Perkembangan Ilmu Keperawatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH PERKEMBANGAN ILMU KEPERAWATAN “ REFLECTTIVE PRACTICE” “PATTERN OF KNOWING” DALAM TEORI FLORENCE NIGHTINGALE



Oleh: KELOMPOK 2 (Peminatan Keperawatan Jiwa) Anggota : Fandro Armando T



220120180058



Emma Aprilia Hastuti



220120180072



Gregoria Klau



220120180047



Wiedy Suciati Dewi



220120180064



Sartika Rajagukguk



220120180046



Idhfi Marpatmawati



220120180025



PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2018



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Keperawatan merupakan profesi yang telah lama ada, keperawatan ada bersamaan dengan



adanya manusia itu sendiri. Hal ini didasari dari kenyataan bahwa sejak dahulu perawatan telah dilakukan manusia walaupun dengan tindakan dan alat yang sangat sederhana. Seiring perkembangan zaman keperawatan mulai berkembang dari yang awalnya hanya tindakan berdasarkan naluri atau disebut sebagai mother instinc menjadi suatu disiplin ilmu yang mebutuhkan ketrampilan dan pengetahuan yang cukup didalam pelaksanaannya. Ilmu Keperawatan adalah rangkaian teori dan paraktek yang bertujuan dalam peningkatan kualitas pelayanan kepada pasien. Mendalami ilmu dan mempelajarinya berarti membekali diri dalam rangka memperkaya khasanah keilmuan tentang keperawatan, sehingga bisa dianalisis, dibuktikan dan dikembangkan dengan parameter dalam ilmu kesehatan secara umum maupun secara khusus. Tidak seperti ilmu kompleksitas, ilmu merawat fokus pada keunikan proses hubungan kepedulian manusia dan lingkungan, yang diartikulasikan kedalaman makna kepedulian dalam kesehatan manusia pengalaman dari empiris, etika, estetika, pribadi, dan pola sosial budaya (Carper, 1978). Keperawatan dikatakan sebuah profesi karena karakteristik profesi semuanya ada dalam diri keperawatan, yaitu :(1) body of knowledge, (2) penggunaan riset sebagai dasar pengembangan keilmuan, (3) adanya pendidikan tinggi. Untuk memantapkan diri menjadi sebuah profesi yang kuat maka perlu mengokohkan dasar keilmuan, didukung oleh bangunan etika dan moral yang terstandar, dan dilingkupi oleh jaminan hukum yang pasti. Oleh karena itu bangunan keilmuan sains keperawatan harus selalu dikembangkan dengan proses mencari tahu. Epistemologi adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan, apa yang orang tahu. Epistemologi didalam keperawatan adalah studi tentang pengetahuan keperawatan, perawat tahu apa dan bagaimana perawat datang untuk mengetehui apa yang mereka pikir mereka tahu (Schultz & Meleis, 1988). Pattern of Knowing (pola pengetahuan) merupakan konsep umum untuk menentukan jenis pengetahuan yang bertujuan mengembangkan pengetahuan untuk diatur, diuji dan diterapkan. Pattern of Knowing juga dikatakan sebagai batang tubuh keilmuan bagi praktik keperawatan



yang memberikan contoh cara berfikir tentang fenomena. Pola pengetahuan tersebut akan menentukan jenis pengetahuan apa yang dianggap paling penting dalam bidang keperawatan. Empat pola mengetahui (Pattern Of Knowing) dalam keperawatan, meliputi: (1) Empirics, ilmu keperawatan, (2) esthetics, seni keperawatan, (3) personal knowledge, komponen



dari



pengetahuan pribadi dalam keperawatan dan (4) ethics, komponen pengetahuan moral dalam keperawatan (Carper, 1978). Florence Nightingale adalah salah satu penemu teori keperawatan.. Florence Nightingale juga mengenali dan melibatkan semua pola dalam praktik keperawatan dan menulis lebih dari satu abad sebelum diidentifikasi secara resmi oleh Carper dan para ahli lainnya. Dengan demikian, ini akan menunjukan dukungan pada Pattern of Knowing sebagai aspek dasar yang melekat dan dasar-dasar profesi keperawatan, menawarkan wawasan holistik dan bimbingan kepada pendidik, peneliti dan praktisi yang berdampak, peduli kepada klien, keluarga dan masyarakat. B.



Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas penting bagi seorang perawat untuk mengetahui gambaran 4 pola mengetahui (Pattern Of Knowing) dalam praktek ilmu keperawatan.



C.



Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran aspek 4 Pola Mengetahui (Pattern Of Knowing) di dalam teori keperawatan Florence Nightingale.



D.



Manfaat Penulisan Mampu memahami 4 aspek pola mengetahui (Pattern Of knowing) di dalam teori keperawatan Florence Naightingale.



BAB II PATTERN OF KNOWING (FLORENCE NIGHTINGALE)



A. CARA MENGETAHUI (WAYS OF KNOWING) Dalam ilmu keperawatan, Carper menjelaskan 4 pola dasar Pattern Of Knowing yang dalam pemaparannya menjelaskan tentang cara memahami klien secara menyeluruh dan perawat sebagai individu dalam praktik keperawatan. Pola tersebut merupakan komitmen profesional untuk menilai berbagai pendekatan terhadap pertanyaan dan masalah yang muncul dalam disiplin keperawatan. Empat komponen pola mengetahui (Pattern Of Knowing) tersebut terdiri dari Empiris (Emperical Knowing), Estetika (Aesthetic Knowing), Etika (Ethics Knowing), dan Pengetahuan Pribadi (Personal Knowing). Polai Integrasi dan kontekstualisasi merupakan tantangan bagi para profesional keperawatan, dan kegagalan untuk mengenali sintesis ini menghasilkan pendekatan yang terfragmentasi yang dikenal sebagai "Pattern gone wild." Chinn, L Peggy dan Kramer (1999) mendefinisikan Pattern Of Knowing sebagai cara mempersepsikan atau memahami diri sendiri dan dunia sebagai sebuah proses yang ontologis, dinamis yang dapat berubah, dan memandang “pengetahuan” sebagai bentuk yang dapat dibagikan atau dikomunikasikan dengan orang lain. Sedangkan, Lincoln berpendapat bahwa semua cara untuk mengetahui itu relasional dan cara-cara yang kita ketahui tersebut sangat memengaruhi kehidupan kita dalam masyarakat. Lincoln juga mengatakan bahwa pengetahuan sangat berkaitan dengan identitas budaya, pilihan sosial, distribusi kekuatan ekonomi maupun politik dalam masyarakat. Sementara itu, Polanyi menjelaskan bahwa pengetahuan itu dipandang sebagai pengetahuan secara diam-diam, kita bisa tahu lebih banyak dari pada yang bisa kita katakan dan mengaitkan pengetahuan itu dengan nilai-nilai yang tidak pernah obyektif, dan tetap bersifat inheren diskursif. Sama halnya dengan Polanyi, Tesh juga mengatakan bahwa pengetahuan yang subjektif atau obyektif itu adalah kurang tepat, beliau lebih mempertahankan pikiran dan tubuh, fakta dan nilai, alasan dan emosi, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pola mengetahui maupun pengetahuan. Menurut Belenky, Clinchy, Goldberger, dan Tarule, dalam proses memahami seseorang dapat dilakukan dalam 4 kategori ontologi yaitu: 1) Pengetahuan mendengarkan orang lain dari luar diri sendiri.



2) Pengetahuan subjektif, seperti intuitif, atau suara batin, serta pencarian



diri untuk



menemukan otoritas dan kebenaran dalam diri sendiri. 3) Pengetahuan prosedural, berkaitan dengan alasan dan penemuan makna dalam pengalaman. 4) Membangun pengetahuan, mewakili integrasi, kontekstualisasi, dan sintesis dari polapola lain yang diketahui. B. NIGHTINGLE AND KNOWING Florence Nightingle, dalam bukunya tentang “ What it is and What it is not” pada tahun 1859 menunjelaskan bahwa pengetahuan keperawatan setiap orang itu berbeda dengan pengetahuan keperawatan yang dimiliki oleh seorang profesional. Dalam bukunya, beliau mengumpulkan hasil observasi selama pelayanannya di beberapa rumah sakit di London dan di barak militer Inggris di Scutari, Turki, selama Perang Krimea dan diisi dengan pengetahuan instruksional dan ajaran praktik keperawatan yang efektif. Isi dari dalam buku tersebut membahas terkait “Ventilasi dan Pemanasan,” “Kebisingan,” “Tempat tidur dan Sepresi,” “Cahaya,”serta “Kebersihan Kamar maupun Dinding” kemudian dengan jelas membahas caracara empiris, estetis, etis, dan pribadi, sebagai “pola mengetahui” dalam perawatan. Dalam catatan-catatannya, Nightingale menjelaskan beberapa contoh dari penelitian keperawatan, teori dan praktik, serta kerangka acuan konseptual yang digunakan dalam praktik keperawatan kontemporer dan pendidikan. Pendekatannya melibatkan pengamatan klinis, pemeriksaan studi kasus anekdotal, serta analisis statistik dari data numerik dengan teori yang dapat



menghubungkan



berbagai



elemen.



Berdasarkan



pengamatannya,



beliau



dalam



penerapannya tidak hanya memandang mengenai paparan cahaya, ventilasi, makanan, dan kebersihan, tetapi juga untuk mengevaluasi hasil pemeriksaan pasien. 1. Empirical Knowing Empiris didefinisikan sebagai ilmu keperawatan yang berdasarkan apa yang diketahui merupakan sesuatu yang dapat dilihat, disentuh, dan didengar. Pola empiris bertumpu pada gagasan realitas obyektif, dan deskriptif yakni seseorang yang mampu secara obyektif mampu menarik kesimpulan dan menguji hipotesis yang dapat di uji coba. Hal ini menjadikan implikasi tersebut menjadi jelas dan canggih dari sisi keperawatan modern. Dalam memperoleh



pengetahuan, Nightiangle mengkhususkan 5 indradalam pengamatannya secara detail dan tersimpan dan dipertahankan selama bertahun tahun. Kegiatan keperawatan yang dikemukakan Nightiangle misalnya pada "Personal Cleanliness," yaitu melakukan observasi dalam membersihkan tubuh. Nightiangle memberitahukan bahwa perawat harus berhati-hati dan



melakukan cuci tangan setiap hari. Selain itu, beliau juga



mengatakan bahwa kita dapat menjaga kebersihan diri dengan mandi baik dengan air panas atau dingin, memakai sabun atau spon namun tidak dengan cara menggosok hal ini dapat membuat kulit menjadi kenyal. 2. Estetika (Aesthetic Knowing) Pengetahan dikatakan valid jika memenuhi beberapa syarat yaitu empiris, faktual, objektif deskriptif, dan memasukan aspek-aspek pengetahuan keperawatan yang bukan berasal dari hasil investigasi empiris. Namun ada juga upaya yang dilakukan untuk membuat pola estetika dalam keperawatan selain untuk mengasosiasikan seni dalam kategori keterampilan manual atau teknis yang terlibat dalam praktek keperawatan (Carper, 1999). Cara menambah pengetahuan secara estetika umumnya didapatkan dari pengalaman antara perawat dan klien. Setiap pengalaman merupakan sesuatu yang unik dan memiliki pembelajaran tersendiri bagi setiap orang. Dalam Aesthetic Knowing ini perawat diajak untuk dapat imajinatif dan kreatif atau bisa kita sebut pelayanan keperawatan sebagai seni. Dalam konsep keperawatan Nightingale mengamati kebersihan di suatu pedesaan dan menyatakan bahwa pengamatannya mewakili cara estetika bagaimana dapat mengetahui tentang keperawatan. (Clements, et al, 2006). Nightingale meyakini bahwa lingkungan yang sesuai juga dapat memberikan perbedaan dalam pemulihan pasien seperti ventilasi, kebersihan, pencahayaan, panas, kebisingan, bau, dan makanan serta proses penyembuhan yang dikaitkan dengan alam (Pirani, S. A, 2016). Nightingale juga menyatakan bahwa pengalaman bersama klien merupakan cara untuk mengetahui tentang klien tersebut sehingga dapat menumbuhkan sifat empati pada perawat. Dengan estetika juga dapat mengetahui jelas tentang kesadaran, kedekatan, dan hubungan manusia dalam beberapa tingkatan. Nightingale mempromosikan interaksi dan kontak antara perawat dan klien, berdasarkan praktik keperawatan pada hubungan dan pengalaman. (Clements, et al, 2006)



3. Etika (Ethical Knowing) Etika dalam keperawatan secara umum dilakukan dengan memberikan lebih banyak keuntungan dan mengurangi hal yang merugikan pada klien. Etika mengacu pada komponen moral dan kode etik dimana dalam praktiknya melibatkan pembuat keputusan yang benar, tepat dan bertanggung jawab. Dilema moral sering kali muncul dalam pengambilan keputusan karena adanya beberapa pilihan, ketidakpastian, dan konsekuensi yang sulit untuk diprediksi. Etika harus mampu mengatasi norma, prinsip, dan kepentingan yang bertentangan didasarkan pada persepsi dan nilai-nilai yang ada pada pasien. Pertanyaan untuk mengetahui nilai etis adalah “Is this right? Is this just?” (Jacobs-Kramer and Chinn, 1988) Nightingale menyatukan semua ide melalui kompas moral, bahkan ketika ia menghadapi praktik yang dipertanyakan oleh perawat yang bertanggung jawab. Menyadari bahwa tindakan itu tidak terapeutik atau adil, ia memilih untuk mendidik perawat melalui catatannya tentang keperawatan dalam upaya yang jelas untuk meningkatkan etis mereka, kesadaran dan secara positif memengaruhi praktik mereka. Namun meskipun begitu klien selalu mengatakan bahwa makanannya habis dan sudah dimakan yang diceritakan kepada dokter. Komitmen dari Nightiangle disinilah yang akan dilihat dan diimplementasikan sesuai secara jujur, akurasi dan kolaborasi 4. Personal mengetahui (Personal Knowing) Personal mengetahui (Personal Knowing) melibatkan pengetahuan, kepercayaan, tanggung jawab dan kehidupan masing-masing pribadi. Hal itu dinyatakan sebagai pengalaman pribadi yang mencerminkan perasaan dari dalam diri seseorang maupun dari luar, dengan keinginan "mengetahui tentang apa itu” dan “mengetahui bagaimana caranya." Menurut Carper, pengetahuan pribadi berkaitan erat dengan aspek mengetahui serta pengaktualisasian diri yang konkrit dan individual. Seseorang tidak mengetahui tentang dirinya sendiri, dia hanya berusaha untuk mengetahui dirinya. Chinn dan Kramer memberikan pertanyaan penting untuk memvalidasi pengetahuan pribadi dalam keperawatan yaitu “Apakah saya tahu apa yang saya lakukan? dan Apakah saya melakukan apa yang saya ketahui?” Pertanyaan ini dicapai melalui refleksi pribadi, kisah otobiografi, respon yang bijaksana maupun penggunaan terapeutik diri. Refleksi diri memerlukan integrasi dari berbagai informasi, pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana apa yang diketahui bisa diaktualisasikan atau direalisasikan di dalam diri



sepenuhnya. Menurut Lincoln, “Refleksivitas merupakan kemampuan untuk memahami perbedaan dalam pribadi dan psikologis orang lain.” Tanggapan dari orang lain terhadap diri seseorang, mampu mencerminkan atau merefleksikan kembali apa yang dirasakan orang tersebut. Ketika tanggapan orang lain diterima, individu akan mendapatkan wawasan yang dapat digunakan dalam proses refleksi diri. Jadi, seorang perawat harus mampu mengidentifikasi dirinya sebagai manusia yang setara dengan pasien, dan sebagai orang yang bisa merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan oleh pasien. Sejarah telah menceritakan kisah yang familiar dari seorang sosialita dari London (Florence Nightingale) yang mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk mengidentifikasi orang-orang miskin dan terlantar serta berkomitmen untuk menyembuhkan orang sakit. Ada banyak refleksi dari persepsi Nightingale dalam praktik keperawatannya. Contoh yang paling terkenal adalah karya Nightingale yang membuatnya populer di kalangan pria. Mereka memanggilnya 'The Lady with the Lamp' sebagai pengakuan atas lentera lilin Turki, yang dia bawa melalui koridor yang dipenuhi oleh tentara yang terluka.” Dalam cahaya lentera tersebut sesuai dengan deskripsi pengetahuan dalam keperawatan seperti yang dijelaskan oleh Carper, Nightingale merupakan “Perawat terapeutik yang menolak mendekati klien sebagai objek dan berusaha untuk mengaktualisasikan hubungan pribadi yang otentik antara perawat dengan klien.” Nightingale juga mengandalkan refleksi dan respons dari perawat, klien, dan bahkan para dokter. Dia mengatakan bahwa “seorang dokter yang benar-benar peduli pada pasiennya, akan belajar untuk menghargai informasi yang di berikan oleh perawat, yang sekaligus sebagai pengamat dan reporter yang jernih.” Sepanjang tulisannya, Nightingale sangat mendukung gagasan terkait hubungan pribadi dan hubungan interpersonal. Seperti yang di catat Fitzpatrick bahwa setiap orang memperoleh makna dari pengalaman hidup, dan makna tersebut mempengaruhi status kesehatan seseorang.



BAB III PENUTUP



A.



Kesimpulan Pattern of Knowing (pola pengetahuan) merupakan konsep umum untuk menentukan jenis pengetahuan yang bertujuan mengembangkan pengetahuan dengan cara diatur, diuji dan diterapkan. Pattern of Knowing juga dikatakan sebagai batang tubuh keilmuan bagi praktik keperawatan yang memberikan contoh cara berfikir tentang fenomena. Pola pengetahuan tersebut akan menentukan jenis pengetahuan apa yang dianggap paling penting dalam bidang keperawatan. Empat pola mengetahui (Pattern Of Knowing) dalam keperawatan, meliputi: (1) Empirics, (2) esthetics, (3) personal knowledge, dan (4) ethics. Florence Nightingale sebagai salah satu penemu teori keperawatan juga mengenali dan melibatkan semua pola “mengetahui” dalam praktik keperawatan. Hal Ini menunjukkan dukungan pada Pattern of Knowing sebagai aspek dasar yang melekat pada dasar-dasar profesi keperawatan yang menawarkan wawasan holistik dan bimbingan kepada pendidik, peneliti maupun praktisi yang berdampak, peduli kepada klien, keluarga serta masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA Clements, P. T., & Averill, J. B. (2006). Finding patterns of knowing in the work of Florence Nightingale.



Nursing



Outlook,



54(5),



268–274.



https://doi.org/10.1016/j.outlook.2006.06.003 Carper B.(1978). Fundamental patterns of knowing in nursing. Adv Nurs Sci;1:13-23. Jacobs-Kramer, M., Chinn, P. (1988). Perspectives on Knowing: A Model of Nursing Knowledge. Scholarly Inquiry for Nursing Practice, 2 (2): 129-39. Schultz & Meleis. (1988).Nursing Epistemology: Ttaditions, Insights, Questions. New York: Medline Publishing. Pirani, S. A. (2016). Application of Nightingale’s theory in nursing practice. Annals of Nursing and Practice, 3(1), 1040.