Praktikum Osiloskop Digital [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIKUM ALAT ALAT UKUR PERCOBAAN DENGAN MENGGUNAKAN OSILOSKOP DIGITAL



Di susun oleh : Nama : Shintya Azzahra NIM : A1C319026



Kelompok 10 : Rosaliani (A1C319030) Dwi Ariyani (A1C319028)



LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020



I.



JUDUL : OSILOSKOP DIGITAL



II.



HARI/TANGGAL : Sabtu / 22 Februari 2020



III.



TUJUAN



:



Setelah melakukan kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Dapat menentukan fungsi-fungsi dari menu dan submenu osiloskop digital 2. Dapat mengkalisbrasi osiloskop digital. 3. Dapat mengukur tegangan DC dengan osiloskop digital. 4. Dapat mengukur frekuensi AC dengan osiloskop digital. 5. Dapat menggambarkan Kurva Lissajous dengan osiloskop digital. IV.



LANDASAN TEORI This final project aims to designed and implemented a simple digital



oscilloscope capable of measuring the AC / DC voltage in the range of −20 V to +20 V and a frequency in the range of 0 Hz to 20,000 Hz, using AVR ATmega644, 128 × 64-pixel monochrome LCD, ADC0820 and some other components by prioritizing portability properties. Based on the measurement comparison performed between oscilloscope that has been made with a reliable measurement instrument showed that the average difference in measurement is varies. The smallest average difference in voltage measurements is 0.0056 V and the largest value is 0.2344 Vpp for frequency measurements the smallest average difference is 1.833 Hz and the largest is 9.578 Hz. From the paired t-test analysis with a significance level = 0.01 (confidence level 99%) indicate that the measurement of oscilloscopes that has been made is not differ significantly from the comparative measurement tool. l (Wuwung,2017:15). Osiloskop



merupakan



alat



ukur



elektronika



yang



berfungsi



memproyeksikan bentuk sinyal baik sinyal analog maupun sinyal digital sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat dilihat, diukur, dihitung, dan dianalisa sesuai dengan bentuk keluaran sinyal yang diharapkan. Perangkat elektronika ini memegang peran yang sangat penting dalam bidang perkembangan teknologi karena untuk



menciptakan suatu perangkat elektronika dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk menganalisis perangkat yang akan dibuat sehingga perangkat tersebut dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh pembuatnya. Namun osiloskop merupakan alat ukur yang tidak murah, sehingga tidak semua orang dapat membeli perangkat tersebut. Hal tersebut akan menjadi kendala bagi orangorang yang bekerja di bidang elektronika, pelajar yang mempelajari bidang elektronika, maupun orang-orang yang memiliki hobi di bidang elektronika namun tidak memiliki financial yang cukup untuk memiliki perangkat tersebut. Sehingga hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk membuat sebuah alat yang berfungsi sebagai osiloskop dengan harga yang lebih murah, dan bersifat praktis (Kharisma,2013:40). Osiloskop adalah suatu alat yang dapat memperagakan variasi besaran listrik yang berubah-ubah sebagai suatu tampilan di layat peraga. Tampillah grafik pada layar peraga merupakan perwakilan sinyal listrik yang berubah menurut waktu, perlu diingat bahwa suatu osiloskop memberikan tampilan gelombang tegangan. Semua gejala fisik seperti getara dan suhu, grjala listrik seperti arah atau daya dapat diubah oleh sensor menjadi tegangan listrik. Osiloskop digital dapat digolongkan menjadi tiga :osiloskop penyimpanan digital, osiloskop fosfor digital, dan osiloskop cuplik. Intensitas titik cahaya itu ditentukan oleh potensial pemercepat dalam penembak electron, dan focus ditentukan oleh potensial pada electrode focus (Mismail,2011:897). Osiloskop memegang peranan penting dalam dunia elektronika. Hal ini dapat dipahami karena proses analisis maupun desain yang melibatkan perangkat keras elektronika memerlukan perangkat instrumentasi. Osiloskop telah digunakan secara luas di kalangan pendidikan maupun praktisi di bidang elektronika. Pengujian kinerja terhadap suatu sistem elektronika akan semakin mudah jika menggunakan osiloskop, karena karakteristik sinyal-sinyal masukan dan keluaran sistem dapat dilihat secara langsung sehingga hasil pembacaan dapat digunakan untuk analisis maupun desain lanjutan. Namun demikian, manfaat osiloskop harus dibayar dengan harga yang tinggi, karena sebuah osiloskop sangat mahal untuk dimiliki secara pribadi. Hal ini menimbulkan ide



untuk membuat osiloskop dengan menggunakan komputer sebagai perangkat keras utama dilengkapi dengan peralatan antarmuka (interface) yang sesuai. Dalam penelitian ini, peralatan antarmuka yang dipilih untuk digunakan adalah sound card (Yani,2016:31). Cara menggunakan osiloskop adalah demgan menyetel kalibrasi probe, kemudian menyetel focus, intensitas,kemiringan, posisi,. Layar tampilan osiloskop memiliki depan kotak dalam arah horizontal. Osiloskop dapat di gunakan sebagai untuk melakukan pengamatan nilai frekwensi dan bentuk gelombang. Misalnya, dengan bantuan osiloskop sinyal televise dapat ditampilkan di layar osiloskop , sehinggaa dapat dilihat bentuk gelombang, frekwensi gelombang dan cacat gelombang. Osiloskop di bedakan menjadi dua yaitu : osiloskop analog dan osiloskop digital Osiloskop sinar katoda (Cathode ray oscilloscope, selanjutnya disebut CRO) adalah instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat dan terandalkan yang digunakan untuk pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik. Pada dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik atau gambar (plotter) x-y yang sanagt cepat yang memperagakan sebuah sinyal masukan terhadap sinyal lain atau terhadap waktu. Pena (“stylus”) plotter ini adalah sebuah bintik cahaya yang bergerak melalui permukaan layar dalam memberi tanggapan terhadap tegangantegangan masukan. CRO digunakan untuk menyelidiki bentuk gelombang, peristiwa transien dan besaran lainnya yang berubah terhadap waktu dari frekeunsi yang sangat rendah ke frekeunsi yang sangat tinggi. Tabung sinar katoda atau CRT merupakan jantung osiloskop, dengan yang lainnya dari CRO terdiri dari rangkaian guna mengoperasikan CRT ( Wasito,1995:9 ) . V.



ALAT DAN KOMPONEN 1. Osiloskop digital Siglent Type SDS1000CML/CNL/DL 2. Power Supply 1 buah 3. Generator AFG 2 buah 4. Kabel penghubung 1 buah



VI.



PROSEDUR PERCOBAAN



A. Kalibrasi alat 1. Dihidupkan osiloskop dengan menekan tombol power . 2. Tekan tombol “DEFAUL SETUP” untuk mengembalikan ke pengaturan standar. 3. Dihubungkan osiloskop dengan probe pada CH 1. 4. Dihubungkan probe positif ke ground. 5. Diamati gelombangnya Aturlah VOLT/DIV menjadi 2 v, agar jarak antar 2 titik 1 cm. 6. Diaturlah TIME/DIV menjadi 0.5 t. 7. Ditekan “AUTO” 8. Ditempatkan posisi garis osiloskop berada tepat di sumbu X. 9. Jika ingin menggunakan 2 chanel , diulangi dengan langkah yang sama. B. Diukur tegangan DC 1. Ditekan tombol “MENU ” pada tombol vertikal osiloskop. 2. Ditekan menu AC-GND-DC dan pilih DC. 3. Dihubungkan probe positif dan negative ke power Supply yang telah dihubungkan kesumber arus dengan tegangan 1.5 v. 4. Diamati jumlah tegangannya. 5. Dicatatlah dalam data pengamatan. 6. Dihubungkan probe positif dan negatif ke power supplay 3 volt diamati jumlah tegangannya. 7. Dicatatlah data ditabel pengamatan dan bandingkan dengan teori. C. Diukur frekuensi AC 1. Ditekan tombol “MENU” pada vertikal osiloskop. 2. Ditekan menu AC-GND-DC dan dipilih AC. 3. Diatur VOLT/DIV menjadi 2 v. 4. Dihidupkan AFG-Generator dan dipasangkan probe pada AFG. 5. Diatur frekuensi osiloskop menjadi 100 Hz. 6. Diturlah gelombang menjadi gelombang sinusoidal. 7. Diubungkan probe positif dan negatif AFG dan osiloskop.



8. Diamati gelombang yang terjadi. 9. Ditekan tombol “TRIGGER LEVEL” untuk menampilkan data. 10. Diamati dan catat dalam data pengamatan. D. Digambarkan kurva Lissajous dengan 2 channel 1. Diatur kembali sumber tegangan tetap AC. 2. Dipaasangkan probe kedua ke CH 2. 3. Diatur VOLT/DIV pada CH 1 dan CH 2 menjadi 2 v. 4. Diaturlah posisi garis gelombang dengan menggunakan “POSITION” agar kedudukan gelombang pertama dan kedua sejajar(jika ingin mnegatur CH 1 tekan CH 1, jika ingin mengatur CH 2 tekan CH 2”. 5. Dihidupkan AFG-Generator kedua dan pasangkan probe pada AFG kedua. 6. Diaturlah frekuensi AFG pertama menjadi 100 Hz. 7. Diaturlah gelombang menjadi gelombang sinusoidal. 8. Dihubungkan probe positif dan negatif AFG pertama pada osiloskop. 9. Dihubungkan probe positif dan negatif AFG kedua pada osiloskop. 10. Diamati gelombang yang terjadi. 11. Untuk mengatur frekueni gelombang pada AFG kedua, maka ditekan tombol Frekuensi pada AFG kedua. 12. Ditulislah frekuansi gelombang AFG kedua sesuai yang diinginkan. 13. Ditekan tombol Hz pada AFG kedua. 14. Diaturlah posisi gelombang pertama dan kedua dengan tombol “POSITION” 15. Ditekan tombol “TRIGGER LEVEL” untuk menampilkan data. 16. Dicatatlah data pengamatan anda. 17. Ditekan tombol measure untuk menampilakn data di page kedua dan kemudian ditekan pilihan ADD. 18. Untuk mendapatkan grafik Lissajous, ditekan tombol “DISPLAY” 19. Untuk mengembalikan dalam bentuk sinusoidal, tekan tombol vertikal kedua setelah menu. 20. Dimati dan dicatat dalam data pengamatan.



VII.



HASIL



7.1 Data Pengukuran Tegangan DC No



Perlakuan



Panjang



Volt/Div



Tegangan



Tegangan



PS



Hasil (vpp)



Gambar 1 2 3



Teori



1,4 Div



2



3



2,8 Volt



Praktek



1,4 Div



2



3



2,96 Volt



Teori



2.6 Div



2



6



5,2 Volt



Praktek



2.6 Div



2



6



5,36 Volt



Teori



5,2 Div



2



12



10,4 Volt



Praktek



5,2 Div



2



12



10,48 Volt



7.2 Data Pengukuran Frekwensi AC No



1



2



3



No 1



Perlakuan



Panjang



Output



Volt/



Time/



Freq



gambar



(hasil)



Div



Div



(Hz)



Teori



0,6 Div



1,2



2



5



100



1,2



Praktek



0,6 Div



1,20



2



5



100



1,20



Teori



0,6 Div



0,8



2



5



400



1,2



Praktek



0,6 Div



1,04



2



5



400



1,04



Teori



0,6 Div



0,8



2



5



600



1,2



Praktek



0,6 Div



1,04



2



5



600



1,04



VP Veff 0,6 0,42 0,6 0,42 2 0,6 0,42 0,52 0,37 3 0,6 0,42 0,52 0,37 7.3 Data Pengukuran Grafik Lissajous



Periode 0,01 0,01 0,0025 0,0025 0,0016 0,0016



VPP



I.



Skala 1: 2



Channel CH 1 CH 2



Skala 1:2



VPP 1,2 12,0



Panjang 0,6 6



Output 1,2 12,0



VP 0,6 6,00



Volt/Div 2 2



Time/Div 5 5



Veff 0,42 4,24



Periode 0,01 0,005



Freq 100Hz 200Hz



Pertanyaan dan Tugas



1.



Jelaskan apa itu noise dan berikan contohnya? Jawaban: Noise adalah sinyal-sinyal yang tidak diinginkan dalam suatu sistem komunikasi atau informasi. Sinyal-sinyal noise ini dapat



mengganggu



kualitas penerimaan sinyal dan reproduksi sinyal yang akan di pancarkan. Contohnya noise yang dapat dirasakan seperti pada menyebabkan suara desis di loudspeaker sehingga terdengan oleh pendengarnya. 2.Apa itu kegunaan kurva lissajous dan gambarkanlah macam-macam bentuk kurva lissajous beserta sudutnya? Jawaban: Kurva lissajous adalah untk membandingkan atau menunjukkan perbedaan beda fase, frekuensi dan amplitudo dari 2 gelombang inputan pada probe osiloskop. Macam-macam bentuk kurva lissajous beserta sudutnya adalah:



VIII. PEMBAHASAN



Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal baik sinyal analog maupun sinyal digital sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat dilihat, diukur, dihitung, dan dianalisa sesuai dengan bentuk keluaran sinyal yang diharapkan. Osiloskop dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu osiloskop analog dan digital. Dalam praktikum kali ini, kami menggunakan osilosikop digital untuk mengukur tegangan DC, frekuensi AC, dan menggambar kurva Lissajous. Osiloskop digital memiliki dua bagian utama yaitu display yang berfungsi untuk mengatur penerangan , format gambar, format layar, menu display dan keterangan layer dan panel control yang berfungsi untuk mengatur agar data dan frekuensi tepat terbaca. Selain itu, osiloskop digital ini juga mempunyai bagian-bagian penting lainnya seperti measure yang digunakan untuk mengatur voltage, time dan delay. Run/stop yang digunakan untuk menjalankan dan memberhentikan gelombang. Serta tombol CH-1 dan CH-2 untuk tampilan bentuk gelombang saluran 1 dan saluran 2. Sebelum



menggunakan



osiloskop



perlu



dilakukan



kalibrasi



untuk



mendapatkan hasil pengukuran yang tepat. Proses kalibrasi osiloskop yaitu dilakukan dengan cara, pertama Siapkan osiloskop beserta probe, Pastikan osiloskop sudah terhubung dengan sumber daya, Pasang probe pada salah satu channel yang akan dikalibrasi, Tekan tombol on, Posisikan sinyal pada titik nol Vpp (horizontal),  Pasang ujung probe pada titik kalibrasi dan baca nilai Vpp yang tertera pada titik kalibrasi, dan cocokkan dengan hasil pembacaan, Putar potensiometer pada Vol/div untuk mengatur amplitude, Ketika amplitudo hasil pembacaan sudah sama dengan nilai Vpp pada titik kalibrasi, maka osiloskop sudah siap digunakan.  Dengan osiloskop yang sudah terkalibrasi, pertama kami melakukan pengukuran terhadap tegangan DC. Pengukuran ini kami menggunakan tegangan power supply dengan jumlah yang berbeda yaitu 3 volt, 6 volt , 12 volt. Pada tegangan power supply 3 volt, kami memperoleh gambar pada sumbu y adalah sebesar 1,4 DIV dan tegangannya 2,96 volt secara praktek. sedangkan secara teori kami mendapatkan tegangannya yaiu sebesar 2, volt. Sehingga didapatkan grafik yang ditunjukkan oleh gambar berikut



Kemudian pada power supply 6 volt, panjang gambarnya adalah 2,6 DIV maka tegangannya adalah 5,2 secara teori. Sedangkan secara praktek tegangannya adalah 5,36 volt. Sehingga didapatkan grafik yang ditunjukkan oleh gambar berikut



Yang berikutnya adalah pada power upply 12 volt, panjang gambarnya adalah 5,2 DIV dan tegangannya sebesar 10,4 secara teori. Sedangkan secara praktek, tegangannya adalah 10,48 volt. Sehingga didapatkan grafik yang ditunjukkan oleh gambar berikut



Pada pengukuran ini digunakan 2 Volt/DIV maka setiap panjangnya dikalikan 2. Maka hasil di atas dapat kita bandingkan panjang gambar pada layar yang berbeda-beda, semakin banyak jumlah power supply nya maka tegangannya akan semakin besar pula.



Dan ketika tegangan semakin besar makan bentuk



gelombang akan semakin tinggi. Lalu untuk mengukur frekuensi AC, dengan memperoleh output tegangannya sebesar 1,2 volt, dengan pemindahan gambar pada sumbu y sebesar 0,6 Div, dengan volt/div 2 volt/div, time/div sebesar 5 ms, untuk frekuensi sebesar 100 Hz, maka dengan rumus yang telah ada, digunakanlah menghitung tegangan puncak puncak, tegangan puncak, veff dan sebagaimana. Percobaan Vpp sebesar 1,2 volt , Vp didapat 0,6 , Veff sebesar 0,42 dan periodenya sebesar 0,01 dengan



hanya menggunakan 1 channel pada percobaan pertama dan kedua dan osiloskop yang sudah terkalibrasi. Dan didapatkanlah grafik dengan gambar sebagai berikut



Kemudian, untuk frekuensi sebesar 400 Hz, maka dengan rumus yang telah ada, digunakanlah menghitung tegangan puncak puncak, tegangan puncak, veff dan sebagaimana Percobaan kedua didapatkan Vpp sebesar 1,2 volt, Vp didapat 0,6 volt, Veff sebesar 0,42 volt dan periodenya sebesar 0,0025 s (secara teori). Sedangkan secara praktek, didapatkan Vpp sebesar 1,04 volt, Vp didapat 0,52 volt, Veff sebesar 0,37 volt dan periodenya sebesar 0,0025 s. Dan didapatkanlah grafik dengan gambar sebagai berikut



Selanjutnya, untuk frekuensi sebesar 600 Hz, maka dengan rumus yang telah ada, digunakanlah menghitung tegangan puncak puncak, tegangan puncak, veff dan sebagaimana Percobaan ketiga didapatkan Vpp sebesar 1,2 volt, Vp didapat 0,6 volt, Veff sebesar 0,42 volt dan periodenya sebesar 0,0016 s (secara teori). Sedangkan secara praktek, didapatkan Vpp sebesar 1,04 volt, Vp didapat 0,52 volt, Veff sebesar 0,37 volt dan periodenya sebesar 0,0016 s. . Dan didapatkanlah grafik dengan gambar sebagai berikut



Maka hasil di atas dapat kita bandingkan panjang gambar pada layar yang berbeda-beda, semakin banyak jumlah frekuensi yang digunakan maka jumlah gelombang akan semakin banyak dan lebar gelombang akan semakin sempit . Percobaan ketiga dengan melakukan pengukuran grafik Lissajous, menggunakan 2 channel percobaannya. Data pada channel 1 didapatlah output tegangannya 1,2 volt, perpindahan gambar sumbu y 0,6 Div, angka volt/ DIV 2 volt, time/DIV 5 ms dengan frekuensi sebesar 100 Hz. Lalu, dengan menggunakan rumus, maka didapatlah Vpp 1,2 volt, Vpp 0,6 volt, Veffnya 0,42 volt, dan periodenya 0,01 s. Pada channel 2 dengan output tegangan perpindahan gambar sumbu y, volt/div, dan frekuensi 2 kali lipat dari channel 1, didapatlah output tegangannya 12 volt, perpindahan gambar sumbu y 6 Div, angka volt/ DIV 2 volt, time/DIV 5 ms dengan frekuensi sebesar 200 Hz. Lalu, dengan menggunakan rumus, maka didapatlah Vpp 12,0 volt, Vpp 6 volt, Veffnya 4,24 volt, dan periodenya 0,005 s. dalam pengukuran ini tidak hanya digunakan osiloskop digital namun juga ada osiloskop analog. Sehingga diperolehlah bermacam-macam bentuk kurva lissajous seperti gambar berikut 22° 30°



IX. KESIMPULAN Dari



percobaan



pengukuran



menggunakan



osiloskop



digital



dapat



disimpulkan : 1. Osiloskop



digital



adalah



alat



ukur



elektronika



yang



berfungsi



untukmemproyeksikan bentuk sinyal baik sinyal analog maupun digital



sehingga dapat dilihat, diukur, dihitung, dan dianalisa sesuai dengan bentuk keluaransinyal harapkan, serta memiliki berbagai macam menu dan submenu denganfungsinya masing-masing. 2. Cara menggunakan osiloskop digital dengan baik dan benar adalah dengan cara mengkalibrasi/mengembalikan posisi ke arah nol sebelum memulai percobaan dengan langkah-langkah sebagai berikut: hidupkan osiloskop dengan menekan tomnol power, lalu tekan “DEFAULT SETUP” untuk mengembalkan ke pengaturan standar. Kemudian hubungkan osiloskop dengan probe pada CH 1 dan hubungkan pula probe positif ke grond. Aturlah volt/div dan jarak 2 titik menjadi 1cm serta time/div menjadi 0,5 s. Tekan“AUTO” dan tempatkan garis osiloskop tepat disumbu x. Apabila ingin menggunaan 2 channel, kita ulangi langkah yang sama. 3. Menghitung tegagan DC diperoleh dari hasil dengan mengalikan panjang gambar dilayar menurut sumbu Y dengan VPP = ¿ × volt ¿ 4. Mengukur frekuensi AC dalam praktikum ini dilakukan dengan menyetel alat osiloskop terlebih dahulu sesuai dengan penuntun, lalu setelah selesai tekan tombol “TRIGGER LEVEL” untuk menampilkan datanya. 5. Pengukuran grafil Lissajous dapat dilakukan apabila ada dua gelombang sinusyang dimasukkan secara bersamaan ke pelat-pelat defleksi horizontal danvertikal CRO. Kurva Lissajous ada berbentuk garis lurus, elips, maupun lingkaran tergantung pada fase dan amplitudo kedua gelombang tersebut.



DAFTAR PUSTAKA Kharisma Wisnu Adji&Utama Jana.(2013). Portable Digital Oscilloscope Menggunakan PIC18F4550. Jurnal Telekontran.1(2) ,39-49.



Mismail, Budiono.2011. Dasar Teknik elektro. Malang. UB press Wasito, S.1995. Vademekum Elektronika. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama Wuwung,.Abdurraziq Bachmid,.Vecky.(2017). Osiloskop Digital Berbasis AVR ATmega644. Journal Teknik Elektro dan Kompute . 6(1), 15-26. Yani,Ahmad.(2016).Pembuatan



Osiloskop



Berbasis



Personal



Komputer



Menggunakan Sound Card. Journal of Electrical Technology. 1(1), 31-35.



LAMPIRAN 1) Lampiran Hitung 



Secara Teori a. Pengukuran tegangan DC 



Tegangan Baterai = VPP



VPP = ¿ ×



volt ¿



 Power Supply 3 volt VPP = 1,4÷× 2 volt ¿ VPP = 2,8 volt  Power Supply 6 volt VPP = 2,6÷×



2 volt ¿



VPP = 5,2 volt  Power Supply 12 volt VPP = 5,2÷× 2 volt ¿ VPP = 10,4 volt b. Pengukuran Frekuensi AC 



Tegangan Baterai = VPP VPP = ¿ ×



volt ¿



 Frekuensi = 100 Hz VPP = 0,6÷× 2 volt ¿ VPP = 1,2 volt  Frekuensi = 400 Hz VPP = 0,6÷×



2 volt ¿



VPP = 1,2 volt  Frekuensi = 600 Hz VPP = 0,6÷× 2 volt ¿ VPP = 1,2 volt 



VP =



VPP 2



 Frekuensi = 100 Hz VP =



1,2 =0,6 volt 2



 Frekuensi = 400 Hz



VP =



1,2 =0,6 volt 2



 Frekuensi = 600 Hz VP = 



Veff = 



1,2 =0,6 volt 2



Vp √2



Frekuensi = 100 Hz Veff =



0,6 =0,42 volt √2



 Frekuensi = 400 Hz Veff =



0,6 =0,42 volt √2



 Frekuensi = 600 Hz Veff = 



0,6 =0,42 volt √2



Periode T=



1 f



 Frekuensi = 100 Hz 1 1 =0,01 s T= = f 100  Frekuensi = 400 Hz 1 1 =0,0025 s T= = f 400  Frekuensi = 600 Hz 1 1 =0,0016 s T= = f 600 c. Pengukuran Grafik Lissajous Skala Frekuensi = 1 : 2 



VPP = output Tegangan VPP = ¿ ×



volt ¿



 CH-1 , frekuensi = 100 Hz VPP = 0,6 ¿ × 2 volt =1,2 volt ¿



 CH-2 , frekuensi = 200 Hz VPP = 6 ¿ × 



VP =



2 volt =12 volt ¿



VPP 2



 CH-1 , frekuensi = 100 Hz VP =



VPP 1,2 = =0,6 volt 2 2



 CH-2 , frekuensi = 200 Hz VP = 



Veff =



VPP 12 = =6 volt 2 2



Vp √2



 CH-1 , frekuensi = 100 Hz Veff =



0,6 =0,42 volt √2



 CH-2 , frekuensi = 200 Hz Veff = 



6 =4,24 volt √2



Periode T=



1 f



 Frekuensi = 100 Hz 1 1 =0,01 s T= = f 100  Frekuensi = 200 Hz 1 1 =0,005 s T= = f 200 



Secara Praktek a. Pengukuran Tegangan DC  Power Supply 3 volt Vpp = 2,96 volt  Power Supply 6 volt Vpp = 5,36 volt



 Power Supply 12 volt Vpp = 10,48 volt b. Pengukuran Frekuensi AC 



Tegangan Baterai = VPP  Frekuensi = 100 Hz VPP = 1,20 volt  Frekuensi = 400 Hz VPP = 1,04 volt  Frekuensi = 600 Hz VPP = 1,04 volt







VP =



VPP 2



 Frekuensi = 100 Hz VP =



1,20 =0,6 volt 2



 Frekuensi = 400 Hz VP =



1,04 =0,52 volt 2



 Frekuensi = 600 Hz VP = 



Veff =



1,04 =0,52 volt 2



Vp √2



 Frekuensi = 100 Hz Veff =



0,6 =0,42 volt √2



 Frekuensi = 400 Hz Veff =



0,53 =0,37 volt √2



 Frekuensi = 600 Hz Veff = 



Periode T=



1 f



0,53 =0,37 vo