Perencanaan Tebal Perkerasan MDP 2017 v2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERHITUNGAN DESAIN TEBAL PERKERASAN MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN (MDPJ) NO. 02/M/BM/2017



NAMA PAKET PEKERJAAN



PENINGKATAN JALAN D. MANGKUSARI (JL. SABABILAH KM. 17 DANAU GANTINGKALADAN) (069) LOKASI KECAMATAN DUSUN SELATAN TAHUN ANGGARAN 2019



PENINGKATAN JALAN D. MANGKUSARI (JL. SABABILAH KM. 17 DANAU GANTING-KALADAN) (069) 9.1 Perkerasan Lentur Prosedur-prosedur ini harus diikuti sebagaimana diuraikan dalam setiap bab: 1. Tentukan umur rencana (Tabel 2.1 Umur Rencana Perkerasan) Bab 2 2. Tentukan nilai-nilai ESA4 dan atau ESA5 sesuai umur rencana yang dipilih Bab 4 3. Tentukan tipe perkerasan berdasarkan Tabel 3.1 atau pertimbangan biaya (analisis discounted life-cycle cost). Bab 3 4. Tentukan segmen tanah dasar dengan daya dukung yang seragam. Bab 6 5. Tentukan struktur fondasi perkerasan. Bab 6 6. Tentukan struktur perkerasan yang memenuhi syarat dari Bagan Desain 3 atau Bagan Desain lainnya yang sesuai. Bab 7 7. Tentukan standar drainase bawah permukaan yang dibutuhkan Bab 5 8. Tetapkan kebutuhan daya dukung tepi perkerasan Bab 8 9. Tentukan kebutuhan pelapisan (sealing) bahu jalan Lampiran F 10. Ulangi langkah 5 sampai 9 untuk setiap segmen yang seragam. 1.1.1 1. Tentukan umur rencana Umur Rencana minimal Elemen Perkerasan



10 Tahun Lapisan Aspal dan lapisan berbutir



2. Tentukan nilai-nilai ESA4 dan atau ESA5 sesuai umur rencana yang dipilih DATA LHR Jenis kendaraan



Jenis kendaraan



Lintas Harian Rata-rata (2 arah)



Mobil penumpang dan kendaraan 1,2,3,4,5A ringan lain Bus besar Truk 2 sumbu – cargo ringan Truk 2 sumbu – cargo sedang



5B 6A 6B



Truk 3 sumbu – ringan Truk 3 sumbu – sedang



7A1 7A2



Truk 2 sumbu



7B1 7B2



Trailer penarik 2 sumbu Truk 4 sumbu - trailer



7C1



Truk 5 sumbu - trailer Truk 5 sumbu - trailer



7C2A 7C2B



Truk 6 sumbu - trailer



7C3



500 5 25 20 15 20 0 0 2 2 0 4



Tabel 4.1. Faktor Laju Pertumbuhan Lalu Lintas (i) (%) Jawa Sumatera



Arteri dan perkotaan Kolektor rural Jalan desa



4.80 3.50 1.00



4.83 3.50 1.00



Kaliman Ratatan rata Indonesi a 5.14 3.50 1.00



4.75 3.50 1.00



Tabel 4.2. Faktor Distribusi Lajur (DL) Jumlah Lajur setiap arah



1 2 3 4



Kendaraan niaga pada lajur desain (% terhadap populasi kendaraan niaga) 100 80 60 50



Untuk jalan dua arah, faktor distribusi arah (DD) umumnya diambil 0,50



Umur Rencana 10 Tahun, Jalan dibuka Tahun 2019



Awal UR=2019, Akhir UR = 2029



VDF5 untuk wilayah kalimantan Jenis kendaraan



Lintas Harian Rata-rata (2 arah) 2018



LHR 2019



LHR 2020



VDF5 faktual



VDF5 normal



ESA5 (‘19-‘20)



ESA5 (’21-‘29)



(1)



(2) 500



(3) 518



(4) 536



(5) -



(6) -



(7) -



-



Mobil penumpang dan kendaraan ringan lain 5B



5



5



5



1.0



1.0



1.83E+03



8.26E+03



6A 6B



25 20



26 21



27 21



0.5 8.5



0.5 4.7



4.75E+03 6.52E+04



2.23E+04 1.63E+05



7A1 7A2



15 20



16 21



16 21



18.3 17.7



5.3 5.4



1.07E+05 1.36E+05



1.40E+05 1.87E+05



7B1 7B2



0 0



0 0



0 0



0.00E+00 0.00E+00



0.00E+00 0.00E+00



7C1 7C2A



2 2



2 2



2 2



20.4 14.7



10.2 5.2



1.49E+04 1.07E+04



3.37E+04 1.72E+04



7C2B 7C3



0 4



0 4



0 4



13.5



15.0



0.00E+00 1.97E+04



0.00E+00 9.91E+04



3.60E+05



6.71E+05 1.03E+06



Jumlah ESA5 CESA5(‘19-‘29) R(19-20) = R(21-29) =



(8)



1.000 9.052



3. Tentukan tipe perkerasan berdasarkan Tabel 3.1



Tabel 3.1. Pemilihan Jenis Perkerasan. Struktur Perkerasan



Bagan Desain



ESA (juta) dalam 20 tahun (pangkat 4 kecuali ditentukan lain) 0 – 0,5



0,1 – 4



4



-



-



2



2



2



4A



-



1, 2



-



-



-



AC WC modifikasi atau SMA modifikasi dengan CTB (ESA pangkat 5)



3



-



-



-



2



2



AC dengan CTB (ESA pangkat 5)



3



-



-



-



2



2



AC tebal ≥ 100 mm dengan lapis fondasi berbutir (ESA pangkat 5)



3B



-



-



1, 2



2



2



AC atau HRS tipis diatas lapis fondasi berbutir Burda atau Burtu dengan LPA Kelas A atau batuan asli Lapis Fondasi Soil Cement Perkerasan tanpa penutup (Japat, jalan kerikil)



3A



-



1, 2



-



-



-



5



3



3



-



-



-



6 7



1 1



1 -



-



-



-



Perkerasan kaku dengan lalu lintas berat (di atas tanah dengan CBR ≥ 2,5%) Perkerasan kaku dengan lalu lintas rendah (daerah pedesaan dan perkotaan)



Catatan: Tingkat kesulitan: 1 - kontraktor kecil – medium; 2 - kontraktor besar dengan sumber daya yang memadai; 3 - membutuhkan keahlian dan tenaga ahli khusus –kontraktor spesialis Burtu / Burda.



4. Tentukan segmen tanah dasar dengan daya dukung yang seragam. Bab 6 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27



CBR (%) 11 11 11 11 11 12 12 12 13 13 13 14 15 15 15 11 11 11 11 11 12 12 12 13 13 13 14



>4 - 10 >10 – 30



>30 200



28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69



15 15 15 11 11 11 11 11 12 12 12 13 13 13 14 15 15 15 11 11 11 11 11 12 12 12 13 13 13 14 15 15 15 11 12 12 13 13 14 15 15 15



n= Rata Rata CBR (Metode Percentile 10%) Standar Deviasi



69 12.70 11 1.52



CBR (Metode Std Dev)



11.42 f= 0,842 (untuk Jalan lokal dan Jalan Kecil)



Dipilih CBR =



11.00 Terkecil



5. Tentukan struktur fondasi perkerasan. Bab 6 Dari data CBR, didapat CBR Tanah Dasar 11%, dari Bagan Desain 2. Untuk CBR Tanah Dasar ≥ 6%, Untuk Perkerasan Lentur tidak diperlukan perbaikan Bagan Desain - 2. Desain Fondasi Jalan Minimum (1) Perkerasan Lentur



CBR Tanah dasar (%) ≥6



Beban lalu lintas pada lajur dengan umur 4 Kelas Kekuatan Uraian Struktur Tebal minimum perbaikan Tanah Dasar Fondasi dasar SG6 Perbaikan tanah tanah Tidak diperlukan perbaikan dasar dapat



Perkeras an Kaku Stabilisa si Semen (6)



150 mm stabilisas



5 SG5 4 SG4 3 SG3 2.5 SG2.5 Tanah ekspansif (potensi pemuaian > 5%) Perkerasan di atas tanah lunak(2)



dasar dapat berupa stabilassi semen atau material timbunan pilihan (sesuai persyaratan Lapis penopang(4)(5) -atau- lapis penopang dan geogrid (4) (5)



SG1 (3) Tanah gambut dengan HRS atau DBST untuk Lapis penopang perkerasan untuk jalan raya minor (nilai minimum berbutir(4) (5) – ketentuan lain berlaku)



100 150 175 400 1000



150 200 250 500 1100



100 200 300 350 600 1200



650



750



850



1000



1250



1500



stabilisas i di atas 150 mm material timbunan pilihan. Berlaku ketentua n yang sama dengan fondasi jalan perkeras an lentur



6. Tentukan struktur perkerasan yang memenuhi syarat dari Bagan Desain -3 atau Bagan Desain lainnya yang sesuai. Dari langkah 3, digunakan Bagan 3A CESA5 = 1.03E+06 Bagan Desain - 3A. Desain Perkerasan Lentur dengan HRS1 Kumulatif beban sumbu 20 FF1 < 0,5 0,5 ≤ FF2 ≤ 4,0 Desain tahun pada lajur rencana (106 CESA5) Jenis permukaan



Struktur perkerasan



HRS WC HRS Base LFA Kelas A LFA Kelas A atau LFA Kelas B atau kerikil alam atau lapis distabilisasi dengan CBR > 10% 3 1 Bagan



HRS atau Penetrasi makadam



HRS



HRS



LFA 25,00 cm



Tebal lapisan (mm)



50 150 150



30 35 250 125



HRS-Base 4,00 cm



LFB 12,50 cm 40 250 125



Desain - 3A merupakan alternatif untuk daerah yang HRS menunjukkan riwayat kinerja yang baik dan daerah yang dapat menyediakan material yang sesuai



(gap graded mix). 2 HRS



tidak sesuai untuk jalan dengan tanjakan curam dan daerah perkotaan dengan beban lebih besar dari 2 juta ESA5



3 Kerikil



alam dengan atau material stabiisasi dengan CBR > 10% dapat merupakan pilihan yang paling ekonomis jika material dan sumberdaya penyedia jasa yang mumpuni tersedia. Ukuran material LFA kelas B lebih besar dari pada kelas A sehingga lebih mudah mengalami segregasi. Selain itu, ukuran butir material kelas B yang lebih besar membatasi tebal minimum material kelas B. Walaupun dari segi mutu material kelas A lebih tinggi daripada kelas B, namun dari segi harga material LFA kelas A dan B tidak terlalu berbeda sehingga untuk jangka panjang LFA kelas A dapat menjadi pilihan yang lebih kompetitif.



7. Tentukan standar drainase bawah permukaan yang dibutuhkan Bab 5 Dari Tabel 5.1, untuk Jalan Kecil Tinggi Tanah Dasar ≥ 400 mm diatas muka air tanah --> Tidak diperlukan Drainase Bawah Permukaan Tabel 5.1. Tinggi Minimum Tanah Dasar di Atas Muka Air Tanah dan Muka Air Banjir Kelas Jalan



(berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan)



Tinggi tanah Tinggi tanah dasar diatas dasar diatas muka air tanah muka air banjir (mm) (mm) 1200 (jika ada drainase bawah permukaan di median)



Jalan Bebas Hambatan 1700 (tanpa drainase bawah permukaan di median)



Jalan Raya



1200 (tanah lunak jenuh atau gambut tanpa lapis drainase) 800 (tanah lunak jenuh atau gambut dengan lapis drainase) 600 (tanah dasar normal)



Jalan Sedang



600



Jalan Kecil



400



500 (banjir 50 tahunan)



500 (banjir 10 tahunan) NA



8. Tetapkan kebutuhan daya dukung tepi perkerasan Bab 8



Diperlukan penahan tepi perkerasan dari Agregat S dan Timbunan Pilihan



9. Tentukan kebutuhan pelapisan (sealing) bahu jalan Lampiran F Bahu Tanpa Bahan Pengikat, Lapisan Aspal < 12,5 cm maka LPA S minimum 12,5 cm LFA Kelas S 12,5 cm



HRS-Base 4,00 cm LFA 25,00 cm



Timbunan Pilihan 29 cm



LFB 12,50 cm



Buntok, 23 Nopember 2018



M. TAUFIK, ST NIP. 19840210 200604 1 017



41.5 cm