Perbandingan Kurikulum Indonesia Dengan Inggris [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Perbandingan kurikulum indonesia dengan inggris No



1



Aspek



Kurikulum mata pelajaran



       



Indonesia Pendidikan Agama PendidikanKewarganegaraan Bahasa Indonesia Matematika IPA &IPS Seni Budaya &Keterampilan Pendidikan Olahraga Muatan Lokal



     



2



3



Usia



Sistem Kurikulum



     



Usia 3-4 tahun, PAUD Usia 4-7, TK Usia 7-13 tahun, SD Usia 13-15 , SMP Usia 15-17, SMA Usia 17+ Pendidikan tinggi



Penyelanggaraan sistem pendidikan di Indonesia lebih menekankan teori daripada praktek. Di Indonesia, peran pengembangan kurikulum wajib berada di tangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2013. Kurikulum ini berbasis karakter yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi. Kurikulum pada semua jenjeng dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan



   



Inggris Bahasa Spanyol Matematika Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Alam Pelatihan (music, seni, estetika, dan kerajinantangan) Pendidikan Jasmani Usia 3-4 tahun, pra-primer (preprimary education)  Usia 4-11, Pendidikan primer (primary education) Usia 11-16 tahun,Pendidikan sekunder (secondary education) Usia 16-18, Pendidikanlanjutan (further education) Usia 18+ Pendidikan tinggi (highereducation)



Penyelenggaraan sistem pendidikan di Inggris lebih menekankan praktek daripada teori. Di inggris, peran pengembangan kurikulum wajib belajar berada di tangan Departemen Pendidikan (DfE). Pada tingkat pendidikan primer, mata pelajaran yang diajarkan dibagi berdasarkan tingkatan Key Stage. Materi yang termasuk dalam tingkatan Key Stage 1 sampai dengan Key Stage 3 adalah BahasaInggris, Matematika, Sains, Desain dan Teknologi,Teknologi Informasi dan Komunikasi, Sejarah, Geografi, Seni dan Desain,Musik dan Olahraga. Pada Key Stag 3 siswa wajib mengambil mata pelajaran Bahasa Asing dan Kewarganegaraan. Terdapat dua jenjang pendidikan yang diatur di dalam Kurikulum Nasional untuk England (National Curriculum), yaitu; Pendidikan Pra-Primer dan



memperhatikan :  Peningkatan iman dan takwa  Peningkatan potensi,kecerdasan, dan minat peserta didik  Keragaman potensi daerah dan lingkungan  Tuntutan pembangunan daerah dan nasional  Tuntutan dunia kerja  Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni



Pendidikan Primer dan Sekunder.



Kurikulum Indonesia Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984 2006 dan yang sekarang kurikulum 2013 yang walaupun belum merata disatuan pendidikan seluruh Indonesia diterapkan. Kurikulum dapat dipahami dari tiga dimensi yakni kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai rencana pembalajaran (Sanjaya, 2015). Indonesia memiliki banyak mata pelajaran yang harus diketahui oleh siswa, sehingga mampu menambah wawasan siswa di Indonesia. Diajarkan materi pelajaran agama dan kewarganegaraan, sehingga diharapkan siswa dapat berperilaku yang baik dalam keagamaan dan sebagai warga negara dalam menempuh pendidikan. Kurikulum Inggris Tidak ada kurikulum yang ditentukan secara nasional, akan tetapi badan-badan yang mengurus ujian serta yang mengawasi General Certificate of Education menghendaki kesamaan kurikulum pada tingkat sekolah menengah setiap daerah. Dalam prakteknya, tanggung jawab atas kurikulum sekolah-sekolah negeri terletak pada guru-guru sendiri walaupun “LEAS” juga bertanggung jawab secara umum. Kurikulum mata pelajaran yang diajarkan tidak terlalu banyak, sehingga siswa lebih terfokus dan terspesialisasi. Tidak diajarkan materi pelajaran pendidikan agama, sehingga negara ini terlalu memprioritaskan pengetahuan umum dibandingkan dengan spiritualisme yang pada akhirnya tidak terjalinnya hubungan diantara keberagamaan beragama.