Perawatan Luka [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERAWATAN LUKA DI RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG Dosen : NURUL HIDAYAH, S.Kep.,Ns.,M.Kep



Oleh : 1. MOH. BAYU C ( 200611013) 2. DWI SUCI INDRAWATI (200611008) 3. DESY WAHYUNINGTIAS(200611006)



PROGRAM ALIH JENJANG STIKES PEMKAB JOMBANG PRODI S1 KEPERAWATAN TAHUN 2021



PERAWATAN LUKA DIABETIK



Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia). Apabila kondisi ini dibiarkan tidak terkendali maka akan terjadi komplikasi Gangrene akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang baik makroangiopati meliputi pembuluh darah tepi / Peripheral Arteri Disease yang mengakibatkan kelainan pembuluh darah seperti neuropati neuropati Gangren dan neuropati Gangrene akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot. Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah Gangrene, di mana kulit dan jaringan di sekitar luka akan mati atau nekrotik dan membusuk. Manifestasi awal Gangrene akan berupa kemerahan pada kulit, nyeri, pucat dan berubah menjadi coklat dan kehitaman-coklat karena ada gas Gangrene. A. Mengenal Jenis Gangren Gangren sendiri terbagi dalam beberapa jenis sesuai dengan ciri khas dan tingkat bahayanya. Namun untuk penderita diabetes, umumnya terdapat dua jenis gangren yang wajib diwaspadai, yakni gangren basah dan gangren kering. Berikut merupakan beberapa jenis luka gangren yang kerap terjadi pada penderita diabetes. A. Gangren Basah Gangren basah umumnya terjadi akibat infeksi pada luka. Kondisi ini umumnya terjadi di kaki, dan (kebanyakan) menimpa pengidap diabetes dengan gangguan saraf neuropati, yang membuat mereka kehilangan sensitivitas sehingga tidak sadar sedang terluka, hingga akhirnya mengalami infeksi. Selain itu, kondisi ini pun bisa terjadi pada mereka yang mengalami luka bakar atau frostbite. Ciri utamanya adalah kulit melepuh, bengkak, dan terlihat basah. Gangren basah harus segera mendapat penanganan yang tepat karena penyebarannya cenderung lebih cepat.



B. Gangren Kering Gangren terjadi akibat sel dan saraf di kaki mati akibat penyumbatan pembuluh darah arteri. Kondisi ini umumnya terjadi di kaki, dan membuat aliran darah yang membawa oksigen serta nutrisi yang dibutuhkan tubuh tidak bisa mengalir dengan lancar. Karena tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup, sel-sel tubuh secara perlahan akan mati. Kondisi ini ditandai dengan timbulnya rasa sakit yang muncul dan menghilang secara tiba-tiba. Setelah itu, warna kulit berubah jadi gelap, dari mulai coklat, ungu, hingga menghitam seperti arang. Selain itu, gangren yang sudah parah akan menyebabkan area kulit yang berubah warna tersebut akan mati rasa, dan secara perlahan ukurannya akan menyusut. Selain gangren kering dan gangren basah, Anda pun harus hati-hati dengan jenis gangren lainnya, diantaranya adalah: 1. Gangren gas umumnya menyerang jaringan otot. Kondisi ini disebabkan karena bakteri infeksi Clostridium perfringens pada luka yang mengeluarkan banyak darah. 2. Gangren internal terjadi akibat terhambatnya aliran darah ke organ dalam tubuh, seperti empedu, usus dan lainnya. Kondisi ini harus segera ditangani karena bisa menyebabkan kematian. 3. Gangren fournier, umumnya menyerang area kelamin. Kondisi ini terjadi akibat infeksi di area kemaluan atau saluran kemih. 4. Gangren Meleney merupakan jenis gangren langka. Umumnya, kondisi ini terjadi 1-2 minggu pasca operasi.



B. Pengkajian luka menurut Megit-Wagner dan PEDIS a. Meggit-Wagner Data di bawah ini menunjukkan karakteristik luka responden berdasarkan



karakteristik Meggit-Wagner



Tabel 1. Karakteristik Luka Responden 1, 2 dan 3 berdasarkan Karakteristik MeggitWagner Grade



Karakterist



0 1 2



ik Belum ada luka kaki yang berisiko tinggi Luka superficial Luka sampai tendon atau lapisan subkutan yang



3 4



lebih dalam namum tidak sampai tulang Luka dalam dengan selulitis atau formasi abses Gangren yang terlokalisir (gangren dari jari-jari atau bagian depan kaki)



5



R1 R2



R3



v



v



v



Gangren yang meliputi daerah yang lebih luas (sampai pada daerah lengkung kaki dan belakang kaki)



Tabel 1. Menunjukkan bahwa luka yang dialami responden 1, 2 dan 3 berdasarkan karakteristik Meggit-Wagner pada R1 luka grade 4 yang ditandai dengan adanya gangren yang terlokalisir pada jari kaki dan luka sudah mengenai tendon dan tulang, R2 luka grade 3 ditandai dengan adanya formasi abses, adanya eritema dan edema dan pada R3 luka grade 3 ditandai dengan adanya kemerahan dan edema dan adanya abses, namun luka pada kedua-duanya belum mengenai tendon, sendi atau tulang dan tidak terdapat gangrene pada jari-jari kaki. b. Pengkajian luka PEDIS Data di bawah ini menjelaskan karakteristik luka yang dialami responden berdasarkan karakteristik PEDIS.



Table 2.Pengkajian Luka Responden 1, 2 dan 3 berdasarkan PEDIS Grad



Karakteristik Tanda Klinis



Keparahan



e 1



Tidak ada



2



infeksi Ringan



R1 R2 R2



Luka tanpa nanah atau inflamasi Adanya 2 atau lebih tanda berikut : 



Bernanah







Kemerahan







Nyeri







nyeri ketika disentuh







indurasi (menjadi keras)







selulitis pada sekitar luka ≤2 cm



Kerusakan terbatas pada epidermis, dermis atau lapisan atas dari subkutan tidak ada 3



Berat



tanda komplikasi Infeksi lokal, terjadi pada pasien yang secara v sistemik dan metabolik stabil, namum memiliki ≥1 tanda berikut ini : 



selulitis >2 cm,







lympphamgitic streaking (garis kemerahan di bawah kulit)







abses pada jaringan dalam







gangren







kerusakan sudah mengenai otot, tendon, sendi atau tulang.



4



Parah



Tidak ada tanda inflamasi sistemik Infeksi pada pasien dengan toksisitas sistemik dan kondisi metabolik yang tidak stabil 



suhu >39OC atau >36OC







denyut nadi >90/menit







PaCO2 2cm, adanya abses pada jaringan dalam dan gangren namun tidak ada tanda inflamasi sistemik. Gbr 1. Luka diabetikum berturut-turut R1, R2, R3