Persiapan Operasi Ginekologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Persiapan operasi ginekologi



Persiapan pre-operatif 







Umumnya operasi ginekologik bersifat elektif dan rendah resiko Tujuan utama persiapan preoperatif adalah menyiapkan pasien dalam kondisi baik untuk operasi serta memastikan pasien mengerti indikasi, manfaat dan resiko serta alternatif terhadap tindakan yang akan dilakukan



Pemeriksaan Pre-operatif 











Anamnesis dan PF  kunci evaluasi kondisi pasien Kondisi pasien jg dpt dinilai dari temuan positif pada pmx penunjang yang dilakukan sesuai kebutuhan (EKG, uji faal paru, uji pada jantung, dsb) Konsultasi pre-op dengan anestesiolog



Pemeriksaan pre-operatif 







 







Disesuaikan dengan hasil temuan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik Tes kehamilan  tes standar pada ♀ usia reproduktif Usia < 40 thn  lab kimia darah Usia > 40 thn  lab kimia darah + EKG Usia > 60 tahun  tambahkan pmx roentgen thorax



Penanganan pre-operatif 



Pencegahan DVT • Pencegahan terbaik : mobilisasi dini post-op • Heparin hny diberikan pd resiko tinggi







Antibiotika profilaksis • Abdominal dan vaginal histerektomi  sefalosporin generasi I/II. • Alternatif : ampicillin/sulbactam sodium • Profilaksis thd anaerob  melibatkan daerah coloretal







Profilaksis terhadap subacute bacterial endocarditis • Pada pasien resiko tinggi







Preparasi Kolon • Memberi ruang operasi lebih dalam rongga pelvis • Mengurangi resiko infeksi bila operasi melibatkan saluran pencernaan.











Persiapan darah Medikasi Disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien sebelumnya



Konseling 







Informed consent Resiko dan tingkat komplikasi • Penyebab terpenting kematian perioperatif adalah infark miokard, emboli paru, infeksi dan gagal jantung



Bedah emergensi Waktu biasanya terbatas, sering ada nyeri, kecemasan dan distres yang harus diatasi.



Pasien usia lanjut  seringkali disertai kemunduran fungsi organ Memiliki mortalitas dan morbiditas lebih tinggi, terutama



jika disertai hipovolemia, penyakit jantung, masalah pernapasan atau kemunduran fungsi ginjal. Anestesiolog  rencana tindakan pra bedah.



Perawatan pra bedah dari pasienpasien emergensi Anamnesis : Tanyakan secara spesifik tentang terapi obat terakhir, alergi atau mengalami masalah dengan pembiusan dahulu? Rekam medis :  melihat bukti kelainan medis yang bermakna. Pemeriksaan fisik : cek masalah-masalah yang ada.



Pemeriksaan Penunjang : pemeriksaan hematologi dan biokimia rutin serta uji silang darah. EKG dan X-foto toraks perlu dilakukan bila ada kecurigaan patologi.



•Penggantian cairan: - Dilakukan segera dengan pemantauan ketat. - Kateter urin harus dipasang  balance cairan. - Bila respons tidak adekuat  pemantauan CVP. - Pasien-pasien perdarahan aktif memerlukan operasi penyelamatan jiwa dan kamar operasi harus dipersiapkan segera. - Hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Hct) harus diperiksa secara reguler.



Beri oksigen kepada pasien hipotensi dan setiap pasien dengan saturasi oksigen (SpO2) kurang dari 95% Koreksi metabolik: Hipokalemia dan hipomagnesemia bisa mencetuskan aritmia jantung. Pasang selang nasogastrik pada pasien obstruksi usus  mengurangi kembung dan risiko aspirasi. Pada pasien dengan riwayat refluks asam, berikan omeprazole 40 mg oral (atau ranitidine 50 mg iv jika penyerapan usus jelek) tepat sebelum operasi. Komunikasi: pasien dan keluarganya terus diberitahu mengenai rencananya dan minta persetujuan untuk setiap prosedur yang direncanakan.



Seleksi pasien untuk operasi rawat-jalan Status kesehatan



Usia



Secara umum bugar (ASA 1 atau 2). Pasien dengan penyakit kardiovaskular atau pernapasan bermakna, penderita diabetes tipe 1 atau sangat gemuk adalah tidak sesuai. Usia < 70 tahun; namun kebugaran fisiologis harus lebih dipertimbangkan daripada batas usia kronologis.



Kompleksitas pembedahan



Operasi yang berlangsung lebih dari 45 menit dan disertai risiko nyeri pasca bedah yang bermakna, perdarahan atau imobilitas lama sebaiknya tidak dikerjakan untuk operasi rawat-jalan.



Transpor



Semua pasien harus dikawal ke rumah oleh orang dewasa dan diawasi secara memadai selama pemulihan di rumah untuk minimum 24 jam.



Dukungan sosial



Suasana rumah harus mendukung dengan fasilitas toilet adekuat, dan harus tersedia telepon untuk minta nasihat bila keadaan darurat.



Geografi



Tempat tinggal pasien harus berjarak tempuh paling jauh 1 jam dari rumah sakit.,



Penyelidikan pra bedah untuk pasien yang akan menjalani operasi rawat-jalan Urinalisis



Semua pasien



EKG



Pasien berusia di atas 60 tahun atau ada indikasi klinik Jika dicurigai anemia



Hitung darah lengkap Kreatinin dan elektrolit



Pasien yang sedang mendapat diuretik atau mungkin mengidap penyakit ginjal



Glukosa darah



Semua pasien diabetes



Tes kehamilan



Bilamana ada kemungkinan hamil



Pencegahan dan manajemen infeksi pada pasien bedah  











Profilaksis bedah  Dosis pertama dalam 30 menit pembedahan mulai, dan tidak lebih dari 2 jam sebelum pembedahan, terutama dengan -laktam.  Biasanya 1 dosis antibiotik sudah cukup, dan berlangsung kira-kira 12 jam dari induksi. Dosis tambahan diperlukan jika operasi berlanjut lebih dari 4 jam. Angka infeksi tinggi (15-20%), sehingga berikan gentamisin 3-5 mg/kg iv dan metronidazol 1 gr p.r., atau cefuroxime 1,5 gr iv. dan metronidazol 500 mg iv. atau 1 gr p.r. saat induksi anestesia.