Perencanaan Pelabuhan  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERENCANAAN PELABUHAN Rencanakan pelabuhan laut yang terletak dilokasi sesuai peta. I. PENENTUAN LOKASI PELABUHAN Ditetapkan dengan memperhatikan : a. Arah Angin b. Keadaan Tinggi Gelombang c. Perbedaan Pasang Surut d. Kemungkinan Perluasan e. Luas Daerah Didepannya Untuk Memutar Kapal f. Keamanan Terhadap Kebakaran g. Strategi a. Arah Angin . Dalam perencanaan ini diasumsikan angin bersesuaian dengan Skala Banford tingkat 8 ( hal 25 PELABUHAN oleh Abdul Mutalib ) dengan : - arah Angin



: 35˚



- durasi



: 1.5 jam



- Kecepatan



: 18 m/s = 35 Knots



b. Keadaan Tinggi Gelombang. Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan kapal tidak melakukan bongkar muat. Gelombang dapat terjadi karena perimbangan air yang berubah disebabkan karena antara lain : -



Gerakan Kapal



-



Gempa Bumi



-



Letusan Gunung Berapi



-



Tiupan Angin



Gelombang yang disebabkan oleh tiupan angin sangat penting untuk diketahui agar dalam kolam pelabuhan dapat diusahakan air berada dalam kondisi tenang. Tinggi gelombang yang terjadi dalam kolam diisyaratkan melebihi 30 cm atau tergantung Stevie Andrean 100211060



Page 1



PERENCANAAN PELABUHAN kapal yang berlabuh. Berikut ini adalah table kriteria besar gelombang yang cukup agar suatu jenis kapal dapat melakukan bongkar muat dengan aman.



Ukuran Kapal



Ukuran Tinggi Gelombang



1000 DWT



Maks 0,2 m



1000 – 3000 DWT



Maks 0,6 m



3000 – 15000 DWT



Maks 0,8 m



Kapal 120/120 (Roll On Roll Off)



Maks 0,2 m



Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik K dalam kolam pelabuhan dapat juga dihitung dengan rumus (formula Stevenson). Hk = H [



b b  0,027 4 D (1  )] B B



(Pers 2.1 Hal 41 “ Pelabuhan “ Dr. Ir. Bambang Triatmojo) Dimana : Hk = Tinggi Gelombang pada setiap titik K dalam kolam



pelabuhan



(m) H=



Tinggi gelombang pada suatu pintu masuk (m)



b =



lebar pintu masuk (m)



B = D =



lebar kolam pada titik K dalam pelabuhan (m) Jarak dari pintu masuk sampai ke titik K (m)



Bila ternyata dalam perhitungan Hk > Hijin = 0,2 m, maka perlu dipasang “Break Water” agar air dalam kolam pelabuhan lebih tenang. Break Water dipengaruhi oleh ombak, berupa : o Gaya tekan hidrostatik, yang besarnya tergantung dari naik dan turunnya ombak. o Gaya tekan dinamis, yang menjelma dengan pecahnya ombak.



Stevie Andrean 100211060



Page 2



PERENCANAAN PELABUHAN



c. Perbedaan Pasang Surut. Terjadinya pasang surut disebabkan oleh gaya tarik pergerakan deklinasi dari bendabenda angkasa dari suatu sistem tata surya. Akibat terjadinya pasang surut ini, terjadi ketidak-tetapan ketinggian muka air terhadap suatu posisi di daratan. Dalam menentukan lokasi perlabuhan perlu diperhatikan pasang surutnya karena dapat merusak break water.



d. Kemungkinan Perluasan Pelabuhan. Dalam merencanakan suatu pelabuhan, maka kemungkinan perluasan pelabuhan perlu dipikirkan untuk rencana jangka panjang, apalagi kalau yang direncanakan adalah pelabuhan umum. Perlu diperhatikan tersedianya ruang untuk : -



Perencanaan Dermaga



-



Penambahan Bangunan-Bangunan Kecil



-



Perluasan Pelabuhan



-



Kemungkinan Pembangunan Dock untuk Perbaikan, Perawatan untuk Pembuatan Kapal



-



dll.



e. Luas Daerah Perairan ( Di muka ) Untuk Memutar Kapal. Diperlukan areal dengan jari-jari minimum R = 1.5 L dimana L = panjang kapal. Misalnya dalam perencanaan tugas ini, dipakai ukuran kapal yang terbesar, yaitu 30.000 DWT, dimana L = 237 m (Tabel Karakteristik Kapal Hal 21 “Pelabuhan”, Ir Bambang Triatmojo).



Stevie Andrean 100211060



Page 3



PERENCANAAN PELABUHAN



f. Keamanan Terhadap Kebakaran. Dalam perencanaan pelabuhan, kemungkinan kebakaran harus dihindari antara lain dengan menempatkan unit-unit kebakaran pada tempat tempat yang diperkirakan mudah terbakar.



g. Strategi. Pada perencanan pelabuhan, tidak hanya diperlukan strategi ekonomi, tapi perlu pula strategi pertahanan dan keamanan . Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kita dapat membuat beberapa sketsa rencana penempatan pelabuhan yang tepat dan mendekati sempurna. Perlu pula diperhatikan jaringan lalu lintas yang sudah ada agar tidak terganggu. h. Pemeriksaan Keadaan Tanah Pemeriksaan keadaan tanah sangat penting, terutama untuk keperluan : o Perencanaan konstruksi pondasi o Penentuan jenis kapal keruk yang dipakai Cara-cara yang digunakan untuk pemeriksaan keadaan tanah antara lain dengan pengeboran (Boring) atau pun Sondir yang dilakukan pada tempat -tempat tertentu. Dengan demikian dapat diketahui keadaan tanah dasar termasuk jenis tanah serta sifat tanah dan lapisan - lapisannya.



Stevie Andrean 100211060



Page 4



PERENCANAAN PELABUHAN



II. PERHITUNGAN GELOMBANG Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak diperoleh. Untuk itu diperlukan menghitung “fetch efektif” guna memperoleh data tsb. Fetch adalah jarak antara terjadinya angin sampai lokasi gelombang tersebut. Dengan diperolehnya fetch efektif, ditambah data mengenai kecepatan angin berhembus, maka dapat diketahui tinggi gelombang pada lokasi pelabuhan, dengan menggunakan grafik (dilampirkan). Cara perhitungan fetch efektif yaitu : a) Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik garis lurus yang sejajar arah angin yang ada. b) Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan : o Garis tersebut akan mengenai daratan o Garis tersebut tidak akan mengenai daratan c) Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45˚ dengan garis sejajar arah angin tersebut, kearah kiri dan kanan. d) Sudut 45˚ tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang sudutnya 5˚ sehingga terdapat beberapa garis lurus. e) Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung seberang yang berpotongan tegak lurus dari arah angin. f) Hitung cosinus sudut tersebut. g) Buat dalam bentuk table.



Catatan : 



Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengena daratan maka arah angin akan kembali.







Garis yang tidak mengenai daratan adalah garis dimana jika tidak mengena daratan maka arah angin akan terus.



Stevie Andrean 100211060



Page 5



PERENCANAAN PELABUHAN Data Kapal Passenger



30000 GT



L=230m



Cargo



30000 DWT



L=186m



Container



30000 DWT



L=237m



R = 1,5 l (diambil L terbesar) = 1,5 x 237m = 355.5 m D = 2R = 2 x 355.5 =711 m



Perhitungan Tinggi Gelombang (Ho) Tabel Menghitung Fetch Efektif No



Sudut



Cosα



Ri (cm)



Ri Cos α (cm)



1



45



0.70710678



16.7



11.80868325



2



40



0.76604444



17.6



13.4823822



3



35



0.81915204



19.2



15.72771925



4



30



0.8660254



21



18.18653348



5



25



0.90630779



23.2



21.02634066



6



20



0.93969262



23.4



21.98880733



7



15



0.96592583



22



21.25036818



8



10



0.98480775



21.2



20.87792436



9



5



0.9961947



20.6



20.52161078



10



0



1



20



20



11



5



0.9961947



19.8



19.72465502



12



10



0.98480775



19.6



19.30223196



13



15



0.96592583



19.7



19.02873878



14



20



0.93969262



19.9



18.69988315



15



25



0.90630779



20.3



18.39804808



16



30



0.8660254



20.8



18.0133284



17



35



0.81915204



21.6



17.69368416



Stevie Andrean 100211060



Page 6



PERENCANAAN PELABUHAN 18



40



0.76604444



22.7



17.38920886



19



45



0.70710678



14.7



10.39446968



16.9025147



Fetch Effektif =



 R1.Cos  Cos



=



343.5146176



343 .514 = 20.32 cm 16 ,90



Fetch Effektif = 20.32 x skala peta = 20.32 x 11000 = 223520 cm = 2.352 Km UL = 18 m



s



UA = 0,71 Uw1,23



RL =



UW UL



(Sumber :“Pelabuhan” Bambang Triatmojo pers.3.30, Hal 99)



(Sumber :“Pelabuhan” Bambang Triatmojo, Hal 100)



Dari Gambar 3.25 (“Pelabuhan” Bambang Triatmojo Hal 100) diperoleh : Untuk UL = 18 m



U



W s maka RL = U L = 0.94



UW = RL * UL = 0.94 * 18 = 16.92 m



s



UA = 0,71 Uw1,23 = 0,71 (16.92)1,23 = 23.02 m



Ket :



s



UL



:



kecepatan angin di darat (m/s)



UA



:



faktor tegangan angin



UW



:



kecepatan angin di laut (m/s)



RL



:



perbandingan antara kecepatan angin di laut dan di darat



Stevie Andrean 100211060



Page 7



PERENCANAAN PELABUHAN Berdasarkan UA dan Fetch Efektif , perhitungan Ho dan T berdasarkan data UA dan fetch efektif dapat dihitung dengan menggunakan grafik peramalan gelombang (Gambar 3.27 “Pelabuhan” Ir. Bambang Triatmojo Hal 102) yaitu : Untuk UA =23.02 m



s



dan Fetch Efektif = 2.352 Km, diperoleh :



 Tinggi Gelombang (Ho) = 0.55 m  Periode



(T)



= 2.55 second



Berdasarkan UA dan Durasi, perhitungan Ho dan T bisa juga berdasarkan data UA dan durasi dengan menggunakan grafik yang sama, yaitu : Untuk UA =23.02 m



s



dan durasi 1.5 jam, diperoleh :



 Tinggi Gelombang (Ho) = 1.2 m  Periode



(T)



= 3.85 second



Dari data diatas diambil nilai terkecil namun dalam hitungan digunakan data yang didapat berdasarkan UA dan Durasi, yaitu :  Tinggi Gelombang (Ho) = 1.2 m  Periode



(T)



= 3.85 second



Dalam perencanaan pelabuhan, kapal yang di gunakan adalah KONTAINER, yaitu 30.000 DWT. Dari Tabel 7.1 ( “Pelabuhan” Soedjono Kramadibrata, Hal 131 ), Untuk ukuran kapal 30.000 DWT, tinggi gelombang maksimum (H ijin) = 0.8 m.



Ho = 1.2 m < HIZIN = 0.8 m



Maka lokasi pelabuhan memerlukan pemasangan Break Water



Stevie Andrean 100211060



Page 8



PERENCANAAN PELABUHAN



Tinggi Gelombang Pecah Ho = 1.2 m T



= 3.85 second



Panjang Gelombang (Lo) = Kelandaian (m) =



gT 2 9,81 x(3.85 ) 2 = = 23.15 m 2 x(3,14 ) 2



Kedalaman Laut pada Kontur terluar dan Pantai Jarak Kontur dari Darat



Dari data diperoleh : Kedalaman Laut



= 20 m



Jarak Kontur dari darat Maka : m =



20 = 0,028 ≈ 0,03 711



Ho gT



= 711 m



2



=



1.2 = 0,00825 9.81x3.852



Dari grafik diperoleh :



Ho gT



2



=



1.2 = 0,00825 9.81x3.852



HB = 1.02 Ho H B = Ho x (1.02) = 1.224 m Jadi, tinggi gelombang pecah = 1.224 m HB 1.224 = = 0,008417 2 gT 9.81 x (3.85 ) 2



Dari Grafik diperoleh : untuk Maka :



HB = 0,008417 dan m = 0,03 gT 2



db = 1.2 Hb



db = Hb .(1.2) = 1.224. (1.2) = 1.4688 m (kedalaman gel.pecah)



Stevie Andrean 100211060



Page 9



PERENCANAAN PELABUHAN



Energi Gelombang E = =



 .g .Ho 2



Dimana :



8 (1000 ).( 9.81).(1.2) 2 8



E = 1765.8 Kg



det 2



E



= Energi rata-rata (



)



Ρ



= kerapatan massa (



) – air laut



g



= percepatan gravitasi (



)



Ho = Tinggi Gelombang (m)



Perencanaan Break Water  Pengertian Break Water Break Water adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang.  Macam dan Tipe Break Water 



Break water yang dihubungan dengan pantai







Break water lepas pantai



Pemecah gelombang terdiri atas tiga tipe, yaitu : a. Pemecah gelombang sisi miring b. Pemecah gelombang sisi tegak c. Pemecah gelombang campuran



Perencanaan break water sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi oleh lapisan pelindung (armour) berupa batu besar atau beton dengan bentuk tertentu. Beton dan batu buatan terdiri dari : a. Tetrapod, mempunyai empat kaki yang berbentuk kerucut terpancung b. Tribar, mempunyai tiga kaki yang saling dihubungkan dengan lengan. c. Ouddripod, mempunyai bentuk mirip tetrapod tetapi sumbu-sumbu dari ketiga kakinya berada pada bidang datar. Stevie Andrean 100211060



Page 10



PERENCANAAN PELABUHAN d. Dolos, terdiri dari dua kaki saling silang menyilang dan dihubungkan dengan lengan.



Perancanaan break water dengan sisi miring mempunyai keuntungan : a. Elevasi puncak bangunan rendah b. Gelombang refleksi kecil c. Kerusakan berangsur-angsur d. Perbaikan murah e. Harga murah



Dalam perencanaan break water, dipilih model “Rubber Mound”



LWSmax



Tetrapods



Batu Alam



LWSmin



Batu Alam



Batu Alam



Pemecah gelombang sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi oleh lapis pelindung berupa batu besar atau batu dengan bentuk tertentu. Beton atau batu buatan ini berupa tetrapod, tribar, heksapod, dolor, dsb.



o



Penentuan Elevasi Puncak o Ho = 1.2 m o T



= 3.85 secon



Stevie Andrean 100211060



Page 11



PERENCANAAN PELABUHAN o Panjang Gelombang (Lo) = o Bilangan Irribaren =



gT 2 9,81 x(3.85 ) 2 = = 23.15 m 2 x(3,14 ) 2



Tg 



H / Lo 



0.5







Tg 33 .69



1.2 / 23 .15 0.5



 2.928 m



o Plot ke grafik



Stevie Andrean 100211060



Page 12



PERENCANAAN PELABUHAN



o Plot ke grafik didapatkan nilai



Ru  0.85 H



o Nilai runup = Ru = 0.85 x H = 0.85 x 1.2 = 1.02



Elevasi Break Water dengan memperhitungkan tinggi kebebasan 0.5 m = HWL + Ru + Tinggi Kebebasan = 3.97 + 1.02 + 0.5 =5.49 m Free Board (Jagaan ) = ½ x Tinggi Gelombang = ½ x 1.2 = 0.6 m Elevasi crest sesudah ditambah freeboard = 5.49 + 0.6 = 6.09 m Kedalaman breakwater diambil kedalaman pada ujung kolam pelabuhan yang direncakan sedalam 20 m Tinggi Break Water = Kedalaman Break Water + Elevasi Crest = 20 + 6.09 = 26.09 m = 27 m



o



Menentukan Berat Dari Unit Armour. Rumus Hudson :



W







r. H3



K D Sr  1 .Ctg  3



Dimana : W = Berat Unit Armour γr = Specific Weight dari Unit Armour H = Tinggi Gelombang (ft) KD = Damage Cooficient Sr = Specific Grafity dari Unit Armour α = Sudut kemiringan Break Water γw= Specifik Weight Air laut (Lbs/cuft)



Diketahui : Syarat pembuatan Break Water terpenuhi, yaitu : Ho > H iijin = 1.2 m > 0.8 m Stevie Andrean 100211060



Page 13



PERENCANAAN PELABUHAN  γr batu alam = 2.65 ton/m3  γr tetrapod = 2.4 ton/m3  γw



= 1.03 ton/m3



 Sr



= 2.65/1.03 = 2.57 (Batu Pecah), 2.33 (Batu Pecah)



 H = 1.2  θ



= 1,5 dan KA (lapis lindung) = 1,04 (tetrapod) & 1,15 (batu alam)



 KD



= 8 (Tetrapod) , 4 (Batu Pecah)



Berat Unit Armour (Lapis Pelindung) Lapisan I (Tetrapods) :



2.4 x1.2 3 W = = 0.146ton 8 x(2,33  1) 3 x1,5 W1 = 0.146 x Fk = 0.146 x 1.5 = 0.2203 ton W1 = 220.03 Kg Lapisan I (Batu Pecah) : W =



2.65x1.2 3 = 0.193 ton 4 x(2,57  1) 3 x1,5



W1 = 0.193 x Fk = 0.193 x 1.5 = 0.2902 ton W1 = 290.2 Kg W1 = W1t + W1b = 0.146 + 0.2203 =0.3663 ton Lapisan II W2 =



W 1 0.3663 = =0.03663 ton 10 10



W2 = 36.63 Kg Lapisan III : W3 =



W 1 0.3663 = = 0.0006105 600 600



W3 = 0.6105 Kg



Stevie Andrean 100211060



Page 14



PERENCANAAN PELABUHAN



o



Menentukan Lebar Crest. B = n . KA . ( W/ γr ) 1/3 n = jumlah unit armour (diketahui 3 lapis) Lapis I



: B1 = 3 . 1.04 . (0.3663 / 2.4)1/3 /2 + 3 . 1.15 . (0.3663 / 2.65)1/3 /2 = 1.725 = 1.8



m Lapis II : B2 = 3 . 1.15 . (0.03663 / 2.65)1/3 = 0.827 m = 0.9 m Lapis III : B3 = 3 . 1,15 . (0.0006105 / 2.65)1/3 = 0.211 m = 0.3 m



o



Menentukan Tebal Lapisan Armour. T = m . KA ( W/ γr ) 1/3 m = Jumlah armour -1 = n – 1 = 2 Lapis I : T1 = (2 . 1.04 (0.3663/2.4)1/3 + 2 . 1.15 (0.3663/2.65)1/3 )/2 = 1.14 m Lapis II : T2 = 2 . 1.15 (0.03663/ 2.65)1/3 = 0.55198 m



o



Menghitung Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Break Water. Cotg θ = 1,5



1 = 1,5 tg ( )



tg θ = 0,6667 maka θ = 33,69˚ Lebar Dasar Break Water :



B



Stevie Andrean 100211060



Page 15



PERENCANAAN PELABUHAN B = =



(2).T .BreakWater + Lebar Crest Lapis I tg.(33,69 ) o (2) x 27 ) + 1.8 m tg (33,69 ) o



= 82.8 m = 83 m  a = Tinggi Break Water - t1 – t2 = 27 – 1.14 – 0.55198 = 25.3 m  b=



a 25 .3 = = 37.95 m tg ( ) tg (33,69 )



 c = (a) 2  (b) 2 =  d=



0.9  0.3 = 0.3 m 2



(d ) 2  (t 2) 2 = (0.3) 2  (0.55198) 2 = 0.628 m



 e=  f =



1.8  0.9 = 0.45 m 2



 g = ( f ) 2  (t1) 2  h=



(0.45) 2  (1.14) 2 = 1.22 m



(1,5 xH )  ( Elevasicrest  freeboard ) (1.5.x1.2)  (6.09 ) = = 14.223 m sin(33,69 ) o sin(33,69 ) o



 i = f + (  j =



(25.3) 2  (37.95) 2 = 45.61 m



1.14 t1 ) = 0.45 + = 2.16 m tg ( ) tg (33 .69 )



6.78 (1,5 xH )  ( Elevasicrest  freeboard )  t1 = = 12.22 m o sin(33 .69 ) sin(33,69 )



 k= d + (  l = (



0.55198 t2 ) = 0.3 + ( ) = 1.127 m tg ( ) tg (33 .69 )



B  LebarcrestLap.3 83  0.3 )–b=( ) – 37.95 2 2



= 3.4 m



Stevie Andrean 100211060



Page 16



PERENCANAAN PELABUHAN  m



=



6.09  1.2  1.14 ( ElevasCrest  Freeboard )  H  t1 = sin(33 .69 ) sin 



= 11.08 m  n=



6.09  1.2 ( ElevasCrest  Freeboard )  H = sin(33 .69 ) sin 



= 13.14 m  o= (



TinggiBreakWater 27 )–n =( ) – 13.14 sin 33.69 sin 33.69



= 35.53 m



Gaya-gaya yang bekerja pada break water adalah :



a. Akibat Beban Sendiri Break Water. Menghitung Berat Sendiri Break Water :



- Lapisan I (Tetrapod + Batu Alam) Luas = A1 + A2 + A3 A1 = (Lebar Crest Lap 1 + Lebar Crest Lap 2 + 2 x I x t1/2 = = ( 1.8 + 0.9 + 2 x 2.16 x 1.14/2) = 5.16 m2 A2 = ( A1 ( I x sin 33.69) = ( 5.16 x 2.16 x Sin 33.69) = 6.18 m2 A3 = m ( I x sin 33.69 ) = 11.08 ( 2.16 x sin 33.69) = 13.27 m2 Luas Total = 5.16 + 6.18 + 13.27 = 24.61 m2



Berat = 24.61 m² / 2 x (2.4 + 2.65) ton/m³ = 62.14 t/m



Stevie Andrean 100211060



Page 17



PERENCANAAN PELABUHAN - Lapisan II Batu Alam Luas = B1 + B2 + B3 + B4 + B5 B1 = (Lebar Crest Lap 2 + Lebar Crest Lap 3 + 2 x k x t2/2 = = ( 0.9 + 0.3 + 2 x 1.127 x 0.55198/2) = 1.822 m2 B2 = ( Elevasi crest + freeboard)-t2-t1+(lebar crest lap 1 x 1/sin 33.69 x e)) = ( 6.09 – 0.55198 – 1.14 +( 1.8/Sin 33.69 x 0.628) = 6.43 m2 B3 = ( 1.157 x (( Elevasi Crest + FreeBoard + H)-(t1+t2))/sin 33.69) = 1.157 x 10.14 = 11.735 m2 B4 = ( n + o – h) ( l x sin 33.69) = (13.14 +35.53 – 14.223 ) x (3.4 x sin 33.69) = 64.96 m2 B5 = ( O x (l x sin 33.69 ) = 35.53 x ( 3.4 x sin 33.69) = 67.008 m2 Berat Total = 1.822 + 6.43 + 11.735 + 64.96 + 67.008 = 151.955 m2 Berat = 151.955 m² x (2.65) ton/m³ = 402.68 ton/m3



- Lapisan III Batu Alam Luas = [ (B-(2xl)+LebarCrest Lap 3 )]x a/2 = [((83-(2 x 3.4)) + 0.3]x



25.3 2



= 967.725 m² Berat = 967.725 m² x (2.65) ton/m³ = 2564.47 t/m Jadi, Gaya Akibat Berat Sendiri Break Water : Σ W



= W1 + W2 + W3 = 62.14 t/m + 402.68 t/m + 2564.47 t/m = 3029.29 t/m



Untuk jalur selebar 1 m , Total Berat Break Water : Σ W = 3029.29 t



Stevie Andrean 100211060



Page 18



PERENCANAAN PELABUHAN b. Akibat Beban Gempa Koofisien gempa diambil koofisien terkecil dari koofisien gempa = 0.3 Jadi, Beban gempa = 0.3 x 3029.29 t/m = 908.787 ton/m



Jadi, sepanjang 1 m = 908.757 ton



c. Akibat Angin Fw = W . A . K dimana



W = tekanan angin = c.v2 c = koef. Angin = 0,00256 v = kec. Angin = 18 m/s = 35 Knots A = luas penampang Break Water K = 1,3 (factor keamanan)



Tekanan Angin (W) = cv² = (0,00256) x (35)² = 3.136 1.8 X1



α X2



x1 = (Elevasi Crest + freeboard) – H = 6.09 – 1.2 = 4.89 m x2 =



x1 4.89 = = 7.33 m tg tg 33 .69



A



=



1 1 (Lebar Crest Lap 1 +( Lebar Crest Lap 1 + 2 x X2))x X1) = (1.8 + (1.8 + 2 x x2))x 2 2



=



1 (1.8 + (1.8 + 2 . (7.33)) . 4.89 = 44.64 m² 2



x1



Fw = 3.136 x 44.64 x 1.5 = 210.01 t/m Stevie Andrean 100211060



Page 19



PERENCANAAN PELABUHAN Jadi, Total Gaya Vertikal : Σ V = Akibat Berat Sendiri Break Water = 3029.29 t/m



Total Gaya Horizontal : Σ H = Akibat Beban Gempa + Beban Angin = 908.757 ton/m + 210.01 t/m = 1118.77 t/m Kontrol Stabilitas Break Water. a. Terhadap Geser Syarat :



 V . tan  H



≥ 1,5



3029.29 x tan 33.69 1118.77



1.805



≥ ≥



1,5 1,5 . . . . . OK !!



b. Terhadap Guling Syarat :



M lawan



guling



M guling



> 2



Gaya Gempa + Angin dianggap bekerja pada tengah break water.



M guling ΣH



6.09 m



ΣV



83 m



»



125715.535 3406.65



= 36.90 > 2



= ΣH . (6.09/2) = 1118.77 x 3.045 = 3406.65 ton m



M lawan guling = ΣV . (83/2) = 3029.29 x 41.5 = 125715.535 ton m . . . . . OK!!



c. Terhadap Eksentrisitas Syarat |e| < ē Stevie Andrean 100211060



Page 20



PERENCANAAN PELABUHAN ē = 1/6 . B = 1/6 . (83) = 13.83 m |e| = B/2 - x 



x



M netto M lawan guling  M guling 125715 .535  3406 .65    40 .37 m V V 3029 .29



|e| = (



83 ) - 40.37 = 1.13 m 2



|e| = 1.13 m < ē = 13.83 m ….. OK! Kesimpulan : Dari kontrol stabilitas break water terhadap geser , guling , eksentrisitas ternyata break water tersebut cukup aman !!



Stevie Andrean 100211060



Page 21



PERENCANAAN PELABUHAN



REFRAKSI, DIFRAKSI, DAN REFLEKSI GELOMBANG 1)



Refraksi Gelombang Refraksi terjadi karena adanya pengaruh penambahan kedalaman laut. Didaerah dimana kedalaman air lebih besar dari setengah panjang gelombang, yaitu di laut dalam. Gelombang menjalar tanpa dipengaruhi dasar laut. Tetapi di laut transisi dan dangkal, dasar laut mempengaruhi gelombang. Di daerah ini apabila ditinjau suatu garis puncak gelombang yang berada di air yang lebih dangkal akan menjalar dengan kecepatan yang lebih kecil dari pada bagian air yang lebih dalam. Akibatnya garis puncak gelombang akan membelok dan berusaha sejajar dengan garis kedalaman laut. Garis orthogonal gelombang yaitu gais yang tegak lurus



dengan garis puncak



gelombang dan menunjukan arah penjalaran gelombang, juga akan membelok dan berusaha untuk menuju tegak lurus dengan garis kontur dasar laut.



2)



Difraksi Gelombang Apabila gelombang datang terhalang oleh suatu rintangan, seperti pemecah gelombang atau pulau maka gelombang tersebut akan membelok disekitar ujung rintangan dan masuk di daerah terlindung dibelakangnya. Dalam difraksi gelombang ini terjadi transfer energi dalam arah tegak lurus penjalaran gelombang menuju daerh terlindung. Apabila tidak terjadi difraksi daerah belakang rintangan akan tenang. Tetapi karena proses difraksi maka daerah tersebut terpengaruh oleh gelombang datang, transfer energi ke daerah belakang rintangan menyebabkan terbentuknya gelombang di daerah tersebut. Meskipun tidak sebesar diluar daerah terlindung.



3)



Refleksi Gelombang Gelombang yang membentur atau mengenai suatu bangunan akan dipantulkan sebagian atau seluruhnya. Refleksi gelombang di dalam pelabuhan akan menyebabkan ketidaktenangan di dalam perairan pelabuhan. Fluktuasi muka air ini akan



Stevie Andrean 100211060



Page 22



PERENCANAAN PELABUHAN menyebabkan gerakan kapal yang dihambat dan dapat menimbulkan tegangan yang besar pada tali penambat. Untuk mendapatkan ketenangan di kolam maka bangunanbangunan yang ada di pelabuhan harus bias menyerap / menghancurkan gelombang. Suatu bangunan yang mempunyai sisi miring dan terbuat dari kumpulan batu akan bisa menyerap energi gelombang lebih banyak disbanding bangunan tegak.



Perhitungan Difraksi, Refraksi, dan Refleksi 



Refraksi Gelombang Diketahui : -



Tinggi gelombang



= 1.2 m



-



Periode Gelombang



= 3.85 detik



-



Arah Gelombang



= 35˚



Arah datang gelombang pada salah satu titik misalnya : 3 m Lo = 1.56 .(3.85)² = 23.1231 m Co =



Lo 23.1231 = = 6.006 m s T 3.85



d 3 = = 0.129 Lo 23.1231



Untuk nilai



d diatas dari table A-1 didapat : Lo



d = 0.129 Lo



c



=



3 = 18.101 m 0.16573



L 18.101 = = 4.701 m s 3.85 T



sin a1 = ( a1



L=



C1 4.701 ) sin ao = x sin 35˚ Co 6.006



= 24.177˚



Jadi, koofisien refraksi : Kr =



Cos(ao ) = Cos(a1 )



Stevie Andrean 100211060



Cos350 = 0.9475 Cos24.1770



Page 23



PERENCANAAN PELABUHAN 



Difraksi Gelombang Jarak Break Water ke titik yang ditinjau, misalnya = 700 m Lo = 1.56 T² d 20 = = 0.864 m Lo 23.1231



= 1.56 (3.85)² = 23.1231



Misalnya : kedalaman air dibelakang break water = 20 m Maka dari table A-1 diperoleh : d = 0.86003 L



L=



20 = 23.25 m 0.86003



Jarak ke titik A ke ujung rintangan : r = 700 m 700 r r = = 30.10 = gunakan nilai terbesar yaitu = 10 L 23.25 L



Dengan menggunakan table 3.5 untuk nilai



r = 10 = 10 L



Didapat θ = 125˚ dan β = 30˚ , sehingga koofisien refraksi k’ = 0.06 



Refleksi Gelombang x =



Hr Hi



dimana :



Hr = Tinggi Gelombang refleksi Hi = Tinggi Gelombang datang = 1.2 m x = koofisien refleksi = 0.06



Hr = x. Hi = 0.06 . 1.2 m = 0.072 m Tipe Bangunan



X



Dinding vertical dengan puncak diatas air



0,7 – 1,0



Dinding vertical dengan puncak terendam



0,5 – 0,7



Tumpukan batu sisi miring



0,3 – 0,6



Tumpukan blok beton



0,3 – 0,6



Bangunan vertical dengan peredam energi



0,05 – 0,2



Stevie Andrean 100211060



Page 24



PERENCANAAN PELABUHAN PERENCANAAN DIMENSI TAMBATAN (BERTHING) DAN KONSTRUKSI LAINNYA Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan adalah :







-



Passenger



: Volume = 30.000



GT



-



Cargo



: Volume = 30.000 DWT



-



Container



: Volume = 30.000 DWT



Rencana Kedalaman Perairan Disesuaikan dengan kapal yang akan menggunakan pelabuhan tersebut. Kedalaman pelabuhan ditetapkan berdasarkan Full Load Draft (max draft) dari kapal yang tertambat dengan jarak aman / ruang bebas sebesar 0,8 m sampai 1 m dibawah luas kapal. Taraf dermaga ditetapkan antara 0,5 – 1,5 diatas muka air pasang sesuai dengan besarnya kapal.



1.



Container 30.000 DWT Panjang



= 237 m



Lebar



= 30.7 m



Sarat



= 11.6 m



Clearance ( Ruang bebas) = 1 m Pasang surut = (HWS – LWS) = 3.97 – 1.55 = 2.42 m Kedalaman perairan : h = tinggi kapal (sarat) + clearance + pasang surut + 1/3 ombak = 11.6 + 1 + 2.42 + 1/3.(1.2) = 14.42 Jadi : Untuk kedalaman perairan diambil yang terbesar = 14.42 m Untuk tinggi dermaga rencana = 14.42 m + Freeboard = (14.42 + 0.6)m = 15.02 m = 16 m Stevie Andrean 100211060



Page 25



PERENCANAAN PELABUHAN Dermaga



Free Board 0.6 m



Muka air rencana Sarat kapal (draft) 11.6 m



H = 16 m



Gerak vertikal akibat : Beda pasang surut : 2.42 m Gelombang : 1/3 * 1,2 = 0,4 Clearance (1) m



Elevasi Pengerukan Alur



Rencana Tambatan / Panjang Dermaga Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan adalah : -



Passenger



: 30.000 GT



-



Cargo



: 30.000 DWT



-



Container



: 30.000 DWT



Rumus untuk menghitung oanjang dermaga adalah sbb :



d = n x L + (n-1) x 50 + 2 x 50 Dimana : n L 50



= jumlah tambatan = panjang kapal L



50



L



50



L



50



d Sumber :Pelabuhan Bambang Triadmojo, hal 166-167



Stevie Andrean 100211060



Page 26



PERENCANAAN PELABUHAN I. Tambatan PASSENGER. Tonnage kapal yang diramalkan adalah 600.000 orang /tahun. Perhitungan jumlah tambatan yang dilakukan dengan cara analitis, dengan asumsi : -



jumlah kapal perkapal



-



jumlah kapal yang berkunjung pertahun =



-



jumlah kapal perhari =



600000 =20 buah 30000



20 = 0.05 ≈ 1 kapal /hari 365



Dari hasil tersebut, diperlukan 1 buah tambatan. Uk Panjang Dermaga : d = n . L + ( n – 1 ) . 50 + 2 . 50 d = 1 x 230 + ( 1 - 1 ) . 50 + 100 = 330 m



II. Tambatan CARGO. Tonage kapal yang diramalkan adalah : General cargo



:



600.000 ton /tahun



jumlah kapal yang berkunjung pertahun =



-



jumlah kapal perhari =



600.000 = 20 buah 30.000



20 = 0,05 ≈ 1 kapal /hari 365



Dari hasil tersebut, diperlukan 1 buah tambatan. Uk Panjang Dermaga : d = n . L + ( n – 1 ) . 50 + 2 . 50 d = 1 x 186 + ( 1 - 1 ) . 50 + 100 = 286 m



III. Tambatan CONTAINER. Tonnage yang diramalkan : Container -



:



650.000 ton/tahun



jumlah kapal yang berkunjung pertahun =



Stevie Andrean 100211060



650.000 = 22 buah 30.000



Page 27



PERENCANAAN PELABUHAN -



jumlah kapal perhari =



22 = 0,06 ≈ 1 kapal /hari 365



Dari hasil tersebut, diperlukan 1 buah tambatan. Uk Panjang Dermaga : d = n . L + ( n – 1 ) . 50 + 2 . 50 d = 1 x 237 + ( 1 - 1 ) . 50 + 100 = 337 m



Kesimpulan Jadi panjang dermaga diambil dari kapal rencana yaitu Container 30.000 DWT = 337 m Dan untuk kapal Cargo dan Passenger panjang dermaga = 330 m



Approach Entranche Channel Dredging, Borrow, dan Dumping Area adalah alur pelayaran yang dalam hal ini menggunakan dua jalur untuk melayani kapal yang akan masuk ke kolam pelabuhan. Direncanakan kapal akan memutar dengan buritan menghadap laut lepas ke dalam kolam dekat Break Water dengan bantuan arus dan angin, kemudian kapal ditarik dengan kapal tunda untuk merapat ke dermaga. o Menghitung lebar alur untuk 2 jalur



1.5 B + 1.2 B B =



Lebar Kapal



L =



Panjang Kapal



Stevie Andrean 100211060



30.00



1.5 B + 1.2 B



Draft = 11.6 m



Page 28



PERENCANAAN PELABUHAN Diambil B yang terbesar diantara semua jenis kapal yang ada yakni Kapal Container dengan B = 30.7 m & L = 237 m.



o Untuk lebar arus pelayaran dipakai rumus : L



= 1.5 B + (1.2 s 1.5 ) B + 30.00 + (1.2 s 1.5 ) B + 1.2 B d d



L



= 1,5 (30.7) + 1.2 (30.7) + 30.00 + 1.5 (30.7) + 1.2 (30.7)



L



= 195.78 m



(Perencanaan Pelabuhan S.Kramadibrata Hal 208) o Untuk memutar kapal dipakai rumus : d = 3L



= 3 ( 237)



= 711 m



R = 1.5 L = 1.5 (237) = 355.5 m o Buang Sauh (Waiting Cargo HeadLine) Singgle = L + 6 Draft



= 195.78 + 6 (11.6)



= 265.38 m



Double = L + 4.5 Draft



= 195.78 + 4.5 (11.6) = 247.98 m



Pengerukan Pengerukan diperlukan bila kedalaman perairan dilokasi perairan lebih kecil atau kurang dari kedalaman perairan rencana sesuai dengan ukuran kapal yang akan berlabuh. Dari data/peta, lokasi pelabuhan yang direncanakan memiliki kedalaman 0-7 m, sedangkan kedalaman perairan yang dibutuhkan/ direncanakan untuk jenis kapal terbesar = 16 m. Jadi perlu diadakan pengerukan.



Ware House/Transit Shed/Open Storage Ware House : Gudang yang digunakan untuk menyimpan barang dalam jangka waktu yang lama. Transit Shed : Gudang yang digunakan untuk manampung barang-barang yang sifatnya sementara, karena nantinya barang tersebut masih akan diteruskan ketempat yang lain. Open Storage : Stevie Andrean 100211060



Page 29



PERENCANAAN PELABUHAN Gudang untuk menampung barang-barang yang dianggap tidak berbahaya dan cukup aman untuk hujan dan terik matahari. Akan direncanakan gudang yang menampung jenis container (Peti Kemas). 1.



Container = 600.000 ton / tahun Barang /muatan kapal dalam bentuk container dapat ditampung sebelumnya dalam Open Storage (Container Yard). Volume Barang =



600.000 = 1643.83 ton /hari 365



Luas Lapangan Penimbunan Container =



1643.83x10 = 5479.5 m² = 5500 m2 3



Bentuk dan ukuran Peti Kemas menurut ISO adalah sebagai berikut :



Penyebutan



L



W



H



A



B



40 ft



40’0’’



8’0”



39’4 1 8 ”



8’0”



7’5”



Kapasitas (ton) 35



30 ft



29’11¾”



8’0”



8’0”



29’3¾”



7’5”



25



20 ft



19’10½”



8’0”



8’0”



19’2½”



7’5”



20



10 ft



9’9¼”



8’0”



9’4 118 ”



8’0”



7’5”



10



B



A



L



Stevie Andrean 100211060



W



Gambar Peti Kemas



Page 30



PERENCANAAN PELABUHAN Ukuran Palet dan Peti Kemas :



Palet



URAIAN



Peti Kemas



Kekuatan (Ukuran)



Kelas 5



1-(0,9x0,75)



-



Kelas 4



1,5-(1,12x0,91)



-



Kelas 3



2-(1,37x1,12)



-



Kelas 2



2,5-(2,24x1,37)



-



Kelas 1



3-(2,75x2,24)



-



PK uk.5 feet



-



5-(2,24x1,46x2,44)



PK uk.7 feet



-



7-(2,44x1,97x2,44)



Peti



PK uk.10 feet



-



10-(2,44x2,99x2,44)



Kemas



PK uk.20 feet



-



20-(2,24x6,06x2,44)



PK uk.30 feet



-



25-(2,24x9,13x2,44)



PK uk.40 feet



-



30-(2,44x12,19x2,44)



Palet



Terminal Penumpang Untuk merencanakan terminal penumpang dipakai aman pada kapal penumpang yaitu: Passenger boat 30.000 DT Diasumsi : Kapasitas



= 3000 orang



Jumlah Penumpang /tahun



= 600.000 orang /tahun



Ditanya : Perencanaan terminal penumpang = …….? Penyelesaian : Jumlah kapal yang berlabuh /berangkat = Banyaknya kapal perhari : 100



360



600.000 2 x3000



= 100



= 0.277 ≈ 1 buah



Banyaknya penumpang sekali berlabuh / berangkat 1 x 3000 = 3000 orang Diperkirakan setiap orang membutuhkan + 3 m² untuk senua kegiatan di terminal. Stevie Andrean 100211060



Page 31



PERENCANAAN PELABUHAN Luas Lantai Terminal = 3000 orang x 3 m² = 9000 m²



Rencana Jalan Pada perencanaan penempatan jalan, intersection dari setiap jalur jalan dibuat minimal, baik untuk jenis kendaraan yang sama maupun yang berbeda, misalnya untuk tipe II dan Forklit. Jalan untuk masuk kepelabuhan dibuat 2 jalur agar arus lalu lintas tetap lancer dalam pelayanan penumpang maupun pengangkutan barang-barang yang keluar masuk pelabuhan. Apabila dalam pelabuhan terdapat rencana jalan kereta api, diusahakan tidak mangganggu jalur lalu-lintas yang lain.



Perlengkapan Dermaga Untuk seluruh pelabuhan, baik pelabuhan umum, pelabuhan cargo, container maupun pelabuhan lainnya, diperlukan perlengkapan, baik untuk usaha pengawasan maupun pemeliharaaan. Guna keperluan itu, maka perlu adanya : A.



Kantor- kantor yang meliputi : a. Kantor Syahbandar b. Kantor Bea Cukai c. Kantor Kesehatan d. Kantor Imigrasi e. Kantor Buruh Pelabuhan f. Kantor Pelabuhan



B.



Fasilitas-fasilitas pendukung, yang meliputi : a. Suplai Air Bersih b. Suplai Listrik c. Jaringan Telekomunikasi d. Suplai Bahan Bakar Minyak e. Fasilitas Pemadam Kebakaran



Stevie Andrean 100211060



Page 32



PERENCANAAN PELABUHAN f. Drainase dan Pembuangan Sampah C.



Prasarana pendukung lainnya : a. Jaringan Jalan Raya dan Jalan Kereta Api b. Kapal-kapal Kerja c. Fasilitas Perbaikan Kapal d. dll



REKAPITULASI TUGAS A



Stevie Andrean 100211060



Page 33



PERENCANAAN PELABUHAN I. Lokasi Pelabuhan : “PELABUHAN MANADO” - Kecepatan Angin



= 35 knots = 18m/s



- Tinggi gelombang ijin



= 0.8 m



- Beda Pasang Surut



= 2.42 m



- Lebar kolam kapal



= 711 m



II. Perhitungan Gelombang. - Tinggi Gelombang



= 1.2 m



- Tinggi Gelombang Pecah



= 1.4688 m



- Energi Gelombang



= 1765.8 Kg/det2



III. Perencanaan Break Water. - Tinggi Break Water



= 27 m



- Kedalaman Break Water



= 83 m



IV. Perhitungan Sarana Lainnya. - Panjang Dermaga / Tambatan : o Untuk Container



= 337 m



o Untuk Passanger dan Cargo



= 330 m



- Kedalaman Perairan : o Untuk Container - Lebar Alur Pelayaran



= 16 m = 195.78 m



- Gudang :  Luas Lapangan Penimbunan Container = 5500 m2 - Terminal : Luas Lantai Terminal



= 9000 m2



PEMILIHAN TIPE / BENTUK Stevie Andrean 100211060



Page 34



PERENCANAAN PELABUHAN STRUKTUR TAMBATAN



Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang.



Pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani (dalam tugas ini dermaga yang melayani penumpang dan barang seperti ; barang potongan dan peti kemas), ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut dan yang paling penting adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling ekonomis.



Pada tugas ini perencanaan struktur tambatan / dermaga menggunakan material beton bertulang yang dihitung dengan pengaruh beban luar. Beban luar yang bekerja terdiri atas 2 komponen, yaitu : 1. Gaya / beban horizontal, ini merupakan reaksi dari FENDER. 2. Gaya / beban vertikal, semua beban yang ada di atas dermaga.



Struktur penahan direncanakan terdiri atas konstruksi kelompok tiang pancang (pile group) dan tembok penahan tanah (retaining wall). Dalam perencanaan, poer dan plat lantai dermaga ditahan oleh kelompok tiang pancang.



PERHITUNGAN GAYA - GAYA Stevie Andrean 100211060



Page 35



PERENCANAAN PELABUHAN YANG BEKERJA PADA STRUKTUR



A. CURRENT FORCE (Akibat Arus) Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga kan menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada dermaga dan alat penambat. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan oleh persamaan berikut ini : a. Gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah haluan (sejajar kapal) Rumus : R = 0.14 . S. V2



…….. Pelabuhan Bambang Triatmodjo, hal 173



di mana : R = Gaya akibat arus (tonm) S = Luas bagian kapal yang terendam air (m2) V = Kecepatan arus = 0.10 m /det (ditentukan)



Untuk gaya Current Force (akibat arus) ini diambil ukuran kapal Container 30.000 DWT dimana : ~ Panjang kapal = 237 m ~ Sarat kapal



= 11.6 m



S = B'



11.6 m



237 m Maka : S



=



luas kapal yang terendam air = 237 m x 11.6 m = 2749.2 m2



R



=



0.14 x 2749.2 x (0.10)²



R



=



3.848 tonm



Stevie Andrean 100211060



Page 36



PERENCANAAN PELABUHAN



b. Gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah sisi kapal (tegak lurus kapal) Rumus :



R = ½ . ρ . c . v² . B’ Dimana : ρ



= rapat massa air laut = 1024 kg/m³ = 1.024 t/m³ c



= koofisien tekanan arus = 1.3



v



= kecepatan arus = 0.10 m/det (ditentukan)



B’ = S =



Luas bagian kapal yang terendam air = 2749.2 m2



Jadi, R = ½ . 1.024 t/m³ x 1.3 x (0.10m/det)2 x 2749.2 m² R = 18.298 tonm



B. WIND PRESSURE (Akibat Angin)



R = ½ . ρ . c . v² . (A cos²θ + B sin²θ)



Dimana :



θ



= sudut antara angin dan kapal = 55˚



c = koofisien tekanan arus = 1.3 A



= luas proyeksi arah melintang = (kedalaman-sarat) x lebar kapal terbesar = (15.02 – 11.6) x 30.7 = 104.99 m² B



= luas proyeksi arah memanjang = (kedalaman-sarat) x panjang kapal terbesar = (15.02 – 11.6) x 237 = 810.54 m²



Jadi, ½ x 1.024 t/m³ x 1.3 x (0.10 m/det)2 x (104.99 cos²55˚ + 810.54 sin²55˚)



R



=



R



= 3.84 tonm



Stevie Andrean 100211060



Page 37



PERENCANAAN PELABUHAN



C. WAVE FORCE (Akibat Ombak)



Fx =



.



. D² . Wo . H²



Fy =



.



. D² . Wo . H²



Dimana : cMx,cMy



=



1.3 (kooisien energi arah x dan y)



h (kedalaman)



=



14.42 m



Wo (berat jenis air laut)



=



1.024 t/m³



H (tinggi gelombang)



=



1.2 m



D (sarat kapal)



=



11.6 m (sarat kapal terbesar)



L (panjang gelombang)



=



23.12 m



Fx adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah x terhadap dermaga Fy adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah y terhadap dermaga Maka : Fx =



0 ). sinh(2 (14 .42  11 .6) ) 23 .12 23 .12 .  cos 55 .(11.6)². (1.024) . (1.2)² 8 cosh(2 .14 .42 ) 23 .12



1,3. sinh(2 .14 .42



= 7.09 ton Fy =



0 ). sinh(2 (14 .42  11 .6) ) 23 .12 23 .12 .  sin 55 . (11.6)². (1.024) . (1.2)² 8 cosh(2 .14 .42 ) 23 .12



1,3. sinh(2 .14 .42



= 10.137 ton



F= Fx = 7.09



tonm



Stevie Andrean 100211060



= = 12.37 tonm Fx = Gaya akibat gelombang yang sejajar kapal Fy = Gaya akibat gelombang Page 38 yang tegak lurus kapal



PERENCANAAN PELABUHAN



Fy =10.137



tonm



F



D. BERTHING FORCE (Akibat Benturan Kapal)



Kapal yang akan merapat ke dermaga akan membentur struktur dermaga yang menimbulkan getaran-getaran yang nantinya akan diserap oleh FENDER. Besar energi yang ditimbulkan dapat dilihat dengan memakai rumus sebagai berikut Rumus : 1 w.v 2 E= . 2 g



( Sumber : Perencanaan Pelabuhan Soedjono Karmadibrata, hal 316) di mana :



E



= Energi kinetic ( ton meter )



g



= Gravitasi bumi = 9.81 m/det2



V



= Kecepatan kapal saat merambat (0.15) m/det Untuk Container 30.000 DWT



W



= Berat kapal ( W = Wa + D/T) di mana : Wa



jadi :



=  /4 . D2 . L . Wo



D



= Sarat kapal



= 11.6 m (kapal terbesar)



L



= Panjang kapal = 237 m



Wo



= Berat jenis air laut = 1.024 t/m3



D/T



= Berat kapal = 30.000 DWT



Wa =  /4 . (11.6 )2 x 237 x 1.024 = 25648.03 Ton



maka : Stevie Andrean 100211060



Page 39



PERENCANAAN PELABUHAN W = 25648.03 + 30.000 = 55648.03 Ton sehingga : E



=



55648.03(0.15)2 = 63.81 tm 2(9.81)



Jadi gaya total yang bekerja dan akan di teruskan ke dermaga adalah : F F



= 3.848 + 18.298 +4.953 + 12.37 + 63.81



= 103.279 tonm



PERENCANAAN BOLDER dan FENDER



A. PERENCANAAN BOLDER



Stevie Andrean 100211060



Page 40



PERENCANAAN PELABUHAN Bolder adalah alat pengikat. Kapal yang berlabuh ditambatkan ke dermaga dengan mengikatkan tali-tali penambat ke bagian haluan, buritan dan badan kapal. Tali-tali penambat tersebut diikatkan pada alat penambat yang dikenal dengan bitt yang dipasang disepanjang sisi dermaga. Bitt dengan ukuran yang lebih besar disebut dengan bollard (corner mooring post) yang diletakkan pada kedua ujung dermaga atau ditempat yang agak jauh dari sisi muka dermaga. (sumber : Pelabuhan, Ir. Bambang triatmodjo, hal 209-210).



BOLLARD Bollard digunakan selain untuk mengikat pada kondisi normal dan pada kondisi badai, juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat dermaga atau untuk membelok/ memutar terhadap ujung dermaga. Supaya tidak mengganggu kelancaran kegiatan di dermaga (bongkar muat barang) maka tinggi bolder dibuat tidak boleh lebih dari 50 cm diatas lantai dermaga. Bollard diperhitungkan untuk memikul beban tarik lateral yang berupa momen. Beban lateral ini diteruskan pada tiang pancang lewat poer pondasi. Penulangan Bollard Bollard diperhitungkan sebagai struktur yang oversteak yang memikul momen (beban lateral). Direncanakan memikul beban tarik lateral sebesar ( CONTAINER 30.000 DWT ) : F = 103.279 tonm BOLLARD



POER PONDASI



FENDER



Momen Ultimate, Mu



= 103.279 tm



* Faktor keamanan



= 3



* Momen design (Mu)



= 103.279 tm x 3 = 309.837 tm = 309837 kgm = 30983700 kg cm



Stevie Andrean 100211060



Page 41



PERENCANAAN PELABUHAN Mu



= 309.837 tm = 3098370000 Nmm



fc’



= 22.5 MPa



fy’



= 240 MPa



β1



= 0.85



b



= 80 cm



h



= 80 cm



ø sengkang = 8 mm ø utama



= 32 mm



d’



= 20 mm



d



= 780 mm



ρb =



0.85 . fc '. 1 600 . fy 600  fy



ρ’ =



0.85 . fc '. 1 d ' 600 . = 0.010034 fy d 600  fy



ρ min =



= 0.064



1,4 = 0.005833 fy



diambil (ρ – ρ’) = 0.01 (As – As’) = 0,01 . b . d = 6000 mm² x =



( As  As ' ). fy = 110.72 mm 0.85 . fc '. 1.b



Mn1 = (As – As’).fy (d - ½ β1.x) = 1055439360 Nmm Mn1 < Mn ………..(OK)!! Mn2 = Mn – Mn1 = 2042930640 Nmm As’ =



Mn 2 = 11200.277 fy .( d  d ' )



As = 11200.277 + 6000 = 17200.277 Luas tulangan diameter 32 = 804.247 mm2



Stevie Andrean 100211060



Page 42



PERENCANAAN PELABUHAN Jumlah Tulangan (n) =



As' = 13.92 ≈ 14 buah A



As = 21.38 ≈ 22 buah A



Jadi total tulangan yang digunakan adalah 22  32 mm untuk As 14  32 mm untuk As’ Kontrol jarak tulangan : - selimut beton (t)



:



2 cm



- keliling tulangan



:



.D



=  . (80 – 2) cm = 235.61 cm



- jarak antar tulangan



:



1/22 x 235.61 cm = 10.7 cm



- jarak bersih



>



1.5  (lihat PBI ’71)



(10.7 – 2.0) cm



>



1.5 x 3.2 cm



8.7 cm



>



4.8 cm



…………… Ok !!!



Tulangan pada POER - Ukuran POER diambil



:



- Tulangan susut minimum :



(80 x 80 x 40) cm3 0,25 % x luas beton = 0,0025 x 80 cm x 80 cm = 16 cm2



-



Jumlah Tulangan (n)



dimana :



D



:



total tulangan 1    D2 4



= 19 mm L



= ¼ x  x 192 = 283.528 mm = 2.83 cm



Sehingga :



n



=



16 2.83



=



5.653 buah = 6 buah



Jadi dipakai tulangan 6  19 mm



Stevie Andrean 100211060



Page 43



PERENCANAAN PELABUHAN -



Jarak Tulangan :



b  2 * se lim ut beton n



=



80  2 * 2 cm = 25.33 cm 3



3  19



*



Bagian atas dipasang tulangan



*



Bagian bawah dipasang tulangan 3  19



*



Tulangan pembagi digunakan



8  10



8  10 6  19



40 cm



6  19



80 cm



Gambar : Tulangan pada Poer  Panjang Penyaluran Panjang penyaluran (panjang tulangan bollard) yang masuk pada POER pondasi dihitung menurut PBI ’71 pasal 8.6 hal 74 untuk batang polos, berlaku : Rumus



Dimana



: A .  * au



Ld



=



0.14 x



:



D



= tulangan



As



= 804.248 mm2



' bk



=







0.013D . *au



=



32 mm 8.04248 cm2



1. Mutu Beton K - 225 ; ' bk = 225 kg / cm2 2. Mutu Baja U - 32 ; *au = 2780 kg / cm2



Stevie Andrean 100211060



Page 44



PERENCANAAN PELABUHAN maka



:



Ld



Jadi Ld diambil



8.04248 * 2780



=



0.14 x



=



208.676 cm



=



 0.013(3.2) x 2780



225







115.648 cm….OK!



209 cm



BITT Bitt digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal. Jarak dan jumlah minimum bitt untuk beberapa ukuran kapal diberikan dalam table di bawah ini. Tabel : Penempatan Bitt Ukuran Kapal (GRT)



Jarak Maksimum (m)



Jumlah min/ tambatan



~ 2.000



10-15



4



2.001-5.000



20



6



5.001-20.000



25



6



20.001-50.000



35



8



50.001-100.000



45



8



(sumber : Pelabuhan, Ir. Bambang Triatmodjo, hal 210)



B. PERENCANAAN FENDER



Stevie Andrean 100211060



Page 45



PERENCANAAN PELABUHAN Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga. Fender akan menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya yang harus di tahan oleh dermaga tergantung pada tipe dan konstruksi fender dan defleksi dermaga yang diizinkan. Fender juga melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga yang disebabkan oleh gerak kapal waktu merapat ke dermaga. Fender harus dipasang sepanjang dermaga dan letaknya harus mengenai badan kapal. Karena ukuran kapal berlainan, maka fender harus dibuat agak tinggi pada sisi dermaga. Pada perencanaan tugas ini digunakan fender dari karet (Bridgeston Super Arch) tipe V. Perencanaan Fender Untuk Dermaga



Gambar : Posisi kapal saat membentur fender



Data-data yang diperlukan : Stevie Andrean 100211060



Page 46



PERENCANAAN PELABUHAN -



Berat jenis air laut



(Wo)



=



1.024 t/m3



-



Kecepatan waktu merapat (V)



=



0.15 m/det



(Pelabuhan Ir. Bambang Triatmodjo,hal 170) -



Gravitasi bumi



(g) =



9.81 m/det2



Untuk CONTAINER 30000 DWT -



Panjang Kapal (L)



=



237 m



-



Lebar Kapal



(B)



=



30.7 m



-



Berat Kapal



(D/T)



=



30.000



-



Sarat



(D)



=



11.6 m



maka : W



=



Wa + DWT



=



(/4 . D2 . L . Wo) + DWT



=



(/4 x (11.6)2 x 237 x 1.024) + 30.000



=



55648.03 ton



Sehingga : E =



W . V2 sin 2  2g



E =



(55648.03 )(0.15) 2 (sin 2 10) = 1.92 tm 2(9.81)



Catatan : D L Wo D/T W Wa E



= = = = = = =



sarat kapal panjang kapal berat jenis air laut (1.024 t/m³) berat kapal tonage berat seluruh kapal dengan muatannya massa kapal yang bermuatan penuh Energi yang diserap



Energi yang diserap oleh sistem FENDER dan dermaga biasanya ditetapkan ½ E atau 50% E, setengah energi lain diserap oleh kapal dan air. Stevie Andrean 100211060



Page 47



PERENCANAAN PELABUHAN (sumber : Pelabuhan Bambang Triatmodjo, hal 205). Jadi,



EF



=



½ x 1.92 tm= 0.96 tm



Bidang Kontak waktu kapal merapat = 0.08 . L = 0.08 .237 m = 18.96 m Fender yang digunakan direncanakan sebanyak 2 buah, dimana setiap fender menerima beban yang sama sebesar :



0.92 tm =0.46 tm 2



(digunakan fender karet seibu tipe FV002-1-4)



E fender < E fender FV002-1-4 ( Energi =3.4 tm) ……………OK!! 0.46 < 0.51 tm .................OK !! Dengan R = 8 ton



Stevie Andrean 100211060



Page 48



PERENCANAAN PELABUHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DERMAGA Untuk struktur dermaga, lantai dermaga direncanakan menumpu di atas tiang pancang (pile group).



TIANG PANCANG KELOMPOK (PILES GROUP) Beban yang bekerja pada kelompok tiang pancang adalah beban vertikal dan beban horizontal. Dalam mendisain, gaya horizontal diambil gaya reaksi FENDER terbesar yaitu untuk CONTAINER 30000 DWT; dimana untuk FENDER tipe FV002-1-4 dengan R = 8 ton.  Tinjau sekelompok tiang pancang : -



Lebar dermaga yang didukung oleh piles group



= 17 m ( Direncanakan)



-



Panjang dermaga total



= 711 m



-



Ukuran tiang pancang



= ( 50 x 50 ) cm2



-



Jarak tiang pancang arah memanjang



= 3.0 m ( Direncanakan)



-



Beban hidup pada apron diambil



= 0.5 t/m2 ( Direncanakan)



-



R (gaya yang dapat dipikul oleh fender)



= 8 ton



-



Luas apron yg dipikul tiang pancang kelompok



= 17 x 711 = 12087 m2



1 m



3m



1m



R



7m 11 m



9m



5m 3m



13 m 14.42 m



Gambar : Kelompok tiang pancang Stevie Andrean 100211060



Page 49



PERENCANAAN PELABUHAN  Menghitung Tiang Pancang yang Ditanam



Data : Kedalaman



0–4



4–6



6–8



8 – 10



N



4



6



7



9



Untuk perhitungan dapat dilihat pada CRITICAL FOR PORT & HARBOUR FACILITIES IN JAPAN dan TECHNICAL STANDART FOR PORT IN INDONESIA 1980 Dimana



:



N pada kedalaman ( Kh



=



1 )=N 



0.15 N



Untuk perencanaan konstruksi dermaga dipakai mutu beton = K225 E



=



9600 ' bk



=



9600 225



=



144000 kg/cm4



I



=



1 b . h3 12



=



1 50 . 503 12



=



520833.33 cm4



Rumus 











: =



4



Kh  D 4EI



(0.15 * 4) * 50 4(144000)(520833.33)



Untuk N = 4 



=



4



1 



=



1 0.003162



=



316.26 cm



= 0.003162



= 3.1626 m



Untuk N = 6



Stevie Andrean 100211060



Page 50



PERENCANAAN PELABUHAN











(0.15 * 6) * 50 4(144000)(520833.33)







=



4



1 



=



1 0.0035



=



285.71 cm



= 0.0035



= 2.8571 m



Untuk N = 7 (0,15 * 7) * 50 4(144000)(520833.33)







=



4



1 



=



1 0.003637



=



274.95 cm



=



0.003637 cm



=



2.7495 m



=



0.003873 cm



=



2.5820 m



Untuk N = 9 (0,15 * 9) * 50 4(144000)(520833.33)







=



4



1 



=



1 0.003873



Letak



=



258.20 cm



1 1 (kedalaman) diambil dari harga terbesar, yaitu = 3.1626 m.Berada di antara (0 –  



4) meter. Jadi tiang pancang di asumsikan terjepit pada kedalaman 3.162 meter, dan harus ditanam pada kedalaman minimal : h=



3 



=



3 0.003162



=



948.77 cm



=



9.488 m



catatan : ini dari VIRTUAL GROUND SURFACE (VGS) yaitu : permukaan tanah sesungguhnya



Stevie Andrean 100211060



Page 51



PERENCANAAN PELABUHAN  Gaya Pada Tiang Pancang Disain gaya horizontal adalah reaksi R = 8 ton, gaya horizontal ini dimisalkan bekerja pada kelompok tiang pancang yang dipancang.



1 m



3m



1m



R



7m



11 m



3m 9m



13 m



5m



14.42 m



Gambar : Kelompok tiang pancang



Rumus



dimana



:



:



Khi



=



12 EI (hi  1 )3



hi



=



panjang tiang pancang



=



kedalaman perairan + panjang tiang pancang yang masuk kedalam tanah







hA



= (13 + 9.488) =



Stevie Andrean 100211060



22.488 m



Page 52



PERENCANAAN PELABUHAN KhA 



hB



= (11+ 9.488) = KhB







=



hC



=



= (9 + 9.488) =



hD







hE







hF



12 (144000)(5 20833.33) (2048.8  316 .2) 3



= 68.04 kg/cm



18.488 m 12 (144000)(5 20833.33) (1848.8  316 .2) 3



= (7+ 9.488)



=



16.488 m



KhD



=



12 (144000)(5 20833.33) (1648.8  316 .2) 3



= (5+ 9.488)



=



14.488 m



=



12 (144000)(5 20833.33) (1448.8  316 .2) 3



KhF = (3 + 9.488) = KhG



= 53.331 kg/cm



20.488 m



=



KhC 



12 (144000)(5 20833.33) (2248.8  316 .2) 3



= 88.7 kg/cm



= 118.62 kg/cm



= 163.90 kg/cm



12.488 m =



12 (144000)(5 20833.33) (1248.8  316 .2) 3



= 234.8 kg/cm



Maka : Khi



= [ 53.331 + 68.04 + 88.7 + 118.62 + 163.90 + 234.8 ] kg/cm = 727.39 kg/cm



Rumus :



Hi 



Khi *R  Khi



HA



=



53.331 * 8000  586.54 kg 727.39



HB



=



68.04 * 8000  748.31 kg 727.39



Stevie Andrean 100211060



Page 53



PERENCANAAN PELABUHAN HC



=



88.7 * 8000  975.54 kg 727.39



HD



=



118.62 * 8000  1304.60 kg 727.39



HE



=



163.9 * 8000  1802.60 kg 727.39



HF



=



234.8 * 8000  2582.38 kg 727.39



Momen Yang Terjadi Akibat Gaya Horizontal :



1 /  = 3.162 m



M = 1/2 (hi  1/ )Hi



MA = 0.5*( 13 + 3.162 )* 586.54



= 4739.82 kgm



MB = 0.5*( 11 + 3.162 )* 748.31



= 5298.78 kgm



MC = 0.5*( 9 + 3.162 )* 975.54



= 5932.25 kgm



MD = 0.5*( 7 + 3.162 )* 1304.6



= 6628.67 kgm



ME = 0.5*( 5 + 3.162 )* 1802.6



= 7356.41 kgm



MF = 0.5* (3 + 3.162 )* 2582.38



= 7956.32 kgm



Maka, untuk desain tulangan digunakan Mmaks = 7956.32 kgm  Perhitungan Efisiensi Tiang Pancang



Perhitungan daya dukung tanah untuk Pondasi Tiang Pancang adalah :



Rumus : qult



=



Qujung + Qgesekan



Diketahui : Stevie Andrean 100211060



Page 54



PERENCANAAN PELABUHAN



Data



:



C



=



0







=



1.24 t/m3







=



45o







=



Lebar tiang pancang = 50 cm = 0.5 m



Atiang =



(tanah pasir)



0.5 x 0.5 = 0.25 m2



Perhitungan Q terhadap beban di atasnya



PV DIAGRAM



L



Qgesk



 = 1.24 0  = 45



Dc = 5.0



I



m



9.488 m



Qujung



II PV



Jenis pasir adalah pasir lepas ( di laut ) 







Untuk pasir lepas , Dc



=



10 d ; dimana d = diameter = 0.50 m



Dc



=



10 (0.50)



PV



=



.L



=



1.24 t/m3 x 5 m



=



6.2 t/m2



LI (bagian segitiga)



=



½ (5 m) (6.2 t/m2) = 15.5 t/m



LII (bagian persegi)



=



4.488 m x 6.2 t/m2 = 27.8256 t/m



Luas PV diagram



= 5.0 meter



:



Total



= 43.3256 t/m



Maka : Stevie Andrean 100211060



Page 55



PERENCANAAN PELABUHAN Qujung = qujung x Aujung



qujung = PV. Nq



Dengan  = 450 maka diperoleh Nq = 173.3



Nilai k didapat dengan rumus k = 1 + tan2() k = 1 + tan2(45)= 2



Jadi : qujung = 6.2 t/m2 x 173.3



=



1074.46 t/m2



Aujung = (0.5 m x 0.5 m)



=



0.25 m2



Sehingga



:



Qujung



= 1074.46 t/m2 x 0.25 m2



Stevie Andrean 100211060



Page 56



PERENCANAAN PELABUHAN = 268.61 ton = K tg  x Keliling x luas PV diagram



Qgesekan



Qgesekan



Jadi



=



Tg 



= 0.45 (untuk beton)



Keliling



= 2*  *r = 2*3.14*0.25 = 1.57 m



(2) (0.45) x 1.57x 43.3256



=



61.21 ton



=



Qujung + Qgesekan



=



268.61 ton + 61.21 ton



=



329.82 ton



:



qult



Diambil Faktor Keamanan (FK)



=



2



Sehingga didapat Qizin



=



659.64 ton



 Mencari Daerah Aman Retainning Wall (Tembok Penahan Tanah)



Untuk mencegah berkurangnya kekuatan tiang pancang, maka dipasang RIP – RAP sampai batas daerah aman Retainning Wall. Rumus



dimana



: 



=



Arc tg Kh’



Kh’



=



  Kh ;  1



Kh



=



Koefisien Gempa







=



1.24 t/m3







=



450



=



1.24  (0.05 ) (1.24 )  1



:



Stevie Andrean 100211060



=



0.05



=



0.258



Page 57



PERENCANAAN PELABUHAN 



jadi:



=



Arc tg Kh’ =



Arc tg (0.258)



=



14.460



Letak daerah aman -



=



450 – 14.460



=



30.53 0 Retainning Wall



-



Gambar : Letak Daerah Aman



Stevie Andrean 100211060



Page 58



PERENCANAAN PELABUHAN



 Penulangan Tiang Pancang



Gaya yang bekerja dan yang diperhitungkan adalah beban vertikal dan momen maksimum, yaitu pada kepala tiang pancang. Diketahui : Total gaya vertikal



= Q = N = 659.64 ton = 659640 kg = 6596400 N Mmaks = 7956.32 kgm



Ukuran Tiang Pancang



: (50 x 50) cm



Ukuarn Balok



: (30 x 50) cm



Eksentrisitas e =



Mu Nu



=



7956.32 659640



= 0.012 m =12 mm



Luas Pile, Ac = 500*500 = 250000 mm2 Kuat Tekan Beton = 22.5 MPa Fy = 240 MPa



Stevie Andrean 100211060



Page 59



PERENCANAAN PELABUHAN



Dari grafik dan tabel perhitungan beton bertulang diperoleh fc’ = 22.5 MPa   = 0.0176 ( Hasil Interpolasi) Luas Tulangan As =  *Ac = 0.0176*250000 = 4400 mm2 Digunakan 16 19 ( As ada = 4536.32 mm2 ) 4536.32 > 4400 OK!!! Perhitungan Tulangan pada Balok Penghubung Antar Tiang Pancang



A



B



D



C



E



Analisa Pembebanan : o Akibat Beban Mati : =1440 Kg m







Beban Plat Poer



: 3 x 0.2 x 2400







Beban Balok



: 0.3 x 0.5 x 2400 = 360 Kg m DL



= 1800 Kg m



o Akibat Beban Hidup : LL = 3 x 250 Kg



m2



= 750 Kg m



Jadi, qu = 1.2 DL + 1.6 LL = 3360 Kg m Momen yang terjadi : Stevie Andrean 100211060



Page 60



PERENCANAAN PELABUHAN  Momen tumpuan Ujung =



1 24



 Momen tumpuan Ujung =



1 1 q . l2 = . 3360 . 32 = 3024 Kg m 10 10



 Momen lapangan Ujung =



1 11



 Momen lapangan Ujung =



1 1 q . l2 = . 3360 . 32 = 1890 Kg m 16 16



q . l2 =



q . l2 =



1 24



1 11



. 3360 . 32 = 1260 Kg m



. 3360 . 32 = 2749.09 Kg m



Untuk Perencanaan digunakan momen desain : M Tumpuan = 3024 Kgm



= 3024 . 104 Nmm



M Lapangan = 2749.09 Kg m = 2749.09 . 104 Nmm



Stevie Andrean 100211060



Page 61



PERENCANAAN PELABUHAN



DESAIN TULANGAN BALOK



1. PENULANGAN PADA DAERAH TUMPUAN



M



data : Mmax Mu



= 3024 kgm = 1.5 x 3024 = 4536 kgm = 45360000 Nmm



50 cm



fc'



= K225 = 225 kg/cm2 = 22.5 MPa



fy



= 2400 kg/m2



= 240 MPa 30 cm



d'



= 5 cm = 50 mm



d



= 50 cm - 5 cm = 45 cm = 450 mm



Es



= 200000 Mpa



* Menghitung Tulangan BALANCE Rumus : Xb =



=



0.003 0.003 



fy Es



d



0.003 . 450 240 0.003  200000



Stevie Andrean 100211060



= 321 mm



Page 62



PERENCANAAN PELABUHAN Ab = 1 . Xb ; untuk fc' = 22.5 MPa < 30 MPa



di mana : 1 = 0.85 Ab = 0.85 . 321 cm = 273.2 mm



Asmax = 0,75 * Ab = 0.75 * 273.2 = 204.75 mm



T=C



As1 . fy



= 0.85 . fc' . b . Asmax



As1 . 240 = 0.85 . 22.5 . 300 . 204.75 = 4894.80 mm2



As1



* Kekuatan Nominal Penampang Rumus : Mn1 = As1 . fy . (d -



Asmax ) 2



= 4894.80 . 240 (450 -



204.75 ) 2



= 408373555.1 Nmm Mu 



=



45360000 0.85



M2



=



Mu 



= 53364705.88 Nmm



- M1 = 53364705.88 Nmm - 408373555.1 Nmm = -355008849.2 Nmm



Karena negatif maka tidak perlu tulangan tekan  Untuk Tarik, Gunakan Tulangan 7 32mm  As = 7*(1/4)*  *(322) Stevie Andrean 100211060



Page 63



PERENCANAAN PELABUHAN = 5629.68 mm2 > 4894.8 mm2…ok!



2. PENULANGAN PADA DAERAH LAPANGAN



M



data : Mmax Mu



= 2749.09 kgm = 1.5 x 2749.09 = 4123.635 kgm



50 cm



= 41236350 Nmm fc'



= K225 = 225 kg/cm2 = 22.5 MPa



fy



= 2400 kg/cm2 = 240 MPa



30 cm



d'



= 5 cm = 50 mm



d



= 50 cm - 5 cm = 45 cm = 450 mm



Es



= 200000 Mpa



* Menghitung Tulangan BALANCE Rumus : Xb =



=



0.003 0.003 



fy Es



d



0.003 . 450 240 0.003  200000



= 321 mm



Ab = 1 . Xb ; untuk fc' = 22.5 MPa < 30 MPa



Stevie Andrean 100211060



Page 64



PERENCANAAN PELABUHAN di mana : 1 = 0.85 Ab = 0.85 . 321 cm = 273.2 mm



Asmax = 0,75 * Ab = 0.75 * 273.2 = 204.75 mm



T=C



As1 . fy



= 0.85 . fc' . b . Asmax



As1 . 240 = 0.85 . 22.5 . 300 . 204.75 = 4894.80 mm2



As1



* Kekuatan Nominal Penampang Rumus : Mn1 = As1 . fy . (d -



Asmax ) 2



= 4894.80 . 240 (450 -



204.75 ) 2



= 408373555.1 Nmm Mu 



=



41236350 0.85



M2



=



Mu 



= 48513352.94 Nmm



- M1 = 48513352.94 Nmm - 408373555.1 Nmm = -359860202.2 Nmm



Karena negatif maka tidak perlu tulangan tekan  Untuk Tarik, Gunakan Tulangan 7 32mm  As = 7*(1/4)*  *(322) = 5629.68 mm2 > 4894.80 mm2…ok!



Stevie Andrean 100211060



Page 65



PERENCANAAN PELABUHAN



PERHITUNGAN PENULANGAN PLAT LANTAI DERMAGA



* Tebal Plat = 20 cm * Pembebanan di tinjau per-satu meter : = 2.0 t/m2 * 1 m = 2 t/m



1. Beban Hidup



(LL)



2. Beban Mati(DL)



= 0.20 m * 2.4 t/m3 * 1 m = 0.48 t/m



qu = 1.2 DL + 1.4 LL = 1.4 ( 0.48 ) + 1.7 ( 2 ) = 4.072 t/m



Asumsi : Plat dianggap terjepit Elastis pada ke empat sisinya oleh balok yang ada (Type II. PBI - 71. hal 203 3.0 m Ly = 1 Lx Ly 3.0 m



Lx



ly lx







3 1 3



Stevie Andrean 100211060



plat 2 arah (panel tipe II)



Page 66



PERENCANAAN PELABUHAN



Perhitungan momen :



Keempat sisinya menerus. tabel tipe II







MLx



= + 0.001 * qu * l 2x * 21 = + 0.001 * 4.072 * ( 3.0 )2 * 21 = + 0.7696 tm







MLy



= + 0.001 * qu * l 2x * 21 = + 0.001 * 4.072 * ( 3.0 )2 * 21 = + 0.7696 tm







Mtx



= -0.001 * qu * l 2x * 52 = -0.001 * 4.072 * ( 3.0 )2 * 52 = -1.905 tm







Mty



= -0.001 * qu * l 2x * 52 = -0.001 * 4.072 * ( 3.0 )2 * 52 = -1.905 tm



Jadi momen desain tulangan arah X = Y untuk : # Tumpuan



:



Mdesain



= 1.905 tm



# Lapangan :



Mdesain



= 0.7696 tm



Stevie Andrean 100211060



Page 67



PERENCANAAN PELABUHAN



1. PENULANGAN PADA DAERAH TUMPUAN



M



816mm



416mm



h = 200 mm



sengkang 8mm b = 1000 mm



data-data : Mdesain = 1.905 tm = 19050000 Nmm fc'



= 22.5 MPa



fy



= 240 MPa



h



= 20 cm = 200 mm



d'



= 5 cm = 50 mm



d



= 200 mm - 50 mm = 150 mm



Es



= 200000 Mpa



Stevie Andrean 100211060



Page 68



PERENCANAAN PELABUHAN * Menghitung Tulangan BALANCE Rumus : Xb =



=







sb



0.003 0.003 



fy Es



d



0.003 . 150 240 0.003  200000



= 107.142 mm



fy 240  0.0012 Es 200000



Xada = 0.75 * Xb = 0.75 * 107.142 = 80.35 mm X = 1 * Xada di mana : 1 = 0.85



untuk fc' < 30 MPa



a = 0.85 * 80.35 mm = 68.30 mm



T=C C = As1 . fy  ( As1 = 8 * ¼ *  *  2 = ¼ *  * ( 16 )2 = 1609 mm2 ) C = 1609 * 240 = 386160 Nmm



M  0 Mn1



= C * ( d – 0,5 * a ) = 386160 * ( 150 – 0.5 * 68.30 ) = 44736636 Nmm



Cek : Mn1




Mu = 22411746.71 Nmm 



 Tulangan tekan tidak leleh



Walaupun demikian, demi keamanan tetap di pasang tulangan tekan.



Kontrol Jarak dan Lebar : 8 *  * + 7 * jarak tulangan + selimut beton < b 8 * 1.6 cm + 7 * 11 cm + 5 cm < 100 cm 94.8 cm < 100 cm …………… OK 2. PENULANGAN PADA DAERAH LAPANGAN



M



416mm



616mm



h = 200 mm



sengkang 8mm b = 1000 mm data-data : Mdesain = 0.7696 tm = 7696000 Nmm fc'



= 22.5 MPa



fy



= 240 MPa



h



= 20 cm = 200 mm



d'



= 5 cm = 50 mm



d



= 200 mm - 50 mm = 150 mm



Stevie Andrean 100211060



Page 70



PERENCANAAN PELABUHAN Es



= 200000 Mpa



* Menghitung Tulangan BALANCE Rumus : Xb =



=







sb



0.003 0.003 



fy Es



d



0.003 . 150 240 0.003  200000



= 107.142 mm



fy 240  0.0012 Es 200000



Xada = 0.75 * Xb = 0.75 * 107.142 = 80.35 mm X = 1 * Xada di mana : 1 = 0.85



untuk fc' < 30 MPa



a = 0.85 * 80.35 mm = 68.30 mm



T=C C = As1 . fy  ( As1 = 6 *¼ *  *  2 = ¼ *  * ( 16 )2 = 1207 mm2 ) C = 1207 * 240 = 289680 Nmm



M  0 Mn1



= C * ( d - 0.5 * a ) = 289680 * ( 150 – 0.5 * 68.30 ) = 33559428 Nmm



Cek :



Stevie Andrean 100211060



Page 71



PERENCANAAN PELABUHAN Mn1




Mu = 9054117.647 Nmm 



 Tulangan tekan tidak leleh



Walaupun demikian, demi keamanan tetap di pasang tulangan tekan



Stevie Andrean 100211060



Page 72