Petunjuk Teknis Operasional Dan Pemeliharaan Sistem Perpipaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Draft



Petunjuk Teknis Operational dan Pemeliharaan System Perpipaan



June 2009



Petunjuk Teknis Operational dan Pemeliharaan System Perpipaan 1. Pendahuluan Petunjuk ini dibuat untuk digunakan sebagai panduan umum dalam operasi dan pemeliharaan system penyediaan air minum perdesaan dengan perpipaan bagi anggota pengelola penyediaan air minum perdesaan yang diserahi tanggung jawab pengelolaan teknis. Dalam petunjuk ini dijelaskan fungsi dan cara kerja serta bagaimana operasi dan pemeliharaan yang diperlukan dari berbagai komponen system penyediaan air minum yaitu:  Perlindungan Mata Air (PMA)  Intake  Saringan Pasir Lambat (SPL)  Transmisi  System Distribusi o Reservoir o Pompa o Generator o Jaringan distribusi o Sambungan Rumah dan Kran Umum Dilapangan, tidak semua komponen system penyediaan air minum yang dijelaskan dalam petunjuk ini tersedia, tergantung dari perencanaan system nya sendiri misalnya system perpipaan dengan sumber mata air tidak memerlukan intake dan Saringan Pasir Lambat (SPL) atau system pengaliran secara gravitasi tidak memerlukan pompa. Oleh karena itu dalam penggunaannya, petunjuk ini hendaknya digunakan sesuai dengan jenis komponen yang tersedia dilapangan



2. PERLINDUNGAN MATA AIR (PMA) 2.1. Penjelasan Umum PMA berfungsi untuk melindungi air yang keluar dari mata air terhadap pencemaran yang diakibatkan oleh:  air permukaan yang mengalir pada saat turun hujan  aktivitas manusia dan hewan Pada umumnya PMA terdiri dari 2 bagian yaitu:  Bangunan penangkap air yaitu bangunan yang dibuat langsung pada mata air untuk menangkap air yang keluar dari mata air. Ada banyak cara dan type bangunan penangkap tergantung dari kondisi mata air itu sendiri, tapi pada umumnya berupa pasangan batu kali yang ditutup dengan plat beton. Bangunan ini harus dilengkapi dengan peluap sehingga permukaan air dapat dipertahankan tetap seperti pada saat sebelum PMA dibangun. Tinggi permukaan air perlu dipertahankan tetap untuk menjaga kemungkinan mata air berpindah ketempat lain/keluar ditempat yang tekannannya lebih rendah  Bak penampung yang dilengkapi dengan pelimpah untuk mengukur debit air, pada umumnya pelimpah berbentuk segi tiga (Thompson). Cara mengukur debit dalpat dilihat dalam lampiran. Dari bak penampung air dialirkan dengan pipa yang dilengkapi dengan katup ke reservoir Untuk menjaga keamanan, PMA harus dilengkapi dengan  Saluran drainase yang dipasang dibagian hulu dari PMA supaya air permukaan yang mengalir kearah PMA dapat dialihkan kearah lain sebelum mencapai PMA.  Pagar agar supaya hewan atau orang yang tidak berkepentingan tidak mengganggu PMA



2.2. Operasi dan Pemeliharaan Tidak ada operasi khusus yang harus dilakukan oleh petugas selain menutup katup pada pipa outlet pada saat perbaikan pipa dan mencatat debit air secara periodic. Debit air dapat dibaca dari ketinggian air diatas pelimpah Thompson. Lihat gambar dan table pelimpah Thompson PMA harus diperiksa secara rutin oleh petugas minimal sebulan sekali dan setiap ada gangguan yang dilaporkan. Yang harus dilakukan adalah:  Periksa kondisi fisik bangunan. Catat dalam buku/format yang disediakan  Bersihkan saluran drainase dari semua kotoran (tanah, daun dll)  Bersihkan pipa peluap supaya tidak tersumbat  Ukur debit mata air pada pelimpah dan catat pada buku/format yang telah disediakan.



 Ambil sample air untuk pemeriksaan bakteriologis dan kirimkan ke laboratorium Dinas Kesehatan untuk diperiksa Selain pemeriksaan bulanan, katup harus dipelihara 6 bulan sekali (lihat cara pemeliharaan katup) Semua peralatan yang terbuat dari metal/besi seperti tutup manhole, pipa, katup, pagar dll harus dicat setahun sekali.



3. INTAKE 3.1. Penjelasan Umum Intake adalah bangunan yang dibuat dipinggir sungai untuk menyadap air sungai untuk dibawa ke bangunan pengolahan air. Intake harus dibangun ditempat yang tepat untuk penyadapan air, pada umumnya dibuat pada kelokan sungai bagian luar dimana pada tempat tersebut tidak terjadi pengendapan. Ada berbagai type intake, tapi pada umumnya intake berupa saluran dibuat dari beton atau pasangan batu kali yang dilengkapi dengan pintu air dan jeruji besi (bar screen) untuk menghalangi benda seperti batang kayu masuk kedalam intake. Intake juga biasanya dilengkapi dengan pipa penguras untuk mengeluarkan endapan yang mungkin terjadi pada intake. Pipa intake dengan saringan (strainer) dan katup dipasang pada ujung saluran intake untuk mengalirkan air sungai ke bangunan pengolahan air. Untuk medapatkan tinggi muka air yang diinginkan, terkadang bendungan dibuat disungai setelah intake. 3.2. Operasi dan Pemeliharaan Pintu air dan katup pada pipa inlet perlu diatur untuk mendapatkan jumlah air yang diinginkan. Saluran intake perlu dibersihkan dari endapan pasir dan kotoran yang terjadi secara periodik minimal sebulan sekali (tergantung dari kondisi sungai), tetapi pada musim hujan perlu dibersihkan lebih sering.



Pemeliharaan terhadap bangunan seperti retakan pada dinding, perbaikan bar screen perlu dilakukan setahun sekali



4. SARINGAN PASIR LAMBAT (SPL) 4.1. Penjelasan Umum SPL berfungsi untuk menyaring air baku menjadi air minum. Air baku yang akan diolah harus mempunyai kekeruhan < 100NTU (Nephelometric Turbidity Unit). Kecepatan air yang mengalir melalui SPL adalah 0.1 – 0.4 m3/m2/jam. Prinsip kerja dari saringan ini adalah melewatkan/menyaring air memalui 2 lapisan yaitu:  Lapisan mikroorganisma atau disebut biolayer atau schmutzdecke. Lapisan ini akan tumbuh diatas permukaan pasir dalam waktu 10 -20 hari. Air yang melalui lapisan ini akan diproses secara biologis; mikroorganisma pathogen akan dimakan oleh mikroorganisma yang tumbuh dalam lapisan ini.  Lapisan pasir halus. Lapisan ini mempunyai pori pori yang kecil dan berfungsi sebagai saringan. Pasir yang digunakan mempunyai ukuran effectif (effective size) 0.15 – 0.35 mm dan koefisien keseragaman (uniformity coefficient) < 2. Tebal lapisan pasir adalah 0.9 – 1 meter. Dibawah lapisan pasir sbb: o Diameter o Diameter o Diameter o Diameter



terdapat lapisan penyangga berupa krikil dengan ukuran 3 – 6 mm, tebal 5 cm 6 – 12 mm, tebal 5 cm 12 – 25 mm, tebal 8 cm 25 – 50 mm tebal 12 cm



Bangunan SPL pada umumnya berupa bak persegi panjang dari pasangan batu kali. Pada dasar bak terdapat saluran under drain untuk menampung air yang telah disaring dan mengalirkannya melalui pipa ke bak penampung kemudian ke reservoir. Pada umumnya terdapat minimum 2 buah SPL sehingga jika 1 SPL harus dibersihkan, SPL yang lain masih beroperasi. Biasanya SPL dilengkapi dengan: o Alat ukur debit berupa pelimpah Thompson untuk mengukur debit air yang masuk dan yang keluar o Pipa inlet o Pipa outlet o Pipa pembuangan o Katup 4.2. Operasi dan Pemeliharaan Pada awal operasi, air harus diisi melalui saluran under drain dari bawah dengan cara membuka katup no B (lihat gambar) supaya tidak ada udara yang terperangkap dalam pasir. Jika air telah diatas permukaan pasir, katup B dapat ditutup dan air dapat dialikan melalu saluran atau pipa inlet dari atas dengan cara membuka katup A. Air yang masuk ke SPL pada awal operasi harus



dibuang melalui katup pembuangan C. Atur bukaan katup A dan C untuk mendapatkan debit aliran yang diinginkan dan mempertahankan muka air (1 meter diatas permukaan pasir). Biarkan air terbuang melalui katup C sampai lapisan biolayer pada permukaan pasir terbentuk (10 – 20 hari). Setelah lapisan biolayer terbentuk, buka katup D dan tutup katup C, air akan mengalir melalui pelimpah Thompson pada bak pengumpul dan terus mengalir ke reservoir. Atur bukaan katup D untuk mendapatkan debit aliran yang diinginkan dan mempertahankan muka air (1 meter diatas permukaan pasir). Selama operasi, SPL akan tersumbat secara perlahan lahan dan permukaan air pada SPL akan naik. Permukaan air tersebut harus tetap dipertahankan dengan cara memperbesar bukaan katup D sedikit demi sedikit. Jika katup D sudah terbuka penuh berarti SPL sudah harus dibersihkan. Perioda dari awal operasi sampai SPL tersumbat pada umumnya 3 – 4 bulan tergantung dari kekeruhan air baku.



4.3. Pembersihan SPL SPL harus dibersihkan jika sudah tersumbat. Pembersihan SPL harus dilakukan secara bergantian supaya produksi air tetap bisa dipertahankan. Penbersihan SPL dilakukan dengan cara mengeruk 2-3 cm tebal lapisan pasir paling atas dengan cara sbb:  Tutup katup A dan D kemudian buka katup penguras E. Permukaan air akan turun sampai beberapa cm diatas permukaan pasir  Buka katup C sebentar supaya permukaan air turun sedikit dibawah permukaan pasir dan segera tutup katup C  Keruk permukaan lapisan pasir setebal 2-3 cm dan angkat keluar dari SPL untuk dicuci.  Setelah permukaan pasir diangkat keluar SPL, tutup katup E dan buka katup inlet A dengan debit yang diinginkan sampai permukaan air 1 m diatas permukaan pasir kemudian buka katup penguras C, atur katup tersebut sehingga air yang masuk sama dengan yang keluar dan permukaan air 1 m diatas pasir. Biarkan sampai lapisan biolayer terbentuk seperti pada awal operasi.  Setelah pasir dicuci, pasir harus disimpan pada tempat yang aman. Tidak setiap kali pengerukan pasir harus dimasukan kembali, tetapi pasir akan dimasukan kembali setelah beberapa kali pengerukan jika ketinggian pasir telah telah turun setebal 20cm (ketebalan turun dari 90 cm ke 70 cm)



4.4. Pemeliharaan Peralatan SPL  Katup harus dipelihara 6 bulan sekali (lihat cara pemeliharaan katup)  Semua peralatan yang terbuat dari metal/besi seperti tutup manhole, pipa, katup, pagar dll harus dicat setahun sekali



5. TRANSMISI 5.1. Penjelasan Umum Pipa transmisi berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air ke reservoir. Dalam system penyediaan air minum dengan perpipaan, air dari sumber air dapat dialirkan secara gravitasi atau dengan pemompaan ke reservoir tergantung dari kondisi lapangan. Jika tinggi sumber air lebih tinggi dari pada reservoir, air akan dialirkan secara gravitasi. Tetapi jika sumber air terletak lebih rendah dari reservoir, maka pengaliran air harus dilakukan dengan bantuan pompa. Perlengkapan Pada Pipa Transmisi. Pada umumnya pipa transmisi dilengkapi dengan:  Valve untuk membuka dan munutup aliran  Air valve untuk membuang udara yang terperangkap  Wash out untuk mengeluarkan endapan yang mungkin terjadi Pengelola harus mempunyai gambar jalur pipa transmisi lengkap dengan semua valve, air valve dan wash out. Semua valve, air valve dan wash out harus diberi nomor



5.2. Operasi dan Pemeliharaan Jika air dapat dialirkan secara gravitasi, maka air dari sumber akan dialirkan ke reservoir secara terus menerus selama 24 jam sehari sehingga tidak ada kegiatan operasi khusus yang harus dilakukan oleh petugas. Jika menggunakan pompa, air akan dialirkan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.



Operasi dan pemeliharaan pompa dapat dilihat pada operasi dan pemeliharaan pompa dibelakang Pipa transmisi harus diperiksa dan dipelihara secara rutin oleh petugas minimal sebulan sekali dan setiap ada gangguan yang dilaporkan. Yang harus dilakukan adalah:  Periksa kondisi pipa transmisi dari kebocoran dengan cara menyusuri jalur pipa. Catat dalam buku/format yang disediakan.. Laporkan segera untuk diperbaiki jika terdapat kebocoran  Pipa harus dikuras melalui wash out minimal 3 bulan sekali.  Katup dan katup udara harus dipelihara 6 bulan sekali (lihat cara pemeliharaan katup).  Jembatan pipa harus dicat setahun sekali



6. SYSTEM DISTRIBUSI Dalam system penyediaan air minum dengan perpipaan, air dari reservoir dapat didistribusikan secara gravitasi atau dengan pemompaan ke konsumen tergantung dari kondisi lapangan.



6.1. RESERVOIR 6.1.1. Penjelasan Umum Reservoir berfungsi untuk menampung air pada saat produksi air lebih besar dari pemakaian dan mengeluarkan air pada saat pemakaian lebih besar dari produksi air. Untuk reservoir dengan volume yang besar, pada umumnya reservoir dibuat 2 buah agar supaya reservoir tetap berfungsi jika salah satu reservoir harus dibersihkan. Untuk reservoir dengan volume kecil biasanya dibuat 1 buah dengan pipa by pass sehingga jika reservoir harus dibersihkan, air dari sumber langsung dialirkan ke pemakai. Dibagian dalam reservoir biasanya dibuat dinding penyekat yang berfungsi agar air yang masuk dari pipa inlet tidak langsung keluar melalui pipa outlet, hal ini untuk menghindari bagian air yang terlalu lama tinggal dalam reservoir Pada umumnya Reservoir dilengkapi dengan o Pipa inlet dengan katup o Pipa outlet dengan katup o Pipa penguras dengan katup o Pipa peluap o Manhole



o Pipa udara/vent o Bak pembubuh kaporit



6.1.2. Operasi dan Pemeliharaan Tidak ada operasi khusus yang harus dilakukan oleh petugas selain pembubuhan chlor dan menutup katup pada pipa outlet dan inlet pada saat perbaikan pipa.



6.1.3. Pembubuhan Kaporit Sebelum air didistribusikan kepada konsumen, air harus dibubuhi larutan kaporit untuk membunuh bakteri pathogen yang berada dalam air. Dalam penggunaannya kaporit yang berbentuk powder akan dilarutkan dalam air kemudian dibubuhkan sesuai dengan kebutuhan. Jumlah kaporit yang harus dibubuhkan adalah sejumlah daya pengikat chlor + sisa chlor. Sisa chlor dalam air dibutuhkan untuk menjaga agar air tetap aman selama dalam perjalanan dari reservoir sampai kepada konsumen. Sisa chlor yang harus ada dalam air adalah 0.2 - 0.5 mg/liter. Pada reservoir (typical design bantuan UNICEF) tersedia 2 buah bak pembubuh kaporit yang digunakan bergantian sehingga kaporit dapat dibubuhkan secara terus menerus (pada saat 1 bak digunakan, larutan kaporit dapat disiapkan dalam bak yang lain



Cara menentukan kaporit yang harus dibubuhkan Peralatan yang dibutuhkan  1 set alat utk mengukur kandungan chlor (Comparator Cl)  1 buah gelas ukur dengan volume 1 liter  1 buah timbangan  1 buah pipet dengan skala  1 buah pengaduk Buat laturan chlor 1% Pada umumnya kaporit yang dijual dipasar megandung 40 - 60% chlor. Sebagai contoh misalkan kita membeli kaporit yang mengandung 50% chlor Cara pembuatan:  Timbang kaporit 2 gram  Ambil 1 buah gelas ukur dan isi air bersih/aqua sampai batas 1 liter.  Masukan 20 gram kaporit yang telah ditimbang kedalam gelas ukur, kemudian aduk. Dalam gelas ukur sekarang terdapat larutan dengan kadar 20 mg kaporit per ml air atau 10 mg chlor per ml air.  Tuangkan larutan ini kedalam botol dan tutup rapat rapat. Larutan ini akan digunakan untuk pengetesan berikutnya.  Isi gelas ukur dengan air yang akan diperiksa sampai batas 1 liter.



 Ambil 0.1 ml larutan chlor dalam botol (1 mg) dan masukan larutan tersebut kedalam gelas ukur, aduk dan biarkan beberapa saat.  Periksa kadar chlor pada gelas ukur dengan cara sbb: o Masukan air yang akan diperiksa dari gelas ukur kedalam tabung alat ukur chlor o Masukan reagent beberapa tetes ke dalam tabung tersebut dan air dalam tabung akan berwarna kekuning kuningan. o Bandingkan warna air dalam tabung dengan warna pembanding. o Angka pada warna pembanding yang sama dengan warna air dalam tabung menunjukan kadar chlor dalam air. Jika sisa chlor tidak terditeksi, ulangi pemeriksaan dengan memasukan 2 ml larutan chlor o Jika pemeriksaan menunjukan sisa chlor 0.4 mg/l berarti daya pengikat Chlor adalah 1 mg/l – 0.4 mg/l = 0.6 mg/l o Jadi jika kita ingin membubuhkan air dengan sisa chlor 0.5 mg/l maka jumlah Chlor yang harus dibubuhkan adalah 0.6 mg/l + 0.5 mg/l = 1.1 mg/l.



Cara membuat larutan Buat larutan dengan kadar Chlor 1% dengan cara sbb:  Timbang kaporit sejumlah yang dibutuhkan (tergantung dari besar bak pembubuh. Masukan kaporit kedalam ember yang telah diisi air. Aduk larutan tersebut. Dalam gambar typical reservoir bantuan UNICEF terdapat 2 buah bak pembubuh Chlor dengan ukuran masing masing 60 cm x 60 cm x 25 cm (ditambah 15 cm free board) yang akan digunakan secara bergantian. Contoh perhitungan Bak pembubuh Chlor adalah 06 m x 0.6 m x 025 m = 0.09 m3 atau 90 liter. Untuk membuat larutan 1% maka perlu membubuhkan 90 x 10 gram Chlor = 900 gram chlor atau 1.800 gram kaporit (jika kaporit mengandung 50% Chlor)  Tuangkan larutan kaporit kedalam bak pembubuh. Isi air kedalam bak pembubuh hingga mencapat ketinggian 25 cm dan aduk hingga merata. Larutan chlor 1% siap digunakan Cara Membubuhkan Chlor.  Jika dari pemeriksaan kita harus membubuhkan 1.1 mg/l chlor dan air yang masuk ke reservoir adalah 2 l/det, maka chlor yang harus dibubuhkan adalah 2.2 mg/det  Larutan yang sudah kita buat mengandung 10 mg/ml, maka jumlah larutan yang harus dibubuhkan adalah 2.2 mg/det : 10 mg/ml = 0.22 ml/det Untuk membubuhkan larutan sejumlah 0.22 ml/det, perlu dilakukan peneraan pada katup dengan mengunakan gelas ukur dan stop watch 6.1.4. Desinfeksi



Pada saat awal sebelum reservoir digunakan dan setiap kali dilakukan perbaikan atau pembersihan, reservoir perlu didesinfeksi dengan kaporit dengan cara sbb.  Masukan kaporit kedalam reservoir dengan jumlah tertentu agar supaya larutan chlor dalam reservoir adalah 100 mg/liter. Jumlah chlor yang diperlukan dihitung berdasarkan volume reservoir. Misal volume reservoir adalah 25 m3 atau 25.000 liter. Jumlah chlor yang dibutuhkan adalah 25.000 x 100 mg = 2.500.000 mg atau 2.5 kg. Jika kaporit mengandung 50% chlor, maka jumlah kaporit yang diperlukan adalah 5 kg  Tutup katup outlet dan buka katup inlet hingga penuh, kemudian tutup katup inlet, biarkan larutan air yang sudah bercampur kaporit selama 24 jam.  Setelah 24 jam, buang air melalui pipa penguras. 6.2. Pompa. 6.2.1. Penjelasan Umum. Pompa berfungsi untuk mengalirkan air dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi. Ada beberapa jenis pompa yang tersedia dipasar, tetapi yang akan dibahas disini adalah pompa pompa yang umum digunakan dalam system penyediaan air minum perdesaan dengan perpipaan, yaitu pompa centrifugal dan pompa hydram 6.2.2. Pompa Centrifugal Pompa ini diklasifikasikan sebagai pompa rotodinamik yang menggunakan rotor atau impeller atau baling baling yang berputar didalam rumah pompa. Dengan perputaran yang cepat, air akan terhisap melalui mata/pusat impeller dan karena gaya centrifugal, air akan didorong keluar rumah pompa melalui outlet pompa. Dari penempatannya, pompa ini bapat diklasifikasikan sebagai pompa suction dan pompa submersible. Pompa suction pada umumnya ditempatkan diatas permukaan air sedangkan pompa submersible ditempatkan didalam air/dibawah permukaan air. Untuk pompa suction dikenal istilah selfpriming (pada umumnya untuk pompa dengan head rendah) dan non-selfpriming dimana untuk pompa non-selfpriming, air harus diisi (dipancing) sebelum pompa dioperasikan Untuk menggerakan impeller, pompa dapat digabung dengan motor listrik jika tersedia listrik (baik dari PLN atau geneator) atau dengan motor bakar/diesel jika tidak tersedia listrik. Pada pipa suction pompa harus dilengkapi dengan footvalve agar supaya air tetap berada dalam pipa suction selama pompa tidak dihidupkan sehingga tidak perlu mengisi air pada saat pompa akan dihidupkan. Pada pipa discharge pompa harus dilengkapi dengan gate valve dan check valve. Check valve berguna untuk melindungi pompa dari aliran balik jika pompa berhenti dengan tiba tiba.



Operasi dan Pemeliharaan Pompa Suction dengan motor listrik Sebelum mengoperasikan pompa, pastikan katup pada pipa outlet tertutup. Untuk pompa yang non-self priming, pastikan ada air didalam pompa. Jika tidak ada air, isi dengan air bersih kedalam pompa melalui lubang pengisian. Jalankan pompa dengan cara memijit tombol on pada panel listrik. Segera buka katup pada pipa outlet perlahan lahan sampai terbuka penuh. Selama pompa beroperasi:  Amati volt meter pada panel listrik, jika tegangan listrik turun kurang dari 220 volt, segera matikan pompa dan laporkan kepada teknisi.  Amati temperatur pada bearing pompa, jika terlalu panas matikan pompa dan laporkan kepada teknisi untuk dilakukan penggantian bearing  Jika terjadi getaran pompa yang berlebihan, segera matikan pompa dan laporkan pada teknisi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sebelum mematikan pompa, tutup katup pada pipa outlet perlahan lahan dan segerah matikan pompa dengan cara memijit tombol off pada panel listrik. Waktu operasi pompa harus dicatat dalam buka catatan/Logbook Setahun sekali pompa harus dibuka oleh teknisi untuk dilakukan perawatan dan pemeriksaan secara menyeluruh. Pemeriksaan dilakukan terhadap bearing, impeller, motor listrik, foot valve. Operasi dan Pemeliharaan Pompa Suction dengan Motor Bakar/Diesel Sebelum menghidupkan motor, periksa olie pada motor dan air jika system pendingain menggunakan air. Juga periksa ketersediaan bahan bakan. Untuk motor diesel, tanki bahan bakan harus selalu dalam keadaan penuh sebelum motor dijalankan. Jika pompa dan motor tidak dihubungkan langsung, tetapi dihubungkan dengan belt dan pully, periksa tegangan belt sebelum motor dijalankan. Jika kendor, atur tegangannya dengan cara menggeserkan pengatur tegangan. Pemeliharan Motor,  Ganti olie motor setiap … jam operasi  Ganti saringan bahan bakar setiap … jam operasi  Bersihkan saringan udara setiap jam operasi dan ganti saringan udara setiap ..jam operasi.  Lakukan penyetelan/tune-up setiap … jam opeasi Pemeliharaan pompa sama dengan pompa yang di gerakan dengan motor listrik



6.2.3. Pompa Hydram. Pompa hydram atau hydralaulic ram adalah pompa yang menggunakan tenaga air yang mengalir dan dihentikan dengan tiba tiba hingga terjadi “water hammer”. Pompa ini tidak memerlukan listrik tetapi memerlukan debit air yang cukup besar dan ketinggian awal untuk terjadinya water hammer. Dari debit air yang besar untuk menghasilkan water hammer, sebagian kecil (5% - 25%) air dapat dipompakan ke tempat yang lebih tinggi, tergantung ketinggian; makin



tinggi air harus dialirkan, makin sedikit air yang bisa dialirkan. Pompa ini terdiri dari badan pompa (ram body) yang dilengkapi dengan katup impulse, tabung udara (pressure tank) dan katup delivery. Untuk keamanan pompa juga dapat dilengkapi dengan pressure gauge dan safety valve. Prinsip kerja dari pompa ini adalah air akan mengalir melalui pipa drive ke badan pompa dan keluar melalui katup impulse. Kecepatan air yang mengalir akan mendorong katup impulse untuk menutup dengan tiba tiba dan air dalam pipa drive berhenti dengan tiba tiba sehingga terjadi gelombang tekanan masa air yang akan mendorong sebagian air masuk kedalam tabung udara melalui katup delivery/katup searah. Setelah sebagian air masuk ke tabung udara, tekanan dalam badan pompa akan menurun sehingga katup impulse akan terbuka karena beratnya atau karena pegas. Dengan terbukanya katup impulse, air akan kembali mengalir ke badan pompa dan keluar melalui katup impulse. Siklus itu akan berjalan secara terus menerus. Air yang masuk ke tabung udara semakin lama semakin banyak dan tekanan pada tabung udara akan naik yang menyebabkan air mengalir ke pipa outlet



Operasi dan Permeliharaan Pada awal operasi, katup impulse harus digerakan terbuka dan tertutup dengan tangan beberapa kali hingga terbuka dan tertutup dengan sendirinya. Berat katup impulse atau tegangan pegas pada katup impulse harus diatur sehingga mencapai frequensi buka tutup yang diinginkan. Katup delivery harus diperiksa setiap minggu untuk memastikan ia bekerja dengan baik. Baut baut harus dikencangkan secara periodic sebulan sekali. Pompa harus dibuka dan dibersihkan dari kotoran yang terakumulasi dalam pompa setiap 3 bulan. Seal karet dan pegas harus diganti jika rusak



6.3. Jaringan Pipa Distribusi 6.3.1. Penjelasan Umum Pipa distribusi berfungsi untuk mendistribusikan air minum dari reservoir ke sambunbgan rumah (SR) atau ke kran umum (KU). Agar supaya air dapat mengalir kesemua SR dan KU secara merata maka pada setiap cabang pipa distribusi dipasang katup. Katup ini juga berfungsi untuk melokasisasi kebocoran, sehingga air masih dapat mengalir kebagian lain sementara bagian yang bocor sedang diperbaiki. Selain pada percabangan pipa, katup dengan kunci (lockable valve) juga dipasang pada setiap sambungqan baik SR maupun KU. Katup ini berfungsi untuk mengatur aliran air yang masuk ke konsumen tidak berlebihan sehingga semua konsumen akan mendapatkan air secara lebih merata 6.3.2. Operasi dan Pemeliharaan Pada saat awal system perpipaan dioperasikan, semua katup yang ada perlu diatur agar semua daerah distribusi mendapatkan air yang cukup dan merata. Untuk daerah yang mempunyai elevasi yang lebih rendah dan lebih dekat dengan reservoir akan mempunyai tekanan air yang lebih tinggi, sehingga air akan mengalir lebih banyak kedaerah tersebut. Oleh karena itu katup pada cabang cabang pipa kearah daerah tersebut bukaannya perlu diperkecil. Besarnya bukaan katup harus dicatat dalam buku catatan.



Walaupun katup katup tersebut telah diatur, perbedaan tekanan akan masih terjadi sehingga lockable valve pada setiap SR dan KU perlu diatur sehingga setiap SR dan KU disemua daerah pelayanan akan mendapatkan air. Untuk pemeliharaan system jaringan distribusi, unit pengelola harus mempunyai peta jaringan dengan skalal 1:xx yang bisa menggambarkan semua jaringan pipa yang ada secara detail dengan diameter dan lokasi katup. Peta tersebut juga harus bisa menggambarkan semua lokasi SR dan KU. Semua katup pada jaringan pipa harus mempunyai nomor. Pemeliharaan yang dilakukan adalah Pemeliharaan Katup. Setiap 6 bulan setiap tangkai ulir pada katup harus di beri pelumas yang tidak beracun ( gliserin) dan diputar untuk menghindari terjadinya karat dengan cara sbb:  Oleskan pelumas secukupnya pada tangkai katup.  Putar handle katup searah jarum jam sampai katup tertutup penuh secara perlahan lahan, kemudian putar handle dengan arah sebaliknya sampai katup terbuka penuh pelahan lahan, kemudian putar lagi searah jarum jam sampai pada keadaan semua. Besar bukaan katup ditentukan dengan jumlah putaran dari mulai katup tertutup penuh. Besar bukaan katup harus dicatat dalam buku pemeliharaan katup. Kegiatan ini diusahakan bukan pada jam puncak (pagi dan Sore hari)  Catat kondisi katup dan tanggal pemeliharaan. Perbaikan Kebocoran  Jika terjadi kebocoran pada jaringan pipa distribusi yang ditandakan dengan keluarnya air kepermukaan tanah, periksa pada peta jaringan pipa, katup mana yang harus ditutup untuk melokalisasi kebocoran tersebut.  Siapkan peralatan yang diperlukan  Tutup katup perlahan lahan untuk melokalisasi kebocoran.  Gali tanah dan perbaiki kerusakan pipa Cara pemotongan dan penyambungan pipa berserta fitting dan perlengkapannya dapat dilihat pada buku petunjuk pemasangan pipa.



6.4. Meter Air 6.4.1. Penjelasan Umum Meter air adalah alat untuk mengukur jumlah air yang melaluinya. Biasanya meter air berukuran besar dipasang pada pipa outlet pengolahan air atau reservoir untuk mengukur jumlah air yang diproduksi atau yang didistribusi. Meter air dengan ukuran kecil dipasang pada sambungan rumah atau kran umum untuk mengetahui jumlah air yang digunakan oleh konsumen sehingga dapat diketahui jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen. Meter air akan mengukur jumlah air yang melaluinya secara kumulatif sehingga jumlah air yang



dicari pada perioda tertentu adalah selisih jumlah air yang tercatat pada akhir dan awal perioda. 6.4.2. Operasi dan Pemeliharaan. Untuk keperluan pembayaran penggunaan air oleh pelanggan, meter air harus dicatat dalam kartu pelanggan setiap bulan. Pencatatan dapat dilakukan oleh pelanggan sendiri setiap bulan pada saat pelanggan akan membayar. Untuk memastikan kebenaran pencatatan oleh pelanggan, uji petik dapat dilakukan oleh petugas setiap 3 bulan sekali. Pada saat petugas pengelola melakukan uji petik, petugas juga harus memeriksa kondisi meter air secara visual. Jika terdapat tanda tanda kerusakan meter air, maka meter air harus diganti. Sebaiknya (untuk pemakaian di Kota) meter air diberi segel untuk memastikan meter air tidak dapat diubah angkanya oleh pelanggan.



7. Rencana Kerja Untuk operasi dan pemeliharaan seluruh system perpipaan, pengelola bagian teknik harus mempunyai rencana kerja tahunan agar supaya system perpipaan dapat dikelola dan dipelihara dengan sebai baiknya. Rencana kerja ini harus termasuk pembelian barang barang yang dibutuhkan agar system perpipaan dapat berjalan berkesinambungan tanpa berhenti karena tidak tersedianya barang tsb karena tidak terdapat di desa misalnya pembelian kaporit, pembelian olie dan spare part bagi system yang menggunakan pompa dengan motor diesel dll. Kebutuhan barang barang tersebut dapat dihitung dan direncanakan dengan baik. Contoh perhitungan kebutuhan kaporit Misal kebutuhan kaporit adalah 1 mg/l Debit air yang diproduksi adalah 3 l/detik. Kebutuhan Kaporit adalah 1 mg/l x 3 l/detik x 86,400 detik/hari x 365 hari/tahun x 1/1,000,000 Kg/mg = 95 Kg/tahun + 10% cadangan Jadi dapat direncanakan setiap 6 bulan pengelola harus membeli 1 drum kaporit 50 Kg.



Contoh Rencana Kerja Tahunan No



1



2



3



4



5



6



Kegiatan



Intake Pemeriksaan & pembersihan Pengecatan Bar screen Saringan pasir lambat Pengerukan pasir Saringan 1 Pengerukan pasir Saringan 2 Pengerukan pasir Saringan 3 Dll Pipa Transmisi Pemeriksaan Pemeliharaan katup Dll Reservoir Pencucian reservoir Pengecatan Pagar Dll Motor Diesel 1 Ganti olie Ganti saringan olie Ganti saringan udara Dll Pembelian Kaporit dll



Januari



Februari



Maret



April



Mei



Juni



Juli



Agustus



September



Oktober



November



Desember



Lampiran Contoh Catatan Katup



Pemeriksaan Katup No Katup



Diamet er



Lokasi



Tgl



Bukaan (putaran)



Bukaan Tgl



(Putaran)



Tgl



Bukaan (putaran



Lampiran Contoh Pencatatan Operasi Pompa Nomor Pompa: Merk Pompa Mulai dioperasikan: Tanggal



Jam operasi



Jenis Pompa Kapasitas pompa



Jam berhenti



Lama operasi Per hari Kumulatif



Keterangan



Keterangan: Penggantian bearing dll dicatat pada kolom keterangan pada tanggal yang bersangkutan



Lampiran Contoh Pencatatan Operasi Motor Diesel Nomor Motor: Merk Motor Mulai dioperasikan: Tanggal



Jam operasi



Jenis Motor Kapasitas Motor



Jam berhenti



Lama operasi Per hari Kumulatif



Penggunaan BBM (L)



Penggantian Olie



Pneggantian Saringan Olie



Keterangan



Keterangan: Setelah penggantian Olie, lama operasi kumulatif dapat dibuat nol kembali. Penggantian saringan BBM dan saringan udara dapat dicatat dalam kolom keterangan



Lampiran… Contoh Kartu Pelanggan Air Minum (Pembayaran tanpa kwitansi) Nama: Alamat Nomor Pelanggan Nomor Meter Air



Pencatatan Meter Air No



Tgl



Bulan



Kartu sebelumnya 1 Januari 2 Fubruari 3 Maret 4 April 5 Meiu 6 Juni 7 Juli 8 Agustus 9 September 10 Oktober 11 November 12 Desember Total



Angka Meter Air



Jml Pemakaian (m 3)



Jml harus dibayar (Rp)



Tahun …….. Pembayaran Tanda Tgl tangan dibayar Pembayar



Tandatangan Penerima