Penyakit Infeksi Dan Parasit Akibat Kerja (Herlina Putri 1913201013) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS : PENYAKIT AKIBAT KERJA “PENYAKIT INFEKSI DAN PARASIT AKIBAT KERJA”



Disusun Oleh : Herlina Putri



(1913201013)



Dosen pengampu : Putri Sahara Harahap, SKM., M.K.K.K



Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKES ) Harapan Ibu Jambi 2021



KATA PENGANTAR



Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Penyakit Infeksi dan Parasit Akibat Kerja”. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini, untuk memenuhi upaya penulis dalam mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang materi yang sedang penulis pelajari. Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan menuju kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Jambi, 14 Oktober 2021



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................................



i



DAFTAR ISI....................................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penyakit Infeksi .......................................................................................3 B. Golongan Penyakit Akibat Infeksi..........................................................................3 C. Penyebaran Penyakit Infeksi......................................................................................5 D. Sifat-sifat Penyakit Infeksi ........................................................................................7 E. Upaya Pencegahan Penularan Penyakit Infeksi....................................................... 8 F. Konsep Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).................................................9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan...............................................................................................................10 B. Saran..........................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................12



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Faktor risiko PAK antara lain Golongan fisik, kimiawi, biologis atau psikososial di tempat kerja. Faktor tersebut di dalam lingkungan kerja merupakan penyebab yang pokok dan menentukan terjadinya penyakit akibat kerja. Faktor lain seperti kerentanan individual juga berperan dalam perkembangan penyakit di antara pekerja yang terpajan. Menurut Suma’mur (1985) penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit ini artefisial oleh karena timbulnya di sebabkan oleh adanya pekerjaan. Kepadanya sering diberikan nama penyakit buatan manusia (Manmade disease). Terdapat tiga istilah yang digunakan untuk mendefinisikan penyakit akibat kerja yaitu penyakit yang timbul karena hubungan kerja, penyakit yang disebabkan karena pekerjaan atau lingkungan kerja, dan penyakit akibat kerja. Ketiga istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama dan masing-masing memiliki dasar hukum dan perundang-undangan yang menjadi landasannya. Penyakit akibat kerja yaitu penyakit yang penyebabnya adalah pekerjaan dan atau lingkungan kerja (Suma’mur, 2009). Penyakit infeksi adalah penyakit yang nyata secara klinik yaitu tandatanda dan gejala-gejala medis karakteristik penyakit yang terjadi akibat dari infeksi, keberadaan dan pertumbuhan agen biologik patogenik pada organisme host individu. Dalam hal tertentu, penyakit infeksi dapat berlangsung sepanjang waktu. Patogen penginfeksi meliputi virus, bakteri, jamur, protozoa, parasit multiseluler dan protein yang menyimpang yang dikenal sebagai virion.



1



B. Rumusan Masalah 1. Apa itu penyakit infeksi? 2. Ada berapa golongan penyakit akibat infeksi? 3. Bagaimana cara penyebaran penyakit infeksi? 4. Bagaimana sifat-sifat penyakit infeksi? 5. Bagaimana cara upaya pencegahan penularan penyakit infeksi?



6. Bagaimana konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa itu penyakit infeksi 2. Untuk mengetahui ada berapa golongan penyakit akibat infeksi 3. Untuk mengetahui bagaimana cara penyebaran penyakit infeksi 4. Untuk mengetahui bagaimana sifat-sifat penyakit infeksi 5. Untuk mengetahui bagaimana cara upaya pencegahan penularan penyakit infeksi



6. Untuk mengetahui konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Penyakit Infeksi Penyakit infeksi adalah penyakit yang nyata secara klinik yaitu tandatanda dan gejala-gejala medis karakteristik penyakit yang terjadi akibat dari infeksi, keberadaan dan pertumbuhan agen biologik patogenik pada organisme host individu. Dalam hal tertentu, penyakit infeksi dapat berlangsung sepanjang waktu. Patogen penginfeksi meliputi virus, bakteri, jamur, protozoa, parasit multiseluler dan protein yang menyimpang yang dikenal sebagai virion. Patogenpatogen ini merupakan penyebab epidemi penyakit dalam artian bahwa tanpa patogen, tidak ada epidemi infeksi terjadi. Penularan patogen terjadi dengan berbagai cara yang meliputi kontak fisik, makanan yang terkontaminasi, cairan tubuh, benda, inhalasi yang ada di udara atau melalui organisme vektor. Penyakit infeksi yang sangat infektif ada kalanya disebut menular dan dapat dengan mudah ditularkan melalui kontak dengan orang yang sakit. B. Golongan Penyakit Akibat Infeksi Gangguan Kesehatan Akibat Kerja Golongan Infeksi terbagi menjadi 4 (empat) yaitu : 1. Infeksi karena Virus Lingkungan kerja menjadi tempat yang rawan untuk penularan penyakit karena virus. Salah satunya adalah flu. Kondisi tubuh yang kurang fit membuat imunitas tubuh melemah, sehingga virus sangat mudah menyerang. Tidak hanya itu, masih banyak lagi infeksi karena virus yang mungkin terjadi, sesuai dengan profesi dan lingkungan kerja setiap orang. 



3



2. Infeksi karena Bakteri Selain virus, infeksi juga bisa terjadi karena bakteri. Tuberkulosis adalah salah



satunya.



Penyakit



ini



terjadi



karena



bakteri Mycobacterium



tuberculosis yang paling sering menyerang organ paru-paru. TBC menular melalui udara, dari bersin, batuk, atau meludah. Kamu pun perlu waspada dengan penyakit tipes yang terjadi karena bakteri Salmonella typhi yang memang sangat rentan menyerang para pekerja usia produktif.  3. Infeksi karena Jamur Histoplasmosis menjadi gangguan kesehatan akibat bekerja yang disebabkan karena jamur Histoplasma. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menuliskan, jamur jenis ini banyak ditemukan di tanah yang mengandung banyak kotoran burung dan kelelawar. Seseorang bisa terinfeksi dengan menghirup spora jamur dari udara.  Meski tidak menimbulkan sakit secara signifikan, mereka yang terinfeksi akan



mengalami



demam,



batuk,



dan



merasa



kelelahan.



Infeksi



histoplasmosis bisa sembuh tanpa bantuan medis, tetapi untuk orang-orang dengan imunitas yang lemah, infeksi bisa memicu komplikasi yang cukup buruk.  4. Infeksi karena Parasit Terakhir adalah infeksi yang disebabkan karena kontaminasi parasit. Salah



satunya



Clinic menuliskan,



adalah penyakit



penyakit ini



toksoplasmosis.



terjadi



karena



Laman Mayo



parasit Toxoplasma



gondii yang mengontaminasi daging yang dimasak setengah matang atau melalui kotoran dari kucing.  Toksoplasmosis dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan flu pada beberapa orang, tetapi sebagian besar pengidap justru tidak mengalami adanya gejala. Sayangnya, penularan pada bayi baru lahir dari sang ibu dan orang dengan imunitas yang lemah bisa mendatangkan komplikasi yang sangat serius. 



4



C. Penyebaran Penyakit Infeksi Media perantara penularan adalah barang/bahan yang terkontaminasi seperti peralatan makan, minum, alat-alat bedah/kebidanan, peralatan laboratorium, peralatan infus/transfusi. Secara garis besar, mekanisme transmisi mikroba patogen ke pejamu yang rentan melaui dua cara, yaitu : 1. Transmisi Langsung Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu masuk yang sesuai dari pejamu. Sebagai contoh adalah adanya sentuhan, gigitan, ciuman, atau adanya droplet nuclei saat bersin, batuk, berbicara atau saat transfusi darah dengan darah yang terkontaminasi mikroba patogen. 2. Transmisi Tidak Langsung Penularan mikroba patogen yang memerlukan media perantara baik berupa barang/bahan, air, udara, makanan/minuman, maupun vektor. Dalam riwayat perjalanan penyakit, pejamu yang peka akan berinterksi dengan mikroba patogen yang secara alamiah akan melewati 4 tahap, yaitu : 1. Tahap Rentan Pada tahap ini pejamu masih dalam kondisi relatif sehat namun peka atau labil, disertai faktor predisposisi yang mempermudah terkena penyakit seperti umur, keadaan fisik, perilaku/kebiasaan hidup, sosial ekonomi, dan lain-lain. Faktor predisposisi tersebut mempercepat masuknya mikroba patogen untuk berinteraksi dengan pejamu. 2. Tahap Inkubasi Setelah masuk ke tubuh pejamu, mikroba patogen mulai bereaksi, namun tanda dan gejala penyakit belum tampak. Saat mulai masuknya mikroba patogen ke tubuh pejamu hingga saat munculnya tanda dan gejala penyakit disebut inkubasi. Masa inkubasi satu penyakit berbeda dengan penyakit lainnya, ada yang hanya beberapa jam, dan ada pula yang bertahun-tahun.



5



3. Tahap Klinis Merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dan gejala penyakit. Dalam perkembangannya, penyakit akan berjalan secara bertahap. Pada tahap awal, tanda dan gejala penyakit masih ringan. Penderita masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Jika bertambah parah, penderita sudah tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari. 4. Tahap Akhir Penyakit Perjalanan penyakit dapat berakhir dengan 5 alternatif, yaitu: a. Sembuh sempurna Penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi sel/jaringan/organ tubuh kembali seperti sedia kala. b. Sembuh dengan cacat Penderita sembuh dari penyakitnya namun disertai adanya kecacatan. Cacat dapat berbentuk cacat fisik, cacat mental, maupun cacat sosial. c. Pembawa Perjalanan penyakit seolah–olah berhenti, ditandai dengan menghilangnya tanda dan gejalan penyakit. Pada kondisi ini agen penyebab penyakit masih ada, dan masih potensial sebagai sumber penularan. d. Kronis Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap atau tidak berubah. e. Meninggal Dunia Akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagalan fungsi– fungsi.



6



D. Sifat-sifat Penyakit Infeksi Sebagai agen penyebab penyakit, mikroba patogen memiliki sifat–sifat khusus yang sangat berbeda dengan agen penyebab penyakit lainnya. Sebagai makhluk hidup, mikroba patogen memiliki ciri–ciri kehidupan, yaitu : a. Mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara berkembang biak. b. Memerlukan tempat tinggal yang cocok bagi kelangsungan hidupnya. c. Bergerak dan berpindah tempat. Ciri–ciri kehidupan mikroba patogen tersebut di atas, merupakan sifat– sifat spesifik mikroba patogen dalam upaya mempertahankan hidupnya. Cara menyerang/invasi ke pejamu/ manusia melalui tahapan sebagai berikut.: 1. Sebelum pindah ke pejamu (calon penderita), mikroba patogen hidup dan berkembang biak pada reservoir (orang/penderita, hewan, benda–benda lain). 2. Untuk mencapai pejamu (calon penderita), diperlukan adanya mekanisme penyebaran. 3. Untuk masuk ke tubuh pejamu (calon penderita), mikroba patogen memerlukan pintu masuk (port d’entrée) seperti kulit/mukosa yang terluka, hidung, rongga mulut, dan sebagainya. Adanya tenggang waktu saat masuknya mikroba patogen melalui port d’entrée sampai timbulnya manifestasi klinis, untuk masing –masing mikroba patogen berbeda–beda. 4. Pada prinsipnya semua organ tubuh pejamu dapat terserang oleh mikroba patogen, namun berbeda mikroba patogen secara selektif hanya menyerang organ–organ tubuh tertentu dari pejamu/target organ. 5. Besarnya kemampuan merusak dan menimbulkan manifestasi klinis dari mikroba patogen terhadap pejamu dapat dinilai dari beberapa faktor berikut. a) Infeksivitas Besarnya kemampuan mikroba patogen melakukan invasi, berkembang biak dan menyesuaikan diri, serta bertempat tinggal pada jaringan tubuh pejamu.



7



b) Patogenitas Derajat respons/reaksi pejamu untuk menjadi sakit. c) Virulensi Besarnya kemampuan merusak mirkoba patogen terhadap jaringan pejamu. d) Toksigenitas Besarnya kemampuan mikroba patogen untuk menghasilkan toksin, di mana toksin berpengaruh dalam perjalanan penyakit. e) Antigenitas Kemampuan mikroba patogen merangsang timbulnya mekanisme pertahanan tubuh/antibodi pada diri pejamu. Kondisi ini akan mempersulit mikroba patogen itu sendiri untuk berkembang biak, karena melemahnya respons pejamu menjadi sakit. E. Upaya Pencegahan Penularan Penyakit Infeksi Tindakan atau upaya pencegahan penularan penyakit infeksi adalah tindakan yang paling utama. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara memutuskan rantai penularannya. Rantai penularan adalah rentetan proses berpindahnya mikroba patogen dari sumber penularan (reservoir) ke pejamu dengan/tanpa media perantara. Jadi, kunci untuk mencegah atau mengendalikan penyakit infeksi adalah mengeliminasi mikroba patogen yang bersumber pada reservoir



serta



mengamati



mekanisme



transmisinya,



khususnya



yang



menggunakan media perantara. Sebagai sumber penularan atau reservoir adalah orang/penderita, hewan, serangga (arthropoda) seperti lalat, nyamuk, kecoa, yang sekaligus dapat berfungsi sebagai media perantara. Contoh lain adalah sampah, limbah, ekskreta/sekreta dari penderita, sisa makanan, dan lain–lain. Apabila perilaku hidup sehat sudah menjadi budaya dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari–hari, serta sanitasi lingkungan yang sudah terjamin, diharapkan kejadian penularan penyakit infeksi dapat ditekan seminimal mungkin.



8



F. Konsep Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah suatu upaya yang ditujukan untuk mencegah transmisi penyakit menular di semua tempat pelayanan kesehatan. Pencegahan memiliki arti mencegah agar tidak terjadi infeksi, sedangkan pengendalian memiliki arti meminimalisasi resiko terjadinya infeksi. Dengan demikian, tujuan utama dari pelaksanaan program ini adalah mencegah dan mengendalikan infeksi dengan cara menghambat pertumbuhan dan transmisi mikroba yang berasal dari sumber di sekitar penderita yang sedang dirawat. Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated Infections) yang selanjutnya disingkat HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.



9



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Penyakit infeksi adalah penyakit yang nyata secara klinik yaitu tandatanda dan gejala-gejala medis karakteristik penyakit yang terjadi akibat dari infeksi, keberadaan dan pertumbuhan agen biologik patogenik pada organisme host individu. Dalam hal tertentu, penyakit infeksi dapat berlangsung sepanjang waktu. Patogen penginfeksi meliputi virus, bakteri, jamur, protozoa, parasit multiseluler dan protein yang menyimpang yang dikenal sebagai virion. Terdapat 4 gangguan Kesehatan Akibat Kerja Golongan Infeksi yaitu: a. Infeksi karena Virus b. Infeksi karena Bakteri c. Infeksi karena Jamur d. Infeksi karena Parasit Penyebaran Penyakit Infeksi secara garis besar, mekanisme transmisi mikroba patogen ke pejamu yang rentan melaui dua cara, yaitu Transmisi Langsung dan Transmisi Tidak Langsung. Mikroba patogen merupakan salah satu agen penyebab penyakit, mikroba patogen memiliki sifat–sifat khusus yang sangat berbeda dengan agen penyebab penyakit lainnya. Sebagai makhluk hidup, mikroba patogen memiliki ciri–ciri kehidupan, yaitu : d. Mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara berkembang biak. e. Memerlukan tempat tinggal yang cocok bagi kelangsungan hidupnya. f. Bergerak dan berpindah tempat. Dengan demikian kita harus melakukan tindakan atau upaya pencegahan penularan penyakit infeksi. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara memutuskan rantai penularannya. Rantai penularan adalah rentetan proses



10



berpindahnya mikroba patogen dari sumber penularan (reservoir) ke pejamu dengan/tanpa media perantara. B. Saran Dalam menyelesaikan penulisan ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan, maka dari penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan di masa yang akan datang.



11



DAFTAR PUSTAKA



Salawati, Liza. (2015). PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENCEGAHAN. JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2 Agustus 2015 4 Gangguan Kesehatan Akibat Bekerja Sesuai Golongan Infeksi. (Sumbe : https://www.halodoc.com/artikel/ini-4-gangguan-kesehatan-akibatbekerja-sesuai-golongan-infeksi, diakses pada tanggal 14 Oktober 2021) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Penyakit Infeksi. (Sumber : http://repository.unimus.ac.id/2843/4/BAB%20II.pdf,



diakses



pada



tanggal 14 Oktober 2021) A Rahmawati· (2018). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Akibat Kerja. (Sumber : http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/778/3/4%20BAB%20II.pdf, diakses pada tanggal 15 Oktober 2021)  



12