Piu Tang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PIUTANG



Pengertian Piutang adalah klaim terhadap pihak lain agar pihak lain membayar sejumlah uang atau jasa dalam jangka waktu kurang dari satu periode akuntansi. Piutang adalah tuntutan pada pihak lain akibat perusahaan melakukan transaksi penjualan barang dagangan/jasa secara kredit. Menurut Kieso dan Weygant mendefinisikan pengertian piutang sebagai berikut : Receivables are claims held against customer and other for money, goods , or service. Penggolongan Piutang Piutang dapat dibedakan menjadi : 1. Piutang dagang 2. Piutang wesel 3. Piutang lain-lain, misal : piutang karyawan, piutang klaim asuransi, piutang dividen, dll.



PIUTANG DAGANG Piutang dagang atau piutang usaha yaitu piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang dagang biasanya tidak dinyatakan dalam suatu perjanjian khusus sebagaimana tagihan lainnya. Dengan demikian pelunasan piutang dagang kurang terjamin, juga sukar untuk diperjualbelikan. Besarnya piutang dagang tergantung dari penjualan kredit per periode dan lamanya periode pengumpulan piutang. Piutang diharapkan tertagih dalam jangka waktu satu tahun atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aset lancar, sedangkan jumlak piutang dagang yang jangka waktu penagihannya lebih dari satu tahun, harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah piutang :



I.







Kolektibilitas Piutang, yaitu Jumlah uang yang diharapkan akan dapat ditagih dari piutang yang bersangkutan .







Jangka waktu yang diperlukan untuk merealisasikan piutang itu menjadi uang ( kas). PENGAKUAN Masalah pengakuan piutang dagang meliputi dua masalah pokok, yaitu : 1. Kapan piutang diakui. Piutang diakui saat terjadi pemindahan hak atau serah terima atas barang yang dijual antara pembeli dan penjual.



34



2. Berapa nilai piutang dagang yang diakui. Piutang dagang diakui berdasarkan nilai tukar, yaitu nilai yang akan dibayar oleh debitur pada saat yang telah ditentukan. Dalam masalah ini yang perlu diperhatikan adalah trade discount dan sale discount. 



Piutang dagang akan diakui berdasarkan accrual basis dimana pengakuan piutang mendahului realisasi atau pembayaran.







Piutang dagang timbul pada saat perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit, terjadi retur dan potongan penjualan, ongkos kirim penjualan serta adanya pelunasan.



Contoh : PT. ABC pada tanggal 14 Januari 2013 menjual barang dagangan kepada PT. Sentosa seharga Rp. 20.000.000 dengan termin 2/10, n/30. Pada tanggal 16 Januari 2013 ada beberapa barang yang cacat sehingga dikembalikan kepada PT. ABC. Bila dihitung barang yang dikembalikan tersebut sebesar 1.000.000. Pada tanggal 24 PT. ABC menerima pelunasan dari PT. Sentosa sebesar saldo tagihannya. Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut: Jurnal : Tanggal 2013 Jan,14



Jan,16



Jan,24



II.



Keterangan



Debit



Piutang Dagang Penjualan (mencatat penjualan kredit)



Rp. 20.000.000



Retur Penjualan Piutang Dagang (mencatat retur penjualan)



Rp. 1.000.000



Kas Potongan Penjualan Piutang Dagang (mencatat pelunasan piutang) Perhitungan: Potongan penjualan = 2% x Rp. 19.000.000 = Rp. 380.000



Rp. 18.620.000 Rp. 380.000



Kredit Rp. 20.000.000



Rp. 1.000.000



Rp. 19.000.000



PENILAIAN



Menurut prinsip akuntansi indonesia piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai kas bersih (neto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah piutang setelah dikurangi cadangan kerugian piutang tak tertagih. MENAKSIR KERUGIAN PIUTANG Di dalam akuntansi, resiko tidak tertagihnya piutang disebut sebagai Kerugian Piutang dan diperlakukan sebagai biaya. Karena resiko tidak tertagihnya piutang berhubungan dengan keadaan di masa yang akan datang, maka jumlahnya harus ditaksir dengan dibentuk Cadangan Kerugian Piutang. Besarnya kerugian piutang dapat ditaksir dengan menggunakan cara antara lain : 35







Prosentase tertentu dari jumlah penjualan kredit selama satu periode Besarnya kerugian piutang dibentuk dengan mengalikan sejumlah prosentase tertentu dengan total penjualan kredit pada periode yang bersangkutan.Biasanya cara ini digunakan untuk perusahaan yang sering melakukan transaksi penjualan secara kredit. Persentase kerugian piutang dapat ditentukan berdasarkan transaksi beberapa periode sebelumnya. Contoh: Berikut adalah data Penjualan Kredit dan Kerugian Piutang selama 5 tahun PT ANUGERAH. Misal pada tahun 2011 jumlah penjualan kredit sebesar Rp 230.000.000,-



Tahun



Penjualan kredit



Piutang yang dihapus



2006



Rp 150.000.000,-



Rp 2.000.000.-



2007



Rp 200.000.000,-



Rp 2.100.000,-



2008



Rp 180.000.000,-



Rp 1.500.000,-



2009



Rp 210.000.000,-



Rp 2.200.000,-



2010



Rp 190.000.000,-



Rp 1.500.000,-



Jumlah



Rp 930.000.000,-



Rp 9.300.000,-



Perhitungan : %=



jumlah piutang yang dihapus jumlah penjualan kredit tahun−tahun sebelumnya



%=



Rp 9. 3 00.000 Rp . 930.000 .000 x 100 %



x 100%



=1% Kerugian piutang = % x jumlah penjualan periode tertentu Kerugian piutang = 1% x Rp 230.000.000 = Rp 2.300.000 Tanggal



Keterangan Kerugian Piutang Cadangan Kerugian Piutang (mencatat cadangan kerugian piutang)



Debit Rp. 2.300.000



Kredit Rp. 2.300.000



36







Prosentase tertentu dari saldo akhir piutang dagang Cara menentukan taksiran kerugian piutang yaitu : 1. Jumlah Cadangan Kerugian Piutang dinaikkan menjadi sebesar prosentase tertentu dari saldo akhir piutang. Cara ini menetapkan jumlah taksiran kerugian piutang sebesar prosentase tertentu ari piutang akhir dengan mempertimbangkan besarnya saldo Cadangan Kerugian Piutang tahun sebelumnya. Contoh :  Saldo Piutang 31/12/2011 = Rp. 90.000.000  Saldo Cadangan Kerugian Piutang = Rp. 700.000 Prosentase kerugian piutang ditetapkan sebesar 1 % dari saldo akhir piutang, sehingga jumlah Cadangan Kerugian Piutang menjadi : 1% x Rp. 90.000.000 = Rp. 900.000 Karena saldo Cadangan Kerugian Piutang mempunyai saldo sebesar Rp. 700.000 maka jumlah yang harus dicatat sebesar kenaikannya saja yaitu Rp. 200.000 Perhitungan : 1% x Rp. 90.000.000 = Rp. 900.000 Saldo Cadangan Kerugian Piutang awal = Rp. 700.000 Jumlah yang dicatat = Rp. 200.000 Jurnal Penyesuaian yang dibuat :



Tanggal



Keterangan Kerugian Piutang Cadangan Kerugian Piutang



Debit Rp. 200.000



Kredit Rp. 200.000



2. Jumlah Cadangan Kerugian Piutang dinaikkan dengan sebesar prosentase tertentu dari saldo akhir piutang. Cara ini menetapkan jumlah taksiran kerugian piutang sebesar prosentase tertentu ari piutang akhir tanpa mempertimbangkan besarnya saldo Cadangan Kerugian Piutang tahun sebelumnya. Contoh :  Saldo Piutang 31/12/2011 = Rp. 90.000.000  Saldo Cadangan Kerugian Piutang = Rp. 700.000 Prosentase kerugian piutang ditetapkan sebesar 1 % dari saldo akhir piutang, sehingga jumlah Cadangan Kerugian Piutang menjadi : 1% x Rp. 90.000.000 = Rp. 900.000 Walaupun pada akhir tahun Cadangan Kerugian Piutang mempunyai saldo sebesar Rp. 700.000 tetapi jumlah tersebut tidak akan dipertimbangkan dalam pencatatan oleh perusahaan. Jurnal Penyesuaian yang dibuat : Tanggal



Keterangan Kerugian Piutang Cadangan Kerugian Piutang



Debit Rp. 900.000



Kredit Rp. 900.000



Dengan adanya Jurnal Penyesuaian itu maka saldo rekening Cadangan Kerugian Piutang akan menjadi sebesar Rp. 1.600.000 Perhitungan : Saldo Cadangan Kerugian Piutang awal



= Rp. 700.000 37



Kerugian tahun berjalan 1% x Rp. 90.000.000 Jumlah yang dicatat 



= Rp. 900.000 + = Rp.1.600.000



Dengan menyusun Analisa Umur Piutang Penentuan besarnya jumlah taksiran kerugian piutang dalam cara ini dilakukan dengan menganalisis masing-masing debitur yang terdapat dalam buku pembantu. Masing-masing debitur dikelompokkan dalam kelompok umur yang ditentukan oleh perusahaan. Kemudian dari masing-masing kelompok umur tersebut ditentukan prosentase tingkat kerugiannya. Kemudian kalikan jumlah masing-masing kelompok umur tersebut dengan prosentase tingkat kerugiannya. Jumlah keseluruhan merupakan jumlah taksiran kerugian piutangnya. Contoh : Saldo piutang dagang PT Sri Rejeki pada tanggal 31 Des 2014 adalah sebesar Rp. 11.000.000,- yang terdiri dari:



Penggolongan umur Piutang dan besarnya prosentase kerugian masing masing golongan umur piutang adalah sebagai berikut:



PT SRI REJEKI ANALISA UMUR PIUTANG 31 Desember 2014



38



Jumlah taksiran piutang yang tidak dapat ditagih sebesar Rp. 875.000. 



Misalkan saldo rekening saldo CKP sebelum penyesuaian bersaldo nol maka jumlah kerugian jurnal penyesuaiannya adalah : Tanggal



Keterangan Kerugian Piutang Cadangan Kerugian Piutang



Debit Rp. 875.000



Kredit Rp. 875.000



Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 875.000 



Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo kredit sebesar Rp. 175.000 maka jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut : Tanggal



Keterangan Kerugian Piutang Cadangan Kerugian Piutang



Debit Rp. 700.000



Kredit Rp. 700.000



Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 700.000 



Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo debit sebesar Rp. 75.000 maka jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut : Tanggal



Keterangan Kerugian Piutang Cadangan Kerugian Piutang



Debit Rp. 950.000



Kredit Rp. 950.000



Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 950.000



39



III.



PENGHAPUSAN



Resiko yang mungkin terjadi bagi perusahaan yang menjual barang dagangan/jasa secara kredit adalah timbulnya kerugian karena harus menghapuskan piutang dagang yang tidak dapat ditagih akibat kebangkrutan/ kepailitan yang dialami oleh debitur. Penghapusan sebagian/seluruh piutang dagang dimungkinkan oleh pihak kreditur, bilamana pernyataan kebangkrutan/kepailitan dari debitur telah disahkan oleh pihak yang berwenang yaitu PUPN (Pengadilan Urusan Piutang Negara). Ada 2 metode dalam penghapusan piutang antara lain: 1. METODE LANGSUNG







Dalam metode ini tidak dibentuk rekening Cadangan Kerugian Piutang, kerugian piutang sudah diakui setelah ada debitur yang tidak dapat melunasi utangnya. Kerugian ini dicatat sebagai pengurang Piutang Dagang. Contoh : Pada tanggal 6 September 2011 Tn. Radit menyatakan tidak sanggup melunasi utang sebesar Rp. 1.500.00 kepada perusahaan.



Tanggal 2011 Sept, 6 



Keterangan Kerugian Piutang Piutang Dagang



Debit Rp. 1.500.000



Rp. 1.500.000



Apabila ternyata Tn Radit pada tanggal 26 Oktober 2011 sanggup melunasi utangnya dan akan membayar pada tanggal 10 November 2011, maka catatan yang telah dibuat oleh perusahaan harus dibatalkan.



Tanggal 2011 Okt, 26



Keterangan Piutang Dagang Kerugian Piutang



Debit Rp. 1.500.000



Tanggal 2011 Nov, 10



Keterangan Kas



Debit Rp. 1.500.000







Kredit



Kredit Rp. 1.500.000



Piutang Dagang



Kredit Rp. 1.500.000



Apabila ternyata Tn Radit pada tanggal 5 Januari 2012 sanggup melunasi utangnya dan akan membayar pada tanggal 10 Januari 2012.



Tanggal 2012 Jan, 5



Tanggal 2011 Jan, 10



Keterangan Piutang Dagang Penerimaan Kembali Piutang



Keterangan Kas Piutang Dagang



Debit Rp. 1.500.000



Kredit Rp. 1.500.000



Debit Rp. 1.500.000



Kredit Rp. 1.500.000



40



2. METODE CADANGAN Dalam metode ini penghapusan Piutang Dagang dibebankan ke dalam rekening Cadangan Kerugian Piutang. Contoh : Pada tanggal 31 Desember 2010 besarnya taksiran kerugian piutang adalah sebesar Rp. 2.500.000. Tanggal 2010 Des, 31 



Keterangan Cadangan Kerugian Piutang Piutang Dagang



Kredit Rp. 2.500.000



Debit Rp. 1.500.000



Kredit Rp. 1.500.000



Apabila ternyata Tn Radit pada tanggal 26 Oktober 2011 sanggup melunasi utangnya dan akan membayar pada tanggal 10 November 2011, maka catatan yang telah dibuat oleh perusahaan harus dibatalkan.



Tanggal 2011 Okt, 26



Keterangan Piutang Dagang Cadangan Kerugian Piutang



Tanggal 2011 Nov, 10



Kas







Debit Rp. 2.500.000



Pada tanggal 6 September 2011 Tn. Radit menyatakan tidak sanggup melunasi utang sebesar Rp. 1.500.00 kepada perusahaan.



Tanggal 2011 Sept, 6 



Keterangan Kerugian Piutang Cadangan Kerugian Piutang



Keterangan



Debit Rp. 1.500.000



Kredit Rp. 1.500.000



Debit Rp. 1.500.000



Piutang Dagang



Kredit Rp. 1.500.000



Apabila ternyata Tn Radit pada tanggal 5 Januari 2012 sanggup melunasi utangnya dan akan membayar pada tanggal 10 Januari 2012.



Tanggal 2012 Jan, 5



Tanggal 2011 Jan, 10



Keterangan Piutang Dagang Cadangan Kerugian Piutang



Keterangan Kas Piutang Dagang



Debit Rp. 1.500.000



Kredit Rp. 1.500.000



Debit Rp. 1.500.000



Kredit Rp. 1.500.000



POTONGAN PENJUALAN Karena ketidak pastian berapa jumlah yang harus dicatat, maka ada 2 perlakuan akuntansi dalam mencatat piutang yaitu : 1. Metode kotor (Gross method) 41



yaitu pencatatannya berdasarkan jumlah kotor dengan mengabaikan terjadinya pengurangan piutang karena pemanfaatan cash discount oleh pembeli. 2. Metode bersih (Net method) yaitu pencatatan jumlah piutang berdasarkan jumlah bersih(Net value) yang seolah-olah pelanggan akan memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh cash discount. Contoh : Pada tanggal 1 Maret 2003 PT. Jaya menjual barang dagangan secara kredit dengan syarat 2/10, n/30 seharga Rp. 80.000.000 kepada Ny. Windy. Buatlah jurnal ketika: a. Ny.Windy membayar lunas pada 7 Maret 2003 b. Ny.Windy Membayar lunas pada 17 Maret Jurnal yang dibuat : Transaksi Saat penjualan barang dagangan seharga Rp. 80.000.000 dengan syarat 2/10, n/30 Saat pembayaran dalam masa potongan Pembayaran melewati masa potongan



Metode Kotor Piutang Dagang Rp. 80.000.000 Penjualan Rp. 80.000.000



Metode Bersih Piutang Dagang Rp. 78.400.000 Penjualan Rp. 78.400.000



Kas Rp.78.400.000 Potongan Penjualan Rp. 1.600.000 Piutang Dagang Rp.80.000.000 Kas Rp.80.000.000 Piutang Dagang Rp.80.000.000



Kas Rp. 78.400.000 Piutang Dagang Rp.78.400.000 Kas Rp.80.000.000 Piutang Dagang Rp.78.400.000 Potongan Penjualan Rp. 1.600.000 Tidak Digunakan



RETUR PENJUALAN Jika barang dikembalikan atau pengurangan harga harus diberikan maka piutang dagang harus dikurangi dengan mendebit akun retur dan pengurangan penjualan (sales return and allowance) dan mengkredit akun piutang dagang (account receivable ). Retur penjualan dapat diakui sebelum retur sungguh-sungguh terjadi, yaitu dengan membentuk rekening cadangan retur penjualan sebesar jumlah taksiran tertentu. Jurnalnya : Keterangan Persediaan Barang Retur (taksiran) Retur Penjualan Harga Pokok Penjualan Cadangan Retur Penjualan



Debit Rp. xxx Rp. xxx



Kredit Rp. xxx Rp. xxx



42



Jika dalam periode berikutnya persediaan sungguh-sungguh dikembalikan oleh pembeli, maka jurnalnya : Keterangan Cadangan Retur Penjualan Persediaan Retur Piutang Dagang Persediaan Barang Retur (taksiran)



Debit Rp. xxx Rp. xxx



Kredit Rp. xxx Rp. xxx



BIAYA ANGKUT PENJUALAN Jika terhadap saldo piutang dagang pada akhir periode tahun buku, terdapat biaya angkut penjualan yang menjadi tanggungan perusahaan tetap dibayar lebih dahulu oleh debitur, perlu adanya penyesuaian dan pengkakuan terhadap biaya angkut penjualan.Untuk itulah dibentuk rekening Cadangan Biaya Angkut Penjualan. Syarat pengiriman barang antara lain : • F.O.B (free on Board) Shipping point, piutang dagang diakui ketika hak kepemilikan berpindah kepada pembeli ditempat pengiriman, yaitu ketika penjual menyerahkan barang kepada perusahaan pengangkutan • F.O.B Destination , piutang dagang diakui ketika hak kepemilikan berpindah ketangan pembeli ditempat tujuan, yaitu ketika pembeli menerima barang dari perusahaan pengangkutan. Contoh : PT Jaya menjual barang sebesar Rp.30.000.000, biaya angkut sebesar Rp.50.000 menggunakan syarat FOB Destination akan tetapi dibayar lebih dulu oleh pelanggan. Jurnal :  Mencatat biaya angkut yang dibayar lebih dulu oleh pelanggan Keterangan Piutang Biaya Angkut Penjualan Penjualan Cadangan Biaya Angkut Penjualan



Debit Rp. 30.000.000 Rp. 50.000



Kredit Rp. 30.000.000 Rp. 50.000



 Mencatat pelunasan piutang oleh pelanggan Keterangan Kas Cadangan Biaya Angkut Penjualan Piutang



Debit Rp. 29..950.000 Rp. 50.000



Kredit Rp. 30.000.000 43



PIUTANG DAGANG SEBAGAI SUMBER KAS Piutang merupakan suatu aset yang membutuhkan waktu untuk dikonversi menjadi kas agar dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk memenuhi kewajiban perusahaan. Pencairan piutang seringkali membutuhkan waktu, sehingga untuk memperoleh uang tunai perusahaan harus menunggu saat jatuh tempo sesuai dengan persetujuan pelanggan untuk membayar hutangnya. PENGALIHAN PIUTANG DAGANG Pengalihan piutang adalah perusahaan mengalihkan piutang usaha yang dimilikinya kepada pihak lain (lembaga keuangan, bank dan penggadaian piutang) dengan tujuan untuk mempercepat penerimaan kas dari piutangnya.



Alasan perusahaan mengalihkan piutangnya karena: a. Situasi dan kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dan tingginya tingkat bunga sehingga piutang yang dimiliki perusahaan sedapat dan secepat mungkin harus dapat dirubah menjadi kas. b. Penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan terkadang juga memerlukan biaya sehingga perusahaan bersedia menerima kas yang lebih kecil jumlahnya dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang, asalkan kas dapat diterima lebih cepat. Adapun jenis pengalihan piutang antara lain :   



Penjualan piutang Penggadaian / penjaminan piutang Penjualan dengan kartu kredit  PENJUALAN PIUTANG



Kebutuhan uang dengan segera dapat dipenuhi dengan cara menjual piutang dagang yang dimiliki ke bank atau lembaga-lembaga kredit. Semua kemungkinan yang timbul terhadap piutang yang dijual misalnya potongan tunai atau tidak dapat ditagih menjadi tanggung jawab bank atau lembaga-lembaga kredit lainnya yang membeli piutang-piutang tersebut. Pada waktu terjadi penjualan piutang, langganan-langganan yang piutangnya dijual diberitahu untuk melunasi ke bank atau lembagalembaga kredit tersebut. Untuk menentukan jumlah uang yang akan dibayarkan, bank atau lembaga kredit akan memeriksa keadaan piutang-piutang yang akan dibelinya mengenai saat timbulnya piutang, periode potongan, dan jangka waktu kredit. Piutang-piutang yang masih dalam jangka waktu potongan diakui sebesar jumlah bersihnya yaitu piutang dikurangi potongan, dan potongannya dicatat dalam buku penjual piutang. Apabila piutang yang dijual itu sudah dicadangkan kerugian piutangnya maka cadangan kerugian piutang dihapuskan pada waktu penjualan. Misal :



44



Pada tanggal 10 Agustus 2011 PT. Hokindo menjual piutang usahanya yang bernilai Rp. 2.500.000 kepada Bank BCA. Harga jual piutang usaha tersebut adalah Rp. 2.250.000. Cadangan Kerugian Piutang pada tanggal 10 Agustus 2011 sebesar Rp. 150.000. Untuk berjaga-jaga Bank BCA menahan 10% dari harga jual piutang usaha. Maka: Piutang Dagang Cadangan Kerugian Piutang Piutang yg diperkirakan dapt ditagih Harga Jual Piutang Dagang Rugi Penjualan Piutang Dagang Pembayaran yang ditahan oleh Bank: 10% x Rp. 2.250.000 = Rp. 225.000



= Rp. 2.500.000 = ( Rp. 150.000 ) = Rp. 2.350.000 = (Rp. 2.250.000) = Rp. 100.000



Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan piutang:



 PENGGADAIAN PIUTANG Piutang Dagang dapat dijaminkan (assigned of pledged) dalam suatu trnsaksi peminjaman. Pinjaman dibuktikan dengan janji tertulis/wesel (promissory notes). Pada tanggal 1 Mei 2005 PT. Hokindo memperoleh pinjaman dari Bank BCA dengan jaminan piutang usaha sebesar Rp. 2.000.000. Pinjaman yang diterima 90 % dari piutang yang dijaminkan dipotong biaya administrasi Rp. 25.000. Bunga pinjaman 18 % setahun. Jumlah Pinjaman = 90% x Rp. 2.000.000 = Rp. 1.800.000 Untuk mencatat pinjaman ke Bank



Untuk mencatat piutang usaha yang dijaminkan ke Bank



Pada saat menerima pembayaran piutang usaha yang dijaminkan tersebut, jurnal yang dibuat adalah jurnal untuk mencatat penerimaan piutang yang dijaminkan dan jurnal untuk mencatat pembayaran pinjaman. Misal :



45



Pada tanggal 31 Mei 2005 PT. Hokindo menerima pembayaran piutang yang dijaminkan sebesar Rp. 1.500.000. Bunga bulan Mei sebesar Rp. 30.000 (Rp. 2.000.000 x 18 % x 1/12) sehingga jumlah uang yang dibayar ke Bank sebesar Rp. 1.530.000 (Rp. 1.530.000 + 30.000). Jurnal yang dibuat : Untuk mencatat penerimaan piutang yang dijaminkan



Untuk mencatat pembayaran pinjaman



 PENJUALAN DENGAN KARTU KREDIT Penjualan dengan kartu kredit tedapat tiga pihak yang terlibat yaitu Penjual, Penerbit kartu kredit dan Pembeli. Penjualan dengan kartu kredit bagi penjual diperlakukan sebagai penjualan kredit. Piutang yang timbul bukan kepada pembeli tetapi kepada penerbit kartu kredit.



PENYAJIAN DALAM LAPORAN POSISI KEUANGAN



Aset



Liabilitas dan Ekuitas



Aset Lancar Kas



xxx



Surat Berharga



xxx



Piutang Dagang



xxx



Cadangan Kerugian Piutang



(xxx) xxx



PIUTANG WESEL Piutang wesel merupakan piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit, disertai dengan janji tertulis dari atau pihak kepada pihak yang lain yang berisi kesediaan untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang. 46



Surat Wesel adalah Surat perintah yang dibuat oleh kreditur (orang yang mempunyai piutang) yang ditujukan kepada Debitur (orang yang mempunyai hutang) untuk membayar sejumlah uang tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat wesel tersebut. Surat Promes adalah surat kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat promes tersebut. Perbedaan antara Wesel dan Promes WESEL Wesel adalah surat perintah untuk membayar



PROMES Promes adalah surat janji untuk membayar



Penarik dana yang berkepentingan terdiri dari dua pihak



Penarik dan pihak yang berkepentingan berada di satu tangan



Yang membuat adalah pihak yang mempunyai piutang



Yang membuat adalah pihak yang berutang



Memerlukan Akseptasi



Tidak memerlukan akseptasi



Karakteristik wesel tagih :     



Jumlah pokok Tanggal jatuh tempo Jangka waktu wesel Bunga Nilai jatuh tempo



Penentuan tanggal jatuh tempo Saat jatuh tempo (tanggal harus dibayar) sebuah wesel dapat dinyatakan dengan 3 cara : 1. Atas Penagihan, artinya pihak tertarik akan membayar wesel pada saat ditagih oleh pemegang wesel. Dalam hal ini tidak disebutkan secara pasti tanggal penagihannya 2. Pada Tanggal Tertentu, artinya tanggal jatuh tempo ditulis eksplisit dalam surat wesel. 3. Pada Akhir Masa Tertentu, artinya setelah sekian hari, bulan atau tahun, wesel harus dibayarkan. Contoh : 60 hari setelah tanggal tertera.



WESEL JANGKA PENDEK Wesel jangka pendek, dicatat pada nilai nominal karena bunga implisit dalam nilai jatuh tempo adalah tidak material. Secara umum, wesel tagih yang diperlakukan sebagai ekuivalen kas (jatuh tempo dalam 3 bulan/kurang) bukan merupakan subjek amortisasi premi atau diskonto. Ketentuan saat jatuh tempo wesel dapat dinyatakan dengan : 



Pada tanggal yang dinyatakan dalam wesel







Atas permintaan atau penyerahan wesel



47







Setelah jangka waktu tertentu yang dinyatakan berlaku, misalnya satu tahun setelah tanggal…., atau tiga bulan setelah tanggal…., atau 60 hari setelah tanggal…..



Apabila ketentuan tanggal jatuh tempo wesel dinyatakan setelah jangka waktu tertentu yang ditetapkan, maka penentuan tanggal jatuh temponya dilakukan dengan tanpa memperhitungkan hari yang pertama tetapi dengan memperhitungkan hari terakhir ke dalam jangka waktu yang ditetapkan. Contoh : Sebuah wesel jatuh tempo pada waktu 60 hari terhitung sejak tanggal 15 Desember 2014, maka akan diterima pembayarannya pada tanggal 13 Februari 2015. Perhitungan : Bulan Desember 2014 (31-15)



16 hari



Bulan Januari



31 hari



Bulan Februari



13 hari Jumlah



60 hari



Keuntungan wesel tagih bagi kreditur : 1. Memperkecil resiko berkurangnya modal kerja yang tertanam dalam bentuk piutang, karena wesel tagih umumnya mudah dan lebih cepat untuk diuangkan dengan cara menjual (mendiskontokan) kepada pihak lain daripada piutang dagang. 2. Mengurangi resiko terhadap kemungkinan akan adanya piutang tidak tertagih. Jenis Piutang Wesel  Dalam hubungannya dengan dapat dan tidaknya dipindahtangankan kepada pihak lain itu, dikenal dua macam wesel : a. Wesel atas tunjuk, adalah wesel yang dapat mendiskontokan (menjual) kepada pihak lain sebelum tanggal jatuh tempo. Pembayarannya dilakukan oleh si pembuat atas penyerahan wesel tersebut pada tanggal jatuh tempo nya, langsung kepada pihak (orang) yang menyerahkan wesel. b. Wesel atas nama, adalah Wesel yang pembayarannya pada tanggal jatuh tempo hanya dilakukan kepada pihak yang namanya tercantum dalam surat wesel. Piutang wesel menurut jumlah yang akan diterima saat tanggal jatuh tempo dapat digolongkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu : a. Piutang wesel berbunga b. Piutang wesel tidak berbunga



48



PIUTANG WESEL BERBUNGA Piutang wesel berbunga ( interest bearing notes), adalah wesel yang memiliki suku bunga atas nominal wesel yang dinyatakan secara eksplisit. Jumlah uang yang diterima oleh pemegang wesel atau promes pada tanggal jatuh tempo adalah sebesar nilai nominal ditambah dengan bunga yang diperhitungkan. PIUTANG WESEL TIDAK BERBUNGA Piutang wesel tidak berbunga adalah wesel yang suku bunganya tidak dinyatakan secara eksplisit. Dengan demikian pada tanggal jatuh tempo, jumlah uang yang diterima oleh pemegang wesel adalah sebesar nilai nominal (nilai yang dinyatakan dalam surat wesel). Akan tetapi, bunga sebenarnya tetap dibebaskan, karena pembuat wesel harus membayar kembali suatu jumlah yang lebih besar daripada kas yang diterima pada tanggal penerbitan. MENDISKONTOKAN PIUTANG WESEL Piutang wesel dapat dipindahkan (didiskontokan) kepada pihak lain atau bank Jika Kreditur Membutuhkan Uang sebelum tanggal jatuh tempo piutang wesel yang bersangkutan. Jumlah uang yang diterima penarik wesel dari pihak lain atau bank adalah sebesar nilai jatuh tempo wesel dikurangi dengan potongan diskonto . Diskonto dapat pula diartikan sebagai potongan atas nilai jatuh tempo wesel . Diskonto wesel biasanya dinyatakan dengan prosentase (%) dari nilai jatuh tempo wesel. Rumus perhitungan diskonto adalah sebagai berikut : Diskonto = a x p x t Keterangan : p  prosentase diskonto t  waktu diskonto di hitung mulai tanggal pendiskontoan wesel sampai dengan tanggal jatuh tempo wesel a  nilai jatuh tempo , dimana pada wesel tidak berbunga nilai jatuh tempo wesel sama dengan nilai nominal wesel, sedangkan pada wesel berbuna nilai jatuh tempo wesel sama dengan nilai nominal ditambah bunga wesel. Perhitungan Bunga = Nilai nominal x Tarif bunga x Umur ekonomis



Perhitungan Bunga dan Diskonto Wesel • • •



Dalam perhitungan bunga dan diskonto, satu tahun diperhitungkan selama 360 hari Hari bunga dan diskonto dihitung berdasarkan jumlah hari yang sesungguhnya Saat menghitung Bunga dan Diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung sedangkan tanggal jatuh temponya dihitung. 49







Saat menghitung diskonto, tanggal pendiskontoan tidak dihitung, sedangkan tanggal jatuh temponya dihitung.



Contoh : Pada tanggal 1 april 2015 PT Banika menarik wesel tidak berbunga dengan nilai nominal sebesar 360.000,- wesel tersebut jatuh tempo pada tanggal 1 Juni 2015. PT Banika mendiskontokan wesel tersebut pada Bank Ekonomi dengan diskonto 4%. Perhitungan : Berdasarkan data tersebut diatas, Maka diskonto wesel dapat dihitung sebagai berikut: Nilai Nominal



Rp 360.000



Diskonto : 4/100 x 1/12 x Rp 360.000 =



(Rp



Jumlah uang yang diterima



Rp 358.800



1.200)



Jika wesel tersebut berbunga sebesar 6% per tahun, maka perhitungan diskonto wesel adalah sebagai berikut : Nilai nominal



Rp 360.000



Bunga : 6/100 x 3/12 x Rp 360.000 =



Rp



Nilai jatuh tempo



Rp 365.400



Dikonto : 4/100 x 1/12 x Rp 365.400 =



(Rp



Jumlah uang yang diterima



Rp 364.182



5.400



1.218)



Akuntansi Untuk Piutang Wesel  PENGAKUAN Piutang wesel timbul karena adanya : 1. Penjualan kredit 2. Pemberian pinjaman 3. Perubahan piutang dagang menjadi piutang wesel



Penjualan Kredit



Piutang wesel Penjualan



XXX XXX



Pemberian Pinjaman



Piutang dagang ke piutang wesel



Piutang wesel Kas



Piutang wesel XXX Piutang dagang XXX



XXX XXX



50



1. Pada saat timbulnya piutang wesel PT Lala pada tanggal 1 Mei 2005 menjual barang dagangan dengan harga Rp 50.000.000 kepada PT Lili yang membuat janji akan membayar pada tanggal 31 Mei 2005. Jurnal : PT LALA Tgl 2005



1



Mei



Keterangan



Debet



Piutang Wesel



Rp 50.000.000



Penjualan



Kredit



Rp 50.000.000



2. Pelunasan piutang wesel Pada saat jatuh tempo , PT. LILI melunasi hutangnya sebesar nilai jatuh temponya. Jika wesel tidak berbunga nilai jatuh temponya sebesar nilai nominalnya Jurnal : PT LALA Tgl 2005 Mei



3 1



Keterangan



Debet



Kas



Rp 50.000.000



Piutang Wesel



Kredit



Rp 50.000.000



Jika wesel berbunga maka nilai jatuh temponya sebesar nilai nominalnya ditambah dengan bunga (misal wesel berbunga 6% per tahun) Jurnal :



PT LALA Tgl 2005 Mei



Keterangan 31 Kas Piutang wesel



Debet



Kredit



Rp 50.250.000 Rp 50.000.000 51



Pendapatan Bunga



Rp



250.000



Perhitungan : Bunga = 6/100 x 1/12 x Rp. 50.000.000 = Rp. 250.000 3. Pada saat piutang wesel didiskontokan Contoh : PT LALA pada tanggal 1 Mei 2005 Menerima wesel dengan nilai nominal Rp 50.000.000, jangka waktu 90 hari . Pada tanggal 30 Mei 2005, wesel tersebut didiskontokan ke bank syariah mandiri dengan tingkat diskonto 10 % Jangka waktu wesel



:



90 hari



Tanggal wesel 1 Mei (31-1)



:



30



Bulan Juni (30 hari)



:



30



Tanggal Jatuh Tempo



:



30 Juli 2005



Perhitungan Nilai Diskonto : Tanggal diskonto 30 Mei (31-30)



:



1 hari



Juni



:



30



Juli (tanggal Jatuh Tempo 30 Juli)



:



30 61 hari



Jika piutang wesel tidak berbunga Nilai nominal



Rp. 50.000.000



Diskonto : 10/100 x 61/360 x Rp. 50.000.000 =



Rp.



Jumlah uang yang diterima



Rp. 49.152.778



847.222



Jurnal : PT. LALA



52



Tgl 2005



30



Mei



Keterangan



Debet



Kredit



Kas



Rp 49.152.778



Beban Bunga



Rp



847.222



Wesel yang didiskontokan



Rp 50.000.000



Jika piutang wesel berbunga Seperti contoh diatas, wesel berbunga 12% maka perhitungannya : Nilai nominal



Rp. 50.000.000



Bunga : 90/360 x 12% x Rp50.000.000 =



Rp. 1.500.000



Nilai jatuh tempo



Rp 51.500.000



Dikonto : 61/360 x 10% x Rp 51.500.000 =



Rp.



Jumlah uang yang diterima



Rp. 50.627.362



872.638−



Jurnal : PT LALA Tgl 2005



30



Mei



Keterangan



Debet



Kredit



Kas



Rp 50.627.362



Pendapatan bunga



Rp



627.362



Wesel yang didiskontokan



Rp 50.000.000



4. Saat pelunasan piutang wesel yang telah didiskontokan PT LALA Tgl 2005



30



Juli



Keterangan



Debet



Wesel didiskontokan



Rp 50.000.000



Piutang wesel



Kredit



Rp 50.000.000



(Untuk mencatat dilunasinya wesel oleh debitur pada tanggal jatuh temponya kepada bank) •



Misal :



53



Pada tanggal jatuh tempo (30 Juli 2005) PT Lili tidak dapat melunasi utang weselnya kepada Bank sehingga pihak Bank menagih kepada PT Lala ditambah biaya protes sebesar Rp500.000



Wesel tidak berbunga Nilai jatuh tempo : Rp 50.000.000 Biaya Penagihan :Rp 500.000 Jumlah tagihan : Rp 50.500.000



Wesel berbunga Nilai jatuh tempo : Rp 51.500.000 Biaya Penagihan : Rp 500.000 Jumlah tagihan : Rp 52.500.000



5. Menghapus piutang wesel Tgl 2005



30



Keterangan



Debet



Piutang wesel didiskontokan



Rp 50.000.000



Juli 



Kredit



Piutang wesel



Rp 50.000.000



Jurnal yang dibuat akibat tidak dilunasinya piutang wesel :



Jurnal untuk mencatat piutang pada PT Lili dan utang ke Bank Syariah Mandiri  Wesel tidak berbunga PT LALA Tgl 2005



30



Keterangan



Debet



Piutang dagang



Rp 50.500.000



Juli



Kredit



Utang Bank



Rp 00.500.000



 Wesel berbunga PT LALA Tgl 2005 Juli



30



Keterangan



Debet



Piutang Dagang



Rp 52.000.000



Utang Bank



Kredit



Rp 52.000.000



Bunga Berjalan Piutang Wesel/Promes 54



Ada kalanya wesel atau promes berbunga jatuh temponya melalui akhir periode sehingga perlu dilakukan penyesuaian untuk mencatat/mengakui adanya pendapatan bunga. Misal : Pada tanggal 11 Desember 2005 PT Lala menjual barang dagangan kepada PT Lulu sebesar Rp2.000.000 yang membuat wesel berbunga 18%/thn, jangka waktu 60 hari. Pada akhir periode (31 Desember 2005) PT Lala mempunyai piutang bunga kepada PT Lulu selama 20 hari (11 Desember-31 Desember) Perhitungan bunga : Rp2.000.000 x 20/360 x 18% = Rp20.000 



Jurnal Penyesuaian dari 11 Desember-31 Desember 2011 PT LALA Tgl 2005



Keterangan 30



Piutang Bunga



Desember







Debet



Kredit



Rp. 20.000



Pendapatan Bunga



Rp. 20.000



Pada saat jatuh tempo menerima pembayaran wesel dari PT Lulu Perhitungannya : Nilai nominal : Rp2.000.000 Bunga (Rp2000.000 x 60/360 x 18%) : Rp 60.000 + Nilai saat jatuh tempo Rp2.060.000 PT LALA Tgl 2006 Februari







Keterangan 9



Kas



Debet



Kredit



Rp. 2.060.000 Piutang Wesel



Rp.



60.000



Pendapatan Bunga



Rp. 2.000.000



Jika pada tanggal 1 Januari 2006 tidak dibuat jurnal pembalik maka jurnal saat jatuh tempo adalah :



PT LALA



55



Tgl 2006



9



Keterangan



Debet



Kas



Rp. 2.060.000



Februari



Kredit



Piutang Bunga



Rp.



20.000



Pendapatan Bunga



Rp.



40.000



Piutang Wesel



Rp. 2.000.000



WESEL TAGIH  PENGAKUAN WESEL TAGIH Jumlah pencatatan yang tepat untuk wesel adalah nilai sekarang dari arus kas masa depan. Namun, penentuan jumlah ini dapat menjadi sulit bila wesel ada penerbitan wesel tanpa bunga atau wesel dengan bunga tidak wajar. RUMUS











1+i ¿ ¿ (¿ n¿¿) Nilai sekarang (PV) = PV 1 ¿ ¿



Nilai Sekarang Bunga = FV



(



1−



1 (1+i)n i



)



Keterangan : PV = Present Value (Nilai sekarang) FV = Future Value (Nilai yang akan datang) i



= Suku bunga per periode



n



= Jumlah periode permajemukan



 WESEL YANG DITERBITKAN PADA NILAI NOMINAL Ilustrasi: Bigelow Corp. Meminjamkan $10.000 kepada Scandinavian Imports dan menerima wesel berbunga dengan jangka waktu 3 tahun senilai $10.000 dengan suku bunga tahunan 10%. Suku bunga pasar 56



wesel dengan resiko serupa juga 10%. Diagram waktu berikut memperlihatkan kedua arus kas yang yanng akan diterima.



Nilai Sekarang atau harga pertukaran wesel dihitung sebagai berikut : Nilai nominal dari wesel



$10.000



1+0,1 ¿ ¿ (¿ 3¿¿) Nilai sekarang pokok = $10.000 1 ¿ ¿



Nilai sekarang bunga = $1.000



(



1−



1 (1+0,1)3 0,1



= $7.513



)



= $2.487 +



Nilai sekarang wesel



$10.000 -



Selisih



$0



Jurnal :



 WESEL YANG DITERBITKAN BUKAN PADA NILAI NOMINAL 1. Wesel Berbunga Nol Dalam wesel berbunga nol nilai sekarang adalah kas yang dibayarkan kepada penerbit wesel. Jumlah masa depan maupun nilai sekarang wesel telah diketahui , maka suku bunga dapat dihitung. Suku bunga implisit (implicit interest rate) adalah suku bunga yang akan menyamakan kas yang dibayarkan dengan jumlah piutang dimasa depan. Selisih antara jumlah masa depan (nilai nominal) dengan nilai sekarang (kas yang dibayarkan) dicatat sebagai diskonto dan diamortisasikan ke pendapatan bunga sepanjang umur wesel. 57



Contohnya : Jeremiah company menerima wesel berjangka waktu 3 tahun senilai $10.000, berbunga nol dan nilai sekarangnya adalah $7.721,80. suku bunga implisit yang akan menyamakan total kas yang diterima $10.000 pada saat jatuh tempo dengan nilai sekarang dari arus kas masa depan $7.721,80 adalah 9% (nilai sekarang dari 1 untuk 3 periode tersebut pada 9% adalah 0,77218). Diagram waktu yang memperlihatkan arus kas disajikan sebagai berikut.



Jurnal :



Diskonto ini kemudian harus diamortisasi, dan pendapatan bunga diakui setiap tahun dengan menggunakan metode bunga efektif.



58



Untuk mengilustrasikan situasi lain yang lebih umum, asumsikan bahwa Morgan Crop, memberika pinjaman kepada Morgan Crop dan menerima wesel bernilai $10.000, berjangka waktu 3 tahun, dan berbunga 10% sebagai pertukaran. Suku bunga pasar untuk wesel dengan resiko serupa adalah 12%. Diagram aktu yang menggambarkan kedua arus kas yang disajikan sebagai berikut: •



Nilai sekarang dari kedua arus kas itu dihitung sebagai berikut : Nilai nominal wesel



Nilai sekarang pokok



=



1+0,12 ¿ ¿ (¿ 3¿¿) = $10.000 1 ¿ ¿



Nilai sekarang bunga



= $ 1.000



Nilai sekarang wesel Selisih (diskon)



= =



(



1−



$10.000



= $7.118



1 (1+0,1)3 0,1



)



=



$2.402 + $ 9.520 $ 480



Dalam kasus ini, karena suku bunga efktif (12%) lebih besar daripada suku bunga ditetapkan (10%), maka nilai sekarang wesel lebih kecil dari nilai nominalnya: yaitu wesel diperlukan pada diskonto. Penerimaan wesel pada diskonto dicatat oleh Morgan sebagai berikut: Keterangan



Debit



Wesel Tagih



$10.000



Kredit



Diskonto atas Wesel Tagih



$ 480



Kas



$ 9.520



Diskonto tersebut kemudian harus di amortisasi dan pendapatan bunga diakui setiap tahun menggunakan metode bunga efektif.



59



Pada tanggal penerbitan, wesel memiliki nilai sekarang sebesar $9.520, diskonto yang belum diamortisasi dari pendapatan bunga tambahan yang akan disebarkan sepanjang 3 tahun umur wesel adalah $480. Pada akhir tahun 1, Morgan mnerima kas $1.000. tetapi pendapatan bunganya adalah $1.142 ($9.520 x 12%). Selisih antara $1.000 dan $1.142 adalah diskonto yang diamortisasikan. Penerimaan bunga tahunan dan amortisasi diskonto untuk tahun pertama dicatat oleh Morgan sebagai berikut:



Keterangan



Debit



Kas



$1.000



Diskonto atau wesel tagih



$ 142



Pendapatan Bunga



Kredit



$1.142



(Penerimaan bunga tahunan)



Nilai buku wesel sekarang adalah $9.662 ($9.520 + $142). Proses ini berulang terus sampai akhir tahun ketiga.



o



WESEL YANG DITERIMA UNTUK KAS DAN HAK LAINNYA



60



Pemberian pinjaman juga dapat menerima wesel sebagai pertukaran untuk kas dan hak atau keistimewaan lainya. Sebagai contoh, Ideal Equipment Company menerima wesel bunga bernilai Rp 100.000.000 dan berjangka waktu 5 tahun dari outland Steel Corporation ditambah hak untuk membeli 10.000 ton baja dengan harga bersaing sebagai penukar kas sebesar Rp 100.000.000. Suku bunga berjalan adalah 10%.



Nama Akun dan Keterangan



Debit



Wesel tagih



Rp 100.000.000



Pembelian dibayar dimuka



Rp 37.908.000



kredit



Diskonto atas wesel tagih



Rp 37.908.000



Kas



Rp 100.000.000



*Nilai sekarang = Rp 100.000.000 x (PVS 5,10%) = Rp 100.000.000 x 0.62092 = Rp62.092.000 Diskonto = Rp100.000.000 – Rp62.092.000 = Rp37.908.000



o



WESEL YANG DITERIMA UNTUK PROPERTI,BARANG ATAU JASA



Jika wesel diterima sebagai pertukaran properti, barang, atau jasa dalam suatu transaksi yang wajar, yang suku bunga ditetapkan diasumsikan cukup wajar kecuali : 1. Tidak ada suku bunga yanng ditetapkan 2. Suku bunga yang ditetapkan tidak masuk akal 3. Jumlah nominal dari wesel berbeda secara material dari harga jual tunai saat ini untuk pos-pos yang serupa atau dari nilai pasar sekarang instrumen hutang. Contoh : Oasis Development Co. Menjual kios kepada rusty Pecilan untuk dijadikan lokasi restoran dan menerima wesel berjangka waktu 5 tahun yang memiliki nilai jatuh tempo sebesar $35.247 sebagai penukar dan tidak ada suku bunga yang ditetapkan. Tanah tersebut pada awalnya dibel oleh Oasis seharga $14.000 dan pada tanggal penjualan memiliki nilai taksiran wajar sebesar $20.000. berdasarkan kriteria diatas, maka dibolehkan untuk menggunakan nilai pasar wajar tanah, sebesar $20.000, sebagai nilai sekarang wesel. Diskonto atas wesel tagih = $35.247 - $20.000 = $15.247 Keuntungan atas Penjualan Tanah = $20.000 - $14.000 = $6.000



61



Nama Akun dan Keterangan



Debet



Wesel Tagih



$35.247



Kredit



Diskonto Atas Wesel Tagih



$15.247



Tanah



$14.000



Keuntungan Atas Penjualan Tanah



$ 6.000



(Pencatatan penjualan)



Disposisi Wesel Tagih Transfer piutang kepada pihak ketiga dapat dilakukan dalam dua cara berikut : 1. Peminjaman yang dijamin Piutang digunakan sebagai jaminan oleh debitor dalam transaksi peminjaman. Jika pinjaman tidak dibayar pada saat jatuh tempo , maka kreditor ber hak untuk mengkonversi jaminan itu menjadi kas, untuk menagih piutang. 2. Penjualan piutang  



Penjualan tanpa Tanggung Renteng Pembeli menanggung resiko ketertagihan piutang dan setiap kerugian kredit Penjualan Dengan Tanggung Renteng Penjualan menjamin pembayaran kepada pembeli seandainya debitur tidak mampu membayar.



PENYAJIAN PIUTANG WESEL DALAM LAPORAN POSISI KEUANGAN Pos piutang wesel disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan (LPK) termasuk dalam kelompok aset lancar. Dalam hal pada akhir periode akuntansi masih terdapat saldo rekening wesel yang didiskontokan, maka rekening tersebut dikelompokkan ke dalam kelompok Hutang-Hutang bersyarat. Dalam laporan posisi keuangan, Hutang bersyarat dapat dilaporkan dengan judul sendiri (tetapi tidak ikut dijumlahkan dengan utang-utang yang lain) atau utang bersyarat dapat pula disajikan dalam bentuk catatan kaki pada Lapora Posisi Keuangan. Aset



Liabilitas dan Ekuitas



Aset Lancar Kas



xxx



Surat Berharga



xxx



62



Piutang Dagang



xxx



Cadangan Kerugian Piutang (xxx) xxx Piutang Wesel



xxx



63