Primary Nursing [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas dengan judul Konsep Sistem Pengorganisasian Asuhan Keperawatan dengan Metode Primer dengan tepat waktu tanpa halangan apapun. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Management Keperawatan.Dengan dituliskannya makalah ini diharapkan mahasiswa maupun tenaga kesehatan dapat memahami Makalah Konsep Sistem Pengorganisasian Asuhan Keperawatan dengan Metode Primer. Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bu Duwi Basuki, M.Kep Selaku Dosen Mata Kuliah Management Keperawatan yang telah membimbing penulis. 2. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak, Ibu serta kelurga yang telah mendukung, mendorong memberikan fasilitas kepada penulis sehingga terselesainya makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Penulis berharap semoga Makalahini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan pendidikan khususnya keperawatan. Semoga Allah SWT senantiasameridhoisegalausahakita, Amin. Mojokerto, 12 Mei 2020



Tim Penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..............................................................................................I DAFTAR ISI...........................................................................................................II BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 1.1 Latar Belakang.............................................................................................1 1.2 Tujuan..........................................................................................................2 1.3 Manfaat........................................................................................................2 BAB II KONSEP MPKP.........................................................................................3 2.1 Definisi.........................................................................................................3 2.2 Tujuan MPKP...............................................................................................4 2.3 Komponen-Komponen dalam MPKP..........................................................4 2.4 Struktur Organisasi.......................................................................................6 2.5 Tingkat Spesifikasi MPKP...........................................................................7 BAB III KONSEP METODE PRIMER..................................................................9 3.1 Definisi.........................................................................................................9 3.2 Contoh Penerapan Metode Primer.............................................................10 3.3 Elemen Primary Nursing............................................................................11 3.4 Keuntungan Primary Nursing....................................................................12 3.5 Kelebihan Primary Nursing........................................................................13 3.6 Kekurangan Primary Nursing....................................................................14 3.7 Ketenagakerjaan dalam Keperawatan Primer............................................14 3.8 Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Primer.................................................14 BAB IV PENUTUP...............................................................................................21



4.1 Kesimpulan................................................................................................21 4.2 Saran...........................................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22



BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Keperawatan bukan profesi yang statis dan tidak berubah tetapi profesi yang secara terus-menerus berkembang dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode perawatan berubah, karena gaya hidup berubah. Berbicara tentang keperawatan ada hal penting yang harus dibahas yaitu Model Praktik Keperawatan Profesional yang dapat diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan dan dalam hal ini, makalah ini akan membicarakan tentang “Model Praktik Keperawatan Profesional”. Perawat memberi asuhan keperawatan kepada klien termasuk individu, keluarga dan masyarakat.Perawat menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik, sosial dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan dan menekankan pencegahan penyakit, serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan. Karena beberapa fenomena diatas wajib diketahui oleh seorang perawat yang profesional, sehingga profesi keperawatan mampu memilih dan menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional yang paling tepat bagi klien.Sehingga diharapkan nilai profesional dapat diaplikasikan secara nyata, sehingga meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan.



1



2



I.2 Tujuan 1. Apa itu Konsep Sistem Pengorganisasian Metode Primer? 2. Bagaimana contoh penerapan Sistem Pengorganisasian Metode Primer? 3. Apa Kelebihan Pengorganisasian Metode Primer? 4. Apa Kekurangan Pengorganisasian Metode Primer? I.3 Manfaat 1. Untuk mengetahui Konsep Sistem Pengorganisasian Metode Primer. 2. Untuk mengetahui contoh penerapan Sistem Pengorganisasian Metode Primer. 3. Untuk mengetahui Kelebihan Pengorganisasian Metode Primer. 4. Untuk mengetahui Kekurangan Pengorganisasian Metode Primer.



BAB II KONSEP MPKP



II.1 Definisi Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan.Aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan klien.Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting, karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak ada waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan. Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA, sehingga peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuan dan terdapat tanggung jawab yang jelas.Pada aspek struktur ditetapkan juga standar renpra, artinya pada setiap ruang rawat sudah tersedia standar renpra berdasarkan diagnosa medik dan atau berdasarkan sistem tubuh. Pada



aspek



proses



ditetapkan



penggunaan



metode



keperawatan primer (kombinasi metode tim dan keperawatan primer).



3



modifikasi



4



II.2 Tujuan MPKP 1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan 2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan. 3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan. 4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan. 5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim keperawatan II.3 Komponen-Komponen dalam MPKP Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan professional, yaitu sebagai berikut : 1.      Ketenagaan Keperawatan Penetapan jumlah tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan kategori yang akan dibutuhan untuk asuhan keperawatan klien disetiap



unit.



Beberapa



pendekatan



dapat



digunakan



untuk



memperkirakan jumlah staf yang akan dibutuhkan berdasarkan kategori klien yang dirawat,rasio perawat,dan klien untuk memenuhi standar praktek keperawatan. 2.      Metoda pemberian asuhan keperawatan Manajemen



asuhan



keperawatan



adalah



bagian



dari



manajemen pelayanan keperawatan yang merupakan pelaksanaan proses keperawatan dengan menggunakan konsep-konsep-konsep manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengendalian atau evaluasi (Gillies, 1994). Sistem pemberian asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan pemberian asuhan keperawatan secara efektif dan efisien kepada sejumlah pasien.Setiap metoda memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Terdapat 4 metode dalam pemberian asuhan keperawatan, yaitu metode fungsional, metode tim , metode primer dan metode kasus.



5 3.      Proses Keperawatan Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan perawat dalam menyusun kegiatan asuhan secara bertahap. Kebutuhan dan masalah pasien merupakan titik sentral dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ilmiah yang fragmatis dalam pengambilan keputusan adalah : a)      Identifikasi masalah, b)      Menyusun alternatif penyelesaikan masalah, c)     Pemilihan



cara



penyelesdaian



masalah



yang



tepat



dan



melaksanakannya, d)     Evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah. Seluruh langkah pengambilan keputusan ini tertuang pada langkah-langkah proses keperawatan yaitu: a) Pengkajian fokus pada keluhan utama dan eksplorasi lebih holistik, b) Diagnosis yaitu menetapkan hubungan sebab akibat dari masalah masalah keperawatan, c) Rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah, d) Implementasi rencana dan e) Evaluasi hasil tindakan. 4.      Dokumentasi Keperawatan Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan keperawatan, karena melalui pendokumentasian yang baik, maka informasi mengenai keadaan Kesehatan pasien dapat diketahui merupakan



secara



berkesinambungan.Disamping



dokumen



legal



tentang



itu,



dokumentasi



pemberian



asuhan



keperawatan.Secara lebih spesifik, dokumentasi berfungsi sebagai sarana komunikasi antar profesi Kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai bahan bukti pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan asuhan keperawatan.Dokumen pasien.Dokumentasi



dibuat



berdasarkan



berdasarkan



masalah



pemecahan terdiri



dari



masalah format



pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan, dan catatan perkembangan pasien.



6 II.4 Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu organisasi.Pada pengertian struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbedabeda diintegrasikan atau dikoordinasikan.Struktur organiosasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan. Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Timprimer keperawatan.Ruang MPKP dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi dua atau lebih Ketua Tim.Ketua Tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa Perawat Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien. Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP terdiri dari beberapa hal, yaitu : a) Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 tim dan tiap tim diketuai masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih melalui suatu uji. b) Kepala ruangan bekerja sama dengan ketua Tim mengatur jadual dinas (pagi, sore, malam) c) Kepala Ruangan membagi pasien untuk masing-masing Tim. d) Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi tertentu. Kepala Ruangan dapat memindahkan Perawat Pelaksana dari Tim ke Tim yang mengalami kekurangan anggota. e) Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi apabila karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Oleh sebab, itu yang dipilih adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada. f) Sebagai pengganti Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota Tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten di antara anggota tim. g) Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.



7 h) Ketua mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota Timnya. i) Kolaborasi dengan Tim Kesehatan lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat paling kompeten yang ada di dalam Tim. j) Masing-masing Tim memiliki buku Komunikasi. k) Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.



II.5 Tingkat Spesifikasi MPKP



Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model praktek keperawatan profesional (MPKP), yang pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono (2000) di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit umum lain. Menurut Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan kondisi sumber daya manusia yang ada yaitu: 1.      Model praktek Keperawatan Profesional III Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua profesional dan ada yang sudah doktor, sehingga praktik keperawatan berdasarkan evidence based. Di ruangan tersebut juga dilakukan penelitian keperawatan, khususnya penelitian klinis. 2.      Model Praktek Keperawatan Profesional II Tenaga perawat yang bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan spesialis yang dapat memberikan konsultasi kepada perawat primer.Di ruangan ini digunakan hasil-hasil penelitian keperawatan dan melakukan penelitian keperawatan.



8 3.       Model Praktek Keperawatan Profesional I Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan, metode



pemberian



asuhan



keperawatan



dan



dokumentasi



keperawatan. Metode yang digunakan pada model ini adalah kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang disebut tim primer. 4.      Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal pengembangan yang akan menuju profesional I.



BAB III KONSEP METODE PRIMER



III.1 Definisi Nursing primer adalah metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien dimulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit (Nursalam, 2007). Metode Primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Dengan demikian, ilmu keperawatan adalah suatu



manfaat yang terus



berkembang berdasarkan hasil pengujian dan pembuktian ilmiah dalam meningkatkan kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan bagi manusia. Sistem primary nursing menggunakan 1 orang perawat primer yang bekerja selama 24 jam dan bertanggung jawab untuk perencanaan perawatan 5-6 pasien dan ketika perawat primer tidak bertugas perawatan pasien dilanjutkan oleh perawat pelaksana yang melanjutkan perencanaan perawatan yang sudah direncanakan oleh perawat primer (Marquiz & Huston, 2000). Keperawatan primer mendorong praktik kemandirian perawat, karena ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan mengkoordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Primary nursing adalah penyerahan menyeluruh, koordinasi, kontinu, perawatan pasien individu yang dilakukan oleh perawat professional yang memiliki otonomi, akuntabilitas dan otonomi selama 24 jam (Primary Nurse Convention 1977 dalam Campbell, 1985)



9



10



III.2 Contoh Penerapan Metode Primer



Kozier et al. (1997) menyatakan di negara maju pada umumnya perawat primer adalah seorang spesialis perawat klinis (clinical nurse specialist) dengan kualifikasi master keperawatan.Seorang perawat primer bertanggung jawab untuk membuat keputusan yang terkait dengan asuhan keperawatan klien.Kualifikasi kemampuan perawat primer minimal adalah sarjana keperawatan (ners).



11



Primary nurse berperan sebagai advokat pasien terhadap birokasi rumah sakit. Kepuasan yang dirasakan pasien dalam model primer adalah bahwa merasa “dimanusiawikan” karena pasien terpenuhi kebutuhannya secara indivisual dengan asuhan keperawatan yang bermutu dan tercapainya pelaynan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, ifnormasi dan advokasi. III.3 Elemen Primary Nursing 1.



Memiliki tanggung jawab untuk asuhan keperawatan pasien selama 24 jam sehari. Tanggung jawab adalah perawat primer memiliki tanggung jawab terhadap 1-6 pasien dari mulai pasien masuk sampai pulang dalam hal pemberian



asuhan



keperawatan.Hal-hal



yang



berkaitan



dengan



pasien/keluarga seperti kebutuhan ruangan pasien, obat, pemeriksaan penunjang, dan lain-lain menjadi tanggung jawab dari perawat primer. Semua masalah pasien selama 24 jam menjadi tanggung jawab perawat primer (Manthey, 1980). 2.



Berani membuat keputusan. Berani membuat keputusan adalah perawat primer harus mampu dan berani membuat keputusan yang berhubungan dengan kebutuhan pelayanan keperawatanpasien.Perawat primer harus memiliki bekal ilmu dan skill yang tinggi sehingga dalam membuat keputusan berdasarkan ilmu yang dimiliki. Perawat primer dapat berhubungan langsung dengan kepala ruangan, dokter yang merawat pasien, dan tim kesehatan lain (Manthey, 1980).



12



3.



Mampu berkomunikasi interpersonal dengan baik dan berkonsultasi dengan perawat kepala, dokter, farmasi dll. Berkomunikasi secara interpersonal adalah perawat primer harus mampu berkomunikasi baik kepada pasien/keluarga, dokter, kepala ruangan, pihak manajemen, perawat associate dan tim kesehatan lainnya.



4.



Mampu membuat asuhan keperawatan secara menyeluruh selama 24 jam. Membuat asuhan keperawatan secara menyeluruh selama 24 jam adalah perawat primer harus mampu melakukan asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian, penegakan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan sampai evaluasi. Sejak pasien masuk hingga pulang tahap - tahap asuhan keperawatan tetap direncanakan, dilakukan oleh perawat primer dan dilanjutkan oleh perawat pelaksana. Semua masalah dan kebutuhan pasien selama dirawat yang berhubungan dengan asuhan keperawatan tetap harus dibawah pengawasan perawat primer walaupun yang dinas adalah perawat associate (Manthey, 1980).



III.4



Keuntungan Primary Nursing



1. Memberikan



peningkatan



autonomi



pada



pihak



perawat,



jadi



meningkatkan motivasi tanggung jawab dan tanggung gugat. 2. Menjamin kontinuitas perawat sesuai perawat primer memberikan atau mengarahkan perawatan sepanjang hospitalisasi. 3. Meningkatkan kepercayaan antar perawat dan pasien yang akan memungkinkan pembentukan hubungan terapiutik.



13



Untuk pihak rumah sakit, keuntungan yang dapat diperoleh adalah rumah sakit tidak perlu memperkejakan terlalu banyak tenaga keperawatan, tetapi tenaga yang ada harus berkualitas tinggi. Dalam meneteapkan individu untuk menjadi primary nurse, diperlukan kehati-hatian karena beberapa kriteria berikut, diantaranya dalam menetapkan kemampuan asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akuntabel, serta berkolaborasi dengan baik antara berbagai displin ilmu. Kepuasan yang dirasakan oleh primary nurse adalah tercapainya hasil berupa kemampuan yang tinggi terletak pada kemampuan supervisi. Staf medis juga merasakan kepuasannya ddengan model primer ini, karena senantiasa informasi tentang kondisi pasien selalu mtakhir dan laporan pasien komprehensif III.5



Kelebihan Primary Nursing



1. Bersifat kontinu dan komprehensif. 2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri. 3. Individu akan merasa di hargai karena terpenuhi kebutuhan secara individu. 4. Asuhan yng di berikan bermutu tinggi dan akan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, informasi dan advokasi. 5. Dokter akan mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu di perbaharui dan komprehensif. 6. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapakan.



14



III.6



Kekurangan Primary Nursing



1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesinal, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dengan tepat, menguasai keperawatan klinik serta mampu berkolaborasi dengan tenaga medis lainnya. 2. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain, karena lebih banyak menggunakan perawat profesional. 3. Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi kesehatan atau kedokteran 4. Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan. III.7



Ketenagakerjaan dalam Keperawatan Primer



1. Setiap perawat primer adalah perawat bed side. 2. Beban kasus adalah 4-6 orang pasien untuk satu perawat 3. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal 4. Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun perawat nonprofesional sebagai perawat pasien. III.8



Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Primer Ada 3 faktor suksesnya primary nursingyaitu : 1) keterlibatan



anggota staf sebagai pembuat keputusan, 2) penggunaan format pengambilan keputusan, 3) adanya dukungan dari pihak manajemen (Manthey, 1980). 1. Keterlibatan



anggota



staf



sebagai



pembuat



keputusan.



Pemiihanseorang perawat primer dalam tim pemberian pelayanan keperawatan dalam satu ruangan harus melibatkan seluruh staf yang terkait. Keputusan diambil berdasarkan kesepakatan bersama untuk memilih seorang perawat primer dengan memiliki kompetensi empat elemen yaitu: mampu nerkomunikasi secara interpersonal, mampu bertanggung jawab, mampu mengambil keputusan dan mampu melakukan asuhan keperawatan.



15



2. Penggunaan format pengambilan keputusan. Metode penugasan primary nursing yang akan dilaksanakan dalam satu ruangan harus memiliki formatkeputusan bersama. Seorang perawat primer yang sudah terpilih harus berdasarkan format yang sudah disetujui bersama oleh staf di ruangan tersebut. Format tersebut sebagai dasar untuk diajukan ke pihak manajemen. 3. Dukungan dari pihak manajemen. Kesuksesan metode penugasan primary nursing harus mendapat dukungan sepenuhnya dari pihak manajemenrumah sakit. Pelaksanaan primary nursing di ruangan harus mendapat pengakuan dari pihak manajemen rumah sakit misalnya: kelengkapan sarana dan prasarana ruangan pasien, keputusan untuk memakai metode penugasan primary nursing di ruangan,



keputusan



untuk



perawat



primer.



Dukungan



pihak



manajemen rumahsakit merupakan salah satu motivator bagi perawat primer dan timnya untuk melaksanakan metode penugasan primary nursing. Langkah-langkah dalam proses pelaksanaan primary nursing adalah: 1) memutuskan untuk menggunakan konsep primary nursing, 2) melakukan pengumpulan data, 3) pelaksanaan primary nursing dan 4) evaluasi pelaksanaan primary nursing (Manthey, 1980). 1.



Memutuskan untuk menggunakan konsep primary nursing. Keputusan untuk menggunakan model primary nursing harus didiskusikan bersama antara pihak manajemen, kepala ruangan, dan seluruh perawat yang ada di ruangan. Hasil diskusi harus mendapat persetujuan dari semua pihak agar dalam pelaksanaan primary nursing tidak mengalami hambatan. Konsep primary nursing harus mampu dipahami oleh seorang perawat primer dan perawat pelaksana sebagai tim yang akan melaksanakan metode penugasan primary nursing. Salah satu syarat untuk seorang perawat primer dan perawat pelaksana yang melaksanakan metode penugasan primary nursing adalah ners yang sudah memahami konsep



16



primary nursing, jika pemahaman konsep primary nursing sudah dipahami oleh perawat primer dan perawat pelaksana maka metode penugasan primary nursing sudah dapat diputuskan untuk dilaksanakan di ruangan tersebut. 2.



Melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan rujukan dan informasi dasar untuk terbentuknya primary nursing. Data dijadikan bahan perbandingan untuk keberhasilan pelaksanaan primary nursin. Dukungan pihak manajemen rumah selanjutnya. Sebelum dilaksanakan metode penugasan primary nursing diperlukan pengumpulan data dari berbagai sumber ilmu seperti jurnal, artikel, text book dan pengalaman orang lain sebagai dasar yang akurat. Pengumpulan data disosialisasikan kepada tim yang akan melaksanakan metode penugasan primary nursing terutama kepada perawat primer.



3.



Pelaksanaan primary nursing. Pelaksanaan primary nursing di ruangan yang sudah ditentukan terdiri dari kepala ruangan, perawat primer dan perawat pelaksana. Pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh selama 24 jam dilakukan oleh perawat primer dibantu dengan perawat pelaksana. Perawat primer memberikan asuhan keperawatan kepada 1-6 pasien dari mulai pasien masuk hingga pulang. Seorang perawat primer yang sudah dipilih dan diputuskan di ruangan yang memakai metode penugasan primary nursing harus mendapat dukungan dan pengakuan dari pihak manajemen rumah sakit, perawat pelaksana sebagai anggota timnya, dokter dan tim kesehatan lainnya, kepala ruangan dan terutama dari pasien/keluarga.



4.



Evaluasi pelaksanaan primary nursing. Evaluasi pelaksanaan primary nursing dilakukan setelah waktu yang disepakati bersama selesai. Pihak manajemen melakukan evaluasi apakah model primary nursing perlu dilanjutkan atau tidak, perlu dilaksanakan di ruangan lain atau tidak. Indikator kesuksesan model primary



17



nursing dapat dilihat dari tingkat kepuasan pasien, perawat, dokter dan pihak manajemen. Evaluasi pelaksanaan primary nursing sebaiknya dalam kurun waktu enam bulan sekali untuk menentukan apakah metode penugasan primary nursing perlu dilanjutkan atau tidak, perlu diperbaiki atau tidak. a. Model keperawatan primer Dengan berkembangnya ilmu keperawatan dan berbagai ilmu dalam bidang keperawatan serta meningkatkan tuntunan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang bermutu tinggi dengan didasarkan bahwa pemberian asuhan keperawatan model tim masih beberapa kekurangan,



maka



berdasarkan



studi



para



pakar



keperawatan



mengembangkan model pemberian asuhan keperawatan yang terbaru yaitu Model primer (primer nurse) dan perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan disebut sebagai primer nurse. b. Tujuan dari model Primer adalah terdapatnya kontinuitas keperawatan yang dilakukan secara komprehensif dan dapat dipertanggung jawabkan.Penugasan yang diberikan kepada primary nurse atas pasien yang dirawat dimulai sejak pasien masuk kerumah sakit yang didasarkan kepada kebutuhan pasien atau masalah keperawatan yang disesuaikan dengan kemampuan primary nurse. Setiap primary nurse mempunyai 4-6 pasien dan bertanggungjawab selama 24 jam selama pasien dirawat primary nurse akan melakukan pengkajian secara komprehensif dan merencanakan asuhan keperawatan. Selama bertugas ia akan melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan masalah dan kebutuhan pasien. Demikian pula pasien, keluarga, staff, medic dan staff keperawatan akan mengetahui bahwa pasien tertentu merupakan



tanggungjawab



dari



primary



nurse



tertentu.



Dia



bertanggungjawab untuk melakukan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan dia juga akan merencanakan pemulangan pasien atau rujukan bila diperlukan.



18



Jika primary nurse tidak bertugas, kelanjutan asuhan keperawatan didelegasikan kepada perawat lain yang disebut “Associate Nurse”. Primary nurse bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang diterima pasien dan menginformasikan tentang keadaan pasien terhadap kepala ruangan, dokter dan staf keperawatan lainnya.Kepala ruangan tidak perlu mengecek satu per satu pasien, tetapi dapat mengevaluasi secara menyeluruh tentang aktifitas pelayanan yang diberikan kepada semua pasien.Seorang primary nurse bukan hanya mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan tetapi juga mempunyai kewenangan untuk melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga social masyrakat membuat jadwal perjanjian klinik mengadakan kunjungan rumah dan sebagainya.Dengan diberikannya kewenangan tersebut, maka dituntut akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil pelayanan yang diberikan.Primary nurse berperan sebagai advokat pasien terhadap biro prasi rumah sakit. Kepuasan yang dirasakan pasien dalam model primer adalah pasien merasa dimanusiawikan karena pasien terpenuhi kebutuhannya secara individual dengan asuhan keperawatan yang bermutu dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, advokasi dan informasi. Kepuasan yang dirasakan oleh primary nurse adalah tercapainya hasil berupa kemampuan yang tinggi terletak pada kemampuan supervise. Staf medis juga merasakan kepuasaannya dengan model primer ini, karena senantiasa informasi tentang kondisi pasien selalu muttakhir dan laporan pasien komprehensif, sedangkan pada model fungsional dan tim informasi diperoleh dari beberapa perawat. Untuk pihak rumah sakit keuntungan yang dapat diperoleh adalah rumah sakit tidak perlu mempekerjaan terlalu banyak tenaga keperawatan tetapi tenaga yang dipekerjakan harus berkualitas tinggi. Dalam menetapkan seorang menjadi primary nurse perlu berhati-hati Karena memerlukan beberapa kriteria diantaranya dalam menetapkan kemampuan sertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan



19



klinik, akuntabel serta mampu berkolaborasi dengan baik antar berbagai disiplin ilmu. Dinegara maju pada umumnya



perawat yang ditunjuk



sebagai primary nurse adalah seorang clinical specialist yang mempunyai kualifikasi master. Berdasarkan



hasil



penelitian



bahwa



model



primer



dapat



meningkatkan asuhan keperawatan bila dibandingkan degan model tim, karena : 1. Hanya satu perawat yang bertanggungjawab dan bertanggung gugat dalam perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan. 2. Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 pasien bila dibandingkan dengan 10-20 orang pada setiap tim. 3. Perawat primer bertanggunjawab selama 24 jam. 4. Rencana pulang pasien dapat diberikan lebih awal. c. Diagram Kepala ruangan : Pasien : Primary nurse : Dokter : Penunjang : Sift pagi : Sift sore : Sift malem : d. Konsep dasar keperawatan primer 1. Ada tangung jawab dan tanggung gugat 2. Ada otonomi 3. Ada ketertiban pasien dan keluarga



20



e. Tugas perawat primer / Katim 1. Menerima



pasien



dan



mengkaji



kebutuhan



pasien



secara



komprehensif. 2. Menerima operan klien setiap pergantian dinas pagi atau pada saat bertugas. 3. Membuat tujuan dan rencana keperawatan. 4. Melalukan rencana yang telah dibuat. 5. Melaksanakan pembagian klien pada perawat associate. 6. Mengadakan pre atau post conference dengan perawat associate. 7. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium. 8. Melakukan diskusi kepada perawat associate. 9. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai. 10. Melakukan tindakan keperawatan tertentu yang membutuhkan kompetensi kompleks. 11. Menyiapkan penyuluhan untuk kepulangan pasien. 12. Membuat jaadwal perjanjian klinik. 13. Mengadakan kunjungan rumah. f. Peran perawat Associate 1. Mengikuti serah terima klien dinas pagi bersama perawat primer, sore dan malam. 2. Mengikuti pre atau post conference dengan perawat primer 3. Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer tidak ada ditempat. 4. Melaksanakan rencana keperawatan. 5. Membuat rencana keperawatan pada klien baru jika perawat primer tidak ada ditempat. 6. Melakukan evaluasi tindakan yang pernah dilakukan. 7. Melakukan



pencatatan



dan



pelaporan



berdasarkan



dokumentasi keperawatan ayng ada diruangan. 8. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic.



format



21



9. Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien atau keluarga dengan kalimat yang mudah dimengerti bersikap ramah dan sopan. 10. Berperan serta melakukan penyuluhan kesehatan kepada klien dan keluarga. 11. Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang rawat. 12. Menyiapkan, memelihara peralatan yang diperlukan sehingga siap saat dipakai. 13. Mengikuti visite dokter atau ronde keperawtan jika tidak ada perawat primer. 14. Menggantikan peran atau tugas perawat primer yang lain jika perawat primer tidak ada . 15. Mengidentifikasi dan mencatat tingkat ketergantungan klien setiap sift. 16. Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruangan. g. Tugas Membantu perawat 1. Membersihkan meja 2. Menyediakan alat 3. Membersihkan alat-alat yang digunakan 4. Mengantar klien konsul 5. Membawa urinal atau pispot ked an dari pasien 6. Menyiapkan makan dan minum 7. Membantu klien ke kamar mandi 8. Membantu klien BAK dan BAB 9. Membantu menganti alat tenun h. Peran kepala ruangan 1. Menjadi konsultan dan pengendali mutu perawat baru 2. Memberi orientasi dan mengenali mutu perawat baru 3. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat 4. Melakukan evaluasi kerja 5. Merencanakan menyelenggarakan perkembangan staf



22



6. Membuat 1-2 pasien untuk model agar mengenal hambatan yang terjadi i. Peran perawat pelaksana 1. Pengkajian mengkaji kesiapan klien dari diri sendiri untuk melaksanakan asuhan keperawatan 2. Perencanaan a) Bersama tim mengadakan serah terima tugas b) Menerima pembagian tugas dari katim c) Bersama katim menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan d) Mengikuti ronde keperawatan e) Menerima klien baru 3. Implementasi a) Menerima penjelasan tujuan perorganisasian tim b) Menerima pembagian tugas c) Melaksanakan tugas yang diberikan katim d) Melaksanakan program kolaborasi dengan tim kesehatan lain e) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim lainnya f) Melaksanakan asuhan keperawatan g) Menunjang pelaporan, mencatat tindakan keperawatan yang dilaksanakan h) Menerima pengarahan dan bimbingan dari katim i) Menerima informasi yang berkaitan dengan asuhan keperawatan



dan



melaksanakan



asuhan



keperawatan



dengan etik dan legal j) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian 4. Evaluasi a) Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses evaluasi serta ikut mengevaluasi kondisi pasien.



23



j. Model dan bentuk praktik keperawatan professional metode keperawatan primer 1. Model praktik keperawatan Adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori keperawatan.Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan, menurut perawat, sebagai suatu profesi, member pelayanan kesehatan yang optimal.Indosesia juga berupaya mengembangkan model praktik keperawatan professional (MPKP). 2. Tujuan model keperawatan a) Menjaga konsistensi asuhan keperawatan b) Mengurangi



konflik,



tumpang



tindih



dan



kekosongan



pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan c) Menciptakan



kemandirian



dalam



memberikan



asuhan



keperawatan d) Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan e) Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan 3. Pelayanan kesehatan primer (PHC) Dalam penilaian tahunannya tentang kesehatan dunia, para delegasi yang menghadiri pertemuan yang ke 28 World Health Assmbly di Geneva telah memutuskan bahwa situasi global sekarang ini tidak sehat.Sejumlah contoh dari berbagai belahan dunia



telah



meyakinkan



mereka



bahwa



pengunaan



suatu



pendekatan yang disebut PHC, dapat berkontribusi sangat besar dalam membebaskan seluruh masyarakat dari penderitaan yang terabaikan, nyeri ketidakmampuan dan kematian. Masyarakat global dapat terjamin, banyak beban berat dari berbagai penderitaan dan kematian yang tidak diinginkan oleh jutaan orang



24



diseluruh dunia dapat dicegah melalui konsep PHC (Bryant, 1969;Newell 1975). 4. Metode keperawatan primer Metode ini pertama diperkenalkan di inggris oleh Lydia Hall(1963) ini merupakan system dimana seorang perawat bertanggung jawab 24 jam sehari,7 hari per miggu, ini merupakan metode yang memberikan perawat secara komprehesif individual dan



konsisten.



pengetahuan



Metode



dan



keperawatan



ketrampilan



primer



membutuhkan



manajemen.perawat



primer



mempunyai tugas mengaji dan mebuat prioritas kebutuhan pasien, mengindentifikasi diagnose keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi keefektivitasan keperawatan. Sementara



perawat



yang



lain



menjalankan



tindakan



keperawatan,perawat primer mengkoordinasikan keperawatan dan menginformasikan tentang kesehatan pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Keperawatan primer menglibatkan semua aspek peran professional,termasuk pendidikan kesehatan, advokasi, pembuatan keputusan, dan kesenambungan keperawatan. Perawat



primer



merupakan



manager



garis



terdepan



bagi



keperawatan pasien dengan segala akuntabilitas dan tanggung jawab yang menyertainya.



BAB IV PENUTUP



IV.1Kesimpulan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2006).Model Praktik Keperawatan Profesional memiliki salah satu tujuan yaitu menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan, Model Praktik Keperawatan Profesional Keperawatan adalah disiplin praktik klinis.Manajer perawat efektif menyadari ini dan praktisnya secara sesuai. Ini berarti bahwa manajer perawat akan mempermudah kerja perawat klinis , satu tujuan yang sulit untuk hubungan penyedia pekerja pada organisasi birokrati. Perawat professional menginginkan autonomi pada praktik mereka sendiri. Mereka ingin menerapkan pengetahuan dan ketrampilan keperawatan mereka tanpa pengaruh dari manajer perawat, dokter, atau orang disiplin lain Hubungan ini tidak menghilangkan hubungan penyedia pekerjaan. Manajer perawat mengembangkan hubungan yang membangun rasa percaya IV.2Saran 1. Seseorang perawat dapat merasakan , bisa membantu dalam pekerjaan merawat pasien dengan professional 2. Hanya satu perawat yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan 3. Perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam



21



22



DAFTAR PUSTAKA Kamil, Hajjul. 2006. Aksiologi Ilmu Keperawatan (Model Praktek Keperawatan Profesional). Banda Aceh: Idea nursing Journal Douglas,LM. (1992), the efektif nurse leader and manager, second edition St Luis ; the C. V Mosby comp. Amin, Muhammad. 2014. Hubungan Antara Reward, Komitmen Dan Motivasi Perawat Dengan Pelaksanaan Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Labuang Baji Makassar. Makassar: JST Kesehatan. Nursalam. 2011. Menejemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika Pratiwi,Arum dan Muhlisin, Abi. 2008. Kajian Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit. Surakarta: Program Studi Keperawatan Abu, Asrie. 2017. Produktifitas Perawat Berdasarkan Standar Asuhan Keperawatan. Manarang; Poltekes Kemenkes Mamuju Kasim, Mohammad. 2016. Peningkatan Kualitas Pelayanan Dan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Dengan Metode Tim. Semarang; FIK Universitas Islam Sultan Agung Wahyuni, Sri. 2007. Analisis Kompetensi Kepala Ruangan dalam Pelaksanaan Standar Menejemen Pelayanan Keperawatan Dan Pengarunya Terhadap Kinerja Perawat dalam Mengimplementasikan Model Praktik Keperawatan Profesional Di Instalasi Rawat Inap RSUD Banjar Negara.Diponegoro; Universitas Diponegoro.