Potensi Perikanan Tangkap Di Kabupaten Probolinggo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

POTENSI PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN PROBOLINGGO ABSTRAK Luas wilayah Kabupaten Probolinggo 1.696.166,90 Ha yang terdiri dari 24 kecamatan, 325 desa dan 5 kelurahan dengan jumlah penduduk berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2015 adalah 1.215.662 jiwa yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani tanaman pangan. Perikanan tangkap secara garis besar adalah cara mendapatkan ikan (termasuk makanan laut lainnya) dari laut atau perairan (yang bukan perairan budidaya) dengan menggunakan alat atau cara lainnya. Penangkapan ikan adalah Kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. Berbeda halnya dengan perikanan budidaya yang merupakan budidaya organisme air, termasuk ikan, moluska, kurstasea dan tanaman air. Pembudidayaan ini meliputi beberapa bentuk kegiatan dalam proses pemeliharaan untuk meningkatkan produksi, seperti penebaran yang teratur, pemberian makanan/pakan, perlidungan dari predator dan lain-lain (Mugil Spp). Potensi di sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Probolinggo boleh dibilang berlimpah, berdasarkan Periode Data produksi penangkapan ikan di laut tahun 2012 menunjukkan angka sebesar 9.588,4 Ton dan tahun 2016 menunjukan angka sebesar 17.945 Ton yang diambil dari hasil penangkapkan di kawasan perairan Kabupaten Probolinggo yaitu di 7 Kecamatan paiton, Kraksaan, Pajarakan, Gending, Dringu, Sumberasih, dan Tongas. Pekembangan perikanan tangkap di Kabupaten Probolinggo dapat diketahui dengan melihat data statistik perikanan tangkap I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah yang sangat luas didunia, total luas negara Indonesia adalah 5.193.250 km² yang mencakup daratan dan lautan. Hal tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara terluas ke-7 di dunia setelah 6 negara lainnya, yaitu Rusia, Kanada, Amerika Serikat, China, Brasil dan Australia. Jika dibandingkan dengan luas negara-negara yang ada di Asia, Indonesia berada diperingkat ke-2. Sedangkan jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara terluas di Asia Tenggara. Selain sebagai salah satu negara terluas didunia, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terluas didunia. Hal tersebut dikarenakan Indonesia adalah negara kepulauan, maka wilayah Indonesia terdiri dari daratan dan lautan. Satu pertiga luas Indonesia adalah daratan dan dua pertiga luas Indonesia adalah lautan. Luas wilayah daratan Indonesia adalah 1.919.440 km² yang menempatkan Indonesia sebagai negara ke 15 terluas didunia. Indonesia disebut juga sebagai Nusantara, karena Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang jumlahnya mencapai 17.508 pulau. Nusantara sendiri memiliki arti kepulauan yang terpisah oleh laut atau bangsa-bangsa yang terpisah oleh laut. Luas wilayah negara Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara (Syahmi Sajid 2016).



Secara topografi, Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa Timur. Secara geografis Kabupaten Probolinggo terletak pada posisi 111º 50′ s/d 113º 30′ Bujur Timur dan 7º 40′ s/d 8º 10′ Lintang Selatan, dengan panjang pantai ± 76 Km yang membentang sepanjang pantai utara mulai dari Kecamatan Tongas sampai Kecamatan Paiton. Batas administrasi Kabupaten Probolinggo di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan, sebelah Utara berbatasan dengan Selat Madura, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Situbondo dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lumajang dan Jember. Luas wilayah Kabupaten Probolinggo 1.696.166,90 Ha yang terdiri dari 24 kecamatan, 325 desa dan 5 kelurahan dengan jumlah penduduk berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2015 adalah 1.215.662 jiwa yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani tanaman pangan (Laporan Tahunan 2015) Kabupaten Probolinggo dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tipe wilayah yaitu : 



Dataran rendah dan pesisir yang membentang sepanjang pantai utara mulai dari Kecamatan tongas sampai Kecamatan Paiton sepanjang 76 Km. Wilayah ini mempunyai potensi sumberdaya alam yang bisa dikembangkan untuk usaha perikanan tangkap, tambak dan peternakan.







Daerah perbukitan di sekitar kaki Pegunungan Semeru dan Pegunungan Tengger serta pada bagian utara sisi timur Gunung Lamongan. Wilayah ini sangat sesuai untuk pengembangan usaha peternakan berupa penggemukan sapi.







Daerah pegunungan, disekitar Pegunungan Tengger dan Pegunungan Argopuro. Wilayah ini sesuai untuk usaha sapi perah sehubungan dengan temperaturnya yang rendah.



Sungai – sungai yang melintas di wilayah Kabupaten Probolinggo bersumber di lereng gunung Argopuro dan Tengger, diantaranya adalah Sungai Pekalen yang bersumber di Pegunungan Argopuro Kecamatan Tiris dan bermuara di Desa Penambangan Kecamatan Pajarakan. Sungai ini dimanfaatkan untuk usaha perikanan berupa karamba ikan. Selain itu masih ada beberapa sungai yang lain.



Gambar . Potensi Perikanan Kabupaten Probolinggo



2. PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Perikanan Tangkap Perikanan tangkap secara garis besar adalah cara mendapatkan ikan (termasuk makanan laut lainnya) dari laut atau perairan (yang bukan perairan budidaya) dengan menggunakan alat atau cara lainnya. Penangkapan ikan adalah Kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. Berbeda halnya dengan perikanan budidaya yang merupakan budidaya organisme air, termasuk ikan, moluska, kurstasea dan tanaman air. Pembudidayaan ini meliputi beberapa bentuk kegiatan dalam proses pemeliharaan untuk meningkatkan produksi, seperti penebaran yang teratur, pemberian makanan/pakan, perlidungan dari predator dan lain-lain (Mugil Spp). 2.2 Peran Perikanan Tangkap Perikanan tangkap sebagai sistem yang memiliki peran penting dalam penyediaan pangan, kesempatan kerja, perdagangan dan kesejahteraan serta rekreasi bagi sebagian penduduk Indonesia perlu dikelola yang berorientasi pada jangka panjang (sustainability management). Tindakan manajemen perikanan tangkap adalah mekanisme untuk mengatur, mengendalikan dan mempertahankan kondisi sumber daya ikan pada tingkat tertentu yang diinginkan. Salah satu kunci manajemen ini adalah status dan tren aspek sosial ekonomi dan aspek sumber daya. Data dan informasi status dan tren tersebut dapat dikumpulkan baik secara rutin (statistik) maupun tidak rutin (riset). 2.3 Wilayah Perikanan Tangkap di Kabupaten Probolinggo Pembagian Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) di Kabupaten Probolinggo saat ini terdapat 7 unit sumber daya perikanan yang tersebar di seluruh WPP, yaitu terdiri dari Kecamatan Paiton, Kecamatan Kraksaan, Kecamatan Pajarakan, Kecamatan, Gending, Kecamatan Dringu, Kecamatan Sumberasih, Kecamatan Tongas. Pada setiap Wilayah pengelolaan perikanan (WPP) terdapat 8 unit sumber daya ikan, yaitu ikan demersal, ikan karang, binatang berkulit keras,binatang lunak, binatang air lainnya,tumbuhan air, ikan pelagis besar, dan ikan pelagis kecil. Pemerintah telah berusaha untuk memajukan sektor perikanan dengan membagi wilayah pengelolaan menjadi 7 bagian, dengan harapan di tiap-tiap wilayah akan terbentuk suatu usaha perikanan yang maju, baik itu dari usaha penangkapan, budidaya maupun pengolahan. Untuk mengatur suatu usaha perikanan serta untuk mencapai tujuan-tujuan eksploitasi yang telah ditetapkan, semua pihak hanya bisa berperan secara langsung melalui dua cara yaitu dengan mengatur upaya tangkap total, atau dengan melakukan perubahan sebaran usaha tangkap menurut kelas umur dan spesies yang membentuk stok (sediaan alami) ikan. Untuk wilayah pengelolaan perikanan (WPP) yang telah mengalami kelebihan upaya penangkapan, pembatasan penangkapan harus ketat dilakukan. Jika masih ada wilayah pengelolaan perikanan (WPP) yang bisa menampung upaya penangkapan dari wilayah pengelolaan perikanan (WPP) yang



overfished,



seyogianya segera mengalihkan penangkapan ke wilayah pengelolaan perikanan (WPP) yang masih dalam tingkat moderate.



2.4 Jenis alat tangkap di Kabupaten Probolinggo Perkembangan Perikanan tangkap di Kabupaten Probolinggo tidak lepas dari jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan. Berikut ini adalah jenis alat tangkap yang umumnya digunakan di Kabupaten Probolinggo : 2.4.1 Pukat Kantong Pukat kantong adalah jenis jaring menangkap ikan berbentuk kerucut yang terdiri dari kantong atau bag, badan(body), dua lembar sayap (wing) yang dipasang pada kedua sisi mulut jaring, dan tali penarik (warp). Alat ini tergolong tradisional, tidak merusak lingkungan, dan ukurannya mesh sizenya relatif kecil. Pukat kantong terdiri atas payang, dogol, dan pukat pantai. 2.4.2 Pukat Cincin (purse seine) Pukat cincin adalah jaringan yang terbentuk empat persegi panjang, dilengkapi tali kerut yang bercincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring sehingga membentuk kerut dan seperti mangkuk. Alat penangkap ini ditunjukan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan (pelagic fish). Alat tangkap ini tergolong efektif terhadap target spesies dan kecenderungan tidak destruktif. 2.4.3 Jaring Insang Jaring insang adalah jaring berbentuk empat persegi panjang, mata jaring berukuran sama dilengkapi dengan pelampung pada bagian atas dan pemberat pada bagian bawah jarring. Dioperasikan dengan tujuan menghadang ruaya gerombolan ikan oleh nelayan secara pasif dengan ukuran mesh size. Alat penangkap ini terdiri dari tingting (piece) dengan ukuran mata jaring, panjang, dan lebar yang bervariasi. Dalam operasi biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, dioperasikan dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (drift gillnet), jaring insang tetap(set gillnet), jaring insang lingkar (encircling gillnet), jaring insang klitik(shrimp gillnet), dan trammel net. 2.4.4 Jaring Angkat Jaring angkat adalah suatu alat pengkapan yang cara pengoperasiannya dilakukan dengan menurunkan dan mengangkatnya secara vertikal. Alat ini terbuat dari nilon yang menyerupai kelambu, ukuran mata jaringnya relatif kecil yaitu 0,5 cm. Bentuk alat ini menyerupai kotak, dalam pengoperasiannya dapat menggunakan lampu atau umpan sebagai daya tarik ikan. Jaring ini dioperasikan dari perahu, rakit, bangunan tetap atau dengan tangan manusia. Alat tangkap ini memiliki ukuran mesh size yang sangat kecil dan efektif untuk menangkap jenis ikan pelagis kecil. Kecenderungan jaring angkat bersifat destruktif dan tidak selektif. Contoh jaring angkat adalah bagan perahu atau rakit (boat / raft lift net), bagan tancap (bamboo platform lift net), dan serok (scoop net). 2.4.5 Pancing Pancing adalah salah satu alat penangkap yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu : tali (line) dan mata pancing (hook). Jumlah mata pancing berbeda-beda, yaitu mata pancing tunggal, ganda, bahkan sampai ribuan. Prinsip alat tangkap ini merangsang ikan dengan umpan alam atau buatan yang dikaitkan pada mata pancingnya.



Alat ini pada dasarnya terdiri dari dua komponen utama yaitu tali dan mata pancing. Namun, sesuai dengan jenisnya dapat dilengkapi pula komponen lain seperti : tangkai (pole), pemberat (sinker), pelampung (float), dan kili-kili (swivel). Cara pengoperasiannya bisa di pasang menetap pada suatu perairan, ditarik dari belakang perahu/kapal yang sedang dalam keadaan berjalan, dihanyutkan, maupun langsung diulur dengan tangan. Alat ini cenderung tidak destruktif dan sangat selektif. Pancing dibedakan atas rawai tuna, rawai hanyut, rawai tetap, pancing tonda, dan lain-lain. 2.4.6 Perangkap Perangkap adalah salah satu alat penangkap yang bersifat statis, umumnya berbentuk kurungan, berupa jebakan dimana ikan akan mudah masuk tanpa adanya paksaan dan sulit keluar karena dihalangi dengan berbagai cara. Bahan yang digunakan untuk membuat perangkap : bamboo, rotan, kawat, jaring, tanah liat, plastic, dan sebagainya. Pengoperasian alat ini dilakukan di dasar perairan, di permukaan perairan, di sungai daerah arus kuat, dan di daerah pasang surut. Alat ini cenderung selektif karena ikan terperangkap di dalamnya. Meskipun cenderung tidak destruktif, namun untuk jermal (stow net) maka pengaturanmesh size jaringannya dan juga lokasi pemasangannya harus sesuai. Contoh perangkap adalah sero (guiding barrier), jermal (stow net), bubu (portable trap) dan perangkap lain. 2.4.7 Pengumpul Kerang dan Rumput Laut Alat pengumpul kerang dan rumput laut pada umumnya di desain dengan pengoperasian yang sederhana dan pengusahaannya dilakukan dengan skala yang kecil. Alat ini selektif dan tidak destruktif karena ditujukan untuk menangkap target seperti kerang-kerangan. Contoh pengumpul kerang adalah garuk (rake), cengkeraman, dan ladung kima. Sedangkan, contoh pengumpul rumput laut berupa alat sederhana berbentuk galah yang ujungnya bercabang. Akan tetapi, alat ini merusak habitat lingkungan perairan kalau tidak dilakukan sesuai prosedur. 2.4.8 Pukat Ikan Karang (muro-ami) Pukat ikan karang (muro-ami) adalah suatu alat penangkapan yang dibuat dari jaring, yang terdiri dari sayap dan kantong yang dalam pengoperasiannya dilakukan penggiringan ikan-ikan yang akan ditangkap agar masuk ke bagian kantong yang telah dipasang terlebih dahulu. Alat ini cenderung tidak destruktif dan tidak merusak ekosistem, karena metode pengoperasiannya yang tidak sampai merusak karang. Penggunaan alat ini dilakukan oleh beberapa nelayan dengan berenang, mengejutkan ikan-ikan karang sambil membawa alat penggiring. Dinamakan pukat ikan karang karena tujuan utamanya adalah menangkap jenis-jenis ikan karang. 2.4.9 Alat Penangkap Lainnya Selain alat-alat penangkap yang telah diuraikan, masih banyak jenis alat tangkap penting lainnya yang terkelompok sendiri dan perlu diketahui, antara lain : jala, tombak, senapan, panah, dan harpun tangan. 



Jala adalah alat penangkap yang berbentuk seperti kerucut dan terdiri dari badan jaring (kantong), pemberat yang dipasang mengelilingi mulut dan tali yang diikatkan pada bagian ujung jaring agar tidak terlepas pada waktu dioperasikan. Tujuan utamanya untuk mengurung ikan dan udang dari atas dngan cara menebarkan alat tersebut.







Tombak adalah alat penangkap yang terdiri dari batang (kayu, bambu) dengan ujungnya berkait balik (mata tombak) dan tali penarik yang diikatkan pada mata tombak. Tali



penariknya dipegang oleh nelayan kemudian setelah tombak mengenai sasaran tali tersebut ditarik untuk mengambil hasil tangkapan. 



Senapan adalah alat penangkap yang terdiri dari anak panah dan tangkai senapan. Penangkapan dengan senapan umumnya dilakukan dengan cara melakukan penyelaman pada perairan karang. Untuk penangkapan dengan panah biasa, umumnya dilakukan dekat pantai atau perairan dangkal.







Harpun Tangan adalah alat penangkap yang terdiri dari tombak dan tali panjang yang diikatkan pada mata tombak. Harpun tangan ini ditujukan untuk menangkap paus, dimana tombak langsung dilemparkan dengan tangan kearah sasaran (paus) dari atas perahu.Kecenderungan alat tangkap yang relatif sederhana ini tidak destruktif dan sangat selektif karena ditujukan untuk menangkap suatu spesies. Tetapi alat ini dapat merusak habitat bila disalahgunakan.



2.5 Produksi Perikanan Tangkap Potensi di sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Probolinggo boleh dibilang berlimpah, berdasarkan Periode Data produksi penangkapan ikan di laut tahun 2012 menunjukkan angka sebesar 9.588,4 Ton dan tahun 2016



menunjukan angka sebesar 17.945 Ton yang diambil dari hasil



penangkapkan di kawasan perairan Kabupaten Probolinggo yaitu di 7 Kecamatan paiton, Kraksaan, Pajarakan, Gending, Dringu, Sumberasih, dan Tongas. Pekembangan perikanan tangkap di Kabupaten Probolinggo dapat diketahui dengan melihat data statistik perikanan tangkap. Berdasarakan Data Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, Produksi produksi tangkap perikanan laut 2016 diklasifikasikan menurut jenis ikan, yaitu :



NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24



JENIS IKAN BANYAR BAWAL HITAM BELANAK BELOSO/BUNTUT KERBO BENTONG BINATANG LUNAK LAINNYA CAKALANG (SKJ) CENDRO CUCUT MACAN (TIG) CUMI-CUMI GOLOK-GOLOK GULAMAH/TIGAWAJAH IKAN DEMERSAL LAINNYA IKAN PELAGIS KECIL LAINNYA IKAN TERBANG JAPUH JULUNG-JULUNG KAKAP MERAH/BAMBANGAN KEMBUNG KERANG DARAH KERAPU KARANG KERONG-KERONG KURAU KURISI



PRODUKSI (Ton)



HARGA / KG (Rp)



NILAI PRODUKSI ( x Rp. 1.000,00)



333,6 26,8 68 0,3 135,8 43,1 9,1 34,8 0,8 1005,2 6,8 426,9 16,7 32,6 0,5 12,2 7,8 23,6 570,1 396,6 20,9 81,2 284,8 404,1



13.887 23.755 7.391 4.297 7.240 11.476 20.729 5.208 17.153 25.049 7.674 16.543 10.960 6.053 1.890 2.143 5.480 31.151 14.478 11.849 40.525 8.255 27.000 16.114



4.632.630 636.642 502.600 1.289 983.194 494.615 188.633 181.242 13.722 25.179.041 52.184 7.062.000 183.038 197.315 945 26.144 42.744 735.162 8.254.185 4.699.400 846.966 670.333 7.689.600 6.511.800



NO 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55



JENIS IKAN KUWE LAINNYA LAYANG BENGGOL LAYANG BIRU LAYAG DELES LAYUR LEMADANG LEMURU LISONG (BLT) MANYUNG PARI KELELAWAR (MAN) PARI LAINNYA PEPEREK RAJUNGAN SELANGET SELAR KOMO SELAR KUNING SEMAR SEMBILANG SENUK TEMBANG TENGGIRI (COM) TERI TETENGKEK TIRAM TONGKOL ABU-ABU (LOT) TONGKOL KOMO(KAW) TONGKOL KRAI (FRI) UDANG PUTIH/JERBUNG UDANG WINDU UDANG LAINNYA



JUMLAH



PRODUKSI (Ton) 4,5 45,8 3107,4 153,1 403 959,1 5,7 3329,6 35,4 1,4 0,5 5,4 521,3 410,8 2,4 27,3 1712,4 64,4 22,3 29,9 321,5 12,2 741,4 3,4 230 1636,5 8 2,4 61,6 81,5 62,5 17.945,0



HARGA / KG (Rp) 15.654 7.850 11.581 9.605 8.363 5.430 17.682 3.718 15.974 4.901 24.200 16.111 3.593 20.099 2.507 12.294 17.502 6.544 13.605 7.349 2.909 23.961 12.922 5.128 11.423 4.540 19.943 19.115 91.039 143.460 21.707



NILAI PRODUKSI ( x Rp. 1.000,00) 70.444 359.550 35.986.426 1.470.545 3.370.239 5.208.054 100.788 12.378.489 565.492 6.862 12.100 87.000 1.873.019 8.256.600 6.016 335.619 29.971.168 421.410 303.400 219.724 935.328 292.323 9.580.343 17.434 2.627.200 7.428.940 159.544 45.877 5.608.000 11.692.000 1.356.700 210.532.058



Tabel. Produksi Perikanan TangkapTahun 2012-2016 (Dalam Satuan Ton)



Sub Sektor Perikanan Perikanan tangkap laut



2012



2013



2014



2015



2016



Kenaikan Ratarata (%)



9.588,40



9.665,20



13.068,39



17.493,82



17.945



87,15%



Dalam periode 2012-2016, produksi perikanan tangkap mengalami peningkatan rata – rata per tahun sebesar 87,15%, yakni dari 9.558,40 ton pada tahun 2012 menjadi 17.945 pada tahun 2016.



3. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Jenis alat tangkap di Kabupaten Probolinggo sangalah beragam, meskipun prinsip kerjanya sama namun beberapa alat tangkap ikan memiliki nama berbeda. Perkembangan Perikanan Tangkap di Kabupaten masih belum merata meskipun potensinya sangat besar. Fakta menunjukan bahwa mayoritas penduduk Kabupaten probolinggo bermata pencaharian sebagai petani,dan nelayan yang di antaranya penangkap ikan , pembudidaya ikan dan pengolah ikan. Seperti yang sudah dibahas di atas kabupaten probolinggo memiliki potensi laut yang luas. Sehingga penduduk yang bertempat tinggal di dekat laut setiap harinya akan pergi mencari ikan. Jumlah Rumah tangga perikanan di Kabupaten Probolinggo sebanyak 2641 RTP, jumlah armada sebanyak 2218 buah yang terdiri dari berbagai macam ukuran kapal. Masyarakat Kabupaten Probolinggo untuk alat tangkap yang digunakan ada berbagai macam-macam alat tangkap seperti : Jaring lingkar bertali kerut (Pukat cincin), Payang, Alat penggaruk tanpa kapal (Penangkap kerang/teripang/biota menetap lainnya), Bagan tancap, Jala tebar, Jaring insang tetap/Jaring lion bun, Jaring insang hanyut/Jaring insang oseanik, Jaring insang berlapis/Trammel nets, Bubu, Sero, Seser (termasuk Serok), Rawai dasar, Pancing ulur, dan lain-lain. 3.2 Saran Perikanan Tangkap di Kabupaten Probolinggo bisa berkembang jika pemerintah melakukan pemerataan pembangunan khususnya bidang perikanan di wilayah yang memiliki potensi perikanan tangkap besar namun belum dioptimalkan.



DAFTAR PUSTAKA



Ayodhyoa,A.U.1983.Metode Penangkapan Ikan. Cetakan pertama. Faperik. IPB. Bogor. FAO. 1995. Code of Conduct for Responsible Fisheries. Rome. http://statistik.kkp.go.id/index.php/arsip/c/65/Kelautan-dan-Perikanan-Dalam-Angka 2013/ Diunduh pada tanggal 12 April 2015 Sitanggang, E.P. (2008). Landasan Pengembangan Perikanan Tangkap. Pacific Journal, Vol. 2 (2):154-163. Sondita, M.F.A. (2010). Manajemen Sumber Daya Perikanan. Jakarta: Universitas Terbuka. Subani,W. 1978. Alat dan Cara Penangkapan Ikan di Indonesia,jilid I. LPPL. Jakarta. Yonvitner. (2007). Produkstivitas Nelayan, Kapal dan Alat Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia. Jurnal Perikanan, IX (2):254-266.