Prakt. 2 - Hukum Mendel I [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GENETIKA Praktikum 1 ( Hukum Mendel Monohibrid ) Simulasi Persilangan Monohibrid ( Kancing Genetika) dan Simulasi Persilangan Monohibrid (Koin).



Nama Anggota Kelompok 9 : 1



Asri Septiana



2



Nelasari



3



Mayang Sari



4



Widia Ningsih



DOSEN PEMBIMBING :Dr. Rahmi Susanti



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016/2017



Hukum Mendel Persilangan Monohibrid dan Dihibrid



Landasan Teori Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada organisme yang berkembangbiak secara seksual, individu baru adalah hasil kombinasi informasi genetis yang disumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya. Mendel adalah seorang yang genius dan telah berhasil dalam percobaanpercobaannya pada bidang hibridasi. Mendel telah berhasil menyusun beberapa postulatnya, sebagai berikut: 1. Sifat materai herediter berupa benda atau partikel dan bukan berupa cairan atau homurai. 2. Sifat tersebut berpasangan. 3. Sifat yang tertutup dapat muncul kembali, artinya sifat yang resesif akan terlihat ekspresinya dalam keadaan yang tertentu. Mendel mempunyai suatu hukum yaitu hukum segregasi : sifat materai herediter (genetisnya) alel yang bersegregasi satu dan yang lainnya akan nampak dalam bentuk gamet. Dan hukum Independerae Assortment segregasi dari sepasang alel tersebut bebas dalam hal penggabungannya kemudian kembali. Syarat-syarat hukum mendel yaitu Survival gamet sama, Survival zygote sama & Survival embrio sama. Persilangan Monohibrid Dalam hukum mendel I yang dikenal dengan The Law of Segretation of Allelic Genes atau Hukum Pemisahan Gen yang Sealel dinyatakan bahwa dalam pembentukan gamet, pasangan alel akan memisah secara bebas. Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika pembetukan gamet individu yang memiliki genotif heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel tersebut. Dalam hal ini disebut juga hukum segregasi yang berdasarkan percobaan persilangan dua individu yang mempunyai satu karakter yang berbeda. Berdasarkan hal ini, persilangan dengan satu sifat beda akan menghasilkan perbandingan fenotif 12,



yaitu ekspresi gen dominan : resesif = 3 : 1. Namun kadang-kadang individu hasil perkawinan tidak didominasi oleh salah satu induknya. Dengan kata lain, sifat dominasi tidak muncul secara penuh. Peristiwa ini menunjukkan adanya sifat intermedier. Dalam membicarakan satu sifat tertentu, kita hanya menggambarkan pasangan kromosom dengan yang bersangkutan saja, tetapi bukan berarti bahwa kromosom-kromosom dan gen-gen yang lain tidak ada dalam sel itu. Ada sifat yang disebut dominan, yaitu apabila kehadiran gen yang mengawasi sifat ini menutupi ekspresi gen yang lainnya yaitu resesif, sehingga sifat yang terakhir ini tidak tampak. Dalam percobaannya Mendel menggunakan tanaman ercis untuk melihat adanya perbedaan dalam ukuran pohon, misalnya adanya variasi tinggi yang 0,45 meter sampai 1 meter. Sifat-sifat tersebut memperlihatkan perbedaan yang kontras sehingga memudahkan untuk mengamati. Pada waktu mendel mengadakan persilangan antara kedua varietas tersebut dimana yang satu tinggi dan yang lain pendek, maka Mendel mendapat hasil berikut: Persilangan antara jantan dan betina pada ercis bersegresi sehingga ratio fenotifnya adalah tinggi, sedangkan keturunan F2 akan memisah dengan perbandingan fenotif yaitu tinggi : pendek = 3 : 1. Sedangakn ratio genotifnya adalah TT : Tt : t = 1 : 2 : 1., yaitu satu tumbuhan ercis homozigot, dan dua tumbuhan ercis heterozigot dan satu tumbuhan ercis pendek.



Kegiatan 1 : Simulasi Persilangan Monohibrid (Kancing Genetika) I. Tujuan Praktikum Membuktikan hukum mendel (ratio fenotif dan genotif yang dihasilkan).



II. Alat Dan Bahan Alat  2 buah bak plastik atau beacker glass.  Alat tulis dan alat hitung. Bahan  50 buah kancing merah  50 buah kancing putih III.Langkah Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Menyiapkan 25 buah kancing merah dan 25 buah kancing putih ke dalam beacker glass yang berlubang. 3. Menyiapkan 25 buah kancing merah dan 25 buah kancing putih ke dalam



beacker galss yang bertombol. 4. Mengocok atau mencampurkan kedua macam gamet tadi (merah dan putih) jantan maupun betina pada masing-masing beacker glass. 5. Mengaduk sampai seluruh kancing benar-benar tercampur pada masingmasing beacker glass. 6. Mengambil kancing pada masing-masing beacker glass tersebut tanpa melihat dengan mata (secara acak) Kemudian memasangkannya satu persatu. 7. Mencatat hasil persilangan ke dalam tabel. 8. Menghitung perbandingan fenotif dan genotifnya.



Kegiata 1. Simulasi Persilangan Monohibrid ( Kancing Genetika ) Hasil Tabel Pengamatan 1. Bunga



Turus



Jumlah



Merah



Merah



IIII IIII IIII



14



Merah



putih



IIII IIII IIII IIII II



22



putih



putih



IIII IIII III



14



Rasio Fenotif



Rasio Genotif



Merah : putih = 3 : 1



MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1 = 14 : 22 : 14



IV. Pertanyaan 1. Berapa banyak kombinasi yang dihasilkan pada percobaan tersebut ? Jelaskan ! Jawab : Ada 3 macam kombinasi yang dihasilkan, yakni Merah – Merah, Merah – putih, putih – putih. Jika dilihat dari hasil percobaan Merah – Merah : Merah – putih : putih – putih. 1 : 2 : 1 2. Kemungkinan kombinasi gen manakah yang terbanyak ? Jawab : Merah – putih, dengan jumlah 22 pasang. V. Kesimpulan  Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat 



yang berbeda. Persilangan dengan 2 sifat beda akan meghasilkan perbandingan



Kegiatan 2 : Simulasi Persilangan Monohibrid (Koin) I.



Tujuan Praktikum Untuk memahami persilangan monohibrid.



II. Alat dan Bahan  Dua koin Rp. 500 yang berwarna putih  Alat tulis III. Langkah Kerja 1. Bekerjalah berpasangan. Tiap siswa yang berpasangan, masing – masing memegang satu koin. Tentukan siapa yang memegang koin untuk sperma dan koin untuk ovum. Selain itu disepakati terlebih dahulu dari kedua bagian ( gambar ) koin tersebut, mana yang mewakili sifat dominan (A) dan mana yang mewakili sifat resesif (a). Misalnya : A = sisi angka a = gambar burung garuda 2. Secara bersamaan, putarkan koin tersebut dan biarkan hingga berhenti 3. Lihatlah gambar mana yang tampak ( sisi angka atau burung garuda ). 4. Ulangi cara kerja 2 – 3 sebanyak 50 kali, kemudian masukkan data yang kalian peroleh pada tabel pengamatan berikut ini. Tabel Hasil Pengamatan 1. Sperma



Ovum



Turus



Jumlah



A



A



IIII IIII IIII I



16



A



a



IIII IIII IIII IIII



20



A



a



IIII IIII IIII



14



Tabel Hasil Pengamatan 2.



Sperma A



Ovum A



Turus IIII IIII III



Jumlah 13



A



a



IIII IIII IIII IIII IIII



25



A



a



IIII IIII II



12



Tabel Hasil Pengamatan 3. Sperma



Ovum



Turus



Jumlah



A



A



IIII IIII I



11



A



a



IIII IIII IIII IIII III



23



A



a



IIII IIII IIII I



16



IV. Pertanyaan 1.



Berdasarkan tabel pengamatan, hitunglah perbandingan genotif antara AA : Aa : aa ! Jawab :



Hasil Pengamatan 1.



Hasil Pengamatan 2.



Hasil Pengamatan 3.



Jadi Rasio Genotif



Jadi Rasio Genotif



Jadi Rasio Genotif



AA : Aa : aa = 1 : 2 : 1



AA : Aa : aa = 1 : 2 : 1



AA : Aa : aa = 1 : 2 : 1



2.



Apakah perbandingan AA : Aa : aa = 1 : 2 : 1? Jika ya, mengapa hal itu bisa terjadi ? Jawab : Ya, perbandingan 1 : 2 : 1 karena menurut hukum Mendel persilangan dengan satu sifat beda menghasilkan perbandingan 1 : 2 : 1.



3.



Mengapa pada percobaan ini, Anda harus memutar koin sebanyak 50 kali? Jelaskan ! Jawab : Ya, karena untuk mendapatkan peluang yang sama.



V. Kesimpulan  



Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat yang berbeda. Persilangan dengan satu sifat berbeda akan menghasilkan perbandingan genotif



1 : 2 : 1.