Pola Dasar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pola Sistem Meyneke a. Pola Dasar Badan Ukuran yang diperlukan : No.



Keterangan



Ukuran



1.



Lingkar Badan



88 cm



2.



Lingkar Leher



36 cm



3.



Panjang Dada



32 cm



4.



Lebar Dada



34 cm



5.



Lingkar Pinggang



68 cm



6.



Lebar Punggung



35 cm



7.



Panjang Punggung



37 cm



8.



Lebar Bahu



12 cm



9.



Tinggi Puncak



13 cm



10.



Jarak Payudara



18 cm



11.



Panjang Sisi



17 cm



Tabel 1. Ukuran Tubuh Pola Badan Pola dasar badan depan : D – Q = ¼ lingkar badan + 2 cm E–R=D–Q R – S = Panjang dada S – T = 1/6 lingkar leher + 2 ½ cm T – U = 1/6 lingkar leher U – S = kerung leher depan U – V = lebar bahu I – W’ = turun 4 cm T – T’ = Q – D U – V = diperpanjang sampai memotong garis T’ – E melalui titik V’ U – W = ½ lebar bahu – 1 cm V’ – W’ = ½ lebar bahu + 1 cm



W’ – W = lebar kupnat bahu S – X = turun 5 cm V’ – Y – D = kerung lengan depan R – Z = ¼ lingkar pinggang + 2 cm + kupnat R – K = tinggi puncak K – G = ½ jarak payudara R – L = (K – G) – 1 ½ cm L – L’ = lebar kupnat 3 cm Hubungkan titik D – Z Pola dasar badan belakang : A – B = Panjang punggung A – C = Panjang sisi C – D = ¼ lingkar badan – 2 cm A–E=C–D B – F = naik 2 cm F – G = 1/6 lingkar leher B – G = Kerung leher belakang G – H = Lebar bahu I – H = ± 4 cm G – J = ½ G – H – 1 cm J – J’ = H – H’ J – K = Panjang kupnat bahu B – L = Turun 9 cm L – M = ½ lebar punggung H’ – M – D = kerung lengan belakang A – N = ¼ lingkar pinggang + kupnat – 2 cm Hubungkan titik D – N A – O = 1/10 lingkar pinggang O – O’ = lebar kupnat 3 cm Titik P = 5 cm dibawah garis C – D O – P = panjang kupnat



Gambar 1. Pola dasar badan meyneke (Sumber: Dokumen Pribadi) b. Pola Dasar Rok Ukuran yang diperlukan : No.



Keterangan



Ukuran



1.



Lingkar Pinggang



68 cm



2.



Panjang Rok Depan



60 cm



3.



Lingkar Pinggul



92 cm



4.



Tinggi Pinggul



17 cm



5.



Panjang Rok Sisi



61 cm



6.



Panjang Rok Belakang



59 cm



Tabel 2. Ukuran Tubuh Pola Rok











Pola rok depan : A – A’ = turun 2 cm A – B = ¼ lingkar pinggang + kupnat + 2 cm A’ – C = tinggi pinggul A’ – E = panjang rok depan C – D = ¼ lingkar pinggul + 2 cm E – F = (C – D) + 5 cm B – D – F = panjang rok sisi Menentukan kupnat : A’ – G = R – L (lihat pola badan depan) G – H = lebar kupnat G – I = panjang kupnat Pola rok belakang : A – A’ = turun 2 cm A – B = ¼ lingkar pinggang + kupnat – 2 cm A’ – C = tinggi pinggul A’ – E = panjang rok belakang C – D = ¼ lingkar pinggul – 2 cm E – F = (C – D) + 5 cm B – D – F = panjang rok sisi



Gambar 2. Pola rok meyneke (Sumber: Dokumen Pribadi) c. Pola Dasar Lengan Ukuran yang diperlukan : No.



Keterangan



Ukuran



1.



Besar Lubang Lengan Atas



36 cm



2.



Panjang Lengan



22 cm



3.



Besar Lingkar Lengan



32 cm



4.



Tinggi Puncak



12 cm



Tabel 3. Ukuran Tubuh Pola Lengan A – B = ½ besar lubang lengan atas A–T=½A–B T – C = Tinggi puncak I–L=J–K=I–C=A–T F – H = ½ lingkar lengan Tarik garis penolong T – L dan T – K T – L dibagi menjadi 4 bagian yang sama : T – N = N – M = M – O = O – L Titik N naik 1 cm, dan titik O turun 1 cm Garis yang menghubungkan titik T – N – M – O – L adalah kerung lengan depan T – K dibagi menjadi 3 bagian yang sama : T – P = P – R = R – K Titik P = naik 1 ½ cm R–Q=½R–K Q = turun ½ cm Garis yang menghubungkan titik T – P – R – Q – K adalah kerung lengan belakang



Gambar 3. Pola lengan meyneke (Sumber: Dokumen Pribadi) Cari untuk:



Cari



Sitta Khotimatul Mutmainnah 2020 .



Pengertian Pola pada busana adalah potongan kertas atau bahan tenunan yang dipakai sebagai contoh/pedoman atau cetakan dalam menggunting bahan sebelum dijahit menjadi pakaian. Menurut Tamini (1982:133) yang dikutip Ernawati (2008:245) mengemukakan pola merupakan jiplakan bentuk badan yang biasa dibuat dari kertas, yang nanti dipakai sebagai contoh untuk menggunting pakaian seseorang, ciplakan bentuk badan ini disebut pola dasar. Teknik pola dasar busana wanita dibagi menjadi dua, yaitu: secara konstruksi dan drapping. Konstruksi pola merupakan pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan si pemakai, dan digambar dengan perhitungan secara matematika sesuai dengan sistem pola konstruksi masing-masing. Secara umum macam-macam sistem atau metode konstruksi pola dasar busana adalah sebagai berikut: 1.



Pola dasar Soen



Pola dasar sistem Soen terdiri atas badan muka dan belakang yang digambar menyatu dengan letak badan muka di sebelah kanan. Pola ini sesuai untuk orang gemuk dan untuk membuat mantel.  



Kebaikan dari pola ini adalah leher muka menghadap kea rah kanan, sehingga memudahkan dalam penambahan lidah. Kekurangan dari pola ini adalah jika digunakan untuk model dengan jahitan pinggang maka harus dilakukan pengecekan pada pinggang lebih teliti supaya datar letaknya.



Pola Soen menggunakan 3 ukuran badan sehingga apabila pengukuran tidak benar maka mengakibatkan semua pecahan yang ada pada konstruksi salah.



Gambar 1. Pola Metode SO-EN (Sumber: Soekarno,2012)



2. Pola Metode Meyneke Pola Meyneke terdiri atas badan muka dan belakang yang digambar menyatu dengan lipit kup cukup besar pada bahu. Serongnya bahu sering jatuh tidak tepat sehingga perlu dicek menggunakan ukuran control. Pada pola ini hasil kup terbaik dimana bentuk feminine kewanitaan nampak dengan baik mulai konstruksi dari bawah ke atas. Menurut Porrie Muliawan (2012: 105) Sistem pola meyneke memiliki kelebihan yaitu memiliki hasil kup yang terbaik dan bentuk feminism kewanitaan akan nampak dengan baik dari atas kebawah. Sistem pola meyneke memberika kenyamanan dan memberikan bentuk yang indah pada busana pesta. Berikut ini beberapa kelebihan dari pembuatan pola sistem meyneke, antara lain :   



Memiliki tingkat kenyamanan lebih tinggi dalam hal kriteria ketepatan ukuran. Pola meyneke dapat diterapkan pada pembuatan busana pas badan seperti lingeri, kebaya dan gaun. Cara pengambilan ukuran lebih lengkap dan detail karena menggunakan ukuran control dan ukuran uji.



Gambar 2. Pola Metode Meyneke (Sumber: Soekarno,2012)



3. Pola dasar Dressmaking Pola Dressmaking merupakan pola dimana pola bagian depan dan belakang digambar terpisah, dimulai dari badan belakang. Pada pola Dressmaking lipit kup cukup untuk orang kurus dan sedang. Duduk baju dari hasil konstruksi ini cukup baik kecuali untuk orang yang buah dadanya besar. Pola ini sesuai untuk semua size baik model baju slack, longgar maupun baju dengan sisi lurus.



Gambar 3. Pola Metode Dressmaking (Sumber: Soekarno,2012)



4. Pola dasar Danckaerts Sistem Danckaerts memiliki pola badan muka dan belakang bersatu berikut rok. Besar kup di bahu ditentukan 3cm ini cukup untuk orang kurus dan anak tanggung. Untuk wanita dengan buah dada besar ruang lipit kup yang terbentuk kurang. Pola ini pada bagian tengah muka jalannya miring.



Gambar 4. Pola Metode Danckaerts (Sumber: Soekarno,2012)



5. Pola dasar Charmant Pola Charmant merupakan pola Wielsma yang ditambah lipit kup pada bahu 4 cm. Ciri-ciri pola ini pada bagian tengah muka jalannya miring.  Hasil kup untuk wanita berbadan besar cukup. Garis miring dari tengah muka ke bahu dan terus miring ke tengah belakang baik sekali untuk menentukan jatuhnya serong bahu, disebut ukuran control atau ukuran uji.



Gambar 5. Pola Metode Charmant (Sumber: Soekarno,2012)



6. Pola dasar Cuppens Geurs Pola Cuppens Geurs memiliki bentuk pola badan muka, badan belakang serta rok bersatu mulai konstruksi pada lingkar badan. Ciri-ciri pola ini di garis atas setelah lingkar badan dibagi tiga, sehingga ada dua garis tegak lurus sebagai pertolongan untuk menyerongkan bahu. Letak garis tengah muka miring, rok sudah terpecah dua seperti model dengan garis hias prinses, lurus dari bahu ke bawah.



Gambar 6. Pola Metode Cuppens Geurs (Sumber: Soekarno,2012)



7. Pola dasar Bunka Pola dasar konstruksi sistem Bunka adalah salah satu sistem membuat pola dasar yang memiliki kelebihan tersendiri pada pembuatannya, yaitu dengan menggunakan tiga ukuran sudah dapat digunakan untuk membuat pola dengan menggunakan pola dasar sistem Bunka dapat menyesuaikan semua bentuk badan, dari pendek gemuk, tinggi gemuk, pendek kurus, tinggi gemuk.



Gambar 7. Pola Metode Bunka (Sumber: Soekarno,2012)



8. Dan lain-lain Dari beberapa macam metode pembuatan pola dasar diatas, media pembelajaran ini menjelaskan pembuatan pola dasar dengan Sistem Meyneke.







TEKNIK PEMBUATAN POLA



1.



Draping



Teknik pembuatan pola dengan teknik draping adalah pembuatan pola tiga dimensi dengan cara menggunting bahan langsung pada tubuh model atau pada boneka/ dummy. Pola draping adalah cara pembuatan pola yang sederhana dan tidak perlu mengukur model sebelumnya.



Gambar 8. Pola Draping (Sumber: en.wikipedia.org)



2. Konstruksi Pembuatan pola konstruksi lebih rumit dari pada pola standar, disamping itu juga memerlukan waktu yang lebih lama tetapi hasilnya lebih baik dan sesuai dengan bentuk tubuh sipemakai.



Gambar 9. Pola Konstruksi (Sumber: pinterest.com)



Berdasarkan bagiannya dalam pembuatan pola konstruksi, pola dasar dibagi menjadi tiga macam bagian, antara lain : 1.



Pola dasar badan atas, yaitu pola badan mulai dari bahu atau leher sampai batas pinggang. 2. Pola dasar badan bawah, yaitu pola badan mulai dari pinggang ke bawah sampai lutut atau sampai mata kaki. 3. Pola lengan, yaitu pola bagian lengan mulai dari lengan atas atau bahu terendah sampai siku, pergelangan tangan atau sampai batas panjang lengan yang diinginkan.