Phylum Protozoa R R [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Phylum Protozoa Arti Prtotozoa Protozoa berasal dari bahasa Yunani, protos: permulaan/pertama; zoo: hewan. Jadi semua hewan yang termasuk phylum Protozoa merupakan hewan permulaan. Ciri umum Protozoa: - Merupakan organisme satu sel (uniseluler) - Ukuran mikroskopis. Pada umumnya berukuran kurang dari 250 mμ panjangnya, namun genus Spirostomum (Ciliata) dapat mencapai ukuran 3 mm. - Morfologi, fisiologi dan perkembang biakannya sangat beraneka ragam. - Protozoa adalah eukaryotik, yaitu mempunyai nukleus yang dibungkus oleh suatu membran, berisi satu atau lebih nukleus, terdiri dari berbagai tipe, mikronukleus (kecil), makronukleus (besar). - Struktur Protozoa Tubuh Protozoa terdiri atas: dinding sel (plasmolemma) dan protoplasma 1. Plasmolemma (pada Rhizopoda berupa selaput elastik yang sangat tipis) dan pelikel (untuk kelas yang lainnya), membatasi sitoplasma disebelah luar. 2. Protoplasma yang terdiri atas sitoplasma dan nukleoplasma. Sitoplasma umumnya tidak berwarna, namun pada Stentor coereleus (ciliata) berwarna kebiru-biruan, pada Arcella vulgaris (Flagellata) berwarna kemerahan, dan pada Euglena viridis berwarna hijau karena adanya klorofil sehingga hewan ini mampu melakukan fotosintesis seperti tumbuhan. Sitoplasma terdiri atas ektoplasma (non granular) sebelah luar dan endoplasma sebelah dalam. Ektoplasma: tidak bergranula, permukaan dapat mengalami diferensiasi menjadi ektoplas (dapat berubah bentuknya, misal pada Amuba). Periplas (dinding permukaannya halus, misal pada Flagellata), dan pellikula (dinding permukaannya berbentuk segi-segi, misal pada Ciliata). Ektoplasma berfungsi sebagai : 1. alat pergerakan dengan cara membuat: pseudopodia pada kelas Rhizopoda, silia pada kelas Ciliata, flagel pada kelas Mastigophora (Flagellata) dan membran bergelombang pada Mastigophora. 2. mengambil makanan yaitu Protozoa bergerak dan mengambil makanan dengan pseudopodia, makanan cair diserap secara osmosis, sedang makanan padat melalui sitoplasma (mulut yang rudimenter) lalu melalui sitofaring membentuk tabung ke dalam endosplasma. Dalam vakuola, makanan diubah oleh enzim hingga dapat dicerna. 3. untuk ekskresi, dilakukan dengan tekanan osmosis dan difusi. Pada beberapa spesies ekskresi dilakukan oleh vakuola kontraktil, tapi pada umumnya ekskresi dilakukan melalui permukaan sel yaitu lubang khusus sitopage. 1



4. untuk respirasi secara langsung dengan mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida atau secara tidak langsung dengan mengambil oksigen yang dilepas oleh aktivitas enzim dari persenyawaan kompleks. 5. bertahan diri yaitu dengan melindungi bagian yang lebih dalam. Pada stadium trofozoit ektoplasma berbentuk selaput tipis yang tidak memberi bentuk tetap pada golongan Amoeba, tapi memberi bentuk tetap pada Ciliata dan Mastigophora. Pada stadium kista, ektoplasma membentuk selaput kuat yang disebut dinding kista. Bentuk dinding kista ini diperlukan untuk kelangsungan hidup diluar hospes dan sebagai pertahanan terhadap zat di saluran pencernaan. Endoplasma: di dalamnya terdapat nukleus, organella, inklusiones. Pada Mastigophora biasanya terdapat kinetoplasma yang terdiri dari benda para basal dan bleparoplas, yaitu tempat keluar flagel. Nukleus atau Inti: adalah bagian terpenting yang diperlukan untuk mempertahankan hidup dan untuk reproduksi serta untuk mengatur metabolisme. Nukleus tersusun atas: membran inti, nukleuplasma (cairan inti) dan kromatin. Nukleus mempunyai 2 tipe: vesikuler dan massiv. Pada tipe vesikuler: kromatin tersusun mengelompok ditengah atau di tepi inti melapisi membran inti sebelah dalam sehingga akan memberikan gambaran bahwa di dalam inti ada ruang kosong. Pada tipe massiv, kromatin tersebar rata di dalam inti sehingga inti kelihatan padat. Misal pada makronukleus pada Ciliata. Mengenai inti bisa 1 inti (uni nukleus), 2 inti (bi nukleus) misal pada Giardia lamblia, banyak inti (multi nukleus), misal pada Opalina ranarum. - habitat: a. ada yang bebas: di air (laut-tawar) atau di tanah yang lembab b. parasit: endo parasit dan ektoparasit dalam tubuh hewan lain c. komensal/mutualisme. - Alat gerak : Pseudopodia (Amuba), Flagellum (Flagellata), Cilia (Ciliata), tanpa alat gerak (Sporozoa). Pseudopodia adalah organel lokomotorik sementara yang dapat dibentuk dan ditarik kembali jika diperlukan. Tipe pseudopodia: 1. Lobopodia: pseudopodia yang relatif lebar dengan lapisan luar yang padat dan suatu zona dalam yang lebih cair, ditemukan pada amuba dan beberapa flagellata 2. Filopodia: pseudopodia yang pipih dan hialin yangn mengecil mulai dari dasar (pangkalnya) ke arah ujungnya yang runcing, cenderung untuk beranastomosa dan dapat bersatu untuk menghasilkan selaput sitoplama yang tipis, tidak berisis butir sitoplasmik. 3. Mixopodia (rhizopodia, reticulopodia): pseudopodia seperti benang halus dengan suatu zona dalam yang lebih padat dan lapisan luarnya lebih cair di dalam butirbutir sitoplasmik beredar, miksopodia bercabang dan beranastomosa untuk membentuk jaringan yang kompleks yang dipakai unuk menangkap makanan dan juga untuk bergerak, misal pada Foraminiferorida. 4. Axopodia: pseudopodia yang pipih yang menonjol dari badan tanpa membuat cabang atau beranastomosa, terdiri dari lapisan luar yang tipis berupa sitoplasma cair dan suatu benang (filamen) aksial yang terdiri dari pipa fibriler mengandung bagian tengah yan homogen, ditemukan pada Actinopodasica) 2



Pergerakan lain meluncur (Toxoplasma, Sarcocystis dan merozoit Koksidia, Labyrinthula), badan meluncur secara halus tanpa perubahan bentuk atau oleh sebab lain yang terlihat dengan mikroskop cahaya.



Gambar Tipe tipe pseudopodia. A. Lobopodia (Amuba), B. Filopodia (Euglypha), C. Reticulopodia (Globigerina), D. Axopodia (Actinophrys sol).



- Hidup: berkoloni/ sendiri - Cara makan secara: 1. Autotrofik (holofit): Pada Protozoa yang mempunyai klorofil (fitoflagellata, misalnya Euglena. Organisme itu dapat hidup hanya dari senyawa anorganik. 2. Heterotrof (holozoik). Makanan butiran ditelan melalui mulut sementara atau permanen. Suatu mulut sementara dibentuk oleh amuba jika mereka menelan makanannya. Suatu mulut yang permanen ialah sitostoma, menuju ke suatu sitofaring. Pada banyak siliata daerah disekitar sitoplasma membentuk suatu peristoma. Makanan butiran masuk ke dalam vakuola makanan di dalam sitoplsma dimana dia dicernakan. Bahan yang tidak dapat dicernakan, dikeluarkan dari badan melalui suatu lubang sementara yang disebut sitopige yang permanen. Banyak Protozoa menelan bahan makanan dalan bentuk larutan melalui proses yang disebut pinositosis. Pada beberapa protozoa (Eimeria dan Plasmodium terdapat 3



3.



mikropor submikroskopik (mikropil atau sitostoma). Mikropor dipakai untuk menelan cairan atau benda padat. Cara makan saprozoik tidak perlu ada organel khusus dan bahan makan diabsorbsi melalui dinding badan. Tipe ini ditemukan pada banyak protozoa bersama-sama dengan cara makan holofitik atau holozoik Holofitik, yang merupakan ciri dari banyak fitoflagellata. Karbohidrat disintesa memakai klorofil yang dibawa dalam kromatofora yang ukuran, bentuk, dan jumlahnya bervariasi.



4.



- Organel ekskresi Ekskresi pada protozoa dapat dilakukan melalui dinding badan atau memakai vakuola kontraktil (vakuola air) mungkin lebih utama sebagai organel pengatur osmose daripada sebagai organel pengeluaran. Mereka mempertahankan keseimbangan air dengan mengeluarkan air yang berlebihan dari sitoplasma dan mengeluarkannya dari badan. Banyak ditemukan pada protozoa air tawar, tidak ada pada protozoa laut dan parasitik. - Respirasi: Secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh. - Reproduksi Reproduksi pada protozoa dapat dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara seksual (pada Protozoa parasitik). 1. Secara konyugasi, misal pada Paramecium Hewan uni seluler mungkin juga bereproduksi didahului dengan proses yang analog dengan reproduksi seksual, yaitu adanya konyugasi: persatuan antara dua individu bertemu secara sementara dan bersatu. Makronuklei berdegenerasi, mikronuklei membelah beberapa kali, satu dari pronuklei haploid yang dihasilkannya menyeberang dari setiap konyugan ke dalam konyugan yang lain. Konyugan ini lalu berpisah dan terjadi reorganisasi inti. 2. Secara singami, dua gamet bersatu untuk membentuk zigot: - Isogamet: jika gamet mirip rupanya - An isogamet : jika gamet tidak mirip rupanya, gamet yang lebih kecil disebut mikrogamet, dan yang besar disebut makrogamet. Gamet dibuat oleh sel khusus yaitu gamont (mikrogamont dan makrogamont) atau mikrogametosit dan makrogametosit, tergantung tipe gamet yang dihasilkan. Proses pembuatan gamet disebut gamogoni. Setelah singami, zigot dapat membelah atau tidak membelah untuk membentuk sejumlah sporozoit. Proses ini disebut sporogoni.



4



Gambar Rekombinasi genetik dan konyugasi pada Paramesium



Secara aseksual: 1. Pembelahan biner Protozoa membelah menjadi 2 sel anakan, dapat sama besar atau tidak. Bidang pembelahannya longitudinal (memanjang), pada flagellata = Euglena dan melintang (transversal), pada siliata = Paramecium). Pembelahan sitoplasma mengikuti pembelahan nuklei dan pemisahan anak nuklei, nuklei mikronukleus dibagi secara mitosis, makronukleus dibagi secara amitosis 2. Pembelahan multipel Protozoa terbelah berbarengan sehingga menghasilkan sel anakan. Pembelahan ini secara cepat dan berulang –ulang sehingga dihasilkan beberapa inti. Sitoplasma mengalami kontriksi membungkus inti anakan. Setelah terbungkus terlepaslah sel anakan tersebut. Dapat dihasilkan lebih dari 2 sampai beberapa ratus sel anakan. Macam pembelahan multipel: a. Schizogoni :Pembelahan inti menjadi banyak yang kemudian diikuti pembelahan sitoplasma. Sel anakan yang dihasilkan disebut schizon (meron). Anak-anak selnya adalah merozoit atau schizozoit. Misal Plasmodium. b. Sporogoni: satu individu dapat membentuk banyak keturunan melalui pembelahan spora. Misal Eimeria. 3. Pertunasan Bentuk pembelahan yang sel anakannya tidak sama dengan sel induknya, kemudian mengalami diferensiasi pada waktu sebelum dan sesudah dibebaskan dari sel induknya. Misal pada anggota dari kelas Suctoria. 5



Fisiologi Protozoa Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkungan anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Pinositosis Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Pada awalnya tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membran yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Fagositosis Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Pada awalnya partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola besar tersebut kemudian mengecil dan mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.



6







KLASIFIKASI FILUM PROTOZOA Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas. - Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina. - Protozoa yang bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora. - Protozoa yang bergerak dengan silia dikelompokkan ke dalam Ciliophora. - Protozoa yang tidak dapat bergerak dan merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa. Commitee on Systematics and Evolution of the Society of Protozoologist pada Tahun 1980 mengklasifikasikan Protozoa menjadi 7 kelas baru. Sarcomastigophora, Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora, Myxospora, dan Labyrinthomorpha. Pada klasifikasi yang baru ini, Sarcodina dan Mastigophora digabung menjadi satu kelompok Sarcomastigophora, dan Sporozoa karena anggotanya sangat beragam, maka dipecah menjadi lima kelas.



7



Perkembangan Taksonomi Protozoa



Protozoologi Klasik



Protozoologist Comittee1980 Sarcomastigophora



Anggota



Ciliophora



Ciliophora



Genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan Stentor



Sporozoa



Acetospora



Genera Paramyxa



Apicomplexa



Genera Eimeria, Toxoplasma, Babesia, Theileria Genera Metchnikovella



Mastigophora Sarcodina



Microspora Microspora



Genera Monosiga, Bodo, Leishmania, Trypanosoma,Giardia, Opalina, Amoeba, Entamoeba, dan Difflugia.



Genera Myxidium dan Kudoa



Labyrinthomorpha



Filum Protozoa dibedakan dalam 4 sub filum, yaitu: Sub filum 1. Sarcomastigophora Filum ini dibedakan menjadi 3 super klas, yaitu: Super klas I. Mastigophora (Flagellata) : organ pergerakannya flagella, dibedakan 2 klas berdasarkan ada tidaknya klorofil,yaitu: Klas A Phytomastigophorea (Phytoflagellata): Protozoa yang mengandung klorofil, seperti tumbuhan, yaitu: Ordo1. Chrysomonadida : terdapat pada air minum, menyebabkan air tidak layak untuk diminum, Contoh: a. Uroglenopsis americana : Koloninya berbentuk bola, individu disatukan oleh matrik gelatin, kromatofor berwarna coklat. b. Dinobryon sertularia : berbentuk vas dengan bahan pengikat hialin / selulosa yang berwarna kuning dengan 1-2 kromatofor kecoklatan. Kedua species ini menimbulkan bau amis pada air. c. Synura uvella : tersusun 2-50 individu dalam sususan radial , kromatofor berwarna coklat, menimbulkan rasa pahit dan pedas pada air minum, baunya seperti timun masak. Bau ini karena dibebaskannya minyak aromatik oleh 8



organisme selama pertumbuhan dan hewan yang mati. Pemberian copper sulfat dapat membunuh Protozoa sehingga bau akan hilang.



Gambar Uroglenopsis americana, Dinobryon sertularia, dan Synura uvella



Ordo 2. Chryptomonadida Contoh : Chilomonas paramaecium: tidak ada kromatofor, pada anterior tubuh terdapat 2 flagella, tidak mencerna makanan, tetapi meresap makanan diseluruh tubuh.



Gambar Chilomonas paramaecium Ordo 3. Euglenoidida: di air tawar/di air sawah sehingga berwarna hijau a. Euglena sanguinea: mempunyai kromatokrom. Pada musim kering ada kolam yang berwarna oranye, ini adalah kiste dari organisme tersebut yang mengandung pigmen merah. Kalau diambil, disimpan di tempat teduh, Euglena akan keluar dari kistenya dan berenang. b. Phacus: berbentuk bulat, pipih, berkutikula dengan garis yang mengutub kromatofor hijau. c. Heteronema acus: hidup di air tawar dan di tanah yang becek, runcing pada kedua ujung, mempunyai 2 flagella pada bagian anterior, 1 ke arah muka yang lain ke belakang. d. Copromonas subtilis: banyak terdapat pada feces hewan yang tinggi, karena perombakan oleh hewan ini feces dapat menjadi pupuk.



9



Gambar Euglena, Phacus, Heteronema acus, Copromonas subtilis Ordo 4. Volvocida / Phytomonadida a. Chlamydomonas : bersel satu, tidak membentuk koloni. b. Volvox: terdiri dari ratusan sel, berkoloni c. Haematococcus: hidup di kolam / telaga yang mendapat air hujan, hingga memberi warna air itu merah, yang menyebabkan warna merah adalah haematokrom dari hewan ini. Di beberapa negara kalau ada tempat yang berwarna merah disebut Fenomena Red Snow/ Red Rain. d. Pandorina: koloni (kecil).



Ordo 5. Dinoflagellida. Haematococcus



10



Dinoflagellida ada yang bersimbiose dengan anemon laut / hewan karang, kelompok hewan ini disebut: Zooxanhellae. Yang mempunyai tentakel : - Noctiluca, di air laut. Hewan ini dapat mengeluarkan cahaya pada malam hari, bergerombol menjadi massa yang padat, makanan ikan kembung. Apabila berbiak cepat menyebabkan air menjadi merah dengan bau yang tidak sedap, sehingga ada fenomena “ Red Tide”, blooming fitoplankton tetrtentu yang dapat menyebabkan kematian ikan. - Peridinium tabulatum : di airt tawar. Yang tidak mempunyai tentakel - Ceratium tripus: hidup di laut/ air tawar: Badan terbagi atas: alur transversal (annulus) → Annulus transversal, alur longitudinal (sulcus) →Sulcus longitudinal, mempunyai 3 buah tanduk (spina), 1 di atas (apical spine), 2 di bawah (lateral spine), Sulcus flagellum (jumlahnya 1): Flagellum longitudinal, keluar dari sulcus longitudinal, untuk bergerak ke muka. Annular flagellum (berjumlah 2)= flagellum transversal, keluar dari annulus transversal.



Klas B Zoomastigophorea (ZooFlagellata): Protozoa yang tidak mengandung Klorofil (seperti hewan). Ordo 1. Rhizomastigida : bentuk antara Sarcodina dengan Flagellata (Mastigophora). - Histomonas meleagridis : parasit pada unggas ayam, penyebab Black head / Flek hitam pada hepar, menyerang sekum kalkun/ burung puyuh. - Mastigamoeba aspera : hidup bebas, M. hylae : hidup parasit pada usus katak.



Ordo 2. Kinetoplastida 11



a. Leismania donovani : penyebab penyakit Kala azar di Asia tengah dan Afrika Utara, sebagai hospes intermediernya adalah lalat padang pasir yang disebut Phlebotamus, L tropica : menyebabkan sakit kulit di negara Asia, L. braziliensis. b. Monas : Flagellata yang sangat kecil, makanan amuba c. Oikomonas terno : bentuk sederhana, di air tawar/ di atas tanah d. Bodo saltans e. Cercomonas longicauda f. Trypanosoma : hampir terdapat pada semua Vertebrata, tapi hanya patogen pada manusia, hewan ternak terutama dalam darah. Penyakit yang disebabkan Trypanasoma disebut Trypanasomiasis. T. gambiense dan T. rhodesiense, penyebab penyakit tidur di Afrika yang ditularkan melalui lalat dari genus Glossina. T. cruzi: penyebab penyakit chagas di Afrika Tengah dan Selatan yang ditularkan melalui lalat Triatoma megista. T. brucei: penyebab demam hewan ternak di Afrika (demam nagana) dipindahkan oleh"lalat dari genus Glossina. T. evansi: penyebab penyakit Surra pada binatang ternak di India dan Indonesia yang ditularkan oleh lalat Tabanid.



12



Ordo 3. Choanoflagellida - Monosiga brevipes dan Proterospongia. Ordo 4. Diplomonadida. Giardia lamblia: pada usus besar manusia, mempunyai alat pengisap untuk mempertahankan diri terhadap gerakan peristaltik usus. Penyakitnya disebut Giardiasis, menyebabkan diare. Diare mengandung banyak lemak disebut steathorhoe, mengakibatkan kekurangan vitamin A (karena vitamin A larut dalam lemak).



A



B



Gambar A. Monosiga brevipes, B. Giardia lamblia: Ordo 5. Retormonadida Contoh : Chilomastix: parasit pada usus insekta / vertebrata Ordo 6. Hypermastigida - Trychonympha campanula : hidup dalam usus rayap, bersimbiose dengan hospesnya memecah selulosa, monosakarida. Tanpa hewan ini, rayap tidak dapat mencerna kayu yang dimakan.



Gambar Trychonympha campanula Ordo 7. Trichomonadida 13



T. buccalis: terdapat pada mulut vertebrata. T. hominis, pada usus vertebrata.T. vaginalis, terdapat pada vagina , salah satu penyebab penyakit keputihan.



Gambar Trichomonas Super klas II. Opalinata Contoh : Opalina ranarum: hidup dalam intestinum katak, nukleusnya banyak.



Gambar Opalina ranarum Super kelas III Sarcodina / Rhizopoda Kelas A. Actinopodea: Sarcodina yang mempunyai aksis pada pseudopodia Sub klas 1. Heliozoia Badan terdiri dari a. Ektoplasma: Korteks (pada lapisan luar) mengandung vakuola kontraktil, mempunyai granula refraktil. b. Endoplasma : medula ( pada lapisan dalam), bersifat granuler dan padat, mengandung nukleus. Contoh : 14



a. Actinophrys sol: Mempunyai pseudopodia aksopoda, bentuk seperti matahari, nukleus besar, ada vakuola kontraktil dekat permukaan tubuh, vakuola banyak. b. Actinosphaerium sp c. Pinaciophora flaviatilis: skeleton dari scale (sisik). d. Heterophrys myriapoda: skeleton dalam bentuk spina



a.



Actinosphaerium sp, b. Pinaciophora flaviatilis, c. Heterophrys myriapoda



Sub klas 2. Radiolaria Pelagik, mempunyai arti penting di dalam biologi disamping Foraminifera, rangka dari silikat, hidup di perairan terbuka, dapat berenang dengan alat Calymma, membentuk fosil. Contoh : Acanthometra, Actinoaster acantium.



Gambar Acanthometra 15



Sub klas 3. Proteomyxidia Mempunyai pseudopodia retikulopoda Contoh : - Pseudospora volvocis : koloni parasit - Vampyrella lateritia - Labyrinthula: parasit pada tanaman rendah (algae), dalam air tawar.



Gambar Pseudospora volvocis, Vampyrella lateritia, Labyrinthula: Klas B. Rhizopodea Ordo 1. Amoebida Contoh : - Amoeba proteus dan Amoeba discoides: hidup bebas di air tawar. - Entamoeba histolytica bersifat parasit pada intestinum manusia. Penyebab disentri amuba, disentri basiler Shigella dysentriae. Penyakitnya disebut amoebiasis. - Entamoeba coli: tidak menyebabkan penyakit, hidup di usus besar (kolon), membantu membusukkan makanan dan pembentukan vitamin K. - E. gingivalis: pembusukan makan di dalam mulut. Penyebab radang gusi.



Gambar A. Amoeba dubia, B. Amoeba discoides, C. Pelomyxa palustris, D. Pelomyxa carolinensis E. Amoeba verrucosa 16



Ordo 2. Arcellinida (Testacida) : tubuh tertutup skeleton - Arcella: Banyak di dasar kolam,mempunyai cangkang yang bulat dengan lubang di tengah. Shell dari pseudo khitin, transparan. - Difflugia: di dasar kolam dengan cangkang yang berbutir pasir, apertura terminal/diujung. - Euglypha: shell tersusun dari lempeng sepeti genting dari khitin/silikat.



Gambar A. Arcella vulgaris, B. Arcella dentata, C. Euglypha acanthophora, D. Lecquereusia modesta, E. Difflugia corona .



Ordo 3



Foraminiferida - Globigerina : ruang berbentuk bulat (globuler), setiap ruang baru selalu ditambahkan sedemikian rupa sehingga membentuk bangunan yang tersusun spiral dan irreguler. - Nodosaria: Ruang baru ditambahkan menurut garis lurus . - Nummulites: ruang baru mengelilingi ruang lama secara sempurna dan ruang tersebut tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk bangunan spiral.



17



Sub Klas 4. Mycetozoia (Slime mold): Protozoa terestrial, serupa jamur yang berlendir, mempunyai hubungan dengan fungi (myxomycetes), menyebabkan busuknya sayuran. Contoh: Didymium diforme. Bentuk tubuh berupa suatu lembaran protoplasma yang berwarna putih/kuning dengan panjang hanya beberapa cm, merayap di ats permukaan sisa material yang busuk secara amuboid, gerakan merayap merwpakan bukti ada gerakan arus protoplasma. Klas C. Piroplasmea Contoh : Babesia bigemina. Penyakitnya disebut babesiasis/ piroplasmosis. Parasit yang selalu berpasangan di dalam butir darah merah yang bentuknya seperti buah alpukat. Penyebab penyakit caplak pada sapi yang disebut demam taxas. Sub Filum 2 Sporozoa - Klass A. Telosporea Sub klas 1. Gregarinia. Contoh : Monocystis lumbricis: parasit pada cacing tanah. Sub klas 2. Coccidia Contoh : Plasmodium. - Pada manusia : P. vivax: penyebab malaria tertiana, siklus schizogoninya setiap 48 jam, P. malariae : penyebab malaria quartana, siklusnya setiap 72 jam. P. falciparum, penyebab malaria trofica , siklusnya tidak teratur. - P. praecox : penyebab malaria pada burung.



Gambar Plasmodium



18



Sejarah kehidupan Plasmodium, Apikompleksa yang menyebabkan malaria



-



P. calhemerium :penyebab malaria pada sapi. Eimeria Penyebab penyakit Coccidiosis E. tenela : parasit pada usus (sekum) ayam, disebut caecalcoccidiosis E. Canis: usus besar anjing E. Mitis: ileum burung E. stidae: parasit pada kelinci/ marmut Isosfora felis : parasit pada usus kucing Isosfora hominis : parasit pada manusia Sifat spesifik Eimeria: tiap spesies dari genus ini hanya menginfeksi pada ayam tertentu saja, bersifat self limiting, feces yang keluar dari badannya sendiri mudah menyerang tubuhnya sendiri.



-



Klas B. Toxoplasmea Contoh :



19



-



Toxoplasma gondii: Parasit pada beberapa hewan, manusia, tidak menimbulkan gejala penyakit kecuali pada kandungan yang disebut hydrocephalus. Penyakitnya disebut Toxoplasmosis.



-



Sarcocystis muris: mengandung toksin sarcocystin, menyebabkan degenerasi pada otot dan kematian padc hospesnya. Parasit di dalam otot beberap[a mamalia (sapi, domba, kuda, burung, reftil. Spora seperti bulan sabit yang disebut Rennys corpuscle (Corpusculum Miescheri/ C. Raineyi). Klas C. Haplospora Contoh : Ichthyosporidium dan Haplosporidium : parasit pada ikan.



-



Sub Filum 3. Cnidospora Klas A. Myxosporidea Ordo Myxosporida Contoh:- Myxidium lieberkuhni: parasit pada ikan, amfibi juga beberapa Vertebrata. - Myxobolus : penyakit pada kulit ikan. Klas B. Microsporidea. Contoh : Nosema bombycis: penyakit pada ulat sutra (Bombyx mori), makan daun murbei ( Morus alba). Penyakitnya disebut pebrin



Gambar Cnidosporea dan Acnidosporea 20



Sub Filum 4. Ciliophor Klas A. Ciliata (=Infusoria) Sub Klas 1. Holotricha Ordo 1. Gymnostomatida Contoh : Didinium, Nassula. Ordo 2. Trichostomatida Contoh: Colpoda, Balantidium coli, penyebab diare. Penyakitnya disebut balantidiasis/ disentri Balantidium



Ordo 3. Chonotrichida Contoh: Spirochona Ordo 4. Apostomatida Contoh: Hyalophysa Ordo 5. Astomatida Contoh: Anoplophrya Ordo 6. Hymenostomatida Contoh:Colpidium, Paramecium.



Gambar Paramecium



21



Sub Klas 2. Peritrichia Ordo 1. Peritrichida Contoh: Vorticella.



Gambar Vorticella Sub Klas 3. Suctoria Ordo 1. Suctorida Contoh : Ephelota, Podophrya. Sub Klas 4. Spirotrichia Ordo 1. Heterotrichida Contoh : Stentor, Bursaria. Gambar Stentor



Ordo 2. Oligotrichida. Contoh : Strombidium. Ordo 3. Hypotrichida Contoh : Euplotes.



22



Kepentingan Protozoa 1. Berperan dalam sanitasi Sejumlah Protozoa holozoik memakan bakteri pembusuk dalam badan air dan secara tidak langsung membantu penjernihan air. Protozoa ini berperan dalam sanitasi yaitu untuk pemeliharaan air minum. 2. Sebagai makanan Protozoa sebagai plankton secara langsung atau tidak langsung sebagai sumber persediaan makanan manusia, ikan, hewan lain. Mereka membentuk satu kesatuan rantai makanan yang komplex di laut . Protozoa tidak langsung sebagai makanan ikan, remis dan hewan lain yang pada akhirnya dikonsumsi oleh manusia. 3. Protozoa simbiotik Beberapa Protozoa ditemukan bersimbiose dengan organisme lain. Hubungan ini bermanfaat bagi kedua belah pihak, menjadi tergantung satu dengan yang lain. Misalnya simbion diantara Protozoa yaitu Flagellata intestinal (Trychonympha) pada rayap dan Calonympha pada lipas. 4. Lumpur oceanic dan Protozoa fosil Skeleton dari Foraminiferida pelagic yang mati, Radiolaria dan Heliozoa yang terbenam di dasar laut membentuk lapisan lumpur. Skeleton terbuat dari silika atau kalsium karbonat. Setelah lebih jutaan tahun skeleton ini tersimpan di dasar lautan menjadi padat, memfosil dan terurai menjadi lapisan batuan sedimen yang penting diseluruh dunia. Batuan ini menjadi komersial sebagai bahan filter, abrasi, kapur dan batu bangunan. 5. Protozoa dalam studi Protozoa adalah organisme tunggal, memiliki bentuk dan fungsi seperti sel metazoa. Dipelajari di laboratorium untuk pemahaman dan penerapan dari prinsip biologi sesuai ukuran mereka: kecil dan reproduksinya yang cepat. Ahli genetika juga mempelajari Protozoa karena hereditas dan variasinya. Pengetahuan Protozoa fosil penting untuk mahasiswa geologi dan paleontologi. Protozoa adalah nenek moyang semua metazoa hidup di dunia sekarang. Studi tentang Protozoa membantu untuk mengerti kemungkinan permulaan bahan organik dan evolusi kehidupan di bumi. Fisiologi Protozoa mengembangkan banyak pengetahuan tentang fisisologi sel. Protozoa yang berbahaya 1. Protozoa tanah Beberapa species Protozoa di dalam tanah memakan bakteri nitrifikasi dan menurunkan aktifitasnya, akibatnya menurunkan jumlah nitrogen yang dilepaskan oleh bakteri nitrifikasi ke tanah. 2. Polusi air Ada protozoa yang membantu dalam sanitasi air, ada pula yang menyebabkan polusi air. Beberapa Protozoa yang hidup bebas yang mencemari air dengan menghasilkan aroma dan sekresi berminyak dengan bau yang tidaksedap, sehingga membuat air tidak layak untuk dikonsumsi. Beberapa Dinoflagellata seperti Noctiluca, yang hidup di laut kadang membelah begitu cepat sehingga air menjadi merah. Fenomena ini disebut dengan “Red Tide”. Hal ini dapat menyebabkan kematian ikan, meracuni mollusca sehingga tidak layak dikonsumsi manusia. 3. Protozoa yang menimbulkan penyakit 23



24