Penjelasan QS Yunus 101, Al Alaq 1-5, Al Baqarah 155-157, Al Furqon 48-50 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Q.S YUNUS AYAT 101 A. Kandungan Q.S Yunus Ayat 101 Allah swt memerintahkan umat manusia untuk memerhatikan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta ini seperti jalannya tata surya yang teratur dan tepat waktu, terjadi gerhana matahari dan bulan, pergantian malam dan siang, air hujan turun ke bumi dan sebagainya. Semua tanda-tanda kebesaran Allah swt. yang ada di alam ini bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itu, umat manusia hendaknya mengambil manfaat dari tandatanda kekuasaan Allah dan mengambil peringatan yang disampaikan kepada para rasul. Alqur'an bukanlah buku ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi alqur'an adalah firman Allah swt. yang berisi pedoman hidup bagi manusia. Di dalam alqur'an juga terdapat ayat-ayat yang berkaitan dengan iptek. Allah swt memerintahkan kepada manusia agar melakukan pengkajian dan penelitian terhadap alam semesta beserta isinya. Sesungguhnya semua ciptaan Allah itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang berfikir dan yakin terhadap penciptanya. B. Hikmah Q.S Yunus Ayat 101  Menambah keimanan kepada Allahswt. dan bertambah yakin bahwa Allah swt Maha Kuasa menciptakan alam semesta ini, dan Dia pula yang mengatur seluruh kehidupan yang ada di bumi.  Memacu umat manusia untuk berlomba dalam menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Sebagai sumber motivasi dan semangat dalam mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya.  Semakin giat dan bekerja keras untuk memahami dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknoogi. C. Kesimpulan  Dari fakta akan penciptaan diri manusia dan alam raya cukup kiranya bahwa alam raya dan isinya bukan dicipta dengan gurauan belaka. Allah telah merancang, menyusun dan menyediakan alam raya ini untuk hajat manusia sebagai khalifah/penggantinya di bumi, maka tidak wajar dan bahkan terlarang bagi manusia merusaknya.  Untuk memanfaatkan alam raya, manusi dituntuk untuk mencari dan memperoleh ilmu pengetahuan serta menemukan hukum-hukum, teori dari pangalaman ilmiahnya itu. Penemuan hukum-hukum alam teori ilmu pengetahuan harus didasari dan dikembangkan berdasar nilai-nilai Ilahiyah sehingga dapat bermanfaat.



SURAT AL ALAQ AYAT 1-5 A. Asbabun Nuzul Surat Al Alaq ayat 1-5 Dalam hadis diriwayatkan oleh Aisyah r.a., ia berkata bahwa permulaan wahyu kepada Rasulullah saw. ialah mimpi baik pada waktu tidur. Biasanya mimpi yang dilihat itu jelas, sebagaimana cuaca pagi. Kemudian, timbullah pada diri beliau keinginan meninggalkan keramaian. Untuk itu, beliau pergi ke Gua Hira untuk berkhalwat. Beliau melakukannya beberapa hari. Khadijah, istri beliau, menyediakan perbekalan untuk beliau. Pada suatu saat, datanglah malaikat kepada beliau. Malaikat itu berkata, "Iqra' (bacalah)!" Beliau menjawab "Aku tak pandai membaca." Malaikat mendekap beliau sehingga beliau merasa kepayahan. Malaikat itu kembali berkata, "Bacalah!" Beliau menjawab lagi. "Aku tak pandai membaca." setelah tiga kali beliau menjawab seperti itu, malaikat membacakan surah al- 'Alaq ayat 1-5, sebagaana tersebut. Setelah selesai membacakan kelima ayat tersebut, malaikat pun menghilang. Tinggallah beliau seorang diri dengan perasaan ngeri (takut). Beliau segera pulang menemui Khadijah. Beliau tampak gugup sambil berkata, "Zammiluni, zammiluni(selimuti aku, selimuti aku)." Stelah mereda rasa takut dan dinginnya, Khadijah meminta beliau untuk menceritakan kejadian yang dialami. Setelah mendengar cerita yang dialami beliau, Khadijah berkata, " Demi Allah, Allah tidak akan mengecewakanmu selama-lamanya. Engkau aadalah orang yang suka menghubungkan kasih sayang yang memikul yang berat." Khadijah segera mengajak beliau untuk menemui Waraqah bin Naufal, paman Khadijah. Dia adalah seorang pendeta Nasrani yang sangat memahami Kitab Injil. Setelah bertemu dengannya, Khadijah meminta Rasulullah saw. untuk menceritakan kejadian yang dialami semalam. Setelah Rasulullah saw, Selesai menceritakan pengalamannya semalam, Waraqah berkata, "Inilah utusan, sebagaimana Allah swt. pernah mengutus Nabi Musa a.s. Semoga aku masih dikaruniai hidup sampai saatnya engkau diusir kaummu." Rasulullah saw. bertanya, "Apakah mereka akan mengusir aku?" Waraqah menjawab, "Benar! belum pernah ada seorang nabi pun yang diberi wahyu seperti engkau, yang tidak dimusuhi orang. Apabila aku masih mendapati engkau, pasti aku akan menolong engkau seuat-kuatnya." (H.R al- Bukhari, Bada' ul Wahyi No. 3) B. Penjelasan / Kandungan Ayat  Ayat pertama berisi perintah untuk belajar, menuntut ilmu. Perintah yang dimaksud dalam ayat ini bersifat umum, tidak tertuju pada ilmu tertentu saja. Dengan demikian, kewajiban untuk menuntut ilmu meliputi ilmu yang menyangkut ayat-ayat qauliyah dan ayat-ayat kauniyah.



 Ayat kedua, Allah swt menyatakan bahwa manusia adalah makluk yang diciptakan dari segumpal darah. Allah swt menegaskan bahwa manusia diciptakan sebagai sebaik-baiknya ciptaan (QS. At-Tin 95:4).  Ayat ketiga, terdapat dua pengertian pokok, yakni perintah untuk membaca sebagai penegasan Allah SWT yang Maha Mulia. Oleh karena itu islam mendidik umatnya agar menjadi umat yang pandai sehingga bisa memahami ayat-ayat qauliyah dan kauniyah.  Ayat keempat, Allah swt menjelaskan bahwa dia mengajarkan manusia dengan pena. Pena merupakan sebuah benda mati dan beku. Namun setelah digunakan oleh manusia bisa dipahami secara orang lain. Dengan pena maka manusia bisa mencatat segala ilmu pengetahuan.  Ayat kelima, Allah swt menjelaskan bahwa Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Manusia lahir kedunia ini dalam keadaan tidak diketahuinya. Manusia lahir ke dunia ini dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Kemudia Allah swt menganugrahkan pendengaran dan penglihatan agar memudahkan manusia untuk belajar dan menunut ilmu sebanyak-banyaknya. C. Hikmah Kandungan Ayat  Surat al-‘Alaq ayat 1-5 yang pertama turun kepada nabi Muhammad pada dasarnya merupakan bentuk perintah untuk memperhatikan pengetahuan. Hal ini karena pengetahuaan adalah sangat penting peranananya bagi manusia, sehingga surat al‘Alaq lebih menggunakan kata iqra’ dan al-qalam. Diakui atau tidak, keduanya sangat penting perannya dalam proses pembelajaran, khususnya dalam mempelajari sains dan teknologi. Dalam mempelajari sains dan teknologi, membaca tidak sekedar melihat catatan. Namun lebih jauh dari itu adalah untuk membaca asma dan kemuliaan Allah, membaca teknologi genetika, membaca teknologi komunikasi, dan membaca segala yang belum terbaca, sehingga dengan membaca ini terjadi suatu perubahan, baik perubahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu atau bahkan pada perubahan tingkah laku dan sikap yang merupakan ciri dari keberhasilan aktifitas belajar.  Di samping itu, dengan membaca diharapkan membawa tertanamnya keimanan dan ketakwaan seseorang sebagai wujud dari perubahan yang merupakan hasil dari proses pembelajaran. Oleh karena itu, wahyu pertama yang diterima oleh nabi Muhammad saw adalah komunikasi verbal pertama Allah SWT kepada nabi Muhammad saw. Menurut Muhammad Abduh bahwa dalam ayat ini yang dibaca adalah “nama”, sebab “nama” mengantarkan kepada pengetahuan tentang dzat. Penciptaan kemampuan membaca akan menarik perhatian manusia ke arah pengetahuan tentang dzat Allah SWT serta sifat-sifat-Nya semuanya. Karena membaca merupakan suatu ilmu yang tersimpan dalam jiwa yang aktif, sedangkan



pengetahuan tersebut masuk ke dalam pikiran manusia atas ijin Allah SWT melalui kemurahan-Nya, ilmu-Nya, qudrat-Nya serta iradah-Nya. Di samping itu, membaca yang dimaksudkan dalam surat al-‘Alaq juga sebagai bentuk pencerahan intelektual. D. Kesimpulan  Pesan pertama wahyu al-Qur’an adalah mengajarkan manusia untuk belajar, sehingga dengan belajar ini, manusia dapat memperoleh Ilmu pengetahuan.  Pengetahuaan adalah sangat penting peranannya bagi manusia. Barang siapa menguasai pengetahuan, maka dia dapat berkuasa (knowledge is power).  Surat al-‘Alaq yang diajarkan kepada nabi Muhammad shalallahu ‘alaih wassalam. pada dasarnya merupakan konsep dasar Islam tentang pembelajaran, yang dikenalkan melalui konsep baca dan tulis.  Bahwa Allah telah memuliakan/ menjunjung martabat manusia dengan memalui pena (tulis baca). Artinya dengan proses belajar mengajar itu manusia dapat menguasai ilmu-ilmu pengetahuan dan dengan ilmu-ilmu pengetahuan ini manusia dapat mengetahui rahasia alam semesta yang sangat bermanfaat bagi kesejahteraan hidupnya.



SURAT AL BAQARAH AYAT 155-157 A. Penjelasan / Kandungan Ayat Surat Al Baqarah ayat 155-157 Banyak orang mengeluh pada diri mereka sendiri dan orang lain lantaran dirinya ditimpakan sebuah musibah dari Allah. Banyak diantara manusia lalai dan tidak bersabar. Bahkan banyak dari mereka melalaikan kehidupan mereka hanya karena mereka berputus asa karena apa yang ditimpakan oleh Allah padanya. Padahal, sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita tidak boleh berputus asa. Jika kita menghadapi suatu masalah atau ujian, maka jangan ragu untuk mengadukannya pada Allah! Lihatlah ayat di atas! Kalimat awal ayat tersebut mengatakan bahwa, “dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,”. Hal merupakan bentuk penegasan bahwa setiap manusia pasti mengalami yang namanya ujian atau musibah. Musibah ini tentu saja bermacam-macam bentuknya, apakah itu kemiskinan, kekurangan fisik atau makanan, ketakutan, kegelisahan, dll. Dan jika kita tertimpa ujian atau musibah tersebut, maka yang kita lakukan adalah mengadu pada Allah. Bagaimana caranya? Yaitu dengan cara bertawakkal pada Allah. “mengapa Kami tidak akan bertawakkal kepada Allah? Padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada Kami, dan Kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri" (Q.S. Ibrahim: 12) Di surah al-Baqarah ayat yang ke-155 sampai 157 juga menyebutkan bahwa jika kita ditimpakan suatu musibah, maka kita harus mengucapkan “innalillahi wa inna ilaihi raji’uun” yang artinya, “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali,“. Ucapan ini juga sekaligus menandakan sikap tawakkal atau berserah diri kepada Allah. Bayangkan! Allah memberikan kabar gembira bagi siapa saja yang mengucapkan kalimat itu jika dirinya sedang ditimpa musibah. Dan Allah mengakhiri potongan ayat ini dengan kata-kata yang sangat indah “…mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk,” B. Hikmah Kandungan Ayat Al Baqarah ayat 155-157  Informasi tentang sesuatu yang bisa terjadi sehari-hari. Alamiah. Rasa takut akan kekurangan harta benda, jiwa, uang, dsb adalah fenomena sehari-hari yang terjadi pada siapa saja, dan kapan saja;  mengajarkan tentang cara menyikapi semua rasa takut di atas, yaitu dengan sikap sabar;  mengajarkan bahwa siapa yang sabar pasti mendapatkan petunjuk Allah SWT.



C. Kesimpulan yang sangat penting kita camkan dari setiap peristiwa kematian adalah bagaimana agar kita semakin mendapat petunjuk. Hidup kita semakin terarah dan kita terus terdorong untuk mempersiapkan diri menghadapai kematian dengan ketaatan kepada Allah. Karena itu, seiring apresiasi kita pada setiap kemukjizatan kata al-Quran dan susunannya, maka “membaca” tiga ayat di atas dapat kita mulai dari ayat 157, kemudian 156, baru ayat 155. Dari peristiwa kematian, hendaknya kita semakin mendapat petunjuk atau hidayah (157); hidayah dimaksud adalah berupa petunjuk akidah agar kita meyakini sedalamdalamnya bahwa segala sesuatu di muka bumi ini adalah milik Allah, yang dapat Dia ambil –termasuk diri kita–kapan saja Dia mau (156). Dengan keyakinan seperti ini, akan tumbuh sifat sabar dalam menghadapi berbagai macam ujian yang Allah cobakan dalam hidup kita (155).



SURAT AL-FURQAN AYAT 48 – 50 A. Penjelasan / Kandungan Surat Al-Furqan Ayat 48 – 50  Ayat 48 menerangkan bahwa angin merupakan pembawa berita gembira kepada manusia. Bagi manusia yang menanti kedatangan hujan, maka begitu angin berhembus secara spontan merasa gembira karena pertanda akan turunnya hujan. Angin berfungsi menghalau awan yang di dalamnya terkandung air. Kemudian, awan itu digerakkan oleh angin sehingga dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Dalam surah al-Hijr ayat 22 dijelaskan bahwa “Allah mengirim angin untuk mengawinkan pepohonan dan menurunkan hujan dari langit”. Jadi, angin juga berfungsi mengwinkan tumbuh-tumbuhan, dengan proses penyerbukan silang yaitu mempertemukan serbuk sari (jenis kelamin jantan) dengan kepala putik (jenis kelamin betina). Kemudian, adanya awan positif dan negatif yang digabungkan oleh angin dapat menimbulkan hujan. Apabila saatnya tiba, hujan pun turun membasahi bumi dan pepohonan.  Dalam ayat 49, dijelaskan bahwa dengan air hujan itu Allah menghidupkan tanah yang mati dan menyuburkan tanah yang gersang. Di samping itu, air hujan juga dapat dijadikan sebagai air minum bagi manusia dan hewan; untuk mandi dan mencuci pakaian.  Ayat 50 menerangkan bahwa air hujan itu digilirkan di antara manusia secara merata dan seimbang. Proses terjadinya hujan dan pendistibusiannya dapat menjadi pelajaran bagi manusia. Banyak hal dapat dipelajari dari hujan ini, antara lain manusia dapat mengetahui proses terjadinya hujuan, siklus perputaran air, hubungan laut, angin, dan awan, manfaat air hujan bagi kehidupan makhluk di bumi, dan kualitas air hujan bagi tumbuh-tumbuhan. Pada gilirannya, manusia juga mencoba membuat hujan sendiri, seperti yang pernah dilakukan di negeri kita setiap musim kemarau panjang meskipun sering mengalami kegagalan. Namun, kualitas hujan buatan manusia tidak sama dengan buatan Allah. Karena pentingnya hujan ini, maka Allah bersumpah dengan langit yang mengandung hujan dan bumi yang menampung tumbuh-tumbuhan (surah ath-Tahriq ayat 11-12). B. Hikmah Kandungan Ayat  Ayat ini sebuah pengetahuan, bahwa saat sebelum hujan tentunya akan ada angin kencang penanda akan turun hujan. Tentu saja hujan adalah kabar gembira, karena dengan adanya air hujan yg sangat bersih dari langit (tidak terkontaminasi dengan hal2 lain, ex: bahan2 kimia) memberi manfaat bagi kesuburan tanah, penambah sumber air, dan pembersih udara.



 Bahwa dengan air hujan dapat menyuburkan tanah yang kering, sebagai sumber air minum untuk makhluk hidup yang ada di bumi, seperti manusia, hewan dan tumbuhan.  Kita telah tahu adanya pergantian musim disetiap daerah. Misalnya di Kota Bukittinggi sedang hujan. Awan yg membawa hujan akan terus berjalan sampai pada tempat dimana kandungan air pada awan akan habis (pada batas min), misalnya kota Padang. Lalu, bisa saja bergilir ke daerah lain, dst. Pergiliran hujan ini juga sebuah pelajaran dar ALLAH bagi kita agar kita lebih bersyukur lagi dengan apa yg telah diberikan ALLAH kepada kita.



C. Kesimpulan Allah sebagai Tuhan semesta alam telah menurunkan berbagai rahmat-Nya berupa adanya matahari sehingga terjadi waktu malam untuk tidur dan waktu siang untuk kembali berusaha, angin yang membawa awan hujan sehingga terjadi hujan, kemudian air hujan itu menyuburkan tanah yang tandus, dan air itu pun dapat diminum oleh makhluk-Nya (manusia, binatang dan tumbuhan). Allah mempenggilirkan waktu hujan supaya makhluk-Nya dapat mengambil pelajaran, akan tetapi banyak manusia yang mengingkari nikmat dari-Nya. Karena itu sebagai makhluk-Nya, hendaknya bersyukur dan menjaga kelestarian lingkungan.