Powerpoint TNTNG Radioisotop [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RADIOISOTOP



Viny Oktaviany 0661 12 060



Pendahuluan



Radioisotop adalah  suatu  unsur  radioaktif  yang  memancarkan  sinar  radioaktif.  Radioaktif  mempunyai  peranan  penting  dalam  melengkapi  kebutuhan  manusia  di  berbagai  bidang.  Salah  satunya  di  bidang  kedokteran  dan  kesehatan.  Penggunaan  radioisotop  di  bidang  kesehatan  untuk keperluan radiodiagnostik dan radioterapi dalam kedokteran nuklir.



Radiostop Untuk Menanggulangi kanker 



Radoisotop  ditambahkan  ke  dalam  suatu  sistem  untuk  mempelajari  sistem  itu,  baik  sistern  fisika,  kimia  maupun  sistem  biologi.  Oleh  karena  radioisotop mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya, maka  radioisotop  dapat  digunakan  untuk  menandai  suatu  senyawa  sehingga  perpindahan perubahan senyawa itu dapat dipantau. 







Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya,  baik  sel  normal  maupun  sel  kanker  dapat  dirusak  oleh  radiasi  tetapi  sel  kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena  itu,  sel  kanker  atau  tumor  dapat  dimatikan  dengan  mengarahkan  radiasi  secara tepat pada sel-sel kanker tersebut. 



LANJUTAN Berbagai  jenis  radio  isotop  digunakan  sebagai  perunut  untuk  mendeteksi  (diagnosa)  berbagai  jenis  penyakit  al:teknesium  (Tc-99)  talium-201  (Ti-201),  iodin  131(1-131),  natrium-24  (Na-24),  ksenon-133  (xe-133)  dan  besi  (Fe-59).  Tc-99  yang  disuntikkan  ke  dalam  pembuluh  darah  akan  diserap  terutama  oleh  jaringan  yang  rusak  pada  organ  tertentu,  seperti  jantung,  hati  dan  paru-paru  Sebaliknya  Ti-201  terutama  akan  diserap  oleh  jaringan  yang  sehat  pada  organ  jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama untuk  mendeteksi kerusakan jantung.



LANJUTAN..



1-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu  dari  otak.  Oleh  karena  itu,  1-131  dapat  digunakan  untuk  mendeteksi  kerusakan  pada  kelenjar  gondok,  hati  dan  untuk  mendeteksi  tumor  otak.  Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam pembuluh  darah  untuk  mendeteksi  adanya  gangguan  peredaran  darah  misalnya  apakah  ada  penyumbatan  dengan  mendeteksi  sinar  gamma  yang  dipancarkan isotop Natrium tersebut.



LANJUTAN...



Xe-133  digunakan  untuk  mendeteksi  penyakit  paru-paru.  P-32  untuk  penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel  darah merah. Kadang-kadang, radioisotop yang digunakan untuk diagnosa,  juga digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya,  1-131 juga digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.



Jenis Radioisotop Dalam Bidang Kesehatan 1. I-131  Terapi  penyembuhan  kanker  Tiroid,  mendeteksi  kerusakan  pada  kelenjar  gondok, hati dan otak. 2. Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung. 3. Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung. 4. Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah. 5. Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru. 6. P-32 Penyakit mata, tumor dan hati. 7. Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah merah. 8. Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa. 9. Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas. 10. Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru. 11. Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening. 12. C-14 Mendeteksi diabetes dan anemia. 13. Co-60 Membunuh sel-sel kanker.



Cara Radioisotop 1. Radiodiagnostik I-131  digunakan  sebagai  terapi  pengobatan  untuk  kondisi  tiroid  yang  over aktif atau kita sebut hipertiroid. I-131 ini sendiri adalah suatu isotop  yang  terbuat  dari  iodin  yang  selalu  memancarkan  sinar  radiasi.  Jika  I131 ini dimasukkan kedalam tubuh dalam dosis yang kecil, maka I-131  ini  akan  masuk  ke  dalam  pembuluh  darah  traktus  gastrointestinalis.  I131  dan  akan  melewati  kelenjar  tiroid  yang  kemudian  akan  menghancurkan  sel-sel  glandula  tersebut.  Hal  ini  akan  memperlambat  aktifitas  dari  kelenjar  tiroid  dan  dalam  beberapa  kasus  dapat  merubah  kondisi tiroid.



LANJUTAN 2. Radioterapi Bila jaringan terkena  radiasi  penyinaran,  maka  jaringan  akan  menyerap  energi  radiasi  dan  akan  menimbulkan  ionisasi  atom-atom.  Ionisasi  tersebut  dapat  menimbulkan  perubahan  kimia  dan  biokimia  yang  pada  akhirnya  akan  menimbulkan  kerusakan  biologik.  Kerusakan  sel  yang  terjadi  dapat  berupa  kerusakan  kromosom,  mutasi,  perlambatan  pembelahan  sel  dan  kehilangan  kemampuan untuk berproduksi. Radiasi pengion adalah berkas pancaran energi atau partikel yang bila mengenai  sebuah atom akan menyebabkan terpentalnya elektron keluar dari orbit elektron  tersebut.  Pancaran  energi  dapat  berupa  gelombang  elektromagnetik,  yang  dapat  berupa  sinar  gamma  dan  sinar  X.  Pancaran  partikel  dapat  berupa  pancaran  elektron (sinar beta) atau pancaran partikel netron, alfa, proton. Dengan pemberian setiap terapi, maka akan semakin banyak sel-sel kanker yang  mati dan tumor akan mengecil. Sel-sel yang mati akan hancur, dibawa oleh darah  dan  diekskresi  keluar  dari  tubuh.  Sebagian  besar  sel-sel  sehat  akan  bisa  pulih  kembai dari pengaruh radiasi. Tetapi bagaimanapun juga, kerusakan yang terjadi  pada sel-sel sehat merupakan penyebab terjadinya efek samping radiasi.



Indikasi dan Efek Samping Efek samping radioterapi bervariasi pada tiap pasien. Secara umum efek  samping tersebut tergantung dari dosis terapi, target organ dan keadaan  umum  pasien.  Beberapa  efek  samping  berupa  kelelahan,  reaksi  kulit  (kering, memerah, nyeri, perubahan warna dan ulserasi), penurunan selsel darah, kehilangan nafsu makan, diare, mual dan muntah bisa terjadi  pada setiap pengobatan radioterapi. Kebotakan bisa terjadi tetapi hanya  pada  area  yang  terkena  radioterapi.  Radiasi  tidak  menyebabkan  kehilangan  rambut  yang  total.  Pasien  yang  menjalani  radiasi  eksternal  tidak  bersifat  radioaktif  setelah  pengobatan  sehingga  tidak  berbahaya  bagi  orang  di  sekitarnya.  Efek  samping  umumnya  terjadi  pada  minggu  ketiga  atau  keempat  dari  pengobatan  dan  hilang  dua  minggu  setelah  pengobatan selesai.



Efek Radiasi Pada Sistem Organ Atau Jaringan 1. Darah dan Sumsum Tulang Merah Darah putih merupakan komponen seluler darah yang tercepat mengalami  perubahan akibat radiasi. Efek pada jaringan ini berupa penurunan jumlah  sel. KompOnen seluler darah yang lain ( butir pembeku dan darah merah )  menyusun setelah sel darah putih. Sumsum tulang merah yang mendapat  dosis  tidak  terlalu  tinggi  masih  dapat  memproduksi  sel-sel  darah  merah,  sedang  pada  dosis  yang  cukup  tinggi  akan  terjadi  kerusakan  permanen  yang berakhir dengan kematian ( dosis lethal 3 – 5 sv). Akibat penekanan  aktivitas sumsum tulang maka orang yang terkena radiasi akan menderita  kecenderungan  pendarahan  dan  infeksi,  anemia  dan  kekurangan  hemoglobinefek  stokastik  pada  penyinaran  sumsum  tulang  adalah  leukemia dan kanker sel darah merah.



LANJUTAN..



2. Saluran Pencernaan Makanan Kerusakan pada  saluran  pencernaan  makanan  memberikan  gejala  mual,  muntah,  gangguan  pencernaan  dan  penyerapan  makanan  serta  diare.  kemudian  dapat  timbul  karena  dehidrasi  akibat  muntah  dan  diare  yang  parah. Efek  stokastik  yang  dapat  timbul  berupa  kanker  pada  epithel  saluran pencernaan. 3. Organ Reproduksi Efek somatik non  stokastok  pada  organ  reproduksi  adalah  sterilitas,  sedangkan  efek  genetik  (pewarisan)  terjadi  karena  mutasi  gen  atau  kromosom pada sel kelamin.



LANJUTAN...



4. Sistem Syaraf Sistem syaraf termasuk tahan radiasi. Kematian karena kerusakan sistem syaraf  terjadi pada dosis puluhan sievert. 5. Mata Lensa mata  peka  terhadap  radiasi.  Katarak  merupakan  efek  somatik  non  stokastik yang masa tenangnya lama (bisa bertahun-tahun). 6. Kulit Efek somatik non stokastik pada kulit bervariasi dengan besarnya dosis, mulai  dengan  kemerahan  sampai  luka  bakar  dan  kematian  jaringan.  efek  somatik  stokastik pada kulit adalah kanker kulit. 7. Tulang Bagian  tulang  yang  peka  terhadap  radiasi  adalah  sumsum  tulang  dan  selaput  dalam  serta  luar  pada  tulang.  kerusakan  pada  tulang  biasanya  terjadi  karena  penimbunan  stontium-90  atau  radium-226  dalam  tulang.  Efek  somatik  stokastik berupa kanker pada sel epithel selaput tulang.



LANJUTAN...



8. Kelenjar Gondok Kelenjar gondok berfungsi mengatur metabolisme umum melalui hormon  tiroxin yang dihasilkannya. Kelenjar ini relatif tahan terhadap penyinaran  luar  namun  mudah  rusak  karena  kontaminasi  internal  oleh  yodium  radioaktif. 9. Paru-paru Paru-paru  pada  umumnya  menderita  kerusakan  akibat  penyinaran  dari  gas, uap atau partikel dalam bentuk aerosol yang bersifat radioaktif yang  terhirup melalui pernafasan.



TERIMA KASIH