Pidato Santri Tentang Kemuliaan Ilmu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pidato Santri Tentang Kemuliaan Ilmu, Guru dan Ulama Asslamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh! Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillahirobbil alamin, qolallahu taala fi kitabihil karim, Auzubillahiminassyaithonirrojim  Bismillhirrohmanirrohim: Waminnaasi waddawaabbi wal an’aami mukhtalifun alwaanuh, innamaa yakhsyaallaha min ibaadihil ulamaa’, innallaha azizun ghafuur. Ammaba’du. ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬ ِ ‫ بِس ِْم هّللا‬،‫َّجي ِْم‬ ِ ‫ أَ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيطَا ِن الر‬،‫ قال هللا تعالى في كتابه الكريم‬، َ‫ ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬، ‫بِس ِْم هّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم‬ ٌ ِ‫اس َوال َّد َوابِّ َواأْل َ ْن َع ِام ُم ْختَل‬ .ٌ‫َزي ٌز َغفُور‬ َ ِ‫ف أَ ْل َوانُهُ َك ٰ َذل‬ ِ َّ‫ َو ِمنَ الن‬:‫الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم‬ ِ ‫ك ۗ إِنَّ َما يَ ْخ َشى هَّللا َ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ْال ُعلَ َما ُء ۗ إِ َّن هَّللا َ ع‬ ‫اما بعد‬ Salam hormat dan takzim kepada segenap alim-ulama, para kyai, para buNyai, khususnya pengasuh pondok pesantren… Juga tak ketinggala para pini sepuh, tokoh masyarakat, aparatur pemerintah baik sipil maupun angkatan darat, para santri dan segenap undangan yang juga kami muliakan. Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita senantiasa memanjatkan puja dan puji syukur kepada Allah subhanahu wataala. Sebab dengan rahmat dan inayahNya kita bisa silaturrahmi dalam acara yang sangat agung ini. Yang kedua, sholawat dan salam semoga tetap tercuh limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wasallam. Karena berkat Rosulullahlah lewat haditshaditsNya, kemudian diterima para sahabatNya turun ke tabiin, tabiit tabiin, teruuuuus kepada generasi ulama dan sampailah kepada kita sebagai santri-santrinya, tentang bagaimana tata cara mendapatkan ilmu yang manfaat lagi berkah. Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad! Jamaah o…..h jamaah! Sebagai santri pesantren, kita selalu dan selalu diajarkan cara menghormati orang lain, cara menghormati ilmu dan cara menghormati kitab dan isinya. “Betul apa tidak?” 3x. Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad! Kita di pesantren dijarkan Kitab Taklimul Mutaalim, dimana di dalamnya ada fasl yang khusus membahas cara memuliakan ilmu dan ulama ‫فصل في تعظيم العلم واهله‬. Kata Kitab Taklim (sebutan untuk Kitab Taklumul Mutaalim), “ ‫اعلم بان طالب العلم ال ينال العلم وال‬ ‫“ ”ينتفع به اال بتعظيم العلم واهله‬ketahuilah, sesungguhnya santri atau pelajar, tidak akan bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat kecuali dengan cara mumuliakan ilmu dan orang yang mempunyai ilmu yakni ulama”. Itu kata “Kitab Ta’lim” kawan, bukan kata saya.



Akhlak santriwati Banu Hasyim sehabis ngaji Alquran pada IbuNyai Oleh karena itu, bila santri ingin memiliki ilmu yang manfaat di dunia dan akhirat wajib baginya memuliakan ilmu dan ulama. Bagaimana, santri sanggup memuliakan ilmu dan gurunya? Santri sanggup memulikan ilmu dan ulama? Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad!   Bahkan saking hormatnya, saking takzimnya pada guru, Sayyidina Ali rodiallahu anhu pernah berkata: “‫“ ”انا عبد من علمني حرفا واحدا ان شاء باع واشاء اعتق وان شاء استرق‬saya adalah budaknya orang yang mengajari saya, satu huruf sekali pun. Jadi saya terserah dia, apakah mau menjualku, atau mau memerdekakanku”. Itulah perkataan Sahabat Ali sekaligus menantu Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wasallam. Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad! Bahkan dalam “Kitab Taklim” itu dikatakan, apabila seseorang ingin memiliki keturunan yang alim, keturunan yang paham agama, maka muliakanlah orang alim. Makanya jangan sembarangan bersikap, bertutur kata kepada ulama apalagi sampai menghujat.     Rosulullah pernah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud: (‫العلماء ورثة األنبياء إن األنبياء لم يورثوا دينارا وال درهما ولكن ورثوا العلم فمن أخذه أخذ بحظ وافر( رواه أبو داود‬ ‫والترمذي‬ Ulama itu adalah pewaris para nabi. Karena sesungguhnya para nabi itu tidak mewariskan  dinar dan dirham melainkan mereka itu mewariskan ilmu. Maka tidak berlebihan bila dalam Kitab Taklim itu mengatakan, kalau ingin anak seseorang itu alim maka muliakanlah ualam. Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad Dalam hadits yang lain Rasulullah pernah bersabada, “muliakanlah ulama, karena ulama adalah pewaris para Nabi. Barangsiapa memuliakan ulama, maka sungguh ia memuliakan Allah dan Rasul-Nya”, (HR Imam At-Thobroni). Lihat Nashoihul Ibad hal. 61. Bahkan dalam Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim karya Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari dikatakan “Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: ‘Sesungguhnya di antara hak ulama adalah engkau jangan banyak bertanya kepadanya, janganlah engkau membantahnya dalam jawaban, janganlah engkau terus menerus bertanya apabila ia malas, janganlah engkau memegang pakaiannya apabila ia bangkit, janganlah engkau membuka rahasianya, jangan menggunjing seseorang di sisinya, jika ia keliru engkau harus menerima/memaafkan kekeliruannya. Engkau harus menghormati dan



mengagungkannya karena Allah Subhanahu wa ta’ala selama dia menjaga perintah Allah Subhanahu wa ta’ala, dan jika ia membutuhkan sesuatu hendaklah engkau cepat-cepat mendahului yang lain.” Nah, bagaiamana, masih mau berbantah-bantahan dengan ulama? Masih mau menggunjing tentang kejelekan ulama?. Semoga kita sebagai santrinya ulama dijauhkan dari akhlak tercela itu. Salah satu Santri Pesantren Darul Muttaqien saat ikut lomba pidato Dalam sebuah ayat dalam Alquran dikatakan: ” ‫ ”انما يخش هللا من عباده العلماء‬ semestinya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya adalah ulama”. Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad! Para santri yang dirahmati Allah, Sebagai seorang pelajar, sebagai seorang santri wajib memuliakan ilmu. Bagaimana bisa seseorang mendapatkan ilmu yang manfaat kalau tidak mampu memuliakan ilmu. Bagaiaman ia bisa mendapatkan seorang kekasih idaman hati kalau ia tidak mampu memahami kesukaannya. Ibarat Anda, ingin medapatkan cinta dari seorang wanita pujaannya, maka terlebih dahulu anda memahami apa yang menjadi kesukannya. “Betuh apa tidak?” 3x. Begitu juga dalam hal mencari ilmu, seseorang harus paham apa yang disukai ilmu. Dalam “Kitab Taklim” dijelaskan. Abaila seseorang hendak hendak mengambil kitab sebaiknya harus dalam keadaan suci. Mengapa demikian? Karena ilmu diciptakan oleh Allah dari cahaya, dan wudhu juga merupakan nur (cahaya). Jadi barang siapa yang belajar dalam keadaan punya wudhu’, insya Allah ilmunya akan bertambah dan manfaatnya juga. ْ ‫َم ِن‬ Bahkan dalam Kitab Ihya’ Ulumiddin dikatakan: ‫ازدَا َد ِع ْل ًما َولَ ْم يَ ْز َد ْد هُدَى لَ ْم يَ ْز َد ْد ِمنَ هَّللا ِ إِال بُ ْعدًا‬ “barang siapa yang bertambah ilmunya sementara hidayahnya tidak, maka ia tidak akan bertambah dekak kepada Allah melainkan semakin jauh”. Kesimpulannya Kalau seorang santri atau pelajar ingin mendapatkan ilmu yang manfaat, ilmu yang berkah maka ia harus sanggup memuliakan ilmunya, memuliakan gurunya, dan memuliakan ulama. Ketiganya ini wajib hukumnya bagi para santri, tidak boleh tidak. Semoga apa yang kami sampaikan ini bersamaan dengan hidayah Allah sehingga ilmu kita berkah fiddini waddunya wal akhiroh. Amin! Apa bila ada tutur kata yang salah kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Wal afwu minkum ila sabilirrosyad Tsummassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh!