Pondasi Dangkal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengertian Pondasi Dangkal Pondasi dangkal merupakan pondasi yang mempunyai kedalaman kurang dari 3 meter. Perhitungan tingkat kedalaman tersebut didasarkan pada sepertiga dari ukuran lebar alas pondasi. Pondasi dangkal hanya bisa digunakan pada tanah yang stabil, memiliki daya dukung tinggi, dan bersifat keras. Selain itu, spesifikasi bangunan yang akan didirikan di atasnya pun tidak boleh terlalu tinggi maupun terlalu besar. Di sisi lain, pondasi dangkal tidak direkomendasikan untuk diaplikasikan pada tanah gambut atau tanah bekas rawa. Hal ini dikarenakan saat dibuat di tanah yang tidak stabil, maka pondasi ini tidak akan cukup mampu menopang bangunan sehingga berisiko besar ambruk. Kalaupun terpaksa membuat pondasi dangkal di tanah yang labil, maka tanah tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu kekuatannya memakai sistem cerucup atau tiang pancang yang ditanam di bawah pondasi. Jenis - Jenis Pondasi Dangkal 1.



Pondasi rollag bata



Pada awalnya pondasi rollag bata merupakan pondasi yang diaplikasikan untuk menopang berat beban pada bangunan.Namun, pada saat ini pondasi rollag bata telah lama ditinggalkan.Selain mahal, pemasangannya pun membutuhkan waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan yang bisa diandalkan.Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakanuntuk menahan beban ringan, misalnya pada teras.



2. Pondasi batu kali



Pondasi batu kali sering kita temuin pada bangunan – bangunan rumah tinggal.Pondasi ini masih digunakan, karena selain kuat, pondasi ini pun masih termasuk murah.Bentuknya yang trapesium dengan ukuran tinggi 60 – 80 Cm, lebar pondasi bawah 60 – 80 Cm dan lebar pondasi atas 25 – 30 Cm. Bahan lain yang murah sebagai alternatif pengganti pondasi batu kali adalah memanfaatkan bongkaran bekas pondasi tiang pancang ( Bore Pile ) atau beton bongkaran jalan.Bekas bongkaran tersebut cukup kuat digunakan untuk pondasi, sebab mutu beton yang digunakan ialah K-250 s/d K-300.Permukaannya yang tajam dan kasar mampu mengikat adukukan semen dan pasir.Bila dibandingkan dengan pondasi rollag bata, tentu bongkaran bekas beton jauh lebih kuat.Ukurannya rata – rata 30 x 30 Cm. 3. Pondasi sumuran



Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60 – 80 Cm dengan kedalaman 1 – 2 meter.Di dalamnya dicor beton yang kemudian dicampur dengan batu



kali dan sedikit pembesian dibagian atasnya.Pondasi ini kurang populer sebab banyak kekurangannya, di antaranya boros adukan beton dan untuk ukuran sloof haruslah besar.Hal tersebut membuat pondasi ini kurang diminati. 4. Pondasi plat beton lajur



Pondasi plat beton lajur sangat kuat, sebab seluruluhnya terdiri dari beton bertulang dan harganya lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali.Ukuran lebar pondasi lajur ini sama dengan lebar bawah dari pondasi batu kali, yaitu 70 Cm.Sebab fungsi pondasi plat beton lajur adalah pengganti pondasi batu kali. 5. Pondasi bor mini / Strauss pile



Pondasi bor mini atau strauss pile ini digunakan pada kondisi tanah yang jelek, seperti bekas empang atau rawa yang lapisan tanah kerasnya berada jauh dari permukaan tanah. Pondasi ini bisa digunakan untuk rumah tinggal sederhna atau bangunan dua lantai. Kedalamannya 2 – 5 meter. Ukuran diameter pondasi mulai dari 20, 30 dan 40 Cm.



Pengerjaannya dengan mesin bor atau secara manual. Di atas pondasi bor mini ada blok beton ( pile cap ). Pile cap ini merupakan media untuk mengikat kolom dengan sloof. Kriteria Pemilihan Pondasi Untuk memilih tipe pondasi yang perlu diperhatikan adalah apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya. Berikut hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi: 1. Keadaan tanah pondasi 2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure) 3. Keadaan daerah sekitar lokasi 4. Waktu dan biaya pekerjaan 5. Kokoh, kaku dan kuat. Pada umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang berbedabeda, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama. Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut. Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya. Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni : 1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar. 2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.



3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.



Parameter Tanah Untuk Perencanaan Pondasi Dangkal Pada pemilihan tipe penanggulangan, terdapat satu atau beberapa alternatif yang penentuannya tergantung dari tipe longsoran dan kemudian pelaksanaannya di lapangan. Serta tergantung pada dana yang tersedia. Setelah



tipe



penanggulangan



dipilih,



selanjutnya



adalah



membuat



desainnya



penanggulangannya meliputi perencanaan, analisis kemantapan dan dimensi bangunan. I.



Stratifikasi Tanah Stratifikasi tanah adalah penggambaran jenis lapisan tanah berdasarkan hasil pengujian



tanah dari tes Bore Log dan Sondir. 



Penyelidikan Sondir: Dengan menggunakan grafik Schmertman, 1969, yang mengkorelasikan antara nilai qc dan FR dengan jenis tanah, maka dapat ditentukan jenis tanah yang menyusun daerah permodelan untuk tiap kedalaman.







Penyelidikan Boring: Dari data bore log digunakan untuk mendapatkan data jenis tanah dan sifat-sifat fisiknya.



II.



Perilaku Karakteristik Tanah Perilaku Karakteristik Tanah diperlukan untuk mengetahui jenis material tanah



(Lanau/Lempung/Pasir/Kerikil) serta sifat dari tanah tersebut dalam keadaan basah atau kering. Yang



bertujuan



untuk



memudahkan



dalam



mengidentifikasi



kelongsorannya



dan



penanganannya. III.



Parameter Tanah



Parameter tanah digunakan untuk mendeskripsikan sifat-sifat tanah dan perilaku karakteristik tanah. Setelah mendapatkan stratifikasi dari penampang melintang bidang longsoran yang mewakili daerah kajian, maka kita harus mendapatkan data-data yang menjelaskan properties dari tiap-tiap strata dalam steratifikasi tersebut, baik itu soil properties (kohesi (c), sudut geser (ø), berat lsi (γ) tanah, water content (w), void ratio (e)), maupun



engineering properties (triaxial test, unconfined test, dan consolidation test). Data tanah yang diperlukan sebagai Model material Mohr-Coloumb adalah sebagai berikut : a) Kohesi ( c ) Kohesi merupakan gaya tarik menarik antar partikel tanah. Bersama dengan sudut geser tanah, kohesi merupakan parameter kuat geser tanah yang menentukan ketahanan tanah terhadap deformasi akibat tegangan yang bekerja pada tanah. Deformasi dapat terjadi akibat adanya kombinasi keadaan kritis dari tegangan normal dan tegangan geser. Nilai dari kohesi didapat dari engineering properties, yaitu dengan Triaxial Test dan Direct Shear Test. b) Sudut Geser Dalam ( φ ) Sudut geser dalam bersama dengan kohesi merupakan factor dari kuat geser tanah. Nilai dari sudut geser dalam juga didapat dari engineering properties tanah, yaitu dengan Triaxial Test dan Direct Shear Test. c) Modulus Young ( Eref ) Modulus Young digunakan sebagai modulus kekakuan dasar dalam model Mohr-Coloumb pada PLAXIS. Nilai parameter kekakuan yang diambil dalam perhitungan membutuhkan perhatian yang khusus di mana material tanah memperlihatkan sifat non-linear sejak dari awal pembebanan. d) Poisson’s Ratio ( ν ) Nilai Poisson’s Ratio adalah antara 0,3-0,4. Pada model plastis nilai Poisson’s Ratio diambil nilai yang rendah, sebaliknya menggunakan model Mohr-Coloumb nilai Poisson’s Ratio diambil nilai yang besar. Karena pengaruh sifat undrained nilai Poisson’s Ratio nilai terbesar yang dapat diambil 0.35. Untuk lempung organik atas dan lempung organik bawah digunakan 0.35, sedangkan untuk lempung kepasiran dan pasir kelempungan digunakan 0.3. e) Sudut Dilatansi ( ψ ) Pada tanah lempung nilai ψ = 0 , sudut dilatansi untuk tanah pasir tergantung pada kerapatan dan sudut gesernya, pada umumnya 30 . Pada sebagian besar kasus nilai ψ = 0 , untuk nilai sudut geser kurang dari 30 .



f)



Berat Isi Tanah Kering ( γdry ) Nilai dari berat isi tanah kering juga didapat dari hasil pengujian tanah dengan Triaxial



Test dan juga Soil Test. g) Permeabilitas Arah Vertikal ( ky ) dan Permeabilitas Arah Horizontal ( kx ) Nilai dari e untuk mencari permeabilitas didapat dari hasil Triaxial Test dan juga Soil Test.