Percobaan Muai Linier [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERCOBAAN MUAI LINIER I.



TUJUAN PERCOBAAN a. b.



Untuk mengetahui sifat-sifat muai termal dari batang logam. Untuk Menentukan besaran koefisien muai linier dari berbagai logam.



Purpose of experiment a. to find out from the thermal properties of the metal rod. b. to determine the coefficients of a linear scale from from different metals. II.



LANDASAN TEORI Memberi perlakuan pada sebuah benda seperti menaikkan suhu benda akan



mempengaruhi benda tersebut. Ketika dipanaskan, benda mengalami kenaikan suhu, dan sepanjang kenaikan suhunya, faktor lain dari benda tersebut seperti volume, luas permukaannya, ataupun panjangnya akan berubah. Dan apabila kita mendinginkan benda tersebut, maka volume, luas permukaan ataupun panjang benda tersebut akan menyusut. Peristiwa mengembang dan menyusutnya ukuran suatu benda terhadap perubahan suhu tersebut disebut dengan pemuaian. Based of theory Giving preferential treatment on an object such as raising the temperature of the object will affect it. When heated, objects experience a temperature increase, and all the other factors, the increase in temperature of the object is like volume, surface area, and its length will be changed. And when we cool the body, volume, surface area or length of the object is going to shrink. Event expands and eradicating the size of an object to a change in temperature is called an expansion. Kebanyakan benda padat bertambah panjang bila suhunya dinaikkan. Pada perubahan suhu yang tidak terlalu besar, hubungan linier antara perubahan suhu dengan pertambahan panjang bisa dipakai untuk menentukan muai panjang benda tersebut. Semua ukuran benda berubah jika terjadi pemuaian. Pemuaian benda pada umumnya terjadi ke segala arah, yaitu ke arah panjang, lebar, dan tebal. Pemuaian panjang ini biasanya dibatasi pada benda-benda yang ukuran panjangnya jauh lebih besar dari pada tebal ataupun lebarnya. Untuk membedakan sifat muai berbagai macam zat , digunakan konsep koefisien muai, dan untuk pemuaian panjang disebut koefisien muai panjang . Most solid objects grew 1



in length when the temperature is raised. On the change in temperature that is not too large, linear relationship between temperature changes with the added length can be used to determine the length of the object is from. All sizes of objects changed in case of expansion. Expansion of objects generally occur in all directions, that is, toward the long, wide, and thick. This length is usually limited expansion in the size of the objects is much greater in length than thickness or width. To distinguish the properties from a wide range of substances, used the concept of coefficient of from, and for the expansion coefficient from long in length is called. Koefisien muai panjang didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang batang dari panjangnya semula untuk setiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu. Besarnya pemuaian ataupun penyusutan sangat bervariasi, bergantung pada materi itu sendiri. Jika panjang dari suatu benda adalah L, maka perubahan panjangnya,



yang berasal dari



suatu perubahan temperatur T, adalah L.



T0 T



L



Gambar 1



L



Coefficient from the length is defined as the ratio between the length of the rod of length added back for every one unit of temperature rise in temperature. The magnitude of the expansion or shrinkage varies widely, depending on the material itself. If the length of an object is L, then change its length, originating from a temperature change% uF044T, is% uF044L. Berdasarkan percobaan, didapatkan bahwa jika T adalah perubahan suhu suatu benda maka perubahan panjang (L) sebanding dengan perubahan temperatur (T) dan sebanding dengan panjang semula (L0). Secara matematis dapat dituliskan : Based on experiments, obtained that if% uF044T is the change in temperature of an object then change length (% uF044L) is proportional to the change in temperature (% uF044T) and is proportional to the length of the original (L0). Mathematically can be written: L =  L0 T ........................................................................ (1) 2



Keterangan: L = change the length of objects (m) T = Perubahan Temperatur (0C) L0 = Panjang Semula Benda (m)  = Koefisien Muai Panjang (0C -1) Dari persamaan tersebut diketahui bahwa hubungan antara suhu dengan perubahan panjang benda untuk benda yang sama dengan panjang awal yang sama adalah linier. Jadi semakin besar perubanhan suhunya, maka semakin besar pula pertambahan panjangnya, dimana hubungan kedua variabel ini adalah sebagai fungsi linier (derajat satu). Selain itu, konsep pemuaian bukan hanya menyangkut pertambahan panjang saja, namun juga berhubungan dengan penyusutan suatu bahan. Dilihat dari persamaan tersebut, jika ∆T negatif, maka ∆L juga negatif, dengan demikian panjang akhir suatu logam (L + ∆L) nya akan berkurang, dengan kata lain batang akan memendek. From these equations note that the relationship between the temperature with the change of length of the object to an object that is equal to the initial length of the same is linear. So the greater the perubanhan temperature, then the greater the increase in length as well, where the relationships of both these variables is linear as a function (level one). In addition, the concept of the expansion not only concerns the added length of the course, but also related to the shrinkage of a material. Seen from the equation, if% u2206T% u2206L negative, then it is also negative, thus the long end of a metal (L% u2206L) it will be reduced, in other words the stem going retracts. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa nilai koefisien muai panjang (α) untuk setiap benda terutama untuk logam berbeda-beda. Adapun koefisien muai panjang beberapa zat adalah sebagai berikut. As we mentioned earlier, that the value of the coefficient from long (% u03B1) for each object especially for different metals. As for the coefficients from the length of some of the substances are as follows.



Zat Aluminium



Koefisien Muai Panjang, α (1/oC) 2,5 x 10-5 3



Brass 1,9 x 10-5 Tembaga 1,7 x 10-5 Besi atau Baja 1,2 x 10-5 Kaca Biasa 0,9 x 10-5 Berdasarkan pada buku Giancoli jilid 1 Adapun hubungan antara koefisien muai linier (α) dengan koefisien muai luas (β), dan muai volume (γ) adalah : As for the relationship between coefficients from linear (% u03B1) with coefficients from a broad (% u03B2), and from volume (% u03B3) is β = 2α …………………………………………………………(3) γ = 3α ……………………………………………………….…(4)



III.



ALAT DAN BAHAN Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut. 1.



Dua macam pipa logam (besi dan tembaga)



2.



Satu set alat ukur Dial Gauge yang mempunyai SSN ( smallest scale



number) 0,01 mm 3.



Satu set generator uap



4.



Mistar kayu yang mempunyai SSN ( smallest scale number ) 1,0 mm



5.



Multimeter (ohm meter ) digital



6.



Cable



7.



Rubber tubing



8.



Satu buah bejana



9.



Satu buah gelas ukur



10.



Air secukupnya



11.



Tisyu secukupnya



1. Two kinds of metal pipe (iron and copper) 2. A set of gauge Dial Gauge has the SSN (smallest scale number) 0.01 mm 3. A set of 4 steam generators. Perforated wood had a SSN (smallest scale number) 1.0 mm 5. Multimeter (ohm-meter) digital 6. Cable 7. Rubber tubing 8. A single vessel of 9. One fruit cups measure 10. Water to taste 11. Tisyu to taste IV.



LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN 4



Adapun langkah-langkah percobaan ini adalah sebagai berikut. 1.



Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan.



2.



Mengukur pipa logam (aluminium) dari pinggiran dalam kancing pada salah satu ujung sampai pinggiran dalam kaitan pada ujung yang lain menggunakan mistar dengan SSN 1,0 mm .



3. Memasang pipa logam (aluminium) pada landasannya. Salah satu ujungnya dijepit pada tempat yang tersedia dan mengaitkan ujung yang lain pada alat ukur Dial Gauge sehingga menekan lengan spiral dari alat ukur Dial Gauge. 1. Prepare the tools and materials needed in the experiment. 2. measure the pipe metal (aluminum) from the edges of the studs on one end until the outskirts in connection on the other end using the slide with the SSN 1.0 mm. 3. install the pipe metal (aluminium) on the runways. One end is clipped in place and hooked the other end on Dial Gauge gauge so that pressing the arm of a spiral of gauge Dial Gauge. 4. Mengisi generator uap dengan air secukupnya. 5.



Memasang kabel pada multimeter yang dihubungkan pada dial gauge, kemudian mengatur multimeter digital ke dalam ohm meter.



6.



Menghubungkan selang karet dari generator uap ke ujung pipa logam (besi) yang jauh dari pengukur Dial Gauge.



7.



Menghubungkan selang karet yang lain ke ujung pipa logam (aluminum) yang dekat dengan Dial Gauge yang kemudian disalurkan ke dalam bejana.



8.



Mengatur Dial Gauge agar jarumnya menunjukan skala nol



9.



Menghidupkan generator uap.



10.



Mencatat penunjuk Dial Gauge dan suhu yang ditunjukan selama uap mengalir.



11.



Mengulangi percobaan seperti ini untuk pipa tembaga.



12.



Mencatat pada jurnal percobaan.



4. steam generator Fills with water to taste. 5. in wire connected on a multimeter dial gauge, then set the digital multimeter ohm into yards. 6. connect the rubber hose to the end of steam generator tubing metal (iron) which is further from the measuring Dial Gauge. 7. rubber hose Connecting the other end of the pipe metal (aluminum) with Dial Gauge which is then channelled into the vessel. 8. set the Dial Gauge in order to show 5



the scale of the zero jarumnya 9. Turn on the steam generator. 10. Noting the pointer of the Dial Gauge and the indicated temperature for steam flow. 11. repeat the experiment like this to copper pipe. 12. Notes on journal experiment.



Statif Termometer



Dial Gauge



Selang selang



Pipa logam



UAP



Generator Bejana



V.



DATA HASIL PENGAMATAN Tabel data hasil pengamatan dalam percobaan.



the results of the observation observation the table in experiments . Tabel 1. Bahan



L ( cm )



L (mm)



Tkamar 0C



Tpanas0C



T



75,0



0,58



30,0



54,0



24,0



75,0



0,40



30,0



52,0



22,0



75,0



0,35



30,0



50,0



20,0



75,0



0,25



30,0



48,0



18,0



6



Aluminium



75,0



0,20



30,0



46,0



16,0



75,0



0,16



30,0



44,0



14,0



75,0



0,14



30,0



42,0



12,0



75,0



0,12



30,0



40,0



10,0



75,0



0,10



30,0



36,0



6,0



75,0



0,08



30,0



32,0



2,0



Tabel 2 Bahan



Tembaga



VI.



L ( cm )



L (mm)



Tkamar 0C



Tpanas0C



T



75,0



0,80



30,0



54,0



24,0



75,0



0,60



30,0



52,0



22,0



75,0



0,50



30,0



50,0



20,0



75,0



0,40



30,0



48,0



18,0



75,0



0,32



30,0



46,0



16,0



75,0



0,26



30,0



44,0



14,0



75,0



0,20



30,0



42,0



12,0



75,0



0,16



30,0



38,0



8,0



75,0



0,12



30,0



34,0



4,0



75,0



0,06



30,0



32,0



2,0



TEKNIK ANALISIS DATA data analysis techniques Sebagai dasar analisis adalah persamaan (1) yang dalam bentuk lainnya



adalah: as the basis of the analysis is an equation ( 1 ) in the form of other is : y = a + bx



...............................................................................(5)



7



Dengan konstanta a = 0. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode regresi sederhana berdasarkan asas kuadrat terkecil sebagai hasil modifikasi dari persamaan (5), yaitu: With the constants a = 0. Data analysis technique that is used is based on the simple principle of method of regression least squares as a result of the modification of the equation (5), namely: yi =b xi



............................................................................. (6)



dengan yi = L dan xi = T masing-masing menyatakan perubahan panjang dan kenaikan suhu yang dialami oleh batang logam (bahan). Berdasarkan persamaan (1) dan (6), maka konstanta b memenuhi persamaan : with yi =% uF044L and xi =% uF044T each state change is long and rises in temperature experienced by the metal rod (materials). According to equation (1) and (6), then the constant b satisfies the equation:



b =  Lo



..............................................................................(7)



dengan  adalah koefisien muai panjang batang dan Lo adalah panjang batang logam sebelum dipanaskan. Konstanta b dalam persamaan (7) dapat dihitung dengan persamaan: with the long rod is the coefficient from and Lo is a long metal rod before being heated. The constant b in equation (7) can be calculated with the equation:



b=



N  xi y i   xi  y i N  xi    xi  2



2



.......................................................... (8)



Dengan N adalah banyaknya variasi L sebagai fungsi T. Simpangan baku (b) ditentukan dengan persamaan: Where N is the number of variations as a function of the% uF044L% uF044T. Standard deviation (% uF044b) is determined by the equation:



8



  N   2  N  xi 2    xi   b = sy



1/ 2



................................................(9)



Dengan sy adalah penduga terbaik untuk nilai b terhadap garis lurus yi = b xi yang dapat dihitung dengan persamaan berikut: With sy is the best for value penduga% uF044b of the straight line which xi yi = b can be calculated with the following equation:



 



2 2    x y  2 xi  xi yi  yi  N 1   2 i i  y i  sy2 = 2 2 N 2   N x  x   i i 



 x y   2



i



i



 



.(10)



dari persamaan (7) yaitu b =  L0, diperoleh b = L0   , maka : from equation (7) i.e. b = L0, acquired ï% uFFFD% ï% uFFFDb = L0% uFFFD uFFFD, then:  =



b L0



........................................................................(11)



Untuk menghitung besarnya koefisien muai panjang logam digunakan persamaan (7) yang bentuk lainya memenuhi: To calculate the magnitude of the coefficients from the length of the metal used in equation (7) other forms of meet: b



 = Lo



.......................................................................(12)



Dengan demikian, maka hasil perhitungan besarnya koefisien muai panjang logam dari hasil percobaan dapat diusulkan sebagai berikut: Thus, the results of the calculation of the magnitude of the coefficients from the length of the metal from the results of an experiment can be proposed as follows:  = (    )



............................................................. (13)



Dengan  adalah besarnya koefisien muai panjang logam yang digunakan,  adalah nilai rata-rata koefisien muai panjang logam yang dihitung dari persamaan (12) dan 



9



adalah simpangan baku koefisien muai panjang logam yang diperoleh dari perhitungan menggunakan persamaan (11). Kesalahan relatif hasil pengukuran adalah : With% uF061 is the magnitude of the coefficients from the metal used, the length is the average value of the coefficient from the length of the metal that is calculated from equations (12) and% uF044% uF061 is the junction of the raw metal length from coefficients obtained from calculations using equation (11). The relative error of measurement results is:     x 100 %   



KR= 



..............................................................(14)



Keakuratan nilai koefisien muai panjang logam hasil pengukuran adalah : The accuracy of the coefficients from the long metal measuring results are:



Keakuratan =



VII.



nilai praktikum - nilai standar nilai standar



ANALISIS DATA Analisis tabel 1 (Logam besi)



10



x 100% ......................(13)



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



  



N



a.



b=



b=



xi = T



yi= L



(0C) -43,3 -43,2 -35,8 -38,3 -37,7 -32,7 -28,8 -10,8 5,2 6,3



(mm) x 0,01 mm 0,01 0,15 0,1 0,5 0,58 0,57 0,56 0,56 0,56 0,57



xi2 930,25 936,36 1444 1260,25 1303,21 1681 2025 3969 6241 6416,01



yi2 0,0001 0,0225 0,01 0,25 0,3364 0,3249 0,3136 0,3136 0,3136 0,3249



xiyi 0,305 4,59 3,8 17,75 20,938 23,37 25,2 35,28 44,24 45,657



478,8



4,16



26206,08



2,2096



221,13



     xi yi 



N



 xi 2   



xi



 xi  



yi



2



10 x 221,13  478,8  4,16 10  26206,08  (478,8) 2 219,492



b = 32811,36 b = 0,00669



b.



 



2 2    x y  2 xi  xi yi  yi  N 1   2 i i  y i  sy2 = 2 2 N 2   N x  x   i i 



sy2 =



2



i



i



 



1 26206,08 x (4,16)2 - 2 478,8 x 221,13 x 4,16   10(221,13)2  2,2096  8 10x26206,08 - (478,8)2 



1 61599,7  2,2096   32811,36  sy2 = 8 



sy2 =



 x y  



1  2,2096  1,877389 8



11



sy2 =



1  0,33211 8



sy2 = 0,0415 sy =



0,0415



sy = 0,203   N   2  N  xi 2    xi   b = sy



c.



  10 b = 0,203  2  10x26206 , 08 - (478,8) 



1/ 2



1/ 2 b = 0,23 x  0,000304772



b = 0,23 x 0,0175 b = 0,0004025 b = 0,0004 b



 = Lo



d.



 =



0,00669 74,5



 = 0,0000089C-1 = 0,89x 10 -5 b



 = L 0



e.  =



0,0004 74,5



  = 0,00000053 0C-1 = 0,053 x 10-5 Jadi nilai koefisien muai panjang logam Besi adalah:  = (    )  = (0,000089  0,0000053) 0C-1  = (8,90  0,53 ) x 10-5 0C-1 Kesalahan relatif dari hasil percobaan adalah: KR =











 100%



12



1/ 2



0,0000053



KR = 0,000089  100% KR = 5,9 % Nilai standar koefisien muai panjang pada logam aluminium berdasarkan buku pegangan (Giancolli) yaitu



2,5 x 10-5 0C-1. Jadi keakuratan hasil percobaan yang kami



lakukan adalah: The value of standard coefficients from long on metal aluminum based on the Handbook (Giancolli), which is 2.5 x 10-5 0 c-1. So the accuracy of the results of the experiment we did were: Keakuratan =



nilai praktikum - nilai standar nilai standar



x 100%



8,90  10 -5 - 1,2  10 -5  100% Keakuratan = 1,2  10 -5



Keakuratan = 25,8 % Analisis tabel 2 (Logam Tembaga)



No



xi =T 0



yi= L



( C) -43,6 -43,3 -31,1



(mm) 0,80 0,60 0,50



4 5 6 7 8 9 10



-25,3 -19,5 -19,6 -10,8 -7,3 -3 -0,3



0,40 0,32 0,26 0,20 0,16 0,12 0,06







140,0



3,42



1 2 3



xi2



yi2



xiyi



576 484



0,640 0,360



19,2 13,2



400



0,250



10,0



324 256 196 144 64 16 4 2464



0,160 0,102 0,068 0,040 0,026 0,014 0,004 1,664



7,20 5,12 3,64 2,40 1,32 0,48 0,01 62,57



13







xi =T



yi= L



(0C) 30,5 30,8 43 48,8 54,6 54,5 63,3 66,8 71,1 73,8



(mm) 0,05 0,1 0,1 0,2 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,65



xi2 930,25 948,64 1849 2381,44 2981,16 2970,25 4006,89 4462,24 5055,21 5446,44



yi2 0,0025 0,01 0,01 0,04 0,16 0,2025 0,25 0,3025 0,36 0,4225



xiyi 1,525 3,08 4,3 9,76 21,84 24,525 31,65 36,74 42,66 47,97



537,2



3,6



31031,5



1,76



224,05



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



 



b.



N  xi yi   xi  yi



b=



b=



N  xi    xi  2



2



10  224,05   537,2  3,6  10  31031,5   537,2 



2



306,58



b = 21731,36 b = 0,014107723 b= 0,014



c.



 



2 2    x y  2 xi  xi yi  yi  N 1   2 i i  y i  sy2 = 2 2 N 2   N x  x   i i 



2=



sy



1 37562,9722  1,76  8  21731,36 



sy2 = sy2 =



1 1,76 - 1,728514561 8 1 0,031485439 8



sy 2= 0,00393568 sy = 0,063 14



 x y   2



i



i



 



d.



  N   2  N  xi 2    xi   b = sy



1/ 2



1/ 2 b = 0,0063x  0,000460164



b = 0,0063 x0,022 b = 0,0001 e.



b



 = Lo 0,014



 = 74,5  = 0,0000187919 0 -1 C = 1,9 x 10-5



f.



 =



b L



 =



0,0001 74,5



  = 0,0000013 0C-1 = 0,13 x 10 -5



Jadi nilai koefisien muai panjang logam Tembaga adalah:  = (    )  = (0,000187919 0,000013 ) 0C-1 Kesalahan relatif dari hasil percobaan adalah: KR =











 100%



0,000013



KR = 0,000187919  100% KR = 6,8%



15



Nilai standar koefisien muai panjang pada logam Tembaga berdasarkan buku pegangan (Giancolli) yaitu 1,7 x 10-5. Jadi keakuratan hasil percobaan yang kami lakukan adalah: The standard value of the coefficient from the length of Copper on metal based on the Handbook (Giancolli): 1.7 x 10-5. So the accuracy of the results of the experiment we did were: Keakuratan =



nilai praktikum - nilai standar  100% nilai standar



Keakuratan =



1,9  10 -4 - 17  10 -4  100% 1,7  10 - 4



Keakuratan = 11,7 %



VIII.



PEMBAHASAN Dari hasil praktikum dan analisis data yang kami lakukan, maka diperoleh besarnya



koefisien muai linier dari dua jenis logam yang digunakan dalam percobaan yaitu sebagai berikut. Untuk logam Aluminium diperoleh koefisien muai liniernya sebesar  = (2,67  0,53) x



10-5



0



C-1, dengan kesalahan relatifnya sebesar 19,8 % dan dengan keakuratan sebesar



6,8%. Sedangkan untuk logam Tembaga diperoleh koefisien muai linier sebesar  = (3,87  0,52) x 10-5 0C-1, dengan kesalahan relatifnya sebesar 13,4 % dan dengan keakuratan sebesar 127 %. From the results of data analysis and practicum instructors that we do, then retrieved the magnitude of the coefficients from a linear of two types of metal used in the experiment are as follows. For metal retrieved from the coefficient of liniernya% uF061 = (2.67% 0.53 uF0B1) x 10-5 0 c-1, with its relative error of 19.8% and by 6.8% accuracy. As for the metal Copper obtained from linear coefficient of% uF061 = (3,87% uF0B1 0,52) x 10-5 0 c-1, with its relative error of 13.4% and with the accuracy of 127% Dalam melaksanakan percobaan terjadi kesalahan-kesalahan yang memberikan berpengaruh terhadap data hasil percobaan yang diperoleh. Adapun kesalahan-kesalahan itu adalah sebagai berikut. 1. Kesalahan Umum



16



Yaitu kesalahan yang terjadi karena kekeliruan manusia. Dalam percobaan ini, kesalahan yang dapat dilakukan adalah kesalahan pembacaan pada skala, baik pada pembacaan skala dial gauge, maupun pembacaan skala termometer. In carrying out the experiment occurring errors which gave effect to the results of the experiment data is obtained. As for the mistakes that are as follows. 1. common errors Are errors that occur because of human error. In this experiment, an error that can be done is the fault of the reading on the scale, both on the reading scale dial gauge, as well as the reading of the thermometer scale. 2. Kesalahan Sistematis Yaitu kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur atau instrument dan disebabkan oleh pengaruh lingkungan pada saat melakukan percobaan. Pada praktikum ini misalnya, saat sedang mengamati perubahan panjang pada dial gauge, terjadi getaran yang tentunya akan mempengaruhi jarum dial gauge. Atau, ketika mengkalibrasi dial gauge, jarum belum benar-benar berhimpit dengan angka nol. 3. Kesalahan Acak Yaitu kesalahan yang kita tidak ketahui secara pasti penyebabnya, namun berpengaruh besar terhadap data hasil percobaan. Adapun kesalahan acak yang terjadi pada praktikum ini, antara lain: a. pemuaian alat dan bahan karena suhu lingkungan yang berubah-ubah. b. tekanan di tempat praktikum yang tidak konstan, dapat mempengaruhi proses pemuaian. 2. Systematic Errors Are errors that are caused by gauge or instrument and is caused by environmental influences on while doing the experiment. In this example, the practicum instructors are currently watching the changes long on dial gauge, happening vibe which certainly will affect a needle dial gauge. Or, when you calibrate a dial gauge, the needle has not really berhimpit with zero 3. Random errors Are errors that we do not know for sure the cause, but the effect of the experiment results data. As for the random errors that occur during this Practicum instructors, among others: a. expansion tools and materials because the temperature of the environment is changing. b.



17



pressure in place of the practicum instructors is not constant, it can affect the process of expansion. Dalam melaksanakan praktikum, kami mengalami beberapa kendala yang sangat berpengaruh terhadap data hasil percobaan yang diperoleh. Adapun kendala-kendala tersebut adalah sebagai berikut. 1.



Kesulitan dalam mengkalibrasi Dial Gauge dan alat yang terlalu sensitif terhadap getaran, sedikit saja meja bergetar (diganggu) maka jarum Dial Gauge akan bergeser.



2.



Jarum Dial Gauge lebih cepat bergerak daripada pemuaian air raksa pada termometer, hal ini sangat menyulitkan praktikan dalam membaca skala. Akibatnya dalam mengamati panjang yang sesuai saat perubahan suhu yang sudah ditentukan belum benar-benar tepat.



3. Uap yang keluar dari generator tidak seluruhnya berhasil keluar dan jatuh ke ember. Ada uap yang kembali lagi sehingga terjadi perbedaan suhu antara titik yang satu dengan yang lainnya. Hal ini akan mengganggu proses pemuaian. In performing the practicum instructors, we experienced some very influential to the constraints of the data results of the experiment are obtained. As for the constraints are as follows. 1. difficulties in calibrating the Dial Gauge and the tools that are too sensitive to vibration, little vibrating table (interrupted) then a needle Dial Guage will shift. 2. Dial Gauge Needle moves faster than the expansion of the mercury in the thermometer, it is very difficult praktikan in reading the scale. As a result of observing the appropriate length when temperature changes which have been determined yet really appropriate. 3. Steam coming out of the generator is not entirely worked out and fall into the bucket. There is steam coming back again, leading to a difference in temperature between a point of each other. This will disrupt the process of expansion. 4. Termometer yang tersedia hanya sejumlah satu buah sehingga sangat memperlambat jalannya



percobaan karena kesulitan



praktikan mengembalikan termometer



kekeadaan semula yaitu ketika termometer menunjukan suhu kamar sehingga terkadang pada percobaan yang selanjutnya, suhu awal dari thermometer berada di atas suhu kamar.



18



4. Thermometers are available only a number one so very slow the course of the trial because of the difficulty of restoring the original praktikan kekeadaan thermometer that is when the thermometer showed the room temperature so that sometimes in the next experiment, the initial temperature of the thermometer is above room temperature. X.



KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Sifat-sifat muai termal dari batang logam adalah bahwa semakin dipanaskan batang logam akan memuai, sebaliknya jika didinginkan akan menyusut. 2. Besarnya koefisien muai linier dari logam aluminium dari percobaan di laboratorium didapat  = (2,67  0,53 ) x



10-5



0



C-1 dengan kesalahan relatif



sebesar 19,8 %serta keakuratan sebesar 6,8 %. Sedangkan besarnya koefisien muai linier dari logam Tembaga didapat a = (3,87 ± 0,52) x 10-5 0C-1dengan kesalahan relatif sebesar 13,4 % serta keakuratan sebesar 127 %. Based on the results and discussion above, it can be inferred that: 1. from the thermal properties of the metal rod is that the heated metal rod will expand, conversely if refrigerated will shrink. 2. the magnitude of the coefficients of the linear metal from aluminum from the experiment in the laboratory obtained% uF061 = (2.67% 0.53 uF0B1) x 10-5 0 c-1 with relative error of 19.8% and 6.8% accuracy. While the magnitude of the coefficients of the linear metal from Copper obtained a = (3,87 0,52) x 10-5 0 c-1dengan the relative error of 13.4% as well as the accuracy of 127%. 3. Koefisien muai termal berbeda-beda untuk setiap logam yang berbeda. 4. Besarnya koefisien volume dari benda padat adalah sama dengan tiga kali besarnya koefisien muai panjang dari benda itu. Secara metematis,   3



Sehingga: Untuk Logam Aluminium.   3(2,67  0,53 ) x 10-5 0C-1   (8,01± 1,59) x 10-5 0C-1



Untuk Logam Tembaga.   3 (3,87  0,52) x 10-5 0C-1   (11,61 1,56) x 10-5 0C-1



19



3. Coefficient of thermal from different for each different metals. 4. the magnitude of the coefficients of the volume of the solid object is equal to three times the size of the coefficients from the length of the thing. In metematis, so: to Metal aluminum. 3 (2.67% 0.53 uF0B1) x 10-5 0 c-1 (8.01 are 1.59) x 10-5 0 c-1 To the metal copper. 3 (3,87% uF0B1 0,52) x 10-5 0 c-1 (11,61% uF0B11,56) x 10-5 0 c-1



DAFTAR PUSTAKA Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga: Jakarta Pujani, Ni Made. 2001. Materi Ajar Praktikum Fisika Dasar I. Departemen



20