Pidato Bahasa Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Ma’rifatul Janna Kelas : 5-A Kebendaharaan Negara Nomor : 17



TERKIKISNYA KEBUDAYAAN INDONESIA Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Yang saya hormati Bapak Sukasdi selaku dosen mata kuliah bahasa Indonesia dan teman-teman yang saya banggakan. Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan kita rahmat serta nikmat sehat sehingga kita semua bisa berkumpul bersama pada pagi hari yang cerah ini. Pada kesempatan ini, saya akan membahas mengenai “Terkikisnya Kebudayaan Indonesia”. Bebicara tentang budaya Indonesia, kita mengetahui bahwa negara Indonesia terkenal dengan keanekaragaman budayanya. Sebagaimana kita ketahui, kebudayaan Indonesia terbentang luas dari Sabang sampai Merauke, yang memiliki puluhan atau bahkan ribuan kebudayaan. Kebudayaan Indonesia merupakan warisan leluhur dari nenek moyang kita yang memiliki karya akan seni. Banyak negara asing yang kagum dan ingin mempelajarinya, bahkan ingin mengklaim budaya Indonesia sebagai budaya bangsa mereka sendiri. Kita menyadari bahwa, saat ini banyak orang yang mulai meninggalkan kebudayaan Indonesia. Sejalan dengan arus globalisasi dan perkembangan teknologi, saat ini kita bisa melihat sebagian besar masyarakat terutama generasi muda yang cenderung lebih menyukai gaya kebarat-baratan. Sebagai contoh, anak-anak lebih menyukai permainan modern seperti play station dan game online dibandingkan permainan tradisional seperti congklak, egrang, dan gobak sodor. Belum lagi minat sebagian masyarakat yang enggan untuk mendengarkan dan mempelajari alat musik tradisional. Tarian Indonesia pun tidak kalah eksotis dan gemulai dibandingkan dengan tarian dari negara lain. Banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia hanya untuk melihat tarian kita. Namun, kini tarian



Indonesia mulai terlupakan. Kebanyakan remaja sekarang lebih memilih menari dance dan hip-hop. Hal ini sungguh sangat disayangkan, betapa kagumnya bangsa asing terhadap budaya yang kita miliki, tetapi kita sebagai anak bangsa justru menganggap budaya tersebut sudah ketinggalan zaman atau tidak gaul. Ada persoalan yang lebih miris, yaitu kebudayaan kita diam-diam diklaim oleh bangsa lain sebagai budaya bangsa mereka. Seperti tari Pendet yang pernah diklaim menjadi budaya Malaysia. Hal ini dibuktikan dengan dicantumkannya tari Pendet dalam iklan visit year Malaysia. Tari Pendet ini merupakan tarian khas Pulau Bali yang digunakan untuk menyambut tamu yang berkunjung ke Indonesia. Sebelumnya Malaysia telah mengklaim angklung, lagu Rasa Sayange, Reog Ponorogo, dan batik. P engklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia untuk kesekian kalinya merupakan kesalahan pemerintah Indonesia sendiri. Selama ini, pemerintah kurang memperhatikan budaya Indonesia dan masyarakat tidak peduli lagi. Sedangkan negara lain seperti Malaysia membutuhkan ekstensi kebudayaan, karena kebudayaan adalah senjata terbaik untuk diplomasi internasional. Tentu kita geram akan negara tetangga yang dengan seenaknya mengklaim budaya-budaya Indonesia. Hal tersebut merupakan tamparan keras bagi kita semua, rakyat Indonesia khususnya para generasi muda. Kita tidak bisa serta merta menyalahkan Malaysia yang telah mengklaim budaya Indonesia. Kita sebagai rakyat Indonesia juga harus sadar akan kesalahan kita. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda pedulilah terhadap budaya kita, budaya Indonesia. Kita harus bangga menjadi orang Indonesia! Bangga akan budaya Indonesia yang beragam! Sekarang nasib bangsa Indonesia ada di tangan kita, para generasi muda berilah yang terbaik bagi bangsa kita, negara kita, Indonesia. Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Semoga apa yang telah saya sampaikan bisa memotivasi diri kita untuk menjadi pemuda yang lebih bertanggung jawab atas apa yang ditinggalkan oleh nenek moyang kita dan dapat membantu melestarikannya. Akhir kata, mohon maaf apabila dalam penyampaian ada kata-kata yang kurang berkenan. Wabillahitaufikwalhidayah wabarakatuh.



wassalamualaikum



warrahmatullahi