Perawatan Dan Perbaikan Propeller [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Baling-baling (propeller) adalah Alat untuk menghasilkan gaya dorong yang sekarang paling banyak dipakai baling-baling diputar dengan poros yang digerakkan oleh penggerak utama dalam Kamar MesinJenis propeler Jenis baling-baling terdiri dari : 1. Fixed Pitch Propellers – FPP adalah propeler yang secara umum sudah tepat jenis rancangan dan ukurannya, baik itu untuk baling-baling perahu motor yang kecil hingga untuk kapal tangki yang berukuran besar. 2. Controllable Pitch Propellers – CPP : propeler untuk kebutuhan yang lebih tinggi untuk pengaturan dalam operasional yang harus lebih fleksibel dari pada kebutuhan efisiensi propulsi pada saat kondisi servis. 3. Contra-rotating propellers : propeler yang mempunyai dua-coaxial propellers yang dipasang dalam satu sumbu poros, kemudian secara tersusun satu didepan yang lainnya dan berputar saling berlawanan arah. 4. Overlapping Propellers adalah konsep dua propeller tidak dipasang atau diikat secara coaxially, tapi masing-masing propeller memiliki sumbu poros pada sistem perporosan yang terpisah. Sistem propeler ini masih jarang diaplikasikan. Dan masih terdapat beberapa jenis alat pendorong lain Dan kerusakan pada propeller khususnya pada daun propeller berpengaruh terhadap performa dari kapal dimana daya yang ditransferkan dari mesin tidak dapat di serap secara maksimal (dengan kata lain terjadi losses daya pada propeller). Sebagai contoh jika daun propeller mengalami bending atau bengkok maka kemungkinan terjadi perubahan pitch propeller untuk rasio r/R tertentu, hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan pada beban propeller (propeller load) sehingga untuk mencapai kecepatan servis dibutuhkan daya motor penggerak yang lebih besar (kurva beban propeller akan naik dan keluar dari kurva range daya mesin/engine envelope) dan jika dipaksakan maka motor induk akan bekerja dengan keras (MCR secara kontinu) hal ini akan membahayakan motor, jika digunakan secara kontinu maka kemungkinan motor akan rusak (batang piston, piston dan bagianbagian bergerak lainnya). Proses reparasi propeller kapal dilakukan ketika kapal berada di dalam dok (proses docking), umumnya kerusakan pada propeller terjadi pada bagian daunnya (blade) dimana daun propeller inilah yang menjadi prantara antara kapal dan air sehingga kapal dapat berjalan, sebagai contoh kerusakan pada daun propeller seperti : mengalami fouling, terjadi pengikisan akibat kavitasi, terjadi keretakan dan bengkokan (bending) akibat berbenturan dan sebagainya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dengan kondisi propeller yang tidak optimum tersebut maka performa propeller akan turun.



Secara umum proses reparasi propeller berdasarkan jenis kerusakan atau permasalahan yang dapat terjadi adalah sebagai berikut : 1. Kavitasi pada Propeller Kavitasi adalah fenomena penguapan air (Timbulnya buih/ gelembung-gelembung) atau mendidih karena penurunan tekanan yang ekstrim di depan,atau, sisi hisap balingbaling (Propeller). Kavitasi dapat disebabkan oleh torehan(Goresan kecil) di bagian terdepan, Daun Propeller bengkok,sudut tajam di tepi depan (Leading Edge), Pencocokan/Pemasangan baling-baling yang salah ke kapal dan mesin atau, kecepatan kapal yang cukup tinggi. Kavitasi biasa terjadi pada sisi muka atau sisi hisap daun baling-baling .Akibat dari Fenomena ini maka daun Baling-baling akan mengalami kerusakan berupa cekungancekungan kecil seperti lubang tapi tidak tembus) Pada permukaan daun baling-baling. Jika jumlah cekungan ini banyak dan berkumpul padas atau area maka akan mengakibatkan menipisnya ketebalan dari daun baling-baling. Bila hal ini dibiarkan maka daun baling-baling mudah patah jika terkena benturan.



Akibat yang ditimbulkan oleh kavitasi propeller : 1. Timbul erosi dan getaran yang menyababkandaun retak. Erosi disebabkan oleh aksi mekanis terbentuknya dan terurainya gelembung-gelembung kavitasi. 2. Effisiensi turun. Hal ini disebabkan oleh sifat daribentuk aerofil tidak dapat lagi menghasilkangaya propulsi. Langkah – langkah perbaikan propeller pada kerusakan jenis Kavitas / Korosi :  Bersihkan daun propeller  Lakukan penambahan bahan (sesuai material propeller) dengan las Pada bagian-bagian propeller yang mengalami pengikisan.  Setelah dilakukan penambahan ketebalan (las popok), selanjunya digerinda dan dihaluskan permukaan daun propeller hingga sesuai dengan kondisi awal dengan bentuk dan ketebalan yang sama.  Langkah terakhir adalah balancing propeller 2. Bengkokan / Bending dan Patah pada Propeller Benturan уаng terjadi аntаrа daun baling-baling dеngаn benda keras benda keras уаng dimaksud dараt berupa balok kayu batu atau besi. akibat dаrі benturan уаng terjadi menyebabkan bengkoknya bagian ujung daun baling-baling atau dараt јugа patahnya bagian ujung daun baling-baling pada tingkat benturan уаng ekstrim dараt menyebabkan patahnya separuh dаrі daun baling-baling. Daun Propeller yang bengkok atau patah akan mengakibatkan getaran dan laju / daya dorong kapal berkurang.



Langkah – langkah perbaikan propeller pada kerusakan jenis Bengkokan :  Apabila bengkokan yang terjadi tidak begitu parah, maka daun propeller dapat diluruskan kembali dengan cara dipanaskan dan dipukul merata atau dipres



hingga rata, yang harus diperhatikan adalah sudut rake propeller, pastikan tidak terjadi perubahan sudut.  Jika bengkokan yang terjadi cukup parah, maka sisi daun propeller tersebut harus dipotong dan disambung lagi dengan plat yang memiliki bahan dan ketebalan yang sama. Penyambungan dilakukan dengan las.  Pada sisi penyambungan digerinda hingga halus dan ketebalannya sesuai dan pada sisi tip propeller dibentuk sesuai dengan bentuk awal (dengan grinda).  Selanjutnya propelle dibalancing. 3. Keretakkan Pada Propeller



Langkah – langkah perbaikan propeller pada kerusakan jenis keretakkan  Pada bagian yang retak dipotong dan diganti dengan plat baru dengan ketebalan dan jenis material yang sesuai dengan propeller, penyambungan dilakukan dengan cara dilas.  Setelah disambung, kemudian digrinda (pada sambungan) sampai permukaannya halus dan ketebalan sesuai dengan ketebalan propeller.  Langkah terkahir adalah balancing propeller.



Zona Perbaikan Propeller



4. Proses pemotongan blade propeller 















Proses pemotongan blade propeller, penyebab terjadinya pemotongan ini diakibatkan karena kerja engine menggerakkan propeller terlalu berat sehingga engine menjadi over heat dan merusak sebagian sensor panas yang dipasang pada sistem transmisi kapal. Solusi agar masalah ini terselesaikan adalah melakukan pemotongan sehingga mengurangi diameter propeller dan sesuai dengan beban yang mampu ditanggung engine. Persiapan sebelum pemotongan adalah pembuatan mal yang telah disesuaiakan dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan. Mal yang dipakai disini terbuat dari kertas sampul, langkah pertama pemotongan adalah meletakkan mal pada blade yang akan dipotong kemudian dibuat pola sesuai mal pada blade menggunakan spidol. Pemotongan dilakukan pada ujung blade sesuai dengan tujuan awal yaitu mengurangi diameter. Alat yang digunakan adalah gerinda potong dan orang yang berhak melakukan proses ini harus memiliki sertifikat dari klas. Untuk mempermudah proses pemotongan bagian yang akan dipotong dibagi beberapa potongan kecil.



Fig. 1 Proses pemotongan blade propeller. 



Setelah semua bagian terpotong maka langkah selanjutnya bagian ujung blade yang terpotong tadi dihaluskan menggunakan amplas atau gerinda, seluruh blade juga dipoles menggunakan gerinda supaya terlihat rapi dan indah.



B. Balancing Propeler Setelah dilakukan perbaikan di atas selanjutnya adalah proses balancing propeller. Balancing Propeller adalah proses peseimbangan berat dari masing-masing Daun Propeller agar didapat berat yang sama dari setiap Daun Propeller. Proses Balancing Propeller bertujuan untuk mengurangi timbulnya getaran berlebih pada badan kapal yang diakibatkan putaran dari Propeller. Balancing Propeller kapal diperlukan terutama pada saat setelah Propeller diperbaiki, perbaikan yang dimaksud disini adalah perbaikan terhadap Daun Propeller yang mengalami keretakan ataupun patah sehingga perlu dilakukan rekondisi dengan cara pengelasan pada bagian yang rusak tersebut. Pada prinsipnya balancing perlu dilakukan karena adanya penambahan material atau rekondisi pada bagian Daun Propeller yang rusak, bila tidak ada pekerjaan rekondisi maka tidak perlu dilakukan proses balancing ( misalnya pada pelurusan daun propeller yang bengkok ). Sebelum Propeller dibalancing terlebih dahulu dilakukan penggerindaan pada bagian-bagian yang direkondisi / dilas sehingga rata permukaannya / tidak menonjol, selain itu sudah dilakukan proses brushing dan kemudian propeller dipoles sedemikian rupa dengan memakai amplas bundar.



Proses balancing propeller ini dapat dilakukan secara konvensional atau dengan alat khusus pengecek getaran dan keseimbangan. Pada balancing secara manual dilakukan dengan menggunakan poros sederhana. Langkahlangkahnya sebagai berikut : 1. Siapkan sebuah poros panjang dengan diameter yang sesuai dengan diameter bos propeller. Biasanya ukuran poros ini sudah tersedia di pasaran dengan ukuran yang sesuai dengan diameter hub propeller 2. Masukkan poros tersebut ke dalam hub propeller dan berikan sedikit pelumas agar putarannya lancar. 3. Berikan pengunci pada kedua sisi poros agar propeller tidak terlepas ketika diputar. 4. Putar daun propeller dengan kecepatan tertentu hingga propeller berhenti dengan sendirinya akibat massa propeller dan gaya gravitasi. 5. Lakukan langkah di atas beberapa kali hingga propeller berhenti dengan sendirinya. 6. Jika propeller berhenti pada satu sisi daun propeller setelah dilakukan beberapa kali putaran (salah satu daun selalu berada dibawah) dimana propeller berhenti akibat perbedaan massa dari daun propeller, maka dapat dipastikan daun tersebut memiliki massa yang tidak sesuai (lebih berat) dari daun propeller yang lain. Sehingga dapat dikatan propeller tersebut tidak balance. Untuk mengetahui seberapa banyak kelebihan massa dari daun propeller yang tidak balance tersebut, dapat dilakukan dengan menambahkan sedikit massa pada ujung daun propeller lain sebagai penyeimbang. Pemberat ini dapat menggunakan malam. Setelah diberi pemberat, selanjutnya propeller diputar kembali dan pastikan propeller dapat berhenti dengan sendirinya akibat massa dan gravitasi, jika masih belum balance tambahkan massa pemberat hingga terjadi balance.



Ketika propeller telah balance maka massa dari daun propeller yang tidak balance dapat dikatahui dari jumlah massa malam yang ditempelkan tadi sebagai penyeimbang. Dari massa tersebut kemudian dilakukan proses grinding hingga massa daun propeller dikurangi sejumlah massa malam pemberat. Proses balancing dengan computer dapat memberikan hasil yang lebih presisi dimana propeller diputar dengan kecepatan yang dapat dikontrol, dan tingkat getarannya dapat dikontrol hingga kecepatan tinggi. Proses balancing dengan computer dapat memberikan hasil yang lebih presisi dimana propeller diputar dengan kecepatan yang dapat dikontrol, dan tingkat getarannya dapat dikontrol hingga kecepatan tinggi.



Proses Perbaikan Daun Baling-baling



Contoh Daun Baling-Baling yang sudah di las



Daun Baling-Baling yang sudah di Gerinda