Peran Perawat Dalam Bencana Kelompok 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KELOMPOK “PERAN PERAWAT PADA SAAT BENCANA” Untuk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah Keperawatan Bencana Dosen Pengampu : Ns. Hj. Nonok Karlina., M.Kep., SP.Kep.MB



Disusun Oleh: 1. Fitri Lestari 2. Linca Harunengsih 3. Nida Fauziyah 4. Nur’azijah Anjelita 5. Suharyati 6. Yudha Try ananda



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES MHARDIKA CIREBON 2021/2022



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan tugas ini, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Bencana Ibu Ns. Hj. Nonok Karlina., M.Kep., Sp.Kep.MB, serta teman-teman atas kerja sama dan bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam tersusunnya makalah ini. Makalah ini masih ada beberapa kekurangan baik dari segi penulisan maupun materi, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun guna menyempurnakan kelengkapan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata saya mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.



Cirebon, 30 September 2021



P enyusun,



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI.............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 1.1 Latar Belakang....................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1 1.3 Tujuan.................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2 2.1 Pengertian Bencana.............................................................................................2 2.2 Peran Perawat dalam Penanggulangan Bencana.................................................3 1. Pencegahan Primer.........................................................................................3 2. Fase Impact....................................................................................................3 3. Posko Pengumpulan dan Posko Bencana.......................................................4 4. Fase Post Impact............................................................................................5 2.3 Peran Perawat Pada Bencana..............................................................................5 1. Peran Perawat di Rumah Sakit yang terkena Dampak Bencana....................5 2. Peran Perawat di Pusat Evakuasi...................................................................6 3. Peran Perawat di Klinik Lapangan (Mobile Clinic).......................................6 4. Peran Perawat di Puskesmas..........................................................................6 BAB III PENUTUP..................................................................................................9 A. Kesimpulan..........................................................................................................9 B. Saran.....................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................10



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan suatu peristiwa yang tidak diinginkan dan biasanya terjadi secara mendadak disertai dengan jatuhnya banyak korban. Berbagai jenis bencana dapat menimbulkan krisis kesehatan, seperti timbulnya korban massal, masalah pengungsi, masalah pangan dan gizi, masalah ketersediaan air bersih, masalah sanitasi lingkungan, penyebaran vektor penyakit, penyebaran penyakit menular. Penyakit yang dapat terjadi setelah bencana antara lain infeksi saluran pernafasan (ISPA), diare, penyakit kulit seperti gatal-gatal, dan lain sebagainya. Sebagai perawat, yang merupakan kelompok terbesar dari tenaga kesehatan, mempunyai peran penting ketika bencana terjadi. Perawat bekerja sama dengan petugas lain untuk membantu manusia atau masyarakat yang menjadi korban bencana. Kerjasama lintas sektoral sangat dibutuhkan dalam penanggulangan bencana. Oleh karena itu, agar bencana dapat dikelola dengan baik, diperlukan pemahaman tentang peran perawat pada saat bencana. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah Pengertian dari Bencana? 2. Bagaimana Peran Perawat dalam Penanggulangan Bencana? 3. Bagaimana Peran Perawat saat Bencana? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari bencana 2. Untuk mengetahui dan dapat menerapkan peran perawat dalam penanggulangan bencana 3. Untuk mengetahui dan dapat menerapkan peran perawat saat bencana



1



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Bencana Definisi bencana menurut UN-ISDR tahun 2004 menyebutkan bahwa bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri. Menurut Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dalam WHO – ICN (2009) bencana adalah sebuah peristiwa, bencana yang tiba-tiba serius mengganggu fungsi dari suatu komunitas atau masyarakat dan menyebabkan manusia, material, dan kerugian ekonomi atau lingkungan yang melebihi kemampuan masyarakat untuk mengatasinya dengan menggunakan sumber dayanya sendiri. Meskipun sering disebabkan oleh alam, bencana dapat pula berasal dari manusia. Definisi bencana menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana yang mengatakan bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Dari ketiga definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa bencana adalah suatu keadaan yang tiba-tiba mengancam kehidupan masyarakat karena faktor alam dan/atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa, kerusakan lingkungan yang melebihi kemampuan masyarakat untuk mengatasinya sendiri.



2



2.2 Peran Perawat dalam Penanggulangan Bencana Peran perawat diharapkan dalam setiap bencana yang terjadi. Peran perawat menurut fase bencana: 1. Pencegahan Primer Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra bencana ini, antara lain: a. Mengenali instruksi ancaman bahaya b. Mengidentifikasi



kebutuhan-kebutuhan



saat



fase



emergency



(makanan, air, obat-obatan, pakaian dan selimut serta tenda) c. Melatih penanganan pertama korban bencana d. Berkoordinasi dengan berbagai dinas pemerintahan , organisasi lingkungan, palang merah nasional, maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan



dalam



memberikan



penyuluhan



dan



simulasi



persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat. Pendidikan kesehatan diarahkan kepada: a. Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut) b. Pelatihan pertolngan pertama dalam keluarga seperi menoong anggota keluarga engan kecurigaan fraktur tulang, perdarahan, dan perolongan pertama luka bakar c. Memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas kebakaran, RS, dan ambulans d. Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa (misal pakaian seperlunya, portable radio, senter, baterai) e. Memberikan informas tempat-tempat alternatif penampungan atau posko-posko bencana 2. Fase impact a. Bertindak cepat. b. Perawat tidak memberikan janji apapun atau memberikan harapan palsu pada korban bencana. c. Konsentrasi penuh pada hal yang dilakukan. d. Berkoordinasi dengan baik dengan tim lain.



3



e. Bersama pihak yang terkait mendiskusikan dan merancang master plan revitalizing untuk jangka panjang. Perawat



harus



melakukan



pengkajian



secara



cepat



untuk



memutuskan tindakan pertolongan pertama. Ada saat dimana ”seleksi” pasien untuk penanganan segera (emergency) akan lebih efektif. (Triase). TRIASE : a.



Merah — paling penting, prioritas utama. keadaan yang mengancam kehidupan sebagian besar pasien mengalami hipoksia, syok, trauma dada, perdarahan internal, trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, luka bakar derajat I-II.



b.



Kuning — penting, prioritas kedua. Prioritas kedua meliputi injury dengan efek sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan ini sebenarnya pasien masih dapat bertahan selama 3060 menit. Injury tersebut antara lain fraktur tulang multipel, fraktur terbuka, cedera medulla spinalis, laserasi, luka bakar derajat II.



c.



Hijau — prioritas ketiga. Yang termasuk kategori ini adalah fraktur tertutup, luka bakar minor, minor laserasi, kontusio, abrasio, dan dislokasi.



d.



Hitam meninggal. Ini adalah korban bencana yang tidak dapat selamat dari bencana, ditemukan sudah dalam keadaan meninggal.



3. Posko Pengumpulan dan Posko Bencana a. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari. b. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian. c. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganan kesehatan di rumah sakit. d. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian. e. Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, dan peralatan kesehatan.



4



f. Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa. g. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan seringnya mengangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot). h. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain. i. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiater. j. Komunikasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi. 4. Fase Post Impact a. Memberikan terapi bagi korban bencana untuk mengurangi trauma. b. Selama masa perbaikan perawat membantu korban bencana alam untuk kembali ke kehidupan normal. c. Beberapa penyakit dan kondisi fisik yang memerlukan pemulihan dalam jangka waktu lama memerlukan bekal informasi dan pendampingan. 2.3 PERAN PERAWAT PADA BENCANA Perawat sebagai bagian dari petugas kesehatan yang ikut dalam penanggulangan bencana dapat berada di berbagai tempat seperti di rumah sakit, di pusat evakuasi, di klinik berjalan atau di puskesmas. Berikut dibawah ini akan diuraikan peran perawat sesuai dengan tempat tugasnya. 1. Peran Perawat di Rumah Sakit yang terkena Dampak Bencana Peran perawat di rumah sakit yang terkena bencana (ICN, 2009) yaitu: a. Sebagai manager, perawat mempunyai tugas antara lain: mengelola pelayanan gawat darurat, mengelola fasilitas, peralatan, dan obat-



5



obatan live saving, mengelola administrasi dan keuangan ugd, melaksanakan pengendalian mutu pelayanan gadar, melakukan koordinasi dengan unit RS lain. b. Sebagai Leadership, memiliki tugas untuk: mengelola tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga non medis, membagi jadwal dinas. c. Sebagai pemberi asuhan keperawatan (care giver), perawat harus melakukan pelayanan siaga bencana dan memilah masalah fisik dan psikologis yang terjadi pada pasien 2. Peran Perawat di Pusat Evakuasi Di pusat evakuasi perawat mempunyai peran sebagai : a. Koordinator, berwenang untuk: mengkoordinir sumberdaya baik tenaga



kesehatan,



peralatan



evakuasi



dan



bahan



logistik,



mengkoordinir daerah yang menjadi tempat evakuasi b. Sebagai pelaksana evakuasi: perawat harus melakukan transportasi pasien, stabilisasi pasien, merujuk pasien dan membantu penyediaan air bersih dan sanitasi di daerah bencana. 3. Peran Perawat di Klinik Lapangan (Mobile Clinic) Peran perawat di klinik berjalan (mobile clinic) adalah melakukan: triage, penanganan trauma, perawatan emergency, perawatan akut, pertolongan pertama, kontrol infeksi, pemberian supportive, palliative. 4. Peran Perawat di Puskesmas Peran perawat di puskesmas saat terjadi bencana adalah melakukan: perawatan pasien ringan, pemberian obat ringan, merujuk pasien. Sedangkan fungsi dan tugas perawat dalam situasi bencana dapat dijabarkan menurut fase dan keadaan yang berlaku saat terjadi bencana seperti dibawah ini; a. Fase Pra-bencana: Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam penanggulangan ancaman bencana untuk setiap fasenya. 1) Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, palang merah nasional, maupun lembaga-



6



lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat. 2) Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana yang meliputi hal-hal berikut. a) Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut). b) Pelatihan



pertolongan



pertama



pada



keluarga



seperti



menolong anggota keluarga yang lain. c) Pembekalan informasi tentang bagaimana menyimpan dan membawa persediaan makanan dan penggunaan air yang aman. d) Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas kebakaran, rumah sakit, dan ambulans. e) Memberikan



informasi



tempat-tempat



alternatif



penampungan dan posko-posko bencana. f) Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa seperti pakaian seperlunya, radio portable, senter beserta baterainya, dan lainnya. b. Fase Bencana: 1) Bertindak cepat 2) Do not promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan pasti, dengan maksud memberikan harapan yang besar pada para korban selamat. 3) Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan. 4) Koordinasi danmenciptakan kepemimpinan. 5) Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang terkait dapat mendiskusikan dan merancang master plan of revitalizing, biasanya untuk jangka waktu 30 bulan pertama.



7



c. Fase Pasca bencana 1) Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaaan fisik, sosial, dan psikologis korban. 2) Stres psikologis yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi posttraumatic stress disorder (PTSD) yang merupakan sindrom dengan tiga kriteria utama. Pertama, gejala trauma pasti dapat dikenali. Kedua, individu tersebut mengalami gejala ulang traumanya melalui flashback, mimpi, ataupun peristiwaperistiwa yang memacunya. Ketga, individu akan menunjukkan gangguan fisik. Selain itu, individu dengan PTSD dapat mengalami penurunan konsentrasi, perasaan bersalah, dan gangguan memori. 3) Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja samacdengan unsur lintas sektor menangani masalah kesehatan masyarakat pascagawat darurat serta mempercepat fase pemulihan menuju keadaan sehat dancaman.



8



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Bencana adalah suatu keadaan yang tiba-tiba mengancam kehidupan masyarakat karena faktor alam dan/atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa, kerusakan lingkungan yang melebihi kemampuan masyarakat untuk mengatasinya sendiri. Peran perawat dalam penanggulangan bencana tidak hanya mengurangi morbiditas dan mortalitas korban bencana pada saat respon darurat. Perawat berperan juga untuk mempersiapkan masyarakat siap menghadapi bencana dengan meningkatkan resilience. Menurut International Council of Nurses (ICN) kompetensi perawat bencana muncul pada fase mitigasi, preparedness, relief, pemulihan dan rehabilitasi. Misalnya pada fase preparedness, perawat melakukan pengkajian kebutuhan komunitas, pada fase akut memberikan perawatan fisik dan mental bagi korban, pada fase pemulihan berperan untuk mengembalikan fungsi pelayanan kesehatan. 3.2 Saran Perawat merupakan tenaga kesehatan yang sangat penting dalam penanggulangan bencana, diharapkan perawat mampu melakukan peran nya saat bencana terjadi dan mampu memberikan perawatan hingga pemulihan bagi korban bencana. Perawat juga harus memiliki skill dan rasa kemanusiaan terhadap korban bencana. Maka dari itu diharapkan mahasiswa mampu menjadi perawat yang melakukan tugas dan peran nya.



9



DAFTAR PUSTAKA WHO – ICN, 2009. ICN Framework of Disaster Nursing Competencies, WHO and ICN, Geneva, Switzerland. Hamarno, Rudi. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Kegawatdaruratan & Manajemen Bencana. BPPSDMK: Jakarta Selatan. Erita, dkk. 2019. Buku Materi Pembelajaran Manajemen Gawat Darurat dan Bencana. http://repository.uki.ac.id (Diakses pada tanggal 25 Oktober 2019) BNPB. 2021. Definisi Bencana. https://bnpb.go.id/. (Diakses pada tanggal 11 September 2021)



10