Pertemuan 10 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERTEMUAN 10 METODE AL- ABJADIYAH AL-‘Am (sistem alfabetis umum) disebut juga Nizda>m Awa>'il al-Ushu>l atau sistem yang merujuk pada asal kata (akar kata). Cikal bakal sistem ini, sebenarnya telah lama dirintis oleh ulama hadis seperti Imam Bukhari dalam Shahih-nya, Ibnu Qutaibah dalam kitabnya, Gharib Al-Hadis, atau Al-Syaibani dalam kamusnya, al-Ji>m. Akan tetapi, sistem penyusunan kata tersebut belum diakui oleh kalangan LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.



ahli bahasa sebab karya-karya tersebut tidak sepenuhnya disebut dengan kamus bahasa. Para peneliti berpendapat, bahwa sistem alfabetis umum yang dikenal dalam ilmu leksikologi ini, telah lama diperkenalkan AlZamakhsyari (1074-1143 M) dalam karyanya, Asa>s al-Bala>ghah, namun sebagian peneliti berpendapat, bahwa orang pertama yang menyusun kamus dengan sistem alfabetis umum adalah Abul Mu'aly Muhammad bin Tamim Al-Barmaki (w.1008). Akhirnya, ditemukan benang merah dari silang pendapat ini, bahwa penemu sistem alfabetis umum tetap AlBarmazi, tetapi orang yang menyempurnakan sistem itu menjadi sebuah kamus adalah Al-Zamakhsyari. (Taufiqurrochman, 2008:259) Pasca era Al-Barmaki dan Al-Zamakhsyari, kamus-kamus dengan sistem alfabetis umum terus bermunculan. Akan tetapi, sebagian ahli bahasa masih tetap memandang sistem qa>fiyah sebagai sistem penyusunan kata yang paling tepat dalam kamus-kamus bahasa Arab sebagai wujud dari integrasi antara bahasa dan sastra Arab. Karena itu, kamus-kamus bersistem qafiyah seperti: Lisa>n Al-Arab,. Al-Shihhah, Al-



Qamus Al-Muhi>th, masih terus dicetak ulang sebagai bahan rujukan dalam memahami makna kata dan menyusun karya sastra. B. Asas-asas kamus sistem alfabetis umum Kamus dengan sistem alfebetis umum dianggap sebagai babak final dari perkembangan sistem penyusunan kamus bahasa Arab. Sistem ini dinilai lebih mudah daripada ketiga sistem sebelumnya. Karenanya, asas yang paling mendasar dalam kamus sistem alfabetis umum hanyalah asas



tajri>d. Sementara asas-asan lain seperti taqli>b al-kalimah, taqsi>m al-bina>' tidak diperhitungkan dalam kamus sistem alfabetis. 1. Asas Tajri>d. Tajrid adalah mengembalikan sebuah kata ke asal kata (akar kata) dengan cara menghilangkan huruf-huruf tambahan yang melekat pada kata itu. Huruf-huruf tambahan yang perlu di-



tajri>d, antara lain: LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.



1. Dhamir Muttashil (kata ganti sambung) 2. Huruf Mudhara'ah (huruf tambahan dalam fiil mudhari') 3. Alif pada Fill Amr 4. Artikel (‫ التعريف‬- ‫)ال‬ 5. Huruf Tatsniyah 6. Huruf Jamak 7. Huruf Nasab 8. Huruf Tashghir 2. Asas Tardi>d, yaitu mengembalikan sebuah kata ke bentuk asal kata (akar kata) dengan dua cara, yaitu: a. Mengembalikan huruf-huruf asli dalam kata yang telah dibuang, seperti: kata ‫ رد‬menjadi ‫ ردد‬kata ‫ يد‬menjadi ‫ يدي‬, kata ‫ صفة‬menjadi ‫ وصف‬, dan sebagainya. b. Mengembalikan huruf asli yang telah diganti, seperti: kata ‫ تاع‬menjadi ‫ تيع‬, kata ‫ قال‬menjadi ‫ قول‬, dan sebagainya. C. Teknik pencarian makna kata Untuk mencari letak kata dalam kamus bersistem alfabetis umum, pertama-tama hendaknya diketahui terlebih dahulu 'Apakah kata tersebut terdiri dari huruf asli, atau ada di antaranya huruf tambahan (za>idah)?". 1. Jika semua hurufnya terdiri dari huruf asli, maka dicari berdasarkan permulaan dan urutan huruf-hurufnya. Misalnya, kata ‫ قمر‬dicari pada huruf ‫ ق م ر‬, kata ‫ شمس‬dicari pada huruf ‫ ش م س‬dan seterusnya. 2. Jika di antara huruf-hurufnya terdapat huruf tambahan (za>idah), maka lebih dahulu harus diketahui mana huruf yang asli (akar kata) dan mana yang tambahan. Caranya dengan menerapkan teknik tajri>d atau



tardi>d seperti penjelasan terdahulu. Setelah diketahui huruf-huruf aslinya (akar kata), maka langsung dicari ke bab huruf. Misalnya, kata ‫ كتاب‬dicari pada bab ‫ ك‬di bagian ‫ ك ت ب‬sebab akar katanya (huruf aslinya) setelah di-tajri>d adalah ‫ كتة‬berwazan ‫فعل‬.



LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.



D. Kelebihan dan kekurangan kamus alfabetis umum Nilai lebih dari kamus yang bersistem alfabetis umum adalah relatif lebih mudah bagi pengguna kamus dalam mencari makna kata, bila dibandingkan dengan kamus-kamus yang bersistem fonetik, alfabetis khusus, maupun qa>fiyah. Hilangnya asas-asas seperti tarti>b al-huru>f, taqsi>m al-bina>’



dan taqli>b al-kalimah, terbilang cukup inovatif. Kamus bersistem alfabetis umum ini, praktis hanya menyisakan asas tajri>d dan tardi>d yang berfungsi untuk mengetahui asal-usul kata (akar kata) dan fungsi ini telah lama diterapkan oleh para ahli tatabahasa dalam penyusunan kamus-kamus bahasa Arab dengan sistem apapun. Adapun kekurangan dari kamus yang menggunakan sistem alfabetis umum adalah masih adanya kesulitan bagi pengguna kamus dalam mencari makna kata. Sebab, untuk mengetahui akar kata, sekalipun telah ada teknik



tajri>d-tardi>d, tetap saja hal itu menyulitkan bagi pengguna awam yang tidak memahami ilmu sharaf, terutama bagi non-Arab. Problem ini yang terus mendorong para leksikolog untuk terus membuat terobosan baru dengan berusaha melahirkan sistem yang lebih mudah, efektif dan bersifat universal sehingga bisa dipahami oleh semua kalangan, baik bagi orang yang mengerti tata bahasa maupun orang awam atau non-Arab. E. Kamus-kamus alfabetis umum Kamus-kamus yang menggunakan sistem alfabetis umum, ada yang termasuk kamus kuno (qadim) dan ada yang tergolong kamus baru (hadis). Berikut ini kamus kuno yang masyhur menggunakan sistem alfabetis umum. 1. Asa>s Al-Bala>ghah Kamus Asa>s Al-Bala>ghah disusun oleh Mahmud bin Umar AlZamakhsari (467-538 H.). Ada dua faktor yang mendorong penyusunan kamus ini. Pertama, faktor agama yang membuat Al-Zamakhsari berobsesi untuk memperkenalkan mukjizat Al-Qur'an melalui gaya bahasa orang-orang Arab yang mengandung bahasa hakiki (makna sebenarnya) LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.



dan majazi (konotasi). Kedua, faktor besarnya animo masyarakat terhadap ilmu balaghah (ilmu tentang estetika bahasa) yang kebetulan sesuai dengan kemampuan Al-Zamakhsari di bidang itu. Karena itu, dalam kamusnya yang beijudul Asa>s Al-Bala>ghah (pondasi ilmu balaghah) ini, Al-Zamakhsari kerap kali memaknai kosakata bahasa Arab dengan cara menyebut makna yang hakiki dan majazi, sehingga kamus ini lebih dikenal sebagai buku pedoman ilmu bala>ghah daripada buku leksikologi.



Leman Kamus Asa>s Al-Balaghah Karya Al-Zamakhsyari dalam CD Maktabah Syamilah



2. Muhkta>r Al-Shihhah Penyusunnya adalah Muhammad bin Abu Bakar AI-Razi, (w. 666 H.). Sesuai dengan namanya, Muhkta>r al-Shihhah ( kata-kata pilihan dalam kamus Al-Shihhah), kamus ini memuat ringkasan dari kamus



al-Shihhah karangan Al-Jawhari dengan sedikit komentar dan tambahan makna dari penyusunnya. Dalam hal metodologi, Al-Razi lebih memilih untuk mengikuti metode kamus Asa>s al-Bala>ghah karya Al-Zamakhsari.



3. Al-Mishbah Al-Munir



LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.



Penyusunnya adalah Ahmad bin Muhammad al-Muqri Al-Fayyumi (w. 770 H.). Kamus ini memuat penjelasan (syarah) dari kata-kata asing dalam karya al-Rafi’i di bidang ilmu fiqih, sehingga kamus ini lebih tepat bagi kalangan pelajar yang ingin membaca istilah-istilah operasional di bidang hukum (fiqih). Al-Fayyumi juga menambahkan derivasi kata dan beberapa bab khusus memuat kata kerja (fi’il) dan kata plural (jamak). Kamus ini juga membahas panjang lebar tentang kaidah ilmu bahasa (linguistik), ilmu sharaf (morfologi) dan ilmu nahwu (sintaksis).



Leman Kamus Misba>h al-Muni>r Karya Al-Fayyumi dalam CD Maktabah Syamilah



Sedangkan kamus baru yang bersistem alfabetis antara lain: 1. Muhi>th al-Muhith Kamus ini selesai disusun pada tahun 1286 H./1869 M. oleh Butrus bin Bulis bin Abdullah Al-Bustani (1819-1883 M.) Al-Bustani berpedoman pada kamus al-Muhi>th karya Al-Fairuzabadi dalam hal materi kamus. la hanya menambah sedikit kosakata bahasa Arab yang belum dimuat dalam karya Al-Fairuzabadi, dan juga tidak memasukkan beberapa hal seperti: nama tempat tinggal, nama orang, nama kabilah dan beberapa kosakata yang tidak lagi dipakai di kalangan bangsa Arab. Hal baru yang ada di kamus Muhi>th al-Muhi>th LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.



adalah penambahan kosakata bahasa ammiyah (pasaran), istilah ilmiah dan filsafat. 2. Al-Munjid Kamus yang dirilis pada tahun 1908 M. ini disusun oleh Louwis bin Naqula Dhahir Al-Ma'luf (1867-1946M). Dinamakan al-Munjid karena sebuah kamus berfungsi sebagai penolong bagi orang yang hendak mengetahui makna sebuah kata atau informasi lainnya. Sebenarnya, nama Al-Munjid pernah digunakan sebagai nama kamus oleh Kura' Al-Naml (w. 921 M.) yang juga menyusun kamus dengan nama yang sama. Hingga kini, Kamus al-Munjid masih tetap populer dan dicetak berulang-ulang. Pada tahun 1981, kamus ini telah mencapai cetakan ke-24 pada penerbit Da>r Al-Masyriq di Beirut Libanon. Pada tahun 1956, tepatnya pada cetakan ke-15, Mr. Ferdinan Tutel memberi penambahan di kamus Munjid berupa biografi tokoh-tokoh di negara timur dan barat hingga kamus Munjid dianggap lengkap dan serupa dengan ensiklopedi. Kemudian, nama kamus al-Munjid dikenal dengan Al-Munjid fi al-Lughah wa al-Adab wa al-Ulu>l (kamus bantu ilmu bahasa, sastra dan sains). Dari sisi materi, kamus Munjid banyak meringkas dari kamus Muhi>th



al-Muhi>th karya al-Bustani dan dari sisi interpretasi pemaknaan kata, kamus Munjid lebih condong mengikuti penafsiran makna dalam kamus Ta>j al-'Aru>s karya Al-Zabidy. Sebagai kamus modern, kelebihan kamus Munjid terletak pada tata letak dan perwajahan kamus di mana kata-kata yang termuat telah dicetak dengan tinta merah dan dilengkapi dengan gambar-gambar seperti: gambar tokoh, peta, tabel, hewan, tumbuhan, alat musik, alat transportasi dan sebagainya. Bahkan, kamus Munjid juga memuat beberapa ilustrasi gambar beberapa nabi yang kemudian mengundang kritik dari



LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.



berbagai pihak. Mengingat, menggambar wajah nabi dalam pandangan ulama fiqih adalah haram. 3. Matan Al-Lughah Kamus ini disusun pada tahun 1958 oleh Ahmad Ridha Al-'Amily, mantan anggota Majma' al-Lughah (lembaga bahasa) di Damaskus. Secara morfologis, kamus Matan al-Lughah disusun dengan sistematika yang tepat dengan cara mendahulukan materi kata kerja daripada kata benda. Lalu, penjelasan kata kerja dimulai dengan kata kerja yang mujarrad sebelum mazid. Ada enam kamus besar yang menjadi rujukan Matan Al-Lughah dalam memaknai kata, yaitu: kamus Lisa>n al-'Arab (Ibnu Mandzur),



Al-Qamu>s Al-Muhi>th (Al-Fairuzabadi), Ta>j Al-'Aru>s (Al-Zabidy), Asa>s Al-Bala>ghah (Al-Zamakhsari), Mukhtar Al-Shihhah (Al-Razi) dan Misbah al-Munir (Al-Fayyumi). Karakter yang melekat pada kamus ini adalah tidak adanya



ikhtilaf /(perbedaan) dalam hal ungkapan kalimat. Tampaknya, Ahmad Ridha berusaha menghilangkan istilah-istilah yang ambigu dan mengedepankan kata yang maknanya arbitrary (disepakati). Selain itu, kamus ini juga memuat kosakata bahasa ammiyah (pasaran) yang bisa ditransfer ke bahasa fushah (resmi), sehingga kamus ini berusaha untuk menghilangkan celah antara bahasa



ammiyah dan fushah, sekaligus meminimalisir penggunaan bahasa ammiyah. 4. Al-Mu'jam Al-Wasith Kamus al-Wasith termasuk kamus modern yang diproduksi oleh



Majma' Al-Lughah (Lembaga Bahasa) di Kairo, Mesir. Tim penyusun Al-Wasith cetakan pertama pada tahun 1380 H. terdiri dari Ibrahim Mustafa, Ahmad Hasan Al-Ziyat, Hamid Abdul Qadir dan Muhammad Ali Al-Najjar. Tim penyusun Al-Wasit cetakan kedua



LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.



pada tahun 1392 H. terdiri dari Ibrahim Anis, Abdul Halim Muntashir, Atiyah Al-Shawalihy dan Muhammad Khalfullah Ahmad. Kelebihan kamus Al-Wasi>th terletak dengan adanya penambahan istilah-istilah ilmiah modern, baik istilah dakhi>l (serapan), muhaddats (modern) dan muwallad. Kamus setebal 1.000 halaman lebih ini memuat sebanyak 7.000 mated, 450.000 kata dan 600 gambar.



Leman Mu’jamal-Wasi>th Karya Majma’ al-Lughah dalam CD Maktabah Syamilah



5. Al-Mu 'jam Al-Lughawi Al-Tarikhi Penyusun kamus Al-Lughawi Al-Tarikhi (bahasa historis) adalah seorang orientalis berkebangsaan Jerman bernama Fisher. Sayangnya, sebelum kamus ini selesai disusun, Fisher meninggal dunia. Sekalipun demikian, mukaddimah kamus ini telah menampakkan ide cemerlang dari seorang Fisher. Dalam kamusnya ini, ia mengambil dari berbagai sumber seperti: alQur'an, al-Hadis, syair, peribahasa, buku sejarah, geografi, sastra, teknologi dan sebagainya. Hal mendasar dalam kamus ini adalah penjelasan yang lengkap antara kata yang 'araby (arab) dan 'ajamy (non-arab).



LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.



6. Al-Mu'jam Al-Kabir Kamus Al-Kabir (besar) diproduksi oleh Majma' Al-



Lughah (Lembaga Bahasa) di Kairo, Mesir. Kamus ini bertujuan untuk mengklasifikasikan makna yang dimuat dalam kamus-kamus bahasa Arab sepanjang masa. Karena itu, ia dinamakan "Kamus Besar" yang dirilis secara bertahap. Tahap pertama, Juz I (huruf hamzah) tahun 1970; Tahap kedua, Juz II (huruf ba’) tahun 1982; Taham ketiga, Juz III (huruf ta’ dan tsa) tahun 1992, dan tahap keempat, Juz IV (huruf jim) tahun 2000.



Daftar Pustaka Lajnah Tansi>q al-Lughah al-‘Arabiyyah. 1998. Al-Lughah al-Arabiyyah alKhamisah. Malaysia: al-‘Ami‘ Nas}s}a>r, Husain. 1968. Al-Mu’jam al-Araby; Nasy’atuhu wa Tat}awwuruhu. Kairo: Maktabah Misr. Taufiqurrochman. 2008. Leksikologi Bahasa Arab. Yogyakarta: UIN Malang Press Ya’ku>b, Imi>l. 1985. al-Ma‘a>jim al-Lughah al-‘Arabiyyah Bida>atuha wa Tat}awwuruha. Bayru>t: Da>r ‘Ilm lil Mala>yi>n. Program Maktabah Syamilah Versi II, http://www.al-warra>q.com.



LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.