Prinsip Kerja Rangkaian Pengali Tegangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Prinsip Kerja Rangkaian Pengali Tegangan



Gambar rangkaian pengali tegangan | Skema rangkaian pengali tegangan



Cara Kerja Rangkaian Pengali Tegangan di atas : 1. Awalnya pada saat supply siklus positif pertama arus akan mengalir melalui D1 dan akan mengisi kapasitor 100 uF dan 10 uF secara bersamaan. Tegangan supply = tegangan pada C1 + tegangan dioda D1 (0,7 V) + tegangan C2. Hanya saja tegangan pada kapasitor C2 10 uF akan lebih besar dan hampir sama dengan supply dikarenakan lebih cepat terisi penuh (seusai cara kerja kapasitor). 2. Kemudian pada saat siklus negative arus akan mengalir melalui D2 dan kapasitor 100 uF akan melakukan pelepasan muatan secara cepat dan



kembali melakukan pengisian. Kapasitor 10 uF juga akan sedikit melakukan pelepasan muatan melalui tahanan R1. 3. Pada siklus positif selanjutnya tegangan yang jatuh pada kapasitor 10 uF akan dua kali dari tegangan supply. Jika anda mengganti nilai R1 dengan nilai yang lebih kecil maka nilai pengalian tegangan juga akan mengecil, bahkan sampai pada titik tidak ada penguatan jika nilai R1 terlalu kecil yang mengakibatkan muatan pada kapasitor 10 uF terkuras habis pada saat proses pengisian.



Gambar Rangkaian Pembagi Tegangan



Cara Kerja Rangkaian Pembagi Tegangan Gambar 1,2,3,dan 4 di atas : 1. Mari kita perhatikan rangkaian pada gambar i. Sesuai dengan



rumus pembagi tegangan maka tegangan pada R1 = (R1/ (R1+R2)) 9V = (1K/4K)9 = 9/4=2,25 volt. Begitu juga jika kita ingin menghitung tegangan pada R2. Yang pasti jumlah dari tegangan yang terhubung seri tersebut sama dengan tegangan supply.2. 2. Kemudian pada gambar ii terlihat dua tahanan yang sama



terhubung seri kemudian pada salah satu tahanan diparalelkan dengan tahanan yang lain. Jika kita coba analisa pada saat kedua tahanan yang sama itu dipasang seri maka tegangan yang akan jatuh pada masing-masing tahanan tersebut akan berbagi rata (sama=4,5 volt), tetapi dengan ditambahnya satu tahanan lagi pada salah satunya maka tegangan akan turun pada tahanan yang terbebani tersebut. Untuk nilai tegangannya bisa kita hitung dengan rumus pembagi tegangan setelah kita hitung tahanan pengganti pada tahanan parallel tersebut.3. 3. Rangkaian gambar iii dan iv merupakan prinsip favorit saya



dalam aturan pembagi tegangan. Pada gambar iii merupakan rangkaian satu tahanan dengan ujung yang terbuka (open circuit). Dari rangkaian tersebut banyak orang menyimpulkan bahwa tegangan yang jatuh pada ujung yang terbuka adalah o volt, padahal jika kita memahami prinsip pembagi tegangan maka dengan cepat kita bisa menyimpulkan bahwa tegangan yang jatuh adalah sama dengan tegangan supply. Pada dasarnya rangkaian tersebut bagai rangkaian dengan dua tahanan terhubung seri, satu tahanan R3 dan tahanan yang lain adalah udara. Nilai tahanan dari udara sangat besar sekali mendekati tak terhingga sehingga arus yang mengalir hampir tidak ada. Tetapi jika kita gunakan rumus pembagi tegangan maka perbandingan antara tahanan udara dengan R3 sangat jauh sekali sehingga sebagian besar jatuh pada tahanan udara ( VRu = (Ru / (R3+Ru)) 9 v = ( ∞ / (1K + ∞ )) 9 v = ( ∞ / ∞) 9v = (1) 9v = 9 volt). Untuk rangkaian pada gambar iv bisa kita simpulkan bahwa tegangan yang jatuh pada kawat tanpa adanya tahanan adalah 0 volt. Hal ini dikarenakan tahanan yang ada pada kawat idealnya adalah 0 ohm, dengan demikian tidak akan ada pembagian tegangan yang jatuh padanya.