Pretest Forensik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Ciri luka dan akibat: Oleh benda tajam:    



Luka iris Luka tusuk Luka bacok 1Patah tulang terbuka\



Ciri-ciri luka karena benda tajam :     



Tepinya rata Sudut luka tajam Tidak ada jembatan jaringan Sekitar luka bersih tidak ada memar Bila lokasinya pada kepala maka rambutnya terpotong  



Oleh benda tumpul: Luka robek Patah tulang terbuka



2.



Perbedaan luka tembak masuk keluar



Luka tembak masuk Ukurannya kecil (berupa satu titik/stelata/binta ng), karena peluru menembus kulit seperti bor d engan kecepatan tinggi Pinggiran luka melekuk kearah dalam karena pel uru menmebus kulit dari luar Pinggiran luka mengalami abrasi Bisa tampak kelim lemak. Pakaian masuk kedalam luka, dibawa oleh pelur u yang masuk. Pada luka bisa tampak hitam, terbakar, kelim tat o atau jelaga. Pada tulang tengkorak, pinggiran luka bagus ben tuknya. Bisa tampak berwarna merah terang akibat ada nya zat karbon monoksida. Disekitar luka tampak kelim ekimosis. Luka tembak masuk Perdarahan hanya sedikit. Pemeriksaan radiologi atau analisis aktivitas net ron mengungkapkan adanya lingkaran timah / z at besi di sekitar luka.



Luka tembak keluar Ukurannya lebih besar dan lebih tidak teratur dib andingkan luka tembak masuk, karena kecepatan peluru berkurang hingga menyebabkan robekan j aringan. Pinggiran luka melekuk keluar karena peluru men uju keluar. Pinggiran luka tidak mengalami abrasi. Tidak terdapat kelim lemak Tidak ada Tidak ada Tampak seperti gambaran mirip kerucut Tidak ada Tidak ada Luka tembak keluar Perdarahan lebih banyak Tidak ada



3.



Tanda pasti kematian – tidak pasti



Tanda Kematian Tidak pasti :    



 



Pernafasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak teraba Kulit pucat, tetapi bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya, karena mungkin terjadi spasme agonal sehingga wajah tampak kebiruan Tonus otot menghilang dan relaksasi, Relaksasi dari otot-otot wajah menyebabkan kulit menimbul sehingga kadang-kadang membuat orang menjadi tampak lebih muda. Kelemasan otot sesaat kematian disebut relaksasi primer. Hal ini mengakibatkan pendataran daerah-daerah yang tertekan, misalnya daerah belikat dan bokong pada mayat yang terlentang. Pembuluh darah retina mengalami segmentasi bergerak ke arah tepi retina dan kemudian menetap Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang masih dapat dihilangkan dengan meneteskan air







Tanda Kematian Pasti :      



Lebam mayat (livor mortis) Kaku mayat (rigor mortis) Penurunan suhu tubuh (algor mortis) Pembusukan (decomposition, putrefaction) Adiposera atau lilin mayat Mumifikasi



4.



Perbedaan lebam mayat- memar



Sifat Letak



Kultikula (Kuli air) Lokasi



Gambaran Pinggiran Warna



Lebam mayat Epidermal, karena pelebaran pembul uh darah yang tampak sampai ke permukaan k ulit Tidak rusak



Memar Subepidermal, karena ruptur pembulu h darah yang letaknya bisa superfisial atau lebih dalam Kulit ari rusak



Terdapat pada daerah yang luas, teru tama luka pada bagian tubuh yang letaknya ren dah. Pada lebam mayat tidak ada evalasi d ari kulit. Jelas Warnyanya sama



Terdapat di sekitar bisa tampak di man a saja pada bgian tubuh dan tidak melua s Biasanya membengkak karena resapan darah dan edema. Tidak jelas Memar yang lama warnanya bervariasi . Memar yang baru berwarna lebih tega s daripada warna lebam mayat



disekitarnya. Pada pemotongan



Pada pemotongan, darah tampak dal am pembuluh, dan mudah dibersihkan. J aringan subkutan tampak pucat.



Dampak setelah penekanan



Akan hilang walaupun hanya diberi p enekanan yang ringan Tidak beraturan dan terdapat pada bagian tubuh yang letaknya rendah. Pucat



Warna merah



Membran mukosa Eksudat Organ dalam



5. Pembeda Waktu timbul Faktor predispo sisi Etiologi Pola terjadinya kaku otot Kepentingan m edikolegal Suhu mayat Kematian sel. Relaksasi prime r Timbulnya Lamanya Koordinasi otot Lokasi otot Rangsangan sel. Kaku otot.



Tidak terdapat eksudat Peradangan Lambung dan usus halus jika diregang akan tampak daerah yang berwarna tidak sama



Menunjukkan resepan darah ke jaring an sekitar, susah dibersihkan jaringan sekitar, susah dibersihkan jika hanya dengan air mengalir. Jaringan subkuta n berwarna merah kehitaman. Warnanya berubah sedikit saja jika diberi penekanan. Sama merahnya diseluruh organ tubuh



Normal Bisa tampak eksudat Warnanya sama



Perbedaan rigor mortis – cadaveric spasm Rigor Mortis Dua jam setelah meninggal. Rigor mortis lengkap setelah 12 jam. -



Cadaveric Spasm Sesaat sebelum meninggal (intravital) dan menetap. Kelelahan, emosi hebat, ketegangan, dll.



Habisnya cadangan glikogen secara gener al. Sentripetal, dari otot-otot kecil kemudian otot besar. Untuk penentuan saat kematian.



Dingin. Ada. Ada



Habisnya cadangan glikogen pada otot sete mpat. Kaku otot pada satu kelompok otot tertent u. Untuk menunjukkan sikap terakhir masa hid upnya. Biasanya pada kasus pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan. Hangat. Tidak ada. Tidak ada



Lambat Cepat hilang Kurang Menyeluruh Tidak ada respon otot. Dapat dilawan dengan sedikit tenaga.



Cepat Lambat hilang (dipertahankan) Baik Setempat (yang aktif) Ada respon otot. Perlu tenaga kuat untuk melawannya.



1.



Definisi Racun. Faktor racun



Racun à zat/bahan yang dalam jumlah tertentu bila terjadi kontak atau masuk kedalam tubuh ak an menyebabkan penyakit dan/atau kematian. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA RACUN   



Cara Pemberian Keadaan Tubuh : umur, keadaan umum, kebiasaan, hipersensitifitas Racunnya sendiri : Dosis, konsentrasi, bentuk dan kombinasi fisik, antagonisme



addisi dan sinergisme,



Cara pemberian, pada umumnya racun akan paling cepat bekerja pada tubuh jika masuk secara inh alasi, kemudian secara injeksi (i.v, i.m, dan s.k), ingesti, absorbsi melalui mukosa dan yang paling lambat jika racun tersebut masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang sehat. Umur, pada umunya anak-anak dan orang tua lebih sensitif terhadap racun bila dibandingkan deng an orang dewasa, tetapi pada beberapa jenis racun, seperti barbiturat dan belladonna, justru anak-anak lebih tahan. Kesehatan, pada orang-orang yang menderita penyakit hati atau penyakit ginjal biasanya akan lebih mudah keracunan bila dibandingkan dengan orang yang sehat. Pada mereka yang menderita penyakit y ang disertai dengan peningkatan suhu atau penyakit pada saluran pencernaan, penyerapan racun biasan ya jelek, sehingga jika pada penderita tersebut terjadi kematian, kita tidak boleh terburu-buru mengamb il kesimpulan bahwa kematian penderita diakibatkan oleh racun. Kebiasaan, faktor ini berpengaruh dalam hal dosis racun yang dapat menimbulkan gejala-gejala ker acunan atau kematian, yaitu karena terjadinya toleransi. Hipersensitif (alergi-idiosinkrasi), banyak preparat-preparat seperti vitamin B1, penisilin, streptomis in dan preparat-preparat yang mengandung yodium menyebabkan kematian, karena si korban sangat re ntan terhadap oreparat-preparat tersebut. Dosis, besar kecilnya dosis racun akan menentukan berat ringannya akibat yang ditimbulkan, dalam hal ini tidak boleh dilupakan adanya toleransi/intoleransi individu. Pada intoleransi, gejala keracunan ak an tampak walaupun racun yang masuk ke dalam tubuh belum mencapai level toksik. Konsentrasi, untuk racun-racun yang kerjanya dalam tubuh bersifat lokal, misalnya zat-zat korosif, k onsentrasi lebih penting bila dibandingkan dengan dosis total. Keadaan tersebut berbeda dengan racun yang bekerja secara sistemik, dimana dalam hal ini dosislah yang berperan dalam menentukan berat ring annya akibat yang ditimbulkan oleh racun tersebut. Bentuk, racun yang berbentuk cair tentunya akan lebih cepat menimbulkan efek bila dibandingkan dengan racun yang berbentuk padat. Seseorang yang menelan racun dalam keadaan lambung kosong, tentu akan lebih cepat keracunan bila d



ibandingkan dengan orang yang menelan racun dalam keadaan lambungnya berisi makanan. Addisi dan sinergisme. Barbiturate misalnya, jika diberikan bersama-sama dengan alkohol, morfin at au CO, dapat menyebabkan kematian, walaupun dosis barbiturate yang diberikan jauh dibawah dosis let al Antagonisme, kadang-kadang dijumpai kasus dimana seseorang memakan lebih dari satu macam ra cun, tetapi tidak mengakibatkan apa-apa, oleh karena racun-racun tersebut saling menetralisir. Dalam hal klinik sifat antagonistik ini dimanfaatkan untuk pengobatan, misalnya nalorfin dan naloxone di pakai untuk mengatasi depresi pernafasan dan oedema paru-paru yang terjadi pada keracunan akut oba t-obat golongan narkotika.



1.



2.



3.



4.



5. 6.



7.



2.



Otopsi klinik, forensic,anatomi



3.



Cara Identifikasi forensic



Cara Identifikasi yang biasa dilakukan : Secara visual Keluarga/rekan memperhatikan korban (terutama wajah). Syarat: korban dalam keadaan utuh. Ke lemahan : sangat dipengaruhi faktor psikologis, emosi dan latar belakang pendidikan serta faktor s ugesti khususnya sugesti dari pihak penyidik. Pengamatan pakaian catat: model, bahan, ukuran, inisial nama & tulisan pada pakaian. Bagi korban yang tidak dikenal sebaiknya simpan pakaian atau potongan pakaian (20x10 cm), foto pakaian adalah merupakan tin dakan yang tepat Pengamatan perhiasan catat : jenis (anting, kalung, gelang, cincin dll), bahan (emas,perak, kuningan dll), inisial nama. Se baiknya : simpan perhiasan dengan baik Dokumen : KTP, SIM, kartu golongan darah,paspor, tanda pembayaran dll yang ditemukan di dompet atau tas korban dapat menunjukkan jati diri korban. Khususnya pada kecelakaan massal, perlu diingat akan kebiasaan seseorang di dalam menaruh do mpet atau tasnya. Pada pria biasanya dompet terdapat dalam saku baju atau celana, sedangkan w anita tas biasanya dipegang, sehingga pada kecelakaan massal tas seseorang dapat terlempar dan sampai pada orang lain yang bukan pemiliknya, jika hal ini tidak diperhatikan kekeliruan identitas dapat terjadi,khususnya bila kondisi korban sudah busuk atau rusak. Medis pemeriksaan fisik : tinggi & berat badan, warna tirai mata, adanya luka bekas operasi, tato. Odontologi Bentuk gigi & rahang : khas, sangat penting bila jenazah dalam keadaan rusak/membusuk,perlu dii ngat : dental record di Indonesia masih sangat terbatas Sidik jari



8.



9. 10.



Tidak ada dua orang yang memiliki sidik jari yang sama mudah dan murah Serologi Menentukan golongan darah (memeriksa darah dan cairan tubuh korban) Ada 2 tipe orang dalam menentukan golongan darah Sekretor: gol.darah dapat ditentukan dari px. darah, air mani, dan cairan tubuh lain Non sekretor: gol.darah hanya dapat ditentukan dari px. darah DNA Sangat akurat, tapi mahal Ekslusi Umumnya hanya dipakai pada kasus dimana banyak terdapat korban (kecelakaan masal), seperti p eristiwa tabrakan pesawat terbang atau kereta api. Dari daftar penumpang akan dapat diketahui si apa-siapa yang menjadi korban. Bila dari sekian banyak korban tinggal satu yang belum dapat dike nali oleh karena keadaan mayatnya sudah sedemikian rusaknya, maka atas bantuan daftar penum pang tadi, akan dapat diketahui siapa nama korban tersebut yaitu dari daftar penumpang yang ad a dikurangi korban lain yang sudah diketahui identitasnya.



4.



Hipoksia



Hipoksia Hipoksia adalah suatu keadaan dimana sel gagal untuk melangsungkan metabolisme secara efisien. Istila h hipoksia lebih tepat bila dibandingkan dengan istilah anoksia, yang banyak dipakai pada masa-masa lal u. Hipoksia dapat dibagi menjadi 4 grup, yaitu : (1) anoksik atau hipoksia, dimana oksigen tidak dapat mas uk ke dalam aliran darah; (2) anemik, dimana darah tidak dapat membawa oksigen yang cukup untuk jar ingan; (3) stagnan, dimana oleh karena sesuatu sebab terjadi kegagalan sirkulasi; (4) histotoksik, dimana oksigen yang terdapat di dalam darah tidak dapat dipakai oleh jaringan. Histotoksik-hipoksia sendiri dapat dibagi 4 kelompok, yaitu : (1) Histotoksik-hipoksia ekstraselular, dima na enzim pernafasan jaringan keracunan, misalnya pada keracunan sianida, sedangkan pada kebanyakan golongan hipnotika/obat tidur dan obat bius aktivitas enzim tersebut ditekan; (2) Histotoksik-hipoksia p eriselular, dimana oksigen tidak dapat masuk sel oleh karena permeabilitas membran sel menurun, sepe rti yang terjadi pada keracunan eter atau khloroform; (3) Substrate histotoxic hyoixia, dimana tidak terse dia dengan cukup bahan makanan untuk metabolisme yang efisien; (4) Metabolite histotoxic hypoxia, di mana endproducts dari pernafasan seluler tidak dapat dibuang, sehingga metabolisme selanjutnya tidak berlangsung, seperti pada keadaan uremia dan keracunan gas karbon dioksida. ;



5.



Perbedaan visum – surat keterangan medis Perbedaan :



V et R



Surat Keterangan Medis



Korban/penderita Pembuat



Merupakan barang bukti medis Dokter



Merupakan pasien Dokter atau dokter gigi



Awal kontrak/permintaan p emeriksaan



Kontrak pemeriksaan dari pihak b erwenang (polisi, jaksa, hakim)



Kontrak pemeriksaan dari pasien sen diri



Format laporan



Dalam bentuk visum et repertum



Dalam bentuk surat keterangan medi s (misal surat keterangan sehat)



Penyerahan laporan



Diserahkan kepada pihak pemoh on Sampai berakhirnya proses perad ilan



Diserahkan hanya kepada pasien



Tidak diperlukan



Harus ada



Masa berlaku



Informed consent



Ada batas waktu tertentenggang wa ktu tertentu)