4 0 5 MB
DAFTAR ISI Esofagus
Varises Esofagus Perdarahan Non Varises Ruptur Esofagus Akalasia
Gaster
Gastritis Ulkus Peptikum GERD Tumor Gaster
Usus Halus
Divertikulum Meckel Malabsorbsi Intoleransi dan Alergi Makanan Diare dan Gastroenteritis Keracunan Makanan
DAFTAR ISI Hepar
Ikterus Neonatorum Atresia Bilier Abses Hepar Fatty Liver Disease Tumor Hepar Hepatitis A, B, C Sirosis Hepar Gagal Hepar
Kantung Empedu dan Pankreas
Kole(doko)lithiasis Kolesistitis dan Kolangitis Pankreatitis Cholangiocarcinoma Kanker Pankreas
Kolon
Divertikulosis dan Divertikulitis Inflammatory Bowel Disease Inflammatory Bowel Syndrome Proktitis Tumor Kolon
DAFTAR ISI Bedah Pediatri
Intususepsi Morbus Hirschprung Malformasi Anorektal Atresia GI (esofagus, duodenum, jejuno-ileum) Stenosis Pilorik Hipertrofi Omphalocele dan Gastroschisis Malrotasi dan Volvulus
Bedah Digestif
Hernia Obstruksi Akut Abdomen Trauma Hepar, Lien, dan Hollow Viscous Peritonitis dan Perforasi Usus Appendisitis Akut Hemoroid
ESOFAGUS Varises Esofagus
Perdarahan Non Varises
Ruptur Esofagus
Akalasia
PERDARAHAN SAL. CERNA ATAS Manifestasi: - Hematemesis - Melena
Bagian dari perdarahan sal. cerna atas
Esofagus
Gaster
SKDI 2
Duodenum
SERING KELUAR DI UKMPPD
Mekanisme
Stigmata sirosis
Variseal
Non Variseal
Penyakit hati kronik
Splenomegali https://clinicalanatomy.com/mtd/332-ligament-of-treitz
VARISES ESOFAGUS Tata Laksana Pecah Varises Esofagus Resusitasi ABC: • A : bebaskan obstruksi (suction, dll) • B: oksigen • C: IV line 2 jalur untuk cairan / transfusi. Monitor: TTV, produksi urin Penghentian perdarahan: • octreotide, somatostatin Persiapan endoskopi Talaks lain: PPI Talaks penyakit hepar: • Cegah ensefalopati (lactulosa, dll) • Penilaian kondisi hepar
1. Mallet M, Rudler M, Thabut D. Variceal bleeding in cirrhotic patients. Vol. 5, Gastroenterology Report. Oxford University Press; 2017. p. 185–92.
SKDI 2
PERDARAHAN NON VARISEAL Etiologi Esofagus:
Gaster:
Duodenum
• Mallory weiss tears
• Ulkus gaster • Gastritis • Keganasan
• Ulkus • Fistula, divertikulum
1. Wilkins T, Schade RR. Diagnosis and Management of Upper Gastrointestinal Bleeding. Am Fam Physician [Internet]. 2012 Mar 1 [cited 2021 Jun 25];85(5):469–76. Available from: www.aafp.org/afpAmericanFamilyPhysician469
SKDI
RUPTUR ESOFAGUS Robekan dengan kedalaman seluruh dinding esofagus (hingga perforasi)
Etiologi Iatrogenik: tindakan intervensi per endoskopik Spontan: perbedaan tekanan Traumatik: luka tusuk, tembak, trauma tumpul Impaksi corpus alienum / makanan: akalasia
Manifestasi Nyeri dada: pleuritik, lokasi retrosternal Pneumomediastinum Emfisema subkutis
Tatalaksana: RUJUK BEDAH Kassem MM, Wallen JM. Esophageal Perforation, Rupture, And Tears [Internet]. StatPearls. StatPearls Publishing; 2019 [cited 2021 Jun 25]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30335331 https://radiopaedia.org/articles/oesophageal-perforation
SKDI 1
AKALASIA
SKDI 2
Kurangnya peristalsis korpus esofagus bawah + sfingter sulit membuka
Gejala
Akalasia Primer
Sekunder
Disfagia
ringan=berat (diatas 1 tahun)
sedang-berat (dibawah 6 bulan)
Nyeri dada (substernal, penjalaran ke punggung, dipicu air dingin)
ringan-sedang
jarang
Penurunan BB
~5kg
~15 kg
Regurgitasi
sedang-berat
ringan
Komplikasi pulmonal
sedang
jarang
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed.
Penegakan diagnosis: • Barium swallow: bird beak • Manometri
Tatalaksana: rujuk
Soal No. 1 Seorang pria 56 tahun datang ke IGD karena muntah darah 3 kali, masing – masing sebanyak 1 gelas belimbing, sejak 3 jam lalu. Pasien juga merasa mual. Istri pasien mengaku pasien hobi minum vodka hampir tiap hari sejak 10 tahun. BAB pasien berwarna hitam. Pada pemeriksaan TTV ditemukan TD 90 / 60 mmHg, nadi 130x/menit, suhu 36,2oC, nafas 24x/menit. Pada pemeriksaan fisik ditemukan perut membuncit dengan tes fluid wave yang positif, serta palmar eritema di tangan. Kegawatan pasien saat ini disebabkan oleh terjadinya… A. Pankreatitis akut B. Ulkus gaster perforasi C. Pecah varises esofagus D. Intoksikasi alcohol E. Alcoholic fatty liver disease
GASTER Gastritis
Ulkus Peptikum
GERD
Tumor Gaster
GASTER
GASTRITIS
SERING KELUAR DI UKMPPD
Inflamasi mukosa / submukosa gaster, oleh H. pylori / sebab lain
Faktor risiko NSAID (terutama pada konsumsi kronik)
ALARM SIGN!!! → indikasi ENDOSKOPI
Infeksi H. pylori
Upper GI bleed: hematemesis melena
Diet: tak teratur, kopi, teh
Usia onset > 45
Stress psikis
Demam Anemia Disfagia yang memburuk Gejala dan tanda
BB turun tanpa sebab lain
Sindrom dispepsia: nyeri epigastrium, mual, muntah, kembung
Riwayat kanker GI di keluarga
Nyeri dirasakan seperti perih
Emesis persisten
Tanda upper GI bleed: hematemesis melena (bila berat)
Massa abdomen superior
Kapita Selekta Kedokteran. 5th ed.
SKDI 4
GASTRITIS Diagnosis • Urea breath test à infeksi H. pylori • EGD bila ada alarm sign
SKDI 4 Regimen untuk infeksi H. pylori Obat 1
Obat 2
Obat 3
PPI: Omeprazole 2 x 20 mg / Lansoprazole 2 x 30 mg
Klaritromisin 2 x 500 mg
Amoksisilin 2 x 1000 mg
Omeprazole 2x20 mg/ Lansoprazole 2 x 30 mg
Tetrasiklin 4 x 250 mg
Metronidazol 3 x 500 mg
Obat 4
Subsalisilat / subsitral
Tanpa infeksi H. pylori: - Tidak pakai antibiotik - PPI / antagonis H2 / antasida Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Al-Ouqaili MTS. Which of more reliable diagnostic technique for detection of H pylori urea breath test or PCR? [Internet]. ResearchGate. 2018 [cited 2021 Jun 25]. Available from: https://www.researchgate.net/post/Which-of-more-reliable-diagnostic-technique-for-detection-of-H-pylori-urea-breath-test-or-PCR
ULKUS PEPTIKUM
SKDI 3A
Ulkus pada mukosa gaster atau duodenum
SERING KELUAR DI UKMPPD
Ulkus gaster - Gejala: nyeri epigastrium naik setelah makan. Mual lebih dominan - PPI 8 minggu
Ulkus Duodenum - Gejala: nyeri 2-5 jam setelah makan - PPI 4 minggu
Faktor agresif • H. pylori • OAINS • Stres akut/kronik
Faktor defensif • Epitel mukosa • Lapisan mukus
ULKUS PEPTIKUM
SKDI 3A
Ulkus pada mukosa gaster atau duodenum
Ulkus gaster - Gejala: nyeri epigastrium naik setelah makan. Mual lebih dominan - PPI 8 minggu
Ulkus Duodenum - Gejala: nyeri 2-5 jam setelah makan - PPI 4 minggu Faktor risiko NSAID (terutama pada konsumsi kronik) Infeksi H. pylori Merokok Usia lanjut
Regimen untuk infeksi H. pylori Obat 1
Obat 2
Obat 3
PPI: Omeprazole 2 x 20mg / Lansoprazole 2 x 30mg
Klaritromisin 2 x 500mg
Amoksisilin 2x1g
• PPI pada kasus tanpa infeksi H. pylori: 1 kali sehari (Omeprazole 1 x 20 mg) • Ulkus karena NSAID: hentikan NSAID • Dapat ditambahkan sukralfat
ULKUS PEPTIKUM Ulkus pada mukosa gaster atau duodenum
SKDI 3A
GERD
SERING KELUAR DI UKMPPD
Naiknya asam lambung ke esofagus secara retrograde. Dapat diakibatkan lemahnya sphincter atau keasaman atau produksi berlebih
Faktor risiko Calcium channel blocker
ALARM SIGN!!! à indikasi ENDOSKOPI Usia onset > 60
Obesitas
Perdarahan saluran cerna
Merokok
Anemia defisiensi besi
Alkohol
Disfagia, odinofagia
Diet: berlemak, kafein, mint, jeruk
BB turun, anoreksia Riwayat kanker GI di keluarga
Gejala dan tanda Lidah terasa pahit / asam, terutama saat bangun Nausea Disfagia, odinofagia Nyeri dada: seperti perih terbakar, menjalar ke retrosternal hingga leher
Kapita Selekta Kedokteran. 5th ed.
SKDI 4
GERD
SKDI 4 Diagnosis: GERD-Q dan PPI test (konsumsi PPI selama 2 minggu, perbaikan klinis = positif GERD) Tatalaksana PPI dosis ganda: omeprazole 2x20 / lansoprazole 2x30 Stop rokok dan alkohol Elevasi kepala saat tidur Tidak makan dalam 3 jam sebelum tidur Hindari iritan / penyebab refluks: kopi, jeruk, makanan pedas, dkk Penurunan BB menuju ideal
Soal No. 2 Ny. I, 25 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada seperti terbakar yang tembus ke punggungnya sejak 2 jam yang lalu. Keluhan juga disertai mual, sesak napas, dan rasa asam-pahit pada mulut. Pasien merupakan seorang mahasiswi S2 yang sedang mempersiapkan sidang tesisnya. Pasien gemar mengonsumsi kopi setiap hari untuk mempersiapkan tesisnya. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Apa diagnosis yang tepat pada pasien? A. Ulkus gaster B. Pneumonia C. Dispepsia D. Penyakit jantung koroner E. GERD
TUMOR GASTER
SKDI 2 Gejala + tanda
TANDA RED FLAG pada dispepsia / gastritis / GERD → bila ada, curiga keganasan! Nafsu makan berkurang tanpa penjelasan lain Rasa tidak nyaman / nyeri epigastrium karena massa
Diagnosis USG → awal Endoskopi + biopsi → gold standard untuk penentuan tipe
1. Castaño-Rodríguez N, Kaakoush NO, Mitchell HM. Patternrecognition receptors and gastric cancer. Front Immunol. 2014;5(JUL).
Bila menemukan: RUJUK untuk diagnosis dan tatalaksana!
Tata Laksana Bedah, kemo / radioterapi (Bergantung subtipe)
USUS HALUS Divertikulum Meckel
Malabsorbsi
Diare dan Gastroenteritis
Intoleransi dan Alergi Makanan
Keracunan Makanan
MALABSORPSI
SKDI 3A
Gangguan pencernaan dan/atau penyerapan 1/lebih nutrien
Etiologi Kurangnya enzim eksokrin pankreas: pankreatitis, dll Kurangnya bile acid Gangguan mukosa usus halus: Celiac, Whipple, Crohn Defisiensi enzim brush border usus: defisiensi laktase
Temuan penting Diare kronik yang disertai feses encer Feses berlemak (steatorhea) → malabsorpsi lemak Tinja mengambang → malabsorpsi lemak / karbohidrat Muncul setelah konsumsi laktosa / sorbitol → malabsorpsi karbohidrat Bau asam → malabsorpsi karbohidrat Distensi abdomen, kram
Gangguan limfatik
Anemia
Malabsorpsi campuran
Antropometri: gizi kurang / buruk
Paling umum: malabsorpsi karbohidrat, malabsorpsi lemak
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed.
MALABSORPSI
SKDI 3A
Lab / radiologi DPL + indeks eritrosit -
Defisiensi besi = anemia mikrositik hipokrom
-
Defisiensi folat / B12 = anemia makrositik
Radiologi: USG / BNO untuk eksklusi kelainan anatomis kongenital Histopatologi mukosa Analisis feses -
Malabsorpsi karbo: pH asam (6.8), Sudan staining (+), kadar lemak >14 gr / hari setelah makan lemak 80 gram, bau lebih busuk, warna lebih muda
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed.
Tatalaksana RUJUK ke IPD Restriksi diet: penyebab malabsorpsi dibatasi Obat: antibiotik, antidiare, steroid → tergantung etiologi dan kondisi klinis Suplementasi: kalsium, vitamin
PERHATIKAN: apakah muncul dehidrasi atau malnutrisi!
INTOLERANSI & ALERGI MAKANAN PERBEDAAN
Alergi
Intoleransi
Reaksi imun.
Reaksi non imun
Onset segera
Onset tertunda (jam-hari)
Terpicu cukup dengan sedikit makanan
Perlu makan lebih banyak untuk memicu
Faktor risiko: riwayat alergi / atopi
Faktor risiko: IBS
Gejala non GI: urtikaria, angioedema
Gejala hanya di GI
Bila tes IgE (+) → penegakan diagnosis alergi
IgE (-)
Uji provokasi: berikan makanan, ada reaksi = intoleransi / alergi KONTRAINDIKASI: pasien dengan risiko anafilaksis
Hindari penyebab
Simptomatik GI: antidiare, antispasmodik, dkk
Antihistamin bila alergi
Bila anafilaksis: epinefrin 0.3-0.5 mL IM (sesuai algoritma syok anafilaksis)
1. Waserman S, Watson W. Food allergy. Allergy, Asthma Clin Immunol [Internet]. 2011 Dec 10 [cited 2021 Jun 26];7(S1):S7. Available from: https://aacijournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/1710-1492-7-S1-S7
SKDI 4
Soal No. 3 Seorang anak laki-laki 3 tahun datang dengan keluhan diare. Diare dikatakan sering muncul bila anak minum susu. Temuan yang mendukung diagnosis intoleransi laktosa adalah... A. BAB encer dan berbau busuk B. BAB encer dan berbau asam C. BAB padat dengan bercak darah D. BAB encer dengan pH > 7 E. Temuan epitel usus pada mikroskopi tinja
DIARE & GASTROENTERITIS
SKDI 4
Diare: konsistensi cair / lembek, frekuensi >3x dalam 24 jam. Dapat disebabkan oleh gastroenteritis (peradangan mukosa usus dan lambung).
Mikroba penyebab GE
Diare Berdasarkan Mekanisme Osmotik
Bakteri
Sekretorik Sekresi aktif elektrolit ke lumen (cth: toksin kolera)
- Shigella → disentri bakterial (diare berdarah)
Kekurangan enzim → malabsorpsi (cth: rotavirus merusak brush border)
- E. coli, Salmonella (demam tifoid)
Bau cenderung asam
Bau tidak kearah asam
- Vibrio cholera → kolera (khas: ricewater stool)
- Campylobacter → waspadai GBS! Virus: rotavirus, adenovirus, norovirus
Diare Berdasarkan awitan:
Parasit - Entamoeba histolitica → disentri amuba - Giardia lamblia → giardiasis
• Akut: BB 3-10 kg: 200 cc/kgBB/hari > BB 10-15 kg: 175 cc/kgBB/hari > BB > 15kg: 135 cc/kgBB/hari Plan C: Dehidrasi berat 6bulan Small frequent feeding Antimikroba bila perlu Edukasi: tanda dehidrasi, pencegahan diare, cara rehidrasi
DIARE & GASTROENTERITIS
SKDI 4
Rehidrasi dewasa - Tidak dehidrasi: 103/100 x BB x 30-40 mL/24 jam - Ringan-sedang: 109/100 x BB x 30-40 mL/24 jam - Berat: 112/100 x BB x 30-40 mL/24 jam Asupan nutrisi: hindari susu, kopi, alkohol. Disarankan: makanan mudah dicerna Loperamide: loading 4 mg pertama diare, 2 mg prn diare setelahnya. Tidak boleh melebihi 16 mg/hari Hioscin butylbromide: 2-3x20 mg Atapulgit 2-12 tablet sehari
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung
DIARE & GASTROENTERITIS Diagnosis penunjang Elektrolit → mencari imbalance, terutama pada dehidrasi DPL → anemia, tanda infeksi Fungsi ginjal → dehidrasi berat dapat menyebabkan AKI Mikroskopi feses: hanya bila curiga infeksi
Entamoeba histolytica
Global Water Pathogen Project
Giardia lamblia
SKDI 4
DIARE & GASTROENTERITIS
SKDI 4
Curiga infeksi: demam, BAB berdarah dengan lendir Antimikroba Ciprofloxacin 2x500 selama 5-7 hari Cotrimoxazole 2x960 selama 5-7 hari Giardiasis: metronidazole 3x500 selama 7 hari
Kim YJ, Park KH, Park DA, Park J, Bang BW, Lee SS, et al. Guideline for the antibiotic use in acute gastroenteritis. Infect Chemother. 2019;51(2):217–43.
DIARE & GASTROENTERITIS Sebaiknya tata laksana antibiotik dari PPK IPD yang berlaku di Indonesia
Kim YJ, Park KH, Park DA, Park J, Bang BW, Lee SS, et al. Guideline for the antibiotic use in acute gastroenteritis. Infect Chemother. 2019;51(2):217–43.
SKDI 4
Soal No. 4 Anak 5 tahun dengan berat 25 kg datang ke puskesmas karena diare 3 hari. Saat datang, anak tampak rewel, turgor mulai menurun, dan mata tampak sedikit cekung. Tekanan darah 110/90 mmHg, nadi 75x/menit. Anak masih bisa minum dengan lancar. Diagnosis yang dialami pasien ini adalah... A. Diare akut tanpa dehidrasi B. Diare akut dehidrasi ringan sedang C. Diare akut dehidrasi berat D. Disentri E. Syok hipovolemik
SKDI 4
KERACUNAN MAKANAN Mikroba
Awitan gejala
Durasi
Manifestasi
SKDI 4 Makanan penyebab
Campylobacter jejuni
2-5 hari
2-10 hari
Nyeri abdomen, emesis, diare (kadang berdarah). Waspada GBS dalam 2 minggu setelahnya
Unggas mentah, air tercemar, susu unpasteurized
Bacillus cereus
10-16 jam
24-48 jam
Mual, nyeri abdomen, diare encer
Nasi goreng
Eschericia coli
1-3 hari
3-7 hari
Diare encer, emesis, nyeri abdomen
Kontaminasi partikel feses manusia (di air / makanan)
Clostridium botulinum
12-72 jam
tak tentu
Paresis, disfagia, gangguan penglihatan, emesis, diare. Paresis otot nafas dapat mematikan
Makanan kaleng tercemar, ikan fermentasi
Clostridium perfringens 8-16 jam
24 jam (tipikal)
Nyeri abdomen berat, diare encer.
Kacang, sapi, unggas
Staphylococcus aureus
1-6 jam
24-48 jam
Demam, diare, nyeri abdomen, nausea dan Susu dan daging terkontaminasi emesis berat
Salmonella sp.
6-48 jam
4-7 hari
Demam tifoid, nyeri abdomen, diare, emesis
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed.
Daging mentah, makanan terkontaminasi (hygiene buruk), telur, susu unpasteurized
KERACUNAN MAKANAN Penunjang
Tatalaksana
DPL
1. Stabilisasi ABC + cairan cukup
Elektrolit → terutama bila diare / muntah berat
2. Simptomatik: antidiare, antimuntah, antispasmodik
Mikroskopi / kultur feses
3. Ciprofloxacin 2x500 5 hari, ganti sesuai etiologi bila diketahui 4. Edukasi: kebersihan, memasak sampai matang, - Kebersihan: cuci tangan, alat masak - Masak makanan hingga matang, simpan di kulkas, panaskan >85 derajat sebelum dimakan. Konsumsi segera - Periksa expiry date di kemasan
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed.
SKDI 4
GIGITAN ULAR BERBISA Manifestasi Lokal (situs gigitan): - Edema, bullae, vesikel, ekimosis - Munculnya area nekrotik - Nyeri lokal Gejala sistemik - Paresis → bila bisa mengandung neurotoksin - Hiperkalemia dan AKI → hasil pemecahan otot karena kandungan miotoksin - Trombositopenia dan bleeding → bisa hemostatik - Hipotensi hingga syok → kardiotoksin
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed.
Bila tidak ditangani segera: Gangguan ginjal Perburukan defisit neurologis
SKDI 3B
GIGITAN ULAR BERBISA
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed.
SKDI 3B
GIGITAN ULAR BERBISA Lab DPL Profil koagulasi - 20 min whole blood clotting test: Amati apakah 2cc darah vena membeku setelah 20 menit di wadah kaca. Tidak membeku → venom-induced consumptive coagulopathy - D-dimer dan fibrinogen Organ-organ penting: fungsi ginjal (Ur/Cr), fungsi hepar (ALT AST) Elektrolit darah
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed.
Penatalaksanaan Cegah penyebaran limfatik → balut di proksimal ekstremitas yang tergigit (pressure bandage immobilization) Penanganan nyeri: parasetamol atau opioid, sesuai derajat nyeri Pencegahan infeksi: ceftriakson, ciprofloxacin, vaksin tetanus Serum Anti Bisa Ular: 10cc larutkan dalam NaCl 0.9% hingga konsentrasi 2%, drip IV 40-80 tetes/menit
SKDI 3B
KERACUNAN INSEKTISIDA (ORGANOFOSFAT) Ingesti / inhalasi, percobaan bunuh diri! RED FLAG! Penurunan kesadaran Kelemahan menyeluruh Konvulsi Respiratory distress Inkontinensia EKG: sinus bradikardia dengan prolongasi PR GEJALA: SLUD S: SALIVASI L: LAKRIMASI U: URINASI D: DIARE https://nl.pinterest.com/pin/753438212634986223/
SKDI 3B
KERACUNAN INSEKTISIDA (ORGANOFOSFAT)
SKDI 3B
Tatalaksana 1. Singkirkan sumber → lepas pakaian / benda apapun yang terpapar (dekontaminasi) 2. Stabilisasi ABC: airway clear, beri O2 3. Atropin (dosis awal 1-3 mg IV, setiap 5 menit, gandakan dosis bila belum membaik) 4. Pralidoxime (2-PAM) 1-2 g IV selama 15-30 menit 5. Bila kejang: diazepam 10mg IV
1. Hulse EJ, Haslam JD, Emmett SR, Woolley T. Organophosphorus nerve agent poisoning: managing the poisoned patient. Br J Anaesth [Internet]. 2019 Oct 1 [cited 2021 Jun 27];123(4):457–63. Available from: http://www.bjanaesthesia.org.uk/article/S0007091219304015/fulltext
BOTULISME
SKDI 3B
Ingesti toksin Clostridium botulinum
Gejala / tanda Defisit neurologis - Paresis n. VII - Disartria - Diplopia - Paresis (ekstremitas atas lebih melemah) → dapat berujung henti napas! Takikardia Disfagia
Tatalaksana 1. Stabilisasi ABC terutama airway 2. Antitoksin botulinum - > 1 tahun: equine serum heptavalent - < 1 tahun: human derived IG 3. Memicu defekasi toksin dengan enema / cathartics (terutama bila bising usus naik) 4. PPI dan sukralfat
Nausea & emesis
Sumber: madu / sirup (pada bayi), makanan kaleng, luka → tanya riwayat konsumsi
1. Gaware VM, Kotade KB, Dolas RT, Dhamak KB, Somawanshi SB, Nikam VK. Botulism Foodborne Disease: A Review. J Chem Pharm Res [Internet]. 2011 Jan 31 [cited 2021 Jun 27];3(1):84–92. Available from: https:// www.jocpr.com/abstract/botulism-foodborne-disease-a-review-515.html
Soal No. 5 Seorang pasien perempuan 25 tahun datang ke IGD dengan mulut berbusa dan muntah-muntah. Keluarga yang mengantar mengatakan pasien menenggak obat nyamuk 30 menit sebelumnya. Napas pasien 26x/menit, saturasi perifer 92%. Obat yang dapat diberikan adalah... A. Atropin 2 mg IM B. Atropin 6 mg IM C. Atropin 2 mg IV D. Atropin 6 mg IV E. Atropin 2 mg oral
HEPAR Ikterus Neonatorum
Atresia Bilier
Kista Duktus Koledokus
Abses Hepar
Fatty Liver Disease
Tumor Hepar
Hepatitis A, B, C
Sirosis Hepar
Gagal Hepar
IKTERUS NEONATORUM Bilirubin indirek / unconjugated
Bilirubin direk / conjugated
Tidak larut air
Larut air, dieksresikan ke sal. cerna
Toksik bagi otak → kern icterus
Tidak toksik bagi otak Memicu pruritus lewat akumulasi di kulit
1. Tsai MT, Tarng DC. Beyond a measure of liver function—bilirubin acts as a potential cardiovascular protector in chronic kidney disease patients. Int J Mol Sci. 2019 Jan 1;20(1).
SKDI 2
IKTERUS NEONATORUM
SKDI 2
WASPADA IKTERUS PATOLOGIS! Sebab adanya ikterus neonatorum fisiologis Produksi bilirubin berlebih - Pendeknya umur eritrosit, turnover lebih cepat Berkurangnya eksresi bilirubin
Terlalu dini: onset 0.5mg/jam - Bilirubin indirek: > 12 mg/dl (term) atau >15 mg/dl (preterm)
- Sirkulasi enterohepatik meningkat → banyak yang kembali
- Bilirubin direk: > 20% atau >⅕ mg/dl
- Penurunan konjugasi
- Kramer stage 5 Terlalu lama: bertahan >14 hari (term) atau >21 hari (pretrerm) Tanda penyakit lain
1. Porter ML, Dennis BL. Hyperbilirubinemia in the Term Newborn. Am Fam Physicians [Internet]. 2002 Feb 15 [cited 2021 Jun 27];15(4):599. Available from: www.aafp.org/afpAMERICANFAMILYPHYSICIAN599
IKTERUS NEONATORUM
1. Porter ML, Dennis BL. Hyperbilirubinemia in the Term Newborn. Am Fam Physicians [Internet]. 2002 Feb 15 [cited 2021 Jun 27];15(4):599. Available from: www.aafp.org/afpAMERICANFAMILYPHYSICIAN599 2. Karthikeyan G, Geethanjali M, Monish GK. PROLONGED JAUNDICE IN AN APPARENTLY HEALTHY BABY: A REVIEW. Indian J Child Health. 2017 Sep 25;04(03):285–8.
SKDI 2
IKTERUS NEONATORUM
https://twitter.com/ghayda_basfar/status/1067090023298842625
SKDI 2
IKTERUS NEONATORUM
1. Zakaria Z, Abd Jalil J, Sarkawi S, Balkhis I, Abd Rahim MA, Mustafa N, et al. Jaundice assessement of newborn baby: A short review on Kramel’s Rule and magnetic induction spectroscopy. J Teknol. 2015;73(6):103–6.
SKDI 2
IKTERUS NEONATORUM
SKDI 2
Fototerapi Hari ke
Tanpa risk factor mikromol/L
1
mg/dL
Dengan risk factor mikromol/L
mg/dL
Bila terlihat kuning
2
260
15
220
13
3
310
18
270
16
4, dst
340
20
290
17
1. Hyperbilirubinemia S on. Management of hyperbilirubinemia in the newborn infant 35 or more weeks of gestation. Pediatrics [Internet]. 2004 Jul 1 [cited 2021 Jun 27];114(1):297–316. Available from: www.aap.org/family/jaundicefaq.
IKTERUS NEONATORUM
SKDI 2
Transfusi tukar Hari ke
Tanpa risk factor
Dengan risk factor
mikromol/L
mg/dL
mikromol/L
mg/dL
1
260
15
220
13
2
425
25
260
15
3
510
30
340
20
4, dst
510
30
340
20
1. Hyperbilirubinemia S on. Management of hyperbilirubinemia in the newborn infant 35 or more weeks of gestation. Pediatrics [Internet]. 2004 Jul 1 [cited 2021 Jun 27];114(1):297–316. Available from: www.aap.org/family/jaundicefaq.
IKTERUS NEONATORUM
SKDI 2
Breastfeeding vs breastmilk jaundice Waktu
Manifestasi
Patofisiologi
Breastfeeding (failure) jaundice
Minggu 1
- Tanda dehidrasi Dehidrasi menurunkan - Riwayat pemberian ASI ekskresi bilirubin yang kurang baik
Breastmilk jaundice
Awitan hari ke 3-5, lanjut hingga minggu 2
- Tidak dehidrasi - ASI baik
2. Karthikeyan G, Geethanjali M, Monish GK. PROLONGED JAUNDICE IN AN APPARENTLY HEALTHY BABY: A REVIEW. Indian J Child Health. 2017 Sep 25;04(03):285–
Metabolisme beta glukoronidase dari ASI
ATRESIA BILIER
SKDI 2 Lab dan radiologi - Hiperbilirubinemia direk (direk >1mg/ dL) - Marker hepar: AST ALT GGT - USG: triangular cord sign, gallbladder tidak nampak - Biopsi: cek sirosis
Bayi 2 minggu masih kuning, BAB dempul → curiga atresia bilier! Tanda dan gejala lain: - Malnutrisi - Hepatosplenomegali dan ascites
1. Ghazy RM, Adawy NM, Khedr MA, Tahoun MM. Biliary atresia recent insight. Egypt Pediatr Assoc Gaz. 2018 Mar 1;66(1):1–8. 2. https://www.ultrasoundchikitsa.com/traingular_cord.php
Tatalaksana: - Prosedur Kasai sebelum 2 bulan
Telat rujuk = SIROSIS à BUTUH TRANSPLANTASI HATI
Soal No. 6 Bayi laki laki usia 10 hari dibawa oleh ibunya ke dokter karena keluhan kuning dan lemas. Ibu juga mengeluhkan bayi malas menyusu sejak 2 hari ini. Bayi lahir normal pervaginam, spontan, berat lahir 2300 gram, pada usia kehamilan 30 minggu. Bayi memiliki riwayat mendapatkan terapi sinar selama 3 hari, namun orang tua pasien memutuskan untuk pulang paksa. Pada pemeriksaan fisik bayi tampak lemas, hipotonik, tampak ikterik dari kepala hingga telapak kaki. Hasil lab bilirubin total 21 mg/dL, bilirubin indirek 18 mg/dL. Diagnosis pasien ini adalah? A. Sepsis neonatorum awitan lambat B. Atresia bilier C. Kernicterus D. Hemolytic disease of the newborn E. Koagulasi intravaskular diseminata
ABSES HEPAR Mikroba
SKDI 3A Manifestasi
Polimikroba (E. coli, Klebsiella pneumoniae, dlli) → abses piogenik
Demam, nausea, emesis
Entamoeba histolytica → abses amuba
Anoreksia
Candida sp. → abses fungal
Ludwig’s sign: nyeri tekan di kuadran kanan atas
Hepatomegali dan ikterus
Massa tidak selalu teraba
Komplikasi Bila ruptur → penyebaran → empyema paru, perikarditis, sepsis
Kapita Selekta Kedokteran. 5th ed.
ABSES HEPAR Diagnosis DPL: gambaran infeksi bakterial akut (leukositosis dengan shift to the left), anemia normositik normokrom AST ALT naik, albumin turun, ALP naik
SKDI 3A Tatalaksana Drainase Bed rest disertai pola makan tinggi protein dan karbohidrat Antimikroba sesuai etiologi
Mikrobiologi: aspirasi abses untuk kultur / serologi / mikroskopi
- Ceftriakson 2x1-2 g + metronidazole 3x500 selama 2-4 minggu → abses piogenik
Radiologi: USG lebih umum dilakukan
- Metronidazole 3x750 5-10 hari → abses amuba - Flukonazol 6mg/kgBB/hari selama 2-4 minggu → abses fungal
https://radiopaedia.org/articles/amoebic-hepatic-abscess
FATTY LIVER DISEASE 5-10% adiposit dari keseluruhan hepatosit
Gejala dan tanda Adiposit masih sedikit = fungsi hepar baik → asimptomatik Gejala awal: nausea, anoreksia, malaise, rasa lemas Bila fungsi hati sudah berkurang: ikterus, hepatosplenomegali, edema dan asites
SKDI 3A
FATTY LIVER DISEASE Penunjang AST ALT naik 2-5 kali, Rasio AST/ALT: - AFLD: >2 - NAFLD prinsipnya suportif Bed rest + hidrasi dan nutrisi cukup
IgM: fase akut IgG: setelah sembuh
+ Peningkatan ALT AST bilirubin ALP
Demam: parasetamol 3x500, ibuprofen 2x400 Mual muntah: domperidone 3x10, omeprazole 1x20 Edukasi:
Hepatitis E: mirip dengan hepatitis A
- Kebersihan: cuci tangan, makan di tempat bersih - Vaksinasi untuk yang berisiko
https://www.biomerieux-diagnostics.com/vidasr-hepatitis-panel-0
HEPATITIS B Transmisi Darah (jarum suntik, dll)
Manifestasi fase akut (bila simptomatik, kebanyakan asimptomatik
Seksual
Prodromal: nausea, emesis, malaise, nyeri perut, demam
Vertikal (ibu → anak) → rentan menjadi kronik
Ikterik: muncul kuning dan hepatosplenomegali
Selain transmisi vertikal, 95% self resolve
Konvalesen:semua gejala berkurang, sedikit hepatomegali dan AST ALT naik
SERING KELUAR DI UKMPPD
Komplikasi bila kronis • Sirosis • Karsinoma • Liver failure
Bisa koinfeksi dengan hepatitis D (hepatitis D hanya menginfeksi pasien dengan hepatitis B)
Kapita Selekta Kedokteran. 5th ed.
SKDI 3A
HEPATITIS B
Bila sembuh: muncul anti-HBs
https://www.biomerieux-diagnostics.com/vidasr-hepatitis-panel-0 https://twitter.com/edgarvlermamd/status/883894288874131459
SKDI 3A
HEPATITIS B Penunjang selain serologi AST ALT bilirubin ALP USG dan marker AFP: penapisan karsinoma FibroScan: memeriksa sirosis secara noninvasif Biopsi
SKDI 3A Medikamentosa
Akut → hanya suportif / simptomatik - Parasetamol / ibuprofen bila demam - Domperidone bila muntah Fulminan: lamivudine 1x100-150 selama 3 bulan Kronik → antiviral, rujuk IPD - Tenofovir 1x300 mg - Lamivudine 1x100 mg - Peg-IFN-2
Kapita Selekta Kedokteran. 5th ed.
HEPATITIS C
SKDI 2 Transmisi, manifestasi fase akut & komplikasi kronis mirip dengan HBV, namun prognosis berbeda → Hanya 20% yang self resolve, kebanyakan jadi kronis
Terapi: rujuk untuk DAA atau interferon
1. Sánchez-Ávila JF, Dehesa-Violante M, Méndez-Sánchez N, Bosques-Padilla F, Castillo-Barradas M, Castro-Narro G, et al. Mexican consensus on the diagnosis and management of hepatitis C infection. Ann Hepatol. 2015 Aug 13;14:S5–48.
Soal No. 8 Seorang pasien 65 tahun datang dengan keluhan perut yang membuncit. Pada pemeriksaan, pasien tampak kuning. Pada pemeriksaan serologi, diketahui HBsAg, anti-HBc IgG, dan HBeAg diketahui positif. Saat ini, pasien sedang dalam fase penyakit... A. Hepatitis B akut B. Hepatitis B kronik C. Hepatitis B karier D. Pasca vaksinasi hepatitis B E. Hepatitis C akut
Soal No. 9 Seorang ibu datang membawa anaknya yang berusia 12 tahun karena demam, mual muntah, dan tampak kuning sejak 2 hari lalu. Anak mengaku temannya yang suka makan di kantin yang sama dengan dia juga sakit serupa. Pada pemeriksaan TTV ditemukan nadi 98x/menit, suhu 37,9oC. Sklera kedua mata tampak ikterik dan ada nyeri tekan di kuadran kanan atas abdomen. Mode transmisi agen etiologis pada penyakit ini adalah… A. Droplet B. Fecal – oral C. Airborne D. Seksual E. Vertikal
SIROSIS HEPAR
SERING KELUAR DI UKMPPD
Jaringan hepar terganti oleh fibrosis → fungsi hepar makin menurun + hipertensi porta. Hasil akhir dari kerusakan hepar kronik apapun Pasien sering datang dengan keluhan hematemesis melena akibat pecah varises esofagus Penegakan diagnosis • FibroScan • Biopsi hepar (lebih invasif) Komplikasi: • Ascites dapat menyebabkan spontaneous bacterial peritonitis • Komplikasi neurologis: ensefalopati hepatikum • Asterixis (flapping tremor) • Penurunan kesadaran
https://www.otsuka.co.jp/en/health-and-illness/liver-cirrhosis-nutritional-therapy/early-detection/
SKDI 2
SIROSIS HEPAR
SKDI 2
Child-Pugh score
Tatalaksana Pencegahan ensefalopati hepatikum → mencegah penumpukan amonia oleh bakteri usus - Laktulosa 3x30 cc - Restriksi protein 0.8/kgBB/hari - Neomisin / rifaximin Cegah PVO: propanolol 3x10 Bila muncul ascites - Spironolakton 100mg/hari atau furosemid 40mg/hari - Drainase dengan paracentesis 5-6: Child Pugh A (paling ringan)
- Restriksi natrium 1.5 Gangguan neurologis → ensefalopati hepatikum Tidak ada gangguan hepar kronis (sirosis, etc.) Gejala / tanda Nyeri perut kanan atas Anorexia Gatal Ikterus Neurologi: EH, Cushing’s triad
https://www.google.com/url? sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.slideshare.net%2FVijayYadav97%2Facute-liverfailure-79392543&psig=AOvVaw0wSo1KMm1q5rKG6izCWZfg&ust=1624967628449000&source= images&cd=vfe&ved=0CAsQjhxqFwoTCMjtp6aiuvECFQAAAAAdAAAAABAO
GAGAL HEPAR Penunjang ALT AST bilirubin naik Trombositopenia INR > 1.5 Dapat dilakukan CT scan
SKDI 2 Tatalaksana
Bila disebabkan toksisitas paracetamol (sebab paling sering) → N-acetylsistein Etiologi lain: berdasar etiologi (Hep B maka berikan antivirus, dsb) Mengurangi amonia: restriksi protein 0.8-1g/kgBB/hari PPI untuk pencegahan ulkus Bila kerusakan sudah ireversibel → transplantasi
Kapita Selekta Kedokteran. 5th ed.
Soal No. 10 Seorang pasien pria 60 tahun dibawa ke IGD karena 3 jam lalu pasien muntah darah. Diketahui saat BAB feses juga berwarna hitam. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan perut yang membuncit. Shifting dullness positif. Ascites pada pasien ini terjadi melalui mekanisme utama berupa… A. Eksudasi B. Inflamasi C. Transudasi D. Filtrasi E. Reabsorpsi
KANTUNG EMPEDU DAN PANKREAS
Kole(doko)lithiasis
Kolesistitis dan Kolangitis
Cholangiocarcinoma
Pankreatitis
Kanker Pankreas
KOLE(DOKO)LITIASIS
SERING KELUAR DI UKMPPD
SKDI 2
Kolelitiasis: batu di kantong Koledokolitiasis: batu di saluran → obstruksi → ikterus
Manifestasi
Risk → 4F
Saat tidak obstruksi (di kantong)
• Female • Forty → usia
• Fat → lemak banyak =
kolestrol banyak = bahan pembentuk batu
• Fertile → usia reproduksi, penggunaan kontrasepsi hormonal
Kerusakan kronik meningkatkan risiko keganasan
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15265-gallbladderswelling--inflammation-cholecystitis
- Asimptomatik (paling sering) - Kolesistitis (salah satu komplikasi) Saat obstruksi (di saluran) - Nyeri kolik bilier: hilang timbul, disertai mual muntah, dari RUQ / epigastrium menjalar ke interscapula - Kuning - Obstruksi merusak pankreas → pankreatitis - Inflamasi → kolangitis akut
KOLE(DOKO)LITIASIS
SKDI 2 Obstruksi → overdistensi → hidrops kandung empedu
Tatalaksana Asam urseodeoxycholate 10-15mg/kgBB/hari Pembedahan: kolesistektomi, ERCP Gaya hidup: kurangi lemak
Dapat teraba massa. Perlu pembedahan
https://www.eurorad.org/case/13184 https://radiopaedia.org/articles/choledocholithiasis
KOLESISTITIS & KOLANGITIS Peradangan pada kantung (kolesistitis) atau saluran (kolangitis) empedu Faktor risiko mirip batu empedu Kolesistitis
Kolangitis
Kolelitiasis
Koledokolitiasis
Murphy’s sign
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Kolik bilier
Kadang ada
Kadang ada
Ada
Ada
Kuning
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Ada
Demam
Ada
Tinggi
Tidak ada
Tidak ada
SERING KELUAR DI UKMPPD https://nl.pinterest.com/pin/42150946497708039/
SKDI 3B
KOLESISTITIS & KOLANGITIS Penunjang DPL: leukositosis dengan shift to the left AST ALT naik USG: mencari batu CT bila curiga abses / karsinoma
Penatalaksanaan Antibiotik yang digunakan - Golongan beta-lactam: amox IV 500mg/8 jam, ampicillin IV 500mg/ 6jam - Ceftriakson 2x1, cefotaxime IV 3x1 gr - Metronidazol 3x500 Obat simptomatik lain: parasetamol, domperidone, dll Kolesistektomi bila muncul komplikasi: nekrosis / perforasi gallbladder, kolesistitis emfisematosa
Kapita Selekta Kedokteran. 5th ed.
SKDI 3B
Soal No. 11 Ny. O, 50 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut pada perut bagian kanan atas sejak 3 hari yang lalu, memberat sejak kemarin. Nyeri dikatakan menjalar ke bahu kanan. Pasien juga merasakan mual, muntah, dan meriang. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 140/80 mmHg, frekuensi nadi 86 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu 38 C. Pada pemeriksaan fisik ditemukan berat badan 86 kg, tinggi badan 161 cm. Pada pemeriksaan abdomen, dokter melakukan palpasi di regio kanan atas dan menyuruh pasien menarik napas dalam. Pasien merasa sangat nyeri dan napas pasien seketika berhenti. Apakah diagnosis yang tepat? A. Kolangitis akut B. Kolesistitis akut C. Kolelithiasis D. Koledokolitiasis E. Pankreatitis akut
PANKREATITIS
SKDI 3B
Inflamasi pankreas → kerusakan jaringan + keluarnya enzim2 proteolitik pankreas → kerusakan jaringan lebih luas Penyebab • Minum alkohol • Infeksi • Obstruksi saluran / ampulla vater → komplikasi koledokolitiasis • Iatrogenik: pasca ERCP, pembedahan lain • Efek samping obat: azathioprine, dll • Trauma
Grey Turner
Manifestasi • Nyeri ulu hati / RUQ, radiasi ke punggung • Nausea, emesis, demam • Red flag! Perdarahan abdominal → Grey Turner dan Cullen sign
1. Fan Z, Zhang Y. Grey Turner’s and Cullen’s signs induced by spontaneous hemorrhage of the abdominal wall after coughing. Ann Surg Treat Res. 2017 Aug 1;93(2):115–7.
Cullen’s sign
PANKREATITIS
SKDI 3B
Penunjang lain: - Radiologi: CT scan / USG
Tatalaksana Stabilisasi ABC → IV fluid kristaloid 5-10ml/kgBB Antinyeri kuat: NSAID hingga opioid Restriksi lemak 25mL/jam, tinggi protein 1. Ferreira A de F, Bartelega JA, Urbano HC de A, de Souza IKF. Acute pancreatitis gravity predictive factors: which and when to use them? Arq Bras Cir Dig. 2015 Jul 1;28(3):207–11. https://epomedicine.com/medical-students/amylase-and-lipase-in-acute-pancreatitis/
RUJUK untuk tindakan: ERCP atau kolesistektomi sesuai etiologi
CHOLANGIOCARCINOMA Jenis sel: epitel bilier → menjadi adenokarsinoma → obstruksi → baru timbul gejala Lokasi: saluran bilier (intra / ekstrahepatik) Biomarker: CEA, CA 19-9
Risk factor Gangguan kronis pada hati / sistem bilier: - Kista ductus choledocus - Sirosis
Gejala tanda Tanda kolestasis akibat obstruksi - Gatal - BAB dempul - Urin warna air teh
Infeksi Hep C
Gejala paraneoplastik: turun BB
Risiko iatrogenik: drainase bilier enterik
Tatalaksana: rujuk 1. Rothe K, Rasch S, Wantia N, Poszler A, Ulrich J, Schlag C, et al. Aspergillus fumigatus cholangitis in a patient with cholangiocarcinoma: case report and review of the literature. Infection. 2021 Feb 1;49(1): 159–64.
SKDI 2
KANKER PANKREAS
SKDI 2 Gejala tanda
Paraneoplastik: anorexia, malaise, BB turun Bila obstruksi duktus bilier: ikterus Sifat nyeri perut: radiasi ke punggung, naik bila makan Tahap lanjut: gangguan hati, limfadenopati (Virchow node, Sister Mary Joseph node)
Biomarker: CA 19-9, CEA Lab lain: ALP
Tatalaksana: rujuk untuk diagnosis radiologi, pembedahan
Sister Mary Joseph https://columbiasurgery.org/conditions-and-treatments/pancreatic-cancer https://actagastro.org/sister-mary-josephs-nodule-from-the-history-to-theimages-a-case-based-literature-review/
Soal No. 12 Seorang pria 40 tahun datang dengan mual muntah dan nyeri perut yang berat 4 jam SMRS. Nyeri perut dirasa di ulu hati dan menjalar hingga ke punggung. Malam sebelumnya, pasien diketahui menenggak 2 botol vodka hingga habis karena stres. Pada pemeriksaan fisik, temuan yang akan menjadi red flag adalah... A. Murphy’s sign B. Cullen’s sign C. McBurney’s sign D. Psoas sign E. Obturator sign
KOLON Divertikulosis dan Divertikulitis
Inflammatory Bowel Disease
Inflammatory Bowel Syndrome
Proktitis
Tumor Kolon
GIST
DIVERTIKULOSIS / DIVERTIKULITIS
SKDI 3A
Herniasi multiple dari seluruh (true) atau mukosa + submukosa (false) dinding usus Bila terobstruksi → inflamasi → divertikulitis
Manifestasi divertikulitis • Nyeri abdomen kiri bawah • Demam, anoreksia • Bila sudah ada peritonitis: defans muskular • Konstipasi • Bila perforasi dan komplikasi: abses, striktur, fistula → indikasi bedah! Talaks nonbedah - Metronidazole + cefotaxime / ceftriaxone 7-10 hari - Nutrisi parenteral agar bisa bowel rest
CT gold standard, namun bisa BNO untuk cari pneumoperitoneum dulu
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE
Nyeri kolik lebih dominan daripada diare berdarah
Pemicu: Autoimun, genetik, infeksi RUJUK IPD untuk diagnosis (radiologi dan endoskopi) dan tatalaksana (imunomodulator) 1. Hoter A, Naim HY. The functions and therapeutic potential of heat shock proteins in inflammatory bowel disease—an update. Int J Mol Sci [Internet]. 2019 Nov 1 [cited 2021 Jun 29];20(21):5331. Available from: www.mdpi.com/journal/ijms
Diare berdarah lebih dominan daripada nyeri kolik
SKDI 1
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE Kolonoskopi
Radiologi (barium)
Crohn’s
Cobblestoning
String sign
Ulcerative colitis
Pseudopolyp https://www.ibdrelief.com/learn/diagnosis/tests/endoscopy-tests-for-ibd/colonoscopy-for-ibd
Lead pipe
SKDI 1
IRRITABLE BOWEL SYNDROME
SKDI 3A
Tidak ada kelainan anatomis, hanya fungsional
Gejala lain: tenesmus, nausea, emesis, dispepsia, sendawa, flatus
https://emorymedicine.wordpress.com/2021/02/19/diagnostic-criteria-for-irritable-bowel-syndrome/ 1. Kim HJ, Cha RR, Kim HJ. Understanding the Rome IV: Irritable Bowel Syndrome and Functional Diarrhea. Korean J Med. 2017 Aug 1;92(4):366–71.
IRRITABLE BOWEL SYNDROME Penunjang → rule out sebab lain (IBS murni fungsional)
DPL Kolonoskopi Radiologi Pemeriksaan feses
Tatalaksana Simptomatik: - Loperamide 2-4mg prn diare, max 12 mg/hari → untuk diare - Laksatif untuk konstipasi Nutrisi: banyak serat, hindari kopi, kacang-kacangan, sorbitol Psikoterapi → ada komponen psikis dalam IBS
1. Kim HJ, Cha RR, Kim HJ. Understanding the Rome IV: Irritable Bowel Syndrome and Functional Diarrhea. Korean J Med. 2017 Aug 1;92(4):366–71.
SKDI 3A
Soal No. 13 Tn G, 19 tahun, datang ke dokter dengan keluhan nyeri perut sejak 4 bulan yang lalu. Nyeri perut dirasakan tidak jelas dan hilang timbul, disertai diare dan sembelit yang bergantian. Pasien merupakan seorang mahasiswa yang sedang membuat skripsi dengan tenggat waktu yang dekat. Pasien sering mengalami keluhan yang serupa menjelang ujian, dan menghilang saat ujian selesai. Keluhan BAB berdarah maupun berlendir disangkal. Pada pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal dan saat kolonoskopi tidak ditemukan kelainan. Apakah diagnosis pada kasus di atas? A. Dispepsia fungsional tipe sindrom nyeri epigastrik B. Dispepsia fungsional tipe sindrom distres postprandial C. Irritable bowel syndrome tipe campuran D. Irritable bowel syndrome tipe diare E. Irritable bowel syndrome tipe konstipasi
PROKTITIS Regio: • rectum - anus Etiologi • Infeksi (akibat seks anal) • Bakteri: gonorea, sifilis, C. trachomatis • Virus: HSV • Noninfeksi • Radiasi • Komplikasi IBD Gejala & tanda • • • • • • •
Nyeri perianal saat defekasi + perdarahan Tenesmus Feses berubah konsistensi Mukosa tampak kemerahan Nyeri saat colok dubur Ulkus (pada sifilis) Vesikel (pada HSV)
1. Struyve M, Meersseman W, Van Moerkercke W. Primary syphilitic proctitis : case report and literature review. Acta Gastro Enterol Belgica. 2018;81:430–2.
SKDI 3A
PROKTITIS
SKDI 3A HSV
C. trachomatis
Sifilis
Asiklovir 5x200 7 hari atau
Azithromycin Cefixime PO Benzatin1gr single dose 400 single dose benzilpenisilin atau atau IM 2.4 juta IU single dose atau
Asiklovir 3x400 7 hari atau
Doxycycline 2x100 7 hari
Valasiklovir 2x500 7 hari
+ kebersihan perianal + Sitz bath
Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2016
Gonorea
Ceftriaxone IM 250 mg single dose
Penisilin prokain IM 600.000 IU/hari, 10 hari
TUMOR KOLON
SKDI 2
Belum ganas: polip / adenoma Ganas: adenokarsinoma Risk factor • Laki - laki • Usia 60-70 • Riwayat keluarga • Daging merah • Diet rendah serat • Merokok • Riwayat IBD Gejala tanda • Darah merah segar pada feses (bedakan hematochezia dengan melena) • Konstipasi • Massa pada rectal touche • Nyeri abdomen (obstruksi sebagian) • Mual muntah + abdomen distensi + obstipasi (obstruksi penuh) Penunjang • FOBT: skrining • Kolonoskopi + biopsi RUJUK • bila curiga kanker untuk pemeriksaan + tatalaksana (bedah, kemo, radio, dll)
1. Knowlton CA, Mackay MK, Speer TW, Vera RB, Arthur DW, Wazer DE, et al. Cancer Colon. In: Encyclopedia of Radiation Oncology [Internet]. Springer Berlin Heidelberg; 2013 [cited 2021 Jun 29]. p. 77–77. Available from: https:// www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470380/
BEDAH PEDIATRI
Intususepsi
Morbus Hirschprung
Stenosis Pilorik Hipertrofi
Malformasi Anorektal
Omphalocele dan Gastroschisis
Atresia GI (esofagus, duodenum, jejuno-ileum)
Malrotasi dan Volvulus
INTUSUSEPSI Definisi:
Gejala dan tanda:
• Pelipatan / invaginasi usus proksimal (intususeptum) ke usus distal (intususipien). Sering terjadi pada usia 6 bulan - 1tahun
• Nyeri kolik pada abdomen à anak menangis • Muntah-muntah • BAB berdarah disertai lendir → “Red Currant Jelly Stool”
SKDI 3B Pemeriksaan fisik: • Distensi Abdomen • Massa pada abdomen ”Hard-Saussage like”
USG
Bidang transversal: Bull’s eye/ Doughnut lesion Ciri khas dari Intususepsi (+)
Bidang longitudinal: Pseudokidney sign edema dinding intususeptum
INTUSUSEPSI
SKDI 3B
Tata Laksana First line : Reduksi (dengan fluoroskopi / USG) • Hydrostatic reduction dengan air atau cairan isotonik • Pneumoatic reduction • Lebih cepat, lebih aman → mengurangi waktu radiasi • Udara (bertekanan maksimal 110-120 mmHg pada infants) dimasukkan lewat rektum • Kontraindikasi: Perforasi usus (adanya udara bebas intraperitoneal) - Peritonitis - Hipotensi persisten – Distensi abdomen hebat (tekanan sangat besar, tidak dapat terdorong)
Laparoscopic
Second line: Jika reduksi non operatif gagal / dikontraindikasikan: • Laparoscopic • Open laparotomy Open Laparotomy
MORBUS HIRSCHPRUNG Definisi: • Kelainan kongenital berupa tidak adanya sel ganglionik pd plexus myentericus (Auerbach) dan plexus submucosal (Meissner) • 80% terjadi di rektum / kolon rectosigmoid Klinis: • Evakuasi mekonium terlambat (>24 jam) • Tanda obstruksi usus letak rendah (distensi abdomen, muntah hijau /billious) • Klinis khas : perut kodok Pemeriksaan penunjang • Barium enema • Foto polos abdomen • Full-thickness biopsy: Gold standard
SKDI 2
MORBUS HIRSCHPRUNG Tata Laksana à Rujuk Tatalaksana bedah sementara
Tatalaksana definitif
Kolostomi
Operasi
Tujuan : mencegah komplikasi karena kolon terlalu terdilatasi
Teknik operasi paling umum : Swenson, Duhamel, Soave
Skor 10 atau lebih = positif HAEC
SKDI 2
MALFORMASI ANOREKTAL Anamnesis: mekonium terlambat keluar (>24 jam) atau keluar dari uretra melalui fistula
Pemeriksaan fisik : • Anal opening atau anal pit, fistula, vestibula (pada perempuan) • Identifikasi anomali lain: VACTERL
24 jam pertama setelah kelahiran • Pemberian cairan IV: kristaloid (⅕ NaCl 0,9%) 300 ml / hari • Kebutuhan Na: 6-12 mEq • Kebutuhan K: 3-6 mEq • Antibiotik: cefotaxime 50 mg/kgBB, dibagi 2 dosis • Dekompresi dengan NGT • Rujuk untuk pembedahan: dilatasi / businasi, PSARP (postero sagittal anorectoplasty), kolostomi
SKDI 2
Pemeriksaan Penunjang Cross-table radiograph à apakah rektum sampai ke perineum
MALFORMASI ANOREKTAL
Rectourethrobulbar fistula
Cloacal anomaly: long common channel
Rectobladder neck fistula
Rectovestibular fistula Rectourethroprostatic fistula
Perineal fistula
SKDI 2
Cloacal anomaly: short common channel
ATRESIA ESOFAGUS Prenatal diagnosis: • polihidramnion + absent small stomach bubble
SKDI 2
Postnatal diagnosis: • Khas : 3C (Coughing, Choking, Cyanosis) + Regurgitasi setiap konsumsi cairan • Jika tidak ada fistula à abdomen tidak berisi udara sama sekali = gassless abdomen
Tipe C paling sering
Menggunakan 10-Fr catheter à Radiografi : curling
STENOSIS PILORIK HIPERTROFI
Terjadi pada bayi cukup bulan, usia 2-8 minggu
SKDI 2
Gejala Khas : muntah proyektil non billious, setelah makan • Jika berlangsung lama à dehidrasi, metabolik alkalosis, syok dan penurunan kesadaran
Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana
• USG (jika pilorus tidak teraba) • Tebal otot of ≥4 mm and panjang pilorus ≥16 mm
• • • •
Menunda pemberian makan Resusitasi cairan Perbaikan elektrolit Setelah stabil, dapat dilakukan pyloromyotomy laparoskopik
“Olive” Mass
Single bubble
ATRESIA DUODENUM DAN JEJUNOILEUMAtresia Duodenum Atresia Jejuno-Ileum Riwayat Polihidroamnion USG kehamilan
Riwayat Polihidroamnion USG kehamilan
Muntah Billious (sesudah ampulla)
Muntah Billious
Perut Kembung
Perut Kembung
Foto abdomen AP erect : double bubble sign
Foto abdomen AP erect : tripple bubble sign
SKDI 2
ATRESIA GI TRACT Atresia Esofagus Gejala khas
PF X-foto
Hipertofi Pilorus
Atresia duodenum
SKDI 2 Atresia jejunumilleum
• Coughing, Muntah proyektil non Billous vomiting choking, cyanosis billious + regurgitasi • Polihidramnion - Olive shaped mass Distensi abdomen
Billous vomiting
• Catheter curling • Gassless abdomen
Triple bubble
• Single bubble Double bubble • USG : Tebal otot of ≥4 mm and panjang pilorus ≥16 mm
Distensi abdomen
OMPHALOCELE & GASTROSCHISIS OMPHALOCELE
GASTROSKISIS
Organ terbungkus membran tipis
Organ tidak terbungkus membran
Usus ± liver
Usus saja
Umbilikus tidak terlihat
Umbilikus terlihat di sebelah kiri
Tidak perlu tatalaksana urgent
Perlu tatalaksana urgent
Seringkali ditemukan bersama anomali lain (50%)
Jarang ditemukan bersama anomali lain
Tatalaksana: ABC 1. Membungkus usus dengan kasa yang dibasahi normal saline hangat dan dibungkus plastik 2. Resusitasi cairan IV 3. Dekompresi usus dengan NGT 4. Menjaga suhu tubuh
SKDI 3A
MALROTASI DAN VOLVULUS Definisi:
Lokasi tersering
Klinis:
• Malrotasi: Kegagalan usus berotasi sesuai perkembangan embryologi • Volvulus: komplikasi dari malrotasi, yaitu terpuntirnya usus sehingga aliran darah terhenti dan terjadi obstruksi usus
• sigmoid (65%), caecum (25%), colon transversum
• Gejala obstruksi (billious emesis + nyeri perut + perut kembung + tidak dapat BAB) • Pada anak: malabsorbsi, gagal tumbuh,
SKDI 2
GAMBARAN Whirlpool sign Coffee bean sign Cork-screw appearance Beak appearance Whirlpool sign
Coffee bean sign
Cork-screw appearance
Beak appearance
SOAL NO. 14 Seorang bayi laki – laki usia 1 minggu dibawa ibunya ke IGD karena bayi semakin rewel disertai perut yang semakin kembung. Ibu pasien mengaku sudah 2 hari bayinya tidak BAB. Ibu pasien juga mengaku bahwa saat baru lahir, bayi baru BAB setelah 3 hari. Pada pemeriksaan colok dubur, BAB langsung menyemprot keluar. Patofisiologi dari diagnosis kerja pada pasien adalah? A. Tidak terbentuknya saluran anorektal B. Pelipatan jaringan usus proksimal ke dalam usus distal C. Aganglionik pleksus Meissner dan pleksus Auerbach D. Penyempitan jaringan pilorus akibat hipertrofi otot halus E. Terpuntirnya usus akibat malrotasi sehingga menyebabkan iskemia jaringan
SOAL NO. 15 Seorang anak laki-laki usia 6 bulan dibawa ke rumah sakit dengan keluhan BAB berlendir dan berdarah, anak juga tampak sangat rewel. Pada pemeriksaan teraba massa dengan nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas. Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan red currant jelly. Pemeriksaan USG ditemukan doughnut sign. Diagnosis yang tepat pada pasien ini? A. Intususepsi B. Atresia jejunum C. Hernia abdominal D. Hirschprung disease E. Ileus Obstruktif
SOAL NO. 16 Seorang bayi 2 hari dibawa ke IGD oleh ibunya dengan keluhan sesak. Keluhan disertai dengan muntah. Sesak dan muntah terjadi setiap kali diberi susu. Pasien banyak mengeluarkan air liur seperti busa. Tidak ada riwayat demam sebelumnya. Pada saat melahirkan, dikatakan ibu pasien memiliki air ketuban yang berlebihan. Pasien adalah anak pertama. Diagnosis yang tepat pasien diatas adalah... A. Atresia esofagus B. Atresia duodenum C. Hypoplasia paru D. Pneumonia E. Bronkiolitis
SOAL NO. 17 Bayi laki-laki usia 1 hari dibawa ke RS karena usus berada di luar perut sejak lahir. Pasien lahir di klinik bersalin saat usia 7 bulan secara spontan dengan BB lahir 2600 gram. Ketika lahir tampak usus pasien berada diluar perut yang terbungkus oleh selaput tipis dan bening. Diketahui ibu bayi adalah seorang perokok. Apa penatalaksanaan awal untuk kasus tersebut? A. Umbilikoplasti B. Antibiotik C. Kompres NaCl D. Skin flop E. Eksisi selaput
BEDAH DIGESTIF
Hernia
Obstruksi
Peritonitis dan Perforasi Usus
Akut Abdomen
Appendisitis Akut
Trauma Hepar, Lien, dan Hollow Viscous
Hemoroid
Hernia Umbilikalis Penyebab: kegagalan pada proses penutupan umbilikus Tatalaksana : dapat menutup sendiri tanpa operasi ~ 90% dalam 1 tahun
SKDI 3A
HERNIA INGUINALIS Me-Di Hernia Direk (HIM) Medial dari vasa epigastrika inferior (trigonum hasselbach)
Lat-In Hernia Indirek (HIL) Lateral dari vasa epigastrika inferior, melalui kanalis inguinalis
Sering terjadi pada dewasa, Paling sering terjadi pada faktor risiko : olahraga angkat anak-anak berat
SKDI 2 / 3B
Klasifikasi klinis Reponibilis: isi hernia keluar masuk Ireponibilis: isi hernia tidak dapat dikembalikan ke rongga asal Strangulata: isi hernia terjepit cincin hernia + ada gangguan vaskularisasi + nyeri hebat
“silk glove sign” penebalan peritoneum pada prosesus vaginalis paten
Pemeriksaan penunjang: USG
Tatalaksana: Laparoscopy
HERNIA FEMORALIS
- Terletak dibawah ligamentum inguinalis - Lokus minoris pada anulus dan canalis femoralis
TATALAKSANA - Non Bedah : atasi factor resiko, analgetik bila nyeri. - Bedah : - Hernioraphy, herniotomy, hernioplasty. - Reponibilis dan ireponibilis: non cito - Strangulata: Cito (emergensi)
SKDI 2 / 3B
HERNIA DIAFRAGMATIKA
SKDI 2
DEFINISI Keluarnya isi intraabdomen melalui lubang diafragma menuju ruang intratoraks (umumnya kongenital) KLASIFIKASI 1. Hernia diafragmatika posterolateral (Bochdalek) 2. Hernia diafragmatika anterior (Morgagni) 3. Hernia hiatal (sliding hernia): keluar dari lubang pada diafragma tempat esofagus menembus GEJALA & TANDA 1. Distress pernapasan 2. Sianosis 3. Gejala GERD (dominan pada kasus hernia hiatal) 4. Barrel chest 5. Perus scaphoid (cekung) 6. Penurunan suara napas sisi ipsilateral 7. Suara usus di regio toraks
Hiatal Hernia
TATALAKSANA Stabilisasi hemodinamik (ABC) dan rujuk ke dokter bedah untuk tindakan operatif
Hernia Bochdalek
Hernia Morgagni
OBSTRUKSI Definisi: • Terjadinya gangguan pasase usus
Obstruksi mekanik/dinamik à gangguan peristaltik usus akibat sumbatan yang terlihat nyata. • Penyebab: intralumen (fecal mass, benda asing), intramural (tumor), ekstralumen (tumor di luar usus yang menekan)
SKDI 2 Obstruksi fungsional/paralitik à gangguan peristaltik usus akibat gangguan neurotransmitter • Penyebab: obat diare, gangguan saraf, metabolik, infeksi, inflamasi, autoimun
OBSTRUKSI
SKDI 2
Pemeriksaan Penunjang Foto abdomen 3 posisi à supine, semierect,/erect, LLD
pneumoperitonium Dilatasi usus
perselubungan
Air fluid level
Penebalan dinding
Herringbone
multiple air- fluid levels
Stepladder
dilatasi
OBSTRUKSI Tata Laksana Pada bayi berikan O2
Pemberian cairan
Pemasangan NGT dan Kateter
Pemberian antibiotika à Cefotaxime 50 mg/kgBB (dibagi 2 kali pemberian) Pada obstruksi usus mekanik • bila tidak ada tanda starangulata à Konservatif • bila ada tanda strangulate à operatif
Pada Obstruksi usus Paralitik • tindakan sesuai penyebab paralitiknya
SKDI 2
AKUT ABDOMEN Definisi: merupakan suatu kegawatan abdomen (bedah dan non bedah), nyeri tiba-tiba, 24 jam
TATALAKSANA 24 Jam pertama menentukan prognosis pasien (Morbiditas dan Mortalitas Pasien) 1. Resusitasi 2. Dekompresi 3. Kateterisasi 4. Anti Nyeri 5. Antibiotik 6. Pemantauan 7. Konsul ke Ahli Bedah
TRAUMA HOLLOW VISCOUS Kerusakan dapat berupa perforasi, kontusio, terlepasnya usus dari mesenterium • Tanda peritonitis, illeus paralitik • Foto Polos Abdomen
Rigler sign
Cupola sign
Subdiafragmatic free air
Football sign
Pneumoperitoneum LLD position
PERITONITIS Definisi
Klasifikasi
Gejala
SKDI 3B
• Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum (lapisan serosa yang menutupi rongga abdomen dan organ-organ abdomen di dalamnya). • Akut, dan merupakan kasus bedah darurat. • Lokal vs umum a. Peritonitis Primer / Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP): sebab infeksinya bukan dari perforasi organ berongga intraabdomen, tapi berasal dari ekstraperitoneal yang menyebar secara hematogen/limfatik. Contoh: peritonitis TB, sirosis hepatis, sindrom nefrotik b. Peritonitis Sekunder: sebab infeksinya dari perforasi organ berongga intraabdomen. Contoh: appendisitis perforasi, perforasi gaster, perforasi kolon c. Peritonitis Tersier: peritonitis yang mengalami persistensi atau rekurensi 48 jam setelah penatalaksanaan adekuat pada peritonitis primer / sekunder. Contoh: pasien dengan CAPD, pasien immunocompromised Demam, mual muntah, nyeri perut, diare
PF Khas
• • • • • • •
Defans muskular Rigiditas abdomen: ‘perut seperti papan’ Bising usus melemah atau tidak terdengar Pekak hepar menghilang Hipertimpani Nyeri tekan dan nyeri lepas, distensi abdomen RT: nyeri segala arah, tonus sfingter ani menurun, ampula recti berisi udara
Tatalaksana
o o o o
ABC, resusitasi cairan Antipiretik Antibiotik Surgical source control, debridement
TRAUMA HEPAR Definisi: • Jejas trauma pada abdomen kuadran kanan atas
Gejala dan Tanda • Nyeri abdomen kuadran kanan atas à dapat radiasi ke bahu kanan • Mual muntah, dehidrasi, tanda syok hipovolemik • Tanda peritonitis
SKDI 3B
TRAUMA LIEN Definisi:
Tanda dan gejala:
• Trauma organ intraabdominal paling sering
• Jejas dan nyeri abdomen kuadran kiri atas • Nyeri tekan kuadran kiri atas / peritonitis umum • Kehr’s sign : nyeri alih ke bahu kiri dengan inspirasi dalam • Tanda hipovolemik hingga syok
SKDI 3B
APPENDISITIS AKUT
SKDI 3B Nyeri periumbilikal /difus / sulit terlokalisasi (nyeri visceral) à 12-24 jam pindah ke nyeri kuadran kanan bawah terlokalisir, tajam, konstan (nyeri somatik akibat iritasi peritoneum parietal lokal)
Definisi: inflamasi pada appendix vermiformis Etiologi : obstruksi lumen appendix oleh hyperplasia limfoid, fecalith, corpus alienum, dan neoplasma.
ALVARADO SCORE • 1-4 à bukan appendicitis akut = rawat jalan • 5-6 à sangat mungkin appendicitis akut = rawat inap • 7-10 à appendicitis akut = pembedahan
Jika pecah à peritonitis (nyeri selurh lapang abdomen + defans muskular + nyeri tekan + nyeri lepas)
Color dubur à nyeri tekan arah jam 9-12
APPENDISITIS AKUT • Urinalisis à periksa beta hcg pada wanita! (dd kehamilan ektopik)
Periksa A-B-C Pasang oksigen Resusitasi cairan IV Berikan analgesik tergantung VAS bila nyeri, antipiretik bila demam, antiemetic bila mual-muntah Berikan antibiotic profilaksis yaitu ceftriaxone + metronidazole Rujuk ke bedah digestif untuk appendektomi / laparotomi eksploratif segera
- Diameter >6mm - Ring of fire appearance - Appendicolith
SKDI 3B
APPENDISITIS JENIS Appendisitis akut fokal
Appendisitis akut supuratif
Appendisitis gangrenosa
SKDI 3B DESKRIPSI
Inflamasi dan infeksi fokal pada mukosa appendix - Nyeri visceral di epigastrium - Mual dan muntah Translokasi bakteri ke dinding - Nyeri somatik di RLQ - Peritonitis lokal (defans muskular + nyeri tekan + nyeri lepas + nyeri ketok + RT nyeri) Infark dan gangren apendiks - Peritonitis lokal (defans muskular + nyeri tekan + nyeri lepas + nyeri ketok + RT nyeri)
Appendisitis perforasi
Rupturnya appendix - tanda peritonitis umum (>1 kuadran)
Infiltrat appendicularis
Mobilisasi omentum majus dan usus halus membentuk dinding di sekitar apendiks à jika imun baik
Apendisitis kronis
Fibrosis appendix, dapat disertai inflamasi ringan jangka panjang
SPECIAL TEST
McBurney (1/3 lateral sias-umbilicus) (+) nyeri tekan, defans muskular, nyeri lepas
Rovsing sign (+) nyeri di RLQ yang terjadi saat LLQ ditekan
Blumberg sign Disebut juga dengan nyeri lepas. Palpasi pada kuadran kanan bawah kemudian dilepaskan tiba-tiba
Obturator sign (+) nyeri saat rotasi internal paha kanan (Inflamasi sekitar m. obsturator internus di pelvis) Dunphy sign Pertambahan nyeri pada tertis kanan bawah dengan batuk
SKDI 3B
Psoas sign (+) nyeri ketika ekstensi panggul kanan à appendix rektocecal dekat otot iliopsoas
Kosher sign (Nyeri pada awalnya pada daerah epigastrium atau sekitar pusat, kemudian berpindah ke kuadran kanan bawah.
HEMORRHOID Hemoroid interna
Hemoroid Eksterna
Berasal dari atas iinea dentata
Berasal dari bawah linea dentata
Tertutup epitel kolumnartransisional
Tertutup epitel skuamosa (kulit)
Dapat prolapse membentuk “rosette” appearance
Dapat mengalami trombosis à dapat menjadi skin tags
Grading hemoroid interna
Tanda Klinis
I
Hemoroid hanya terlihat dengan anuscopy, menonjol saat mengedan, tidak prolaps
II
Prolaps saat mengedan, kembali ke posisi semula
III
Prolaps saat mengedan, perlu reduksi manual
IV
Prolaps tidak dapat direduksi, atau berulang setelah reduksi manual
SKDI 4 / 3A
HEMORRHOID
SKDI 4 / 3A
Tata Laksana Grade I
Grade II
Grade III
Grade IV
Modifikasi diet dan gaya hidup Farmakologi Sclerosing method
Rubber band ligation
Rubber band ligation
Photocoagulation
Sclerosing method
Surgery
Surgery
BICAP coagulation
Rubber band ligation
Surgical procedure Hemorrhoidopexy with stapler (PPH) Hemorrhoidal Arterial Ligation (HAL) and Rectoanal Repair (RAR) Hemorrhoidectomy
Hemorrhoidopexy with stapler
SOAL NO. 18 Tn. Bastian usia 30 tahun datang dengan keluhan muntah 2 hari SMRS, kembung, tidak BAB dan tidak kentut. Dari pemeriksaan didapatkan adanya benjolan di lipat paha. Sebelumnya benjolannya masih bisa masuk sendiri, namun 2 hari terakhir benjolan tidak bisa masuk dan nyeri. Diagnosis pada pasien adalah? A. Hernia inguinalis medial B. Hernia inguinalis lateral C. Hernia inguinalis lateral ireponible D. Hernia inguinalis medial strangulata E. Hernia inguinalis lateral inkarserata
SOAL NO. 19 Tn. Wahyu 24 thn datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut kanan bawah. Keluhan dirasakan sejak 2 hari ini disertai demam, saat dibuat berjalan perut terasa semakin sakit, keluhan ini disertai dengan mual muntah. Pasien mengatakan bahwa perut kanannya semakin terasa nyeri apabila sisi kiri bawah perutnya ditekan. Gejala apa yang dirasakan pada pasien ini? A. Psoas sign B. Obturator sign C. Dunphy sign D. Blumberg sign E. Rovsing sign
SOAL NO. 20 Seorang laki-laki 40 tahun datang dengan keluhan benjolan di sekitar anus. Benjolan muncul sejak 6 bulan yang lalu. Benjolan tidak terasa nyeri, terkadang keluar ketika BAB. Benjolan dapat masuk lagi sendiri tanpa dibantu dengan tangan. Diagnosis pada pasien ini adalah? A. Hemorrhoid interna grade I B. Hemorrhoid interna grade II C. Hemorrhoid interna grade III D. Hemorrhoid eksterna grade I E. Hemorrhoid eksterna grade II
SOAL NO. 21 Seorang laki-laki usa 47 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut mendadak disertai mual muntah sejak 5 jam SMRS. Pasien tidak BAB dan flatus sejak 5 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD 120/70 mmHg, Nadi 75x/m, RR 18x/m , suhu afebris. Pemeriksaan abdomen tampak membuncit, darm contour (+), darm steifung (+) dan bising usus meningkat. Hasil pemeriksaan radiologi apakah yang diharapkan dapat ditemukan pada pasien ini? A. Step ladder appeareance B. Doughnut sign C. Apple core sign D. Pneumoperitoneum E. Football sign
SOAL NO. 22 Seorang laki-laki usia 40 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri seluruh perut terus menerus sejak 1 hari SMRS. Pemeriksaan tanda vital TD 110/80 mmHg, nadi 92x/m, RR 24x/m, suhu 37.8 C. Pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan dan lepas, defans muskuler (+), fenomena papan catur (+). Apa diagnosis yang tepat? A. Peritonitis ec perforasi gaster B. Peritonitis ec perforasi appendics C. Ileus obstruktif D. Ileus paralitik E. Peritonitis TB