17 0 415 KB
Sub-CP Mata Kuliah 1. Menganalisis esensi pemimpin sebagai kepala, ketua, atau bapak 2. Menganalisis etika kepemimpinan berbasis Asta Brata 3. Menganalisis kepemimpinan berbasis alam 4. Menganalisis pola pengambilan keputusan yang menekankan kepada harmoni
Pertemuan ke 11
Esensi Pemimpin dan Etika Kepeminpinan
Tim THK LP3M Undiksha
Pemimpin dalam berbagai kelompok masyarakat memiliki berbagai macam sebutan. Misalnya. ▪ Peminpin PT (Rektor) ▪ Peminpin Perusahaan (Direktur) ▪ Kepala daerah Provinsi (Gubernur) Pemimpin =kepala= ▪ Kepala daerah TK II (Bupati) ketua ▪ Ketua DPR ▪ Ketua Jurusan
Makna Denotatif Kepala
• Bagian atas tubuh manusia • Tempat mata, hidung, lidah, mulut dan telingan • Memiliki rambut • Tempat otak • Bagian depan kepala terdapat wajah
Makna Konotatif Kepala ▪ Kepala memiliki makna sebagai orang berkedudukan sebagai (paling) atasan dalam suatu organisasi ▪ Kepala memiliki makna dan simbul kesucian ▪ Penyebutan pimpinan sebagai kepala orang yang menjujung tingggi nilai-nilai kesucian. Oleh karenan itu, pempinpin hari berpikir, berbakat, dan betindak yang suci sert amenjadi panutan. ▪ Terdapat banyak indra pada kepala, Peminpin harus dapat melihat, mendengar merasakan, berbicara baik dan benar ▪ Rambut kepala sebagai mahkota. Peminoin memiliki kekuasaan ▪ Kepala memuat otak. Otak pusat akal akal budi dan perasaan. Peminpin bertindak menggunakan akal budi tanpa melupakan rasa malu, takut, dosa dan salah. ▪ Kepala sebagai wajah berbakmna bahwa peminpin wajah (citra) dari suatu organisasi. ▪ Kepala kedudukan paling atas. Peminpin mendapat imbalan teratas dibandingkan pengikut /bawahannya
Makna Denotatif Ketua
• Ketua turunan dari kata rerama yang berarti orang tua • Orang yang dituakan
Makna Konotatif Ketua
▪ Pemimpin=ketua, berarti menjadi orang yang dituakan dalam organisasi ▪ Dituakan bisa karena a) pengalaman/pertumbuhan.tua tuwuh b) pengetahuan….tua tuhu ▪ Pemimpin=ketua, memposikan diri sebagai orang tua bagi pengikutnya (bahwahannya)
ing ngarso sung tuladha ing madya mangun karsa tut wuri hadayani Kepeminpinan menurut Ki Hajar Dewantara
Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara sebenarnya diambil dari Ramayana,yaitu Ajaran Panca Stiti Darmeng Prabu, yang memuat Nasehat Arjuna Sastrabahu kepada Rahwana, yang meliputi: tiga seperti yang diambil oleh Ki Hajar Dewantara, dan dua lagi: sakti tanpa aji, maju tanpa bala.
Indra Brata (Dewa Hujan).
Delapan Dewa sebagai Model dalam Etika Kepemim pinan Asta
Yama Brata (Dewa Hukum, Dewa Maut) Surya Brata (Dewa Matahari) Candra Brata (Dewi Sasi, Dewi Bulan)
Bayu Brata (Dewa Angin) Kuwera Brata (Dewa Kekayaan) Baruna Brata (Dewa Nagari/Air)
Agni Brata (Dewa Api)
Watak matahari Watak bulan Watak bintang
Asta Brata versi Jawa mengacu kepada
Watak angin Watak mendung Watak api Watak samudra Watak bumi
Epos Ramayana sebagai sumber Asta Brata
1. Mampu mengendalikan diri dari godaan hawa nafsu dan insting-insting rendahan. 2. Selalu memikirkan kesejahteraan mereka yang dipimpinnya. 3. Mampu membina persahabatan dengan siapa saja. 4. Adaptif, atau kemampuan untuk menerima perubahan dan menyesuaikan diri dengan perubahan itu. 5. Ramah, penampilan menyenangkan. 6. Bertanggung jawab. 7. Tujuan serta komitmennya terhadap tujuan jelas. 8. Pemberani, pendobrak; para lawan pun segan menghadapinya (Krishna, 2017: 87).
Pengambilan keputusan secara musyawarah dan mufakat sangat penting (Harmoni)
1. Perbedaan pikiran atau pendapat di kalangan peserta rapat adalah keniscayaan bagi manusia. 2. Perbedaan muncul karena setiap orang memiliki latar belakang yang berbeda satu sama lainnya – bisa pula menyangkut kepentingan. 3. Perbedaan pendapat bisa datar dan meluas. 4. Musyawarah adalah proses pengambilan keputusan untuk mengatasi perbedaan di kalangan peserta rapat. 5. Penerimaan menghasilkan kemufakatan. 6. Setiap pendapat memiliki kebenaran. 7. Kemufakatan dapat terjadi karena semua pihak, merasa di-wong-ke atau diorangkan.