuran memanjang dengan menggunakan waterpass dapat mengetahui Banch Mark (BM) pada titik yang diukur
3.
Permukaan tanah tidak rata,
4.
Permukaan tanah yang tidak rata menyebabkan adanya nilai beda tinggi dan Banch Mark (BM) yang berbeda disetiap titiknya.
1.7.2 Saran Saran yang dapat diberikan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1.
Agar diperoleh hasil lebih detail dan mendekati hasil yang tepat,
2.
Hendaknya memperhatikan alat, juga saat pembacaan pada waterpass agar hasil pengukuran yang diperoleh tepat,
3.
Usahakan pengukuran tinggi alat teliti dan tepat agar perhitungan selanjutnya tidak salah,
4.
Periksa lebih teliti agar tidak ada peralatan yang tertinggal.
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H
11
LAMPIRAN
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL BAHAN & BETON - SURVEYING - INVESTIGASI TANAH - HIDROLIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA Jl. Jenderal Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 085885837417
LAMPIRAN PENGUKURAN MEMANJANG
Tabel 1.2 Pengukuran Sipat Datar Memanjang
TITIK BM P1 P1 P1 P1
TINGGI ALAT (m)
1,280 1,280 1,280 1,280
BENANG BACAAN TITIK ARAH
P2 P3 P4 P5
BA
1,149 1,01 0,915 0,860
BT
1,089 0,895 0,715 0,620
BB
1,029 0,780 0,515 0,380
JARAK OPTIS BEDA TINGGI (m)
0,191 0,385 0,565 0,660
MANUAL
12 24 39 49
RUMUS
TINGGI TEMPAT (m)
12 23 40 50
15 15,191 15,385 15,565 15,660
Asisten Laboratorium Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Ahmad Rizal Syamsuddin NIM.3336180042
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH APRIL 2021
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021 PARAF
DIPERIKSA Kepala Laboratorium
Baehaki. ST., M. Eng NIP. 198705082015041001
Asisten Laboratorium
Ahmad Rizal Syamsuddin NPM. 3336180042
PARAF
DISETUJUI Kepala Laboratorium
Baehaki. ST., M. Eng NIP. 198705082015041001
Asisten Laboratorium
Ahmad Rizal Syamsuddin NPM. 3336180042
CATATAN
GAMBAR
SKALA
Horizontal 1:500 Vertikal 1:100
DIGAMBAR
312.30
BM : 15 m NAMA TITIK
KELOMPOK
P1
P2 12 m
JARAK ANTAR TITIK
12 m
JARAK KUMULATIF ELEVASI
PARAF
15 m
15.191 m
P3 23 m
P4 40 m
35 m 15.385 m
P5 50 m
H
UKURAN KERTAS
75 m
125 m
15.565 m
15.660 m
A3
KODE
HAL