Produk Bersama Dan Produk Sampingan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS BESAR MANAJEMEN BIAYA ’’ PERHITUNGAN HARGA POKOK BERSAMA DAN PRODUK SAMPING “



DI SUSUN OLEH :



Nama : Asril Fachri Waimalaka Gallen Cllif Rollof w



(301302172130018) (301302172160036)



SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI JAMBATAN BULAN TIMIKA-PAPUA 2017



1



KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat penyusun



mampu



menyelesaikan



tugas



limpahan



dan rahmat-Nya



makalah ini guna memenuhi



tugas mata kuliah Manajemen Biaya. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang materi Manajemen biaya yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih



banyak



kekurangan



dan



jauh



dari



sempurna.



Untuk



itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaika n



pembuatan



makalah



saya



di



masa



yang



akan



datang



dan



mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.



Timika, Desember 2019



2



DAFTAR ISI



COVER............................................................................................



1



KATA PENGANTAR...........................................................................



2



DAFTAR ISI ....................................................................................



3



BAB I PENDAHULUAN ......................................................................



4



1.1 Latar Belakang .......................................................................



4



1.2 Rumusan Masalah ...................................................................



4



1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................



4



BAB II PEMBAHASAN .......................................................................



5



2.1 Produk Bersama (Joint Product) ...................................................



5



2.2 Akuntansi Produk Bersama ...........................................................



13



2.3 Produk Sampingan (By Product) ..................................................



15



2.4 Akuntansi Produk Sampingan .......................................................



17



BAB III PENUTUP ...........................................................................



24



3.1. Kesimpulan .............................................................................



24



3.2. Saran ......................................................................................



24



DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................



25



3



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Masalah Perhitungan biaya produk bersama dan biaya produk sampingan perlu diperhatikan terutama ketika perusahaan menghasilkan produk lebih dari satu atau terdiri dari beberapa lini produk. Biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang digunakan secara bersama oleh produk bersama. Perhitungan biaya ditujukan pada saat pembebanan biaya pada masing-masing produk. Pembebanan biaya dapat digunakan dalam menentukan persediaan, penentuan laba, dan untuk pelaporan keuangan. Disamping itu perusahaan juga membutuhkan informasi biaya mengenai biaya produk bersama dan biaya produk sampingan untuk tujuan perencanaan laba dan untuk evaluasi kinerja.Seiring dengan perkembangan jaman, Pembangunan sektor industry merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan Indonesia saat ini. Hal ini dikarenakan makin majunya teknologi yang mendukung perindustrian sehingga dapat bermanfaat pula bagi perkembangan perekonomian di Indonesia. Persaingan pasar dalam era globalisasipun semakin meningkat, maka kegiatan yang ada di dalam persahaan pun semakin bervariasi. Dimana dalam produksinya perusahaan mengolah satu atau beberapa macam bahan baku yang dapat menghasilkan satu jenis produk atau lebih. Kembali ke tujuan perusahaan pada umumnya adalah menghasilkan laba yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dari itu diperlukan penentuan biaya yang tepat agar menghasilkan pendapatan yang optimal pula sehingga perusahaan tidak merugi (mendapatkan



laba).



Untuk



mengahasilkan



laba



yang



optimal



perusahaan harus pandai-pandai dalam memanfaatkan bahan baku sehingga



tidak



terbuang



begitu



saja.Jika



dilihat



kembali



dalam



perusahaan manufaktur sendiri, produk yang di hasilkan pun semakin



4



berkembang. Dalam proses pembuatan beberapa produk tersebut diperlukan penggolongan produk agar lebih memudahkan dalam penggolongan biaya. Produk tersebut dapat di golongkan menjadi beberapa macam seperti produk utama, produk bersama (Joint Produk), Produk Sampingan (By Produk), dan Sisa Bahan (Scrap). Selain penggolongan produk, harga pokok produksi menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan untuk menghasilkan laba yang optimal pula, karena melalui harga pokok produksi nantinya akan menjadi pedoman bagi perusahaan dalam menentukan harga jual produk. Sehingga perusahaan dapat memaksimalkan penjualan dan mendapatkan laba sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. 1.2



Rumusan Masalah 1 Bagaimana bentuk produk bersama (joint product) dalam suatu perusahaan? 2 Bagaimana proses akuntansi produk bersama? 3 Bagaimana bentuk produk sampingan (by product) dalam suatu perusahaan? 4 Bagaimana proses akuntansi produk sampingan?



1.3



Tujuan Penulisan 1 Mengatahui bentuk produk bersama (joint product) dalam Perusahaan 2 Mengetahui proses akuntansi produk bersama dalam perusahaan 3 Mengetahui bentuk produk sampingan (by product) dalam perusahaan 4 Mengetahui proses akuntansi produk sampingan dalam perusahaan.



5



BAB II PEMBAHASAN



2.1



Produk Bersama (Joint Product)



2.1.1 Definifisi Biaya Bersama Biaya bersama diartikan sebagai biaya overhead bersama



(joint overhed cost) yang dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan maupun yang kegiatan produksinya dilakukan secara massa. Biaya produk bersama (joint personal cost) adalah biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan



saat



berbagai



macam



produk



dapat



dipisahkan



identitasnya. Biaya produk bersama terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Menurut Mulyadi (334:2005) menjelaskan yang dimaksud dengan Biaya Produk Bersama adalah :“Biaya produk bersama



(joint product cost) adalah biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dangan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya



overhaead



pabrik.”Menurut



Mursyidi



(159:2008)



menjelaskan yang dimaksud dengan Biaya Bersama adalah:“Biaya bersama



(joint



cost) atau biaya produksi bersama (joint



production cost) adalah biaya produksi yang terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang sama dalam satu kali proses produksi menghasilkan berbagai jenis produk utama.”Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (148:2009) menjelaskan yang dimaksud dengan Biaya Bersama adalah:Biaya bersama adalah biaya yang diolah secara bersama seperti biaya



6



tenaga



kerja



langsung



dan



biaya



overhead



pabrik



untuk



menghasilkan beberapa produk. Pengertian pertama biaya bersama tersebut diatas disebut biaya bergabung (common cost), sedangkan pengertian kedua disebut biaya bersama (joint cost). Biaya bergabung adala biayabiaya untuk memproduksi dua atau lebih produk yang terpisah (tidak diolah bersama) dengan fasilitas sama pada saat yang bersamaan. Biaya bergabung dan biaya bersama mempunyai satu perbedaan pokok yaitu bahwa biaya bergabung dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai produk yang terpisah tersebut atas dasar sebab akibat, atau dengan cara menelusuri jejak penggunaan fasilitas. Biaya bergabung tidak meliputi biaya-biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Dalam perusahaan cor besi yang menghasilkan berbagai macam barangbarang cor seperti kaki mesin jahit, suku cadang mesin-mesin pabrik gula, timbangan, dan sebagainya, yang dicor pada saat yang sama, bahan bakar (cokes) dan biaya-biaya overhead pabrik yang lain merupakan biaya bergabung dalam pengolahan produkproduk tersebut. Biaya bergabung merupakan biaya tak langsung dalam hubungannya dengan produk-produk yang dihasilkan. Biaya bergabung dan biaya bersama dapat dibedakan ditinjau



dari



sudut



alokasinya. Dasar



yang dipakai



untuk



mengalokasikan biaya bergabung harus menggambarkan aliran biaya tersebut dalam proses produksi atau kepada produk. Atau dengan kata lain dalam alokasi biaya bergabung dianggap biaya tersebut dapat diikuti jejak alirannya, atau diidentifikasikan kepada proses atau produk tertentu. Dalam alokasi biaya bersama, dasar yang dipakai untuk alokasi tidak menggambarkan aliran biaya bersama tersebut ke dalam produk.



7



Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi berbagai macam produk yang dapat berupa produk bersama (joint products), produk sampingan (by-product) dan produk sekutu (co-product). Produk bersama adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara serentak dengan serangkaian proses atau dengan proses gabungan. Produk sampingan adalah satu produk atau lebih yang nilai jualnya relatif lebih rendah, yang diproduksi bersama dengan produk lain yang nilai jualnya lebih tinggi. Pada umumnya pembedaaan antara produk bersama dan produk sampingan didasarkan pada nilai jual relatifnya. Jika nilai jual produk-produk yang dihasilkan relatif sama atau setidaknya material jumlahnya bila dibandingkan dengan seluruh pendapatan



(revenues) perusahaan, maka produk-produk tersebut merupakan produk bersama. Sebaliknya jika nilai jual salah satu produk relatif kecil bila dibandingkan dengan total pendapatan perusahaan, maka produk tersebut merupakan produk sampingan. Produk sekutu adalah dua produk atau lebih yang diproduksi pada waktu yang bersamaan, tetapi tidak dari kegiatan pengolahan yang sama atau tidak berasal dari bahan baku yang sama. Dalam perusahaan penggergajian misalnya, pada saat yang sama, dari proses penggergajian dapat dihasilkan papan mutu nomor 1, nomor 2, dan sebagainya tetapi dari batang kayu yang berbeda (sebagai bahan bakunya).Jenis Jenis Departemen : Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah departemen.



Terdapat



dua



kategori



departemen



yaitu:



Departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau jasa yang dijual pada pelanggan. Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang diproduksi.Departemen pendukung menyediakan



pelayanan



pendukung 8



yang



diperlukan



oleh



departemen produksi. Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau produk organisasi tersebut. Langkah-langkah dalam pengalokasian biaya departemen pendukung ke departemen produksi dan mengalokasikannya ke biaya produk: a) Membagi perusahaan ke dalam departemen-departemen. b) Mengklasifikasikan



tiap



departemen



sebagai



departemen



pendukung atau departemen produksi. c) Menelsuri semua biaya overhead perusahaan di departemen pendukung atau departemen produksi. d) Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi. e) Menghitung tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu untuk departemen produksi. f) Mengalokasikan biaya overhead ke tiap unit produk melalui tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu. Jenis Jenis Dasar Alokasi Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung. oleh sebab itu, biaya departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi. Faktor-faktor penyebabnya adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi, yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam



memilih



pendukung,



dasar



pengalokasian



berbagai



usaha



harus



biaya



departemen



dilakukan



untuk



mengidentivikasi faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik. Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu: 9



a) Untuk



menghasilkan



satu



kesepakatan



harga



yang



menguntungkan b) Untuk menghitung profibilitas lini produk c) Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian d) Untuk meniai persedian e) Untuk memotivasi para manajer Produk bersama atau gabungan (join product) diproduksi secara bersamaan melalui suatu proses atau serentetan proses umum dimana setiap produk ang dihasilkan emiliki lebih dari nilai nominal dalam bentuk sesuai dengan hasil pemrosesan tersebut. Produksi bersifat simultan karena proses produksi menghasikan seluruh



produk



tanpa



dapat



dihindari,



akan



menyebaban



peningkatan kuantitas dari produk atau produk-produk lain, demikian pula sebaliknya, walaupun tidak harus dala proporsi yang sama. Titik pisah batas (split-off-point) didefinisikan sebagai titik di mana produk-produk tersebut dapat dipisahkan sebagai unitunit individual. Sebelum titik tersebut, produk-produk tadi masih dalam satu kesatuan yang homogen. Biaya



yang



dikeluarkan



dalam



menghasilkan



produk



bersama disebut biaya bersama (Joint Cost).Biaya bersama atau



Joint Cost adalah biaya yang diolah secara bersama seperti bahan, tenaga kerja dan biaya overhead untuk menghasilkan beberapa produk. Produk Bersama dapat menghasilkan : 1. Produk Utama (Main Product). Produk Utama adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara bersama, namun mempunyai nilai atau



10



kuantitas yang lebih besar dibandingkan dengan produk lain(produk sampingan). 2. Produk Sampingan (By Product). Produk Sampingan adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara bersama, tetapi produk tersebut nilai atau kuantitasnya lebih rendah dibandingkan dengan produk lain (produk utama). 2.1.2



Karakteristik Produk Bersama : 1. Merupakan produk-produk utama yang dihasilkan dengan sengaja sesuai dengan tujuan produksi, melalui suatu proses atau serangkaian proses dan dilakukan secara simultan 2. Biasanya dihasilkan dalam jumlah unit atau kuantitas yang besar. 3. Salah satu produk tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi yang lain. 4. Produk



diproses



secara



bersamaan



dan



setiap



produk



mempunyai nilai yang relatif sama antara satu dengan yang lainnya. 5. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses produksi. Apabila terjadi peningkatan kualitas untuk satu unit jenis produk yang dihasilkan, maka kualitas yang lain akan bertambah secara proporsional. 6. Dalam produk bersama dikenal istilah Split Off Point adalah saat dimana produk-produk tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara individual. 7. Setelah Split Off Point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik pisah (secara langsung) dan dapat juga dijual setelah pisah (setelah proses lebih lanjut) untuk mendapatkan produk yang lebih



menguntungkan.



11



Biaya



yang



dikeluarkan



untuk



memproses produk lebih lanjut disebut biaya proses lanjutan



atau biaya setelah titik pisah (severable Cost). 2.1.3



Perhitungan Harga Produk sampingan dan produk gabungan sulit dihitung biayanya karena biaya gabungan yang sesungguhnya tidak dapat dibagi. Misalnya, suatu bijih dapat saja mengandung timah dan tembaga.Dalam kondisi mentah, mineral-mineral ini adalah produk gabungan sampai dipisahkan oleh proses jadi. Biaya menemukan, menambang, dan memproses barang tersebut adalah biaya gabungan, karena sebelum titik pisah batas, baik timah maupun tembaga tidak dapat diproduksi sendirian tanpa menghasilkan yang lainnya. Biaya yang di akumulasikan sebelum titim pisah batas harus ditanggung oleh masing-masing produk berdasarkan selesih antara harga jual dengan biaya untuk menyelesaikan dan menjual setiap mineral setelah titik pisah batas.Oleh karena tidak dapat dibaginya biaya gabungan, maka metode alokasi yang digunakan untuk menentukan biaya per unit dari produk gabungan bersifat sedikit arbitrer. Perhitungan biaya produk gabungan dan produk sampingan menyoroti masalah pembebanan biaya ke produk yangasal, penggunaan peralatan, bahan baku, tenaga kerja, dan fasilitas lainnya tidak dapat benar-benar ditentukan. Jika tidak ada persediaan awal maupun akhir, maka total angka laba atau rugi periodic tidak akan dipengaruhi oleh alokasi biaya ke produk gabungan atau produk sampingan, karena biaya-biaya gabungan tersebut kembali menjadi satu di laporan laba rugi final. Sebaliknya, karena biasanya terdapat persediaan, biaya gabungan umumnya dialokasikan ke produk untuk menentukan nilai persediaan. Oleh karena alasan tersebut, maka terdapat dampak terhadap laba periodik. Hal ini disebabkan karena metode alokasi yang berbeda menyebabkan jumlah yang berbeda dialokasikan ke



12



persediaan



dari



berbagai



produk



gabungan



atau



produk



sampingan. Alokasi biaya gabungan mungkin diharuskan guna menjustifikasi harga jual di hadapanbadan pemerintah. Akan tetapi, baik akuntan maupun ekonom saring kali mempertanyakan validitas pemisahan biaya gabungan untuk menentukan harga yang wajar dalam penetapan harga produkyang diatur oleh pemerintah. Istilah biaya bersama dapat dikaitkan dengan dua pengertian (Mulyadi,333:2005), diantaranya: 1. Biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang akan harus dialokasikan ke berbagai dokumen, baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan maupun yang kegiatannya dilakukan secara massa. 2. Biaya produksi bersama yang dikeluarkan dalam proses produksi di mana akan menghasilkan berbagai macam produk. Untuk pembahasan selanjutnya, definisi ini yang akan dipakai. Pengertian pertama biaya bersama tersebut diatas disebut biaya bergabung (common cost), sedangkan pengertian kedua disebut biaya bersama (joint cost). Biaya bergabung adalah biaya-biaya untuk memproduksi dua atau lebih produk yang terpisah (tidak diolah bersama) dengan fasilitas sama pada saat yang



bersamaan.



mempunyai



satu



Biaya



bergabung



perbedaan



pokok



dan yaitu



biaya



bersama



bahwa



biaya



bergabung dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai berbagai produk yang terpisah tersebut atas dasar sebab akibat, atau dengan cara menelusuri jejak penggunaan fasilitas. Biaya bergabung tidak meliputi biaya-biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Di lain pihak biaya bersama tidak dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai macam produk yang dihasilkan. Biaya bergabung merupakan biaya tak langsung dalam hubungannya dengan produk-produk yang dihasilkan (Mulyadi,342:2005). 13



2.2



AKUNTANSI PRODUK BERSAMA Masalah akuntansi dalam produk bersama adalah masalah pembebanan biaya produksi ke masing-masing produk yang dihasilkan agar dapat di tentukan nilai persediaan akhir dan penghasilan (laba) bersih. Dalam hal ini terdapat beberapa metode untuk mengalokasikan biaya bersama ke masing-masing produk sebagai berikut : Metode Nilai Pasar Relatif Metode harga pasar atau nilai jual merupakan pembebanan biaya bersama atas dasar nilai jual masing-masing produk.Metode harga pasar atau nilai jual paling banyak digunakan karena antara biaya dan nilai jual terdapat hubungan secara langsung, dimana harga jual dari suatu produk lebih banyak ditentukan oleh biaya produksi. Biaya bersama relatif terhadap biaya produksi lainnya apabila bauran fisik dan keluaran dapat diubah lebih besar atau lebih kecil.Dengan adanya perubahan tersebut akan menghasilkan total nilai pasar lebih besar atau lebih kecil. Dalam penerapan metode nilai pasar atau nilai jual terdapat 2 variasi berdasarkan dari kondisi produk bersama tersebut, yaitu : A. Nilai pasar produk bersama diketahui pada titik pemisahan produk Jika nilai pasar diketahui pada titik pisah produk, total biaya bersama dialokasikan diantara produk bersama dengan membagi total nilai pasar tiap produk yang dihasilkan dengan total nilai pasar semua produk yang dihasilkan sehingga diketemukan ratio individu dari nilai pasar terhadap total nilai pasar. Ratio inilah yang dikalikan dengan total biaya bersama. B. Metode Kuantitatif Unit : Metode unit fisik adalah suatu metode dalam pembebanan biaya bersama kepada produk didasarkan atas unit secara fisik atau output dari suatu produk. Dalam metode unit fisik, unit output dari suatu produk harus diungkapkan dalam bentuk atau



14



satuan yang sama. Satuan dapat berupa volume, bobot, atau ukuran karakteristik lainnya. C. Metode Rata-Rata Perunit : Metode rata-rata per unit adalah suatu metode dalam mengalokasikan biaya bersama, bahwa seluruh produk yang dihasilkan dari proses produksi bersama harus dibebani suatu nilai secara proposional dari seluruh biaya bersama atau dari besarnya unit yang diproduksi.Metode ini mengabaikan bobot atau nilai jual dari produk terkait, disamping itu semua produk diasumsikan bersifat homogen, artinya masing-masing produk memerlukan biaya yang relatif sama. D. Metode Rata-Rata Tertimbang : Metode rata-rata tertimbang adalah metode yang dalam mengalokasikan biaya bersama berdasarkan pada unit produksi dan dikalikan dengan faktor penimbang, dan diperoleh jumlah penimbang rata-rata setiap produk dibagi dengan jumlah penimbang rata-rata seluruh produk. Angka penimbang dapat ditentukan berdasarkan besarnya jumlah produk yang digunakan. Angka penimbang ini digunakan akibat sulitnya pembuatan produk, pembedaan jam tenaga kerja dipakai waktu yang digunakan untuk menghasilkan tiap jenis produk. 2.3



Produk Sampingan (BY-PRODUCT) Istilah produk sampingan (by-product) umumnya digunakan untuk mendefinisikan suatu produk dengan total nilai yang relatif kecil dan dihasilkan secara simultan atau bersamaan dengan suatu produk lain yang total nilainya lebih besar. Produk dengan nilai yang lebih besar tersebut, biasanya disebut produk utama (main product), biasanya, produsen hanya memiliki sedikit kendali atas jumlah produk sampingan yang diproduksi dalam jumlah yang lebih besar dibanding dengan produk sampingan. Biasanya produsen hanya memiliki sedikit kendali atas jumlah produk sampingan yang diproduksi. Sebaliknya, pengenalan metode teknik yang lebih maju, seperti yang digunakan di industri



15



perminyakan, telah memungkinkan pengendalian yang lebih besar atas jumlah



residu



dan



produk



sampingan



lainnya.



Misalnya,



suatu



perusahaan yang menyewa truk untuk mengangkut bahan tertentu menemukan bahwa bahan buangan tersebut dapat diguakan sebagai pupuk. Produk sampingan ini sekarang menjadi sumber pendapatan lain untuk seluruh industri. Produk sampingan adalah satu atau beberapa produk yang bernilai total relatif kecil dan diproduksi secara berbarengan dengan produk yang mempunyai nilai lebih besar. (Matz, Acdolph and Usry,Milton,1995,132). Produk sampingan (By-product) adalah produk yang diproduksi bersama-sama dengan produk lain tetapi mempunyai harga jual yang relatif lebih rendah dari produk lainnya (Simangunsong, 1994, 107).Produk sampingan adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara bersama, tetapi produk tersebut nilai atau kuantitasnya lebih rendah dibandingkan dengan produk lain. Produk sampingan (by product) umumnya digunakan untuk mendefinisakan suatu produk dengan nilai total yang relative lebih kecil dan dihasilkan secara simultan atau bersamaan dengan produk lain yang nilai totalnya lebih besar.Contohnya seperti penyilangan minyak bumi yang dapat dihasilkan sisa dalam bentuk aspal. Minyak bumi merupakan produk utama sedangkan aspal merupakan produk sampingan.Contoh : 1 Kerosin merupakan produk sampingan dalam pembuatan bensin. 2 Perca kain dalam produksi garmen. 3 Papan dan balok dalam produksi kayu. Karakteristik Produk Sampingan : 1 Dihasilkan bersama dengan produk utama dalam suatu proses atau serangkaian proses tanpa dimaksudkan untuk membuat produk ini. 2 Nilai penjualan adalah relatif lebih kecil atau tidak berarti, bila dibandingkan dengan produk-produk utama. 3 Dihasilkan dalam jumlah unit atau kuantitas yang lebih sedikit.



16



4 Kadang-kadang



memerlukan



pengolahan



lebih



lanjut



dan



pembungkusan. 5 Produk ini tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi produk-produk utama. Produk sampingan dapat digolongkan sesuai dengan dapat tidaknya produk tersebut dijual pada saat terpisah dari produk utama. 1 Produksi sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa memerlukan pengolahan lebih lanjut. 2 Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah terpisah dari produk utama. 2.4



Akuntansi Produk Sampingan Metode yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produk sampinan, yaitu: 1. Metode tanpa harga pokok (Non Cost Method) Metode



tanpa



harga



pokok



dalah



suatu



metode



dalam



perhitungan produk sampingan tidak memperoleh alokasi biaya bersama dari pengolahan produk sebelum dipisah. Dalam metode ini biaya-biaya produksi hanya dibebankan ke produk utama, kemudian hasil



penjualan



produk



sampingan



dicatat



langsung



sebagai



pendapatan / pengurang terhadap biaya-biaya produksi. Dalam metode ini terdapat 2 perlakuan terhadap produk sampingan : A. Produk sampingan dapat langsung dijual pada saat saat titik pisah (split of point) atau pengakuan atas pendapatan kotor. Metode ini memperlakukan



penjualan



produk



sampingan



berdasarkan



penjualan kotor. Hal ini dilakukan karena biaya persediaan final dari produk utama dianggap terlalu tinggi sehingga menanggung biaya yang seharusnya dibebankan pada produk sampingan. Dalam



17



metode ini penjualan atau pendapatan produk sampingan dalam laporan laba rugi dapat dikategorikan sebagai berikut : a) Diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha atau pendapatan lain-lain. b) Diperlakukan sebagai penambah penjualan atau pendapatan produk utama. c) Diperlakukan sebagai pengurang harga pokok penjualan. d) Diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi. B. Pendapatan



penjualan



produk



sampingan



dicatat



sebagai



penghasilan diluar usaha. Dalam metode ini pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sampingan dikurangi dengan returnya, dicatat dalam rekening “Pendapatan Penjualan Produk Sampingan” dan pada akhir periode akuntansi ditutup ke rekening Rugi-Laba. Rekening pendapatan penjualan produk sampingan dicantumkan dalam laporan Laba-Rugi pada kelompok penghasilan di luar usaha (other income). Metode ini tidak mencoba untuk menentukan harga pokok sampingan. Metode ini cocok bila digunakan pada perusahaan yang: 1) Nilai produk sampingnya tidak begitu penting atau tidak dapat ditentukan. 2) Penggunaan metode yang lebih teliti tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh 3) Pemisahan produk sampingan dari produk utama tidak begitu jelas dan pembebanan harga pokok produk sampingan pada produk utama tidak mengakibatkan perbedaan yang mencolok pada harga pokok produk utama. Terdapat beberapa kekurangan pada metode pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai penghasilan diluar



18



usaha, yaitu: 1) Apabila pada akhir periode akuntansi terdapat persediaan pokok sampingan, maka timbul masalah penilaian persediaan untuk tujuan



pembuatan



neraca



perusahaan.



Pada



umumnya



persediaan akhir produk sampingan tidak diadakan penilaian sehingga mengakibatkan harga pokok persediaan produk utama lebih besar. 2) Dapat mengakibatkan perbandingan pendapatan dan biaya yang kurang tepat karena perbedaan periode akuntansi. Pada saat produk sampingan selesai diproduksi tidak ada pencatatan jurnal, pencatatan dilakukan ketika produk dijual. Apabila produksi dan penjualannya tidak dalam satu periode maka perhitungan pendapatan dan biaya menjadi kurang tepat. 3) Tidak adanya pengawasan dari terhadap persediaaan produk sampingan mengakibatkan rawan terjadi penggelapan. 4) Dapat mengaburkan gambaran menyeluruh tentang hasil usaha perusahaan. C. Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai tambahan pendapatan penjualan produk utama. Metode ini merupakan variasi dari metode pertama. Semua biaya produksi dikurangkan dari pendapatan



penjualan



semua



produk



(baik



utama



maupun



sampingan) untuk mendapatkan laba bruto. Dalam metode ini tidak ada alokasi biaya bersama seperti dalam metode pertama.



D. Produk sampingan memerlukan proses lanjutan setelah dipisah dari produk utama atau pengakuan atas pendapatan bersih. Hasil penjualan bersih produk sampingan dapat dihitung, yaitu : Penjualan/pendapatan produk sampingan Rp xxxxxx Biaya proses lanjutan produk sampingan Rp xxxxxx Biaya pemasaran dan biaya administrasi Rp xxxxxx + Rp xxxxxx



19



Penjualan/ Pendapatan Bersih Produk Sampingan Rp xxxxxx Dalam metode ini penjualan atau pendapatan produk sampingan dalam laporan laba rugi dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha atau pendapatan lain-lain. 2. Diperlakukan sebagai penambah penjualan atau pendapatan produk utama. 3. Diperlakukan sebagai pengurang harga pokok penjualan. 4. Diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi. 2. Metode dengan harga pokok . Metode Dengan Harga Pokok merupakan suatu metode dimana produk sampingan memperoleh alokasi biaya bersama sebelum dipisah dari produk utama. Ada dua metode yang berdasarkan pada metode harga pokok, yaitu : a) Metode biaya pengganti biasanya digunakan pada perusahaan yang produk sampingannya digunakan sendiri, sehingga tidak perlu membeli



bahan



dari



pemasok



luar.Harga



pokok



yang



diperhitungkan adalah sebesar harga beli atau biaya pengganti yang berlaku dipasar. Harga pokok ini kemudian dikreditkan pada rekening Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku (BDP-BBB), sehingga mengurangi biaya produksi produk utama ini akan mengakibatkan harga pokok persediaan produk utama menjadi lebih rendah b) Metode pasar juga disebut dengan metode pembatalan biaya (Reversal Cost Methods). Metode ini sebenarnya hamper sama dengan metode tanpa harga pokok-pendapatan produk sampingan mengurangi biaya produksi. Tetapi ada sedikit perbedaan yaitu kalau pada metode pertama (metode



tanpa harga pokok-



pendapatan produk sampingan mengurangi biaya produksi) yang dikurangkan dari total biaya produksi adalah pendapatan penjualan 20



sesungguhnya pada metode nilai pasar yang dikurangkan adalah taksiran nilai pasar produk sampingan. Metode ini berusaha untuk menaksir



biaya



produk



sampingan



berdasarkan



nilai



pasarnya. Metode Reversal atau disebut metode pembatalan biaya adalah produk sampingan mendapat alokasi biaya terlebih dahulu sebelum dipisah dari produk utama. Metode dengan harga pokok terdiri dari : 1. Harga Pokok Pengganti. 2. Harga Pokok Pembatalan Biaya (Reversal). a) Produk Sampingan Sebagai Harga Pokok Pengganti 1. Metode ini digunakan bagi perusahaan yang menggunakan produk sampingan untuk kebutuhan sendiri dalam proses produksi sebagai biaya bahan maupun bahan pembantu. 2. Metode ini tidak menjual produk sampingan ke pasar, tetapi dikonsumsi sendiri dengan patokan harga yang didasarkan pada harga pasar. b. Produk Sampingan Sebagai Harga Pokok Reversal Metode Reversal atau disebut metode pembatalan biaya adalah produk sampingan mendapat alokasi biaya terlebih dahulu sebelum dipisah dari produk utama.



21



BAB III PENUTUP



3.1



KESIMPULAN Produk bersama adalah beberapa produk yang diproduksi secara bersamaan dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik



dan



akan



menghasilkan



jenis-jenis



produk



bersama



dalam



perbandingan-perbandingan tertentu. Produk sampingan adalah produk yang dihasilkan dari proses produk bersama tetapi produk ini nilainya relatif lebih rendah dibandingkan produk utama.



3.2



SARAN Sangatlah penting untuk mengetahui cara penghitungan harga pokok produk bersama dan produk sampingan dalam mengelola usaha, maka dari itu kami sarankan sebagai calon pengusaha sudah sehausnya mempelajari ilmu ini.



22



DAFTAR PUSTAKA https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=J-5iVofnHsjugTIxomYBQ#q=produk+bersama+dan+produk+sampingan http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=52055 Bustami , Bastian & Nurlela .2012. Akuntansi Biaya Edisi III . Jakarta:Mitra Wacana Media



23