Piutang Wesel 1234 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

WESEL & PROMES Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Akuntansi Keuangan Menengah I”



Dosen Pengampu : Ahmad Naruli, SE., M.SA.



Disusun Oleh : 1) Erni Indah Yanti



(17130310002)



2) Devy yanti mayasari



(17130310009)



3) Wisnu Utomo



(17130310024)



FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS ISLAM KADIRI 2018



KATA PENGANTAR Puji syukur Kami panjatkan kehadiat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahNya. Yang telah menciptakan manusia dan memuliakannya diatas makhluk-makhluk yang lain. Juga tidak lupa pula salawat dan salam, serta junjungan Kita Nabi Besar Muhammad SAW. Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Nya, dan kepada Bapak Dosen kami yang telah memberikan kelompok sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Wesel & Promes” dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 ini dengan lancar. Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Dosen kami yaitu Bapak Ahmad Naruli, SE., M.SA. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran, harap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, dan bagi semua selaku calon generasi untuk mendukung dan membangun tulisan kami agar lebih baik lagi. Serta, kami berpendidik masa depan bangsa.



Kediri, 25 September 2018



Penyusun



DAFTAR ISI 2



KATA PENGANTAR...............................................................................................................2 DAFTAR ISI..............................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................5 1.1



Latar Belakang.............................................................................................................5



1.2



Rumusan Masalah.......................................................................................................6



1.3



Tujuan..........................................................................................................................6



BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................7 2.1



Pengertian Piutang Wesel............................................................................................7



2.1.1



Timbulnya Piutang Wesel....................................................................................7



2.1.2



Elemen-Elemen yang termasuk dalam ruang lingkup piutang wesel..................8



2.1.3



Prosedur dan konsep Dasar Akuntansi Wesel Tagih dan Wesel Bayar...............9



2.1.4



Perhitungan Bunga Atas Piutang Wesel............................................................10



2.2



MENDISKONTOKAN PIUTANG WESEL............................................................10



2.2.1



Diskonto Piutang Wesel.....................................................................................10



2.2.2



Perhitungan Terhadap Piutang Wesel yang Didiskontokan...............................11



2.2.3



Jurnal Untuk Mencatat Pendiskontoan Wesel....................................................12



2.3



AKUNTANSI UNTUK PIUTANG WESEL............................................................14



2.3.1



Perlakuan Akuntansi Untuk Piutang Wesel.......................................................14



2.3.2



Pencatatan Akuntansi Terhadap Piutang Wesel.................................................16



2.3.3



Melaporkan Piutang Wesel Dalam Laporan Keuangan Khususnya Neraca......17



BAB III PENUTUP..................................................................................................................21 3.1



Kesimpulan................................................................................................................21



3.2



Saran..........................................................................................................................21



DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Dalam dunia perdagangan kemungkinan pembayaran dengan uang tunai akan



memiliki banyak resiko. Selain menjadi incaran orang jahat terhadap barang bawaannya, juga akan menyulitkan saat membawa uang tersebut karena terlalu berat untuk mata uang tunai. Disamping itu dalam penghitungan mata uang tunai baik logam atau tunai, akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, dalam dunia perdagangan, diperlukan bentuk pembayaran yang lebih mudah, lebih lancar, lebih mudah, dan lebih aman. Untuk memudahkan pembayaran dalam setiap bertransaksi maka diperlukan suratsurat berharga yang bernilai uang dimana surat-surat tersebut telah diakui dan dilindungi berharga.hukum baik dalam transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan, dan lain sejenisnya. Surat-surat itu mudah diperdagangkan karena menunjukkan suatu nilai tertentu yang dapat dialihkan dari tangan satu ke tangan lain. Wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik(pembuat surat) kepada si wajib bayar untuk membayar sejumlah uang tertentu yang disebut pada surat tersebut atau orang lain yang ditunjuk. Dengan kata lain, wesel dapat diartikan sebagai surat perintah yang ditulis oleh orang yang mempunyai tagihan, dialamatkan kepada orang yang berutang, meminta agar jumlah uang yang tertulis dalam surat tersebut dibayar pada tanggal yang telah ditetapkan, kepada orang orang yang namanya tertulis dalam surat tersebut. Promes adalah surat janji untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu. Ditinjau dari sudut pemegang wesel dan promes, kedua surat berharga tersebut merupakan piutang dan dicatat dalam rekening Piutang Wesel, sedangkan bagi pihak yang berkewajiban untuk membayar (tertarik), maka wesel dan promes adalah merupakan utang dan dicatat dalam rekening utang wesel. Pada makalah ini kami akan menjelaskan lebih lanjut tentang pengertian dan macammacam dari Wesel dan Promes.



1.2 Rumusan Masalah 4



1) Apa yang dimaksud Piutang Wesel? 2) Bagaimana cara mendiskontokan Piutang Wesel? 3) Seperti apa Akuntansi untuk Piutang Wesel?



1.3 Tujuan 



Untuk mengetahui yang dimaksud Piutang Wesel







Untuk memahami bagaimana cara mendiskontokan Putang Wesel







Untuk mengetahui seperti apa Akuntansi untuk Piutang Wesel.



BAB II 5



PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Piutang Wesel Dalam dunia bisnis dikenal jenis piutang yang lain, yaitu apa yang disebut wesel dan promes. Piutang ini dapat timbul karena transaksi penjualan secara kredit atau bisa juga berasal dari pemberian pinjaman yang telah dilakukan perusahaan. Apabila ditinjau dari segi isinya, wesel dan promes mempunyai perbedaan yang cukup besar. Penggunaan wesel dan promes diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) yang disebut sebagai Surat Berharga.  Surat Wesel Wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik(pembuat surat) kepada si wajib bayar untuk membayar sejumlah uang tertentu yang disebut pada surat tersebut atau orang lain yang ditunjuk. Dengan kata lain, wesel dapat diartikan sebagai surat perintah yang ditulis oleh orang yang mempunyai tagihan, dialamatkan kepada orang yang berutang, meminta agar jumlah uang yang tertulis dalam surat tersebut dibayar pada tanggal yang telah ditetapkan, kepada orang orang yang namanya tertulis dalam surat tersebut.  Surat Promes Promes adalah surat janji untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu. Ditinjau dari sudut pemegang wesel dan promes, kedua surat berharga tersebut merupakan piutang dan dicatat dalam rekening Piutang Wesel, sedangkan bagi pihak yang berkewajiban untuk membayar (tertarik), maka wesel dan promes adalah merupakan utang dan dicatat dalam rekening utang wesel. 2.1.1 Timbulnya Piutang Wesel Piutang wesel timbul karena adanya : 1. Penjualan Kredit Jurnal saat terjadinya wesel : Piutang Wesel xxx Penjualan xxx Jurnal saat pelunasan wesel : Kas



xxx 6



Piutang Wesel xxx Pendapatan Bunga xxx 2. Pemberian Pinjaman ke pihak lain Jurnal saat terjadinya wesel : Piutang Wesel xxx Kas xxx Jurnal saat pelunasan wesel : Kas xxx Piutang Wesel xxx Pendapatan Bunga xxx 3. Piutang Wesel yang berasal dari Piutang dagang Jurnal saat terjadinya wesel : Piutang Wesel xxx Piutang dagang xxx Jurnal saat pelunasan wesel : Kas xxx Piutang Wesel xxx Pendapatan Bunga xxx Jurnal Gagal Bayar : Piutang dagang xxx Piutang wesel xxx Pendapatan bunga xxx 2.1.2 Elemen-Elemen yang termasuk dalam ruang lingkup piutang wesel 1. Pendapatan bunga adalah pendapatan yang diperoleh dari penanaman dana bank dari aktiva produktif. 2. Piutang bunga adalah pendapatan yang diperoleh karena adanya piutang wesel.



7



3. Biaya bunga adalah biaya yang digunakan apabila pembayaran piutang sudah jatuh tempo. 4. Potongan piutang wesel adalah potongan yang diberikan apabila melunasi sebelum jatuh tempo. 2.1.3 Prosedur dan konsep Dasar Akuntansi Wesel Tagih dan Wesel Bayar Wesel tagih, atau surat perjanjian piutang (promissory note) merupakan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang (nilai nominal) pada saat diminta atau pada waktu yang telah ditentukan. Surat tersebut dapat dibayarkan ke perorangan atau perusahaan, atau penanggung atau pemegang wesel tagih. Surat tersebut ditandatangani oleh orang atau perusahaan yang membuat janji. Pihak yang berhak menerima uang dari wesel tagih disebut penerima pembayaran (payee), dan pihak yang membuat janji disebut pembuat janji (maker). Tanggal pembayaran wesel tagih disebut tanggal jatuh tempo (due date atau maturity date). Periode waktu antara tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo wesel tagih jangka pendek dapat dinyatakan dalam jumlah harian atau bulanan. Saat wesel dinyatakan dalam harian, tanggal jatuh tempo dari wesel tagih 90 hari bertanggal 16 Maret adalah 14 Juni, seperti ditunjukkan berikut ini. Sebagai contoh, wesel tagih 3 bulan bertanggal 5 Juni akan jatuh tempo pada tangga 5 september. Wesel tagih 2 bulan bertanggal 31 Juli akan jatuh tempo pada tanggal 30 September. Wesel tagih biasanya menyebutkan bahwa bunga harus dibayarkan dalam periode antara tanggal penerbitan sampai tanggal jatuh tempo. Wesel tagih yang yang mencakup periode waktu lebih dari satu tahun biasanya membebankan bunga yang dibayar tahunan, setengah tahunan, kuartalan, atau bulanan. Jika ketentuan pembayaran wesel tagih adalah satu tahun, bunga biasanya dibayarkan saat wesel tagih dilunasi. Tingkat bunga wesel tagih biasanya dinyatakan dalam tahunan, tanpa melihat periode waktu sebenarnya. Jadi, bunga untuk wesel tagih sebesar Rp2.000.000 untuk satu tahun dengan bunga 12% per tahun adalah Rp240.000 (12% x Rp2.000.000). Bunga wesel sebesar Rp2.000.000 untuk 90 hari dengan bunga 12% per tahun adalah Rp60.000 (Rp2.000.000 x 12%) x 90/360). Untuk menyederhanakan perhitungan, kita akan menggunakan 360 hari per tahun. Dalam praktiknya, perusahaan seperti bank, dan perusahaan hipotek menggunakan angka 365 hari per tahun. 8



Jumlah yang harus dibayar saat jatuh tempo disebut nilai jatuh tempo (maturity value). Nilai jatuh tempo wesel tagih terdiri atas nilai nominal (pokok) wesel tagih dan bunga. Sebagai contoh, nilai jatuh tempo wesel tagih sebesar Rp25.000.000, dengan bunga 9% per tahun, dan waktu 120 hari adalah Rp25.750.000 [Rp25.000.000 + (Rp25.000.000 x 9% x 120/360)]. 2.1.4 Perhitungan Bunga Atas Piutang Wesel Rumus untuk menghitung bunga adalah: Promise atau wesel biasanya menetapkan jumlah interest yang akan di bayar untuk periode antara tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo. Suku bunga promes biasanya dinyatakan atas dasar tahunan, terlepas dari jangka waktu aktual yang terlibat. Rumus : Contoh: Sebuah note dengan nilai nominal Rp 10.000 Suku bunga wesel 12% Jangka waktu wesel 30 hari Bunga = 10.000 x 12% x (30/360) = 100 Catatan: dalam perhitungan bunga wesel, diasumsikan bahwa 1 tahun = 360 hari.



2.2



MENDISKONTOKAN PIUTANG WESEL



2.2.1 Diskonto Piutang Wesel Dijelaskan bahwa piutang wesel, juga dapat digunakan untuk sumber kas lebih dini sebelum jatuh tempo dengan mendiskontokan ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Apabila wesel didiskontokaan, maka yang terkait menjadi tiga pihak, yakni pembuat wesel, bank atau lembaga keuangan lain sebagai pendiskonto wesel, dan pemegang wesel terakhir yang mendiskontokan wesel. Berikut penjelasan mengenai hal-hal yang terkait dengan pendiskontoan wesel. Nilai Jatuh Tempo. Nilai jatuh tempo adalah jumlah yang akan dibayar( diterima) oleh pembuat ( pemegang) wesel pada tanggal jatuh tempo. Nilai jatuh tempo wesel tanpa bunga sama dengan nilai nominalnya,sedangkan nilai jatuh tempo wesel berbunga adalah nilai nominal plus bunga selama jangka waktu wesel. 9



Umpamakanlah sebuah wesel tertanggal 15 Agustus 2005 bernilai nominal Rp.100.000,- jangka waktu 3 bulan atau jatuh temponya 15 Nopember 2005 tanpa bunga. Berapa nilai jatuh temponya? Jawabannya sangat mudah, yakni Rp.100.000,- , apabila wesel tadi berbunga 6% maka nilai jatuh temponya Rp.101.500,- sebagaimana perhitungan berikut. Nilai Nominal



Rp.100.000,-



(+) bunga Rp.100.000x6%x3/12



Rp.



1.500,-



Nilai jatuh Tempo



Rp.101.500,-



Diskonto. Wesel yang didiskontokan akan dibayar oleh bank atau lembaga keuangan lainnya yang mau menerima instrumen kredit tersebut sebesar nilai jatuh tempo dikurangi bunga tertentu, yang biasa disebut diskonto. Jumlah diskontoadalah persentase tertentu dikalikan nilai jatuh tempodan dikalikan lagi dengan jangka waktu sejak tanggal pendiskontoan sampai tanggal jatuh tempo. 2.2.2 Perhitungan Terhadap Piutang Wesel yang Didiskontokan Anggaplah wesel pada contoh diatas didiskontokan pada 1 September 2005. Bank membebani diskonto 4,5%. Berapa jumlah diskontonya? Dihitung sebagai berikut : September 30-1



= 29 hari



Oktober



= 31 hari



Nopember



= 15hari



Jumlah hari diskonto



= 75 hari



Jumlah Diskonto dihitung dengan rumus seperti dibawah ini Diskonto = Nilai Jatuh Tempo x % Diskonto x Jumlah Hari Diskonto Jumlah Hari Diskonto Diskonto = Nilai Jatuh Tempo x % Diskonto x 360



Jumlah diskonto untuk wesel diatas jika berbunga dan tidak berbunga adalah sebagai berikut :



10



Nilai Nominal (+) Bunga Nilai Jatuh Tempo Diskonto : -Rp.100.000 x 4,5% x 75 360 -Rp.101.000 x 4,5% x 75 360



Wesel Tak Berbunga Rp.100.000 Rp.100.000



Wesel Berbunga Rp.100.000 1.500 101.500



Rp.937,50 Rp.951,56



2.2.3 Jurnal Untuk Mencatat Pendiskontoan Wesel Pencatatan diskonto piutang wesel tidak berbunga Apabila perusahaan mendiskontokan piutang wesel tanpa bunga maka, perusahaan mencatatnya sebagai berikut: a. Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto b. Mendebet Biaya bunga sebesar nilai diskonto c. Mengkredit Piutang wesel sebesar Nilai nominal wesel tagih Contoh soal : 1) PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut tidak berbunga.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur! Perhitungan : Nilai jatuh tempo = Rp 300.000 Periode diskonto = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari. Diskonto = 300.000 x 10% x 36/360 = Rp 3000 Uang yang diterima = Rp 300.000 - Rp 3000 = Rp 297.000 Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut: Kas.........................Rp 297.000 11



Biaya Bunga......... Rp 3000 Piutang Wesel.........................Rp 300.000 Pencatatan diskonto piutang wesel berbunga Apabila perusahaan mendiskontokan piutang wesel berbunga maka, perusahaan mencatatnya sebagai berikut: a. Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto b. Mengkredit pendapatan bunga sebesar selisih Kas yang diterima dengan Nilai nominal wesel tagih c. Mengkredit Piutang wesel sebesar Nilai nominal wesel tagih Contoh soal: 2) PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut berbunga sebesar 12% per tahun.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur! Perhitungan: Nilai jatuh tempo= Nilai Nominal + Bunga = 300.000 + (12% x 2/12 x 300.000) = Rp 306.000 Periode diskonto = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari. Diskonto = 306.000 x 10% x 36/360 = Rp 3060 Uang yang diterima = Rp 306.000 - Rp 3.060 = Rp 302.940 Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut : Kas.......................Rp 302.940 Piutang Wesel.............................Rp 300.000 Pendapatan Bunga......................Rp 2.940 12



2.3 AKUNTANSI UNTUK PIUTANG WESEL 2.3.1 Perlakuan Akuntansi Untuk Piutang Wesel Masalah-masalah pokok dalam akuntansi untuk piutang wesel tidak berbeda dengan apa yang telah dibahas pada piutang dagang, yaitu : 1.



Pengakuan wesel tagih Suatu wesel tagih didukung oleh promes (promissory note) formal, yaitu janji



tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal di masa depan. Walaupun wesel berisi unsur bunga karena nilai waktu dari uang, namun wesel diklasifikasikan sebagai berbunga dan tanpa berbunga. a.Wesel yang diterbitkan pada Nilai Nominal Untuk menggambarkan pendiskontoan wesel yang diterbitkan pada nilai nominal, asumsikan bahwa Bigelow Corp. Meminjamkan dana kepada Skandinavia Imports sebesar $10.000 dengan imbalan $10.000, wesel berbunga selama tiga tahun dengan suku bunga 10 persen per tahunnya. Suku bunga pasar untuk wesel dengan resiko serupa adalah 10 persen per tahun. Bagian ini menunjukkan diagram waktu yang menggambarkan kedua arus kas pada ilustrasi Nilai Sekarang



$10.000 Pokok i = 10%



PV-QA



$1.000



0



1



$1.000 2



$1.000 Bunga 3



n=3 b.



Wesel yang Tidak Diterbitkan pada Nilai Nominal Wesel Tanpa Bunga. Jika perusahaan menerima wesel tanpa bunga, nilai sekarang



dari wesel tersebut adalah jumlah kas yang dibayarkan kepada penerbit wesel. Oleh karena itu perusahaan mengetahui jumlah masa depan dan nilai sekarang wesel tersebut, maka perusahaan dapat menghitung suku bunga. Tingkat ini sering disebut sebagai suku bunga implisit. Untuk mengilustrasikan, Jeremiah Corparation menerima wesel tanpa bunga berjangka tiga tahun senilai $10.000, nilai sekarang adalah $7.721,80. Suku bunga implisit yang menyamakan total kas yang akan diterina ($10.000 pada saat jatuh tempo) 13



dengan nilai sekarang dari arus kas masa depan ($7.721,80) adalah 9 persen ( nilai sekarang dari 1 untuk tiga periode pada 9 persen adalah 0,77218). Berikut diagram waktu yang menggambarkan arus kas seperti pada ilustrasi. Nilai Sekarang



$10.000 Pokok i = 9%



PV-OA



$0



0



1



$0



2



$0 Bunga



3



n=3 Keterangan : Wesel berbunga. Sering kali suku bunga yang dinyatakan dan suku bunga efektif berbeda. Untuk mengilustrasikan situasi yang lebih umum, asumsikan bahwa Morgan Corp. Memberikan pinjaman kepada Marie Co. dan menerima imbalan wesel berbunga yang berjangka tiga tahun senilai $10.000 dengan suku bunga 10 persen per tahun. Suku bunga pasar untuk wesel dengan resiko yang sama adalah 12 persen. Berikut ini diagram waktu untuk menggambarkan kedua arus kas seperti pada ikustrasi. Nilai Sekarang



$10.000 Pokok i = 12%



PV-OA



0



$1.000



1



$1.000



2



$1.000 Bunga



3



n=3 Wesel yang diterima untuk properti, barang, atau jasa. Jika wesel diterima dalam pertukaran untuk properti, barang, atau jasa dalam suatu transaksi tawar menawar yang dilakukan dengan wajar (arm's length), maka suku bunga yang dinyatakan dianggap wajar, kecuali : 1.Tidak ada suku bunga yang, atau 2.Suku bunga yang dinyatakan tidak masuk akal, atau 3.Nilai nominal wesel secara material berbeda dengan harga penjualan tunai saat ini untuk item yang sama atau serupa atau dari nilai pasar saat ini dari instrumen utang. 14



2.



Penilaian wesel tagih Perhitungan dan estimasi yang terlibat dalam penilaian wesel tagih jangka pendek



dan dalam pencatatan beban piutang tidak tertagih serta penyisihan yabg terkait adalah persis sama dengan pencatatan untuk piutang. Akibatnya, perusahaan sering menggunakan salah satu metode penilaian kolektif( persentase penjualan atau persentase piutang) untuk mengukur kemungkinan penurunan nilai. Namun demikian, piutang jangka panjang sering kali melibatkan masalah tambahan dwlam estimasi. Misalnya, nilai wesel tagih dapat berubah dari waktu ke waktu seiring dengan diskonto atau premi yang diamortisasi. Selain itu, karena piutang tersebut beredar untuk beberapa periode, perbedaan yang signifikan antara nilai wajar dan biaya perolehan yang diamortisasi sering terjadi. Dalam kasus wesel tagih jangka panjang, uji penurunan nilai sering dilakukan dengan cara penilaian individu dan bukan berdasarkan penilaian kolektif. Dalam situasi ini, rugi penurunan nilai diukur sebagai selisih antara nilai tercatat wesel dan nilai sekarang dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan dengan suku bunga efektif awal. Misalnya, asumsikan bahwa Tesco Inc. memiliki wesel tagih dengan nilai tercatat sebesar $200.000. morganese Company, debitur yang telah mengindikasikan bahwa mereka mengalami kesulitan keuangan . Tesco memutuskan bahwa wesel tagih Morganese mengalami penurunan nilai. Tesco menghitung nilai sekarang arus kas masadepan yang diduskontokan dengan suku bunga efektif awalnya menjadi $175.000. Perhitungan kerugian atas penurunan nilai adalah sebagai berikut: Jumlah tercatat wesel tagih



$200.000



Nilai sekarang wesel tagih



(175.000)



Rugi penurunan nilai



$25.000



2.3.2 Pencatatan Akuntansi Terhadap Piutang Wesel Piutang wesel akan dicatat sebesar nilai sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan diterima. Nilai sekarang wesel jangka pendek umummya tidak berbeda dengan nilai jatuh temponya, sehingga untuk wesel jangka pendek umumnya akan dicatat sebesar nilai nominalnya. Piutang wesel jangka panjang dinilai sekarang atau lebih awal dengan tingkat bunga pasar yang berlaku pada saat wesel diterbitkan. Jika tingkat bunga yang ditetapkan 15



untuk wesel tagih sama dengan tingakat bunga pasar, maka wesel tersebut terjual sebesar nilai nominalnya. Tetapi jika tingkat bunga wesel yang ditetapkan tidak sama dengan tingkat bunga pasar maka piutang wesel tersebut akan terjual dengan nilai yang berbeda dengan nilai nominalnya. Misalkan PT Pajar Sidik memberi pinjaman kepada PT Anggia Pratama sebesar Rp.200.000.000,- , disertai dengan penerbitan piutang wesel dengan nominal Rp.200.000.000,-, bunga 10% pertahun, jatuh tempo 3 tahun . Maka nilai sekarang dari piutang tersebut adalah : Nilai nominal wesel tagih



=



Rp.200.000.000,-



Nilai sekarang dari wesel Rp.200.000,- x 0,75132



=



Rp.150.264.000,-



=



Rp.49.737.000,-



Nilai sekarang dari bunga Rp.20.000.000,- x 2,48685



Rp.200.001.000,Perbedaan



=



Rp.1000,-



Nilai sekarang piutang tagih lebih besar dari pada nilai nominalnya sebesar Rp.1.000,selisih ini disebut agio piutang wesel 2.3.3 Melaporkan Piutang Wesel Dalam Laporan Keuangan Khususnya Neraca Piutang dagang (piutang usaha)menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barangbarang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan. Yang termasuk piutang adalah tagihantagihan yang akan dilunasi dengan uang, sedangkan piutang yang timbul dari angsuran, akan dipisahkan menjadi aktiva lancar dan tidak lancar sesuai dengan jangka waktu angsuran, apabila lebih dari satu tahun tidak dilaporkan kedalam aktiva lancar tapi masuk aktiva lain Piutang bukan dagang(bukan usaha) piutang yang timbul bukan dari penjualan barangbarang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Masing-masing piutang bukan usaha harus dianalisasi mengenai kemungkinan pelunasannya. Jika diketahui adanya kemungkinan tidak dilunasi maka harus dibuatkan cadangan kerugian piutang a)



Cadangan Kerugian Piutanng 16



Dalam metode cadangan setiap akhir periode dilakukan penaksiran jumlah kerugian piutang yang akan dibebankan ke periode yang bersangkutan. Ada dua dasar yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah kerugian piutang, yaitu : 1. kerugian piutang Dihitung Atas Dasar Jumlah Penjulana apabila kerugian piutang itu dihubungkan dengan proses pegukuran laba yang teliti maka dasar perhitungan kerugian piutang adalah jumlah penjualan (pendekatan pendapatanbiaya). Kerugian piutang dihitung dengan cara mengalikan presentase tentu denga jumlah penjualan periode tersebut. Presentase kerugian piutang dihitung dari perbandingan piutang yang dihapus dengan jumlah penjualan tahun-tahun lalu kemudian disesuaikan dengan keadaan tahun yang bersangkutan. Kerugian piutang timbul karena adanya penjualan kredit, oleh karena itu sebaiknya kerugian piutang juga dihitung dari penjualan kredit. Tetapi karena pemisahan jumlah penjualan menjadi penjualan tunai dan kredit menimbulkan tambahan pekerjaan, maka untuk praktisnya presentasi kerugian piutang bisa didasarkan pada jumlah penjualan periode yang bersangkutan. Taksiran kerugian piutang unu dibebankan ke rekening kerugian piutang dan kreditnya adalah rekeninng cadangan kerugian piutang. 2. kerugian piutang Dihitung Atas Dasar Saldo Piutang Apabila saldo piutang digunakan sebagai dasar perhitungan kerugian piutang maka arahnya adalah menilai aktiva dengan teliti (pendekatan aktiva-utang). Perhitunganny dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu : a. Jumlah Cadangan Dinaikan Sampai Presentase Tertentu dari Sado Piutang Dalam cara ini saldo piutang dikalikan dengan presentase tertentu, hasilnya merupakan jumlah rekening cadangan kerugian piutang yang diinginkan. Untuk menghitung jumlah kerugian piutang. Hasil dari pengurang tadi dikurangi atau ditambah dengan saldo rekening cadangan kerugian piutang. Dengan jurnal sebagai berikut : Kerugaian Piutang xxxx Cadangan Kerugian Piutang xxxxx b. Cadangan Ditambah dengan Presentase Tertentu dari Saldo Piutang Dalam cara ini hasil kali presentase kerugian piutang dengan saldo piutang merupakan jumlah yang dicatatkan sebagai kerugian piutang dan dikreditkan ke rekening cadangan



17



kerugian piutang tanpa memperhatikan saldo rekening cadangan kerugian piutang. Dengan jurnal sebagai berikut : Kerugaian Piutang xxxx Cadangan Kerugian Piutang xxxx c. Jumlah Cadangan Kerugian Dinaikan Sampai Suatu Jumlah yang Dihitung dengan Menganalisis Umur Piutang. Piutang masing-masing langganan dibagi kedalam dua kelompok, yaitu belum menunggak dan menunggak. Yang dimaksud menunggak adalah sudah melebihi jangka waktu kredit. Piutang yang menunggak dipisahkan dalam kelompok berdasar lamanya waktu menunggak, selanjutnya dari masing-masing jumlah tunggakan yang didasarkan pada lamanya waktu tunggakan ditetapkan presentase kerugian piutang. Jumlah kerugian piutang yang dihitung dengan cara ini sesudah mempertimbangkan saldo rekening cadangan kerugian piutang merupakan jumlah kerugian piutang . 1) Penghapusan Piutang Piutang jelas-jelas tidak dapat ditagih karena debitur lari, meninggal, bangkrut dan sebab-sebab lainharus dihapuskan dari rekening piutang. Penghapusan piutang ini merupakan kerugian, pencatatannya tidak dibebankan ke rekening kerugian piutang tetapi dibebankan ke rekening cadangan kerugian piutang, karena kerugian piutang sudak diakui pada akhir periode sebelumnya. Jurnal sebagai berikut : Cadangan Kerugian Piutang xxxx Piutang xxxx Kadang-kadang Piutang yang sudah dihapuskan dilunasi kembali. Penerimaan piutang yang sudah dihapuskan akan dikredit ke rekening cadangan kerugian piutang sebagai berikut : Kas xxxx Cadangan Kerugian Piutang xxxx Bila pelunasan piutang yang sudah dihapus tidak langsung diteruma, maka pada saat diketahui bahwa piutang akan dilunasi dibuat jurnal untuk mencatat kembali piutang yang sudah di hapuskan sebagai berikut : Piutang xxxx 18



Cadangan Kerugian Piutang xxxx Penerimaan uang dijurnal sebagai berikut : Kas XXX Piutang XXX 2) Metode Penghapusan Langsung Meode ini biasanya digunakan dalam perusahaan-perusahaan kecil atau oerusahaanperusahaab yang tidak dapat menaksir kerugian piutang dengan tepat. Pada akhir periode tidak ada taksiran kerugian piutang yang dibebankan, tetapi kerugian piutang baru diakui pada wkatu diketahui ada piutang tidak dapat ditagih. Bila jelas-jelas diketahui adanya piutang yang tidak dapat ditagih, maka piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada rekening kerugian piutang. Penerimaan dari piutang yang sudah dihapuskan dan dibebankan pada rekening kerugian piutang. Penerimaan dari piutang yang sudah dihapuskan dan dibebankan pada rekening kerugian piutang bila buku-buku belum ditutup. Tetapi bila penerimaan piutang yang sudah dihapuskan itu terjadi sesudah buku-buku ditutup maka akan dikreditkan ke rekening penerimaan piutan.



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan Wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik(pembuat surat)



kepada si wajib bayar untuk membayar sejumlah uang tertentu yang disebut pada surat tersebut atau orang lain yang ditunjuk. Dengan kata lain, wesel dapat diartikan sebagai surat perintah yang ditulis oleh orang yang mempunyai tagihan, dialamatkan kepada orang yang berutang, meminta agar jumlah uang yang tertulis dalam surat tersebut dibayar pada tanggal 19



yang telah ditetapkan, kepada orang orang yang namanya tertulis dalam surat tersebut. Sedangkan, Promes adalah surat janji untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu. Ditinjau dari sudut pemegang wesel dan promes, kedua surat berharga tersebut merupakan piutang dan dicatat dalam rekening Piutang Wesel, sedangkan bagi pihak yang berkewajiban untuk membayar (tertarik), maka wesel dan promes adalah merupakan utang dan dicatat dalam rekening utang wesel.



3.2



Saran Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi



pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ini untuk kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi, dan semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.



DAFTAR PUSTAKA Kieso Donald E, dan Jerry J. Wheygandt. 2017. Intermediate Accounting Volume 1 IFRS. Jakarta Selatan : Salemba Empat. Sugiri Slamet, dan Samiyana. 2005. Akuntansi Keuangan Menengah Buku 1.Yogyakarta : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.



20