5 0 330 KB
TUGAS APLIKASI PROMOSI KESEHATAN “Health Promotion di Tempat Kerja”
DISUSUN OLEH: SURIYANTI BUTON
(0001 10 09 2018)
NURJANA MUHAMMAD
(0002 10 09 2018)
SITTI LUDYA LESSY
(0014 10 09 2018)
ARNIATI SANTI
(0023 10 09 2018)
SAJIDA HARDIANTI KHALID (0050 10 09 2018)
PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2019
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah “Health Promotio di Tempat Kerja” ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya, Amiin. Dalam
penyusunan
makalah
ini
tentunya
hambatan
selalu
mengiringi namun atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen matakuliah dan teman-teman sehingga semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi. Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan khususnya mengenai health promotion di tempat kerja . Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Makassar
2019
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
SAMPUL..............................................................................................i KATA PEGANTAR..............................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................iii BAB I Pendahuluan............................................................................1 A. Latar Belakang.........................................................................1 B. Tujuan......................................................................................3 BAB II Pembahasan ..........................................................................4 A. Konsep umum promosi kesehatan..........................................4 B. Proses dalam promosi kesehatan...........................................7 C. Konsep umum promosi kesehatan di tempat kerja..................8 D. Strategi Promosi kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tempat kerja...........................................14 E. Analisis perilaku.......................................................................15 BAB III Penutup..................................................................................19 A. Kesimpulan..............................................................................19 B. Saran.......................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan citacita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Berkaitan
dengan
hal
itu,
Undang-Undang
Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat telah ditetapkan pembangunan melaksanakan
nasional
berwawasan
pembangunan
kesehatan
kesehatan. tersebut
Untuk
diperlukan
pendekatan Promosi Kesehatan. Untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat ditetapkan visi Nasional Promosi Kesehatan yaitu “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat”. Pencapaian PHBS di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan, pada Data Profil Kesehatan Indonesia tahun (2009) menyebutkan bahwa baru 64,41% sarana yang telah dibina kesehatan lingkungannya, yang meliputi institusi pendidikan (67,52%), tempat kerja (59,15%), tempat ibadah (58,84%), fasilitas kesehatan (77,02%) dan sarana lain (62,26%). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (enpowerment) sebagai suatu
upaya
untuk
membantu
masyarakat
mengetahui masalah sendiri, dalam beberapa
mengenali
dan
tatanan salah
4
satunya adalah tatanan tempat kerja, agar dapat menerapkan cara cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan (Notoadmojo, 2007). Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),) di Indonesia mengacu pada berbagai tatanan, beberapa tatanan tersebut antara lain ditatanan rumah tangga, instansi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan sarana kesehatan. Penerapan PHBS di lingkungan tempat kerja merupakan salah satu upaya strategis
untuk
menggerakkan
dan
memberdayakan
para
karyawan/pegawai untuk hidup bersih dan sehat (Hurles dkk, 2015) .Di
Indonesia
menurut
lembaran
informasi
pengawasan
ketenagakerjaan dalam (Restiyani dkk, 2017) pada tahun 2010 terjadi kecelakaan kerja sebanyan 98.711 kasus dan ditemukan 97.144 penyakit akibat kerja sehingga untuk mengurangi kejadian kecelakaan atau penyakit di tempat kerja maka di perlukan PHBS di tempat kerja. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tempat kerja ialah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat. manfaat dari pelaksanaan PHBS di tempat kerja yaitu dapat mengurangi angka penyakit akibat kerja, prevalensi penyakit menular dan tidak menular serta mengurangi angka kecelakaan kerja (Restiyani dkk, 2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan atau yang dapat menimbulkan stres, akibat tempat kerja yang berbau, kotor atau konflik antara interpersonal, maka untuk mencegah itu semua di butuhkan PHBS di tempat kerja.
5
B. Tujuan Tujuan dari penulisan ini adalah: 1. Mengetahui konsep umum promosi kesehatan 2. Mengetahui proses dalam promosi kesehatan 3. Mengetahui konsep umum promosi kesehatan di tempat kerja 4. Mengetahui strategi Promosi kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tempat kerja 5. Mengetahui analisis perilaku
6
BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Umum Promosi Kesehatan 1. Pengertian promosi kesehatan Promosi kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan, juga mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan seni. Dari sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi promosi kesehatan,
merupakan
penunjang
bagi
program-program
kesehatan lain. Artinya setiap program kesehatan, misalnya pemberantasan penyakit, perbaikan gizi masyarakat, sanitasi lingkungan, kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan, dan sebagainya, perlu ditunjang atau dibantu oleh promosi kesehatan (Notoadmojo, 2010). Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefenisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapakan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang medukung kesehatan (Agustina, 2014). Menurut Depkes 2011 (Ardiansyah & Rahmantari, 2013) dalam PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan Advokasi, Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
7
2. Tujuna promosi kesehatan Pada dasarnay tujuan
promosi kesehatan
adalah untu
mencapai tiga hal (Agustina, 2014) yaitu: a. peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat b. peningkatan perilaku masyarakat c. peningkatan status kesehatan masyarakat 3. Peran promosi kesehatan Ada beberapa peran promosi kesehatan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat (Agustina, 2014) yaitu: a. menjaga dan mendukung hak asasi masyarakat untuk hidup sehat b. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat indonesia, termasuk menurunkan angka kematian, meningkatkan perilaku hidup sehat di masyarakat c. meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan d. meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit e. mengalihkan subsidi pemerintah pada bidang kuratif dah rehabilitatif pada bagian promotif dan preventif f. menambah wawasan masyarakat melalui penyuluhan, pendidikan dan pelatihan g. menciptakan SDM yang baik 4. Sasaran promosi kesehatan Dalam pelaksanaan promosi kesehatan terdapat tiga sasaran yaitu sasaran primer, sekunder dan tersier ( Huriah, 2018) sebagai berikut: a. Sasaran primer Sasaran
primer
sesungguhnya
dalam
adalah
upaya
pasien,
promosi
individu
dan
kesahatan keluarga
sebagai komponen dari masyarakat. Mereka ini diharapkan dapat mengubah perilaku hidup mereka dari yang tidak
8
bersih dan sehata menjadi prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) b. Sasaran sekunder Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat , baik pemuka informal (misalnya, pemuka adat, agama, dan lainlain) maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan dan pejabat pemerintah), organisasi kemasyarakatan dan media massa. Mereka diharapakan dapat turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS. c. Sasaran tersier sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang lain yang berkaitan, serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. 5. Strategi promosi kesehatan Di indonesia mengingat rumitnya hakikat dari perilaku, maka perlu dilaksanakan strategi promosi kesehatan yang paripurna (Huriah, 2018) yang terdiri dari : a. advokasi Advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihakpihak tertentu yang diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi maupun non materi b. bina suasana Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan mendorong diprakteknya PHBS serta
penciptaan
panutan-panutan
yang
mampu
mendukung terlaksananya PHBS c. Pemberdayaan masyarakat/gerakan masyarakat Memberikan informasi dan pendampingan dalam mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu
9
individu, keluarga, atau masyarakat untuk tahu, mau dan mampu untuk melakukan PHBS. B. Proses dalam Promosi Kesehatan Berbicara
tentang
promosi
kesehatan
tidak
terlepas
dari
bagaimana agar sasaran dapat mengerti, memahami, tertarik dan mengikuti apa yang kita promosikan dengan baik dan benar atas kesadarannya sendiri berusaha untuk menerapkan ide-ide baru tersebut dalam kehidupannya. Indikasi yang dapat dilihat pada diri seseorang pada setiap tahapan dalam penyuluhan adalah sebagai berikut : 1. Tahap sadar (awarness), pada tahap ini seseorang sudah mengetahui sesuatu yang baru karena hasil dari berkomunikasi dengan pihak lain. 2. Tahap minat (interest), pada tahap ini seseorang mulai ingin mengetahui lebih banyak tentang hal-hal baru yang sudah diketahuinya dengan jalan mencari keterangan atau informasi yang lebih terperinci. 3. Tahap menilai (evaluation), pada tahap ini seseorang mulai menilai atau menimbang-nimbang serta menghubungkan dengan keadaan atau kemampuan diri, misalnya kesanggupan serta resiko yang akan ditanggung, baik dari segi sosial maupun ekonomis. 4. Tahap mencoba (trial), pada tahap ini seseorang mulai menerapkan atau mencoba dalam skala kecil sebagai upaya mencoba untuk meyakinkan apakah dapat dilanjutkan. 5. Tahap penerapan (adoption), pada tahap ini seseorang sudah yakin akan hal baru dan mulai melaksanakan dalam skala besar (Notoatmodjo, 2012).
10
C. Konsep Umum Promosi Kesehatan di Tempat Kerja 1. pengertian PHBS ddi tempat kerja Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat. Promosi kesehatan yang dilaksanakan di tempat kerja, selain untuk memberdayakan masyarakat di tempat kerja untuk mengenali masalah dan tingkat kesehatannya, serta mampu mengatasi, memelihara, dan meningkatkan tempat kerja yang sehat( Halajur, 2018). Promosi
kesehatan
ditempat
kerja
merupakan
komponen kegiatan pelayanan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan pekerja daru suatu pelayanan kesehatan kerja. Promosi kesehatan kerja didefenisikan sebagai proses yang memungkinkan pekerja untuk meningkatkan kontrol terhadap kesehatannya. Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, promosi kesehatan di tempat kerja adalah rangkaian kesatuan kegiatan
yang
mancakup
manajemen
dan
pencegahan
penyakit serta peningkatan kesehatan pekerja ecara optimal (Maulana, 2009). 2. Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja Menurut (Halajur, 2018) terdapat dua tujuan promosi kesehatan di tempat kerja yaitu: a. Memberikan
informasih
kesehatan,
meningkatkan
kemampuan pekerja untuk mengenali masalah kesehatan yang potensial terjadi di dalam maupun diluar tempat kerja b. Menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tempat kerja, mengurangi absen, menumbuhkan kebiasaan kerja dan gaya hidup sehat, dan tercipta lingkungan kerja sehat
11
3. Manfaat promosi kesehatan di tempat kerja Secara umum manfaat dari program ini (Halajur,2018) adalah sebagai berikut: Bagi Perusahaan atau tempat kerja lainnya: a. Mengurangi tingkat kecelakaan di tempat kerja b. Meningkatkan produktifitas dan efesiensi produksi akibat kecelakaan kerja c. Mengurangi cacat produksi akibat kecelakaan kerja d. Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada pihak manajemen akan pentingnya APD bagi perusahaan atau tempat kerja yang lainnya Bagi pekerja a. Meningkatkan kesadaran pekerja akan pentingnya alat pelindung diri b. Meningkatkan kesehatan kerja atau mengurangi sakit akibat kerja c. Meningkatkan pengetahuan pekerja akan bahaya di tempat kerja dan alat-alat pelindung diri d. Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada pihak manajemen akan pentingnya APD bagi pekerja 4. Keuntungan promosi kesehatan di tempat kerja Terdapat beberapa keuntungan promosi kesehatan di tempat kerja (Halajur, 2018) yaitu: Bagi perusahaan atau tempat kerja lain a. Meningkatkan lingkungan tempat kerja yang sehat dan aman serta nyaman b. Citra perusahaan positif c. Meningkatkan moral staf d. Menurunya angka absensi e. Meningkatnya produktifitas f. Menurunya biaya kesehatan atau biaya asuransi
12
g. Pencegahan terhadap penyakit Bagi pekerja a. Lingkungan tempat kerja menjadi lebih sehat b. Meningkatkan percaya diri c. Menurunnya stress d. Meningkatnya semangat kerja e. Meningkatnya kesehatan 5. Sasaran promosi kesehatan di tempat kerja Sasaran promosi kesehatan di tempat kerja (Halajur, 2018) yaitu: a. Primer : karyawan di tempat kerja b. Sekunder : Pengelola K3, serikat atau organisasi pekerja c. Tersier : pengusaha, manajer atau direktur 6. Indikator perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tempat kerja Terdapat 9 indikator PHBS di tempat kerja (Halajur, 2018) yaitu: a. Tidak merokok di tempat kerja Setiap orang yang ada di lingkungan kerja
tidak boleh
merokok di dalam ruangan atau lingkungan tempat kerja. Bahaya merokok di dalam ruangan atau luar ruangan yaitu asap rokok yang mengandung zat-zat nikotin, tar dan zat berbahaya lainnya terhisap oleh perokok pasif yang dapat menyebabkan berbagai penyakit antara lain jantung dan pembuluh darah. b. Membeli dan mengonsumsi makanan dari tempat kerja makanlah makanan yang sehat di tempat kerja sambil mengontrol
porsinya.
Sehingga
tidak
terlalu
banyak
mengonsumsi kalori, dan kemudian duduk di kursi hingga sore c. Melakukan olahraga secara teratur atau aktifitas fisik Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat
13
penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Melakukan olahraga sederhana seperti berjalan kaki menuju kantin saat jam makan siang. Jika benar-benar tidak bisa keluar saat makan siang, parkirkan kendaraan lebih jauh dari tempat dimana Anda biasanya parkir. Selain itu, Anda bisa berjalan kaki sebentar di pagi dan sore hari, atau biasakan untuk naik tangga setidaknya melakukan aktifitas fisik 30 menit setiap hari. d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makanan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun merupakan suatu intervensi kesehatan yang paling hemat tapi sangat bermanfaat karena dapat membunuh kuman penyakit yang ada di tangan sehingga tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman, mencegah penularan penyakit, seperti disentri, flu burung, flu babi, typhus, dan lain-lain. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab
penyakit.
Bila
digunakan,
kuman
berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.
Sabun
dapat
membersihkan
kotoran
dan
membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. Aktivitas yang dianjurkan untuk cuci tangan yaitu: 1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang binatang, berkebun, dan lain-lain) 2) Setelah buang air besar. 3) Setelah menceboki bayi atau anak. 4) Sebelum makan dan menyuapi anak.
14
5) Sebelum memegang makanan. 6) Sebelum menyusui bayi. Adapun cara yang benar untuk cuci tangan itu sendiri dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan memakai sabun seperlunya, selanjutnya bersihkan telapak tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan, dan yang terakhir bersihkan tangan pakai lap bersih. e. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja Tujuan dilakukannya Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) adalah agar populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan dicegah
penyakit dengan perantara atau
dikurangi,
kemungkinan
nyamuk dapat terhindar
dari
berbagai penyakit semakin besar seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Chikungunya, atau Kaki Gajah, serta ingkungan temat kerja menjadi bersih dan sehat. f. Menggunakan air bersih Air bersih adalah air yang secara fisik dapat dibedakan melalui indera kita (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba): 1) Air tidak berwarna, harus bening atau jernih 2) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran lainnya 3) Air tidak berasa 4) Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk, atau bau belerang Dengan menggunakan air bersih dapat terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan selain itu, setiap orang yang ada di tempat kerja terpelihara kebersihannya. Keberadaan air bersih ini yang sangat
15
penting, maka perlu untuk menjaga kebersihan sumber air bersih yaitu: 1) Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah sampai paling sedikit 10 meter. 2) Sumber
mata
air
harus
dilindungi
dari
bahan
pencemaran. 3) Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya agar tidak rusak. 4) Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air di sekitar sumber air, tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak berlumut pada lantai atau dinding sumur. Ember atau gayung pengambil air harus tetap bersih dan tidak diletakkan di lantai. g. Menggunakan jamban saat buang air besar dan kecil Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia. Adapun tujuan menggunakan
jamban
lingkungan bersih,
sehat
adalah
untuk
menjaga
sehat, dan tidak berbau, tidak
mencemari sumber air yang ada disekitarnya, tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan. Jamban yang sehat harus memenuhi persyaratan yaitu sebagai berikut. 1) Tidak mencemari sumber air minum (Jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter) 2) Tidak berbau 3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus 4) Tidak mencemari tanah disekitarnya
16
5) Mudah dibersihkan dan aman digunakan 6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung 7) Penerangan dan ventilasi cukup 8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai h. Membuang sampah pada tempatnya Sampah merupakan material sisa yang tidak terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padatan, cair ataupun gas. Begitu besar dampaknya jika sampah dibuang sembarang tempat seperti di jalanan, taman, sungai, selokan air dan ditempat umum lainnya. Ini akan berdampak buruk bagi kesehatan kita sendiri. Untuk itu perlu adanya kesadaran dan rasa tanggung jawab bagi orang di tempat kerja
akan
pentingnya
kebersihan
dan
kesehatan
lingkungan tempat kerja masing-masing. i.
Menggunakan alat pelindung diri
(APD) sesuai jenis
pekerjaan Alat
Pelindung
Diri
(APD)
atau
Personal
Protective
Equipment adalah alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya
dan
resiko
pekerjaannya
sehingga
efektif
melindungi pekerja sebagai penggunanya. D. Strategi Promosi kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tempat kerja Beberapa strategi dalam promosi kesehatan (Halajur, 2018) yaitu: 1. Menunjukan keterlibatan dan dukungan manajemen pada program kesehatan 2. Melibatkan karyawan dalam tahap perencanaan progrma
17
3. Tawarkan program pada waktu dan tempat yang menyenagkan bagi karyawan 4. Membuat tujuan program dan identifikasi kebutuhan kesehatan karyawan 5. Menyakinkan karyawan bahwa status kesehatan mereka adalah sangat penting 6. Berikan program yang bervariasi 7. Membuat
lingkungan
tempat
kerja
mendukung
usaha
perubahan gaya hidup 8. Memberikan sosialisasi mengenai dampak dari masalah kesehatan E. Analisis Perilaku Untuk mengembangkan strategi promosi kesehatan perlu diadakan analisi perilaku, mengingat pusat perhatian promosi kesehatan adalah perilaku. Maka analisi perilaku dibutuhkan agar dapat menetapkan pelaku sasaran. Perilaku adalah tindakan individu yang dapat diamati oleh orang lain. Sebuah perilaku sasaran harus didefinisikan dalam hal diamati sehingga beberapa pengamat dapat secara independen melihat salah satu individu dan mendapatkan hasil yang sama tentang terjadi atau tidak terjadinya perilaku sasaran. Terdapat beberpa aspek dalam analisi perilaku
(Geller, 2001)
yaitu: 1. Apakah individu mengetahui cara pencegahan kesehatan dan keselamatan yang diharapkan? 2. Apakah ada hambatan dalam praktek kerja yang aman? 3. Apakah peralatan keamanan dalam bekerja terpenuhi? 4. Apakah alat pelindung diri tersedia? 5. Apakah karyawan menerima umpan balik mengenai kesehatan dan keselamatan kerja mereka?
18
Pendekatan berbasis perilaku yang dapat dilakukan untuk mengubah perilaku, yang di kenal dengan prose DO IT (Geller, 2001): D:EFINE O:BSERVE I:NTERVENE T:EST D: Tentukan perilaku sasaran kritis untuk menambah atau mengurangi. O: Amati perilaku sasaran selama periode awal pra-intervensi untuk mengatur tujuan perubahan perilaku dan mungkin, untuk memahami faktor-faktor lingkungan atau sosial alam mempengaruhi perilaku sasaran I: Intervensi untuk mengubah perilaku sasaran ke arah yang diinginkan. T: Uji dampak dari prosedur intervensi dengan terus mengamati dan mencatat perilaku sasaran selama program intervensi. Memutuskan perilaku yang penting adalah langkah pertama dari proses DO IT. Banyak dapat ditemukan dengan memeriksa tempat kerja dan berdiskusi dengan para karyawan bagaimana mereka melakukan pekerjaan mereka. Karena para karyawan lebih mengetahui tentang bahaya atau ancaman kesehatan dari pekerjaan mereka dan bagaimana beperilaku aman
untuk
menghindari cedera atau masalah kesehatan lainnya. Setelah memilih perilaku sasaran, sangat penting untuk menentukan mereka dengan cara yang menempatkan semua orang pada halaman yang sama. Semua peserta dalam proses perlu memahami tentang prilaku dan berkomitmen untuk mendukung, meningkatkan
kesehatan.
Mendefinisikan
perilaku
sasaran
19
menghasilkan
standar
objektif
untuk
mengevaluasi
proses
intervensi (Geller, 2001). Dari data yang diperoleh pada
fase Test, kita dapat
mengevaluasi dampak dari intervensi kemudian
membuat
keputusan apakah akan melanjutkan intervensi tersebut
atau
menerapkan strategi lain, atau menentukan perilaku lain untuk proses DO IT (Geller, 2001). Intervensi untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja: 1. Intervensi instruksional: Intervensi instruksional biasanya dilakukan untuk mendapatkan perilaku baru dalam hal meningkatkan kesehatan meningkatkan perilaku yang sudah dalam tahap diri diarahkan 2. Intervensi pendukung: setelah sesorang belajar cara yang tepat dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, kemudian mempraktekan perilaku tersebut secara terus menerus dalam rutinitas keseharianya sehingga kebiasaan tersebut menjadi pendukung dalam perubagan perilaku 3. Intervensi
motivasi:
Memberikan
dorongan
kepeada
seseorang tentang apa yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih di lingkungan tempat kerja Keberhasilan dari pendekatan berbasis perilaku mampu memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Karena perilaku
yang
dipicu
oleh
membutuhkan perubahan
keadaan
lingkungan
dalam pengaturan
dan
tertentu, beberapa
intervensi. Merancang dan menyempurnakan proses intervensi memerlukan
pemahaman
yang
mendalam
tentang
konteks
masalah, termasuk lingkungan dan orang-orang di dalamnya. Untuk mengubah perilaku target maka target diamati secara
20
sistematis di lapangan, dan individu yang diwawancarai dekat dengan masalah tersebut. Cara yang paling efektif untuk melaksanakan intervensi di tempat kerja adalah bina suasana dengan manajer, karyawan dan orang-orang yang ada di lingkungan tempat kerja. Sehingga semua, orang-orang ini dapat berurusan mengubah perilaku secara berkelanjutan. Teknik perubahan perilaku menghabiskan waktu yang signifikan dalam mengajar orang lain bagaimana melaksanakan dan mengevaluasi proses perubahan perilaku (Geller, 2001).
21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tempat kerja ialah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat. manfaat dari laksanaan PHBS di tempat kerja yaitu dapat mengurangi angka penyakit akibat kerja, prevalensi penyakit menular dan tidak menular serta mengurangi angka kecelakaan kerja. Terdapat beberapa
indikator PHBS di tempat kerja yaitu:
Tidak merokok di tempat kerja, Membeli dan mengonsumsi makanan dari tempat kerja, Melakukan olahraga secara teratur atau aktifitas fisik, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum
,
Memberantas
jentik
nyamuk
di
tempat
kerja,
Menggunakan air bersih , Menggunakan jamban saat buang air besar dan kecil, Membuang sampah pada tempatnya dan Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaan. B. Saran 1. PHBS harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja termasuk di dalam lingkungan dan tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang. 2. Agar kiranya petugas kesehatan dapat lebih baik dalam pelaksanaan kegiatan untuk menerjunkan petugas puskesmas yang
memiliki
kemampuan
dalam
melakukan
promosi
kesehatan di lapangan.
22
3. Dilakukannya pelatihan kepada para kader-kader kesehatan terkait program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga pada saat dilakukan pelaksanaan program, maka kader sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan secara keseluruhan.
23
DAFTAR PUSTAKA Agustina. ( 2014). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Cv Budi Utama: Andriansyah, Rahmantari (2013). Penyuluhan dan praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Mewujudkan Masyarakat Desa Peduli Sehat. (Online). Journal. Inovasi dan Kewirausahaan, Vol2.1, (ifile:///C:/Users/Aspire%20E%2014/Downloads/784714571-1-PB.pdf Diakses 23 April 2019) Geller. (2001). The Psychology of Safety Handbook. Amerika: CRC Press LLC Lewis Penerbit Halajur. ( 2018). Promosi Kesehatan di Tempat. Malang ;Wineka Media Huria. (2018). Methode Student Center Learning Aolikasi Pada Pendidikan Keperawatan. Jakarta: Prenadamedia Group Maulana . (2009). Promosi kesehatan. Jakarta : EGC Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Restiyani Ddkk. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Pekerja Bagian Produksi PT. Coca Cola Amatil Indonesia Central Java. (Online). Journal, Kesehatan Masyarakat, Vol.5.5, (http://Ejournal3.Undip.Ac.Id/Index.Php/Jkm Diakses 23 April 2019) Kementrian Kesehatan.(2009). Undang-Undang Kesehatan No 39 tahun 2009. (Online). (http://www.depkes.go.id/resources/download/general/UU%20N
24
omor%2036%20Tahun2%20009%20tentang%20Kesehatan.pdf Diakses 23 April 2019)
25