Permasalahan Guru Penjas Di Sekolah Dan Solusinya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Permasalahan Guru Penjas di Sekolah dan Solusinya Pendahuluan Manusia terdiri dari 2 unsur yang sangat penting yang apabila salahsatu unsurnya hilang atau tidak ada, maka tidak akan terwujud manusia demikian pula apabila salahsatu atau keduanya cacat/rusak maka tidak bisa pula dikatakan manusia yang utuh. Kedua unsur yang diceritakan tadi adalah Jasmani dan Rohani. Kedua unsur tadi dapat dikembangkan atau dilatih dengan berbagai cara atau pelatihan sesuai kebutuhan unsurnya. seperti kebutuhan rohani yang meliputi pendidikan agama, pendidikan morat dan etika, itu semua merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi guna untuk mengembangkan/memanfaatkan unsur rohani. Unsur yang satu lagi yaitu unsur jasmani yang kebutuhannya dapat dicapai melalui pendidikan jasmani yang ada di sekolah. Sebetulnya kebutuhan jasmani itu sangat banyak sekali, karena mencakup semua kegiatan/aktivitas dalam kehidupannya oleh karena itu seharusnya mata pelajaran pendidikan jasmani itu menjadi mata pelajaran yang sangat diprioritaskan jika perlu ditambah jam pelajarannya. Tetapi kebanykan orang menilai mengenai pendidikan jasmani itu hanya berupa olahraga saja karena memang begitu yang diterapkan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Mungkin kalau ditanya salah siapa atau salah dimana, maka jawaban saya adalah "salah semua dan salah di mana-mana". Maka tidak heran kalau kebanyakan orang beranggapan bahwa penjas itu "ya gitu-gitu aja" seperti olahraga., padahal olahraga (sport) merupakan bagian dari aktivitas jasmani. sehingga tujauan atau target untuk pendidikan jasmani tidak terpenuhi karena makna pendidikan jasmani nya saja sudah melenceng dari makna yang sesungguhnya. Jika makna/pemahaman sudah melenceng maka jangan harap tujuan nya pun akan tercapai. Dari ilustrasi di atas mengenai polemik pendidikan jasmani, terutama guru penjas di sekolah, sedikitnya ada permasalahan-permasalahan yang saya rangkum di bawah ini.



Permasalahan Guru Penjas di Sekolah: 1. Kebanyakan orang (personil yang ada di sekolah) sudah salah faham mengenai konsep Pendidikan Jasmani. sehingga guru penjas yang faham pun ikut-ikutan dan menjalankan pembelajaran penjas seperti "gitu-gitu aja". mungkin kata kasarnya "Cari Aman" sehingga pendidikan jasmani pun kurang tercapai tujuannya dan kurang terlihat dampaknya/berkiprah bagi pendidikan di sekolah. 2. Kebanyakan guru penjas di sekolah-sekolah sulit untuk memberikan materi dikarenakan sarana dan prasarana kebanyakan sekolah yang ada di Indonesia kurang mendukung untuk pembelajaran penjas, sehingga guru penjas harus memodifikasi peralatan yang ada untuk dijadikan pembelajaran, 3. Guru penjas merasa bingung dikarenakan banyak keluhan dari guru-guru lain mengenai pelajaran penjas di sekolah, karena siswa kalau sudah belajar pelajaran penjas kebanyakan siswa ngantuk, bau badan, serta tidak bergairah untuk belajar lagi. 4. Guru penjas bingung dikarenakan kalo ada kejuaraan/kompetisi olahraga, kepala sekolah selalu membebankan tugas itu kepada guru penjas, padahal tugas guru penjas hanya mendidik siswa ketika di sekolah bukan untuk melatih olahraga.. 5. Citra guru penjas sudah tercemar dikarenakan banyak kejadian bahwa guru penjas itu suka mencari uang/berbisnis pada proses pembelajaran materi. Misalkan dengan memungut biaya yang tidak rasional kepada siswa ketika renang atau yang lainnya, padahal tidak semua guru penjas melakukan perbuatan itu. 6. Guru penjas sering dilecehkan mengenai pembelajarannya oleh guru lain ataupun pihak lain dikarenakan cara mengajarnya cukup mudah sekali, istilah kerennya tinggal pegang peluit lalu duduk santai sambil mengawasi. Padahal makna yang sebenarnya mengenai pendidikan jasmani itu sangat luas dan rumit tidak sebatas permainan olahraga saja, tetapi mencakup seluruh kehidupan siswa/orang dalam melakukan kegiatan sehariharinya.



7. Kebanyakan guru penjas sangat kurang sekali kemampuannya dalam hal menganalisis data statistik, menyusun Standar kompetennsi, kompetensi dasar, dan lain sebagainya. Dikarenakan guru penjas dulu sangat kurang sekali pemahamannya. Tapi tidak sedikit guru penjas sekarang yang mahir dalam hal itu.



Solusi dari Permasalahan Guru Penjas di Sekolah 1. Mengenai konsep penjas yang sudah melenceng sedikit tetapi dampaknya sangat fatal karena tergelincirnya pemahaman konsep itu bisa menimbulkan dampak yang sangat berarti. Dalam hal ini khususnya pemahaman kebanyakan orang mengenai konsep Pendidikan Jasmani ini sudah meluas sekali. Kalau ditelusuri dari mana sumber melencengnya maka akan terjawab. baik kesalahan di zaman dahulu maupun kesalahan orang-orang sekarang yang enggan merubah atau ketidakmampuan karena akibat sudah meluasnya pemahaman konsep ini sehingga ada segelintir orang yang mau mengubah/meluruskannya, tetapi kurang "tenaga" dalam melaksankannya, sehingga sampai detik ini pun usaha itu masih belum tercapai karena usaha ini merupakan usaha yang sangat..sangat..sangat berat sekali. saran saya selaku penulis adalah: seperti katakata bijak "bersatu kita teguh bercerai kita runtuh" itulah senjata untuk permasalahan ini. Maksudnya adalah untukmeluruskan konsep menganai penjas maka kita semua selaku pelaku/pihak-pihak yang terkait mengenai penjas harus bersatu untuk meluruskan konsep kemudian bersatu untuk mensosialisasikannya mulai dari dunia pendidikan yang sekolah mulai dari jenjang Sekolah Dasar, Menengah, hingga perguruan tinggi. semuanya harus bersatu untuk mencapai tujuan yang sama, maka dengan cara ini mungkin permasalahan ini bisa diatasi. 2. Dalam urusan sarana dan prasarana yang mendukung mata pelajaran penjas, peralatan yang dibutuhkan sebenarnya cukup banyak, karena pendidikan jasmani maknanya adalah pembelajaran untuk kehidupan sehari-hari yang akan dialami oleh setiap orang. Misalkan siswa diajarkan berlari, supaya jika suatu hari dikejar anjing, maka orang itu bisa berlari, dan jika diajarkan berguling itu dimaksudkan jika suatu hari jatuh maka supaya aman jatuhnya berguling. Maka peralatan penjas harus mendukung semua proses pembelajaran tidak hanya bola voly, bola basket, dll, tetapi banyak sekali peralatan yang dibutuhkan sesuai kebutuhan siswanya selama pembelajaran, jadi tidak hanya sebatas peralatan olahraga saja melainkan peralatan aktivitas jasmani juga harus terpenuhi. 3. Untuk masalah ini mengapa siswa setelah pelajaran penjas bawaannya ngantuk, malas, bau dan lain sebagainya? Hal ini dikarenakan setelah aktivitas jasmani bisa berupa olahraga atau yang lainnya, pasti sudah itu berkeringat, capek, dan bawaanya ngantuk melulu. Ini terjadi karena kebanyakan sekolah yang ada di Indonesia tidak tersedianya ruang ganti dan kamar mandi yang memadai. Jika di sekolah ada ruang ganti dan kamar mandi yang memadai maka setelah pelajaran penjas bisa mandi dulu sehingga setalah itu semangat siswa bisa bangkit lagi untuk belajar sehingga selain menambah kesehatan hal itu juga berguna untuk mendukung pembelajaran mata pelajaran yang lain. Seperti di negara lain misalkan Jepang, Amerika dan lain sebagainya yang sudah ada fasilitas seperti itu. 4. Kepala sekolah selalu membebankan kejuaraan/kompetisi olahraga kepada guru penjas, padahal untuk masalah ini bukan bidang garapan guru penjas, tetapi ini tugas pelatih. Hal ini terjadi mungkin kepala sekolah tersebut kurang memahami makna penjas yang dipikiran kepala sekolah bahwa penjas itu sama dengan olahraga padahal itu beda, penjas lebih luas maknanya yakni segala kegiatan/aktivitas yang berhubungan dengan jasmani maka itu dinamakan aktivitas jasmani sedangkan olahraga merupakan bagian dari aktivitas jasmani. Jadi kalo ada kejuaraan hendaknya kepala sekolah mempersiapkan pelatih yang yang berkualitas, bukan guru penjas dijadikan pelatih, karena itu bukan bidang garapannya. Tetapi tidak sedikit sekolah yang sudah ngerti masalah ini mungkin kepala sekolahnya sudah sadar mekna penjas itu, bahwa penjas beda sekali dengan olahraga. 5. Untuk masalah ini, memang itu terjadi bahwa guru penjas itu kadangkala suka berbisnis dalam pembelajarannya. Tetapi tidak semua guru penjas melakukan perbuatan



itu. Mungkin guru penjas melakukannya akibat perekonomiannya kurang baik atau terpaksa sekali. Tetapi guru mata pelajaran yan glain juga sering berbisnis seperti ini, misalkan beli buku/LKS, praktik atau dan lain sebagainya. Jadi untuk masalah ini dibutuhkan guru yang berkualitas baik dalam pengetahuan ataupun moral. 6. Seperti yang tadi disinggung, bahwa penjas itu beda sekali dengan olahraga bahwa makna penjas lebih luas dari pada olahraga, guru mata pelajaran lain belum faham dan sadar bahwa kegiatan penjas itu bukan sekedar olahraga sematai melainkan menyangkut semua kegiatan/aktivitas yang berhubungan dengan jasmani yang nantinya akan berguna bagi orang tersebut di kehidupan sehari-hari.jadi guru penjas itu tidak sekedar meniup peluit duduk santai saja, melainkan guru penjas itu memberikan pembelajaran mengenai aktivitas jasmani yang akan berguna bagi siswanya. 7. Untuk masalah ini, guru penjas sering kesulitan untuk menyusun Standar Kompetensi dan Kompetensi Standar, menganalisis data, penilaian dan lain sebagainya, mungkin masalah ini bukan karena guru penjas itu tidak mengerti ataupun bodoh, tetapai mungkin saja guru penjas itu sedikit malas. Tetapi tidak sedikit guru penjas yang mampu memecahkan permasalahan ini, dan berkualitas di bidang ini terutama guru penjas sekarang.



MASALAH DALAM PENDIDIKAN JASMANI MASALAH DALAM PENDIDIKAN JASMANI Masalah dalam pendidikan jasmani sangat tergantung dari dimana sekolah tersebut berdiri. Masalah tersebut dapat terjadi dalam berbagai factor,factor tersebut antara lain: sekolah/lingkungan, guru penjas/pendidik, siswa. Masalah tersebut dapat d uraikan sebagai berikut : A. Sekolah di Pedesaan 1. Sekolah / Lingkungan a. Sekolah dalam daerah pedesaan sangat lah minim oleh sarana prasarana dalam melakukan pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran penjas. b. Selalu tertinggal masalah teknologi dalam pembelajaran penjas yang sedang berkembang. c. Kurangnya fasilitas pendukung dalam pembelajaran pendidikan jasmani. d. Sekolah tersebut biasanya bersentuhan dengan masyarakat jadi keadaan pembelajaran tidak kondusif. e. Peralatan yang minim saat pembelajaran. f. Tidak adanya fasilitas yang baik untuk pembelajaran.



2. Guru penjas/pendidik a. Kurangnya guru penjas yang berkelayakan. b. Guru tidak tepat waktu karena jarak antara tempat tinggal dan sekolah sangat jauh dan medan yang di lalui sangat sulit. c. Kurang efektif dalam penyampaian materi.



d. Guru tersebut malas saat mengajar



3. Siswa a. Banyak siswa yang tidak mematuhi tata cara pembelajaran dengan baik. b. Siswa tidak aktif dalam pembelajaran. c. Kurangnya pengetahuan tentang materi yang akan dipelajari. d. Kurangnya minat untuk melakukan aktifitas jasmani. B. Sekolah di Perkotaan 1. Sekolah / lingkungan a. Lingkungan sekolah yang terlalu bising. b. Sangat minimnya fasilitas yang ada. c. Tidak adanya korelatif yang baik antara sekolah dengan lingkungan. d. Tidak adanya pengamanan yang baik saat pembelajaran penjas.



2. Guru penjas / pendidik a. Tidak mempunyai dedikasi yang tinggi saat mengajar. b. Karena dianggap siswa sudah bisa guru seenaknya mengajar. c. Hanya mengajar siswa yang sudah bias salah satu olahraga. d. Menyerahkan pengajaran oleh siswa yang di anggap mampu.



3. Siswa a. Siswa terlalu sulit diatur. b. Siswa seenaknya sendiri saat pembelajaraan. c. Bermain sendiri saat pembelajaran.



Dalam berbagai uraian tersebut dapat ditambah sebagai berikut : 1. Kekuranagan guru penjas yang layak. 2. Jumlah pelajar yang terlalu ramai untuk pengajaran yang kondusif. 3. Peralatan yang tidak sesuai bagi pelajar berkebutuhan khusus khusus. 4. Pelajar berkebutuhan khusus terpinggirkan oleh pelajar normal.



5. Masalah fisikal bagi para pelajar berkebutuhan khusus, 6. Komunikasi antar guru dan pelajar berkebutuhan khusus, pelajar normal dengan pelajar berkebutuhan khusus. 7. Perlakuan yang sama antara pelajar normal dan pelajar berkebutuhan khusus. 8. Peralatan yang minim saat pembelajaran. 9. Belum tersedianya fasilitas olahraga indoor. 10. Kurangnya perhatian yang serius oleh pihak sekolah.



Kendala-kendala dibidang pendidikan jasmani. Banyak orang beranggapan bahwa olahraga adalah pelajaran yang sepele karena pendidikan jasmani hanya mengandalkan lutut saja. Anggapan yang seperti inilah yang membuat pendidikan jasmani selalu dianak tirikan. Padahal tidak demikian, bila kita mau melihat lebih dalam lagi. Pendidikan jasmani juga memiliki peran untuk menyampaikan tujuan dari pendidikan tersebut sebagai contoh melalui pendidikan jasmani dapat dilatih kedisiplinan dan juga kerjasama pada siswa. Salah satu visi dan misi dari pendidikan nasional adalah menciptakan peserta didik yang sehat dan juga kuat. Tetapi pada kenyataan dilapangan tidaklah sesuai dengan visi dan misi yang dibuat oleh pemerintah tersebut, karena perhatian pemerintah untuk pendidikan jasmani kurang diperhatikan. Kurangnya perhatian pemerintah pada pendidikan jasmani dapat kita lihat pada penyediaan sarana dan prasarana untuk pendidikan jasmani disekolah-sekolah yang sangatlah minim. Dipedesaan penyediaan terhadap prasarana kebugaran jasmani tidaklah menjadi permasalahan yang berarti, hal ini terjadi karena penyediaan lahan yang ada disekolah-sekolah desa untuk kegiatan jasmani sangatlah cukup. Tetapi disini yang menjadi masalah mengenai penyediaan sarana yang dibutuhkan dalam kegiatan jasmani tersebut. Sebaliknya dikota kurang memiliki lahan yang cukup untuk melakukan kegiatan jasmani tersebut. Sehingga sering kita jumpai pada sekolah sekolah yang ada dikota adanya sebuah lapangan yang multi fungsi yaitu adanya sebuah lapangan yang digunakan untuk berbagai jenis kegiatan olahraga. Tetapi pada sekolah-sekolah yang ada dikota memiliki saran yang lebih lengkap. Bila kita melihat kriteria yang telah ditetapkan oleh badan pengurus olahraga yang mana disetiap orang dihitung minimal tiga meter persegi tentulah sekolah yang ada didesa lebih baik dibandingkan sekolah-sekolah yang ada dikota mengenai prasarana yang ada tetapi karena kurang tersedianya sarana yang mencukupi tentunya ini akan menjadi sama saja bila dibandingkan dengan sekolah yang ada dikota Kendala-kendala dibidang pendidikan jasmani. Untuk memajukan perkembangan pendidikan jasmani tentulah tidak berjalan dengan mudah, sebab banyak masalah yang harus dihadapi. Berikut merupakan beberapa kendala dalam usaha meningkatkan perkembangan pendidikan jasmani yang ada disekolah-sekolah. v



Kebutuhan jasmani yang selalu dinomor duakan



Sekolah yang selalu mementingkan pendidikan lain selain pendidikan jasmani tentunya juga berdampak pada pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan jasamani. Sekolah akan



memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana untuk kebugaran jasmani setelah kebutuhan pendidikan yang lain dipenuhi. v



Sempitnya lahan sekolah.



Permasalahan ini terutama terjadi pada sekolah-sekolah yang ada dikota. Sehingga pihak sekolah beranggapan dengan lahan yang sempit, tidaklah mungkin mengoptimalkan pengadaan sarana dan prasarana untuk kegiatan kebugaran jasmani. v



Minimnya sarana yang ada disekolah



Didesa meskipun memiliki lahan yang luas tetapi dalam hal pengadaan sarana yang dibutuhkan untuk kegiatan kebugaran jasmani mereka mengalami banyak persoalan. v



Minat dan bakat siswa yang ada disekolah tersebut terhadap kebugaran jasmani.



Antusias siswa yang besar dalam kegiatan jasmani akan mendapatkan perhatian dari pihak sekolah. Apalagi bila disekolah tersebut memiliki banyak siswa yang berprestasi dibidang olahraga. Penyelesaian untuk masalah-masalah mengenai pendidikan jasmani yang ada disekolah yaitu sebagai berikut:  Pengadaan dana sebagai upaya untuk pengembangan sarana prasarana pendidikan jasmani merupakan permasalahan yang sangat sulit apalagi bila sekolah tersebut masih dalam tahap pembangunan. Disini yang dibutuhkan adalah sebuah pengertian dari pihak pengelola dana tersebut supaya mau mengadakan dana untuk bidang kesegaran jasmani tersebut.  Untuk mengatasi lahan sekolah yang sempit dapat dilakukan pembangunan gedung olahraga yang bertingkat, sehingga lahan untuk kegiatan kesegaran jasmani dapat diperluas tanpa harus membutuhkan lahan yang terlalu luas. Selain itu juga dengan cara pengadaan sebuth lapangan yang multi fungsi.  Minimnya sarana yang ada bukanlah masalah yang sepele meskipun dalam pembelajaran pendidikan jasmani masalah ini dapat disiasati. Guru penjas selaku pihak yang berhubungan dengan masalah ini hendaknya beliau harus lebih giat lagi berusaha untuk pengadaan sarana tersebut, misalnya meminta bantuan pada pihak sekolah atau sponsor-sponsor produk olah raga.  Disini antusias dan tanggapan siswa terhadap olahraga bila sangat besar tentunya ini akan mendapatkan respon yang positif dari pihak sekolah mengenai pengadaan sarana dan prasarana penjas. Sehingga disini mereka harus memberikan sebuah prestasi, agar pihak sekolah lebih memperhatikan kegiatan jasmani.



JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) DAN PENYELESAIANNYA Oleh Tohir



MASALAH GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) DAN PENYELESAIANNYA Menjadi seorag guru memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Termasuk guru yang satu ini “Guru Pendidikan Jasmani, Olah Raga, Dan Kesehatan (PJOK)”. Apa lagi menjadi guru PJOK di SD/MI.



MASALAH GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) DAN PENYELESAIANNYA Sebagian SD/MI di Indonesia ada yang tidak memiliki guru mata pelajaran PJOK. Hal ini membuat para guru kelas di SD/MI tersebut harus bisa mengajarkan mata pelajaran PJOK. Nah mulai dari sini saja sudah timbul masalah. Nah mari kita uraikan permasalahan – permasalahan yang akan muncul selanjutnya : # Pertama, Guru tidak menguasai teori maupun praktek materi – materi PJOK Mungkin ketika masa kuliah di PGSD / PGMI ada mata pelajaran PJOK, tetapi pasti jumlah SKS nya hanya sedikit. Sedangkan materi PJOK sangatlah banyak, serta membutuhkan waktu yang banyak pula untuk mempraktekkannya, itupun perlu pengulangan sampai benar – benar menguasainya. Hal ini sudah pasti menyebabkan guru kelas tidak dapat menguasai mata pelajaran PJOK. # Kedua, Di lingkungan sekolah tidak ada lapangan/aula untuk praktik olah raga Tidak semua sekolah memiliki lapangan pribadi, terutama SD/MI. Terkadang untuk menambah lokal ruangan saja tidak ada lahan apalagi untuk menambah lapangan. Tentu itu sangat tidak mungkin. Padahal pelajaran PJOK pasti ada di SD/MI. # Ketiga, Siswa selalu banyak menawar PROMOTED CONTENT



Siswa zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu. Pada zaman dahulu, siswa selalu mendengarkan dan mematuhi semua perintah dari guru. Ketika guru mengatakan hari ini mata pelajaran PJOK materi lari 2,4 Km pasti semua murid akan ikut melaksanakannya. Sekarang walaupun masih SD/MI mereka sudah bias bernegosiasi. Minta ini itu, tidak mau yang ini, tidak mau yang itu. Mending jika siswa yang menawar hanya satu atau dua anak, bagaimana kalau hampir seluruh siswa sekelas. Anda bisa membayangkan betapa ramainya mereka. # Keempat, Siswa lemah dan cengeng Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa siswa zaman sekarang memang sangat berbeda dengan siswa zaman dahulu. Siswa zaman sekarang lebih lemah dan cengeng. Misalkan sedang bermain olah raga kasti, kemudian ada siswa yang terkena lemparan bola kasti dengan agak cepat dan keras. Hal itu tentu adalah hal yang biasa dalam permainan kasti. Tetapi bagi siswa sekarang itu dapat membuat mereka menangis. Pasti tidak semua siswa seperti itu, tetapi coba anda bayangkan jika tiga sampai lima saja siswa yang seperti itu! Pasti permainan menjadi tidak kondusif lagi. # Kelima, Orang tua yang memanjakan anaknya Orang tua pasti selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Anaknya ingin makan apa saja, pasti akan diusahakan oleh orang tuanya selama makanan itu baik. Hal itu dapat menyebabkan obesitas. Anak yang obesitas pasti akan sulit mengikuti praktek pelajaran PJOK. Meskipun tidak semua materi. Kemanjaan orang tua terkadang juga menyebabkan siswa malas mengikuti pelajaran PJOK. Misalkan ada seorang siswa yang terkilir ketika melakukan roll depan, kemudian oleh orang tuanya dilarang untuk melakukannya lagi. Walaupun berbagai permasalahan di atas bermunculan, sebagai seoranga guru harus selalu mencari cara supaya semua masalah dapat diselesaikan dan guru dapat mengajar dengan baik. Sehingga semua Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dapat tercapai. Berikut adalah beberapa cara untung mengatasi permasalahan di atas : 1. Untuk mengatasi masalah nomor satu, Anda bisa mencari referensi buku-buku di sekolah tentang pelajaran olahraga. Anda harus mau untuk mempelajarinya. Ingat!!! Bahwa menjadi seorang guru itu harus tetap belajar. Jangan merasa puas dengan apa yang Anda ketahui sekarang. Anda juga harus mencari contoh-contoh perangkat pembelajaran pelajaran PJOK, seperti program tahunan, program semester, silabus, RPP. Anda juga harus mau bertanya kepada teman Anda yang menjadi guru olahraga, dan belajar dari Dia. Carilah referensi permainan-permainan olahraga di internet agar pembelajaran PJOK lebih menarik dan menyenangkan. 2. Untuk mengatasi masalah nomor dua, Anda harus dapat memanfaatkan halaman sekolah dengan baik. Jika tidak memungkinkan anda bisa mencari lapangan terdekat dengan sekolah. Sesekali Anda dapat mengajak mereka ke lapangan itu. 3. Untuk mengatasi masalah nomor tiga, Anda harus dapat bersikap lebih tegas kepada siswa. Anda bisa memberikan sanksi ringan supaya para siswa dapat mengikuti instruksi dari Anda. Tetapi ada kalanya Anda lebih santai, sesekali Anda turuti permintaan mereka. Ajak mereka belajar sambil bermain olahraga yang menyenangkan. 4. Untuk mengatasi masalah nomor empat, Anda berikan para siswa cerita-cerita yang berhubungan dengan olahraga yang dapat memberikan motivasi untuk mereka lebih berani dan tidak cengeng. 5. Untuk mengatasi masalah nomor lima, Anda jelaskan materi dan berikan contoh prakteknya yang baik dan benar, serta yakinkan kepada siswa bahwa jika mereka



melakukan langkah-langkahnya dengan benar maka mereka tidak akan cidera. Anda harus membantu mereka ketika mereka melakukan praktik, agar mereka tidak raguragu dan berani untuk melakukannya. Ini hanyalah sebagian masalah kecil yang muncul, masih banyak lagi hal-hal yang akan Anda alami selama menjadi guru PJOK. Tetapi Anda jangan cepat menyerah, hadapi dan belajarlah dari masalah-masalah yang Anda hadapi itu. Insya Alloh Anda akan menjadi guru yang lebih professional lagi. Amiin…



PERMASALAHAN PEMBELAJARAN PENJAS PERMASALAHAN PEMBELAJARAN PENJAS 1) Masalah etika dan moral. Semakin memburuknya nilai moral: 1.



keadilan, dalam hal ini semisal guru, murid atau wasit harus yang sportif dan fair play. Guru harus adil dalam memberikan nilai/hukuman terhadap peserta didik. Guru dan murid juga harus saling hormat menghormati. Wasit harus tegas dan adil, fair play dalam memimpin sebuah pertandingan dan peserta harus menghormati wasit sebagai pemimipin pertandingan. Hal ini kadang masih belum banyak diterapkan dalam penjas. Menurut (Freeman,2001;210) : 1. Keadilan dan Persamaan Anak didik atau atlet adalah mengharapkan perlakuan yang adil dan sama. Anak didik ingin sebuah kesempatan untuk belajar yang sama. Seringkali anak didik yang di bawah rata-rata dalam olahraga diabaikan. 2. Respek terhadap diri sendiri Pelajar atau atlet membutuhkan respek terhadap diri sendiri dan imej positif tentang dirinya untuk menjadi sukses. Pelatih dan pengajar yang melatih semua anak didiknya dengan sama



mengambil langkah tepat dalam setiap arahnya agar anak didiknya merasa dirinya penting dan layak dimata pengajarnya. 3. Rasa hormat dan kepedulian terhadap orang lain. Pelajar dan atlet membutuhkan rasa hormat kepada orang lain, apakah teman sekelasnya, lawan bertanding, guru ataupun pelatihnya. Mereka perlu belajar tentang bagaimana pentingnya memperlakukan orang lain dengan hormat. 4. Menghormati peraturan dan kewenangan Pelajar dan atlet perlu menghormati kewenangan dan peraturan, karena tanpa kedua hal ini suatu perhimpunan tidak akan berfungsi 5. Rasa terhadap perspektif atau nilai relatif



2.



Kejujuran, kejujuran merupakan hal penting untuk menjaga sportifitas dalam penjas, kejujran tidak hanya dalam perkataan tetapi lebih menunjuk ke perbuatan/tingkah laku, terkadang masih banyak ditemui peserta didik terlambat dan membuat alasan yang tidak benar/berbohong. Seorang guru harus berperilaku jujur sebagai panutan peserta didik atau wasit dituntut jujur dalam pengambilan keputusannya, untuk pemain tidak melakukan kecurangan.



3.



Tanggung jawab, Tanggung jawab ini adalah pertanggungan perbuatan sendiri. Seorang guru harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, murid, keluaraga ,masyarakat, bangsa dan Negara. Begitu pula peserta didik juga harus mempunyai rasa tanggung jawab. Seorang atlet harus bertanggung jawab kepada timnya, pelatihnya dan kepada permainan itu sendiri. Tanggung jawab ini merupakan nilai moral terpenting dalam penjas/olahraga. Harus menghilangkan rasa aniaya, bayangkan bila guru/pelatih menginstruksikan untuk mencederai lawan? Seorang guru membolos mengajar dan menelantarkan muridnya, pasti ia tidak memiliki rasa tanggung jawab yang baik.



2) Seorang guru tidak menerapkan pembelajaran yang sesuai Guru kurang kreatif, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam kegiatan pembelajaran, baik dalam penggunaan media maupun dalam strategi dan pendekatan pembelajaran itu sendiri.Dengan strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat, guru akan dapat menciptakan suasana belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa.Belajar akan lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa bila siswa mengalami apa yang dipelajarinya. Ciptakanlah permainan, alat, gerakan modifikasi agar siswa senang dan tercapai kebugarannya.



Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya, berikan tugas tambahan dirumah agar anak lebih mandiri karena waktu pembelajaran di sekolah sangat terbatas. Berikan motivasi agar anak tertarik untuk melakukan kegiatan positif, seperti : extrakulikuler, kegiatan rohani,PMR, pramuka kegiatan outdor dll. 3) Kebijakan Pemerintah Mengenai Kurikulum Sekolah yang Harus Diberlakukan Tidak Sepadan dengan Tujuan yang Akan Dicapai. 1.Perubahan nama bidang tetapi tidak diikuti isi program yang diajarkan. 2.Tidak diperhitungkan dalam kenaikan kelas 3.Pengurangan jam pelajaran pada sekolah menengah umum atau hanya dijadikan sebagai studi pilihan. 4.Penilain belajar tidak mengikut sertakan ranah kognitif. 5.Tidak tersedianya sarpras yang memadai 6. Kurang dukungan dari pihak terkait, misal kepsek, guru bidang studi lain, dan orang tua.



4) Terkait dengan kondisi lapangan 1.Terbatasnya kemampuan guru penjas dan sumber yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. 2. Guru penjas pada umumnya pasif dalam mengantisipasi perkembangan profesinya. 3. Jumlah guru bidang studi disekolah relatif kurang, terutama SD. 4. Model praktek pembelajran yang diajarkan guru dari TK-Perguruan Tinggi, cenderung tradisional dan terpusat pada guru. 5. Makin menurunnya kebugaran siswa. Maka program pembelajaran penjas harus: 1. Berpusat pada siswa, 2. Disesuaikan dengan lingkungan sekolah, 3. Didasarkan pada perhatian dan keinginan anak yang dihubungkan dengan sekolah, 4. Didasarkan pada perhatian dan keinginan anak yang dihubungkan dengan kebutuhan masyarakat, Guru sebagai pemandu merencanakan program kegiatan bersama-sama siswa, 5. Dipusatkan pada pengembangan anak secara total, fisik, emosional, dan sosial yang perlu disempurnakan dan ditambah dengan kebutuhanmental, 6. Pelajaran pribadi secara langsung, memberi kesempatan untuk menunjukan kreativitas, sosialisasi,pemecahan masalah, dan bereksperimen,



7. Berhubungan dengan masyarakat sekolah yang tertutup dan bekerja sama dengan keluarga, 8. Disiplin pribadi, 9. Kurikulum yang universal, 10. Membantu lingkungan sekolah, 11. Menjamin terhadap pengembangan siswa secara individu, dan 12. Kelas sebagai laboratorium untuk menguji ide



5) Masalah TI (technologi informasi) Perkembangan zaman yang semakin modern guru dan murid dituntut untuk mengikuti perkembangan informasi dan tecknologi. TI dapat memudahkan kita dalam melaukan pekerjaan, memperoleh informasi. Namun banyak kalangan guru dan siswa yang kurang memahami TI seperti : kurang dapat mengoperasikan komputer ataupun berbrowsing internet. 6) Kurangnya Tercapainya Tujuan Penjas Tujuan pendidikan jasmani yang ingin dicapai pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, tentu harus diselesaikan dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh masing-masingnegara. Meskipun demikian, tujuan pendidikan jasmani harus mengacu pada pengembangan pribadi masnusia secara utuh, baik manusia sebagai makhluk individu, makhluk susila dan makhluk religious. Menurut Bucher (1979:45), ada 5 tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan jasmani, yaitu: 1. organik, aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa mengembangkan kekuatan otot, daya tahan kardiosvaskular, dan kelentukan. 2. Neuromuskuler. Aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa dalam mengembangkan keterampilan lokomotor, keterampilan nonlokomotor, dan bentuk-bentuk keterampilan dasar permainan, faktor-faktor gerak, keterampilan olahraga, dan keterampilan rekreasi. 3. Interperatif. Aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa untuk menyelidiki, menemukan,memperoleh pengetahuan dan membuat penilaian. Memahami peraturan permainan, mengukur keamanan, dan tata cara atau sopan santun. Menggunakan strategi dan teknik yang termasuk di dalam kegiatan organisasi. Mengetahui fungsi-fungsi tubuh dan hubungan dengan aktivitas fisik. Mengembangkan apreasiasi untuk penampilan individu. Menggunakan penilaian yang dihubungkan dengan jarak, waktu, ruang, tenaga, kecepatan, dan aturan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan, bola dan diri sendiri. Memahami faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan dengan gerak. Berkemampuan memecahkan permasalahan dan berkembangan melalui permainan. 4. Sosial. Aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa melakukan penilaian terhadap diri sendiri dan orang lain dengan menghubungkan individu untuk masyarakat dan lingkungannya. Kemampuan dalam membuat penilaian dalam suatu situasi kelompok. Belajar berkomunikasi dengan



orang lain. Berkemampuan untuk merubah dan menilai ide-ide dalam kelompok. Pengembangan dari fase-fase sosial dari kepribadian, sikap, dan nilai-nilai agar menjadi anggota masyarakat yang berguna. Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif. Belajar untuk membangun waktu seng 5. Emosional. Aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa melakukan respon yang sehat terhadap kegiatan fisik melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Mengembangkan tindakan-tindakan positif dalam menonton dan keikutsertaan baik pada saat berhasil maupun kalah. Menyalurkan tekanan melalui kegiatankegiatan fisik yang bermanfaat. Mencari jalan keluar untuk ekspresi dan kreativitas untuk diri sendiri. Mewujudkan suatu pengalaman seni yang berasal dari kegiatan-kegiatan yang terkait. Berkemampuan untuk memiliki kegembiraan atau kesengsaraan. Pendidikan jasmani menurut Gabbar (1975:5) ada tiga tujuan pokok yang harus dicapai, yaitu: a) psikomotor, b) kognitif, c) afektif. Aspek psikomotor meliputi pertumbuhan biologis, kebugaranyang berhubungan dengan kesehatan dan keterampilan, efisiensi di dalam gerakan, dan sekumpulan dari keterampilan gerak. Aspek kognitif merupakan kemampuan untuk berpikir (penelitan, kreativitas, dan hubungan) kemampuan perseptual, kesadaran gerak, dan dukungan atau dorongan akademik. Aspek afektif meliputikegembiraan, konsep diri, sosialisasi (hubungan kelompok), sikap dan apresiasi untuk aktivitas fisik.



Permasalahan dalam Pendidikan Jasmani dan olahraga di Sekolah Pendidikan jasmani dan olahraga ??? Di sini saya hanya akan membahas begitu banyak kendala dalam pembelajaran penjas di sekolah, yah meski hanya ada 3 pembahasan….(hhehehe)



1. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah peran ortu (orang tua) sangat penting namun untuk mata pelajaran penjas dan olahraga terkadang para orangtua murid cukup protektifsehingga mengurangi kontribusi sang anak dalam pelajaran ini…. mungkin karena sang buah hati memiliki penyakit



2. Ada pula murid yang tidak suka berkeringat, atau memang tidak menyukai olahraga (dari pelajarannya). 3. Si pendidik/guru yang seorang anggota DPR alias (Dibawah Pohon Rindang), karena merasa jenuh atau kurang atraktif dalam pembelajaran yang menjadikan siswa tidak bergairah dalam mata pelajaran penjas.  Pendidikan Jasmani bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematis (CDC, 2000; Disman, 1990; Pate dan Trost, 1998)  Pendidikan jasmani adalah satu proses proses dari seluruh proses pendidikan yang menggunakan kemampuan yang sesuai dengan masing-masing individu untuk mengembangkan kepribadian, saraf otot, intelek dan emosi (Nash) sehingga dapat disimpulkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah tak hanya dapat mengembangkan saraf motorik sang siswa dan kondisi gerak anak, namun dapat mengembangkan/meningkatkan kepribadian, emosi dan pola hidup sehat sang anak (tergantung bagaimana sang pendidik memberikan sebuah pengajaran dan motivasi kepada sang anak.