Perhitungan Plambing [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB III PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH 3.1 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR BERSIH Dalam menentukan kebutuhan air dapat digunakan metode yang pada masing-masing didapatkan laju aliran. Dari ketiga metode tersebut akan ditentukan mana yang akan dipakai untuk perhitungan selanjutnya. Penentuan metode didasarkan pada nilai Qd yang mempunyai nilai tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil dari ketiga metode tersebut. Adapun metode yang akan digunakan, yaitu berdasarkan (1) luas lantai efektif , (2) jenis dan jumlah alat plambing dan (3) unit beban alat plambing 3.1.1



Perhitungan Berdasarkan Luas Lantai Efektif Metode ini berdasarkan pada pemakaian air rata – rata sehari dari setiap penghuni, dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan demikian pemakaian air sehari dapat diperkirakan, walaupun jenis maupun jumlah alat plambing belum ditentukan. Luas lantai efektif dan pemakaian air rata – rata dapat dilihat dibawah ini. Tabel 3.1 Pemakaian air rata – rata per orang per hari Jangka waktu



Perbandinga



pemakaian



n luas lantai



air rata –



efektif total



rata sehari



(%)



250



(jam) 8-10



42-45



Setiap penghuni



160-250



8-10



50-53



Setiap penghuni



200-250



8-10



45-50



Mewah : 250



Pemakaian No.



Jenis Gedung



rata – rata sehari (liter)



1.



Perumahan



2.



mewah



3.



Rumah biasa Apartemen



Keterangan



liter Menengah : 180



4. 5.



120



8



Asrama



Mewah



8-10



Rumah sakit



>1000



liter 45-48



Bujangan : 120 liter



Menengah



Bujangan



500-1000



(Setiap tempat



Umum 350-



tidur pasien)



500



Pasien luar : 8



6.



5



58-60



liter



6



58-60



Staf/pegawai :



7.



Sekolah dasar



8.



SLTP



40



6



9.



SLTA & lebih



50



8



80



8



60-70



pasien : 160



100-200



7



55-60



liter



10



tinggi



11.



Rumah-toko Gedung kantor Toserba



120 L Keluarga



100



Guru : 100 liter



3



Guru : 100 liter Guru/dosen : 100 L Penghuninya : 160 L Setiap pegawai



Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, hal. 48



Pemakaian air rata-rata dapat diketahui menggunakan perhitungan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 



Menentukan luas total gedung Jika jumlah penghuni belum diketahui, maka untuk menentukan jumlah pemakaian air rata – rata sehari adalah dengan mencari luas total gedung kantor lima lantai ini dengan denah dan luas ukuran sebagai 80 m



berikut.



20 m I



40 m



II



II



Gbr 3.1 Denah bangunan perkantoran 26,7 m 26,7 m Luas lantai



= panjang x lebar



Luas I



= 80 m x 20m = 1.600 m2



Luas II



=



80 3



m x 20 m x 2



HERMINA INTAN BESTARI 14513146



= 1.067 m2 Luas Total



= Luas I + Luas II = 2.667 m2



Maka, total luas gedung untuk lima lantai adalah = 2667 x 5 = 13335 m2 



Menentukan luas efektif total Berdasarkan tabel 3.1 , luas efektif gedung perkantoran adalah 60 % - 70 %. Pada perencanaan ini, menggunakan luas efektif perkantoran 60% sehingga didapatkan luas sebagai berikut : Luas lantai efektif = 60% x luas 5 lantai =







60 x 13335=8001 m2 100



Menentukan jumlah penghuni total Pada gedung perkantoran, luas ruangan untuk perorangan adalah 5−10 m



2



. Untuk menghitung perkiraan jumlah penghuni pada



gedung perkantoran ini, digunakan asumsi kepadatan hunian sebesar 5m2 sehingga diperoleh hasil sebagai berikut : luas efektif gedung 5 lantai Jumlah penghuni = kepadatan hunian = 



8001 5 m 2/orang



= 1600 orang Menghitung pemakaian air dalam satu hari (Q1) Pemakaian air rata-rata sehari untuk jenis gedung perkantoran sebesar 100 liter/orang. Sehingga pemakaian rata-rata air per hari (Q1) adalah : Q1



= jumlah penghuni x pemakaian air rata-rata sehari = 1600 orang x 100 liter / hari / orang = 160.000 liter / hari = 160 m3 / hari







Untuk antisipasi kebocoran, perawatan alat-alat plambing, serta kebersihan kantor diperkirakan untuk penambahan debit sebesar 20 % dari Q1, maka debit rata-rata per hari (Qd) adalah : Qd = Q1 + (20% x Q1)







= 160 +(20% x 160) = 192 m3 / hari Lama rentang pemakaian air sesuai dengan jam kerja yaitu 8 jam per hari (antara pukul 08.00 – 16.00 ) maka didapat pemakaian air per jam ( Qh) sebesar :



Pemakaian air rata−rata sehari Qh = waktu puncak bekerja(8 jam) =







192 8



= 24 m3 / jam



Untuk mengantisipasi pemakaian air rata-rata sehari mengalami pertambahan debit karena volume yang dikeluarkan besar pada saat jamjam tertentu dengan menetapkan C1 = 1,5 – 2,0 , C2 = 3,0 – 4,0. Dalam perencanaan ini digunakan C1 = 1,75 dan C2 = 3,5 maka : Qh – max = 1,75 x 24 = 42 m3 /jam 24 Qm – max = 3,5 x 60 = 1,4 m3 /menit



3.1.2



Perhitungan Berdasarkan Jenis dan Jumlah Alat Plumbing Metode ini digunakan apabila kondisi pemakaian air dapat diketahui. Selain itu, harus diketahui juga jumlah dari setiap jenis alat plumbing yang digunakan dalam gedung tersebut. Berikut adalah tabel yang memuat presentase pemakaian air serentak alat plumbing (faktor pemakaian (%)) dan jumlah alat-alat plumbing dapat dilihat pada tabel 3.2. Sedangkan pemakaian air tiap alat plumbing, laju aliran airnya dan ukuran pipa cabang pipa air dapat dilihat pada tabel 3.3 . Tabel 3.2 Faktor pemakaian (%) dan jumlah alat plambing



Jumlah Alat Plambing



1



2



4



8



12



16



24



50



5040 30



27



23



Satu



2 3



5



100



7555 48



Dua



3 5



32



40



50



70



19



17



15



1210



6



7



7



8



9 10



45



42



40



39



38



3533



7



10



13



16



19



2533



JenisAlat Plambing Kloset dengan katup



1



gelontor Alat plambing biasa



1



4



6



Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 66 hal.



100



Tabel 3.3 Pemakaian air tiap alat plambing, laju aliran airnya, dan ukuran pipa cabang pipa air No



Pemakaian Nama



air untuk



Penggunaa n per jam



Waktu



Pipa



Pipa cabang air



Laju aliran



untuk



sambu



bersih ke alat plambing (mm)



alat



penggunaa



air



pengisi



ngan



plambin



n satu kali



(liter/menit



an



alat



g



(liter)



)



(detik)



plambi ng



Pipa



Temba



baja



ga4)



322)



25



20



13



203)



13



20



13



20



13



20



13



20



13



20



13



20



20



(mm)



1



13,5-16.51)



6-12



110-180



8,2-10



13-15



6-12



15



60



5



12-20



30



10



(dengan



9-18



12



1,8-3,6



300



katup



(@4,5)



12



4,5-6,3



300



3



12-20



10



18



10



6-12



15



40



15



6-12



15



60



25



6-12



25



60



Kloset



24



(dengan katup gelontor 2



) Kloset



13



(dengan tangki 3



gelontor )



13



Peturasa n 4



13



gelontor ) Peturasa 5



n, 2-4



22,5-31,5



orang



(@4,5)



13



(dengan tangki gelontor 6



) Peturasa



13



n, 5-7 7



orang (dengan



13



tangki gelontor 8



) Bak cuci



13



tangan kecil Bak cuci tangan 9



biasa



20



(lavatory ) Bak cuci dapur (sink) 10



dengan



125



3



30



250



20



20



20



12



120-



13-20



20



13-20



20



20



20



keran 13 mm 11



Bak cuci



12



24-60



dapur



30



(sink)



0



dengan



Tergantung



keran 22



ukurannya



3



30



mm Bak mandi rendam (bathtub ) Pancura n mandi (shower) Bak mandi gaya Jepang



Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 49 hal. Catatan : 1)



Standar pemakaian air untuk kloset dengan katup gelontor untuk satu kali penggunaan adalah 15



liter selama 10 detik. 2)



Pipa sambungan ke katup gelontor untuk kloset biasanya adalah 25 mm, tetapi untuk mengurangi



kerugian akibat gesekan dianjurkan memasang pipa ukuran 32 mm. 3)



Pipa sambungan ke katup gelontor untuk peturasan biasanya adalah 13 mm, tetapi untuk



mengurangi kerugian akibat gesekan dianjurkan memasang pipa ukuran 20 mm. 4)



Karena pipa tembaga kurang cenderung berkerak dibandingkan dengan pipa baja, maka ukurannya



bisa lebih kecil. Pipa PVC bisa juga dipasang dengan ukuran yang sama dengan pipa tembaga.



Berdasarkan gambar detail dari ruang saniter yang bertipe X dan Y maka dapat diketahui jumlah dan jenis alat plumbingnya. Untuk tiap lantai terdiri dari 4 ruang saniter yaitu 2 tipe X dan 2 tipe Y. Dengan menganggap



bahwa kondisi dan keadaan ruang saniter adalah sama untuk tiap lantai di seluruh gedung, maka bisa didapatkan jumlah masing-masing alat plumbing sesuai dengan table berikut :



Tabel 3.4 jumlah alat plumbing dalam satu gedung Jenis Alat



Jumlah Alat Plambing Tipe X Tipe Y



Plambing



Total 1



Total 5



Lantai



Lantai



Pria



Wanita



Pria



Wanita



6



6



6



6



24



120



Lavatory Urinoir



4



6



4



6



20



100



tangki



8



-



8



-



16



80



Kloset tangki Gelontor



gelontor Tabel 3.5 perhitungan pemakaian air pada alat plumbing Jenis



Jumla



Pemakaia



Total



Penggun



Q



Alat



h



n Air



Pemakai



aan per



Per



Plambi



untuk 1x



an air (L)



jam



jam



ng



pengguna



(kali/jam)



(L/jam



an



)



Kloset tangki gelonto r Lavator y Urinoir tangki gelonto



120



14 liter



1680



9



15120



100



10 liter



1000



9



9000



80



4,5 liter



360



12



4320



r Jumlah



28440



Faktor pemakaian serentak untuk alat plambing kloset tangki gelontor, lavatory dan



urinoir masing masing sebesar 33% ; 33 % dan 34,34%. Adapun



perhitungannya diperoleh dengan cara sebagai berikut : 



Faktor pemakaian (%) kloset tangki gelontor adalah sebesar 33 %. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan asumsi bahwa jumlah alat plambing kloset tangki gelontor sebanyak 100 karena jumlah alat plumbing maksimal yang terdapat pada table 3.2 adalah sebanyak 100. Sedangkan jumlah alat plumbing untuk kloset tangki gelontor pada gedung







perkantoran tersebut sebanyak 120. Faktor pemakaian (%) dari jumlah alat plambing urinoir 80 unit dalam 1 gedung dapat dihitung dengan menggunakan interpolasi sebagai berikut :



x−35 33−35 = 80−70 100−70 30 ( x−35 )=−20 30 x=−20+ 1050



x=34,34 



Faktor pemakaian (%) lavatory adalah sebesar 33 %. Hasil tersebut diperoleh sesuai dengan tabel 3.2 bahwa untuk jumlah lavatory (alat plumbing biasa) dengan jumlah 100, factor pemakaiannya adalah 33 %.



Oleh karena itu, diperoleh nilai laju aliran air seperti yang tertera pada tabel 3.6 berikut ini: Tabel 3.6 Laju aliran air pada Gedung Perkantoran faktor



Jenis Alat



Debit per



Plambin



jam(L/jam)



g



pemakaia n serentak (%)



Laju Aliran per jam (L/jam)



Kloset Katup



15120



33%



4989,6



Gelontor Lavatory



9000



33%



2970



Urinoir Katup



4320



34.34%



1484



Gelontor Jumlah



9443,6 L/jam



Dari tabel tersebut dapat diperoleh laju aliran per jam atau Qh (m3/jam) = 9,4436 m3/jam 



Jangka waktu pemakaian air rata-rata gedung kantor dalam sehari adalah 8 jam, maka: Qd











= 9,4436 m3/jam x 8 jam/hari = 75,5488 m3/hari Pemakaian air pada jam puncak dengan rentang c1 = 1,5 – 2,0 (C1=1,75) Qh-max = Qh x C1 = 9.4436 m3/jam x 1,75 = 16,5263 m3/jam Pemakaian air pada menit puncak dengan rentang c1 = 3,0 – 4,0 (C2=3,5) Qh ×C2 Qm-max = 60 =



3.1.3



9,4436 m3/ jam ×3,5 = 0,55 m3/jam 60



Berdasarkan Unit Beban Alat Plambing Dalam metode ini, untuk setiap alat plumbing ditetapkan suatu unit



beban (fixture unit). Untuk jumlah unit beban alat plambing dapat dapat dilihat pada tabel 3.5, sebagai berikut. Tabel 3.7 Unit alat plambing untuk penyediaan air dingin.1) Jenis alat plambing2)



Jenis penyediaan air



Unit alat plambing3) Untuk Untuk prib



umum5)



adi4 )



Kloset



Katup gelontor



6



10



Kloset



Tangki gelontor



3



5



Peturasan, dengan tiang



Katup gelontor



-



10



Peturasan terbuka (urinal stall)



Katup gelontor



-



5



Keterangan



Peturasan terbuka (urinal stall)



Tangki gelontor



-



3



Bak cuci (kecil) Bak cuci tangan



Keran



0,5



1



Keran



1



2



Bak cuci tangan, untuk kamar



Keran



operasi Bak mandi rendam (bath tub)



Keran



-



3



2



4



2



4



2



-



8



-



6



-



-



2



3



4



2



4



Untuk umum



pencampur



air dingin dan panas Pancuran mandi (shower)



Keran



pencampur



air dingin dan panas Pancuran mandi tunggal



Keran



pencampur



air dingin dan panas Satuan kamar mandi dengan bak mandi rendam Satuan kamar mandi dengan bak mandi rendam



Kloset



dengan



katup gelontor Kloset



dengan



tangki gelontor



Gedung



kantor,



dsb



-



5



hotel



(untuk tiap keran)



3



-



restoran, dsb



Keran



-



2



Bak cuci bersama



Keran



-



2



Bak cuci pel



Keran



Bak cuci dapur



Keran



Bak cuci piring



Keran air minum



Bak cuci pakaian (satu sampai



Katup bola



:



atau



tiga) Pancuran minum Pemanas air



Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”, PT. Pradnya Paramita, Jakarta,hal. 68



Catatan : 1)



Alat plambing yang airnya mengalir secara kontinyu harus dihitung secara terpisah, dan



ditambahkan pada jumlah unit alat plambing. 2) Alat plambing yang tidak ada di daftar dapat diperkirakan, dengan membandingkan dengan alat plambing yang mirip/terdekat. 3) Nilai unit alat plambing dalam tabel ini adalah keseluruhan. Kalau digunakan air dingin dan air panas, unit alat plambing maksimum masing-masing untuk air dingin dan air panas diambil tigaperempatnya. 4) Alat plambing untuk keperluan pribadi dimaksudkan pada rumah pribadi atau apartment, dimana pemakaiannya tidak terlalu sering. 5) Alat plambing untuk keperluan umum dimaksudkan yang dipasang dalam gedung kantor, sekolah, pabrik, dsb, dimana pemakaiannya cukup sering.







Menghitung kebutuhan air dengan UBAP Tabel 3.6 berikut ini menunjukkan jumlah alat plambing dan unit beban setiap alat tersebut sesuai dengan tabel 3.5 diatas. Tabel 3.8. Jumlah Unit Beban Alat Plumbing pada Gedung Perkantoran Jenis Alat



Jumlah



Unit Beban



Jumlah Unit Beban



Plambing Kloset Tangki



120



5



600



Gelontor Lavatory Urinoir Tangki



100 80



2 3



200 240



Gelontor Jumlah



1040



Berdasarkan tabel di atas, jumlah penggunaan air untuk seluruh lantai gedung perkantoran ini adalah sebagai berikut. a) Jumlah unit beban alat plambing seluruh gedung, UBAP = 1040 FU b) Berdasarkan kurva (2) hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran bagian (a), maka pemakaian air dapat diperoleh.



Gbr. 3.2. Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran (untuk unit beban sampai 250 – skala diperbesar). Kurva (1) untuk sistem yang sebagian besar dqaengan katup gelontor. Kurva (2) untuk sistem yang sebagian besar dengan tangki gelontor



Pada gambar kurva di atas maka didapatkan pada titik UBAP 1040, pemakaian air serentak untuk seluruh gedung adalah : Qm−maks=8,6liter /menit 3



Qm−maks=0,816 m /menit c) Pemakaian air seluruh gedung perjam ( Qh ), dengan nilai C2 antara 3,0 – 4,0, maka pemakaian air merata adalah : =



Qh ×C2 60



0,816 m /menit



=



Qh × 3,5 60



48,96 m3/menit



= Qh×3,5 = 13,98 m3/jam



Qm-max



3



Qh



d) Pemakaian air seluruh gedung perhari ( Qd ) dengan lama pemakaian berdasarkan jam kerja kantor yaitu 8 jam per hari nya adalah : Qd = Qh x t = 13,98 m3/jam x 8 jam/hari = 111,84 m3/hari Setelah menghitung kebutuhan air pada perencanaan jaringan air bersih gedung kantor tersebut dengan tiga metode, diperoleh hasil pemakaian air rata – rata per harinya sebagai berikut : Tabel 3.9. Perbandingan perhitungan laju aliran bersih Metode Perhitungan Jumlah Penghuni Jumlah dan Jenis Alat Plambing Unit Beban Alat Plumbing



Qd (m3/hari) 192



Qh (m3/jam) 24



75.5488



9,4436



111,84



13,98



Jumlah kebutuhan air dalam gedung perkantoran yang direncanakan menggunakan hasil perhitungan dengan metode unit beban alat plumbing. Pemilihan metode perhitungan kebutuhan air ini berdasarkan banyaknya jumlah



air yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil dibandingkan dengan dua metode lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kekurangan suplai air bersih bagi gedung perkantoran yang direncanakan. 3.2 PERHITUNGAN GROUND RESERVOIR DAN ROOF TANK 3.2.1 Kapasitas Ground Reservoir Dalam rumus ini dibutuhkan kapasitas nilai pipa dinas yang dipakai



gedung (Qs), dimana nilai Qs = Qh Qs



2 3



x Qh maka diperoleh :



= 14,25 m3/jam 2 = 3 x Qh =



2 3



x 14,25 m3/jam



= 9,5 m3/jam Sehingga kapasitas ground reservoir atau volume reservoir adalah : VGR = Qd – ( Qs x T ) Dengan : VGR



= volume ground reservoir (m3)



Qd



= jumlah kebutuhan air per hari (m3/hari)



Qs



= kapasitas nilai pipa dinas yang dipakai gedung (m3/jam)



T



= rata-rata pemakaian per hari yaitu 8 jam / hari



Maka, volume ground reservoirnya didapat sebesar : VGR = 111,84 – (9,5 x 8 ) = 35, 84 m3 Ground reservoir yang direncanakan berbentuk segiempat dengan dimensi sebagai berikut : Untuk menampung kelebihan air maka volume ground reservoir yang digunakan adalah 48 m3 Maka dimensi reservoarnya adalah : 3m x 4m x 4m.



3.2.2 Kapasitas Roof Tank Tangki atas dimaksudkan untuk menampung kebutuhan puncak, dan biasanya disediakan dengan kapasitas cukup untuk jangka waktu kebutuhan puncak tersebut, yaitu sekitar 30 menit. Metode rumus yang digunakan untuk menentukan kapasitas rooftank : VE=( Qp – Qmax ) Tp – Qpu x Tpu Dimana, VE : Kapasitas efektif rooftank (liter) Qp



: Kebutuhan puncak (liter/menit)



Qmax : Kebutuhan jam puncak (liter / menit) Qpu



: Kebutuhan pompa pengisi (liter / menit)



Tp



: Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)



Tpu



: Jangka waktu kerja pompa pengisi ( menit)



Diasumsikan : Tp : 30 menit Tpu



: 10 menit



Diketahui : 







Kebutuhan jam puncak dapat dinyatakan sebagai berikut : Qmax = C1 x (Qh/60) Dengan konstanta C1 berkisar antara 1,5 – 2,0 Qmax = 1,75 x (13,98/60) = 0,40775 m3/ menit = 407,75 liter / menit Kebutuhan menit puncak dapat dinyatakan sebagai berikut : Qp = C2 x (Qh/60) Dengan konstanta C2 berkisar antara 3,0 – 4,0 Qp = 3,5 x (13,98/60) = 0,816 m3/menit = 816 liter / menit Dimana Qmax = Qpu Sehingga kapasitas rooftanknya adalah : VE=( Qp−Qmax ) x Tp+Qpu x Tpu



VE=( 816−407,75 ) x 30−816 x 10 VE = 4087,5 liter VE = 4,087 m3 Maka dimensi pipanya adalah pxlxt = 1,5 x 1,5 x 2 3.2.3 Perhitungan Dimensi Pipa Air Bersih Ukuran dari pipa pelayanan dan meteran air dalam bangunan gedung dapat ditentukan sebagai berikut: a) Tentukan tekanan yang tersedia pada meter air; b) Tambahkan atau kurangi tekanan dengan melihat perubahan elevasi. Untuk perubahan tekanan sebesar ½ psi (0,35 m) adalah untuk setiap perubahan perbedaan tinggi sebesar 0,305 m antara tinggi air di meteran air dengan tinggi air yang keluar di gedung c) Pilih “rentang tekanan” yang diinginkan pada Tabel 4; d) Pilih “panjang pipa” sesuai dengan yang dibutuhkan; e) Tentukan “nilai UBAP” sama atau melebihi jumlah unit perlengkapan plambing yang dibutuhkan; f) Setelah mendapatkan butir e), maka jumlah UBAP yang tepat dapat digunakan untuk menentukan panjang pipa, diameter pipa, dan meter air. Tidak ada pipa layanan bangunan gedung berdiameter kurang dari ¾ inci (20 mm).



Tabel 3.10 UBAP / fixture unit untuk menentukan ukuran pipa air dan meter air



Penentuan dimensi pipa air bersih berdasarkan SNI 8153:2015, tekanan minimal dari rooftank ke saniter di lantai paling atas minimal adalah 21 mka. Dengan tinggi bangunan per lantai 4 meter, untuk mendapatkan tekanan minimal tersebut maka diasumsikan tinggi gedung lantai teratas 13 meter dan tinggi tower penyangga rooftank 8 meter, didapatkan tekanan minimal 21 mka. Pada perencanaan sistem perpipaan air bersih ini, penentuan dimensi pipa air bersih tiap saniter pada gedung kantor 5 lantai ini adalah :



1. Type Y1 Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



UBAP Kumula tif



Dimensi Pipa (inch)



b



2.5 2.5 2.5 1 1 1 1 1



A B C D E F G H



2.5 5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5 12.5



3/4" 3/4" 1" 1" 1" 1" 1" 1"



b b c c c c c



Dimen Dimen si si Pipa Pipa (cm) (mm) 1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54



19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4



Lantai 1 Tekanan



= 8 + 13 + 4 + 4 + 4+ 4 = 37 mka



Panjang pipa maksimum



= 35+10+8+13+4+4+4+4+0.3+2+1+16.5 = 101.8 m 122 (m)



Tabel 3.11. Perhitungan dimensi pipa type saniter Y1 lantai 1 Keterangan : b



: kloset tangki gelontor c : lavatory Lantai 2 Tekanan



= 8 + 13 + 4 + 4 + 4 = 33 mka



Panjang pipa maksimum



= 35+10+8+13+4+4+4+0.3+2+1+16.5 = 97.8 m (122 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



b b b c c c c c



2.5 2.5 2.5 1 1 1 1 1



A B C D E F G H



UBAP Kumula tif



Dimensi Pipa (inch)



Dimen si Pipa (cm)



Dimen si Pipa (mm)



2.5 5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5 12.5



3/4" 3/4" 1" 1" 1" 1" 1" 1"



1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54



19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4



Tabel 3.12. Perhitungan dimensi pipa type saniter Y1 lantai 2



Keterangan : b : kloset tangki gelontor c : lavatory Lantai 3 Tekanan



= 8 + 13 + 4 + 4 = 29 mka



Panjang pipa maksimum



= 35+10+8+13+4+4+0.3+2+1+16.5 = 93.8 m (122 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



UBAP Kumula tif



Dimensi Pipa (inch)



Dimen si Pipa (cm)



Dimen si Pipa (mm)



b b b c c c c c



2.5 2.5 2.5 1 1 1 1 1



A B C D E F G H



2.5 5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5 12.5



3/4" 1" 1" 1" 1" 1" 1" 5/4"



1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54 3,175



19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 31,75



Tabel 3.13. Perhitungan dimensi pipa type saniter Y1 lantai 3 Lantai 4 Tekanan



= 8 + 13 + 4 = 25 mka



Panjang pipa maksimum



= 35+10+8+13+4+0.3+2+1+16.5 = 89.8 m (91 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



UBAP Kumula tif



Dimensi Pipa (inch)



Dimen si Pipa (cm)



Dimen si Pipa (mm)



b b b c c c c c



2.5 2.5 2.5 1 1 1 1 1



A B C D E F G H



2.5 5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5 12.5



3/4" 3/4" 1" 1" 1" 1" 1" 1"



1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54



19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4



Tabel 3.14. Perhitungan dimensi pipa type saniter Y1 lantai 4 Keterangan :



b : kloset tangki gelontor c : lavatory Lantai 5 Tekanan



= 8 + 13 = 21 mka



Panjang pipa maksimum



= 35+10+8+13+0.3+2+1+16.5 = 85.8 m (91 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



b b b c c c c c



2.5 2.5 2.5 1 1 1 1 1



A B C D E F G H



UBAP Kumula tif



Dimensi Pipa (inch)



2.5 5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5 12.5



3/4" 3/4" 1" 1" 1" 1" 1" 1"



Dimensi Pipa (cm)



Dimen si Pipa (mm)



1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54



19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4



Tabel 3.15. Perhitungan dimensi pipa type saniter Y1 lantai 5 Keterangan : b : kloset tangki gelontor c : lavatory Untuk pipa tegak, diperolah perhitungan sebagai berikut : Lantai Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3 Lantai 4 Lantai 5



UBAP 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5



Diameter pipa (inch) 1"



1" 5/4" 5/4" 5/4"



Diameter pipa (mm) 25,4 25,4 31,75 31,75 31,75



Tabel 3.16. Perhitungan pipa tegak saniter type Y1



2. Type Y2 Lantai 1 Tekanan Panjang pipa maksimum



= 8 + 13 + 4 + 4 + 4+ 4 = 37 mka = 35+24+8+13+4+4+4+4+0.3+2+1+16.5 = 115.8 m (122 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



UBAP Kumula tif



b b b c c c c c



2.5 2.5 2.5 1 1 1 1 1



A B C D E F G H



2.5 5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5 12.5



Dimensi Dimensi Dimensi Pipa Pipa Pipa (inch) (cm) (mm) 3/4" 3/4" 1" 1" 1" 1" 1" 1"



1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54



19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4



Tabel 3.17. Perhitungan dimensi pipa type saniter Y2 lantai 1 Keterangan : b : kloset tangki gelontor c : lavatory Lantai 2 Tekanan



= 8 + 13 + 4 + 4 + 4 = 33 mka



Panjang pipa maksimum



= 35+24+8+13+4+4+4+4+0.3+2+1+16.5 = 115.8 m (122 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



UBAP Kumula tif



b b b c c c c c



2.5 2.5 2.5 1 1 1 1 1



A B C D E F G H



2.5 5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5 12.5



Dimensi Dimensi Dimensi Pipa Pipa Pipa (inch) (cm) (mm) 3/4" 3/4" 1" 1" 1" 1" 1" 1"



1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54



19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4



Tabel 3.18. Perhitungan dimensi pipa type saniter Y2 lantai 2 Keterangan : b : kloset tangki gelontor c : lavatory Lantai 3



Tekanan



= 8 + 13 + 4 + 4 = 29 mka



Panjang pipa maksimum



= 35+24+8+13+4+4+4+0.3+2+1+16.5 = 107.8 m (122 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



b b b c c c c c



2.5 2.5 2.5 1 1 1 1 1



A B C D E F G H



UBAP Kumula tif 2.5 5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5 12.5



Dimensi Dimens Dimensi Pipa i Pipa (cm) Pipa (inch) (mm) 1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54 3,175



3/4" 1" 1" 1" 1" 1" 1" 5/4"



19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 31,75



Tabel 3.19. Perhitungan dimensi pipa type saniter Y2 lantai 3 Keterangan : b : kloset tangki gelontor c : lavatory Lantai 4 Tekanan



= 8 + 13 + 4 = 25 mka



Panjang pipa maksimum



= 35+24+8+13+4+4+0.3+2+1+16.5 = 103.8 m (122 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



UBAP Kumula tif



b b b c c c c c



2.5 2.5 2.5 1 1 1 1 1



A B C D E F G H



2.5 5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5 12.5



Dimensi Pipa (inch) 3/4" 1" 1" 1" 1" 1" 1" 5/4"



Dimensi Dimens Pipa i (cm) Pipa (mm) 1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54 3,175



19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 31,75



Tabel 3.20. Perhitungan dimensi pipa type saniter Y2 lantai 4 Keterangan : b : kloset tangki gelontor c : lavatory



Lantai 5 Tekanan



= 8 + 13 = 21 mka



Panjang pipa maksimum



= 35+24+8+13+4+0.3+2+1+16.5 = 99.8 m (122 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



UBAP Kumula tif



b b b c c c c c



2.5 2.5 2.5 1 1 1 1 1



A B C D E F G H



2.5 5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5 12.5



Dimensi Pipa (inch) 3/4" 1" 1" 1" 1" 1" 1" 5/4"



Dimensi Dimens Pipa i (cm) Pipa (mm) 1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54 3,175



19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 31,75



Tabel 3.21. Perhitungan dimensi pipa type saniter Y2 lantai 5 Keterangan : b : kloset tangki gelontor c : lavatory Untuk pipa tegak, diperolah perhitungan sebagai berikut : Lantai Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3 Lantai 4 Lantai 5



UBAP



Diameter pipa (inch)



Diameter pipa (mm)



12.5 12.5 12.5 12.5 12.5



1"



25,4 25,4 31,75 31,75 31,75



1" 5/4" 5/4" 5/4"



Tabel 3.22. Perhitungan pipa tegak saniter type Y2



3. Type X1 Lantai 1 Tekanan Panjang pipa maksimum



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



c c a a a a b b b



1 1 2 2 2 2 2.5 2.5 2.5



A B C D E F G H I



= 8 + 13 + 4 + 4 + 4+ 4 = 37 mka = 35+10+8+13+4+4+4+4+0.3+2+1+15 = 100.3 m (122 m) UBAP Kumula tif 1 2 4 6 8 10 12.5 15 17.5



Dimensi Dimens Dimensi Pipa i Pipa (cm) Pipa (inch) (mm) 1/2" 3/4" 3/4" 3/4" 1" 1" 1" 1" 1"



1,27 1,905 1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54



12,7 19,05 19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4



Tabel 3.23. Perhitungan dimensi pipa type saniter X1 lantai 1 Keterangan : a : urinoir b : kloset tangki gelontor c : lavatory Lantai 2 Tekanan Panjang pipa maksimum



= 8 + 13 + 4 + 4 + 4 = 33 mka = 35+10+8+13+4+4+4+0.3+2+1+15 = 96.3 m (122 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



UBAP Kumula tif



c c a a a a b b b



1 1 2 2 2 2 2.5 2.5 2.5



A B C D E F G H I



1 2 4 6 8 10 12.5 15 17.5



Dimensi Pipa (inch) 1/2" 3/4" 3/4" 3/4" 1" 1" 1" 1" 1"



Dimensi Dimens Pipa i (cm) Pipa (mm) 1,27 1,905 1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54



Tabel 3.24. Perhitungan dimensi pipa type saniter X1 lantai 2 Keterangan : a : urinoir



12,7 19,05 19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4



b : kloset tangki gelontor c : lavatory Lantai 3 Tekanan Panjang pipa maksimum



= 8 + 13 + 4 + 4 = 29 mka = 35+10+8+13+4+4+0.3+2+1+15 = 92.3 m (122 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



UBAP Kumula tif



c c a a a a b b b



1 1 2 2 2 2 2.5 2.5 2.5



A B C D E F G H I



1 2 4 6 8 10 12.5 15 17.5



Dimensi Pipa (inch) 3/4" 3/4" 3/4" 1" 1" 1" 5/4" 5/4" 5/4"



Dimensi Dimens Pipa i (cm) Pipa (mm) 1,905 1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 3,175 3,175 3,175



Tabel 3.25. Perhitungan dimensi pipa type saniter X1 lantai 3 Keterangan : a : urinoir b : kloset tangki gelontor c : lavatory



19,05 19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 31,75 31,75 31,75



Lantai 4 Tekanan Panjang pipa maksimum



= 8 + 13 + 4 = 25mka = 35+10+8+13+4+0.3+2+1+15 = 88.3 m (91 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



UBAP Kumula tif



c c a a a a b b b



1 1 2 2 2 2 2.5 2.5 2.5



A B C D E F G H I



1 2 4 6 8 10 12.5 15 17.5



Dimensi Pipa (inch) 1/2" 3/4" 3/4" 1" 1" 1" 1" 5/4" 5/4"



Dimensi Dimens Pipa i (cm) Pipa (mm) 1,27 1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 3,175 3,175



12,7 19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 31,75 31,75



Tabel 3.26. Perhitungan dimensi pipa type saniter X1 lantai 4 Keterangan : a : urinoir b : kloset tangki gelontor c : lavatory Lantai 5 Tekanan Panjang pipa maksimum



= 8 + 13 = 21 mka = 35+10+8+13+0.3+2+1+15 = 84.3 m (91 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



UBAP Kumula tif



c c a a a a b b b



1 1 2 2 2 2 2.5 2.5 2.5



A B C D E F G H I



1 2 4 6 8 10 12.5 15 17.5



Dimensi Pipa (inch) 1/2" 3/4" 3/4" 1" 1" 1" 1" 5/4" 5/4"



Dimensi Dimens Pipa i (cm) Pipa (mm) 1,27 1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 3,175 3,175



Tabel 3.27. Perhitungan dimensi pipa type saniter X1 lantai 5



12,7 19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 31,75 31,75



Keterangan : a : urinoir b : kloset tangki gelontor c : lavatory Untuk pipa tegak, diperolah perhitungan sebagai berikut : Lantai Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3 Lantai 4 Lantai 5



UBAP



Diameter pipa (inch)



Diameter pipa (mm)



17.5 17.5 17.5 17.5 17.5



1"



25,4 25,4 31,75 31,75 31,75



1" 5/4" 5/4" 5/4"



Tabel 3.22. Perhitungan pipa tegak saniter type X1 4. Type X2 Lantai 1 Tekanan Panjang pipa maksimum



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



c c a a a a b b b



1 1 2 2 2 2 2.5 2.5 2.5



A B C D E F G H I



= 8 + 13 + 4 + 4 + 4+ 4 = 37 mka = 35+24+8+13+4+4+4+4+0.3+2+1+15 = 114.3 m (122 m) UBAP Kumula tif 1 2 4 6 8 10 12.5 15 17.5



Dimensi Dimens Dimensi Pipa i Pipa (cm) Pipa (inch) (mm) 1/2" 3/4" 3/4" 3/4" 1" 1" 1" 1" 1"



1,27 1,905 1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54



12,7 19,05 19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4



Tabel 3.23. Perhitungan dimensi pipa type saniter X2 lantai 1 Keterangan : a : urinoir b : kloset tangki gelontor c : lavatory



Lantai 2 Tekanan Panjang pipa maksimum



= 8 + 13 + 4 + 4 + 4= 33 mka = 35+24+8+13+4+4+4+0.3+2+1+15 = 110.3 m (122 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



UBAP Kumula tif



c c a a a a b b b



1 1 2 2 2 2 2.5 2.5 2.5



A B C D E F G H I



1 2 4 6 8 10 12.5 15 17.5



Dimensi Pipa (inch) 1/2" 3/4" 3/4" 3/4" 1" 1" 1" 1" 1"



Dimensi Dimens Pipa i (cm) Pipa (mm) 1,27 1,905 1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 2,54 2,54



12,7 19,05 19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4



Tabel 3.24. Perhitungan dimensi pipa type saniter X2 lantai 2 Keterangan : a : urinoir b : kloset tangki gelontor c : lavatory Lantai 3 Tekanan Panjang pipa maksimum



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



c c a a a a b b b



1 1 2 2 2 2 2.5 2.5 2.5



A B C D E F G H I



= 8 + 13 + 4 + 4 = 29 mka = 35+24+8+13+4+4+0.3+2+1+15 = 106.3 m (122 m) UBAP Kumula tif 1 2 4 6 8 10 12.5 15 17.5



Dimensi Dimens Dimensi Pipa i Pipa (cm) Pipa (inch) (mm) 3/4" 3/4" 3/4" 1" 1" 1" 5/4" 5/4" 5/4"



1,905 1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 3,175 3,175 3,175



19,05 19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 31,75 31,75 31,75



Tabel 3.25. Perhitungan dimensi pipa type saniter X2 lantai 3



Keterangan : a : urinoir b : kloset tangki gelontor c : lavatory Lantai 4 Tekanan Panjang pipa maksimum



= 8 + 13 + 4 = 25 mka = 35+24+8+13+4+0.3+2+1+15 = 102.3 m (122 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



UBAP Kumula tif



c c a a a a b b b



1 1 2 2 2 2 2.5 2.5 2.5



A B C D E F G H I



1 2 4 6 8 10 12.5 15 17.5



Dimensi Pipa (inch) 3/4" 3/4" 3/4" 1" 1" 1" 5/4" 5/4" 5/4"



Dimensi Dimens Pipa i (cm) Pipa (mm) 1,905 1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 3,175 3,175 3,175



19,05 19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 31,75 31,75 31,75



Tabel 3.26. Perhitungan dimensi pipa type saniter X2 lantai 4 Keterangan : a : urinoir b : kloset tangki gelontor c : lavatory



Lantai 5 Tekanan Panjang pipa maksimum



= 8 + 13 + 4 = 21 mka = 35+24+8+13+4+0.3+2+1+15 = 102.3 m (122 m)



Sanit er



UBA P



Pipa Penghubu ng



UBAP Kumula tif



c c a a a a b b b



1 1 2 2 2 2 2.5 2.5 2.5



A B C D E F G H I



1 2 4 6 8 10 12.5 15 17.5



Dimensi Pipa (inch) 3/4" 3/4" 3/4" 1" 1" 1" 5/4" 5/4" 5/4"



Dimensi Dimens Pipa i (cm) Pipa (mm) 1,905 1,905 1,905 2,54 2,54 2,54 3,175 3,175 3,175



19,05 19,05 19,05 25,4 25,4 25,4 31,75 31,75 31,75



Tabel 3.27. Perhitungan dimensi pipa type saniter X2 lantai 4 Keterangan : a : urinoir b : kloset tangki gelontor c : lavatory Untuk pipa tegak, diperolah perhitungan sebagai berikut : Lantai Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3 Lantai 4 Lantai 5



UBAP



Diameter pipa (inch)



Diameter pipa (mm)



17.5 17.5 17.5 17.5 17.5



1"



25,4 25,4 31,75 31,75 31,75



1" 5/4" 5/4" 5/4"



Tabel 3.28. Perhitungan pipa tegak saniter type X2



3.2.4 Perhitungan Pompa Air Bersih



Gbr. 3.3. Sketsa Headloss pipa pelayanan air bersih Pada perencanaan gedung perkantoran ini terdapat pompa hisap (suction) dan pompa tekan (discharge). Dimana :     



L suction L discharge Ha Vs Qh



    



(berdasarkan unit beban alat plambing) C = 130 (baja karbon baru) K katub hisap = 0,2 (koefisien kehilangan tekanan) K katub belok = 1,5 (koefisien kehilangan tekanan) K check valve = 0,3 (koefisien kehilangan tekanan) Sisa tekan = 10 m



= 8 meter = 1 m + 4 m + 4 m + 4 m + 4 m + 13 m + 8 m = 38 m = 8 m + 38 m = 46 m = 2 m/s = 13,98 m3/jam −3 = 3,88 x 10 m3/detik



Sehingga dapat ditentukan : a. Diameter pipa Q= A x V



1 Q= xπx D 2 v 4



D=(



4 x Q 1/ 2 ) π xv



D=(



4 x 3,88 x 10 ) 3,14 x 2



−3 1/ 2



D=0,049 m D=49 mm



b. Hf suction ( Headloss pompa hisap) Hf =



Q1,85 x L suction (0,2785 x C x D2,63)



(3,88 x 10−3 )1,85 x 8 Hf = (0,2785 x 130 x 0,0492,63 ) Hf =0,021 m



c. Hf discharge ( Headloss pompa tekan) Q1,85 x L discharge Hf = 1,85 ( 0,2785 x C x D2,63 )



Hf =



(3,88 x 10−3 )1,85 x 38 1,85



( 0,2785 x 130 x 0,0492,63 )



Hf =4,05 m



d. Hf mayor loses



= Hf discharge + Hf suction = 4,05 + 0,021 = 4,071 m



e. Minor losses : Q= A x V V= V=



Q A (3,88 x 10−3) 1 x 3,14 x 0,0492 4



V =2,05 m/detik



Hf =



v2 2 xg



Hf =



2,052 2 x 9,81



Hf =0,214 m



f. Hf katub hisap (k=0,2) 2 v Hf =k x 2 xg 2



2,05 Hf =0,2 x 2 x 9,81 Hf =0,043 m g. Hf belokan (k= 1,5) dengan belokan = 4 2 v Hf =4 xk x 2 xg Hf =( 4 x 1,5) x



2,052 2 x 9,81



Hf =1,285 m



h. Hf check valve (k= 0,3) v2 Hf =k x 2 xg Hf =0,3 x



2,052 2 x 9,81



Hf =0,642 m i. Hstatis = 3+(4x4) +13 + 8 = 40 m



j. Head sistem



v2 = Hmayor +H minor + 2 g



= 4,071 m + 0,043 m + 1,285 m + 0,642 m + 0,214 m = 6,255 m k. Head pompa = Head sistem + H statis + sisa tekan = 6,255 m + 40 m + 10 m = 56,255 m Whp atau daya pompa merupakan energy yang secara efektif diterima oleh air dari pompa per satuan waktu. Whp sendiri merupakan akronim dari watt horse power. Berikut ini adalah rumus yang dapat digunakan untuk menghitung daya pompa : Whp



=



ρ x Q x Hp η



Dimana : Whp ρ



= daya pompa (Kwatt) = massa jenis air (kg/m3)



Q



= debit air bersih (m3/s)



Hp



= Head pompa (m)



Sehingga besar daya pompanya adalah 1000 kg /m3 x 3,88 x 10−3 x 56,255 75



Whp



=



Whp



= 291 Hp



Karena 1 Hp = 0,746 kW, maka : Whp



= 291 Hp x 0,746 kW = 217 kW



Berdasarkan perhitungan yang diperoleh maka dapat ditentukan jenis pompa dari grafik daya pompa sebagai berikut



Keterangan : Sumbu x adalah debit per satuan jam (m3/h) Sumbu y adalah headloss pompa (m) Gbr. 3.4. Grafik Daya Pompa



Adapun debit dan headloss yang diperoleh adalah sebagai berikut : Debit



: 13,98 m3/jam (berdasarkan unit beban alat plambing)



Head pompa : 56,255 m Apabila debit dan head pompa tersebut diplotkan dalam grafik daya pompa maka dapat ditentukan jenis dan seri pompa. Adapun jenis dan seri pompa yang didapat antara lain : Seri pompa



: 50-32-200



Jenis Pompa : CENTRIFUGAL PUMP LEO LEP



Berdasarkan jenis pompa leo lep dengan seri 50-32-200 maka diperoleh spesifikasi sebagai berikut : Model / seri



: 50-32-200



Inlet



: 50 mm



Outlet



: 32 mm



Impeller Size



: 200 mm



Catriage Seal



: Diameter 35 mm Seal



Input Shaft Dia



: 24 x 50 mm L



Driven Power



: 24 x 50 mm L



Max. Capacity Head/Flow



: 53m/17m3/h



Rated Capacity Head/Flow



: 50m/12.5m3/h



Kecepatan



: 2900 rpm



Frekuensi



: 50 Hz



Gbr. 3.5. Pompa Sentrifugal LEO LEP