Pengunaan Mineral Feldspar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Di zaman modern tak akan lepas dari barang hasil pertambangan. Itu



artinya pertambangan memiliki arti yang sangat penting bagi manusia. Pertambangan merupakan suatu kegiatan yang meliputi kegiatan peninjauan umum, eksplorasi, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca tambang. Negara Indonesia terkenal dengan kekayan alam yang sangat melimpah terutama untuk bahan galian yang bermanfaat. Indonesia juga masuk ke dalam era Masyarakat Ekonomi Asean yang disebut MEA. Setiap hari kebutuhan masyarakat Indonesia untuk kebutuhan hidupnya semakin meningkat sedangkan persaingan dalam dunia pekerjaan semakin ketat. Hal ini merupakan suatu masalah bagi Negara Indonesia terutama di era MEA saat ini. Meningkatkan kesejahteraan rakyat merupakan salah satu cita-cita Indonesia, masih banyak kesempatan



kerja



salah



satunya



dalam



dunia



pertambangan.



Dengan



mengembangkan bahan galian yang memiliki nilai jual yang tinggi maka kesejahteran masyarakat dapat tercapai. Contoh bahan galian mineral yang dapat dimanfaatkan adalah mineral Feldspar. Produk dari hasil kegiatan penambangan yang diperoleh dengan cara memisahkan batuan induknya untuk mendapatkan bahan mineralnya. Bahan galian sangat berguna bagi manusia dan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi penjualnya Semakin berkembangnya industri di Indonesia yang memerlukan akan bahan baku feldspar, membuka peluang untuk usaha pengembangan usaha pertambangan feldspar di indonesia. Sudah saatnya Pemerintah melakukan peningkatan penelitian mengenai industri pengolahan feldspar di indonesia yang dapat menghasilkan feldspar dengan kualitas bersaing dengan produk feldspar impor atau produk feldspar dengan standar industri pamakai (SNI).



1.2



Maksud dan Tujuan



1.2.1 Maksud Memberikan informasi bahan galian yang bermanfaat, memiliki nilai jual yang



tinggi



dan



membuka



wawasan



peluang



pekerjaan



dalam



dunia



pertambangan khususnya pemanfaatan mineral feldspar agar masyarakat Indonesia mengetahui potensi mineral feldspar merupakan salah satu bahan galian yang dapat meningkatkan perekonomian diera MEA.



1.2.2 Tujuan 1. 2. 3.



Untuk mengetahui potensi mineral feldspar di Indonesia Untuk mengetahui kegunaan dari mineral feldspar Untuk mengetahui tingkat pemasaran dalam tingkat nasional maupun



4.



Internasional Untuk mengetahui peluang usaha diera MEA dalam pertambangan mineral feldspar



1.3 1. 2. 3. 4.



Batasan Masalah Kegunaan dan nilai jual mineral feldspar Pemasaran mineral feldspar di Indonesia atau di Luar Negeri Peluang kerja atau persaingan kerja dalam dunia pertambangan saat ini Peningkatan pemanfaatan mineral tersebut untuk masa yang akan datang bagi masyarakat



1.4



Kerangka Pemikiran



1. 2.



Produk yang dihasilkan dari mineral feldspar Mengetahui keadaan pemasaran saat ini dan peluang pemasaran untuk



3.



kedepannya Peningkatan kesejahteraan rakyat dalam usaha dunia pertambangan



4.



khusunya mineral feldspar Peningkatan kualitas dan kuantitas mineral feldspar untuk masa yang akan datang dan diera MEA.



BAB II LANDASAN TEORI



2.1



Pembentuk Mineral Feldspar



Mineral Feldpsar berasal dari “feldst atau falt” yang artinya adalah medan dan sparth “spath” yang maknanya pecahan batuan dalam batu granit. Sedangkan “spar” lebih diperjelas dengan castle dan Gilson. Mineral pembentuk batuan dibedakan atas mineral mafik dan felsik; yang pertama mengacu kepada mineral-mineral feromagnesian berupa mineralmineral silikat mengandung unsur besi (Fe) dan atau magnesium (Mg) sebagai unsur dominan. Mineral mafik dikelompokkan menjadi olivin, hipersten, augit, hornblende, dan biotit. Warna mineral-mineral tersebut umumnya gelap (hijau gelap, cokelat dan hitam). Felsik (akronim dari feldspar - silika) digunakan untuk mineral-mineral silikat berwarna lebih terang seperti kuarsa, feldspar dan felspatoid. Batuan yang mempunyai komposisi mineral mafik lebih dominan disebut batuan basa sebaliknya bila komposisi mineral felsik lebih banyak di sebut batuan asam, sedangkan batuan dengan komposisi mineral mafik dan felsik seimbang digolongkan ke dalam batuan intermediet. Terbentuk dari proses kristalisasi magma, feldspar biasanya berasosiasi dengan batuan granitis dan metamorfis, paling umum dijumpai pada korok pegmatis. Pegmatit yang mempunyai nilai komersial umumnya mempunyai bentuk seperti lensa dengan panjang bervariasi dari 0,3 sampai 1500 m. Karena terbentuk langsung dari proses kristalisasi magma, jenis feldspar ini disebut feldspar primer, berukuran kasar dan terdapat berasosiasi dengan kuarsa. Kehadiran kuarsa ini bersifat pengotor yang harus dipisahkan pada saat pengolahan. Untuk keperluan komersial, feldspar primer harus mempunyai kadar Alkali total (K2O + Na2O) > 10% Selain feldspar primer, terdapat pula jenis lain yang digolongkan ke dalam feldspar diagenetis dan aluvial. Kedua jenis feldspar di atas adalah feldspar sekunder. Yang pertama terbentuk karena proses diagenesis sedimen piroklastik halus asam yang terendapkan dalam lingkungan air lakustrin, yang berasosiasi dengan cekungan sedimen tersier, umumnya endapan bentonit atau zeoilit, feldspar diagenetis mempunyai kadar alkali total (K 2O + Na2O) relatif rendah (5%). feldspar aluvial terjadi sebagai akibat rombakan batuan granit dan batuan asam lainnya. Kadar alkali total berkisar antara 5- 10%. Kedua jenis feldspar banyak terkandung mineral ikutan, seperti mika, hematit, tourmalin, garnet dan kuarsa .



Endapan feldspar memiliki karakteristik yang berbeda-beda Feldspar primer terdapat dalam batuan granit, feldspar diagenetik terdapat dalam batuan sedimen piroklastik sedangkan untuk Feldspar alluvial terdapat dalam batuan yang telah mengalami metamorfosa. Dari seluruh jenis feldspar diatas yang dikenal mempunya nilai ekonomis adalha feldspar yang berasal dari batuan asam. Keterdapatan mineral felspar jenis ini berkaitan erat dengan daerah sebaran batuan granit pegmatit berupa urat atau tersebar sebagai komponen utama bertekstur kasar dalam batuan granit pegmatit. Felspar primer adalah felspar komersial kerana mempunyai kadar total alkali yang tinggi (K 2O + Na2O > 10 %). Sebaliknya felspar kalsium (Ca) yang tidak memiliki nilai ekonomis berasal dari batuan basa (gabro) dan anortosit. Felspar diagenetik terbentuk karena proses diagenesa dari sediment piroklastik halus bersifat asam (riolitik) yang terendapkan dalam lingkungan air lakustrin dan umumnya berasosiasi dengan cekungan sediment tersier. Keberadaan endapan felspar jenis ini sering ditemukan bersama – sama dengan endapan bentonit atau zeolit denga kadar total alkali (K2O + Na2O) yang rendah yaitu sekitar 5 %. Kelompok – kelompok felspar tersebut dapat divisualisasikan dalam bentuk segitiga hubungan antara K-Na-Ca. Kelompok alkali felspar adalah: 1.



Sanidin, Ortoklas, Adularia sebagai kalium-natrium feldspar,



2.



Anortoklas dan Mikroklin sebagai natrium-kalium felspar.



Sumber: Anonim ,2011



Foto 1 Mineral Sanidine



Masing – masing mineral tersebut mempunyai system kristal yang berbeda, yaitu ortoklas mempunyai system kristal monoklin, dan mikroklin mempunyai system kristal triklin. Kelompok felspar plagioklas diklasifikasikan mulai dari albit (natrium feldspar) dengan komposisi Na : Ca sekitar 9 : 1 hingga anortit (kalsium feldspar)dengan komposisi Na : Ca sekitar 1 : 9. Sebaliknya kombinasi unsur unsur K dengan Ca tidak pernah terjadi. Anggota dari plagioklas peldsfar adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Anortit Bitownit Labradorit Andesine Oligoklas Albit



Sumber: Aldo Alfansah, 2011



Foto 2 Mineral Anortit



Seluruh jenis felspar umumnya mempunyai sifat fisik yang hampir sama, yaitu nilai kekerasan sekitar 6 – 6,5 skala mohs dan berat jenisnya sekitar 2,4 – 2,8 gr/ml, sedangkan warna bervariasi mulaidari putih keabu – abuan, merah jambu, coklat, kuning, dan hijau. System Kristal dari plagioklas adalah triklin. Berdasarkan komposisi kimia, felspar mempunyai rumus umum MZ2O8 adalah kation – kation K+, Na+, atau Ca2+, kadang – kadang ada juga Ba+ dan NH4+. Komponen Z adalah kation – kation Al 3+ dan Si4+, tetapi sebagian digantikan oleh Fe3+. Dengan demikian berdasarkan keterangan pada gambar 1, maka komposisi kimia felspar murni adalah seperti pada table. Di alam sulit ditemukan felspar ideal. Hampir semua kalium felspar mengandung unsur natrium baik terinklusi atau interlock dengan albit yang disebut felspar partitik. Demikian juga albit selalu mengandung sejumlah kecil campuran unsur kalium dan kalsium. Sebaliknya anortit (Ca – feldspar) tidak



pernah berasosiasi dengan unsur kalium. Felspar partitik dan feldspar albit adalah felspar komersial. Plagioklas felspar hampir selalu memperlihatkan kenampakan melidah yang kembar (lamellar twinning) bila sayatan tipis mineral tersebut dilihat secara mikroskopis. Sifat optis yang progresif sejalan dengan berubahnya komposisi mineralogi memudahkan dalam



identifikasi mineral-mineral felspar yang



termasuk ke dalam kelompok plagioklas tersebut. Na-plagioklas banyak ditemukan dalam batuan kaya unsur alkali (granit, sienit). Andesin dan oligoklas terdapat pada batuan intermediate seperti diorit sedangkan labradorit, bitownit dan anortit biasanya sebagai komponen batuan basa (gabro) dan anortosit. Untuk membedakan alkali felspar dari felspar plagioklas dapat dilakukan dengan teknik pengujian cara kimia dan fisika. Cara kimia dilakukan dengan dengan menggunakan asam flurida serta larutan natrium kobaltitrit, dan dengan batntuan mikroskop akan teralihat permukaan felspar plagioklas berwarna merah. Cara ini sering disebut dengan teknik staining (pewarnaan). Kemudian cara fisika dilakukan dengan menggunakan cara difraksi sinar – x. Pada intinya keterdapatannya endapan mineral feldspar dapat dikelompokan menjadi 3 sesuai dengan tempat terbentuknya, yaitu: 1. 2.



Feldspar Primer, feldspar yang terdapat didalam batan granit Feldspar Diagenetik, feldspar yang terdapar dalam batuan sedimen



3.



piroklastik Feldspar Alluvial, feldspar yang terdapat dalam batuan yang telah mengalami metamorfosa Keterbentukan dan terjadinya perubahan fisik serta komosisi pada feldspar seiring dengan menurunnya suhu magma, dan dapat dijelaskna oleh Reaksi Serie Bowen.



Sumber: Anonim, 2011



Gambar 1 Reaksi Seri Bowen



Sumber: Albaba, 2014.



Foto 3 Perbukitan Komponen Mineral Feldspar



2.2



Pengolahan Bahan Mineral Feldspar Cara penambangannya mineral feldspar tergantung dimana bahan galian



feldspar itu berada. Bisa dengan cara penambangan terbuka (open pit mining) atau quarying operation, dan dapat juga dengan penambangan dalam (underground mining). Penambangan bahan galian feldspar lebih banyak di



lakukan dengan cara tambang terbuka. Penambangan didahului dengan pengupasan lapisan feldspar akan di lakukan penambangan secara selektif. Penambangan selanjutnya dilakukan dengan sistem teras (bench sistem), dengan ketinggian dan lebar teras 3x5 m. Sistem penambangan ini dapat menghasilkan suatu front penambangan yang aman dan memudahkan pekerjaan selanjutnya. Lapisan tanah penutup atau endapan feldspar yang berkualitas



rendah



di



buang/dipindahkan



ke



suatu



tempat



yang



tidak



mengganggu jalannya penambangan. Pada umumnya, pengolahan mineral feldspar adalah untuk menghilangkan atau menurunkan kadar material pengotor seperti besi, biotite, tourmaline, mika atau / muscovite dan kuarsa. Apabila kadar Fe 2O3 terlalu tinggi maka akan mengakibatkan perubahan warna pada proses pembuatan badan keramik. Sebagai contoh untuk pembuatan badan porselen berkualitas baik adalah dengan kadar Fe2O3 maksimum adalah 0,50%. Metoda pengolahan mengevaluasi atau mengkaji hasil percobaan dari berbagai metoda pengolahan mineral dan menetapkan berbagai metoda pengolahan



mineral



dan



menetapkan



metoda



pengolahan



yang



dapat



diaplikasikan dilapangan, selain itu cara pengolahan mineral feldspar dapat dilakukan dengan cara sederhana yaitu dengan penggilingan



(milling),



pencucian dan pengayakan (sizing). Penggilingan dapat dilakukan dengan alat pot mill atau pebblemill. Feldspar yang terdapat dalam batauan yang telah mengalami deformasi, maka proses pengolahannya akan lebih rumit lagi. Dalam proses magnetit, intensitas magenet tinggi hanya dapat memisahkan hematite namun mineral-menieral pengotor lainnya tetap tidak terpisahkan dan kadar alkali feldspar juga tidak akan meningkat. Cara pengolahan yang telah umum dilakukan terhadap semua jenis batuan yang telah mengalami ubahan adalah proses pengilangan lanau (deslining) dikombinasikan dengan proses flotasi buih (froth flotation). Flotasi buih adalah proses yang memanfaatkan media gelembung udara untuk mengapungkan secara selektif mineral yang bersifat hidrofobi. Proses ini dapat menghasilkan produk-produk berkadar tinggi seperti feldspar, kuarsa dan mika secara terpisah. Endapan feldspar yang baik dan halus digali dan di sortir di tempat penggalian. Setelah di sortir, kemudian diangkut ke tempat penimbunan (gudang). Pengngkutan dari tempat penambangan ke gudang penimbunan bisa



di lakukan dengan tenaga manusia, dan dengan menggunakan peralatan tengki (untuk lokal). Dari



gudang,



bahan



galian



di



angkut



ke



konsumen



dengan



,menggunakan truk. Penjualan di lakukan dengan harga loko gudang, dengan demikian pengangkutan ke tempat pabrik di lakukan oleh pembeli. Sebelum di pasarkan dilakukan pemeriksaan laboratorium atas beberapa contoh yang di ambil dari stok yang ada di gudang.



Sumber: Anonim, 2014.



Foto 4 Pengelolaan Tambang Feldspar



Feldspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan feldspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri lain sesuai spesifikasi yang ditentukan. Industri keramik halus dan kaca/gelas merupakan dua industri yang paling banyak mengkonsumsi feldspar olahan, terutama yang memiliki kandungan K2O Tinggi dan CaO rendah Sebagai industri yang banyak mengkonsumsi feldspar, industri keramik mensyaratkan beberapa hal untuk feldspar olahan agar bisa digunakan. Untuk pembuatan



glasir



dengan



bahan



feldspar,



tergantung



kelasnya



yang



mengharuskan memiliki kandungan oksida natrium dan besi dalam jumlah tertentu. Industri kaca/gelas, gelas amber dan kaca lembaran mempunyai spesifikasi tertentu pula yang harus dipenuhi agar produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pasar



Sebagai komponen batuan granit bersama kuarsa, mika dan mineral aksesori, keindahan mineral feldspar dimanfaatkan untuk batu hias (ornament stone). Keindahan ini akan terlihat bila batuan granit tersebut telah dipotong dalam bentuk lembaran (slab) dan dipoles. Istilah bahwa feldspar adalah batuan adalah sesuatu yang salah kaprah. feldspar berdiri sendiri dan material lain penyusun granit tetap berperan sebagai mineral, bukannya batuan. Masyarakat awam banyak yang tidak mengerti tentang ini. 1. Pengolahan feldspar dimaksudkan untuk menghilangkan mineral-mineral pengotor seperti: pasir besi (Fe), biotite, garnet, tourmaline, mika /muscovite, dan kuarsa. 2. Pengolahan feldspar dapat dilakukan secara sederhana yaitu dengan cara: Penggilingan,dengan pan mill(diputar dengan kincir angin) – pencucian – pengayakan,dengan bukaan 20 mesh 3. Pengolahan



juga



dapat



dilakukan



dengan



cara



flotasi,



pengolahan ini dilakukan dengan cara bertingkat guna pengotor



.



dan



konsentratnya



dengan



dimana



memisahkan



mengapungkan



2.2.1



pengotornya(mineral mika) menggunakan amine asetat dengan pH 2,5-3. Pengolahan Berdasarkan Kegunaannya



1.



Mekanisme Penggunaan Feldspar Pada Keramik Adapun prosedur atau tahapan proses pembuatan keramik halus, terdiri



dari beberapa tahap, yaitu : 1) Preparasi Proses ini terbagi atas beberapa tahap, yakni : 



Crushing material (penghancuran) dengan jaw crusher dengan ukuran



 



partikel 1-3 m. Grinding (penggerusan) dengan alat pot mill Pemisahan partikel berdasarkan ukuran butir (sizing) kurang dari 100







mesh Pengeringan material dalam oven/tungku baker selama 24 jam dengan



suhu pengeringan 100oC. 2) Mixing Proses ini terdiri dari beberapa tahapan proses, yakni : 



Penentuan komposisi berta bahan campuran agar sesuai dengan produk yang ingin dihasilkan. Dalam hal ini kadar bahan yang diperlukan adalah



35% adalah mineral feldspar, 45 % kuarsa, 10%kaolin dan 10% lagi 



adalah lempung/ball clay. Pencampuran bahan-bahan tersebut dilakukan dengan menambahkan 10% air agar lebih mudah bercampur, diaduk sampai seluruh material



tercampur rata.  Adonan tersebut didiamkan selama 24 jam. 3) Firing (pembakaran) Bahan keramik yang telah kering kemudian disusun dalam tungku pembakar dan ditutup rapat untuk menjaga kestabilan udara panas dalam tungku selama proses pembakaran karena udara tidak keluar dari tungku. Proses pembakaran tersebut melewati tigatahap temperature pembakaran yakni 1200 o, 1250o, 1280oC. Secara bertahap peningkatan temperature akan terjadi 5oC . 4)



Cooling (Pendinginan) Proses pendinginan ini berlangsung perlahan agar badan keramik yang telah dibakar tidak mengalmi retakan ataupun merekah karena pengaruh perubahan temperature yang menjadi turun. Pada proses ini keramik tetap dibiarkan didalam tungku pembakar kemudian didiamkan selama 24 jam dalam suhu kamar (lebih kurang 27oC) 5)



Testing (pengujian kulitas) Pengujian atau pengamatan dilakukan adalah untuk memastikan kualitas



badan keramik yang telah dibakar untuk memenuhi standar mutu baku. Tes ini meliputi uji kuat lentur dan uji daya penyerapan/adsorpsi air kuat lentur ditentukan dengan menggunakan rumus : KL = 3GP / 2LT (kg/cm) Sementara, nilai adsorpsi air dapat diketahui dengan membandingkan anatara berat keramik yang telah terendam dalam air selama 24 jam. Dimana : KL G



: Kuat lentur (kg/m2) : Kuat tekan (kg)



P



: Jarak antar pendukung (cm)



T



: Tinggi sample keramik (cm)



L



: Lebar sample keramik (cm)



PA



: Daya serap air (%)



Hasil dari uji kuat lentur dan uji adsorpsi air tersebut, terlihat bawah keramik yang dibakar dalam ruang bakar pada temperatur 1280oC, merupakan produk pembakaran yang lebih optimal dari semua keramik yang dibakar pada suhu yang lebih rendah. Berikut adalah contoh hasil percobaan kuat lentur dan absorpsi air pada bagian keramik uji: TEMPERATUR PEMBAKARAN 1200 1250 1280



Uji Kuat lentur (kg/m2) 1 2 3



Adsorpsi Air (%) 1 2



3



142,8 160,30



165,1 193,0



204,5 176,1



9,091 8,782



15,120 9,950



11,970 9,427



207,5



176,1



228,3



9,902



8,427



8,231



Kondisi sifat fisik badan keramik yakni kuat lentur dan daya adsorpsi air, mengindikasikan badan keramik yang dibakar pada temperatur 1280oC ini memiliki kualitas yang lebih baik. Kuat lentur badan keramik 202,3 kg/cm 2 dan daya adsorpsi air 8,88%, lebih besar dari rata-rata produk yang sama pada temperatur baker yang lebih rendah. Saat Proses pembakaran badan keramik berlangsung, kandungan senyawa-senyawa oksida dalam feldspar mulai bereaksi, selanjutnya terbentuk fase kristal alumino-silikat (mullite). Terbentuknya fase 2 berlangsung diikuti dengan terjadinya proses vitrivikasi (pengerasan) badan keramik akibat peleburan feldspar terhadap senyawa oksida Al2O3 dan SiO2. Selama proses vitrivikasi ini, larutan silikat pekat terbentuk, menyatu dan tersepar ke pori-pori keramik dalam badan keramik. Larutan pekat inilah yang merekatkan partikelparitikel material badan keramik, dengan mengisi pori yang ada. Hasilnya, badan keramik hasil pembakaran pada temperature tersebut dengan menggunakan feldspar sebagai campuranya, memiliki daya tahan yang lebih baik dan tidak mudah lapuk. Keramik ubin dibentuk oleh tiga komponen, yaitu clay, fluks dan filler. Clay berfungsi untuk memberikan plastisitas untuk membentuk body dan unfired strength dalam proses pembentukan dan pembakaran. Fluks memberikan kekuatan fired product dan filler berfungsi mengontrol ekspansi termal pada fired body. Maksud digunakannya material ini untuk menurunkan temperature firing



yang hasilnya akan menurunkan ongkos produksi. Felsdspar yang digunakan dalam penelitian ini ialah orthoclase (potassium feldspar) dan albite (sodium feldspar).



Sumber: Nuryanto, 2010.



Gambar 2 Bagan alir proses pengolahan dengan cara pencucian dan hasil produknya secara terpadu



Sumber: Anonim, 2012.



Foto 5 Contoh Pemanfaatan Feldspar



Sumber: Anonim, 2013



Foto 6 Peralatan yang Berbahan Keramik



2. Proses Pembuatan Gelas High Alumina Adapun syarat kimia atau komposisi oksida (%) untuk mengolah pembuatan gelas, diantaranya :  SiO2, antara 68,00 – 69,99%  Al2O3, di atas 17%  (K2O + Na2O), di atas 11%  Fe2O3, antara 0,1 – 0,2% Syarat fisik pembuatan gelas ialah:  Ukuran butir: + 16 mesh – 0, + 20 mesh – 1%, maksimum, - 100 mesh – 25



Tahap-tahap Pengolahan Gelas: 1) Tahap Pencampuran atau Mixing Proses pencampuran / mixing hingga memperoleh suatu campuran yang homogen. Komposisi pencampuran yang dinyatakan dalam bentuk persen (%) berat yaitu:  SiO2 = 55%  Al2O3 = 15%  P2O3 = 8%  CaO = 21%  Na2O = 1% 2) Tahap Peleburan atau Smelting Peleburan dilakukan dalam tungku peleburan yang akan menghasilkan campuran gelas homogen yang bersih, bebas gelembung dan bebas dari kristal yang tidak melebur. Tungku yang dipakai disebut dengan Tank Furnace. 3) Tahap Pencetakan atau Shaping



Proses ini dilakukan setelah hasil pada peleburan sudah homogeny. Temperatur pembentukan yang digunakan berkisar antara 800o C sampai dengan 1100o C melalui proses penekanan dan peniupan. Proses pembentukan gelas harus dilakukan secara cepat sedangkan untuk proses pendinginan harus dilakukan secara perlahan-lahan dengan tujuan agar memperoleh hasil yang berkualitas baik. 4) Pross Finishing Pada intinya proses ini dilakukan untuk menghilangkan perbedaan tegangan produk yang telah dihasilakn dengan maksud agar gelas tidak mudah pecah atau retak. Proses ini dilakukan dengan menggunakan sebuah Tunnel dengan temperatur berkisar 500o C sampai dengan 600o C yang pengerjaannya memakan waktu sampai dengan 90 menit. Setelah dihasilkan sebuah gelas proses selanjutnya ialah prmotongan, penghalusan, pemolesan, pencucian dan juga melakukan pemasaran. Dengan adanya mineral feldspar dapat menjadikan peluang pekerjaan bagi masyarakat untuk mengolah mineral tersebut menjadi suatu bahan yang dapat dijual atau dipasarkan. Tambang mineral feldspar yang ada di Indonesia masih banyak keterdapatannya.



Sumber: Waskita Adijarto, 2010.



Foto 7 Gelas



3. Proses Pembuatan Kaca Bahan dasar yang digunakan pada pembuatan kaca ialah: 1)



Pasir



Pasir yang digunakan ialah pasir yang kuarsanya hampir murni, kandungan besinya tidak boleh melebihi dari 0,45% dan lokasi pembuatan kaca biasanya ditentukan oleh keberadaan lokasi endapan pasir tersebut. 2)



Soda (Na2O) Soda yang dimaksud adalah soda abu padat Na 2O3 yang digunakan



untuk mengoksidasi besi. Selain soda dapat juga digunakan Bikarbonat, Kerak garam dan Natrium Nitrat. 3) Feldspar Feldspar digunakan untuk dileburkan dan sebgai oksidasi pembentukan kaca. 4) Borax Borak digunakan sebagai bahan dasar tambahan untuk menambahkan Na2O dan boron oksida kepada kaca. 5) Nitrat Nitrat digunakan untuk mengoksidasi kadar besi pada kaca sehingga tidak terlalu terlihat pada kaca produk. Urutan proses pembuatan kaca pada umumnya dapt di pecah-pecah menjadi langkah-langkah sebagai berikut : 1. 2. 3.



Transportasi bahan bak ke pabrik Penimbunan ukuran bahan baku Pengangkutan, penimbangan dan pencampuran bahan baku dan



4. 5. 6. 7.



pembuatan ke tanur kaca Reaksi pembentukan kaca didalam tanur Penghematan kalor melalui regenerasi dan rekuperasi Pembuatan bentuk produk kaca Penyelesaian produk kaca Langkah-langkah tersebut di lakukan dalam pabrik kaca modern dengan



menggunakan peralatan otomatis unutk produksi secar kontinyu, dan tidak lagi dengan sekop dan gerobak sebagaimana halnya dengan pabrik-pabrik lama. Namun, dalam pabrik modern itu, pengisian tanur-tanur kecil masih di lakukan dengan tangan sehingga banyak sekali menimbulkan debu beterbangan dimanamana. Kecenderungan dewasa ini adalh unutk menggunakn sistem transportasi dan pencampuran secara tumpak dan mekanis yang tertutup sama sekali sehingga tidak ada lagi debu yang berterbangan selama penanganan kaca atau bahn bakunya. Setelah kaca tersebut terbentuk lalu kaca akan dikemas menggunakan pelindung yang fungsinya agar masing-masing pada kaca tersebut tidak terjadi benturan antara msing-masing dan intinya agar tidak pecah pada saat dikirim atau simpan di gudang.



Sumber: Aldi Faturian, 2013.



Foto 8 Kaca



2.3



Pemasaran Mineral Feldspar Pemasaran dalam dunia usaha pertambangan sangatlah penting. Tanpa



adanya proses pemasaran, maka konsumen tidak akan tahu tentang sebuah produk yang anda hasilkan.Pemasaran yang semakin gencar akan membuat semakin banyak orang yang tahu dengan produk usaha bisnis Anda, dan kemungkinan besar ketertarikan para pelanggan akan memperbesar angka penjualan perusahaan. Terlebih jika memiliki sebuah produk yang unik dan memiliki kualitas dan nilai inovatif, maka sangat penting melakukan upaya marketing atau pemasaran yang maksimal Mineral feldspar biasanya dipasarkan langsung dengan barang jadinya misalkan langsung dijual keramik, hiasan rumah ataupun dekorasi lainnya yang biasanya memakai bahan dasar dengan mineral feldspar. Konsumen utama : industri keramik dan porselin diikuti industri alat-alat dapur (sebagai pelapis) dan kaca lembaran. Pada saat ini feldspar (produk dalam negeri) yang digunakan dalam industri keramik dan porselin hanya dapat digunakan untuk bahan baku badan keramik dan proselin, sedangkan untuk bahan baku bagian permukaan masih digunakan peldspar produk china (kadar Fe < 0,2 %). Hasil pengolahan feldspar sampai saat ini baru mencapai kadar Fe 0,4 % (hasil penelitian) Pemasaran dalam bentuk produk yang sudah jadi tidak hanya keramik, namun gelas dan kaca pun banyak dipasarkan oleh perusahaan-perusahaan.



Sumber: Defry Tajako, 2014



Foto 9 Pemasaran Keramik



Sumber: Anonim, 2016



Foto 10 Pemasaran Gelas



BAB III DATA DAN ANALISIS



3.1



Data Keterdapatan Mineral Feldspar



1.



Untuk daerah Pacitan Jawa Tengah keterdapatan lahan untuk mineral Feldspar luas areal kandungan 950 Ha/46 juta m³, dengan rincian areal yang dieksploitasi 18,3818 Ha. Kegunaan dari feldspar adalah sebagai 2.



bahan industri keramik, porsilin, isolasi listrik, cat, gelas flux dan karet. Data Statistik Tahun 2003 - 1997



Produksi/ Ton



2003



2002



423,794.0



485,320.7



7



7



Konsumsi / Ton Export/ Ton



246,964



392.73



2001 119,500



2000



1999



280,0



210,30



00.00



0



1998



1997



37,500



127,200



235,323.3



293,973.



393,7



310,24



129,81



207,682.2



9



84



51.63



8



8.18



5



0,12



2,100.000



21,97



Import/



186,240.8



Ton



118,819.3



120,516.



105,2



100,00



27,311.



5



61



71.35



0



79



80,513.96



Sumber: Tekmira ESDM



3.



Menurut data dari Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral menunjukkan cadangan terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi (possible) masing-masing sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton. Sebaran feldspar Nusa Tenggara Timur antara lain: Wolosoko, Kecamatan Wolowaru, Maubasa, Kecamatan Ndori. Dengan jumlah deposit sumber daya hipotetik dari masing masing kecamatan adalah: Kecamatan Wolowaru sebesar 2.000.000 ton Kecamatan Lio Timur 500 ton Terdapat didaerah Paga, Sikka dengan jumlah sumber daya hipotetik 2.100.000 Terdapat didaerah Desa Tawui, Sumba Timur dengan jumah sumber daya tereka 13.884.000 Data oleh Direkrorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral: Terukur



4.



(proved) : 271.693 ton



Tereka (probable) : 11.728 ton



Terindikasi



(possible) : 56.561 ton Tersebar di seluruh Indonesia, dengan kebanyakan terdapat di



Jawa Timur : Blitar, Trenggalek, Ponorogo



Sumatera : Tanjung Pandan, Lampung NTT : Wolosoko, Maubasa, dan Kec. Ndori Data Pertambangan Feldspar di Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa



5.   



Tengah ini tersebardi beberapa lokasi antara lain : Kecamatan Bawang : 12.021.923 m3 / 31.257.000 ton Kecamatan Purwanegara : 34.421.923 m3 / 89.497.000 ton Kecamatan Banjarnegara : 7.200.000 m3 / 18.720.000 ton Perkiraan luas lahan sekitar 19 ha dan perkiraan volume 51.643.846 m 3



(status milik Perusda Kabupeten Banjarnegara) selebihnya dikelola oleh pihak swasta. Potensi cadangan feldspar Banjarnegara, berdasarkan data kajian dari Balai Besar Keramik baru bisa memenuhi kebutuhan untuk pasokan feldspar sekitar 14 % dari kebutuhan, hal ini menunjukkan ketergantungan industri keramik Indonesia kepada feldspar asal impor.



3.2



Potensi



Sumber: Jusri, 2013



Gambar 3 Peta Sebaran Mineral Feldspar di Indonesia



Hasil penyelidikan menunjukan bahwa lokasi endapan felspar yang poternsial tersebar hampir di seluruh Indonesia. Bentuk endapannya berbeda dari satu daerah dengan daerah yang lainnya. Seperti endapan berbentuk batuan atau berbentuk pasir yang sebagian besar mengandung feldspar, kuarsa, mika (muskovit, biotit), hematite dan lain – lain. Beberapa lokasi telah dipetakan,



namun masih banyak juga lokasi yang belum dipetakan. Daerah – daerah lokasi endapan felspar yang telah diketahui antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.



Kendawi, Rikitgaib, Blangkejeran, Tapak tuan (Aceh), Pantai Timur, Prapat (Sumatra Utara) Siberida indragiri Hulu, Kampar (Riau) Lundan – Pasaman, Solok (Sumatra Barat) Rejang Lebong (Bengkulu) Way porbian , Way buha (Lampung) Sayan – Sintang, Bonti – Sangau (Kalimantan Barat) Cikembar, Sukabumi (Jawa Barat) Banjarnegara (Jawa Tengah) Trenggelek, Blitar, Ponorogo (Jawa Timur) Wolowaru (Flores Timur) Gorontalo (Sulawesi Utara) Donggala (Sulawesi Tenggara) Maros (Sulawesi Selatan) Ponto – Pulau, Saparua (Maluku).



BAB IV KESIMPULAN



4.1



Kesimpulan Potensi dari mineral feldspar masih tersedia cukup banyak, akan tetapi secara pengolahan atau pemanfaatan kurang berkembang. Feldspar pada umumnya digunakan sebagai bahan pupuk, adapun kegunaan lain yaitu pembuatan keramik, gelas dan kaca akan tetapi dalam pembuatan keramik, gelas dan kaca kandungan mineral yang dimanfaatkan hanya sedikit. Potensi mineral di Indonesia diketahui menurut data dari Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral menunjukkan cadangan terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi (possible) masing-masing sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton. Potensi pada tahun 1997-2003 Indonesia masih memilih untuk Import mineral feldspar, seharusnya Indonesia dapat memanfaatkan kekayaannya sendiri. Kegunaan mineral feldspar sebenarnya beragam seperti bahan baku pada pembuatan pupuk dibidang pertanian, keramik, gelas dan kaca akan tetapi untuk keramik, kaca dan gelas kandungan yang diambil dari mineral feldspar sangat sedikit. Kegunaan ini cukup memberi keuntungan untuk masyarakat memanfaatkannya dan mengelola dengan baik. Kegunaan ini harus lebih dikembangkan lagi agar diera MEA sekarang masyarakat lebih kreatif dalam memanfaatkan bahan galian mineral dan terciptanya sesuatu kegunaan yang baru dan memiliki harga jual yang tinggi serta persaingan diarea ASEAN semakin unggul. Pemasaran Feldspar di Indonesia biasanya tidak dipasarkan secara mentah atau hanya mineral feldsparnya melainkan produk yang sudah dibuat



dari bahan dasar feldspar. Biasanya feldspar diolah pada perusahaan produksi pencetakannya. Keterdapatan mineral feldspar tersebar diberbagai daerah di Indonesia dan cadangan atau kandungan mineral feldspar masih banyak yang belum terambil. Untuk pemasaran di Internasional belum maksimal, dari data yang diperoleh Indonesia lebih banyak Impor dibandingkan Ekspor. Peluang usaha mineral feldspar masih banyak dan memiliki potensi yang cukup banyak. Harus ada promosi yang lebih dari pemerintah, promosi ini diutamakan untuk masyarakat Indonesia terhadap usaha pertambangan mineral feldspar agar masyarakat dapat berinvestasi di Negara sendiri. Peluang usaha berkaitan dengan bagaimana penggunaannya. Jika penggunaan mineral feldspar dikembangkan peluang kerja untuk pertambangan feldspar akan semakin berkembang juga. Ketersediaan mineral yang tersedia di Indonesia seharusnya dapat meingkatkan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Namun hal ini dikarenakan faktor alat dan material lain sehingga pemanfaatanya menjadi tidak maksimal. Feldspar dapat dimanfaatkan untuk keramik, berbagai jenis gelas dan juga untuk bahan pembuatan kaca. Manfaatnya juga harus dirasakan oleh masyarakat disekitar usaha pertambangan. Manfaatnya berupa produk bahan feldspar, memberikan



pajak



pelayanan



masyrakat



ataupun



memberikan



suatu



kesempatan kerja didalam perusahaan tersebut. MEA atau Masyarakat Ekonomi Asean semakin berkembang di Indonesia, Hal itu menunjukan bahwa daya saing masyarakat daerah semakin meningkat. Salah satu daya tarik bagi warga asing kepada Indonesia adalah Sumber daya alamnya atau kekayaan alamnya. Ini menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia. Dengan hal itu ,salah satu peluang kerja untuk bersaing diera MEA ini adalah menambang suatu bahan galian mineral contohnya adalah mineral feldspar. Mineral feldspar lebih banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk, pupuk merupakan hal pokok dari suatu bahan pangan. Nilai jual dari pupuk cukup besar dan sangat menguntungkan.



4.2



Saran 1.



Pendirian industri pertambangan besar dan industri pemanfaatan mineral feldspar yang terpadu oleh pemerintah agar menciptakan peluang kerja bagi masyarakat dan dapat bermanfaat bagi investasi Negara.



2.



Teknologi penambangan dan pengolahan mineral feldspar ditingkatkan agar pemanfaatannya tidak hanya pupuk, keramik, gelas dan kaca melainkan dapat terciptanya suatu produk baru dari manfaat mineral feldspar, agar persaingan didalam MEA dapat lebih unggul dan nantinya



3.



akan menghasilkan nilai tambah (nilai ekonomi) yang lebih tinggi Pemenuhan material siap pakai untuk kebutuhan bahan baku dari mineral



4.



feldspar. Pengawasan pemerintah terhadap investor asing yang menambang di



5.



Indonesia Memberikan informasi atau promosi kepada masyarakat



tentang



pentingnya mineral dan keberadaannya agar masyarakat memahami bahwa kesempatan kerja masih tersedia dengan keberadaan mineral 6.



yang melimpah di Indonesia. Izin usaha pertambangan harus diperketat dalam pemberiannya, hanya perusahaan yang benar-benar berkomitmen yang bisa mendapatkannya agar Negara Indonesia tidak mengalami kerugian.