Pertanyaan Problem Based Learning [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA BIDANG STUDI



:BAKRI : GEOGRAFI



Pertanyaan Problem Based Learning 1. Apa yang anda ketahui tentang Problem based learning? Jawab: Model pembelajaran PBL (problem based learning) adalah sistem pembelajaran yang berpijak pada masalah yang dihadapi siswa pada saat proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Ini berfungsi agar siswa bisa mandiri dalam menemukan solusi berdasarkan masalah yang ada. Dalam prosesnya, pembelajaran PBL atau dalam bahasa Indonesia berarti pembelajaran berbasis masalah (PBM) akan memanfaatkan strategi yang lebih terstruktur untuk menemukan solusi dari masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa. Dengan adanya landasan strategi ini, siswa bisa menuai hasil dari PBL sebagai pola pikir di masa depan guna menemukan solusi dari berbagai macam masalah yang akan dihadapi. Sehingga problematika dalam hidup akan berangsur-angsur teratasi. Adapun teori pandangan ahli terhadap pembelajaran problem based learning a) Pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning adalah rentetan kegiatan pembelajaran yang bertumpu suatu masalah yang nantinya akan di pecahkan dengan cara ilmiah. Pengeritan tersebut diutarakan oleh Sanjaya (2006: 214). b) Pembelajaran PBL ini menurut J. Duch (1994) adalah instruksi kepada siswa untuk selalu belajar. Menciptakan kolaborasi yang solid dalam suatu grup untuk memecahkan masalah yang ada. 2. Bagaimana penerapan Problem based learning didalam pembelajaran? Jawab: Berikut adalah langkah-langkah penerapan/ sintaks dari model pembelajaran problem based learning: 1. Konsep Dasar (Basic Concept)  Guru menyampaikan dasar pengetahuan yang terdiri dari konsep dasar, instruksi, sumber, koneksi dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mata pelajaran yang akan disampaikan. Ini bermanfaat agar siswa bisa menangkap maksud dari apa yang disampaikan. Sehingga suasana pembelajaran akan terkoneksi dengan mudah dan visi misi pembelajaran bisa tercapai. 2. Pendefinisian Masalah (Defining The Problem)  Pada bagian ini guru mengutarakan skenario atau permasalahan, lalu siswa melaksanakan aktivitas brainstorming, ini berarti setiap siswa dalam grup harus menyatakan ide dan pendapat. Langkah ini bisa melahirkan berbagai macam gagasan yang tidak terduga sebelumnya. 3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning) 



Siswa diharuskan menemukan referensi belajar lain dari banyak sumber agar permasalahan yang ada akan semakin jelas. Referensi belajar bisa artikel, video, tempat baru, perpustakaan, berita, situs internet, buku dan apapun itu asalkan bahan berasal dari sumber yang relevan. Investigasi mengenai sumber belajar baru ini mempunyai misi penting : Pertama agar siswa bisa menemukan sumber informasi dan memahami permasalahan dengan baik. Kedua agar siswa bisa bersatu dengan satu tujuan dalam mengutarakan isu di depan kelas secara akurat dan relevan. 4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge)  Sesudah siswa memperoleh referensi yang diinginkan untuk penajaman materi. Pada sesi selanjutnya siswa diminta untuk berdiskusi dalam sebuah grup untuk mematangkan bahan sumber yang ada lalu merumuskan solusi untuk permasalahan grup. Sehingga pertukaran pengetahuan dalam grup diskusi bisa dilaksanakan dengan baik. 5. Penilaian (Assessment)  Terdapat tiga aspek penilaian yang perlu digaris bawahi, diantaranya adalah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Seluruh penilaian yang akan dicatat sebagai hasil akhir terdiri dari laporan, catatan, pekerjaan rumah, kuis, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. 3. Apa saja manfaat Problem based learning dalam sebuah pembelajaran? Jawab: Mengutip dari The Hun School of Princeton,manfaat yang didapatkan dari menerapkan pendekatan problem-based learning. 1. Meningkatkan kemandirian dalam belajar Pendekatan ini mendorong anak-anak untuk berinisiatif dan tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri. Saat mereka didorong untuk menggunakan penelitian dan kreativitas, mereka mengembangkan keterampilan yang akan bermanfaat bagi mereka hingga dewasa. 2. Mendorong partisipasi aktif anak dalam belajar Berbeda dengan pembelajaran tradisional yang cenderung mengharuskan siswa untuk duduk, mendengar, dan mencatat, pada pendekatan ini, siswa duduk di kursi kemudi. Mereka harus tetap tajam, menerapkan pemikiran kritis, dan berpikir out of the box untuk memecahkan masalah. 3. Mengembangkan keterampilan dalam dunia nyata Kemampuan yang dikembangkan siswa tidak hanya diterapkan ke dalam satu kelas atau materi pelajaran, tetapi juga dapat diterapkan pada sejumlah besar mata pelajaran sekolah serta kehidupan sehari-hari di luar sekolah. Mulai dari kepemimpinan hingga kemampuan menyelesaikan masalah dalam konteks kehidupan nyata. 4. Meningkatkan kemampuan kerja sama Beragam aktivitas dalam pendekatan problem-based learning meminta siswa untuk berkolaborasi dengan teman sekelasnya untuk menemukan solusi. Pendekatan kerja sama



ini mendorong anak-anak untuk membangun keterampilan seperti kolaborasi, komunikasi, kompromi, dan mendengarkan. 5. Mendorong penghargaan intrinsik Penghargaan yang diperoleh dari problem-based learning jauh lebih besar daripada sekadar nilai A. Siswa mendapatkan rasa self-respect dan kepuasan karena mengetahui bahwa ia telah memecahkan teka-teki, menciptakan solusi inovatif, atau membuat produk yang nyata. 4. Apakah Anda sudah pernah menerapkan Problem based learning dalam kelas Anda? Jika iya apa kendalanya? Jika belum, apa rencana Anda dalam menerakannya? Jawab: Belum Pernah. Adapun rencana dalam menerapkanya itu dengan memahami dulu langkah langkah pembelajaran problem based learning dan prinsip prinsip dalam model ini. Setelah itu menyusun desain intruksional dengan model ini sesuai dengan materi yang dijalankan 5. Apa karakteristik dari Problem based learning? jawab: Menurut Trianto (2009:), karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah: (1) adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, (2) berfokus pada keterkaitan antar disiplin, (3) penyelidikan autentik, (4) menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya, dan (5) kerja sama.