Peranan Laut Untuk Kehidupan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Peranan Laut untuk Kehidupan



Laut memiliki peranan yang sangat penting dalam mengontrol iklim di Bumi dengan memindahkan panas dari daerah ekuator menuju ke kutub. Tanpa peranan laut, maka hampir keseluruhan planet Bumi akan menjadi terlalu dingin bagi manusia untuk hidup. Laut juga merupakan sumber makanan, energi (baik yang terbarukan maupun yang tak terbarukan), dan obat-obatan. Daerah pantai juga merupakan daerah yang sangat besar peranannya bagi kehidupan manusia. Hampir 60% penduduk Bumi tinggal di daerah sekitar pantai. Seperti kita ketahui, lebih dari 70% bagian dari planet Bumi ditutupi oleh air (dimana sebagian besarnya adalah lautan). Air laut bergerak secara terus-menerus mengelilingi Bumi dalam suatu sabuk aliran yang sangat besar yang biasa disebut sebagai global conveyor belt, bergerak dari permukaan ke dalam samudera dan kembali lagi ke permukaan. Angin, salinitas dan temperatur air laut mengontrol sabuk aliran global ini. Sabuk aliran inilah yang berperan memindahkan energi panas yang dipancarkan oleh Matahari ke Bumi. Pergerakan air laut mengelilingi Bumi dalam suatu sabuk aliran global memerlukan waktu yang sangat lama yaitu sekitar 1000 tahun. Pergerakan ini dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu: 1. sirkulasi yang dibangkitkan oleh perbedaan densitas air laut, dimana densitas air laut bergantung pada harga temperatur dan salinitasnya. Sirkulasi ini biasa disebut sebagai sirkulasi termohalin (dari kata thermo yang berarti energi panas dan haline yang berarti garam). 2. sirkulasi yang dibangkitkan oleh angin permukaan yang mengakibatkan adanya arus permukaan laut. Salah satu contoh dari arus yang dibangkitkan oleh angin adalah arus Gulf Stream. Lautan juga berperan menangkap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dalam jumlah yang sangat besar. Sekitar seperempat CO2 yang dihasilkan oleh manusia dari hasil pembakaran bahan bakar fosil diserap dan disimpan di lautan. Di beberapa bagian laut, CO2 dapat tersimpan hingga berabad-abad lamanya dan berperan sangat besar dalam mengurangi pemanasan global. Karena begitu pentingnya arti laut bagi kehidupan manusia, maka adalah kewajiban manusia untuk tetap menjaganya. Kemampuan laut menyerap CO2 akan berkurang jika ekosistem laut banyak mengalami kerusakan seperti rusaknya terumbu karang dan hutan bakau. Terumbu karang tak ubahnya bagaikan rumah bagi makhluk laut. Demikian juga halnya dengan hutan bakau, adalah rumah bagi makhluk2 laut yang hidup di dekat pantai. Tanpa terumbu karang dan hutan bakau, perlahan-lahan ekosistem laut akan terancam kelangsungan hidupnya sehingga sumber makanan



laut yang dapat diperoleh oleh para nelayan pun akan jauh berkurang. Banyak hal telah mengakibatkan rusaknya hutan bakau dan terumbu karang antara lain pembukaan besar-besaran daerah budidaya, penangkapan ikan dengan menggunakan racun dan pencemaran lingkungan. Jika terumbu karang dan hutan bakau telah rusak, untuk bisa merehabilitasinya diperlukan waktu yang sangat lama dan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu marilah kita sama-sama menjaga kelestarian lingkungan kita dan merawatnya dengan penuh rasa tanggungjawab. http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Peranan%20Laut%20untuk %20Kehidupan&&nomorurut_artikel=164 Peranan Laut dalam Perkembangan Iklim Global Sudah lama dikenal bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan, luas negara lebih besar lautnya dibanding daratan. Posisi Indonesia yang berada di persimpangan Samudra Hindia dan Pasifik menjadikan posisi yang sangat penting dari segi kelautan. Karena laut Indonesia merupakan tempat alur pertukaran masa air dari kedua samudra tersebut.



Add caption



Peranan arus lintas Indonesia (ARLINDO) atau “Indonesian Through Flow” menempati peran yang penting dalam perkembangan iklim dunia. hal ini dikarenakan perairan nusantara merupakan pintu perlintasan pertukaran massa air dari samudera Pasifik menuju samudera Hindia. Siklus yang terjadi sebagai bagian dari “Great Ocean Conveyor Belt” yaitu siklus global pergerakan lautan dunia. Arti penting siklus global perairan laut adalah peranannya terhadap perkembangan dan perubahan iklim dunia



Add caption



Dengan mengamati diagram disamping, tampak perputaran massa air antara 3 samudera (Pasifik, Hindia, dan Atlantik). Selama proses siklus tersebut, ‘sabuk’ raksasa tersebut terbagi atas 2 perbedaan mendasar yaitu shallow current (arus atas) dan deep current (arus bawah). Great Ocean Conveyor Belt sejatinya merupakan Thermohaline Circulation (THC), yaitu merujuk pada faktor penggerak yang membentuk siklus global tersebut. THC terjadi karena dorongan perbedaan densitas air laut secara global sebagai akibat panas perbedaan temperatur permukaan (surface heat) dan masukan airtawar (freshwater fluxes) sehingga mempengaruhi kadar garam air laut. Lapisan permukaan merupakan daerah yang sering terkena sinar matahari, sehingga temperaturnya akan lebih tinggi dibanding lapisan dibawahnya. Di sekitar perairan tropis, intensitasa cahaya matahari yang cukup intens membuat lapisan permukaan lautnya menjadi panas, dengan kadar garam yang relatif lebih tinggi dan dukungan dari pergerakan angin, maka terjadi pergerakan aliran massa air dari samudera Pasifik melewati samudera Hindia menuju Greenland melalui selatan Atlantik. Selama pergerakannya, massa air ini berada di lapisan atas karena densitasnya lebih rendah. Setelah mencapai daerah Atlantik, massa air tersebut akan menurun ke kedalaman dikarenakan temperaturnya menurun yang mengakibatkan densitasnya meningkat.



Add caption Ketika air dari Pasifik berhasil mencapai Atlantik, maka di daerah ambang (ridge) yang terletak antara Greenland dan Skotlandia akan terjadi penurunan tinggi permukaan laut akibat meningkatnya densitas dan salinitas. Sehingga hal ini akan menggerakkan aliran massa air menuju Mediterania dengan dibantu oleh tekanan (Barotropic pressure gradient).



Add caption Setelah berada di wilayah Mediterania, maka akan terjadi proses pendinginan dan brine rejection atau semacam penurunan kadar garam. Proses yang berlangsung merupakan stratifikasi massa air mulai dari salinitas, temperatur, dan densitasnya, disebut ‘thermohaline ventilation‘. Setelah melewati tahap ini maka massa air akan bergerak turun ke kedalaman yang sesuai dengan densitasnya, biasanya digolongkan menjadi lapisan pertengahan (intermediate water, siklusnya berlangsung sekitar ratusan tahun) dan lapisan dalam (deep water, siklusnya sekitar ribuan tahun). Karena adanya tekanan akibat peningkatan densitas, maka di kedalaman terjadi



tekanan untuk bergerak melewati ambang (ridge), kekuatan ini (boroclinic pressure gradient) memaksa air bergerak menyusuri ridge untuk kemudian kembali menuju pasifik. Disini jelas terlihat bahwa salah satu faktor penggerak siklus global tersebut adalah gradien temperatur. Dalam hal ini arus permukaan (shallow current) membawa panas menuju daerah kutub untuk kemudian panas ini akan dilepaskan dengan cara interaksinya dengan perairan kutub ataupun terjadi pelepasan ke atmosfer dalam bentuk uap air. Setelah massa air yang jumlahnya maha besar tersebut telah berhasil ‘didinginkan’ melalui mekanismeThermohaline Ventilation, maka selanjutnya akan bergerak turun ke kedalaman menuju dasar laut untuk kemudian akan berputar kembali ke arah Pasifik merayap di dasar lautan sehingga disebut arus bawah (deep current). Massa air ini akan terpecah menjadi 2 jalur, sebagian bergerak muncul kembali ke permukaan di samudera Hindia dan sebagian bergerak menuju Pasifik melalui Australia. Kemunculan massa air tersebut karena terjadi penurunan densitas akibat temperaturnya meningkat. Maka dapat dipahami bahwa lautan memegang peranan kunci dalam pemahaman perubahan iklim global. Laut berperan dalam membentuk keseimbangan temperatur global dunia. Ketika temperatur bumi makin meningkat tentu hal ini akan memberikan berbagai akibat (multiple effect) bagi kelangsungan siklus global laut, karena temperatur merupakan faktor utama penggerak siklus ini. Laut Indonesia memiliki peran yang penting dalam pemahaman iklim global, karena letaknya berada pada jalur perlintasan siklus laut global tersebut. Maka ARLINDO (arus lintas Indonesia) menjadi penting untuk dipahami lebih jauh.



1. Peranan Laut untuk Kehidupan Laut memiliki peranan yang sangat penting dalam mengontrol iklim di Bumi dengan memindahkan panas dari daerah ekuator menuju ke kutub. Tanpa peranan laut, maka hampir keseluruhan planet Bumi akan menjadi terlalu dingin bagi manusia untuk hidup. Laut juga merupakan sumber makanan, energi (baik yang terbarukan maupun yang tak terbarukan), dan obat-obatan. Daerah pantai juga merupakan daerah yang sangat besar peranannya bagi kehidupan manusia. Hampir 60% penduduk Bumi tinggal di daerah sekitar pantai. Seperti kita ketahui, lebih dari 70% bagian dari planet Bumi ditutupi oleh air (dimana sebagian besarnya adalah lautan). Air laut bergerak secara terus-menerus mengelilingi Bumi dalam suatu sabuk aliran yang sangat besar yang biasa disebut sebagai global



conveyor belt, bergerak dari permukaan ke dalam samudera dan kembali lagi ke permukaan. Angin, salinitas dan temperatur air laut mengontrol sabuk aliran global ini. Sabuk aliran inilah yang berperan memindahkan energi panas yang dipancarkan oleh Matahari ke Bumi. Pergerakan air laut mengelilingi Bumi dalam suatu sabuk aliran global memerlukan waktu yang sangat lama yaitu sekitar 1000 tahun. Pergerakan ini dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu: 1. sirkulasi yang dibangkitkan oleh perbedaan densitas air laut, dimana densitas air laut bergantung pada harga temperatur dan salinitasnya. Sirkulasi ini biasa disebut sebagai sirkulasi termohalin (dari kata thermo yang berarti energi panas dan haline yang berarti garam). 2. sirkulasi yang dibangkitkan oleh angin permukaan yang mengakibatkan adanya arus permukaan laut. Salah satu contoh dari arus yang dibangkitkan oleh angin adalah arus Gulf Stream. Lautan juga berperan menangkap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dalam jumlah yang sangat besar. Sekitar seperempat CO2 yang dihasilkan oleh manusia dari hasil pembakaran bahan bakar fosil diserap dan disimpan di lautan. Di beberapa bagian laut, CO2 dapat tersimpan hingga berabad-abad lamanya dan berperan sangat besar dalam mengurangi pemanasan global. Karena begitu pentingnya arti laut bagi kehidupan manusia, maka adalah kewajiban manusia untuk tetap menjaganya. Kemampuan laut menyerap CO2 akan berkurang jika ekosistem laut banyak mengalami kerusakan seperti rusaknya terumbu karang dan hutan bakau. Terumbu karang tak ubahnya bagaikan rumah bagi makhluk laut. Demikian juga halnya dengan hutan bakau, adalah rumah bagi makhluk2 laut yang hidup di dekat pantai. Tanpa terumbu karang dan hutan bakau, perlahan-lahan ekosistem laut akan terancam kelangsungan hidupnya sehingga sumber makanan laut yang dapat diperoleh oleh para nelayan pun akan jauh berkurang. Banyak hal telah mengakibatkan rusaknya hutan bakau dan terumbu karang antara lain pembukaan



besar-besaran daerah budidaya, penangkapan ikan dengan menggunakan racun dan pencemaran lingkungan. Jika terumbu karang dan hutan bakau telah rusak, untuk bisa merehabilitasinya diperlukan waktu yang sangat lama dan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu marilah kita sama-sama menjaga kelestarian lingkungan kita dan merawatnya dengan penuh rasa tanggungjawab. 2. Pengaruh laut pada masa lalu Pada masa lalu laut hanya dijadikan sebagai sarana untuk mencari ikan dan pelayaran yang bertujuan untuk penjelajahan benua. Belum banya yng digali dari laut pada masa lalu, baik itu yang nersifat ekonmis atau sosial. Pengetahuan kita tentang lingkungan laut sebenarnya telah mempunyai sejarah yang amat panjang, yang merupakan hasil akumulasi pengalaman yang begitu banyak sejak manusia mulai mengenal laut. Buku ini, yang ditulis oleh Dr. Anugerah Nontji, mantan peneliti utama di Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pnegetahuan Indonesia, menyajikan alur sejarah sejak manusia awal menjelajahi perairan Asia Tenggara hingga perkembangan oseanografi modern. Perkembangan awal dalam teknologi tranportasi laut menandai dimulainya eksplorasi atau penjelajahan laut. Terbentuknya laut di Paparan Sunda pada bagian akhir kala Holosin membuka peluang bagi puak Austronesia yang berasal dari daratan Asia Tenggara untuk menyebar dan bermukim di banyak pulau-pulau di Indonesia, bahkan lebih jauh lagi. Sekitar 200 SM teknologi tranportasi laut telah berkembang sedemikian rupa hingga telah memungkinkan orang-orang Indonesia melakukan komunikasi maritim dengan India, dan abad ke-3 juga dengan Cina. Dua kerajaan maritim yang jaya berkembang yakni Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 hingga 13) yang berpusat di Sumatra, dan Kerajaan Majapahit (abad ke-14 hingga 16) yang berpusat di Jawa Timur. Hal ini dimungkikan hanya bila pengetahuan kelautan mereka telah berkembang. Abad-abad yang dikenal sebagai Abad-abad Penjelajahan atau Abad-abad Penemuan



berlangsung sekitar abad ke-15 hingga 17, ketika penjelajah bangsa Eropa tiba atau melintas di kawasan Nusantara. Seiring dengan itu peta-peta mengenai laut Nusantara semakin berkembang. Mualim besar dari China, Cheng Ho, juga memberikan kontribusinya akan pengetahuan kelautan Nusantara, sebelum kedatangan para penjelajah dari Eropa. Sampai saat itu perhatian utama dalam penjelajahan laut adalah untuk mencari jalan dan mengamankan jalur-jalu perdagangan mereka. Jadi laut pada masa lalu hanya dimanfaatkan sebagai jalur pelayaran benua, perdagangan, penjelajahan, penyebaran agama dan budaya. 3. Pengaruh Laut Pada Masa Kini Pada masa kini pengelolaan laut sidah lenih maju dari masa lalu, dimana laut idak hanya dijadikan sarana untuk pelayaran,tetapi juga untuk hubungan dan konektifitas serta untuk hal – ha yang lebih bersifat ekonomis. Sekarang laut sudah dimanfatkan untuk sumber eksplorasi sumber daya organic maupun anorganik. Laut menjadi salah satu umber terdapatnya minyak bumi. Pengelolaan sumber daya kelautan juga sudah lebih maju dari sebelumnya. Laut juga dijadikan sebagai sarana wisata pantai yang menyajikan pemandangan atau view dari pantai tersebut untuk komersialisasi wilayah laut dan pantai. Selain itu laut . pada saat ini laut tidak hanya sebagai jalur transportasi belaka, tetapi banyak yang dilakukan di area laut : 1. sebagai media jalur perekonomian, pendistribusian barang dan jasa memerlukan meda transportasi dan laut sebagai wilayah yang mendukung berdirinya prsarana untuk mendukung kegiatan ekonomi degan pembangunan pelabuhan di laut yang lebih memaksimalkan pemanfaatan laut secara komersil. Di laut, khususnya daerah pantai sekarang banyak dijadikan kawasan industri yang bergerak di bidang perikanan dan pengalengan ikan, selain itu di kawasan pantai banyak ditemukan perusahaan industri perminyakan yang melakukan eksplorasi minyak lepas pantai. Jika berbicara laut maka satu hal yang tidak dilupakan adalah “pesisir”. Pesisir juga



tidak dapat dipisahkan dari laut sebagaimana daratan. Bahkan pesisir mempunyai arti dan fungsi tersendiri, karena pesisir merupakan wilayah yang membatasi antara laut dan darat. Jadi boleh dikatakan disini bahwa yang menjadi perekat dan pemersatu antara lautan dan daratan adalah pesisir. Pesisir merupakan transisi antara ekosistem kehidupan laut dengan ekosistem kehidupan darat. Secara alamiah potensi pesisir di daerah dimanfaatkan langsung oleh masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan tersebut yang pada umumnya terdiri dari nelayan. Nelayan di pesisir memanfaatkan kekayaan laut mulai dari ikan, rumput laut, terumbu karang dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada umumnya potensi pesisir dan kelautan yang dimanfaatkan oleh para nelayan baru terbatas pada upaya pemenuhan kebutuhan hidup. 2. laut untuk kepentingan politik, laut untuk kepentingan politik berarti laut memiliki fungsi vital dalam kepentingan politik, seperti batas wilayah teritorial suatu negara banyak yang ditentukan dari batas kelautannya atau batas perairan lautnya,. Selain itu laut juga bisa menimbulkan konflik antara negara – negara yang bertetangga dengan mengklaim laut-laut tersebut. Laut dijadikan sebagai kedaulatan dan basis pertahanan dari suatu negara yang bersifat sensitif terhadap gengguan dari pihak yang lain. 3. laut sebagai lahan konservasi, yaitu pemanfaatan laut untuk dikembangkan dan dilestarikan agar dapat menjaga keseimbangan siklus dunia karena laut berpengaruh penting terhada kehidupan. Pemanfaatan laut sebagai tempat penangkaran dan jalur perlindungan untuk komunitas ikan dan biota laut yang berharga. Selain untuk melestarikan ikan onservasi yanng dilakukan sekarang juga bertujuan untuk pariwisata ilmiah atau untuk tujuan penelitian demi perkembangan dunia kelautan di masa mendatang. 4. Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayah laut tersebut. 5. Pengaturan kepentingan administratif.



6. Pengaturan tata ruang. 7. Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh Daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah. 8. Bantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara. DAMPAK /PENGARUH LAUT TERHADAP KEHIDUPAN AKIBAT PEMANFAATANNYA DIMASA KINI Kehidupan manusia bergantung pada ekosistem laut, langsung atau tidak langsung. Makanan laut, garam, wisata laut hanyalah contoh dari kebergantungan manusia pada laut. Studi terkini menunjukkan bahwa kegiatan manusia pun memengaruhi laut, langsung maupun tidak langsung. Aktivitas daratan mendorong polutan dan sumber gizi menuju tepian pantai, mengakibatkan menghilangnya habitat, bahkan mengubah dan menghancurkan habitat alamiah. Aktivitas di laut pun mengambil sumber alam, menambah polusi, dan mengubah komposisi spesies. Aktivitas manusia sangat bervariasi dalam tingkat kegiatan dan dampaknya pada kondisi ekologi dan masyarakat, serta distribusinya sangat menyebar di berbagai wilayah laut. Oleh karena itu, studi tentang keterkaitan kegiatan manusia dan pengaruhnya pada laut sangat perlu dilakukan. Studi terkini dari National Center for Ecological Analysis and Synthesis (NCEAS) menunjukkan bahwa dampak aktivitas manusia pada lautan berlaku secara global (Gb.1), 41% berdampak menengah tinggi, dan 0.5% berdampak sangat tinggi. Tetapi, jumlah sekecil itu mencakup wilayah yang sangat luas (~2.2 juta km2). Daerah yang berdampak kecil, atau tidak berdampak merupakan daerah yang jauh dari aktivitas manusia, seperti pada daerah kutub. dampak akibat perbuatan manusia berkaitan dengan perubahan iklim global yang distribusi secara luas, terutama pada ekosistem tepi laut. Yang pasti, terlihat bahwa dampak terbesar adalah meningkatnya temperatur air laut.Jikakemudian ekosistem laut menjadi berubah, dan tidak lagi memberikan manfaat bagi manusia, maka yang terjadi adalah bencana dari laut. Masih banyak studi yang harus dilakukan, untuk



melihat setiap detail dari hubungan manusia dengan ekosistem laut. Tetapi ,sudah waktunya untuk memikirkan perlindungan pada alam lingkungan kita, dan melakukan pemberdayaan secara tepat sehingga bisa mengurangi dampak ekologi sekaligus mempertahankan kemanfaatan laut bagi manusia. Apalagi, Indonesia merupakan negara maritim. Kita terus menambah emisi CO2 kita secara global. Kita perlu menguranginya, idealnya sebesar 90 persen lebih karena masalah-masalah seperti laut yang semakin bersifat asam akan terus terjadi selama lautan terus menyerap CO2 dari atmosfer. Para ahli Dana Margasatwa Dunia mengatakan bahwa kehidupan laut belum pernah berada dalam keadaan rentan seperti saat ini. Mereka menunjuk dampak besar terhadap populasi hewan yang tergantung dari lautan seperti beruang kutub dan singa laut. Topik lain yang diangkat dalam simposium itu mulai dari terumbu karang sampai dengan sampah dan adaptasi makhluk laut. Salah satu diskusi panel berfokus pada hubungan antara lautan dan kesehatan manusia. Dr. Paul Sandifer dan Senator John Kerry adalah dua orang yang ikut dalam diskusi ini. Dialong disimpulkan dengan langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan oleh individu untuk membantu melindungi perairan di Bumi agar kehidupa semua pesies terjamin. Dampak Perubahan Iklim (pemanasan global)Terhadap kehidupan di laut 1. Ikan-ikan Hiu Terancam Punah Akibat Perubahan Iklim Studi baru-baru ini yang dimuat dalam jurnal Pelestarian Biologi menyatakan bahwa populasi dari banyak spesies ikan hiu yang berkurang dengan cepat membuat para ilmuwan prihatin tentang dampaknya terhadap ekosistem laut secara keseluruhan. Kelompok-kelompok pelestarian menyerukan agar dilakukan langkah-langkah global untuk melindungi ikan hiu itu, bahkan beberapa jenis hampir lenyap sama sekali. 2. Spesies Anjing Laut Pertama Kali Dideklarasikan Punah Akibat dari Kegiatan Manusia Setelah tidak terlihat selama lebih dari 50 tahun, anjing laut di Karibia atau India



Barat sekarang dinyatakan punah. Anjing laut subtropis yang pernah ditemukan secara berlimpah di Laut Karibia, Teluk Meksiko, dan sebelah barat Samudera Atlantik, pada dasarnya diburu sampai punah. Dua spesies berhubungan lainnya, anjing laut Mediteranian dan Hawai baru-baru ini terdaftar sebagai satwa yang terancam punah, dengan perlindungan intensif yang diperlukan untuk menghindari kepunahan mereka juga. 3. Naiknya Kandungan CO2 di Atmosfer Mengganggu Kehidupan Laut Para ilmuwan dari Universitas Plymouth di Inggris melakukan evaluasi dampak karbon dioksida yang diserap laut melalui sebuah studi di lubang CO2 alamiah yang ditemukan di Laut Mediterania. Studi tersebut menunjukkan bahwa di dekat lubang dasar laut ini, CO2 membuat air menjadi lebih asam dan mengakibatkan hilangnya keanekaragaman laut dalam perbandingan yang sama dengan pengasaman. Karena berkurangnya kalsium di air yang asam, kerangka keong menjadi hancur dan terumbu karang tidak dapat terbentuk. Dr. Carol Turley dari Laboratorium Laut Plymouth mengatakan, “Ini berarti satu-satunya cara untuk mengurangi pengasaman laut adalah dengan pengurangan emisi CO2 dalam jumlah yang besar.” 4. Populasi Ikan Dunia Menyusut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB menyatakan bahwa 75% dari semua spesies ikan komersial telah ditangkap secara berlebihan. Callum Roberts, profesor konservasi laut di Universitas York, Inggris, serta para ilmuwan lainnya, mengatakan bahwa penangkapan ikan berskala industri sejak 90 tahun yang lalu telah menyebabkan bukan hanya hilangnya ikan, tetapi seluruh rantai makanan biologis. Dr. Roberts menyarankan penetapan segera area perlindungan permanen di seluruh lautan di dunia, untuk memungkinkan pemulihan ikan sebelum terlalu terlambat.