9 0 698 KB
9. Perencanaan Pondasi Dalam A. Gaya – gaya yang Bekerja pada Kolom / Pile Cap Dari hasil analisis data pembebanan struktur portal pada program SAP 2000 didapatkan nilai gaya yang bekerja pada kolom/pile cap sebagai data yang dibutuhkan dalam perencanaan perhitungan pile cap dan pondasi tiang pancang sesuai daya dukung tanah pada lokasi pembangunan. Berikut nilai gaya terbesar yang diambil untuk menghitung perencanaan pile cap dan kebutuhan tiang pancang pada struktur pondasi dalam.
Gambar 4.103 Sketsa Pondasi Tiang Pancang
280
B. Perhitungan Pondasi A) Menentukan Kapasitas Daya Dukung Pondasi Berdasarkan penyelidikan tanah hasil test sondir, data yang digunakan untuk perhitungan pondasi yaitu menggunakan lokasi 1, S-2 dengan qc = 50 kg/cm2 dan JHL = 1778 kg/cm.
a. Daya dukung tanah pondasi dangkal berdasar data sondir a) Daya dukung tanah berdasar Terzaghi (1943) yaitu : Untuk ϕ = 0 dapat ditulis : Pondasi bentuk persegi / lingkaran qu = 1,3 x Cu x Nc Pondasi bentuk lajur qu = Cu x Nc dimana Cu = qc / N nilai N = nilai korelasi, berkisar antara 10 sampai dengan 30 dengan, qu = daya dukung tanah ultimate Cu = kohesi tanah kondisi undrained Nc = faktor bearing kapasitas = 5,7 SF = safety factor = 3
Diambil contoh kedalaman D = 1,00 m Pondasi bentuk persegi / lingkaran qu = 1,3 x Cu x Nc = 1,3 x
50 30
x 5,7
= 12,35 kg/cm2 qa = =
qu SF 12,35 3
= 4,12 kg/cm2
281
b) Daya dukung tanah berdasar Oshaki (Sujono Sosrodarsono) (1984) yaitu : Untuk ϕ = 0 Syarat pondasi dangkal; D ≤ B dimana : qu = α x Cu x Nc dimana Cu = qc / N nilai N = nilai korelasi, berkisar antara 10 sampai dengan 30 dengan, qu = daya dukung tanah ultimate Cu = kohesi tanah kondisi undrained Nc = faktor bearing kapasitas = 5,30 α = faktor bentuk (tabel Oshaki) SF = safety factor = 3
Diambil contoh kedalaman D = 1,00 m Pondasi bentuk bujur sangkar / lingkaran qu = α x Cu x Nc = 1,3 x
50 30
x 5,30
= 11,48 kg/cm2 qa = =
qu SF 11,48 3
= 3,83 kg/cm2
c) Daya dukung tanah berdasar Meyerhof (1963) yaitu : Untuk ϕ = 0 dapat ditulis : Pondasi bentuk persegi / lingkaran qu = Cu x Nc x Fcs x Fcd x Fci dimana Cu = qc / N nilai N = nilai korelasi, berkisar antara 10 sampai dengan 30
282
dengan, qu = daya dukung tanah ultimate Cu = kohesi tanah kondisi undrained Nc = faktor bearing kapasitas = 5,14 Fcs = faktor bentuk Fcd = faktor kedalaman Fci = faktor kemiringan SF = safety factor = 3
Diambil contoh kedalaman D = 1,00 m dan B = 2,0 m Fcs = 1 +
B
+
L
Fcd = 1 + 0,4
Nq Nc
=1+
Df
( )= B
0,7 0,7
+ 1
1 + 0,4 (
2
1 5,4
= 2,19
) = 1,2
Fci = 1 (karena bebannya tegak) Pondasi bentuk persegi / lingkaran qu = Cu x Nc x Fcs x Fcd x Fci =
50 30
x 5,14 x 2,19 x 1,2 x 1
= 22,51 kg/cm2 qa = =
qu SF 22,51 3
= 7,50 kg/cm2
283
Tabel 4.21 Perhitungan Daya Dukung Tanah untuk Pondasi Dangkal Berdasar Data Sondir dengan Nilai Korelasi, N = 30 Kedalaman Daya Dukung Tanah untuk Pondasi Ijin
Metode
(D)
Persegi
Lajur
m
kg/cm2
kg/cm2
1,00
4,12
3,17
2,00
1,81
1,39
3,00
0,99
0,76
1,00
3,83
2,94
2,00
1,68
1,30
3,00
0,92
0,71
1,00
7,50
2,00
8,76
3,00
6,32
-
Terzaghi
Oshaka
Meyerhof
b. Daya dukung tanah pondasi dalam berdasar data sondir a) Daya dukung tanah berdasar Begemann (1965) yaitu : Pall =
qc 𝑥 A 3
+
JHL 𝑥 Q 5
dimana qc = ½ x (qcu + qcb) dengan Pall = kapasitas beban yang diijinkan qcu = qc rata – rata sepanjang 8 diameter bagian atas ujung tiang qcb = qc rata – rata sepanjang 3,5 diameter bagian atas ujung tiang A
= luas dasar penampang pondasi tiang
JHP = jumlah hambatan lekat Q
= panjang keliling pondasi tiang
284
Diketahui : Diameter tiang pancang
= 40 cm
A = ¼ x π x D2 = ¼ x 3,14 x 402
= 1256 cm2
Q = π x D = 3,14 x 40
= 125,6 cm
JHP (kedalaman 1 m)
= 80 kg/cm
qcu =
qcb =
10 + 15 + 15 + 30 + 50 5
= 24 kg/cm2
50 + 20 + 35 + 20 + 20 +22 + 15 + 10
qc =
8 24 + 24
Pall = =
2 qc 𝑥 Ap 3
= 24 kg/cm2
= 24 kg/cm2 JHL 𝑥 Q
+
24 𝑥 1256 3
5
+
80 𝑥 125,6 5
= 12057,6 kg = 12,0576 ton
b) Daya dukung tanah berdasar Metode Umum (Dina Pekerjaan Umum) yaitu : Pall =
kb 𝑥 qc 𝑥 A+ks 𝑥 JHP 𝑥 Q FK
dengan Pall = kapasitas beban yang diijinkan kb = resistensi faktor tahanan ujung tiang (0,75) qc = tahanan ujung tiang A
= luas dasar penampang pondasi tiang
ks
= resistensi faktor friksi tiang (0,5 – 0,75)
JHP = jumlah hambatan pelekat Q
= panjang keliling pondasi tiang
FK = faktor keamanan sebesar 2,5
285
Diketahui : Diameter tiang pancang
= 40 cm
A = ¼ x π x D2 = ¼ x 3,14 x 402
= 1256 cm2
Q = π x D = 3,14 x 40
= 125,6 cm
qc (kedalaman 1 m)
= 50 kg/cm2
JHP (kedalaman 1 m)
= 80 kg/cm
Pall
= =
kb 𝑥 qc 𝑥 A+ks 𝑥 JHP 𝑥 Q FK 0,75 𝑥 50 𝑥 1256 + 0,5 𝑥 80 𝑥 125,6 2,5
= 20849,6 kg = 20,8496 ton
c) Daya dukung tanah berdasar Trofimankove (1974) yaitu : JHP
kb 𝑥 qc 𝑥 A +( D ) 𝑥 Q Pall = FK
dengan Pall = kapasitas beban yang diijinkan kb = resistensi faktor tahanan ujung tiang (0,75) qc = tahanan ujung tiang A = luas dasar penampang pondasi tiang D = 1,5 – 3 (ketentuan) JHP = jumlah hambatan pelekat Q = panjang keliling pondasi tiang FK = faktor keamanan sebesar 2,5
Diketahui : Diameter tiang pancang
= 40 cm
A = ¼ x π x D2 = ¼ x 3,14 x 402
= 1256 cm2
Q = π x D = 3,14 x 40
= 125,6 cm
qc (kedalaman 1 m)
= 50 kg/cm2
JHP (kedalaman 1 m)
= 80 kg/cm
286
JHP
Pall
kb 𝑥 qc 𝑥 A +( D )𝑥 Q = FK 80
=
0,75 𝑥 50 𝑥 1256 +(1,5) 𝑥 125,6 2,5
= 21519,5 kg = 21,5195 ton
Tabel 4.22 Perhitungan Daya Dukung Tanah untuk Pondasi Tiang Berdasar Data Sondir (Diameter Tiang = 40 cm) Kedalaman
JHL
Begemann
Cara Umum
Trofimankove
(m)
(kg/cm)
ton
ton
ton
1,00
80
12,0576
20,8496
21,5195
2,00
162
12,1455
12,3590
13,7155
3,00
222
12,7568
10,0982
11,9571
4,00
272
13,7658
12,4846
14.7622
5,00
322
15,700
13,7406
16,4369
6,00
392
19,8281
19,2670
22,5494
7,00
492
25,1158
27,4310
31,5507
8,00
592
28,8461
31,8270
36,7841
9,00
692
30,5878
30,5710
36,3654
10,00
792
30,2235
29,3150
35,9467
11,00
872
32,1201
29,4406
36,7422
12,00
992
33,8325
30,5710
38,8774
13,00
1074
36,0263
35,2685
44,2614
14,00
1176
39,308
37,8307
47,6778
15,00
1276
44,3159
43,3571
54,0415
16,00
1378
48,5109
49,6874
61,2258
17,00
1478
51,7974
50,3154
62,6911
18,00
1578
56,4781
54,7114
67,9245
19,00
1678
60,1791
59,1074
73,1578
20,00
1778
63,6876
63,5034
78,3911
(D)
287
d) Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Berdasarkan Kekuatan Material Perencanaan pondasi tiang pancang menggunakan spesifikasi produk dari PT. Wijaya Karya Beton (Wika Beton) pada tabel berikut.
Tabel 4.23 Data Spesifikasi Pondasi Tiang Pancang
Berdasarkan spesifikasi pondasi tiang pancang dari WIKA Beton, tiang pancang dengan diameter 400 mm kelas B didapatkan daya dukung tiang Pumax = 114,40 ton
288
B) Tahanan Aksial Tiang Pancang Diketahui : Diameter tiang pancang (D)
= 0,40 m
Panjang tiang pancang (L)
= 20,00 m
Kuat tekan beton tiang pancang (fc’)
= 25 MPa = 25000 kPa
Berat beton bertulang (Wc)
= 24 kN/m3
Faktor reduksi kekuatan (ϕ)
= 0,60
Faktor reduksi nilai tahanan ujung nominal tiang (ω)
= 0,50
a. Berdasarkan Kekuatan Bahan Luas penampang tiang pancang A
= ¼ x π x D2 = ¼ x 3,14 x 0,402 = 0,1256 m2
Berat tiang pancang Wp = A x L x Wc = 0,1256 x 20,00 x 24 = 60,29 kN Kapasitas dukung nominal tiang pancang Pn
= 0,30 x A x fc’ – 1,2 x Wp = 0,30 x 0,1256 x 25000 – 1,2 x 60,29 = 869,65 kN
Tahanan aksial tiang pancang = ϕ x Pn = 0,6 x 869,65 = 521,79 kN
289
b. Berdasarkan Hasil Uji Sondir (Bagemann) a) Tahanan ujung Tahanan ujung nominal dihitung dengan rumus : Pb = ω x Ab x qc dimana : ω
= faktor reduksi nilai tahanan ujung nominal tiang
Ab = luas ujung bawah tiang (m2) qc = tahanan penetrasi kerucut statis yang merupakan nilai rata – rata dihitung dari 8 diameter di atas dasar sampai 4 diameter di bawah dasar tiang (kN/m2) Luas tampang tiang pancang Ab = ¼ x π x D2 = ¼ x 3,14 x 0,402 = 0,1256 m2 Tahanan penetrasi kerucut statis ditinjau pada kedalaman 20 m qcu =
30+35+30+35+40+35+40+45+40+40+50+45+50+45+40+45+50 17
= 40,88
qcb = 50
qc =
40,88 + 50 2
= 45,44 kg/cm2 = 4544 kN/m2
Tahanan ujung nominal tiang pancang Pb = ω x Ab x qc = 0,50 x 0,1256 x 4544 = 285,36 kN
290
b) Tahanan gesek Tahanan gesek nominal menurut Skempton dihitung dengan rumus : Ps
= ∑ [As x qf]
dimana : As = Luas permukaan segmen dinding tiang (m2) = π x D x L1 qf
= tahanan gesek kerucut statis rata-rata (kN/m)
Tabel 4.23 Perhitungan Tahanan Gesek Tiang Kedalaman
L1
As
qf
Ps
Z1 (m)
(m)
(m)
(kN/m)
(kN)
1
1
1
1,256
0,008
0,01
2
2
1
1,256
0,0162
0,02
3
3
1
1,256
0,0222
0,03
4
4
1
1,256
0,0272
0,03
5
5
1
1,256
0,0322
0,04
6
6
1
1,256
0,0392
0,05
7
7
1
1,256
0,0492
0,06
8
8
1
1,256
0,0592
0,07
9
9
1
1,256
0,0692
0,09
10
10
1
1,256
0,0792
0,10
11
11
1
1,256
0,0872
0,11
12
12
1
1,256
0,0992
0,12
13
13
1
1,256
0,1074
0,13
14
14
1
1,256
0,1176
0,15
15
15
1
1,256
0,126
0,16
16
16
1
1,256
0,1378
0,17
17
17
1
1,256
0,1478
0,19
18
18
1
1,256
0,1578
0,20
19
19
1
1,256
0,1678
0,21
20
20
1
1,256
0,1778
0,22
No
Ps = ∑ [As x qf]
291
2,17
c) Tahanan aksial tiang pancang Tahanan nominal tiang pancang Pn = Pb + Ps = 285,36 + 2,17 = 287,53 kN
Tahanan aksial tiang pancang = ϕ x Pn = 0,60 x 287,53 = 172,52 kN
C) Tahanan Lateral Tiang Pancang a. Berdaskan Momen Maksimum (Brinch Hansen) Kuat lentur beton tiang pancang fb = 0,40 x fc’ x 103 = 0,40 x 25 x 103 = 10000 kN/m2 Tahanan momen W = Ic / (D/2) dimana Ic = =
π 64 𝑥 D4 3,14 64 𝑥 0,404
= 1,9165 m4
W = Ic / (D/2) = 1,9165 / (0,40/2) = 9,5825 m3
292
Momen maksimum My = fb x W = 10000 x 9,5825 = 95825 kNm
Tabel 4.24 Kohesi Tanah Rata-rata di Sepanjang Tiang Kedalaman
L1
Cu
Z (m)
(m)
(m)
1
1
1
166,67
166,67
2
2
1
73,33
73,33
3
3
1
40,00
40,00
4
4
1
50,00
50,00
5
5
1
50,00
50,00
6
6
1
83,33
83,33
7
7
1
133,33
133,33
8
8
1
150,00
150,00
9
9
1
116,67
116,67
10
10
1
83,33
83,33
11
11
1
66,67
66,67
12
12
1
50,00
50,00
13
13
1
73,33
73,33
14
14
1
73,33
73,33
15
15
1
100,00
100,00
16
16
1
133,33
133,33
17
17
1
116,67
116,67
18
18
1
133,33
133,33
19
19
1
150,00
150,00
20
20
1
166,67
166,67
20
∑ Cu x L1
2010,00
No
∑ L1
Ču = =
∑ [Cu 𝑥 L1] ∑ L1 2010 20
= 100,5 kN/m2
293
Cu x L1
Kohesi tanah rata – rata, f
=
Hn
…………………………………. (Pers. 1)
9 𝑥 Ču 𝑥 D
g = L – (f + 1,5 x D)…………............................. (Pers.2) My = Hn x (e + 1,5 x D + 0,5 x f)………………… (Pers.3) My =
9 4
x D x Ču x g2…………………………….. (Pers.4)
Dari pers.1
: f = 0,007640 x Hn
Dari pers.2
: g = 19,40 - 0,007640 x Hn g2 = 0,0000584 x Hn2 – 0,29643 x Hn + 376,36 9 4
Dari pers.3
x D x Ču = 90,45
: My = Hn x (0,8 + 0,00382 x Hn) My = 0,00382 x Hu2 + 0,8 x Hn
Dari pers.4
: My = 0,00528 x Hu2 - 26,81 x Hn = 34041,76
Pers. Kuadarat
:0
= - 0,00146 x Hu2 + 27,61 x Hn = - 34041,76
Dari persamaan kuadrat, diperoleh tahanan lateral nominal 2
Hn =
−27,61 + √(27,61)2 −4 𝑥 (−0,00146) 𝑥−34041,76 2 𝑥−0,00146
= 1325,915 kN f = 10,130 m Mmax = Hn x (e + 1,5 x D + 0,5 x f) = 1325,915 x (0,20 x 0,40 + 0,5 x 10,130) = 6821,83 kNm Mmax < My 6821,83 kNm < 95825 kNm termasuk tiang pendek
294
Dari persamaan 3 My = Hn x (0,8 + 0,00382 x Hn) 95825 = 0,00382 x Hn2 + 0,8 x Hu 0
= 0,00382 x Hn2 + 0,8 x Hu – 95825 2
=
−0,8 + √(0,8)2 −4 𝑥 (0,00382) 𝑥−95825 2 𝑥0,00382
= 4904,88 kN
Tahanan lateral tiang pancang = ϕ x Hn = 0,60 x 4904,88 = 2942,93 kN
295