Perdagangan Internasional [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERDAGANGAN INTERNASIONAL NEGARA KAMBOJA DAN INDONESIA



DISUSUN OLEH :



ADINDA SOLIHAT



(1730603174)



RIFANI KALVIAN



(1720603143)



RICKY PUTRI DEPTRA



(1720603141)



RIZKILIA ANANDA



(1720603146)



ALISA RISDA ALIFYANTI



(1730603180)



ADELIA NURHALIZAH



(1730603171)



REZKY HIDAYAT



(1720603140)



KELAS



: SPS 1 (2017)



MATA KULIAH



: EKONOMI INTERNASIONAL



DOSEN PENGAMPU



: SRI MARDIANA



PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini pada waktunya. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. beliau yang telah menuntun kita dari zaman kebodohan menuju zaman terang benderang seperti sekarang. Penulisan makalah ini ditujukan dalam rangka pembuatan tugas dalam pengambilan nilai Mata Kuliah Ekonomi Internasional. Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Perilaku Organisasi yang telah memberikan arahan terkait pembuatan makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau mungkin kami tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan saran dan pengetahuannya sehingga menambah hal baru bagi kami. Tim penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu untuk lebih sempurnanya makalah ini segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Demikian, kami berharap makalah sederhana ini bermanfaat bagi kita semua dan menambah referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru pula, aamiin.



Palembang, 19 September 2019



Penulis



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2



DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3



BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ....................................................................................................... 4 B.Rumusan Masalah .................................................................................................. 4



BAB II PEMBAHASAN A.Perdagangan Internasional ..................................................................................... 5 B.Perdagangan Internasional di Indonesia ................................................................ 9 C.Perdagangan Internasioanl di Kamboja ................................................................. 15 D.Hubungan Perdagangan Billateral Indonesia dan Kamboja .................................. 18 BAB III PENUTUP A.Kesimpulan ............................................................................................................ 21 B.Saran ...................................................................................................................... 22



DAFTAR PUSTAKA



3



BAB I PENDAHULUAN



A.Latar Belakang Dalam beberapa konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol adalah mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada juga sebuah wacana lain mengenai pengangguran, inflasi atau kenaikan harga barang-barang secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi faktor penting dalam konteks perekonomian suatu negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian perekonomian bangsa tersebut, meskipun tidak bisa dinafikan ukuran-ukuran yang lain. Salah satu hal yang bisa dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan adalah perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa perdagangan dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan (trade as engine of growth,Salvatore, 2004). Jika aktifitas perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan. Tambunan (2005) menyatakan pada awal tahun 1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang berupaexport promotion. Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan.



B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari perdagangan internasional? 2. Mengapa harus dilakukan perdagangan internasional? 3. Apa saja manfaat dari perdagangan internasional? 4. Bagaimana perdagangan internasional di Indonesia? 5. Bagaimana perdagangan internasional di Kamboja? 6. Bagaimana hubungan perdagangan billateral Indonesia dengan Kamboja?



4



BAB II PEMBAHASAN



A. Perdagangan Internasional 1. Pengertian Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.



2. Alasan Melakukan Perdagangan Internasional Suatu negara melakukan perdagangan internasional karena dua alasan utama yang masing-masing menyumbangkan keuntungan perdagangan bagi mereka. Alasan pertama, negara-negara berdagang karena setiap negara berbeda satu sama lain. Bangsa-bangsa, sebagaimana individu dapat memperoleh keuntungan dari perbedaanperbedan mereka melalui suatu pengaturan dimana setiap pihak melakukan sesuatu dengan relatif baik. Alasan kedua, negara-negara berdagang satu sama lain dengan tujuan mencapai skala ekonomis dalam produksi, maksudnya jika setiap negara menghasilkan sejumlah barang tertentu maka mereka dapat menghasilkan barangbarang tersebut dengan skala yang lebih besar dan karenanya lebih efisien dibandingkan jika negara tersebut mencoba untuk memproduksi segala jenis barang. Motif inilah dalam dunia nyata merupakan cerminan interaksi perdagangan internasional. Pemikiran tentang perdagangan internasional awal mula berasal dari aliran yang disebut merkantilisme, yang menyatakan bahwa penekanan perdagangan internasional terletak pada kesempatan memperoleh surplus penerimaan dalam neraca transaksi



5



berjalan. Oleh sebab itu kegiatan ekspor merupakan lokomotif utama melalui peningkatan industri dalam negeri, untuk memenuhi kebutuhan impor. Impor tersebut merupakan saingan yang dapat menurunkan permintaan terhadap produk industri lokal yang dihasilkan di dalam negeri. Oleh karena itu merkantilisme melemparkan pemikiran bahwa kegiatan produksi dalam negeri dan ekspor harus ditingkatkan melalui ransangan subsidi dan fasilitas pemerintah. Sedangkan impor harus dibatasi melalui hambatan yang brsifat proteksi khususnya industri strategis. Aliran klasik berpendapat bahwa, jika suatu negara dapat memproduksi suatu barang atau jasa lebih murah, maka negara tersebut akan memproduksi barang atau jasa tersebut. Akan tetapi bila biaya prodksinya relatif lebih mahal dibandingkan ongkos produksi negara lainnya, maka barang atau jasa tersebut lebih baik dibeli atau diimpor, barang dan jasa dengan ongkos produksi yang lebih rendah tadi dapat dikonsumsi sendiri dan juga diekspor. Dengan demikian, terjadilah perdagangan antar negara. Aliran klasik lebih berorientasi pada keunggulan mutlak dan keunggulan komparatif. Teori keunggulan mutlak dari Adam Smith, dalam teori ini menyatakan bahwa hubungan perdagangan dari dua negara pada umumnya terjadi karena terdapat perbedaan biaya mutlak yang kemudian akan memberikan keuntungan mutlak kepada negara yang bersangkutan. Akan tetapi teori biaya mutlak dari Adam Smith tidak mungkin digunakan untuk menjelaskan bagaimana perdagangan dapat terjadi jika suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak dalam produksi beberapa macam barang. Hal ini menimbulkan munculnya kritik dariDavid Ricardo melalui teori keunggulan komparatif (Todaro, 2000; 575) tentang perdagangan internasional, mengutarakan manfaat potensial dari perdagangan. Teori ini menyatakan bahwa negara-negara akan mengekspor barang-barang yang tenaga kerjanya memproduksi dengan relatif lebih efisien dan mengimpor barang-barang yang tenaga kerjanya memproduksi dengan relatif kurang efisien yang menunjukkan perdagangan mengarah pada spesialisasi internasional. Dengan kata lain, pola produksi suatu negara ditentukan oleh keunggulan komparatif. Sedangkan Jhon



Stuart



Mill memperhitungkan



permintaan.



Teorinya



menjelaskan adanya permintaan terhadap suatu barang dan jasa, tanpa melihat ongkos, tetapi secara implisit masih diperhitungkan. Walaupun ongkos murah kalau tidak ada permintaan tentunya tidak ada pula perdagangan. Selanjutnya pemikiran dari ekonom



6



swedia, Heckscher dan Ohlin yaitu tentang kelangkaan faktor produksi, yang menjelaskan bahwa bila suatu negara mempunyai faktor-faktor produksi yang berlimpah, maka negara tersebut akan mengekspor barang-barang dengan faktor yang berlimpah tersebut. Sebaliknya bila suatu negara mengalami kelangkaan faktor maka barang-barang yang dihasilkan faktor tersebut perlu diimpor. Teori



lain



yang



baru



berkembang



adalah



teori



keunggulan



kompetitif (competitive Advantage) yang di kemukakan oleh E. Porter (1990) yang menurutnya tidak ada korelasi langsung antara dua faktor produksi (sumber daya alam yang tinggi dan sumber daya manusia yang murah) yang dimiliki suatu negara untuk dimanfaatkan untuk menjadi keunggulan daya saing dalam perdagangan. Porter mengungkapkan bahwa ada empat atribut utama yang menentukan mengapa industri tertentu dalam suatu negara dapat mencapai sukses internasional. Keempat atribut itu meliputi; kondisi faktor produksi, kondisi permintaan dan tuntutan mutu dalam negeri, eksistensi industri pendukung, serta kondisi persaingan strategi dan struktur perusahaan dalam negeri. Keunggulan kompetitif yang hanya didukung oleh satu atau dua atribut saja biasanya tidak akan bertahan sebab keempat atribut tersebut saling berinteraksi positif dalam negara yang sukses. Hal lain pula harus didukung oleh peran pemerintah yang merupakan variabel tambahan yang signifikan. Sehingga dapat kita simpulkan alasan melakukan perdagangan internasional adalah : a. Ingin memperoleh barang yang tidak diproduksi di dalam negeri, Untuk memenuhi kebutuhan di dalam sebuah negara, diperlukan beberapa perangkat / bahan yang tidak dapat dihasilkan oleh negara tersebut. Hal itu disebabkan oleh keterbatasan sumber daya alam / manusia. Untuk itulah transaksi perdagangan antar negara tersebut dapat terjadi. b. Melakukan spesialisasi, Dengan adanya transaksi perdagangan international, maka spesifikasi / spesialisasi sebuah negara akan muncul dengan sendirinya. Artinya akan terbentuk julukan bagi negara – negara tersebut. Misalkan : negara Indonesia sebagai salah satu negara berkembang akan dikenal sebagai negara yang dapat menyediakan produk – produk primer yang berasal dari alam, yang mana akan menjadi modal perdagangan international.



7



c. Transfer teknologi, Tidak hanya barang yang dapat diperjual belikan dalam perdagangan international. Melainkan metode serta teknologi yang dalam penciptaan suatu produk dapat ditiru / ditransfer ke negara lainnya. d. Memperluas pasar, Dapat kita lihat bahwa dengan adanya perdagangan antar negara ini memiliki peluang bagi pasar dalam negeri untuk dapat menembus skala international, sehingga akan membantu perekonomian negara itu sendiri.



3. Manfaat Perdagangan Internasional Ada banyak manfaat yang didapat dari perdagangan internasional. Manfaat Perdagangan Internasional antara lain sebagai berikut. a.



Untuk memenuhi kebutuhan akan barang/jasa. Barang/jasa yang tidak dapat dihasilkan dalam suatu negara dapat diperoleh dengan mengadakan perdagangan dengan negara penghasil barang/jasa tersebut.



b.



Dapat memperoleh barang/jasa dengan harga yang lebih murah. Biaya untuk menghasilkan suatu jenis barang/jasa tidak sama pada setiap negara. Ada jenis barang yang dapat dihasilkan suatu negara dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan biaya yang dikeluarkan di negara lain.



c.



Mendorong kegiatan ekonomi dalam negeri. Terbukanya perdagangan antarnegara akan mendorong setiap negara meningkatkan produksi atau memperluas usahanya. Di samping itu, akan muncul usaha-usaha lain yang berkaitan dengan perdagangan antarnegara. Misalnya, pengangkutan, penyimpanan, periklanan, pengepakan, dan lain-lain.



d.



Memperluas lapangan kerja. Dengan bertambahnya kegiatan-kegiatan ekonomis di dalam negeri, lapangan kerja semakin luas, dan beraneka ragam.



e.



Merupakan sumber pendapatan bagi negara. Melalui kegiatan ekspor impor, pendapatan pemerintah akan meningkat melalui pajak ekspor maupun biaya impor yang dikenakan pada barang yang diperjualbelikan.



f.



Menambah jumlah barang dan kualitas barang.



g.



Memperoleh manfaat dari adanya spesialisasi dalam bentuk keunggulan komparatif dan peningkatan kemakmuran.



8



h.



Meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi, yang pada dasarnya bersumber pada skala ekonomis dalam proses produksi, teknologi baru, dan rangsangan bersaing.



i.



Meningkatkan proses tukar-menukar antarnegara.



j.



Meningkatkan devisa negara.



k.



mendorong terjadinya persaingan sehat yang pada gilirannya menimbulkan perkembangan teknologi.



l.



Meningkatkan perluasan pasar (produksi-konsumsi).



Dengan berbagai keuntungan/manfaat yang diperoleh melalui perdagangan antarnegara, setiap negara akan berubah membuka hubungan dagang dengan negara lain. Tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak menyelenggarakan perdagangan dengan negara lain. Tentu saja hal ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan.



B. Perdagangan Internasional di Indonesia 1. Perkembangan Indonesia dalam Perdagangan Internasional di Dunia Komunikasi yang dikenal sebagai satu disiplinnya ilmu sosial, mulai berkembang di amerika serikat pada akhir tahun 1930-an. Julukan nama lain dari komunikasi tersebut belum begitu lama, tetapi untuk perkembangan sudah dikatakan sangat pesat, baik dari segi disiplin ataupun dari segi komunikasi sebagai skill. Komunikasi global atau yang disebut sebagai komunikasi internasional ini muncul pada abad ke-20, lebih tepatnya setelah perang dunia kedua dan memasuki perang dingin. Masa perkembangan yang begitu pesat dari komunikasi bukan hanya pada tahun 1930-an, namun pada tahun 80-an komunikasi berkembang semakin pesat lagi. Hal ini dapat dilihat dari munculnya negara-negara maju dan berkembangnya organisasi-organisasi internasional di dunia ini. Pada masa perang dingin berlangsung, komunikasi menjadi salah satu pendorong adanya kekuatan ekonomi pada negara maju. Namun setelah masa perang dingin berakhir, dimana uni sovyet yang dikenal dengan dominan kaum komunis mengalami kehancuran hingga terjadi perubahan yang sangat drastis dalam komunikasi global.



9



Dalam istilah yang dikutip Marshall McLuhan (1968) mengatakan bahwa dunia tidak lagi di kenal dengan dunia yang dikotomis, melainkan berubah menjadi dunia baru yang tertata secara global. Dalam masa sekarang ini perdagangan internasional yang menjadi bagian dari kegiatan ekonomi atau kegiatan bisnis mengalami perkembangan yang begitu pesat. Peningkatan perkembangan ini berada pada era yang mana mengalami peningkatan pada dunia usaha pada kegiatan bisnis. Perdagangan dalam negeri dikuasai oleh perdagangan internasional, yang mana dalam masa tersebut menjadikan perdagangan dalam negeri ini berubah menjadi perdagangan global atau pasar global. Dalam hal ini dapat di katakan bahwa globalisasi merupakan arus modal, yang mana barang dan jasa hingga orang dan ternologi yang ada menyebar luar di seluruh atau penjuru dunia. Perluasan wilayah perdagangan dunia ini menjadi arti dari unsur inti globalisasi.Perdagangan internasional yang merupakan efek samping dari globalisasi ini semakin menjadi pusat perhatian dari semua negara, keinginan dari pencapaian suatu pasar semakin menyempit dari suatu negara, hubungan yang menghasilkan feetback, menjadi pusat pembahasan dalam forum-forum kerjasama internasional daari beberapa negara yang terlibat. Pemetaan atau tatanan ulang dilakukan guna menghadapi perkembangan perdagangan internasional. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kembali kejayaan ekonomi dalam negeri. Dalam catatannya, indonesia menjadi panggung utama dari tiga forum internasional di dunia pada tahun 2013.panggung utama dari tiga forum internasional tersebut adalah APEC (Asia Pasific Economic Cooperation), The UN High Level Panel of Eminent Persons (HLPEP), dan WTO (Organisasi Perdagangan Dunia). Sejak tahun 1994 indonesia mulai bergabung dengan WTO. Setelah indonesia di sahkan menjadi anggota WTO maka sejak itu juga semua kesepakatan yang berada didalamnya telah sah menjadi bagian dari legislasi nasional. Setelah disahkan menjadi anggota WTO, indonesia tidak dapat melanggar peraturan atau kesepakatan yang ada. Maka dari itu, Indonesia tidak bisa menghindari dari berbagai perjanjian liberalisasi perdagangan yang telah disepakati. Tujuan indonesia menjadi anggota WTO ialah untuk memperbaikih tatanan perdagangan internasional yang ada menjadi



10



lebih baik, sehingga dalam hal ini dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Adapun tujuan dari WTO ialah : 1.Memperbaiki standar kehidupan yang ada 2.Peningkatan pembangunan 3.Pelebaran produksi dan perdagangan 4.Mengkatkan penghasilan real



Selain itu, adapun fungsi dari WTO ialah : 1.Sebagai wadah atau ruang untuk bernegosiasi dalam masalah perdagangan 2.Mengatur perjanjian negara dalam hal perdagangan 3.Mendorong jalannya perdagangan antar negara satu dengan yang lainnya



2. Peran Ekspor-Impor dalam Perdagangan Internasional Era Milenial Perdagangan Internasional sangatlah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena dalam perdagangan internasional semua negara bersaing di pasar internasional, dan itu terjadi karena bertemunya subyek-subyek hukum yang bertempat tinggal di negara-negara yang berlainan dan telah mengadakan hubungan perdagangan, misalnya dalam jual beli. Dalam perdagangan internasional pihak penjual lazimnya disebut eksportir dan pihak pembeli disebut importer. Hubungan perdagangan itu telah terjadi, jika baik penjual maupun pembeli telah mencapai kesepakatan dalam transaksi jual beli. Dan setelah kesepakatan itu tercapai oleh kedua belah pihak, maka perdagangan luar negeri itu telah dapat dilaksanakan. Negara Indonesia sebagai suatu Negara yang berkembang dan sebagai Negara produsen dan barang komoditi non migas ingin berperan aktif dan berpartisipasi dalam kehidupan ekonomi dunia berusaha agar dapat meningkatkan produksi dan sejalan dengan peningkatan produksi ini perlu ditingkatkan perdagangan dalam negeri dan luar negeri antara lain menyempurnakan sistem pemasaran sistem tata niaga yang ada agar tidak kalah saing di era milenial ini. Seperti yang kalian liat saat ini, begitu masuk ke era milenial semua teknologi teknologi berkembang sangat pesat,dan di Negara-negara berkembang lainnya



11



berupaya untuk selalu mengembangkan teknologi yang mereka ciptakan agar dapat bersaing di pasar internasional. Perdagangan ekspor dan impor memegang peranan sangat penting dalam kehidupan bisnis di Indonesia, tidak hanya ditinjau dan segi lalu lintas devisa melainkan juga atas sumbangannya kepada pendapatan nasional. Negara Indonesia sendiri merupakan salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara sehingga punya peranan penting di tingkat global, namun perlu di perhatikan situasi bisnis di Indonesia saat ini tengah berada pada era transisi dari bisnis berbasis konvensional atau tradisional menuju ke era digital atau milenial. Sepanjang tahun 2017 lalu Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) memfasilitasi 109 UKM mengikuti pameran luar negeri. Dari hasil menitoring dan evaluasi kepada UMKM peserta pameran, diperoleh data bahwa telah terjadi peningkatan nilai ekspor UMKM dari Rp20,27 miliar menjadi Rp24,47 miliar atau meningkat sebesar 20,72%. Di samping itu, kegiatan fasilitasi pameran UMKM ke luar negeri ikut berkontribusi pada devisa negara sebesar Rp61,78 miliar melalui order buyers on site pameran atau menghasilkan pemasukan negara 12 kali lipat dari anggaran promosi pameran luar negeri yang dialokasikan. "Sementara untuk pemeran luar negeri terjadi peningkatan omset sebesar 4,74% dan tenaga kerja 18,27% Kementerian Perdagangan mencatat capaian kinerja ekspor 2017 melampaui target. Nilai ekspor Indonesia tahun 2017 diproyeksikan sebesar US$ 170,3 miliar, atau meningkat sebesar US$ 145,2 miliar dibandingkan tahun 2016.Nilai ini terdiri dari ekspor migas sebesar US$ 15,50 miliar dan ekspor nonmigas US$ 154,80 miliar. Ekspor nonmigas pada Januari-Desember 2017 (YoY) diproyeksikan tumbuh sebesar 17,20% dan merupakan pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2012. Sementara itu, untuk tahun 2018, ekspor ditargetkan tumbuh sebesar 5%-7%. Untuk meningkatkan kinerja ekspor, selain menyasar pasar tradisional seperti China, Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa, Kemendag terus melakukan penetrasi pasar ekspor ke negara-negara nontradisional.Sedangakan pertumbuhan ekspor tahun 2019 ditargetkan sebesar 6,6%. Hingga semester I-2018, ekspor hanya tumbuh sebesar 6,9%. Sedangkan di sisi impor pada tahun 2019 diproyeksi tumbuh sebesar 7,4%.



12



Hingga semester I-2018, pertumbuhan impor tercatat sebesar 13,9%. yang menjadi tantangan di era milenial ini adalah kebutuhan konsumsi dan investasi dalam negeri yang tumbuh tinggi ditambah lagi peranan teknologi-teknologi modern yang nantinya sangat dibutuhkan mulai dari era ini hingga kedepannya. sehingga mendatang diperkirakan akan mendorong banyak impor peralatan atau teknologi modern agar dapat bersaing dalam perdagangan internasional di era milenial ini. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang dapat mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia lebih tinggi Walaupun ekspor dapat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan perekonomian suatu negara. Kebijakan impor sepenuhnya ditujukan untuk mengamankan posisi neraca pembayaran, mendorong kelancaran arus perdagangan luar negeri, dan meningkatkan lalu lintas modal luar negeri untuk kepentingan pembangunan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan laju pertumbuhan di era milenial ini. Beberapa industri-industri nantinya harus terbuka dan tidak boleh berlama-lama atau terpaku oleh budaya lama sebelumnya karena sekarang ini kita di era baru bakat ( new era of talent ). Dan di tahun 2019 ini beberapa generasi milenial sendiri juga ikut berkontribusi menjadi tenaga kerja. Analisis tentang sektor perdagangan luar negeri Indonesia selama ini terlalu didominasi oleh analisis tentang ekspor. Di sisi lain hal ini dapat dipahami karena ekspor merupakan satu-satunya andalan penghasil devisa yang berasal dari kekuatan sendiri, sehingga negara berkembang berkepentingan untuk menguasai tentang penghasil devisanya ini. Peran devisa ini sangat penting, terutama untuk negara berkembang seperti Indonesia. Devisa dibutuhkan untuk membayar Impor, jaminan pembayaran impor tiga bulan mendatang, membayar utang luar negeri, dan juga mendukung stabilitas nilai Rupiah.



13



3. Ekspor Import di Indonesia Berikut beberapa komoditas Ekspor dari Indonesia : 1. Textile and Product Textile 2. Elektronik 3. Karet dan Produk karet 4. Sawit dan turunannya 5. Produksi hasil hutan 6. Otomotif 7. Udang atau Lobster 8. Kakao 9. Kopi 10. Kulit dan produk kulit 11. Ikan dan perikanan 12. Batubara. 13. Minyak Atsiri 14. Kayu Manis ( Cinnamon ) Berikut beberapa komoditas Impor yang dibutuhkan Indonesia : 1. Daging sapi 2. Beras. 3. Apel 4. Kain Katun 5. Kedelai 6. Peralatan Elektronik



14



7. Susu Bubuk 8. Anggur 9. Jagung 10. Biji Gandum



C. Perdagangan Internasional di Kamboja 1. Perkembangan Kamboja dalam Perdagangan Internasional di Dunia Kamboja atau Kerajaan Kamboja merupakan suatu negara yang menganut sistm monarki konstitusional. Kamboja berbatasan langsung dengan negara Thailand di sebesah barat, dengan Laos di utara, Vietnam di daerah timur, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Thailand. Negara dengan wilayah seluas 181.035 km persegi ini memiliki populasi penduduk sebanyak 16.245.729 berdasarkan perkiraan sensus penduduk pada tahun 2018. Sama seperti Indonesia. Kamboja juga ini mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Oleh karena itu, sumber daya alam yang dimiliki oleh kedua negara tersebut tidak jauh berbeda.Negara ini memiliki komoditas ekspor yang lebih rendah dibandingkan dengan komoditas impornya. Negara Kamboja adalah negara yang menjadi penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai seluruh Semenanjung Indochina antara abad ke-11 dan 14. Kamboja merupakan negara yang dilintasi oleh Sungai Mekong dan Danau Tonle Sap. Perekonomian Kamboja sempat mengalami penurunan pada masa Republik Demokratik berkuasa. Namun, pada tahun 1990-an, Kamboja mampu menunjukkan kemajuan ekonomi yang membanggakan. Adapun pendapatan per kapita Kamboja meningkat drastis, namun peningkatan ini tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara – negara lain di kawasan ASEAN. PDB negara Kamboja mengalami pertumbuhan sebanyak 5.0% pada tahun 2000 dan 6.3 % pada tahun 2001. Agrikultur masih menjadi andalan utama kehidupan ekonomi masyarakat terutama bagi masyarakat desa. Selain itu, bidang pariwisata dan tekstil di Kamboja juga menjadi bidang andalan dalam perekonomian di negara ini.



15



Seperti negara-negara lainnya di dunia, Kamboja juga telah memiliki persiapan untuk memasuki MEA. Berikut ini merupakan persiapan Kamboja dalam memasuki MEA: 1.



Memuat akro ekonomi kondusif bagi masyarakat pada umumnya.



2.



Memperbaiki iklim investasi, logistik, dan prosedur bea cukai.



3.



Memudahkan pelayanan ekspor bagi UMKM.



4.



Melakukan investasi human kapital.



5.



Mendukung Mutual Recognition Arrangement (MRA) mengenai tenaga kerja professional ASEAN



6.



Sinkronisasi kerja sama Greater Mekong Subregion dengan skema kerja sama lainnya.



2. Komoditi Ekspor Impor Kamboja Berikut beberapa komoditi Ekspor Kamboja 1. Pakaian jadi 2. Alas Kaki 3. Kapas 4. Aluminium 5. Karet



Berikut beberapa komiditi Impor Kamboja 1. Tembakau 2. Tekstil 3. Garmen 4. Pulp dan kertas 5. Farmasi 6. Produk makanan dan minuman



3. Produk dan Jasa Negara Kamboja 1. Padi Kamboja sudah memperkenalkan sejak lama intensifikasi pertanian padi. Pemerintah Kamboja juga sudah membenahi sistem pengairan. Catatan terkini dari



16



pemerintah kamboja menunjukan bahwa selama periode delapan bulan pertama di tahun 2013, ekspor beras Kamboja mencapai angka 236.730 ton. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 107% dari tahun sebelumnya (114.070 ton). Kira-kira ada 72 negara yang mengekspor beras dari Kamboja, beberapa diantaranya yaitu: Polandia, Perancis, Malaysia, Thailand dan RRT. 2. Jagung Statistik pemerintah melaporkan produksi jagung di Kamboja mencapai angka lebih dari 1.2 juta ton. Namun demikian, sejumlah industri dari Kamboja menyangsingkan data produksi ini mengingat total luas lahan pertanian jagung hanya sekitar 200 ha dan penanaman jagung hanya satu kali dalam satu tahun. 3. Getah Karet Getah merupakan tanaman ladang yang paling penting dan juga sebagai bahan ekspor utama bagi negara ini. Daerah penanamannya di sepanjang bukit Cardamon dan di tanah tinggi Annam dekat Kompong Cham. 4. Lada Hitam Lada hitam merupakan salah satu komoditas perdagangan yang penting bagi Kamboja. Lada ditanam di daerah pengunungan Gajah dekat Kampot. 5. Industri Garmen Garmen merupakan salah satu sektor unggulan yang selama ini menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Kamboja. Setiap tahunnya, sektor garmen menyumbangkan 15 – 18% dari GDP Kamboja dan sekitar 65% dari total ekspor Kamboja. 90% produk garmen Kamboja diekspor ke Amerika Serikat dan Uni Eropa. 6. Perikanan Perikanan merupakan sektor penting di Kamboja. Daerah perikanan terpenting ialah Tonselap yang menghasilkan 50% dari jumlah tangkapan ikan. Daerah perikanan lainnya meliputi kawasan pinggir laut di sepanjang Mekong dan cabang – cabangnya,



17



seperti di kawasan di sawah dan paya-paya. Sebagian besar hasil tangkapan ikan di negara ini telah dijadikan bahan ekspor. 7. Pariwisata Angka kunjungan wisatawan asing ke Kamboja terus menunjukan peningkatan. Kunjungan wisatawan rata-rata mencapai 2,5 juta per tahun atau sebesar 10 kali lipat dari jumlah kunjungan wisatawan tahun 1995. Setiap tahunnya, pariwisata mendatangkan sekitar 1,7 milyar USD dan menyerap tenaga kerja hingga 300.000 jiwa. Tujuan wisata utama Kamboja adalah peninggalan bersejarah Angkor Wat yang berada di propinsi Siem Reap. D. Hubungan Perdagangan Bilateral Indonesia-Kamboja Sektor Ekonomi merupakan sektor terpenting bagi setiap negara. Indonesia dan Kamboja telah menjalin kerjasama ekonomi dalam rentang waktu yang lama. Hingga saat ini volume perdagangan diantara kedua negara terus meningkat dari tahun ke tahun. Dibawah ini akan disajikan tingkat volume perdagangan Indonesia dan Kamboja dalam rentang waktu 5 tahun terakhir, dari tahun 2010 sampai kuartal pertama tahun 2015.



Perub. Uraian



2010



2011



2012



2013



2014



2014



2015



(%) 2015/ 2014



TOTAL



222.46 267.45 303.76 330.30 434.51 95.86



PERDAGA 4,90



116.20 21,22



7,10



3,60



5,70



3,80



4,30



2,90



1.068,



545,5



342,5



122



85,5



0



NGAN MIGAS



532,1



-100



70 NON



221.93 266.38 303.21 329.96 434.39 95.77



116.20 21,32



MIGAS



2,80



2,90



8,40



8,10



3,20



18



1,70



8,80



EKSPOR



MIGAS



217.73 259.50 292.19 312.46 415.81 89.38



110.72 23,87



8,40



1,00



1,30



1,10



6,80



7,40



0,10



531,4



1.068,



545,5



342,5



122



85,5



0



-100



70 NON



217.20 258.43 291.64 312.11 415.69 89.30



110.72 23,98



MIGAS



7,00



2,30



5,80



0,10



IMPOR



4.726,



7.956,



11.572 17.844 18.699 6.476, 5.482,



50



10



,30



,70



,90



90



90



MIGAS



0,7



0



0



0



0



0



0



NON



4.725,



7.956,



11.572 17.844 18.699 6.476, 5.482,



MIGAS



80



10



,30



NERACA



213.01 251.54 280.61 294,61 397.11 82.91



PERDAGA 1,90



8,60



,70



4,80



,90



1,90



90



15,35



0 15,35



90 105.23 26,93



4,90



9,00



6,40



9,90



0,50



7,20



1.068,



545,5



342,5



122



85,5



0



NGAN MIGAS



530,8



-100



70 NON



212.48 250.47 280.07 294.27 396.97 82.82



105.23 27,06



MIGAS



1,10



7,20



6,20



3,50



3,90



9,90



5,00



Dapat kita pahami dari data yang ada di atas, bahwa terdapat trend positif dari volume perdagangan antara Indonesia dan Kamboja. Sepertinya kedua negara saling memahami bahwa masing-masing dari mereka merupakan partner yang strategis dalam membangun sektor perekonomian mereka. Maka tidak mengerankan jika selalu terjadi peningkatan volume perdagangan di antara kedua negara. Hal ini patut diapresiasi karena hal ini akan memberikan dampak yang positif bagi sektor perekonomian kedua negara. Pemerintah Kamboja sendiri mengakui bahwa Indonesia memiliki peran yang sangat besar dalam pembangunan Kamboja. Peran ini dibuktikan Indonesia dalam pemberian berbagai pelatihan teknis serta penawaran beasiswa bagi sumber daya manusia Kamboja. Selain itu, pemerintah Kamboja juga menyatakan bahwa Indonesia telah berkontribusi besar terhadap pengentasan kemiskinan yang ada di Kamboja. Tercatat sejak tahun 1990 sampai dengan tahun 2010 pemerintah Kamboja telah



19



berhasil menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 30%. Mungkin tanpa dukungan Indonesia, Kamboja tidak akan mampu melakukan hal tersebut. Perlu diketahui bahwa Kamboja memiliki 4 sektor yang menjadi tumpuan utama bagi pertumbuhan ekonomi mereka. Sektor tersebut yaitu garmen, properti, pariwisata, dan pertanian. Akan tetapi, sektor utama yang menjadi fokus kerjasama perdagangan kedua negara adalah sektor pertanian dan pariwisata. Untuk sektor pertanian sendiri, pada tahun 2010 pemerintah Kamboja menawarkan investasi kepada para pengusaha Indonesia untuk membangun gudang serta tempat penggilingan padi. Hal ini ditujukan untuk lebih meningkatkan lagi ekspor beras Kamboja ke Indonesia. Dalam sektor pariwisata sendiri, Indonesia dan Kamboja telah menandatangani kesepakatan bebas visa bagi para turis kedua negara yang telah ditandatangani pada bulan Juni 2010. Kesepakatan bebas visa yang ditandatangani oleh kedua negara ini memiliki nilai yang sangat strategis. Kestrategisan nilai dari bebas visa itu sendiri diestimasikan akan terjadi peningkatan volume kunjungan turis dari kedua negara tersebut. Secara tidak langsung hal ini akan memberikan efek yang positif terhadap peningkatan ekonomi bagi kedua negara. Kedatangan turis secara tidak langsung akan memberikan stimulus bagi wiraswasta lokal untuk menawarkan produk unggulan negeri mereka. Hal ini akan mempengaruhi penduduk lokal untuk melakukan hal yang sama, yaitu ikut berwiraswasta karena melihat adanya prospek ekonomi yang sangat luas dan besar akibat dari terjadinya peningkatan kunjungan turis antar kedua negara.



20



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Dengan berbagai keuntungan/manfaat yang diperoleh melalui perdagangan antarnegara, setiap negara akan berubah membuka hubungan dagang dengan negara lain. Tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak menyelenggarakan perdagangan dengan negara lain. Tentu saja hal ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan. Indonesia dan Kamboja telah menjalin kerjasama ekonomi dalam rentang waktu yang lama. Hingga saat ini volume perdagangan diantara kedua negara terus meningkat dari tahun ke tahun. Dibawah ini akan disajikan tingkat volume perdagangan Indonesia dan Kamboja dalam rentang waktu 5 tahun terakhir, dari tahun 2010 sampai kuartal pertama tahun 2015.



B. Saran Demikian makalah yang dapat penulis sajikan semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang bermanfaat bagi kita. Penulis membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Penulis mengambil referensi pembahasan dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan maka pemakalah menyarankan untuk mencari informasi dan referensi yang lebih baik. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.



21



DAFTAR PUSTAKA



Bian Ade Wiratno, Peran Ekspor Impor dalam Perdagangan Internasional Era Milenial, diakses dari https://www.kompasiana.com/bianadew/5c2ce4666ddcae01c23ae722/peranan-eksporimpor-dalam-perdagangan-internasional-di-era-milenial?page=2



,pada



tanggal



19



September 2019



Sekretariat Nasional Asean, Kamboja, diakses dari http://setnas-asean.id/potensi-danpeluang-bisnis/read/kamboja , pada tanggal 19 September 2019



Misterexportir, Komoditas Ekspor Impor Kamboja, diakses dari https://misterexportir.com/komoditas-ekspor-impor-kamboja/



pada



tanggal



19



September 2019



Muhammad Darmawan, Kerjasama Indonesia dan Kamboja, diakses dari https://www.academia.edu/25240107/KERJASAMA_INDONESIA_and_KAMBOJA_ PERIODE_2005-2015 , pada tanggal 19 September 2019



22