Pertemuan 5 - Sanitasi Lingkungan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DRAINASE DAN SANITASI LINGKUNGAN Disampaikan Oleh : Dr. Ir. Johannes Hendra Padangalam, Msi Ir. HERALYADI, MT JURUSAN TEKNIK SIPIL INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL



MATERI



Pengertian Sanitasi Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan



PENGERTIAN SANITASI Sanitasi adalah : 1. Penjagaan kesehatan ( kamus inggris – Indonesia ) 2. Menurut Notoadmojo, 2003 : Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya 3. Usaha usaha pengawasan terhadap factor lingkungan yang dapat menjadi mata rantai penularan penyakit 4. Usaha yang mengawasi beberapa factor lingkungan fisik yang berpengaruh atau merusak perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup ( WHO ) 5. Suatu cara untuk mencegah berjangkitnya penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber penularan



SANITASI RUMAH TINGGAL



RUMAH – TEMPAT MANUSIA - SEHAT 



Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman bahwa rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.



MENURUT NOTOATMODJO (2003), HARUS DIPENUHI BEBERAPA SYARAT-SYARAT RUMAH SEHAT 1.



Bahan Bangunan



. Lantai: keramik/semen yang baik, tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan, lantai kayu -pun dapat digunakan, bahkan lantai rumah dipedesaan cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. 











Dinding: tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan, lebih baik dinding atau papan. Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Disamping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Atap seng ataupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah. Lain-lain (tiang, kaso dan reng): tiang untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan. Menurut pengalaman bahan-bahan ini tidak tahan lama. Tapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya harus menurut ruas-ruas bambu tersebut, apabila tidak pada ruas, maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu.



2. VENTILASI 



Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara didalam rumah tersebut tetap segar. Kurangnya vemtilasi akan menyebabkan kurangnya O2 didalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Disamping itu, tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembapan udara didalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembapan ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri pathogen(bakteri-bakteri penyebab penyakit). Fungsi kedua daripada ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus menerus. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap didalam kelembapan (humudity) yang optimum. Dua macam ventilasi, yakni:











Ventilasi alamiah, dimana aliran udara didalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angina dan mesin pengisap udara.



3. CAHAYA



Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni: . Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen didalam rumah, misalnya baksil TBC.Rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas lantai yang terdapat didalam ruangan rumah. Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca. Genteng kacapun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan melubangi genteng biasa waktu pembuatannya kemudian menutupnya dengan pecahan kaca.







Cahaya buatan, yaitu dengan menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.



4. LUAS BANGUNAN RUMAH 



Luas bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menybabkan perjubelan (overcrowded). Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk tiap orang (tiap anggota keluarga).



5. FASILITAS-FASILITAS DI DALAM RUMAH SEHAT. 



Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitasfasilitas sebagai berikut: a) Penyediaan air bersih yang cukup. b) Pembuangan tinja. c) Pembuangan air limbah (air bekas). d) Pembuangan sampah. e) Fasilitas dapur. f) Ruang berkumpul keluarga.



FASILITAS DAPUR



RUANG BERKUMPUL KELUARGA



RUANG LINGKUP SANITASI LINGKUNGAN



Sanitasi lingkungan meliputi upaya : 1. Penyediaan air bersih 2. Pembuangan air kotor 3. Pembuangan air tinja 4. Pembuangan sampah kotoran hewan 5. Pembuangan peliharaan / ternak



KONSEP DISTRIBUSI AIR BERSIH – AIR KOTOR Hubungan penyediaan air bersih dan pengelolaan air kotor dalam system sanitasi dapat digambarkan dalam skema dibawah ini :



SUMBER AIR BERSIH Ada 3 sumber air bersih yang dapat di manfaatkan untuk kebutuhan manusia, yaitu : 1. Air Angkasa ( Hujan ) Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air bumi. Walau merupakan air yang paling bersih, air tersebut cendrung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfir 2. Air Permukaan Air permukaan meliputi air yang ada di dalam sumur permukaan dan badan badan air, seperti : sungai, danau, telaga, waduk, rawa dan air terjun 3. Air Tanah Air tanah ( ground water ) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang mengalami proses filtrasi



PENYEDIAAN AIR BERSIH Untuk kebutuhan domestik, penyediaan air bersih diperoleh melalui : 1. Air Sumur : Air sumur merupakan kelompok air permukaan dan menjadi pilihan sumber air bersih rumah tangga yang kedalaman air permukaannya kurang dari 15 m, dan tidak tersedia sumber lain 2. PDAM ( Perusahaan Daerah Air Minum ) : Air bersih yang berasal dari PAM menjadi alternative bagi warga yang tinggal di daerah perkotaan atau yang mengalami kesulitan akses air bersih di permukaan 3. Bak Penampung Air Hujan : Di daerah yang mengalami ke keringan, bak penampung air hujan menjadi alternative penyediaan air bersih



PENYEDIAAN AIR BERSIH YANG CUKUP 







PP no.122 Tahun 2015. Sistem Penyediaan Air Minum. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka seharihari termasuk diantaranya adalah sanitasi



SISTEM INSTALASI PENYEDIAAN AIR BERSIH Penyediaan air bersih rumah tinggal dapat dikatagorikan menjadi 2 yaitu : 1. Sistem Langsung : Sumber air dari sumur atau sambungan PAM, kemudian di distribusikan menuju alat alat saniter



SISTEM INSTALASI PENYEDIAAN AIR BERSIH Penyediaan air bersih rumah tinggal dapat dikatagorikan menjadi 2 yaitu : 2. Sistem Tak Langsung : Sumber air dari sumur atau PAM, di tampung terlebih dahulu di dalam bak penampung air yang kemudian baru di distribusikan menuju alat alat saniter



Tabel pemakaian domestic di beberapa negara



Tabel aktifitas pemanfaan air menurut Fair et al ( 1971 )



Pembuangan Air Kotor / Limbah Domestik Limbah domestik ( rumah tangga ) dibedakan menjadi 2 meliputi : 1. Limbah Padat ( Sampah ) 2. Limbah Cair, yang terdiri dari : • Air buangan dapur, kamar mandi dan cucian ( air sabun dan air lemak ) = Grey Water / Used Water • Air buangan urinoir ( air seni ) = Yellow Water • Air buangan WC, urinoir, bidet ( air seni dan tinja ) = Black Water / Soil Water



Limbah Cair Grey Water Tipe pengolahan limbah : 1. Irigasi ( Irrigation ) Air limbah di alirkan ke parit parit terbuka dan air akan merembes masuk kedalam tanah melalui dasar dan dinding parit tersebut 2. Kolam Oksidasi ( Oxidation Ponds ) Pemanfaatan sinar matahari, ganggang ( algae ), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah 3. Pengenceran ( Disposal by dilution ) Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan badan air



Limbah Cair Black Water Tipe pengolahan limbah : 1. Sistem Terpusat ( off site ) Pengelolaan air limbah domestik dimana air limbah dialirkan melalui jaringan perpipaan menuju satu instalasi pengolahan 2. Sistem Komunal Pengelolaan air limbah domestik dengan system septic tank komunal 3. Sistem Individual ( on site ) Air limbah domestik langsung diolah di sumbernya ( dengan septic tank individual )



Limbah Cair Black Water Black Water di alirkan ke bak penampung ( septic tank ). Ada 2 jenis septic tank, yaitu : 1. Septic Tank Konvensional Limbah ditampung, diendapkan dan dibiarkan terurai oleh bakteri, cairan hasil akhir disalurkan ke resapan khusus. Perlu waktu berkala akan penuh dan perlu di sedot 2. Septic Tank Biologis Limbah ditampung untuk diuraikan secara biologis sampai aman untuk dimanfaatkan kembali, sehingga tidak memerlukan penyedotan. Proses septic tank biologis : penyaringan, pengendapan, dan penguraian serta penyuci hamaan



Gambar Septic Tank Biologis



Gambar Septic Tank Konvensional



Tata cara Perencanaan Tangki Septic tank Dengan system resapan ( menurut SNI 03-2398-2002 )



Keterangan gambar : 1. Lobang pemeriksaan 2. Pipa udara 3. Ruang bebas air 4. Ruang jernih 5. Kerak 6. Lumpur



Septic Tank Konvensional



Septik Tank - Rembesan



Persyaratan Teknis Untuk daerah air tanah rendah dan jumlah pemakai maksimal 10 KK ( 1 kk = 5 jiwa ) 1. Bahan bangunan harus kuat, tahan terhadap asap dan kedap air 2. Bahan bangunan yang dapat dipilih : batu kali, bata merah, batako, beton biasa / bertulang, asbes semen, PVC, keramik dan plat besi 3. Bentuk empat persegi panjang ( 2 : 1 s/d 3 : 1 ) 4. Lebar tangki minimal 0,75 m, panjang minimal 1,5 m dan tinggi minimal 1 – 5 m termasuk ambang batas 0,3 m Note : Untuk ukuran kecil untuk 1 KK dapat berbentuk bulat dengan diameter minimal 1,2 m dan tinggi minimal 1,5 m termasuk ambang batas



Komponen Pengolah Limbah Domestik Komponen pengolah limbah cair domestic, yaitu : 1. Grey Water dari kamar mandi ( sink ), diolah dengan : a. Bak penangkap lemak b. Bak control ( opsi ) c. Sumur resapan 2. Black water dan yellow water dari WC, bidet dan urinoir, diolah dengan : a. Bak control ( opsi ) b. Septic tank c. Sumur resapan



Bak Penangkap Lemak 1. Bak penangkap lemak berfungsi mencegah masuknya lemak dari limbah dapur ke jaringan pipa limbah 2. Pada pipa inlet disediakan keranjang lemak ( grease ) 3. Diberi sekat untuk memperpanjang waktu pembekuan, sebelum masuk pipa outlet



Bak Kontrol 1. Berfungsi untuk menyaring dan mengendapkan kotoran padat dari kamar mandi / cucian sebelum masuk ke sumur resapan 2. Pipa inlet lebih tinggi dari pada pipa outlet 3. Diberi tutup dari beton yang diberi pegangan



Pembuangan tinja. • Air tinja bersama tinjanya disalurkan ke dalam septic tank.



Septic Tank 1. Septic tank berfungsi untuk mengendapkan dan menguraikan air kotor ( black water dan yellow water ) 2. Di buat dari bahan yang kuat, tahan lama dan kedap air 3. Dilengkapi dengan pipa udara dan lubang pengontrol



Resapan Limbah Berdasarkan SNI No. 03-2453-2002, persyaratan umum resapan limbah adalah sebagai berikut : 1. Berada pada bidang datar 2. Jauh dari penimbynan sampah dan minimal berjarak 1 m dari pondasi bangunan 3. Kedalaman resapan sampai tanah berpasir 4. Permeabilitas tanah minimal 2 cm / jam ( air setinggi 2 cm diatas permukaan akan habis dalam waktu 1 jam )



Pembuatan resapan harus memperhitungkan hal hal berikut : 1. Berfungsi menyalurkan air limbah dari septic tank dan komponen sanitasi lain kedalam tanah 2. Jarak terhadap sumur air bersih sekurang kurangnya 10 m 3. Resapan sebaiknya dilengkapi dengan bahan penyaring alami, misalnya : krikil, pasir dan ijuk 4. Ada 2 tipe resapan yaitu : a. Memanjang : bahan pipa PVC berpori b. Sumuran : bentuk sumur, dinding dan dasar sumur tanpa plester



Resapan Memanjang : Bahan pipa PVC Berpori



Resapan berbentuk Sumuran



Instalasi Jaringan Pengolah Limbah Pemasangan jaringan air limbah hendaknya memperhitungkan prinsip prinsip dibawah ini : 1. Alat alat saniter sebaiknya tidak berjauhan agar tidak terjadi belokan, tekukan ( sudut mati 90° ), dan simpangan yang bisa menyebabkan sumbatan ( sebaiknya 90° long radius, 45° atau 135° 2. Perlu dipisahkan antara pipa WC, kamar mandi dan dapur 3. Memasang perangkap lemak dan kotoran padat pada titik titik pembuangan limbah cair 4. Menyediakan bak pengontrol pada tiap belokan agar mudah dibersihkan 5. Menggunakan diameter dan kemiringan pipa diatas standard minimal ( 0,5 % s/d 4 % ) ( national plumbing code handbook ) agar air mengalir tanpa hambatan



Pemasangan jaringan air limbah hendaknya memperhitungkan prinsip prinsip dibawah ini : 1. Kemiringan pipa minimal 0,5 % s/d 4 % 2. Diameter pipa air kotor dan asal limbah : a. Pipa WC : 3” ( 75 mm ), atau 4” ( 100 mm ) untuk 2 closet b. Pipa kamar mandi : 2” ( 50 mm ) c. Pipa dapur : 1,5” ( 38 mm ) 3. Dimensi pipa distribusi air bersih dan letaknya : a. Halaman : 1 “ – 2 “ ( 25 – 50 mm ) b. Menempel dan menembus dinding : 0,5” – 0,75” ( 12,5 – 18,75 mm ) 4. Ukuran kran : 0,5” – 0,75” ( 12,5 – 18,75 mm ) 5. Tekanan air dalam pipa minimal 0,5 kg/cm² atau ekivalen dengan tinggi menara air 5 m



Pembuangan air limbah (air bekas). • Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara komunal



Sampah Domestik Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktifitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis Sampah terdiri dari : 1. Sampah Organik : Merupakan jenis sampah yang terdiri dari bahan bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lainnya. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami 2. Sampah Anorganik : Merupakan jenis sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi atau dihasilkan dari proses industry. Beberapa bahan ini tidak terdapat di alam, yaitu plastic dan aluminium, sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan secara lambat Contoh : botol plastic, tas plastic, kaleng dan lain lain



Sistem Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika.



Pembuangan Sampah



Pola Pengangkutan Sampah Sistem Individual Langsung



Pembuangan Sampah



Bagan pengolahan sampah mandiri



Pembuangan Sampah



Pemilahan sampah



Pembuangan sampah • Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu ( TPST ) Intermediate Treatment Facilities ( ITF )



Pembuangan Kotoran Hewan peliharaan / ternak



Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( KUHPer ) Pasal 1368 : “Pemilik seekor binatang, atau siapa yang yang memakainya, adalah, selama binatang itu dipakainya, bertanggung jawab tentang kerugian yang diterbitkan oleh binatang tersebut, baik binatang itu ada di bawah pengawasannya, maupun tersesat atau terlepas dari pengawasannya.”



Pembuangan Kotoran Hewan peliharaan / ternak



Inti dari biogas plan adalah digester, sebuah reactor yang hampa udara dimana proses dekomposisi bahan baku terjadi dalam kondisi tanpa oksigen



TERIMA KASIH