PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN Kls XI PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Produk Kreatif dan Kewirausahaan BIDANG KEAHLIAN agribisnis danagroteknologi PROGRAM KEAHLIAN agribisnis ternak KOMPETENSI KEAHLIAN



Agribinsis Pengolahan Hasil Pertanian



jilid 1 Henricus Totok Yulianto



Pengarah: Direktur Pembinaan SMK Kepala Sub Direktorat Kurikulum Kepala Seksi Penilaian Kepala Seksi Pembelajaran Penulis: Henricus Totok Yulianto Pengendali Mutu: Winih Wicaksono Penyunting: Rais Setiawan Editor: Rais Setiawan Desain Sampul: Sonny Rasdianto Layout/Editing: Nur Hatati Ciptaningrum Penyelaras Akhir: Ahmad Zamzamy Umar



ii



Kata Pengantar Dalam rangka merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan langkah strategis untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran sekaligus proses penilaian. Salah satu langkah strategis tersebut adalah melalui pemenuhan kebutuhan bahan ajar khususnya bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bahan ajar tersebut untuk pemenuhan mata pelajaran kejuruan, khususnya pada mata pelajaran dasar program keahlian (C2) dan Kompetensi Keahlian ( C3) Bahan ajar tersebut merupakan salah satu referensi dan disusun oleh guru-guru mata pelajaran dari berbagai SMK, yang berbentuk modul dan berbentuk elektronik. Atas jerih payah tersebut kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh penyusun dan para pihak yang telah berkontribusi hingga terciptanya bahan ajar tersebut. Kami menyadari masih terdapat kekurangan, dan kami harapkan adanya masukan yang positif dan konstruktif untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga bahan ajar ini bermanfaat dan sesuai harapan mampu memperbaiki kualitas pembelajaran sekaligus memotivasi guru dalam proses belajar di SMK.



iii



Kurikulum 13 yang telah direvisi mempunyai tujuan antara lain: mengembangkan sikap pengetahuan dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. Di dalam kurikulum 13 ini juga memberi waktu yang leluasa bagi siswa untuk mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilanya. Berangkat dari tujuan tersebut, penyusun memberanikan diri untuk menyusun buku teks Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKKWu) bagi siswa Kompetensi Agribinsis Pengolahan Hasil Pertanian kelas XI. Penyusun berharap agar buku teks ini dapat menjadi salah satu bahan belajar siswa, karena selama ini bahan/sumber belajar siswa khususnya untuk kelompok mata pelajaran Peminatan C2 dan C3 masih sangat terbatas. Materi buku teks ini sudah disesuaikan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang diterbitkan oleh Direktorat Jemdera;



Prndidikan Dasar dan Menengah nomor 330/D.D5/KEP/KR/2017. Selain materi pengetahuan di dalam buku ini juga dilengkapi dengan tugas mandiri dan tugas praktikum sehingga selain pengetahuan yang berkembang, keterampilan siswa pun diharapkan dapat meningkat pula. Kritik dan saran yang membngun akan selalu kami nantikan dan kami terima dengan senang hati, demi peningkatan kualitas yang lebih baik pada buku teks ini di masa mendatang. Apresiasi positif penyusun berikan pada CV. Amanah Creative Yogyakarta atas kerja samanya selama ini dalam merintis penerbitan buku ini. Akhirnya selamat membaca, semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya para siswa SMK kelas XI dalam mendukung penguasaan materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan sebagai salah satu materi Mata Diklat Peminatan C2 di SMK.. Yogakarta,



Desember 2018 Penyusun



Hendricus Totok Yulianto



iii



DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR ISI BAB I SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN A. Pengertian Kewirausahaan, Wirausahawan dan Ruang Lingkupnya B. Sikap dan Perilaku Wirausahawan C. Sikap Prestatif Wirausahawan D. Keberhasilan dan Kegagalan Wirausahawa BAB II ANALISIS PELUANG USAHA BARANG/JASA A. Pengertian Peluang Usaha B. Sumber Peluang Usaha C. Siklus Hidup Produk D. Metode Analisis Peluang Usaha BAB III HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL A. Pengertian dan Sejarah Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI B. Ruang Lingkup Hak Atas Kekayaan Intelektual C. Klasifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI D. Dasar Hukum HAKI E. Hak Atas Kekayaan Intelektual di Indonesia F. Lingkup Perlindungan HAKI BAB IV KONSEP DESAIN DAN KEMASAN PRODUK A. Pengemasan dan Kemasan B. Desain Kemasan C. Proses Desain Kemasan BABV PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTIPE PRODUK BARANG/JASA A. Pengertian Prototipe dan Ruang Lingkupnya B. Kelebihan dan Kelemahan Proses Kerja Pembuatan Contoh/Prototipe Produk C. Perencanaan Produk Baru D. Skema Alur dan Proses Kerja Pembuatan Prototipe Produk Barang/Jasa



iv



DAFTAR ISI BAB VI LEMBAR/GAMBAR KERJA UNTUK PEMBUATAN PROTOTIPE PRODUK BARANG/JASA A Pengertian dan Fungsi Gambar Kerja dan Lembar Kerja B. Konsep dan Macam Gambar Kerja/Gambar Teknik C. Tujuan dan Langkah-langkah Pembuatan Gambar Kerja BAB VII MENGANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA A. Pengertian Biaya dan Ruang Lingkupnya B. Biaya Produksi dan Biaya Non Produksi C. Jenis-jenis Biaya Produksi D. Pengertian Proses Produksi, Tahapan, Tujuan dan Jenis Proses Produksi BAB VIII PROSES KERJA PEMBUATAN CONTOH/PROTOTIPE PRODUK A. Pengertian Proses Produksi, Tahapan dan Ruang Lingkupnya B. Proses Kerja Pembuatan Prototype C. Alur Kerja dan Proses Pembuatan Produk Barang/Jasa D. Proses Pengolahan Bahan Menjadi Prototipe Produk BAB IX . PENGUJIAN KESESUAIAN FUNGSI CONTOH PRODUK BARANG/JASA A. Arti dan Tujuan Pengujian Contoh Produk/Jasa B. Tahapan Pengujian dan Indikator Kesesuaian Pengujian Contoh Produk Barang/Jasa C. Pengujian Contoh Produk Barang/Jasa BAB X MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN PRODUKSI MASSAL A. Perencanaan Produksi Massal Produk Barang/Jasa B. Menentukan Indikator Keberhasilan Tahapan Produksi C Melakukan Produksi Massal Produk Barang/Jasa D. Produksi Massal di Industri Manufaktur GLOSARIUM DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL



iv



DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR CURRICULUM VITAE PENULIS



iv



BAB i SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN Setelah mempelajari tentang Sikap dan Perilaku Wirausahawan ini, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan pengertian kewirausahaan dan wirausahawan, keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dengan teliti dan mandiri.



SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN



PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN, WIRAUSAHAWAN DAN RUANG LINGKUPNYA



PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN DAN WIRAUSAHAWAN



SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN



SIKAP PRESTATIF WIRAUSAHAWAN



PENGERTIAN KERJA PRESTATIF



SIFAT WIRAUSAHAWAN



TUJUAN DAN MANFAAT KERJA PRESTATIF



PERILAKU WIRAUSAHAWAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHAWAN.



PERILAKU KERJA PRESTATIF



KETRAMPILAN WIRAUSAHAWAN



KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHAWAN



FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEBERHASILAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN



PRINSIP KERJA PRESTATIF FALSAFAH MENERAPKAN SIKAP KERJA PRESTATIF



Kewirausahaan – Wirausaha/wirausahawan –Wiraswasta – kerja prestatif - kerja ikhlas - kerja mawas - kerja cerdas - kerja keras - kerja tuntas



1



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Di tengah-tengah era pembangunan infrastruktur yang begitu gencar saat ini, semestinya tidak dilupakan pentingnya membangun jiwa agar hasil pembangunan tidak salah sasaran dan digunakan untuk yang tidak semsstinya yang bisa memicu keterpurukan ekonomi seperti yang pernah dialami oleh bangsa Indonesia. Salah satu yang sangat penting untuk digencarkan yaitu pembangunan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) supaya semakin banyak anggota masyarakat yang tidak ragu lagi untuk mengambil langkah untuk menjadi calon wirausaha. Sesungguhnya semua orang adalah calon-calon wirausaha yang baik, tinggal bagaimana mengolah jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) yang berhasil. Jika hal ini terealisasi akan memberikan nafas lega untuk pemerintah karena bisa mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan. Perubahan dan perbaikan nasib rakyat harus didasarkan pada kehendak, keinginan, dan kerja keras. Oleh karena itu, peranan wirausaha sangat penting untuk menentukan masa depan bangsa dan negara. Istilah kewirausahaan dan wirausaha seperti tertulis di atas begitu familier bagi kita. Menjadi seorang wirausahawan lebih menjanjikan dari pada menjadi seorang pegawai, entah pegawai negeri maupun pegawai swasta karena dari beberapa pengalaman, penghasilan seorang wirausahawan bisa jauh lebih besar dari seorang pegawai. Nah, yang perlu kalian ketahui adalah, apa itu kewirausahaan dan wirausaha atau wirausahawan itu dan apa saja yang berkait dengan kewirausahaan tersebut. Dalam bab ini akan dibahas secara luas tentang kewirausahaan serta sikap dan perilaku wirausahawan yang bagaimana yang bisa berhasil. A. P e n g e r t i a n K e w i r a u s a h a a n , Wirausahawan dan Ruang Lingkupnya 1. P e n g e r t i a n K e w i r a u s a h a a n d a n Wirausahawan



Kewirausahaan (Entrepreneurship) awal mulanya berasal dari bahasa Perancis, yaitu Entreprende yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha, sedangkan kewirausahaan dengan istilah entrepreneurship. Kata entrepreneur secara tertulis pertama kali digunakan oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya “Kamus Dagang”. Wirausaha (entrepreneurship) adalah kemampuan seseorang untuk hidup sendiri atau berdikari di dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya yang bebas atau merdeka secara lahir dan batin. Entrepreneur adalah sosok orang yang tidak mudah diam, biasanya suka melakukan inovasi terus menerus dan perbaikan dari hal yang sudah ada. Sedangkan yang dimaksud dengan kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah bentuk usaha untuk menciptakan nilai lewat pengakuan terhadap peluang bisnis, manajemen pengambilan risiko yang sesuai dengan peluang yang ada, dan lewat keterampilan komunikasi dan sumber daya yang diperlukan untuk membawa sebuah proyek sampai berhasil. (Peter Kilby Entrepreneurship and Economic Development, New York : The Free Press, 1971). Dalam bentuk yang lain, kewirausahaan didefinisikan sebagai adventurisme (berpetualang), risk taking (mengambil risiko) dan thrillseeking (pencari kegentaran). Dalam bentuk sederhana, kewirausahaan berkonotasi mengimplementasikan, yang berarti mengerjakan (sesuatu), yaitu sesuatu yang harus dikerjakan seorang wirausaha. Perhatian dan ketertarikan terhadap masalah kewirausahaan ini sangat tepat karena kita memerlukan apa yang dapat dikerjakan dan diberikan oleh wirausaha (entrepreneurs) seperti : a. Produk-produk baru dan jasa-jasa baru



2



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



b. Pekerjaan baru c. Lingkungan kerja yang kreatif d. Cara-cara baru melakukan kegiatan bisnis e. Bentuk baru penciptaan bisnis (new business innovation) Beberapa ahli lain memiliki pendapat yang sedikit berbeda mengenai kewirausahaan. Pengertian tentang kewirausahaan itu adalah: a. Menurut Roben (1996) adalah suatu prose sesorang guna mengejar peluang/kesempatan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan memalui inovasi tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan. b. Menurut Zimmerer (1996): adalah suatu prose penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. c. Menurut Inpres No. 4/1995 tentang GNMMK (Gerakan Nilai Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan) adalah Semangat, sikap , perilaku dan kemapuan seseorang dalam menagani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya: mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologid an produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar. Sedangkan istilah wirausaha atau wirausahawan sendiri dapat diartikan sebagai orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat dalam memastikan kesuksesan. Seringkali kita juga mendengar



istilah wiraswasta, adakah perbedaan antara wirausaha atau kewirausahaan dan wiraswasta? Hal ini perlu diketahui agar tidak terjadi salah pengertian mengenai kedua istilah tersebut. Sekitar akhir tahun 1970-an, istilah 'wiraswasta' masih didefinisikan menurut paham neoklasik. Seorang wiraswasta berarti: a. Orang yang berani bersikap, berpikir, dan bertindak menurut kemampuan dan keberanian untuk menciptakan pekerjaan sendiri, mencari nafkah sendiri, dan berkarier dengan sikap mandiri. b. Orang yang memiliki dorongan untuk menciptakan sesuatu yang lain, dengan menggunakan waktu dan kegiatan, disertai modal dan risiko, serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi atas usahanya tersebut. Sementara itu, pembahasan istilah 'wirausaha' baru muncul pada perkembangan teori ekonomi modern. Seorang pengusaha bisa dikategorikan sebagai wirausaha, jika mereka: a. Menciptakan kreasi dan inovasi; b. Memiliki visi jangka panjang; c. M e n g u a s a i k e a h l i a n p r o d u k s i , pemasaran, permodalan, atau pengawasan. Setelah kemunculan istilah 'wirausaha', hadir juga pengertianpengertian lanjutan mengenai kewirausahaan. Generasi kekinian mungkin lebih familiar menyebutnya entrepreneurship. Kepopuleran entrepreneurship ini memang berhubungan langsung dengan pasar perdagangan bebas yang berlaku universal. Perlunya kesamaan pemahaman antarnegara, membuat istilah 'wiraswasta' tidak merujuk pada entrepreneurship, sehingga istilah wirausaha yang lebih menuju ke



3



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



pengertian entrepreneurship yang lebih berkembang, termasuk di Indonesia Dengan mencermati fase perkembangan dan penggunaannya, beberapa perbedaan wirausaha dan wiraswasta yang bisa dikenali, antara lain: a. Fokus Usaha Dilihat dari sikap mental dan kemandirian, wirausaha dan wiraswasta memang serupa. Tapi fokus usaha wiraswastawan biasanya sekadar part-time. Sementara fokus usaha wirausahawan menuntut keseluruhan waktu hidupnya. Contohnya seorang pekerja kantoran yang punya usaha laundry. Dia bisa disebut sebagai wiraswasta karena fokus usahanya bukan hanya laundry. Karena masih mendapat upah bulanan dari kantor, usaha laundry yang dia jalankan termasuk dalam jenis usaha part-time. Jika dia tidak lagi terikat kontrak dan fokus secara full time pada usaha laundry-nya, dia bisa dikategorikan sebagai wirausahawan. b. Kepemilikan Aset Aset yang dimaksud di sini mencakup kepemilikan modal uang dan peran mengambil keputusan dalam operasional usaha. Pelaku usaha yang memiliki aset sendiri bisa disebut sebagai wiraswastawan. Sedangkan wirausahawan terlibat secara relatif dalam operasional saja. Pada perkembangan kekinian, wirausahawan yang punya bisnis perjalanan biasanya berbagi keputusan bersama pemilik saham lain. Wirausahawan seperti ini juga tidak bertanggung jawab penuh pada mekanisme pembayaran upah pekerja. c. Lingkup Bisnis



Berdasarkan lingkup bisnisnya, seorang pelaku usaha sangat mungkin terlibat dalam lebih dari satu bidang usaha. Misalnya wirausahawan perjalanan yang menawarkan jasa cetak foto wisata atau jasa homestay di suatu destinasi. Model keterlibatan dan perluasan bisnis ini relatif tidak dipunyai oleh seorang wiraswasta, s e l a m a m e r e k a t i d a k menginvestasikan pengetahuan bisnisnya pada jenis usaha lain. d. Rencana Inovasi dan Pengembangan Jika lingkup bisnis mengacu pada jenis usaha lain, maka rencana inovasi dan pengembangan murni dilakukan untuk usaha yang sudah dijalankan. Sebagian besar wirausahawan telah memiliki pemahaman kuat untuk selalu memperbarui pendekatan bisnis sesuai perkembangan teknologi terbaru. Hal ini agak berbeda dengan wiraswastawan yang relatif lebih tradisional dan cukup berpuas diri dengan target jangka pendek. 2. Azas, Tujuan, Sasaran dan Manfaat Kewirausahaan Berkaitan dengan kewirausahaan, beberapa hal yang perlu dimengerti adalah mengenai tujuan, asas dan manfaat kewirausahaan. Melihat dari berbagai pengertian tentang kewirausahaan di atas, dapat dilihat adanya asas atau dasar yang ada dalam kewirausahaan tersebut, yaitu: a. Memecahkan masalah dan mengambil keputusan b. Kemampuan bekerja secara tekun, teliti dan produktif c. K e m a m p u a n b e r k a r y a d e n g a n semangat kemandirian d. K e m a p u a n b e r k a r y a d a l a m kebersamaan denga etika bisnis yang sehat. Apa sajakah tujuan kewirausahaan?



4



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Beberapa tujuan kewirausahaan adalah : a. Tujuan kewirausahaan yang pertama adalah untuk memperbanyak dan menghasilkan wirausahawan yang berkualitas, sehingga dapat memperbanyak lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran. b. T u j u a n k e w i r a u s a h a a n y a n g selanjutnya adalah untuk meningkatkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat c. Tujuan kewirausahaan yang ketiga adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian para wirausaha untuk memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. d. Tujuan kewirausahaan yang ke-empat adalah untuk membudayakan semangat, sikap, perilkau dan kemampuan kewirausahaan dikalangan masyarakat Setelah mengetahui azas dan tujuan dari kewirausahaan, yang perlu diketahui adalah siapa sajakah yang menjadi sasaran keirausahaan tersebut? Kewirausahaan memiliki sasaran yang jelas, yaitu : a. Instansi pemerintah dengan kegiatan usaha (BUMN) organisasi profesi dan kelompol masyarakat. b. Pelaku ekonomi (pengusaha kecil dan koperasi) c. Generasi muda, anak putus ekolah dan calon wirausahawan. Kemampuan seseorang untuk berwirausaha dan menekuni dunia kewirausahan tentunya memberikan manfaat tidak hanya bagi dirinya sendiri tapi juga bagi orang lain. Manfaat kewirausahaan tersebut antara lain : a. Menambah daya tampung tenaga



kerja sehingga mengurangi pengganguran b. Sebagai generator pembagunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan dan kesejahteraan c. Memberikan contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun dan memiliki pribagi yang unggul yang patut untuk diteladani d. Berusaha menidik karyawannya menjadi orang yang mnadiri, disiplin, tekun dan jujur dalam menghadapi pekerjaan e. Berusaha menididik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak foya foya dan tidak boros. 3. Ruang Lingkup Kewirausahaan Adapaun ruang lingkup kewirausahaan itu sendiri meliputi banyak sekali bidang-bidang yang harus digeluti diantaranya adalah : a. Lapangan pemberi jasa : pedagang perantara, pemberi kredit atau perbankan, pengusa angkutan, pengusaha birojasa traverl pariwisata, pengusaha asuransi, dan lain sebagainya. b. Lapangan perdagangan : pedagang besar, pedagang menengah, dan pedagang kecil. c. Lapangan agraris : pertanian (tanaman berumur pendek dan berumur panjang), perkebunan, dan kehutanan. d. Lapangan perikanan : pemeliharaan ikan, penetasan ikan, makanan ikan, dan pengangkutan ikan. B. Sikap dan Perilaku Wirausahawan 1. Sifat Wirausahawan Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam



5



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif. Secara etimologis, kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Wirausaha yang berarti sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan, dalam mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri, dengan krewativitas menangani usaha atau perusahaan. Unsur-unsur kewirausahaan meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang. Dengan demikian, fungsi wirausaha adalah memperkenalkan barang baru, melaksanakan metode produksi baru, membuka pasar baru, membuka bahan/ sumber-sumber baru, dan pelaksanaan organisasi baru. Berkaitan dengan fungsi tersebut, sikap seperti apa yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha? Menurut Gede Prama seorang wirausaha haruslah memiliki sifat dasar sebagai berikut : a. Wirausaha adalah seorang pencipta perubahan (the change creator) b. Wirausaha selalu melihat perbedaan sebagai peluang c. Wirausaha selalu bereksperimen dengan pembaruan d. Wirausaha adalah seorang pakar tentang dirinya e. Wirausaha melihat pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat untuk memacu kreativitas f. Wirausaha berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain Hal-hal diatas akan bisa dimiliki jika wirausahawab itu memiliki motto: “modal bisa dicari, keahlian bisa dibeli



namun cita-cita dan semangat tidak bisa dibeli”. Seorang wirausahawan yang berhasil haruslah mempunyai sikapsikap yang mendukung untuk tercapainya keberhaslan tersebut yang pasti berkaitan dengan sikap dasar yang harus dimili oleh seorang wirausahawan. Sikap-sikap itu adalah : a. Selalu berpikir positif dalam segala hal yang ia hadapi (Positive Thinking) b. Memliki respon individu yang positif terhadap informasi, kejadian, kritikan, cercaan, tekanan, tantangan, cobaan, dan kesulitan. c. Beriorientasi yang jauh ke depan, berpikiran maju, prestatif dan tidak mudah terlena oleh hal-hal yang sudah berlalu (Think of future, not the past), ia tidak mau hanyut oleh hal-hal yang bersifat sejarah dan kenyaman sesaat d. Tidak gentar saat melihat pesaing (Competitor), namun justru berpendapat: Bersykurlah bahwa kita ada pesaing karena berkat pesaing kita bisa terus berkembang dan berusaha untuk tetap bertahan (Survive) dan Pesaing yang membantu membesarkan usaha kita, tanpa pesaing bisnis kita akan 'stagnan' atau tidak mengalami perubahan. e. Selalu ingin tahu, membuat ia selalu mencari jalan keluar bila ingin maju. f. Selalu ingin memberi yang terbaik buat orang lain sehingga sikap ini sangat baik untuk semua orang. g. Memliki semangat yang kuat dan berjuang keras (pantang menyerah) sehingga menimbulkan dampak yang baik untuk sekelilingnya, misalnya dengan memiliki pemikiran bahwa : 1) Kesuksesan itu 'menular' ke lingkungan karena ada motivasi didalamnya 2) Kemiskinan pikiran juga berdampak buruk bagi lingkungan karena bisa



6



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



membuat mereka 'demotivasi’ 3) Jadi, bergaulah dengan orangorang sukses agar anda bisa bersikap yang sama. h. Punya komitmen yang kuat, integritas yang tinggi dan semangat yang kuat untuk meraih impiannya 2. Perilaku Wirausahawan Sikap dan perilaku merupakan kesatuan sifat seseorang yang terbentuk karena kebiasaan sehari-hari. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor itu adalah hak kepemilikan (property right, PR), kemampuan/ kompetensi (competency/ability, C), dan insentif (incentive), sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan (environment, E). Dengan demikian sikap dan perilaku dapat dirubah oleh diri sendiri dan atau oleh adanya tekanan/pengaruh lingkungan. Adanya pengaruh dari dalam diri sendiri dan dari luar lingkungan bergaul maka tumbuhlah sikap dan perilaku individu yang spesifik. Seorang wirausahawan yang berhasil mestinya memiliki perilaku seperti berikut: a. Memiliki rasa percaya diri, dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1) Teguh pendiriannya 2) Tidak tergantung pada orang lain 3) Berkepribadian yang baik 4) Optimis terhadap pekerjaannya b. Berorientasi pada tugas dan hasil, dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1) Haus akan prestasi 2) Berorientasi pada laba / hasil 3) Ketekunan dan ketabahan 4) Mempunyai dorongan kuat, motivasi tinggi dan kerja keras



c. Pengambil resiko, dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1) Enerjik dan berinisiatif 2) Kemampuan mengambil resiko 3) Suka pada tantangan d. Kepemimpinan, dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1) Bertingkah laku sebagai pemimpin 2) Dapat menanggapi saran-saran dan kritik 3) Dapat bergaul dengan orang lain e. Keorisinilan, dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1) Inovatif, kreatif dan fleksibel 2) S e r b a b i s a d a n m e n g e t a h u i berbagai hal 3) M e m p u n y a i b a n y a k s u m b e r kemampuan f. Berorientasi ke masa depan 1) Memiliki pandangan ke masa depan 2) Optimis memandang masa depan 3 Karakteristik Wirausahawan. Untuk mendukung sikap dan perilaku wirausahawan di atas yang menjadi dasar keberhasilan seorang wirausahawan, maka seorang wirausahawan mestinya memiliki karakteristik wirausahawan yang sesuai. Karakteristik adalah ciri-ciri khusus yang harus dimiliki oleh seseorang. Jadi karakteristik seorang wiraushawan adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki seorang wirausahawan yang membedakan dengan orang lain. Berikut adalah karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan, antara lain : a. Disiplin Dispilin adalah usaha untuk mengatur atau mengontrol kelakuan seseorang untuk mencapai tujuan dengan adanya bentuk kelakuan yang harus dicapai, dilarang atau



7



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



diteruskan. b. Komitmen tinggi Komitmen tinggi berarti fokus pikiran diarahkan kepada tugas dan usahanya dengan sealu berupaya untuk memperoleh hasil yang maksimal. Seorang pengusaha yang mempuyai komitmen tinggi adalah orang mentaati atau memenuhi janjinya untuk memajukan usaha bisnisnya sampai berhasil sekaligus mempertahankan dan menciptakan kepercayaan dari orang lain baik konsumen maupun mitra bisnisnya. Faktor-faktor yang terkait dengan komitmen tinggi adalah: 1) Konsisten, tegas, adil 2) Suri tauladan 3) Konsentrasi pada manusia c. Jujur Jujur dalam berwirausaha artinya mau dan mampu mengatakan sesuatu sebagaimana adanya. Kejujuran dapat disamakan dengan amanah. Amanah adalah bila diberi kepercayaan tidak berkhianat, kalau berkata selalu benar dan bila berjanji selalu ditepati. d. Kreatif dan Inovatif Secara umum kreatif dapat diartikan untuk membuat kombinasi baru atau produk baru. Dapat juga diartikan sebagai kemampuan seseoarang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Berdasarkan penelitian kreativitas dapat didefinisikan menjadi 3 tipe kreativitas yang berbeda yaitu menciptakan, memodifikasi sesuatu dan mengkombinasikan. 1) Menciptakan (to create) proses membuat sesuatu dari yang tidak



ada menjadi ada, 2) Memodifikasi sesuatu (to modify) mencari cara-cara membentuk fungsi-fungsi baru 3) Mengkombinasikan (to combine) menggabungkan dua hal atau lebih yang sebelumnya tidak saling berhubungan. Ada 4 tahapan proses pemikiran kreatif, yaitu



Gambar 1.1. Tahapan Proses Pemikiran Kreatif (Sumber : buku kreatif dan kewirausahaan, karangan Imam Firmansyah)



Inovatif dalam berwirausaha berarti suatu proses untuk mengubah peluang usaha menjadi gagasan baru yang dapat menghasilkan uang. Inovatif merupakan suatu terobosan baru yang tercipta karena adanya kreatifitas yang tinggi. e. Mandiri Mandiri adalah sikap untuk tidak menggantungkan keputusan akan apa yang harus dilakukan kepada orang lain dan mengerjakan sesuatu dengan kemampuan sendiri sekaligus berani mengambil resiko dalam bisnis. Pembentukan sikap mandiri memiliki 6 kekuatan mental yang dapat menbangun kepribadian yang kuat antara lain: 1) Berkemauan keras 2) Berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi 3) Kejujuran dan tanggungjawab 4) Ketahanan fisik dan mental 5) Ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras



8



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



6) Pemikiran yang kontruktif f. Realistis Realistis berari kenyataan. Berfikir secara realistis merupakan cara berfikir yang sesuai dengan akal sehat. Dengan pola pikir realistis seseorang dapat menerima kekurangan, kelemahan dan kekalahan sehingga dapat menyelaraskan dengan kelebihankelebihan yang dimiliki. Seseorang yang realistis dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kebutuhan sehingga menimbulkan inisiatid dan kreativitas. By Grave, seorang pakar kewirausahaan, mengemukakan tentang karakteristik wirausahawan yang dikenal dengan istilah 10 D, yaitu: a. Dream Seorang wirausaha mempunyai visi keinginan terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya. b. Decisiveness Seorang wirausaha adalah orang yang tidak lambat bekerja. Mereka membuat keputusan secara cepat denga penuh perhitungan. c. Doers Seorang wirausahawan dalam membuat keputusan akan langsung ditindaklanjuti. d. Determination Seorang wirausahawan melaksanakan kegiatannya denga penuh perhatian, rasa tanggungjawab yang tinggi dan tidak mudah menyerah. e. Dedication Dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat tinggi,



kadang-kandng mengorbankan kepentingan keluarga. f. Devotion Wirausahawan dalam melaksanakan pekerjaanya tidak mengenal lelah, semua perhatiannya semata-mata untuk kegiatan bisnisnya. g. Details Seorang wirausahawan sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci. h. Destiny Seorang wirausahawan bertanggungjawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai dan tidak mua bergantung kepada orag lain. i. Dollars Seorang wirausahawan tidak mengutamakan mencapai kekayaan tetapi uang dianggap sebagai ukuran kesuksesa bsinisnya, Ia berasumsi jika berhasi dalam bisnis maka ia pantas mendapatkan laba, bonus atau hadiah. j. Distribute Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya, yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak mencapai sukses dalam bidang bisnis. 4. Ketrampilan Wirausahawan Berkaitan dengan karakter seorang wirausahawan di atas, maka juga harus dilengkapi dengan ketrampikan yang harus dimiliki untuk menunjang keberhasilannya, yaitu ketrampilan dasar dan ketrampilan khusus. Beberapa ketrampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan adalah : a. Memilki sikap mental dan spiritual yang tinggi b. Memiliki kepribadian yang unggul



9



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



c. Pandai berinisiatif d. Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha Disamping ketrampilan dasar, harus juga dimiliki ketrampilan khusus, antara lain: a. Ketrampilan konsep (concewptual skill) : ketrampilan melakukan kegiatan usaha secara menyeluruh bersarakan konsep yang dibuat. b. Ketrampilan teknis (technical skill) : ketrampilan melakukan teknik tertentu dalam mengelola usaha.c. Human Skill : ketrampilan bekerja sama dengan orang lain, bawahan dan sesama usahawan.



3) Meningkatkan komunikasi timbal balik yang baik dengan staf dan karyawan. 4) Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif dan inovatif. 5) Menciptakan suasana kerja sama dalam organisasi perusahaan b. Manfaat Kerja Prestatif 1) Meningkatkan kelancaran proses produksi, distribusi dan konsumsi 2) Meningkatkan sikap tanggap terhadap perubahan usahanya 3) Meningkatkan prestasi kerja lebih efektif dan efisien di dalam mengelola usahanya 4) Meningkatkan prestasi kerja lebih kreatif, inovatif dan fleksibel 5) Meningkatkan prestasi kerja secara maksimal di dalam usahanya 3. Perilaku Kerja Prestatif Jenis dan perilaku kerja prestatif yang harus diperhatikan oleh para wirausaha untuk mencapai keberhasilan di dalam mengelola usahanya meliputi hal-hal berikut ini : a. Kerja Ikhlas Kerja ikhlas adalah bekerja dengan bersungguh-sungguh, dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan dilandasi dengan hati yang tulus. Contoh: Seorang buruh tani yang bekerja dengan upah yang pas-pasan, namun tetap bekerja dengan baik melaksanakan pekerjaan dengan tulus dan semata-mata merupakan pengabdian kepada pekerjaannya yang menghasilkan uang untuk keperluan hidup keluarga. b Kerja Mawas Terhadap Emosional Kerja mawas terhadap emosional adalah bekerja dengan tidak terpengaruh oleh perasaan atau



C. Sikap Prestatif Wirausahawan 1. Pengertian Kerja Prestatif Seorang wirausaha harus berbuat dan bekerja prestatif. Prestatif artinya seorang wirausaha selalu berambisi ingin maju (Ambition Drive). Ciri khusus perilaku kerja prestatif adalah ingin selalu maju di segala bidang. Wirausaha yang kerjanya secara prestatif, memiliki kegemaran dan kegilaan pada pekerjaan usahanya atau bisnisnya. Di sini seorang wirausaha memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaannya atau tugasnya dan setiap saat pikirannya tidak lepas dari usahanya atau bisnisnya. 2. Tujuan dan Manfaat Kerja Prestatif a. Tujuan Kerja Prestatif Adapun tujuan menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif, yaitu: 1) Menunjukkan perhatian atas keharmonisan dalam organisasi perusahaan. 2) Menunjukkan pengertian dan kebutuhan, tujuan keinginan, dan ide-ide usaha.



10



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



kemarahan yang sedang melanda jiwanya. Seorang pemilik perusahaan, di rumah mempunyai masalah dengan keluarganya. Di perusahaannya, ada pegawainya yang melakukan kesalahan. Maka sebagai pemimpin atau pemilik usaha harus dapat membedakan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan. Cara pemecahan masalahnya harus tetap rasional dan tidak emosional. c. Kerja Cerdas Kerja cerdas adalah bahwa di dalam bekerja harus pandai memperhitungkan resiko, mampu melihat peluang dan dapat mencari solusi sehingga dapat mencapai keuntungan yang diharapkan. Perilaku/ sikap cerdas dalam melakukan pekerjaannya menggunakan teknologi yang tepat, menggunakan konsep hitung menghitung, memakai atau menggunakan bahasa global, pandai berkomunikasi dan pandai pula mengelola informasi. d Kerja Keras Kerja keras adalah dalam bekerja kita harus mempunyai sifat mampu kerja atau gila kerja untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai. Mereka dapat memanfaatkan waktu yang optimal sehingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak serta kesulitan yang dihadapi. Dalam bekerja mereka penuh semangat dan berusaha keras untuk meraih hasil yang baik dan maksimal. e. Kerja Tuntas Kerja tuntas adalah di dalam bekerja mampu mengorganisasikan bagian usaha secara terpadu dari awal sampai akhir untuk dapat menghasilkan usaha sampai selesai dengan maksimal.



4. Prinsip Kerja Prestatif Prinsip kerja prestatif sangat tergantung pada kategori sebagai berikut: a. Dilligence (Kerajinan, kerja keras) b. Dedication (Pengabdian) c. Integrity (Keutuhan, watak) d. Responsiblenness (Rasa tanggung jawab) e. Carefullnes (Kehati-hatian) f. Versality (Keserbabisaan) g. Innovativeness (Daya pembaharuan) h. Cooperativeness (Semangat kerja sama) i. Eageerness to learn besides skill fullness (Hasrat untuk belajar dan kemahiran). 5. Falsafah Menerapkan Sikap Kerja Prestatif Agar dapat efektif dan efisien membelajarkan diri sehingga dapat berkembang secara dinamis penerapan kerja prestatif, maka harus ditanamkan pemikiran beberapa komponen perilaku belajar di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, yaitu sebagai berikut: a. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidup, harus banyak belajar tentang dirinya sendiri. b. Kegagalan berwirausaha harus diterima sebagai pengalaman c. Kekuatan berwirausaha datangnya dari tindakannya sendiri, bukan dari tindakan orang lain. d. Resiko kegagalan selalu ada, tetapi para wirausaha harus menerimanya dan tanggung jawab. e. Adanya keberhasilan berwirausaha setelah mengalami kegagalan D. Keberhasilan dan Kegagalan Wirausahawan



11



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Dalam berwirausaha, dua hal yang selalu muncul adalah adanya keberhasilan dan kegagalan dalam berusaha. Banyak orang sukses di dunia tidak serta merta menggapai keberhasilannya yang sekarang, melainkan melampaui banyak rintangan berupa kegagalan-kegagalan yang dihadapinya. Yang membedakan dari orang lain adalah kegigihan mereka dalam mengatasi rintangan sehingga dicapailah keberhasilannya yang sekarang. Ada beberapa faktor peyebab keberhasilan dan kegagalan yang ada dalam kewirausahaan . 1. Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan Wirausaha atau wirausahawan adalah seseorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Karir kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat menghasilkan imbalan finansial yang nyata. Terdapat beberapa faktor yang dapat membawa seorang wirausaha berhasil, yaitu : a. Bersikap berani, Seorang wirausahawan perlu bersikap berani mengambil resiko terhadap bisnis yang akan dijalankannya. b. Pandangan strategik, Wirausahawan perlu mempunyai pandangan untuk masa depan, seperti langkah apa yang harus diambil di masa depan, produk apa yang harus diluncurkan, operasional perusahaan harus dikonsolidasikan ataukah di ekspansi, dan sebagainya. c. Leadershiip Seorang wirausahawan yang baik adalah yang dapat memberikan panduan dan inspirasi bagi karyawannya. Beberapa faktor lain yang menunjang keberhasilan wirausahawan



adalah : a. Jujur (jujur terhadap diri sendiri, orang lain dan terhadap tujuan yang akan dicapai) b. Disiplin dan berani c. D a p a t m e l a k s a n a k a n p r i n s i p manajemen dengan baik. Untuk mencapai keberhasilan di atas, seorang wirausahawan haruslah memiliki kompetensi seperti halnya profesi lain dalam kehidupan. Dalam Bradstreet Credit Services, terdapat 10 kempetensi yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan, yaitu : a. K n o w i n g y o u r b u s i n e s s , y a i t u mengetahui usaha apa yang akan dijalankan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hbungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dijalankan. b. K n o w i n g t h e b a c i c b u s i n e s s management, yaitu mengetahui dasrdasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisir dan mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien. c. Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh, dan tidak setengah hati. d. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal



12



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental. e. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya secara tepat dan mengendalikannya secara akurat. f. Managing time efficiency, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya. g. Managing people, yaitu kemampuran merencanakan, mengatur, mengarahkan/memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan. h. Statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan. i. Knowing how ti compete, yaitu mengetahui strategi/cara bersaing. Wirausahawan harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing. j. Copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman yang jelas tersurat,, tidak tersurat.



mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha atau wirausahawan adalah meeka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemaampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha. Ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu : a. Tidak memiliki kemampuan dalam manajerial Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil. b. Kurang berpengalaman Kurangnya pengalaman, baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola sumber daya, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan. c. K u r a n g d a p a t m e n g e n d a l i k a n keuangan Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor pengelolaan keuangan, terutama dalam memelihara aliran kas, menjadi faktor yang sangat penting. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara kas akan mengjambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak berjalan lancar. d. Gagal dalam perencanaan Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan e. Lokasi yang kurang memadai Lokasi usaha yang strategis



2. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan Dari segi katakterisitik perilaku, wirausaha (entrepreuneur) adalah mereka yang mendirika, mengelola,



13



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



merupakan faktor yang menentukan keberhasilan f. Kurangnya pengawasan peralatan Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurangnya pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjad besar. h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi Wirausaha yang tidak siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu. Yang menjadi tugas seorang wirausahawan adalah mengatasi faktor kegagalan dan mendorong faktor keberhasilan tersebut untuk meraih kesuksesan berikutnya.



Saat baru pertama kali melihat beliau tentu tidak akan ada yang menyangka bahwa sosok yang satu ini adalah pengusaha sukses. Bob Sadino, pria yang suka mengenakan celana pendek dan kemeja lengan pendek ini telah berhasil menginspirasi banyak orang dengan gaya nyentriknya tersebut. Pemilik tunggal dari jaringan usaha Kemchick dan Kemfood ini telah beberapa kali menampakkan wajahnya di layar televisi dan menginspirasi banyak orang. Bob Sadino lahir di Lampung, 9 Maret 1939, anak bungsu dari lima bersaudara ini berasal dari keluarga yang berkecukupan. Tapi bukan faktor tersebut yang menjadikan Om Bob menjadi pengusaha sukses seperti sekarang. Saat Om Bob berusia 19 tahun orang tuanya meninggal. Om Bob pun dipercaya untuk mewarisi seluruh warisan kedua orang tuanya karena saudara-saudara Om Bob yang lain telah mapan secara ekonomi. Om Bob kemudian memanfaatkan warisan orang tuanya itu untuk berkeliling dunia. Salah satu Negara yang dikunjunginya adalah Belanda.Ia pun memutuskan untuk menetap disana dan bekerja di sebuah perusahaan bernama Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Selama 9 tahun Om Bob menetap di Belanda, dan kemudian bertemu dengan seorang wanita Indonesia bernama Soelami Soejoed yang kemudian menjadi istrinya. Perjalanan Bob Sadino yang penuh lika-liku pun dimulai saat Om Bob mulai merasa jenuh dengan kehidupan di Eropa dan ingin kembali ke Indonesia. Pada tahun 1967, Om Bob memboyong istri dan kedua anaknya pulang



Bob Sadino, Pengusaha Nyentrik Nan Inspiratif Nama Bob Sadino pasti sudah cukup terkenal, terutama bagi para pengusaha, dan kisah hidup sosok nyentrik yang satu ini bisa menjadi inspirasi dalam menjalankan bisnis. Yang menarik dari kisah Bob adalah dari sisi jatuh bangunnya kehidupan yang pernah ia jalani.



14



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



kampung ke Indonesia. Tak lupa Ia juga membawa pulang dua buah mobil Mercedes keluaran 1960 kesukaannya. Namun karena belum memiliki tempat tinggal dan harus membiayai keluarganya, Om Bob kemudian menjual salah satu mobil mercedesnya demi membeli sebidang tanah di kawasan kemang. Di Indonesia, Bob Sadino bekerja di PT. UNILEVER Indonesia. Suatu hari Om Bob memutuskan untuk keluar dari perusahaan tempat ia bekerja, karena pola pikirnya yang ingin maju dan sukses secara mandiri. Om Bob tidak ingin kerja terikat dan terus menerus di perintah oleh atasan. Sangistri pun turut mendukung keputusan Om Bob. Tekad Om Bob sudah bulat, Ia kemudian membuka usaha penyewaan mobil Mercedes milik satusatunya itu, dan memberanikan diri untuk menjadi sopir. Namun sayangnya usaha Bob Sadino yang pertama ini tak berjalan lancar, mobil mercedesnya mengalami kerusakan akibat kecelakaan. Om Bob tentu saja tak dapat membiayai kerusakannya. Jatuh bangun kehidupannya tak membuat semangatnya surut, Om Bob kemudian mencoba cara lain untuk menafkahi keluarganya. Ia pun melakoni pekerjaan sebagai Tukang batu yang hanya di hargai Rp.100,-. Kondisi ini tentu saja membuat Bob Sadino sangat depresi dan sedih, kehidupan yang tadinya dirasa aman dan masih di atas roda telah berbalik 180 derajat saat itu.Namun dari pengalaman hidupnya yang getir itu tak lantas membuat Bob Sadino patah arang, semangat juangnya terus membara untuk menyongsong masa depan yang lebih baik bersama anak istrinya. Suatu hari, seorang sahabat Om Bob menyarankannya untuk beternak dan berbisnis telur ayam negeri. karena pada waktu itu telur ayam negeri masih jarang di pasaran. Melihat peluangbisnis yang ada Om Bob akhirnya tertarik dan setuju menggeluti bisnis itu. Bersama istri yang mendukungnya, Om Bob memulai bisnis itu berjualan telur



melalui pintu ke pintu kepada orang-orang asing yang ada di daerah kemang. Kebetulan Kemang adalah pusat pemukiman orang asing di Jakarta. Mereka menjual telur itu beberapa kilogram perharinya. Berbekal pengalaman hidup di Eropa, Om Bob tidak mengalami kesulitan dalam berbahasa inggris, ia mengerti seluk beluk budaya kehdupan masyarakat Eropa. Ada sebuah momen yang mengilhami seorang Bob Sadino di kala sedang beternak ayam-ayam negerinya. Iaberpikir seekor ayam saja bisa mencari makannya sendiri dan menyambung hidup, apalagi seorang manusia seperti dirinya yang memiliki akal budi. Lewat Ilham inilah yang kemudian membuatnya menjadi seorang pengusaha yang gigih berjuang dan pantang menyerah. Kerja keras telah terbukti dan Lambat laun, bisnis yang digeluti Om Bob pun semakin meningkat dan tanpa disadarinya, Om Bob telah menjadi pelopor ayam negeri beserta telurnya di Indonesia. Terkadang ada beberapa pelanggan asing yang mengeluhkan pelayanan yang belum maksimal dari Om Bob. Hal ini kemudian membuat Bob semakin banyak belajar dari pengalaman bisnisnya bahwa pelayanan yang maksimal adalah kunci utama keberhasilan seorang pengusaha. Selain menekuni bisnis telur, Bob Sadino juga melirik bisnis daging ayam, yang menjadi cikal bakal berdirinya Kemchick dan Kemfood yang masih didominasi oleh orang asing dan orang Indonesia yang tinggal di Kemang. Selain itu, bisnis hortikultura sayur-sayuran yang menerapkan sistem hidroponik milik Bob Sadino juga berjalan sukses. Bob Sadino merupakan sosok yang sederhana dalam kesehariannya maupun dalam bisnisnya, ia lebih mengedepankan tindakan dalam mengubah nasib dari pada hanya teori-teori sukses yang selama ini diajarkan. Bob Sadino pernah membandingkan antara orang pintar dan orang goblok. Menurutnya, orang pintar zaman sekarang terlalu banyak berpikir dan berencana mengenai hidup dan



15



bisnisnya. Alhasil, tak satupun dari rencanarencana itu yang terwujud karena mereka terlalu banyak pertimbangan dan hitunghitungan. Berbeda dengan orang goblok yang dalam melakukan suatu bisnis tanpa banyak perhitungan dan pertimbangan langsung melakukan tindakan nyata, karena baginya hidup butuh makan hari ini. Penulis : Marikxon Sumber : https://www.maxmanroe.com/bob-sadinopengusaha-nyentrik-nan-inspiratif.html



1. Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah bentuk usaha untuk menciptakan nilai lewat pengakuan terhadap peluang bisnis, manajemen pengambilan risiko yang sesuai dengan peluang yang ada, dan lewat keterampilan komunikasi dan sumber daya yang diperlukan untuk membawa sebuah proyek sampai berhasil 2. Wirausaha atau wirausahawan diartikan sebagai orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat dalam memastikan kesuksesan. 3. Wiraswasta atau wirastawan adalah orang yang berani bersikap, berpikir, dan bertindak menurut kemampuan dan keberanian untuk menciptakan pekerjaan sendiri, mencari nafkah sendiri, dan berkarier dengan sikap mandiri atau orang yang memiliki dorongan untuk menciptakan sesuatu yang lain, dengan menggunakan waktu dan kegiatan, disertai modal dan risiko, serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi atas usahanya tersebut. 4. Hal-hal yang perlu dimengerti tentang kewirausahaan adalah mengenai tujuan, asas dan manfaat kewirausahaan. Apabila keempat hal tersebut dimengerti dengan baik, tingkat keberhasilan berwirausaha akan lebih besar. 5. Fungsi wirausaha adalah memperkenalkan barang baru, melaksanakan metode produksi baru, membuka pasar baru, membuka bahan/ sumber-sumber baru, dan pelaksanaan organisasi baru yang kesemuanya harus didukung oleh sikapsikap wirausaha yang sesuai yaitu : selalu berpikir positif, memiliki respon individu yang positif, beriorientasi yang jauh ke depan, tidak gentar saat melihat pesaing, selalu ingin tahu, membuat ia selalu



Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai sikap dan perilaku kewirausahaan, kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet dapat dicari lebih jauh materi tentang sikap dan perilaku kewirausahaan. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang sikap dan perilaku kewirausahaan adalah: http://dwijayantie81.blogspot.com/2012/12/ mengidentifikasi-sikap-dan-perilaku.html/



16



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



mencari jalan keluar bila ingin maju, selalu ingin memberi yang terbaik buat orang lain, memliki semangat yang kuat dan berjuang keras, punya komitmen yang kuat, integritas yang tinggi dan semangat yang kuat untuk meraih impiannya 6. Untuk meraih keberhasilan dalam usahanya, seorang wirausaha juga harus memiliki perilaku-perilaku berikut : memiliki rasa percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi ke masa depan 7. Karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan, antara lain : disiplin, komitmen tinggi, jujur, kreatif dan inovatif, mandiri, dan realistis. 8. Seorang wirausahawan yang berhasil harus memiliki beberapa ketrampilan dasar yaitu : memilki sikap mental dan spiritual yang tinggi, memiliki kepribadian yang unggul, pandai berinisiatif, dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha dan memiliki ketrampilan khusus, seperti : ketrampilan konsep, ketrampilan teknis, dan Human Skill. 9. Seorang wirausaha harus berbuat dan bekerja prestatif (selalu berambisi ingin maju) dengan ciri khusus selalu ingin maju di segala bidang. Di sini seorang wirausaha memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaannya atau tugasnya dan setiap saat pikirannya tidak lepas dari usahanya atau bisnisnya. 10. Jenis dan perilaku kerja prestatif yang harus diperhatikan oleh para wirausaha untuk mencapai keberhasilan di dalam mengelola usahanya meliputi hal-hal berikut ini : kerja ikhlas, kerja mawas terhadap emosional, kerja cerdas, kerja keras, dan kerja tuntas. 11. A g a r d a p a t e f e k t i f d a n e f i s i e n membelajarkan diri sehingga dapat berkembang secara dinamis penerapan kerja prestatif, maka harus ditanamkan pemikiran beberapa komponen perilaku



belajar di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, yaitu : untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidup, harus banyak belajar tentang dirinya sendiri, kegagalan berwirausaha harus diterima sebagai pengalaman, kekuatan berwirausaha datangnya dari tindakannya sendiri resiko harus diterima, adanya keberhasilan berwirausaha setelah mengalami kegagalan Dalam berwirausaha, dua hal yang selalu muncul adalah adanya keberhasilan dan kegagalan dalam berusaha. Dalam berusaha banyak wirausahawan harus melampaui banyak rintangan berupa kegagalan-kegagalan yang dihadapinya, namum karena kegigihan mereka dicapailah keberhasilannya yang sekarang.



Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Jelaskan pengertian kewirausahaan dan wirausaha dilihat dari esensinya! 2. Sebutkan keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki seorang wirausaha! 3. Sebutkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan seorang wirausaha! 4. Jelaskan jenis dan perilaku kerja prestatif yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha! 5. Tuliskan sifat-sifat dasar yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha agar dia berhasil !



Setelah mempelajari bab pertama ini, Kalian pasti sudah paham tentang sifat dan perilaku kewirausahaan serta ruang lingkupnya. Dari semua materi yang sudah



17



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



dijelaskan ada bab ini, mana yang menurut Kalian paling sulit dipahami? Coba Kalian diskusikan dengan teman maupun guru Kalian tentang sikap dan perilaku kewirausahaan yang baik.



18



BAB II ANALISIS PELUANG USAHA PRODUK BARANG/JASA Setelah mempelajari tentang Analisis Peluang usaha Produk Barang/jasa ini, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan pengertian peluang usaha, menjelaskan bagaimana menganalisis peluang usaha dan memanfaatkannya untuk meraih keberhasilan usaha dengan teliti dan mandiri.



ANALISIS PELUANG USAHA BARANG/JASA



PENGERTIAN PELUANG USAHA



PENGERTIAN PELUANG USAHA



SUMBER PELUANG USAHA



SIKLUS HIDUP PRODUK



DARI DIRI SENDIRI



METODE ANALISIS PELUANG USAHA



INTRODUCTION STEP (TAHAP PERKENALAN)



PELUANG DAN RESIKO USAHA



DARI LINGKUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG USAHA



DARI KONSUMEN



GROWTH STEP (TAHAP PERKEMBANGAN)



DASAR ANALISIS PELUANG USAHA



CIRI-CIRI PELUANG USAHA YANG BAIK



DARI PERUBAHANPERUBAHAN YANG TERJADI



MATURITY STEP (TAHAP KEDEWASAAN)



TUJUAN DAN MANFAAT ANALISIS PELUANG USAHA



DECLINE (TAHAP PENURUNAN)



METODE ANALISIS PELUANG USAHA



STRATEGI EKSTENSI (PERPANJANGAN)



PEMANFAATAN PELUANG SECARA KREATIF DAN INOVATIF



Peluang usaha – Siklus hidup produk –faktor internal – faktor eksternal - Introduction Step (Tahap perkenalan) - Growth Step (Tahap perkembangan) - Maturity Step (Tahap kedewasaan) - Decline (Tahap penurunan) - Strategi Ekstensi (Perpanjangan) – analisis peluang usaha – analisis SWOT – Strengh – Weakness – Opportunity – Threathy - Analisis 5 W + 1 H - Studi Kelayakan Usaha – kreatif - inovatif 19



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Istilah peluang usaha tentunya sudah tidak aneh lagi bagi para pebisnis/ usahawan, tetapi tdak semua orang mengerti apa yang dimaksud dengan peluang usaha. Dalam bab ini akan disajikan penjelasan mengenai peluang usaha dan cara menganisis peluang usaha tersebut. A. Pengertian Peluang Usaha 1. Pengertian Peluang Usaha Kata peluang, jika dalam bahasa Inggris “opportunity”, dapat diasrtikan sebagai kesempatan yang muncul dari suatu kejadian. Istilah peluang usaha sendiri terdiri dari dua kata yaitu kata “peluang” dan kata “usaha”. Kata peluang memiliki pengertian sebagai suatu kesempatan yang datang atau sesuatu yang terjadi yang bisa menghasilkan keuntungan. Sedangkan lata “usaha” dapat diasrtikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan untuk mengarahkan tenaga dan pikiran dalam mencapai target atau tujuan. Dengan demikian, peluang usaha adalah suatu kesempatan yang datang sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan. Peluang usaha juga didefinisikan sebagai kesempatan yang muncul pada waktu tertentu yang dapat memberikan kesempatan besar untuk memperoleh keuntungan, jika dalam kesempatan itu itu dilakukan suatu tindakan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran. Peluang usaha sendiri merupakan suatu ide investasi atau usulan bisnis yang menarik serta memberi kemungkinan untuk memberikan hasil bagi seseorang yang berani mengambil resiko. Analisis peluang usaha adalah suatu analisis yang bertujuan untuk mengetahui apakah usaha yang tersebut dapat dikerjakankan, dilaksanakan, dan memberian keuntungan dikemudian hari. Peluang usaha adalah kesempatan yang dapat



dimanfaatkan seseorang untuk mendapatkan apa yang di inginkannya (keuntungan – kekayaan – uang) dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki.



Gambar 2.1. Contoh Analisis Peluang Usaha (Sumber : Produk Kreatif dan Kewirausahaan, Untuk SMK/MAkelas XI,Karangan Imam Firmansyah, S.Pd DKK)



2. Faktor-faktor yang mempengaruhi peluang usaha Seorang pengusaha baik pengusaha muda ataupun pengusaha yang sudah lama berkecimpung dalam dunia bisnis, ketika ia akan memanfaatkan peluang usaha yang ada pada waktu tertentu seorang pengusaha itu harus memiliki sikap dan mental yang percaya diri. Perlu pemikiran yang matang bagi seorang pengusaha agar usahanya dapat berjalan dengan tetap sasaran. Dalam menilai sebuah peluang usaha, apakah cocok dengan keadaan kita atau tidak, tentu kita harus memperhatikan dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal Faktor internal ini bersumber dari individu itu sendiri misalnya bakat dan minat yang dimiliki oleh seseorang. Ketika kita memanfaatkan peluang usaha maka kita harus memperhatikan faktor internal yang kita miliki. Apakah Anda memiliki bakat dan minat untuk menjalankan kegiatan usaha yantgtelah Anda pilih. b. Faktor eksternal Faktor eksternal ini datang dari luar diri Anda misalnya lingkungan sekitar kita. Ketika Anda akan memanfaatkan peluang usaha maka Anda harus



20



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



memiliki daya analisa yang tinggi dalam memanfaatkan peluang usaha. Seorang pengusaha yang cerdas adalah ia mampu melakukan inovasi dan kreativitas untuk kegiatan usahanya. 3. Ciri-ciri peluang usaha yang baik Tidak semua peluang usaha dapat kita manfaatkan dan diubah menjadi suatu usaha bisnis yang baik. Kita harus memilih dan memilah peluang mana yang cocok dengan bakat dan kemampuan kita dan layak dikembangkan. Kita harus memahami dahulu seperti apa ciri-ciri peluang usaha yang baik. Peluang usaha yang baik dan layak dikembangkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Peluang itu orisinil dan tidak meniru. Usaha yang sukses itu tidak meniru usaha orang lain. Usaha yang meniru orang lain hasilnya belum tentu sama. b. P e l u a n g i t u h a r u s d a p a t mengantisipasi perubahan persaingan dan kebutuhan pasar di masa mendatang. Dalam arti, peluang itu bisa terus ditingkatkan nilai jualnya serta bisa terus diinovasi. c. Benar-benar sesuai dengan keinginan agar peluang bisa bertahan lama. d. Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) benar-benar teruji untuk itu dilakukan riset dan trial (uji coba) dalam pasar. e. Bersifat ide yang kreatif dan inovatif bukan tiruan dari ide orang lain. f. Ada keyakinan bisa mewujudkan dan sukse untuk menjalankannya. g. Ada rasa senang menjalankannya dan benar-benar suka dengan bisnis tersebut. Oleh sebab itu, ketika muncul peluang usaha baru, anda harus segera membuat inisiatif dengan merencanakan apa saja yang akan



dilakukan untuk melaksanakan peluang tersebut. Bagi wirausahawan, pengenalan diri merupakan modal awal untuk dapat mengenali lingkungannya, memanfaatkan peluang usaha, dan mengerahkan sumber daya, guna meraih peluang usaha yang ada. Seorang wirausahawan harus memuliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk mengarahkan dirinya guna memperoeh peluang, menyusun konsep usaha, merencanakan masuk pasar, menggambarkan diri serta dibekali dengan teknik-teknik usaha tertentu. Banyak jenis usaha yang bisa dikelola, mana yang akan dipilih bergantung pada beberapa hal, antara lain : a. Minat seseorang b. Modal yang dimiliki c. Relasi yang dimiliki d. Berbagai peluang lainnya Setiap usaha yang dujalani pasti berorientasi ingin mencari keuntungan. Namun, saat anda berusaha, tidak akan terlepas dari risiko yang akan dihadapi. Hal tersebut tidak perlu dicemaskan karena hanya akan memperlambat dan menghambat usaha. Untuk mengantisipasinya, persiapkan perhitungan secara matang langkah usaha yang akan ditempuh sehingga akan mengurangi risiko yang dihadapi. Ketersedian informasi bagi seorang wirausaha mutlak diperlukan. Setelah seorang wirausaha mewujudkan ide dan peluang usaha tersebut, sebaiknya mulailah dari usaha berskala kecil terlebih dahulu.Di samping memperkecil risiko, langkah tersebut juga membantu mendayagunakan modal dan memantapkan strategi usaha.Dalam dunia bisnis, sealu ada ungkapan, “Dengan pengorbanan yang sekecilkecilnya untuk mendapatkan hasil yang



21



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



sebesar-besarnya”.Faktanya, untuk menjalankan ungkapan tersebut memang sulit dan tidk semudah membalikkan telapak tangan.



b. pada lingkungan rumah, bisa saja peluag untuk menjalankan usaha dapat muncul dari lingkungan sekitar rumah c. kebiasaan diri sendiri juga dapat memunculkan ide atau peluang untuk menjalankan usaha, misalnya seseorang sering online, sehingga mendapatkan ide untuk berbisnis online 3. Dari konsumen Permintaan konsumen terhadap barang atau jasa di pasar dapat menjadi sumber ide untuk membuka usaha, misalnya : a. keluhan konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual di pasar b. harapan konsumen terhadap barang dan jasa yang ada ataupun belu ada di pasar c. saran dari konsumen terhadap barang atau jasa, dengan adanya saran tersebut usahawan dapat memperbaiki lagi barang atau jasa yang dijualnya atau membuat barang yang baru yang sesuai keinginan konsumen sehingga konsumen merasa puas d. permintaan konsumen terhadap barang dan jasa, dengan keinginan konsumen terhadap barang atau jasa, jika seorang usahawan dapat membaca situasi ini dengan baik, maka akan menjadi sumber ide untuk membuka usaha sehingga mendapatkan keuntungan. 4. Dari perubahan-perubahan yang terjadi Peluang usaha dapat muncul dari berbagai perubahan lingkungan jika orang tersebut mampu membaca situasi untuk melihat peluang usaha, misalnya : a. perubahan gaya hidup pada manusia, dapat dikatakan gaya hidup manusia jaman sekarang semakin banyak



B. Sumber Peluang Usaha Bagi pengusaha, terutama yang baru memulai atau sebagai calon pengusaha, peluang usaha tidak serta merta muncul dan kemudian berkembang serta berhasil. Berbagai sumber peluang usaha dapat diakses sebagai sarana untuk memulai usaha dan mengembangkannya, antara lain : 1. Dari diri sendiri Peluang usaha yang memiliki potensi tinggi adalah dari diri sendiri, misalnya ide tersebut didapatkan dari hobi, keahlia, pengetahuan dan dari riset atau pengamatan lingkungan. Alasan mengapa peluang yang baik datang dari diri sendiri, yaitu karena : a. untuk menjalankan usaha harus konsisten dan berkomitmen, sehingga usahawan harus menyukai usaha tersebut. b. u n t u k m e n j a l a n k a n u s a h a membutuhkan proses yang cukup panjang, sampai usaha tersebut membuat usahawan berhasil c. keberhasilan dalam menjalankan usaha yaitu dengan terus mencoba dan pantang menyerah dengan didukung kreativitas dan inovasi serta memiliki pengetahuan yang mencukupi 2. Dari lingkungan Banyak sekali peluang untuk menjalankan usaha yang sumber idenya didapatkan dari lingkungan sekitar, antara lain : a. usaha yang dimiliki orang tua yang terus dikembangkan lagi dan lagi, sehingga semakin besar dan luas



22



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menjalankan kehidupannya b. perubahan peraturan yang dilakukan pemerintah dalam membuka serta menjalankan usaha c. perubahan tekanan kerja yang semakin tinggi sehingga banyak orang yang membutuhkan hiburan atau suasana yang lain d. perubahan terhadap dunia teknologi dan komunikasi, karena jaman sekrang manusia semakin membutuhkan yang namanya teknologi informasi dan teknologi dalam menjalankan hidup, dan lainlain Contoh peluang usaha yang saat ini sedang marak adalah berbisnis online dijaman serba digital seperti saat ini memang sangat menjanjikan asalkan etrus berusaha, selalu berinovasi dan mampu bersaing dengan banyak penjual di pasaran. Bisnis online yang dapat ditekuni misalnya jual Handphone, kartu telepon dll. Atau bisa juga berjualan pakain, asesoris dll.Contoh usaha lainnya adalah membuka usaha budidaya hewan atau perikanan, budidaya tanaman pertanian dan perkebunan, dll yang hasilnya dpat dijual. Bisa saja didukung dengan pemasaran secara online untuk mempromosikan dan menjual hasilnya kepada para calon konsumen, karen sekarang ini banyak calon konsumen mencari barang atau produk yang diinginkannya melalui internet.



dari peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produkproduk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar. Konsep ini dipopulerkan oleh Levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya. Setelah mencapai puncaknya maka produk akan turun dengan alamiah. Perubahan citra produk/ organisasi lalu dilakukan untuk mendukung inovasi dan menghindari penurunan drastis akibat kejenuhan produk. Jangka waktu titik jenuh tidak saja ditentukan dari jenis produk tetapi bisa dilihat menggunakan indikator seperti penjualan produk, komplain yang tidak tertangani, distribusi dll. Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti: mendidik pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur ulang siklus produk yang diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan memperbaiki atau dengan perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan pemotongan harga.



C. Siklus Hidup Produk Hal lain yang perlu diketahui berkaitan dengan peluang usaha ini adalah memahami siklus hidup sebuah produk. Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus suatu produk/ organisasi dengan tahapantahapan proses perjalanan hidupnya mulai



Gambar 2-2. Grafik Siklus hidup produk



Setiap produk mempunyai masa daur hidup yang berbeda, terdapat kenaikan maupun penurunan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut merupakan tahapan-tahapan siklus hidup



23



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



sebuah produk, yaitu : 1. Introduction Step (Tahap perkenalan) Tahap perkenalan merupakan sebuah tahap awal perusahaan dalam memperkenalkan produknya kepada konsumen. Pada tahap ini barang yang di jual umumnya barang baru, karena masih berada pada tahap permulaan. Ciri-ciri umum tahap ini adalah : a. Produk baru diluncurkan ke Pasar (Market) b. Omset penjualan yang masih rendah c. Kapasitas produksi masih rendah d. Biaya per unit yang masih tinggi e. Cash Flow Negatif f. Distributor berkemungkinan enggan untuk mengambil produk yang masih belum terbukti Kualitasnya. g. Diperlukannya promosi secara besarbesaran dalam rangka memperkenalkan produknya (biaya promosi yang tinggi) Dalam tahapan ini, juga terdapat beberapa strategi yang biasa diterapkan oleh perusahaan, diantaranya yaitu: a. Mendorong Adopsi pelanggan b. Mengeluarkan Biaya yang besar dalam promosi untuk menciptakan kesadaran pada produk dan juga untuk memberitahukan produk barunya kepada masyarakat c. M e n g g u n a k a n s t r a t e g i H a r g a Peluncuran (skimming) atau Harga Penetrasi (Penetration) d. Distribusi yang terfokus (pada wilayah yang terbatas 2. Growth Step (Tahap perkembangan) Tahap Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang diperkenalkan tersebut sudah dikenal dan diterima oleh konsumen. Selama tahapan ini, produk mulai



memperlihatkan laba, pesaing juga mulai mengikuti, mengeluarkan produk versi mereka. Beberapa ciri-ciri pada tahap Perkembangan ini adalah : a. Memperluas pasar b. Omset penjualan yang naik signifikan c. Meningkatnya kapasitas produksi d. Produk mulai diterima oleh pasar e. Cash Flow mulai berubah menjadi Positif f. Pasar semakin berkembang, laba juga akan meningkat, namun pesaingpesaing baru akan mulai bermunculan g. Biaya per unit akan turun ke skala yang ekonomis Growth Step dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : a. Pertumbuhan cepat (Rapid growth) Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal. Namun jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan produk tiruan. Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar baru. b. Pertumbuhan lambat (Slow growth) Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah digunakan oleh mayoritas konsumen.



24



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Situasi ini akan menyebabkan perusahaan mulai memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Pada umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style improvement) guna memantapkan posisi produknya di pasar. Laba akan semakin sulit diperoleh perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan cenderung menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan atau daya tarik industri. Strategi yang dilakukan dalam Tahap Perkembangan a. Membuat iklan yang menciptakan kesadaran akan pemilihan produk dan memperkuat merek (branding) b. Memperbanyak saluran distribusi dan memperluas cakupan distribusi. c. Meningkatkan kualitas produk, menambahkan fitur-fitur baru dan gaya serta memperbanyak model atau varian. d. Menurunkan harga produk untuk menarik pembeli dan memperluas segmen pasar e. Masih mengeluarkan biaya yang besar dalam mempromosikan produk dan mereknya. 3. Maturity Step (Tahap kedewasaan) Tahap kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi. Namun, pada tahap ini pasar semakin tersegmentasi, peningkatan omset penjualan mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang dalam merebut pasar dengan pesaingpesaingnya. Tahap ini terdiri dari tiga tingkatan,



yaitu: a. Kedewasaan pertumbuhan (Growth maturity) Yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah. b. Kedewasaan stabil (stable maturity) Yaitu penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan perusahaan. c. Kedewasaan mengusang (decaying maturity) Yaitu penjualan mulai menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi. Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap Kedewasaan : a. Memperbaiki dan memodifikasi Produk dan memperbanyak pilihan (model, warna, bau, rasa, estetika) b. Meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar. c. Kapasitas Produksi pada kondisi yang rasional d. Menerapkan harga yang lebih bersaing e. Menggunakan Iklan yang persuasif, mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produknya. f. Menarik pengguna-pengguna baru g. Distribusi yang intensif h. Memasuki Segmen pasar yang baru i. Repositioning 4. Decline (Tahap penurunan) Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline dalam PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan



25



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



selera pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan teknologi. Ciri-ciri Tahap Penurunan adalah sebagai berikut : a. Laba menurun secara signifikan dan Cash flow akan melemah b. Pasar menjadi Jenuh c. Akan banyak Pesaing-pesaing yang keluar dari pasar d. Kapasitas produksi akan menurun Strategi yang sering digunakan pada tahap penurunan adalah sebagai berikut : a. M e l a k u k a n p r o m o s i u n t u k mempertahankan Pelanggan yang setia b. Mempersempit saluran distribusi c. Menurunkan harga uang menjaga daya saingnya d. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya). e. Meninjau kembali dan memperbaiki program pemasaran serta program produksinya agar lebih efisien. f. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada. 5. Strategi Ekstensi (Perpanjangan) Untuk mempanjang umur produk, strategi-strategi yang sering dilakukan oleh produsen agar memperlambat produknya memasuki tahap penurunan diantaranya sebagai berikut : a. P e r i k l a n a n , M e n c o b a u n t u k menambah pengguna baru dan berusaha mengingatkan pengguna lama. b. Menurun Harga, Berusaha untuk menarik pelanggan baru. c. Penambahan Nilai (Adding Value)



d. Menjelajahi pasar-pasar baru atau mencoba menjual produk keluar negeri. e. Memperbarui kemasan Melalui pemahaman tentang siklus hidup produk tersebut, maka pemanfaatan peluang usaha akan lebih optimal dan keberhasilan usaha bisa dibidik dengan akurat. D. Metode Analisis Peluang Usaha 1. Peluang dan resiko usaha a. Peluang usaha Banyak sekali peluang usaha yang ada disekitar kitta, asal mau mencari dan bertanya. Sebagai orang yang kreatif, calon wirausahawan akan mampu meihat begitu banyak peluang yang berpotensi untuk diciptakan. Cara mengidentifikasi peluang usaha atau bisnis yang ada bisa dicari, asal wirausahawan mau bekerja keras, ulet dan percaya kepada kemampuan diri sendiri. Untuk menggali dan memanfaatkan peluang usaha, seorang wirausahaa harus berpikir positif dan kreatif, yaitu dengan cara : 1) Percaya bahwa usaha dapat dilaksanakan 2) Menerima gagasan baru 3) Bertanya pada diri sendiri 4) Mendengarkan saran orang lain 5) Memiliki etos kerja tinggi 6) Pandai berkomunikasi Peluang usaha bukanlah peluang jika kita tidak sanggup menemukan tindakan yang mungkin dan layak untuk mewujudkannya. Adapun persyaratan pokok dalam memanfaatkan peluang usaha pada masa depan ialah berfikir positif, optimisme, bersedia bekerja keras dan mau mendengarkan orang lain, mengakui kesalahan, dan mau percaya bahwa pada hari ini harus lebih baik



26



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



dari pada hari kemarin. Resep Dr. D. J. Schwartz tentang cara memanfaatkan peluang bisnis adalah sebagai berikut : 1) Percaya dan yakin bahwa usaha bisa di laksanakan. 2) bJanganlah hadiri lingkungan yang statis yang akan melumpuhkan pikiran wirausahawan. 3) Setiap hari bertanyalah pada diri sendiri, “ bagaimana saya dapat melakukan usaha lebih baik ? “. 4) Bertanya dan dengarkanlah. 5) Preluas pikiran anda Dalam memanfaatkan peluang usaha Paul Charlap mengemukakan sebuah rumusan yang mencakup 4 unsur yang harus di miliki seorang wirausahawan : 1) Work hard ( kerja keras ), 2) Work smart ( kerja cerdas ), 3) Enthusiasm ( kegairahan ), 4) Service ( pelayanan ), Bagi wirausaha pengenalan diri merupakan modal awal untuk mendapat mengenali lingkungannya, mengindera peluang usaha, dan mengerahkan sumber daya, guna meraih peluang usaha tersebut dalam batas risiko yang tertanggungkan untuk menikmati nilai tambah. b. Risiko usaha Setiap usaha yang di lakukan pasti mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dari keuntungan itu di harapkan dapat di gunakan untuk mensejahterahkan diri sendiri maupun orang lain yang terlibat, banyak risiko yang harus di hadapi. Beberapa risiko usaha yang mungkin terjadi antara lain sebagai berikut :



1) 2) 3) 4)



Perubahan permintaan, Perubahan konjungtur, Persaingan Akibat lain yang merupakan risiko usaha, seperti perubahan teknologi, perubahan peraturan, dan sebagainya. Perubahan permintaan perubahan konjungtur, persaingan, dan akibat lain yang merupakan risiko usaha dapat diantisipasi dengan melakukan persiapan yang matang dan perhitungan yang cemat dalam melakukan kegiatan usaha. 2. Dasar Analisis Peluang Usaha Jenis atau merode analisis peluang usaha dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori dengan dasar tertentu, yaitu : a. Analisis peluang usaha berdasar jenis produk/jasa Peluang usaha berdasar jenis produk/jasa harus mempertimbangkan hasl-hal berikut : 1) Minat seseorang, misalnya berminat dalam dunia perdagangan, jasa atau bidang lainnya. 2) Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, baik dalam bentuk uang maupun barang/mesin. 3) Relasi, apakah ada keluarga atau teman yang sudah terlebih dahulu menekuni usaha yang sama. Di samping itu, memiliki bidang usaha juga harus mempertimbangkan hal berikut : 1) Pengaruh lingkungan sekitar. 2) Banyak sedikitnya poermintaan masyarakat terhadap jenis usaha yang akan kita pilih. 3) Kecocokan antara kebutuhan masyarakat dengan jenis usaha tertentu.



27



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



4) Banyak sedikitnya pesaing. 5) A d a n y a k e m a m p u a n u n t u k bertahan dan memenangkan persaingan. Contoh peluang usaha dibidang biasa yang sangat dibutuhkan masyarakat, antara lain sebagai berikut : 1) Jasa servis 2) Jasa hiburan, contoh: bioskop, diskotik, kafe, layar tancap, dan sebagainya. 3) J a s a t r a n s p o r t a s i , C o n t o h : menyediakan angkutan antar jemput anak sekolah, rental mobil, dan sebagainya. 4) Jasa perantara, Contoh: membantu masyarakat yang akan menjual atau membeli barang, seperti tanah, rumah, sawah, kendaraan bermotor dan mobil. 5)Jasa kesehatan, Contoh: memberikan sarana kebugaran, kesehatan, dan kecantikan, seperti fitness, SPA, pijat refleksi, dan pengobatan alternatif. 6) Jasa yang lain, Contoh: jasa penitipan anak, katering, tenanga kebersihan, penulisan atau pengetikan karya tulis, dan sebagainya. Produk yang dibutuhkan oleh masyarakat yang penuh kesibukan sekarang ini dapat di kelompokkan menjadi seperti berikut : 1) P r o d u k y a n g m a m p u mempermudah pekerjaan dirumah. Contoh: alat pemasak nasi sekaligus penyiman dan pemanas nasi beserta sayur. 2) P r o d u k y a n g m a m p u mempermudah pekerjaan diluar rumah. Contoh: tas multifungsi, yang bisa di pakai buat kerja, tetapi



juga buat membawa pakaian atau buat perjalanan, yang bisa dilipat atau dimodifikasi dan lain sebagainya. 3) Produk lainnya yang dibutukan tanpa mengenal tempat. Contoh: air dalam kemasan, mie instan, tas, dan sebagainya. b. Analisis Peluang Usaha Berdasar Minat dan Daya Beli Konsumen Untuk mengetahui besar-kecilnya minat masyarakat terhadap usaha yang kita dirikan, kita bisa melakukan observasi. Observasi ini bisa dilakukan dengan cara: 1) Mengadakan pengamatan langsung ke pasar; 2) Melakukan wawancara; 3) Memberikan angket untuk diisi oleh calon konsumen. Cara kedua yaitu kita harus meneliti siapa konsumen yang akan menggunakan produk kita. Hubungan antara minat, daya beli dan kelangsungan usaha adalah dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Minat besar, daya beli kuat, kelangsungan usaha terjamin. 2) Minat besar, daya beli rendah, kelangsungan usaha terhambat. 3) Minat rendah, daya beli rendah, usaha tidak dapat berlangsung. Dengan demikian agar produk yang kita ciptakan mampu menarik minat konsumen dan terjangkau oleh mereka, maka kita harus: 1) Memilih dan membuat produk yang bermanfaat, berkualitas dan laku dijual dengan harga bersaing; 2) Membuat desain yang baru dan harga terjangkau; 3) Membuat produk lebih cepat dan lebih murah;



28



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



4) Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan; 3. Tujuan dan Manfaat Analisis Peluang Usaha Tujuan dari disusunnya analisis peluang usaha untuk mengetahui apakah suatu usaha tersebut layak tidak untuk dilaksankan, mengetahui keuntungan dan kerugian usaha tersebut didepannya serta untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan yang ada dimasyarakat. Dari hasil analisis tersebut, kita dapat mengetahui besar kecilnya minat konsumen terhadap usaha yang dilaksankan. Setelah mengobservasi, kita membagi atau membuat segmentasi konsumen sehingga target konsumen dan keuntungan pun lebih mudah diraih. Oleh karena itu, wirausahawan harus jeli terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti selera konsumen, kebiasaan masyarakat, saluran distribusi serta perubahan teknologi dan komunikasi. Kesimpulannya, produk yang dibuat harus mampu menarik minat sehingga kegagalan usaha dapat dihindari. Selain itu, produk juga bisa dibuat lebih terjangkau bagi konsumen dengan cara : a. Memilih dan mebuat produk yang bermanfaat, berkualitas, dan laku terjual dengan harga bersaing b. Membuat desain baru dengan harga terjangkau c. Membuat produk lebih cepat dan murah d. Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang lebih menguntungkan 4. Metode Analisis Peluang Usaha Peluang usaha baru dapat muncul dari sekitar kita, biasanya dari situasi yang tidak diduga. Untuk mengembangkan ide atau gagasan



tentang peluang usaha kita harus berpikir secara : a. Positif, arahan pada hal-hal yang mempermudah dan bermanfaat b. Kreatif, arahkan pada hal-hal yang dapat tertarik akan produk kita c. Inovatif, arahkan pada penciptaan produk baru yang berguna dimasyarakat d. Inisiatif, langsung bergerak jangan ditunda lagi e. F l e k s i b a e l , s e s u a i k a n d e n g a n perubahan yang terjadi f. Responsif, dapat selalu mengikuti perkembangan yang terjadi Analisis peluang usaha merupakan salah satu cara atau strategi dalam memulai sebuah usaha agar dalam menjalankan usahanya seorang wirausahawan sudah memiliki gambaran seperti apa usahanya dan bagaimana cara mengelola dan menjalankan usahanya. Agar dapat dijalankan, analisis peluang usaha tersebut haruslah :. a. Mudah dalam pemakaiannya b. Efisien dalam penggunaanya c. Kualitas produk terjamin d. Hemat dala pemakaian e. Adanya jaminan keamanan dalam pemakaian Pemetaan analisis produk dapat diperjelas dan dikelompokkan sebagai berikut : a. Produk yang mampu mempermudah pekerjaan di rumah, dengan adanya barang tersebut kita dapat menyelesaikan lebih dari satu pekerjaan dalam waktu yang bersamaan dengan cepat. Alatnya seperti : panic multiguna, atau perajang sayuran. b. Produk yang mampu mempermudah peerjaan di luar rumah, seperti : tas



29



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



multifungsi selain untuk kerja bisa untuk menyimpan pakaian c. Produk lainnya yang dibutuhkan tanpa mengenal tempat, seperti air dalam kemasan, ie dalam cup, dan lain-lainya Metode yang sering digunakan dalam analisis peluang usaha, diantaranya : a. Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan suatu bentuk analisis yang digunakan oleh menajemen perusahaan atau organisasi yang sistematis dan dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi tersebut, tujuan jangka penjang, tujuan jangka menengah maupun tujuan jangka pendek. Selain itu, analisis SWOT juga dapat diartikan sebagai sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi sesuatu gambaran) tentang sebuah perusahaan atau organisasi. Analisis ini menempatkan situasi dan kondisi sebagi faktor yang dijadikan masukan dan kemudian masukan tersebut dikelompokkan sesuai kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diperhatikan bagi pengguna anlisis ini adalah bahwa analisis SWOT semata-mata hanya digunakan sebagai suatu analisis saja yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yag sedang dihadapai sebuah perusahaan atau organisasi. Analisis SWOT bukan sebuah alat yang mampu memberikan jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi. SWOT merupakan merupakan singkatan dari Strength, Weakness, Opportunities, Threats yang artinya Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (kesempatan) dan Threats



(ancaman/hambatan). Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal cara menganlisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil kruntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengahapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses)yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyat atau menciptakan sebuah ancaman baru. 1) Strenght atau disebut sebagai analisis kekuatan Yakni situasi ataupun kondisi yang merupakan gambaran kekuatan suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang harus dilakukan dalam menggunakan anaisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kemudian dibandingkan dengan para poesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul dalam kualitasnya, maka keunggulan itu dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan kualitas yang lebih baik. 2) Weakness atau disebut sebagai analisis kelemahan Yakni situasi ataupun kondisi yang merupakan gambaran kelemahan dari suatu perusahaan atau organisasi pada saat ini. Weakness merupakan cara untuk menganalisis kelemahan yang ada dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang mana kelemahan



30



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



tersebut dapat menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan. Misalnya jika perusahaan tersebut terkendala pemasaran yang kurang baik maka perusahaan harus meneliti kekurangan-kekurangan yang dimiliki berhubungan dengan sektor pemasaran agar nantinya permasalahan tersebut tidak membuat perusahaan menjadi kalah saing dan mundur dibandingkan perusahaan lainnya. 3) Opportunity atau disebut sebagai analisis peluang Yakni situasi atau kondisi yang merupakan gambaran peluang yang ada dari sisi luar suat perusahaan dan gambaran tersebut dapat memberikan peluang berkembangnya perusahaan di masa depan. Opportunity merupakan analisis yang digunakan untuk mencari peluang ataupun terobosan yag memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembnag, baik dimasa kini maupun dimasa yang akan datang. Misalnya suatu industri minuman berada di daerah yang panas, yang mana daerah tersebut membutuhkan minuman segar dengan harga t=yang terjangkau, maka perusahaan tersebut memiliki peluang untuk menciptakan produk minuman segar dengan harga yang terjangkau. 4) Threats atau disebut sebagai analisis ancaman Yakni situasi atau ondisi yang merupakan gambaran ancaman dari suatu perusahaan dalam menjalankan suatu usaha. Threat merupakan cara menganalisis



tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi dalam menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan, yang mana ancaman tersebut dpat menyebabkan kemunduran suatu perusahaan. Jika tidak segera diatasi maka ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang akan dijalankan. Misalnya suatu usaha dari sekelompok pengrajin rotan didaerah pedesaan. Dengan kondisi lingkungan yang semakin modern serta banyaknya kebakaran hutan yang terjadi maka membuat mereka semakin sulit mendapatkan bahan baku. Melihat hal tersebut perusahaan harus menganalisis hal-hal apa saja yang menyebabkan tantangan atau ancaman tersebut terjadi.



Gambar 2.3. Analisis SWOT (Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT)



Penjelasan gambar : 1) Faktor Internal Faktor internal adalah faktorfaktor yang berasal dari dalam suatu perusahaan, yaitu kekuatan dan kelemahan dari perusahaan itu



31



sendiri. Adapun beberapa hal yang merupakan bagian dari faktor internal, antara lain : a) Sumber daya keuangan yang memadai b) Sumber daya manusia yang kompeten c) Properti teknologi terkini d) K e p e r c a y a a n m a s y a r a k a t terhadap perusahaan e) Kemampuan pemasaran yang baik f) Kemampuan distribusi yang baik 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah semua faktor yang berasal dari luar perusahaan (ancaman dan peluang) dan berpengaruh terhadap performa perusahaan tersebut. Adapun beberapa hal yang merupakan bagian faktor eksternal antara lain : a) Tren bisnis b) Budaya masyarakat c) Sosial politik dan ideologi d) Kondisi perekonomian suatu negara e) P e r a t u r a n d a n k e b i j a k a n pemerintah f) Perkembangan teknologi Apa manfaat melakukan analisis SWOT? Metode analisis SWOT merupakan metode analisis yang paling dasar dalam melakukan analisis strategi yang bermanfaat untuk mengetahui suatu permasalahan ataupun suatu topik dari 4 sisi yang berbeda. Hasil dari analisis ini biasanya berupa suatu arahan ataupun r e k o m e n d a s i u n t u k mempertahankan kekuatan, untuk



menambah keuntungan suatu perusahan dari segi peluang yang dimiliki sambil mengurangi kelemahan yang dimiliki dan juga menghindari berbagai ancaman yang terjadi. Jika digunakan dengan baik dan benar, aka analisis ini akan dapat digunakan untuk membantu melihat sisi-sisi yang terabaikan atau tidak terlihat dari sebuah perusahaan. Dengan demikian analisis SWOT menjadi suatu instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis strategi dalam manajemen perusahaan. Analisis ini berperan sebagai alat untuk meminimalisir kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam suatu perusahaan serta menekan dampak dari ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Metode analisis SWOT merupakan alat yang tepat untuk menemukan masalah dari 4 (empat) sisi yang berbeda, di mana aplikasinya adalah: 1) Bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari sebuah peluang (opportunities) yang ada. 2) Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan. 3) bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada. 4) Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Dengan saling berhubungannya 4 faktor tersebut, maka membuat analisis ini memberikan



32



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



kemudahan untuk mewujudkan visi dan misi suatu perusahaan. b. Analisis 5 W + 1 H Selain menggunakan analisis SWOT, aeorang wirausaha juga bisa menggunakan analisis lainnya seperti analisis 5W + 1H, yang terdiri atas : 1) What : jenis usaha apa yang akan kita ambil 2) Why : kenapa memilih usaha tersebut 3) When : kapan akan memulai usaha tersebut 4) Where : dimana akan memulai usaha (lokasinya di mana) 5) Who : siapa yang akan terlibat dalam usahanya 6) How : b a g a i m a n a c a r a membuatnya (proses produksinya) Dengan menggunakan analisis tersebut, wirausaha akan lebih mengetahui tentang usaha yang akan dipilihnya sehingga dapat memberikan gambaran mengenai pelaksanaan usaha tersebut. Selain hal yang diatas dengan metode tersebut, kita bisa melihat ada atau tidak adanya peluang pasar yang dituju. Agar penyusunan analisis 5W + 1 H lebih jelas sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang benar, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut : 1) Amati kebutuhan apa yang paling banyak dipelukan oleh masyarakat sekitarnya 2) Kapan saja mereka membutuhkan barang tersebut 3) Lihat karakteristik konsumen, seprti kebutuhannya apa saja, jadi produknya bisa disesuaikan dengan segmen konsumennya 4) Lihat ada pesaingannya atau tidak,



cari peluang pasar yang belum digarap oleh pesaing Setiaap analisis peluang usaha akan menyesuaikan dengan produk dan lingkungan sekitarnya karena setiap produk dan lingkungan (wilayah pemasaran) akan memiliki karakteristik dan ciri khas yang berbeda. Sehingga seorang wirausahawan juga harus mengetahui : 1) Situasi dan kondisi kebiasaan masyarakat (konsumen) di mana wilayahnya 2) Sosial dan budaya dari pola hidup masyarakat (konsumen) di wilayahnya 3) T i n g k a t p e n d a p a t a n d a n pengeluaran serta pola ekonominya 4) Keragaman masyarakatnya juga yang mendiami wilayah tersebut dari mana saja 5) Pola kebutuhan masyarakatnya Ketika perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin cepat dengan teknologi yang semakin banyak memberi kemudahan maka berkembanglah suatu pola baru yang harus diikuti oleh seorang wirausahawan. Munculnya aplikasi dalam smartphone memberikan peluang tambahan yang harus dianalisis secara cermat agar memberikan keuntungan. Contohnya, orang banyak yang tidak akan mengira GOJEK semakin berkembang, dan hamppir merubah pola hidup masyarakatnya hanya dari satu aplikasi. Namun disisi lain, memberikan manfaat yang berefek domino. c. Studi Kelayakan Usaha Selain kedua metode di atas, seorang wirausahawan juga bisa menggunakan dan memakai metode



33



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



studi kelayakkan usaha dalam melakukan analisis atau menilai peluang usaha yang ada. Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis pada dasarnya membahas tentang berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomi dan social sepanjang waktu. Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan untuk : 1) Merintis usaha baru, atau produk baru 2) Mengembangkan usaha yang sudah ada, atau memperluas usaha 3) Memilih jenis usaha atau investasi atau proyek yang paling menguntungkan 4) T a h a p p e n e m u a n i d e a t a u perumusan gagasan, yaitu mencari kemungkinan – kemungkinan bisnis atau pproduk dari bahan lunak, bahan keras, pembenihan ikan, pembuatan kuliner, kosmetik, atau produk lainnya yang sesuai dengan keahlian 5) Tahap formulasi tujuan yaitu merumuskan visi dan misi ke depan yang harus diwujudkan dalam tindakannya 6) Tahap analisis, yaiitu proses sistimatis yang harus dilakukkan dengan memperhatikan aspekaspek, meliputi aspek teknik produksi, aspek menejemen, dan aspek finansial 7) Tahap keputusan, yaitu setelah di evaluasi, dipelajari, dan memperhatikan hasilnya maka wirausaha harus bisa memutuskan apakah usaha tersebut dapat dilaksanakan atau tidak. Secara ringkas, proses studi kelayakan



usaha dapat digambarkan sebagai berikut:



Gambar 2.4. Proses Studi Kelayakan Usaha (Sumber : Produk Kreatif & Kewirausahaan, SMK/MAK, Iman Firmansyah,S.Pd, DKK, Penerbit : HUP, Penerbit Buku Pendidikan-Anggota Ikapi Berkhidmat Untuk Ilmu, 2018)



Berikut adalah sistimatika penyusunan studi kelayakan usaha secara sederhana : 1) Pengenalan produk yang akan pilih atau buat 2) Bahan dan cara pembuatannya seperti apa 3) Cara penyajian atau kemasannya bagaimana 4) Gambaran usaha yang sudah dipilih dengan menyusun seperti : a) Gambaran volume produk yang ada b) Tempat usaha atau lokasi usahanya dimana c) P e r l e n g k a p a n u s a h a d a n karyawannya d) C a r a m e m p r o m o s i k a n n y a seperti apa e) Metode penempatan harga yang terjangkau oleh konsumen f) Risiko yang akan terjadi dan pemecahannya



34



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



g) Tip dan trik pengelolaan 5) Asumsi dan penganggaran biaya usaha serta perkiraan keuangannya meliputi : a) M a s a p e n y u s u t a n perlengkapan dan perlatan usaha b) B e l a n j a b a h a n b a k u d a n pendukung c) Jumlah pegawainya d) Jumlah porsi yang tersedia dipasaran bisa meningkat seiring permintaan e) Biaya investasi awal f) Biaya operasional per bulan g) Penerimaan dan pengeluaran per bulan h) Keuntungan laba perbulan i) Payback period Dalam penyusunan studi kelayakan usaha tidak pola ada yang baku atau sistimatika yang tetap karena bergantung dari wirausahanya itu sendiri bisa saja secara singkat aau lebih teliti sperti istimatika yang diatas. Karena pada intinya penyusunan studi kelayakan usaha memuat 5 hal, yaitu : 1) Pasar yang akan dimasuki seperti apa, jadi harus mengetahui produk yang dibutuhkan, konsumennya siapa dan berapa banyak penawarannya 2) Cara dan netodenya produksinya bagaimana, berapa banyak yang harus dihasilkan terkait dengan permintaan konsumennya, serta tempat produksinya dimana 3) Manajemen pengelolaan usahanya seperti apa, dikeola sendiri atau dengan rekan-rekan ayau bersama-sama atau seperti apa. 4) Cara pengelolaan keuangannya,



penyusunan cash flow-nya, metode pencatatan transaksinya, bukti transaksinya, dan penyusunan laporan keuagan usahanya 5) Situasi dan kondisi ekonomi yang terjadi, baik yang terkait dengan usaha atau produk atau kondisi ekonomi masyarakat (Konsumen) juga harus menjadi perhatian agar tidak meninmbulkan efek yang merugikan. d. Analisis Peluang Usaha Produk Barang/Jasa Produk adalah segala sesuatu, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Dalam menganalisis produk yang dibuatnya, seorang wirausaha dapat mengklasifikasikan jenisnya ke dalam tiga tingkatan, yaitu: 1) Produk primer, yaitu produkproduk yang mengacu pada penggalian sumber daya alam. 2) Produk sekunder, yaitu produk yang mengacu pada pengolahan atau pemrosesan bahan baku menjadi bahan jadi. 3) Produk tersier, yaitu produk yag mengacu pada peralatan dan pelayanan jasa. 1) Menganalisa Bidang Produk Barang Produk yang berupa barang dapat dikelompokkan berdasarkan tingkatannya, karakteristik atau s i f a t n y a , d a n t u j u a n pemakaiannya. a) Berdasarkan tingkatan atau levelnya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi : (1) I n t i p r o d u k ( c o r e product/generic product), yaitu manfaat atau jasa inti



35



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



yang diberikan produk barang tersebut. (2) Wujud produk tangible product/formal product), yaitu karakteristik yang dimiliki produk yang berupa mutunya, corak atau ciri khasnya, merk dan kemasannya (3) Produk tambahan yang disempurnakan (augmented / extend product), yaitu m e n g g a m b a r k a n kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti b) Berdasarkan karakteristik atau sifatnya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi : (1) Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang yang berwujud biasanya bisa bertahan lama dengan berkali-kali pemakaian, (2) Barang tidak tahan lama (non-durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsi satu atau beberapa kali. (3) Jasa (service) yaitu kegiatan yang bermanfaat atau memberikan layanan yang memeuaskan kepada pembeli c) Berdasarkan pemakaiannya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi : (1) B a r a n g k o n s u m s i (consumer's goods), yaitu barang yang digunakan oleh konsumen akhir atau rumah tangga dan tidak untuk dikomersilkan (2) Barang industri (industrial goods), yaitu barang-barang



yang diproduksi untuk membuat barang lain atau menjalankan suatu organisasi dan suatu bisnis. 2) Menganalisis Bidang Produk Jasa Jasa adalah produk tidak nyata atau tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat dirasakan ketika dikonsumsi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bidang usaha jasa ini, adalah : a) Memasang papan merek atau logo yang mencolok, menarik dan dapat dibaca dari kejauhan b) Memasang lampu yang terang dan berwarna-warni c) Menyebarkan pamflet tentang jasa yang ditawarkan d) Mengadakan demonstrasi cara pembuatan barang atau perbaikkannya secara menarik e) Memberi potongan harga atau harga khusus bagi pelanggan yang setia f) Mempromosikan jasa melalui alat-alat promosi yang tetap Jasa merupakan produk yang tidak berwujud dan mempunyai karakteristik sebagai berikut : a) Intangible, yaitu sifat jasa yang tidak bersifat fisik (walaupun dapat berkaitan dengan produk fisik), sehingga tidak dapat dilihat atau dirasakan sebelum dibeli b) Insparable, yaitu sifat jasa yang tidak dapat dipisahkan antara proses produksi dan konsumsi sehingga interaksi antara produsen dan kosumen sangat menentukan c) Variable, yaitu sifat jasa yang mempunyai berbagai variasi bentuk, kualitas, dan sejenisnya



36



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



tergantung dari siapa, kapan, dan dimana produk tersebut dihasilkan. d) Perisable, yaitu sifat jasa yang mudah rusak atau hilang karena ketidakmampuannya untuk disimpan. 5. Pemanfaatan Peluang Secara Kreatif dan Inovatif Perkembangan yang semakin cepat memberikan efek yang dahsyat kepada masyarakat (konsumen) apalagi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan memberikan kemudahan sehingga merubah dan menggeser paradigma yang selama ini ada dimasyarakat seperti : a. Kebutuhan akan sandang, pangan, papan bukan merupakanan prioritas utama lagi, namun tergantikan dengan kebutuhan reaksi, gaya hidup dan interaksi dengan orang lain b. Kebutuhan akan berkumpul dengan teman bergeser lewat media social sehingga daripada kumpul disuau tempat c. Kebiasaan yang banyak berubah diantarnya di berbagai bidang seperti bidang pendidikan, kesehatan, dan lainnya Dari fenomena tersebut memberikan efek negative dan positif, sebagai seorang wirausahawan yang bisa memanfaatkan peluang meliihat hal tersebut harus di lihat secara positif berarti banyak peluang yang harus diraih dan dimanfaatkan menjadi keuntungan dengan mencari peluang usaha. a. Pemanfaatan Peluang Secara Kreatif Wirausaha yang kreatif adalah wirausaha yang cepat menangkap peluang yang muncul dari suatu kondisi lingkungan di sekitarnanya, yang tidak pernah melewatkan



waktunya dengan sia-sia. Orang yang kreatif akan memandang barang yang oleh orang kebanyakan dianggap tidak berguna, menjadi sangat berguna dan mempunyai nilai jual. Orang yang kreatif tidak akan ikut dalam deretan panjang pencari kerja, karena dia sendiri yang akan menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri dan bahkan orang lain. Misalnya : 1) Memanfaatkan barang bekas, seperti : a) sedotan minuman dibuat bunga hiasan b) bulu ayam menjadi lukisan c) perca menjadi keset 2) M e m a n f a a t k a n b a r a n g y a n g disediakan oleh alam, seperti : membuat kerajinan dari tanahliat menjadi gerabah 3) Memanfaatkan kejadian/peristiwa yang ada, seperti : a) berjualan aneka minuman seperti es buah/kelapa b) es teler pada waktu musim kemarau, c) dan sebagainya. Seorang yang berjiwa dinamis adalah orang yang mampu melihat lingkungan sebagai sesuatuyang bergolak dan senantiasa berubah sebagai suatu tren dari masyarakat yang tidak terduga.Apabila kita mampu memanfaatkan dengan baik maka kondisi tersebut akan menjadi suatu peluang usaha bagi kita. Di sini orang yang mau bekerja keras, ulet, percaya pada kemampuan sendiri, kreatif dan inovatif akan lebih mudah menemukan peluang usaha yang ada. Jika peluangusaha digali dengan baik maka akan membuahkan hasil yang memuaskan.Cara Untuk menggali peluang usaha atau bisnis,



37



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



setiap orang harus berpikir secara positif dankreatif, yaitu : 1) Harus percaya dan yakin bahwa usahanya bisa dilaksanakan, 2) Mau menerima gagasan baru dalam dunia bisnis, 3) Sering bertanya pada diri sendiri, 4) Bersedia mendengarkan saran dari orang lain, 5) Mempunyai etos kerja yang tinggi, 6) P a n d a i d a n t e r a m p i l ; berkomunikasi b. Pemanfaatan Peluang Secara Inovatif. Inovatif adalah suatu proses pengubahan peluang menjadi gagasan atau ide yang dapat dijual dana diterima oleh masyarakat. Suatu temuan baru yang menyebabkan berdaya gunanya suatu produk atau jasa ke arah yang lebih produktif. Beberapa faktor yang mendorong untuk melakukan inovasidalam usaha antara lain keinginan untuk berprestasi, adanya sifat penasaran atau keinginan untuk menanggung risiko, faktor pendidikan, pengalaman, dan adanya peluang. Menurut Kuratko ada 4 jenis inovasi, yaitu : 1) Invensi (penemuann) 2) Eksetensi (pengembangan) 3) Duplikasi (penggandaan) 4) Sitesis (Formulla baru) Menurut Coleman dan Hamman, berpikir kreatif adalah berpikir yang mengahasikan metode baru, konsep baru, pengertian baru, perencanaan dan seni baru. Untuk berpikir diperlukan keberanian dan keyakinan pada diri sendiri. Orang berpikir kreatif karena adanya dorongan untuk berprestasi yang tinggi serta kesadaran akan pentingnya sesuatu



yang baru. Karena kreativitas merupakan hasil dari proses berpikir kreatif yang dilakukan seseorang, inovasi adalah penerapan secara praktis gagasan yang kreatif.



Kisah Sukses 2 Pengusaha Kuliner di Indonesia Makan adalah salah satu kebutuhan pokok yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Dari situlah banyak orang yang mulai mencoba keberuntungan hingga meraih kesuksesan dari bisnis kuliner. Beberapa pengusaha pasti pernah mengalami kegagalan dalam menjalankan bisnis kuliner. Namun, kegagalan tersebut justru menjadi suatu tantangan tersendiri bagi mereka, hingga akhirnya kesuksesan dapat mereka raih sedikit demi sedikit. Di bawah ini, kita coba pelajari kisah sukses pengusaha kuliner yang dapat memberikan inspirasi bisnis Rangga Umara, Lele Lela



Rangga, pemilik bisnis rumah makan Lele Lela membidik pasar kuliner dengan bahan dasar lele dengan asumsi ketersediaan lele sangat mudah di dapat dan harganya cukup terjangkau. Hal inilah yang membuat Rangga memulai bisnis ini hingga akhirnya sukses di bidang kuliner. Rangga memulai bisnis kuliner ini setelah ia



38



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



terkena PHK oleh tempat kerjanya saat itu. Karena merasa bingung, bagaimana cara mendapatkan penghasilan lagi, akhirnya Rangga memberanikan diri untuk menjual aset tersisa yang dimiliki untuk memulai bisnis kuliner. Pada awalnya, Rangga mengalami kegagalan, namun itu tidak membuatnya patah semangat. Sambil mencari lokasi bisnis yang lebih strategis, Rangga mencoba mencari menu andalan yang bisa dijual pada bisnis kuliner berikutnya. Berbekal pengalaman tentang menu favoritnya selama berkuliah yaitu pecel lele yang memiliki harga cukup terjangkau dan rasa yang nikmat, Rangga mulai menekuni bisnis kuliner Lele Lela. Lele Lela adalah bisnis kuliner kedua yang ia buka setelah mengalami kegagalan. Namun, tidak sampai di situ, Rangga juga mendapatkan beberapa masalah bisnis yang harus dia hadapi seperti konsumen yang lebih suka ayam daripada lele. Berbekal dari kegagalan yang ia dapatkan di bisnis pertamanya, Rangga mencoba menjadi lebih semangat dan tidak putus asa. Ia melakukan beberapa eksperimen dengan masakan berbahan dasar lele dan mencoba menawarkan lagi di warungnya. Tidak disangka, hasil percobaannya kali ini sukses, dan resep-resep varian lele nya bisa diterima dengan baik oleh konsumen. Rintangan kedua datang dari pemilik warung yang menaikkan sewanya menjadi Rp 2 juta/bulan. Hal ini membuat Rangga kewalahan dalam mengatur keuangan. Ia harus membagi pendapatannya dengan membayar sewa tempat serta menggaji 3 karyawannya. Selain itu, di saat yang bersamaan ia juga harus membayar utangnya pada rentenir sebesar Rp 5 juta. Semua rintangan bisnis ini dihadapi Rangga dengan baik dan justru menaikkan mental bisnisnya, sehingga berhasil memasarkan Lele Lela. Kini rumah makan Lele Lela telah memiliki 27 cabang di beberapa kota besar dengan omzet Rp 1,8 miliar/bulan di masing-masing cabang.



Agus Pramono, Ayam Bakar Mas Mono Kisah sukses berikutnya datang dari pemilik nama Agus Pramono yang berjaya dengan produknya Ayam Bakar Mas Mono. Sebelum memiliki bisnis kuliner ini, Agus pernah menjadi seorang sales, office boy, hingga tukang gorengan. Saat mas Mono menjadi seorang office boy, ia menerima tamparan keras ketika bapaknya di desa meninggal, dan ia tidak bisa pulang karena tak ada uang, dari situlah ia memutuskan keluar dari pekerjaannya dan memutuskan untuk berjualan gorengan dengan keuntungan Rp15 ribu per hari. Mengingat banyaknya kebutuhan untuk sewa lahan yang harus dibayar, mas Mono khirnya memutuskan untuk menjual ayam bakar dengan asumsi keuntungan ayam bakar lebih besar daripada gorengan.



Hingga pada tahun 2011, langkah Agus memulai bisnis kuliner tidak diragukan lagi. Pria yang akrab dipanggil Mas Mono ini terbilang sukses menjalankan bisnis ayam bakarnya yang hingga kini dikenal dengan nama Ayam Bakar Mas Mono. Pada awalnya, ia hanya berhasil menjual 5 ekor per hari, dan kini meningkat menjadi 80 ekor per hari. Namun, perjalanan mas Mono tidak semulus yang ia harapkan, ia pun mengalami kendala penggusuran ketika bisnisnya mulai sukses. Karena ia harus terus menjalankan bisnisnua dan menghidupi 6 karyawannya, mas Mono akhirnya menyewa tempat baru di kawasan Tebet yang sayangnya kurang strategis.Kendala ini membuat mas Mono berjuang dari awal lagi dan gigih berpromosi untuk menarik pelanggan kembali.



39



Tidak menunggu lama, pelan tapi pasti, bisnis mas Mono kembali seperti semula bahkan lebih besar lagi. Kini setelah 16 tahun menjalani bisnis ayam bakar, mas Mono telah memiliki lebih dari 20 cabang dengan 400 karyawan. Ia pun berhasil mengantongi omzet puluhan juta per hari, serta memasarkan bisnis franchise-nya seharga Rp500 juta. Beberapa kisah sukses di atas mengajarkan kita, bahwa kesuksesan butuh keberanian dan ide kreatif untuk mendukungnya. Modal secara materi adalah sesuatu yang bisa di cari. Namun, ketika sukses sudah didapat, cobalah mulai mengelola keuangan, agar bisnis dapat berkembang lebih baik. https://www.jurnal.id/id/blog/2017-kisahsukses-2-pengusaha-kuliner-di-indonesia/



Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai analisis peluang usaha barang/jasa, kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet dapat dicari lebih jauh materi tentang analisis peluang usaha barang/jasa. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang analisis peluang usaha barang/jasa adalah: https://www.sridianti.com/menganalisispeluang-usaha-berdasarkan-produk-barangatau-jasa.html



1. Peluang usaha adalah suatu kesempatan yang datang sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan. Peluang usaha juga didefinisikan sebagai kesempatan yang muncul pada waktu tertentu yang dapat memberikan kesempatan besar untuk memperoleh keuntungan, jika dalam kesempatan itu itu dilakukan suatu tindakan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran. 2. Analisis peluang usaha adalah suatu analisis yang bertujuan untuk mengetahui apakah usaha yang tersebut dapat dikerjakankan, dilaksanakan, dan memberian keuntungan dikemudian hari. 3. Faktor internal bersumber dari individu itu sendiri misalnya bakat dan minat yang dimiliki oleh seseorang, faktor eksternal datang dari luar diri misalnya lingkungan sekitar. 4. Berbagai sumber peluang usaha dapat diakses sebagai sarana untuk memulai usaha dan mengembangkannya, antara lain : dari diri sendiri, dari lingkungan, dari konsumen, dari perubahan-perubahan yang terjadi 5. Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus suatu produk/ organisasi dengan tahapantahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari Introduction Step (Tahap perkenalan), Growth Step (Tahap perkembangan), Maturity Step (Tahap kedewasaan), Decline (Tahap penurunan), dan Strategi Ekstensi (Perpanjangan) Melalui pemahaman tentang siklus hidup produk tersebut, maka pemanfaatan peluang usaha akan lebih optimal dan keberhasilan usaha bisa dibidik dengan akurat. 6. Setiap usaha yang di lakukan pasti mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dari keuntungan itu di harapkan dapat di gunakan untuk mensejahterahkan diri sendiri maupun orang lain yang terlibat, banyak risiko yang harus di hadapi.



40



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



7. Jenis atau merode analisis peluang usaha dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1) Analisis peluang usaha berdasar jenis produk/jasa yang harus mempertimbangkan minat seseorang, modal, dan relasi, dan 2) Analisis Peluang Usaha Berdasar Minat dan Daya Beli Konsumen, yang umumnya dilakukan dengan cara obeservasi ke lapangan untuk melihat minat dan daya beli konsumen terhadap produk tertentu. Selanjutnya hasil obsercasi ini dianalisis dan disimpulkan. 8. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal cara menganlisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil kruntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengahapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyat atau menciptakan sebuah ancaman baru. 9. Analisis 5W + 1 H memiliki keuntungan, yaitu dengan menggunakan analisis tersebut, wirausaha akan lebih mengetahui tentang usaha yang akan dipilihnya sehingga dapat memberikan gambaran mengenai pelaksanaan usaha tersebut. Selain hal yang diatas dengan metode tersebut, kita bisa melihat ada atau tidak adanya peluang pasar yang dituju. 10. Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis pada dasarnya membahas tentang berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomi dan social sepanjang waktu. 11. Analisis peluang produk barang dan jasa dilakukan dengan mengidentifikasi



kebutuhan barang/jasa di tingkat konsumen kemudian membuat keputusan untuk memproduksi barang/jasa berdasar kebutuhan akan barang/jasa konsumen tersebut. Adanya kebutuhan non primer (kebutuhan akibat reaksi, gaya hidup dan interaksi dengan orang lain, dsb) saat ini, sebagai seorang wirausahawan, bisa memanfaatkan peluang tersebut menjadi keuntungan melalui kreatifitas dan inovasi yang menghasilkan produk barang/jasa tertentu yang berbeda dari yang sudah ada sehingga menarik minat konsumen.



Analisis peluang usaha barang/jasa merupakan satu hal yang perlu diketahui peserta didik. Analisis peluang usaha barang/jasa sangat bermanfaat dalam memulai suatu usaha atau untuk mempertahankan keberlangsungan suatu usaha dapat ditanamkan pada siswa melalui berbagai contoh dan latihan. Tugas Kalian adalah mencari tiga perusahaan rumah tangga untuk mendapatkan gambaran bagaimana pemilik atau pelaku usaha rumah tangga tersebut melakukan analisis usahanya melalui wawancara. Lakukan secara berkelompok berdua-dua kemudian tuangkan dalam bentuk. Laporan dibuat dengan format yang sudah disepakati dengan guru pengampu.



Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Jelaskan pengertian peluang usaha dalam kewirausahaan! 2. Sebutkan ciri-ciri peluang usaha yang baik/potensial!



41



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



3. Sebutkan sumber-sumber dari peluang usaha! 4. Jelaskan secara singkat mengenai siklus hidup produk! 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis SWOT !



Setelah mempelajari bab pertama ini, Kalian pasti sudah paham tentang analisis peluang usaha barang/jasa. Dari semua materi yang sudah dijelaskan ada bab ini, mana yang menurut Kalian paling sulit dipahami? Coba Kalian diskusikan dengan teman maupun guru Kalian tentang analisis peluang usaha barang/jasa dan manfaatnya..



42



BAB IIi HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL Setelah mempelajari tentang Hak atas Kekayaan Intelektual ini, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan pengertian peluang usaha, menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hak atas Kekayaan Intelektual, apa manfaat dan bagaimana implementasinya dalam dunia usaha maupun dalam kehidupan sehari-hari secara teliti dan mandiri



HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL



PENGERTIAN & SEJARAH HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)



RUANG LINGKUP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL



KLASIFIKASI HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)



DASAR HUKUM HAKI



PENGERTIAN ISTILAH HAKI



KONSEP HAKI



HAK CIPTA



PERLINDUNGAN PREVENTIF



SEJARAH HAKI



PRINSIPPRINSIP HAKI



HAK KEKAYAAN INDUSTRI



PERLINDUNGAN REPRESIF



DASAR-DASAR DAN BENTUK (KARYA) KEKAYAAN INTELEKTUAL



HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DI INDONESIA



LINGKUP PERLINDUNGAN HAKI



RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN HAKI TINJAUAN UMUM TENTANG PENGETAHUAN TRADISIONAL (TRADITIONAL KNOWLEDGE = TK)



TUJUAN PENERAPAN HAKI



Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) - Prinsip Keadilan (The Principle Of Of Natural Justice) Prinsip Kebudayaan (The Cultural Argument) - Prinsip Sosial (The Social Argument) - Hak Cipta - Hak Kekayaan Industri - Paten (patent) - Merk (Trademark) - Rancangan Industri (Industrial Design) - Informasi Rahasia atau Rahasia Dagang (Trade Secret) - Indikasi Geografi (Geographical Indications) - Denah Rangkaian (Circuit Layout), - Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) - Pengetahuan Tradisional (Traditional Knowledge).



43



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Seorang wirausaha harus memahami dan mengetahui tentang ha katas kekayaan intelektual agar dikemudian hari paten teknologi yang dihasilkan akan memberikan keuntungan yang sangat besar dengan mendapatkan royalty ketika penggunaan oleh orang lain teknologi tersebut. Wirausaha harus selalu mempatenkan suatu produk atau apa saja yang berkaitan dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual agar tidak mudah ditiru dan diakui oleh orang lain. Dengan kata lain, seorang wirausaha harus siap atas segala risiko ketika tidak mematenkan hasil ciptaannya. Pada masa sekarang, seorang wirausaha harus selalu mengetahui ha katas kekayaan intelektual karena jika wirausaha membuat sebuah karya atau cipta maka hasil cipta atau karya itu harus dipatenkan agar memiliki nilai pengharagaan atau apa yang kita buat atau hasilkan. Sekecill atau sedikit karya yang dibuat tetap merupakan hasill kekayaan intellectual yang harus dihargai dan dinilai dengan baik.



Establishing The World Trade Organization). Pengertian Intellectual Property Right sendiri adalah pemahaman mengenai hak atas kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia, yang mempunyai hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi manusia (human right) atau dengan kata lain HAKI merupakan hak yang timbul dari hasil olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk kepentingan manusia. Konsep dasar tentang HaKI berdasarkan pada pemikiran bahwa karya intelektual yang telah diciptakan atau dihasilkan manusia memerlukan pengorbanan waktu, tenaga dan biaya. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik Intelektual (HMI) atau harta intelek (di Malaysia) ini merupakan padanan dari bahasa Inggris Intelectual Property Right. Kata “Intelektual” tercermin tercermin bahwa obyek kekayaan intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran manusia (the Creations of the Human Mind) (WIPO, 1988:3). Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak eksklusif yang diberikan suatu peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Secara sederhana, HAKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten, dan Hak Merk. Namun jika dilihat lebih rinci HAKI merupakan bagian dari benda tidak terwujud (benda imateriil) Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas benda tak terwujud (seperti paten, merek, dan hak cipta). Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra, ketrampilan dan sebagainya yang tidak mempunyai bentuk tertentu. Istilah HAKI sebelumnya bernama



A. Pengertian dan Sejarah Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) merupakan hak eksklusif yang diberikan negara kepada seseorang, sekelompok orang, maupun lembaga untuk memegang kuasa dalam menggunakan dan mendapatkan manfaat dari kekayaan intelektual yang dimiliki atau diciptakan. 1. Pengertian Istilah HAKI Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak yang berasal dari hasil kegiatan intelektual manusia yang memiliki manfaat ekonomi. HKI merupakan terjemahan dari Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam undangundang No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan WTO (Agreement



44



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Hak Milik Intelektual yang selama ini digunakan. Menurut Bambang Kesowo, istilah Hak Milik Intelektual belum menggambarkan unsur-unsur pokok yang membentuk pengertian Intellectual Property Right, yaitu hak kekayaan dari kemampuan Intelektual. Istilah Hak Milik Intelektual (HMI) masih banyak digunakan karena dianggap logis untuk memilih langkah yang konsisten dalam kerangka berpikir yuridis normatif. Istilah HMI ini bersumber pada konsepsi Hak Milik Kebendaan yang tercantum pada KUH Perdata Pasal 499, 501, 502, 503, 504. 2. Sejarah HAKI Undang-undang mengenai HAKI pertama kali ada di Venice, Italia yang menyangkut masalah paten pada tahun 1470. Penemu-penemu yang muncul dalam kurun waktu tersebut dan mempunyai hak monopoli atas penemuan mereka diantaranya adalah Caxton, Galileo dan Guttenberg. Hukum-hukum tentang paten tersebut kemudian diadopsi oleh kerajaan Inggris tahun 1500-an dan kemudian lahir hukum mengenai paten pertama di Inggris yaitu Statute of Monopolies (1623). Amerika Serikat baru mempunyai undang-undang paten tahun 1791. Upaya harmonisasi dalam bidang HAKI pertama kali terjadi tahun 1883 dengan lahirnya Paris Convention untuk masalah paten, merek dagang dan desain. Kemudian Berne Convention 1886 untuk masalah copyright atau hak cipta. Tujuan dari konvensi-konvensi tersebut antara lain standarisasi, pembahasan masalah baru, tukar menukar informasi, perlindungan mimimum dan prosedur mendapatkan hak. Kedua konvensi itu kemudian membentuk biro administratif bernama The United International Bureau For The



Protection of Intellectual Property yang kemudian dikenal dengan nama World Intellectual Property Organisation (WIPO). WIPO kemudian menjadi badan administratif khusus di bawah PBB yang menangani masalah HAKI anggota PBB. Sebagai tambahan pada tahun 2001 WIPO telah menetapkan tanggal 26 April sebagai Hari Hak Kekayaan Intelektual Sedunia. Setiap tahun, negara-negara anggota WIPO termasuk Indonesia menyelenggarakan beragam kegiatan dalam rangka memeriahkan Hari HAKI Sedunia. Di Indonesia, HAKI mulai populer memasuki tahun 2000 – sekarang. Tetapi ketika kepopulerannya itu sudah mencapa puncaknya, grafiknya menurun. Ketika mengalami penurunan, muncullah hukum siber (cyber), yang ternyata perkembangan dari HAKI itu sendiri. Jadi, HAKI akan terbawa terus seiring dengan ilmu-ilmu yang baru. seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang tidak pernah berhenti berinovasi. Peraturan perundangan HAKI di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan Belanda dengan diundangkannya: Octrooi Wet No. 136; Staatsblad 1911 No. 313; Industrieel Eigendom Kolonien 1912; dan Auterswet 1912 Staatsblad 1912 No. 600. Setelah Indonesia merdeka, Menteri Kehakiman RI mengeluarkan pengumuman No. JS 5/41 tanggal 12 Agustus 1953 dan No. JG 1/2/17 tanggal 29 Agustus 1953 tentang Pendaftaran Sementara Paten. Pada tahun 1961, Pemerintah RI mengesahkan Undang-undang No. 21 Tahun 1961 tentang Merek. Kemudian pada tahun 1982, Pemerintah juga mengundangkan Undang-undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta. Di bidang paten, Pemerintah mengundangkan Undang-undang No. 6 Tahun 1989



45



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



tentang Paten yang mulai efektif berlaku tahun 1991. Di tahun 1992, Pemerintah mengganti Undang-undang No. 21 Tahun 1961 tentang Merek dengan Undang-undang No. 19 Tahun 1992 tentang Merek.



yang dapat menggunakan logo dan nama yang sama. Dalam hal ini, nama “Apple” dan logo apelnya adalah merek. Untuk menjalankan teknologinya, Apple juga menulis dan menyusun serangkaian kode yang menjadi basis dari softwarenya. Kode tersebut dilindungi oleh hak cipta. Apple juga menemukan cara yang lebih mudah dalam menggunakan gadget, yaitu gunakan satu tombol saja, selebihnya touch screen. Penemuan ini dilindungi oleh paten. Setiap hak yang termasuk kekayaan intelektual memiliki konsep yang bernama konsep Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Berikut ini merupakan konsep HAKI : a. H A K I m e m i l i k i k e w e n a n g a n , kekuasaan untuk berbuat sesuatu (UU & wewenang menurut hukum). b. Kekayaan hal-hal yang bersifat ciri yang menjadi milik orang. c. Kekayaan intelektual yaitu kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia (karya di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra) – dihasilkan atas kemampuan intelektual pemikiran, daya cipta dan rasa yang memerlukan curahan tenaga, waktu dan biaya untuk memperoleh “produk” baru dengan landasan kegiatan penelitian atau yang sejenis. 2. Prinsip-prinsip HAKI P r i n s i p H A K I a d a l a h menyeimbangkan kepentingan dan peranan pribadi individu dengan kepentingan masyarakat, maka dengan sistim tersebut hak intelektual berdasarkan prinsip sebagai berikut : a. Prinsip Keadilan (The Principle Of Of Natural Justice) Berdasarkan prinsip ini, hukum memberikan perlindungan kepada pencipta berupa suatu kekuasaan untuk bertindak dalam rangka



B. Ruang Lingkup Hak Atas Kekayaan Intelektual 1. Konsep HAKI Hak Atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan suatu hukum atau peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Menurut UU yang telah disahkan oleh DPR-RI pada tanggal 21 Maret 1997, HAKI adalah hak-hak secara hukum yang berhubungan dengan permasalahan dengan penemuan dan kreatifitas seseorang atau beberapa orang yang berhubungan dengan perlindungan permasalahan reputasi dalam bidang komersial (commercial reputation) dan tindakan atau jasa dalam bidang komersil (goodwill). Hak atas Kekayaan Intelktual ini dilindungi oleh aturan yang berlaku di setiap Negara dan diakui di seluruh dunia. Sehingga wirausaha tidak khawatir jika produknya ternyata dipakai oleh orang lain dinegara yang berbeda sepanjang memiliki bukti dan datanya wirausaha bisa mengajukan klaim atas peniruan tersebut. Sebagai contoh, bayangkan Apple, yang telah berhasil mempopulerkan gadget satu tombol, sperti yang kita bisa lihat pada iPhone, iPad, dan iPad.Apple terkenal dengan logo apel digigitnya.Logo tersebut ditempel di seluruh produk mereka. Logo itu mempresentasikan perusahaan dan dagangan mereka sedemikian rupa, sekali kita melihat apel tergigit, kita teringat Apple, dan tidak ada orang lain



46



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



kepentingan yang disebut hak.Pencipta yang menghasilkan suatu karya berdasarkan kemampuan intelektualnya wajar jika diakui hasil karyanya. b. Prinsip Kebudayaan (The Cultural Argument) Berdasarkan prinsip ini HAKI memiliki manfaat dan nilai ekonomi serta berguna bagi kehidupan manusia.Nilai ekonomi pada HAKI merupakan suatu bentuk kekayaan bagi pemiliknya.Pencipta mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap karyanya seperti dalam bentuk pembayaran royalti terhadap pemutaran musik dan lagu hasil ciptanya. c. Prinsip Sosial (The Social Argument) Berdasarkan prinsip ini, sistem HaKI memberikan perlindungan kepada pencipta tidak hanya untuk memenuhi kepentingan individu, persekutuan atau kesatuan itu saja melainkan berdasarkan keseimbangan individu dan masyarakat. Bentuk keseimbangan ini dapat dilihat pada ketentuan fungsi sosial dan lisensi wajib dalam Undang-Undang Hak Cipta Indonesia 3. Dasar-dasar dan Bentuk (Karya) Kekayaan Intelektual Berbagai karya intelektual memiliki dasar-dasar tersendiri. Berikut ini merupakan dasar dari HAKI untuk Karya Intelektual : a. Hasil suatu pemikiran dan kecerdasan manusia, yang dapat berbentuk penemuan, desain, seni, karya tulis atau penerapan praktis suatu ide. b. Dapat mengandung nilai ekonomis, dan oleh karena itu dianggap suatu aset komersial. Berdasarkan dasar HAKI untuk karya intelektual tesebut, terdapat berbagai



macam bentuk karya intelektual yang dapat digolongkan ke dalam bentuk HAKI. Berikut ini merupakan bentuk (karya) kekayaan intelektual yang dapat di digolongkan ke HAKI, antara lain : a. Penemuan b. Desain Produk c. Literatur, Seni, Pengetahuan, Software d. Nama dan Merek Usaha e. Know-How & Informasi Rahasia f. Desain Tata Letak IC g. Varietas Baru Tanaman 4. Tujuan Penerapan HAKI Setiap hak yang digolongkan ke dalam HAKI harus mendapat kekuatan hukum atas karya atau ciptannya. Untuk itu diperlukan tujuan penerapan HAKI. Berikut ini merupakan tujuan penerapan HAKI: a. Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain b. Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan intelektual c. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, usaha dan industri di Indonesia. C. Klasifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Secara umum Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) di kelompokkan menjadi dua Terdapat macam-macam HAKI yang ada di dunia ini, khususnya di Indonesia. Pada prinsipnya HAKI dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu: 1. Hak Cipta a. Sejarah Hak Cipta Awal mula pengakuan hak cipta terjadi pada jaman kerajaan Yunani. Pada tahun 600 SM, seseorang dari



47



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Yunani bernama Peh Riad menemukan 2 tanda baca yaitu titik (.) dan koma (,). Anaknya bernama Apullus menjadi pewarisnya dan pindah ke Romawi. Pemerintah Romawi memberikan Pengakuan, Perlindungan dan Jaminan terhadap karya cipta ayahnya itu. Untuk setiap penggunaan, penggandaan dan pengumuman atas penemuan Peh Riad itu, Apullus memperoleh penghargaan dan jaminan sebagai pencerminan pengakuan hak tersebut. Apullus ternyata orang yang bijaksana, dia tidak menggunakan seluruh honorarium yang diterimanya. Honor titik (.) digunakan untuk keperluan sendiri sebagai ahli waris, sedangkan honor koma (,) dikembalikan ke pemerintah Romawi sebagai tanda terima kasih atas penghargaan dan pengakuan terhadap hak cipta tersebut. Selanjutnya, model b. Pengertian Hak Cipta Hak Cipta adalah Hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan ciptaannya atau memperbanyak ciptaannya. 1) Pengertian hak cipta menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002: Hak cipta adalah “hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasanpembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.Hak cipta termasuk kedalam benda immateriil, yang dimaksud dengan hak milik immateriil adalah hak milik yang objek haknya adalah benda tidak berwujud (benda tidak bertubuh).



Sehingga dalam hal ini bukan fisik suatu benda atau barang yang di hak ciptakan, namun apa yang terkandung di dalamnya yang memiliki hak cipta. memberikan izin utnuk itu dengan tidak mengurangi pembatasanpembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku” (pasal 1 butir 1). 2) Pengertian hak cipta menurut Pasal 2 UUHC: Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi. Contoh dari hak cipta tersebut adalah hak cipta dalam penerbitan buku berjudul “Manusia Setengah Salmon”. Dalam hak cipta, bukan bukunya yang diberikan hak cipta, namun Judul serta isi didalam buku tersebutlah yang di hak ciptakan oleh penulis maupun penerbit buku tersebut. Dengan begitu yang menjadi objek dalam hak cipta merupakan ciptaan sang pencipta yaitu setiap hasil karya dalam bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dalam ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Dasar hukum Undang-undang yang mengatur hak cipta antara lain



48



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



: a) UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta b) UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982 Nomor 15) c) UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42) d) UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 29) 2. Hak Kekayaan Industri Hak kekayaan industri terdiri dari: a. Paten (patent)



Kata paten, berasal dari bahasa inggris patent, yang awalnya berasal dari kata patere yang berarti membuka diri (untuk pemeriksaan publik), dan juga berasal dari istilah letters patent, yaitu surat keputusan yang dikeluarkan kerajaan yang memberikan hak eksklusif kepada individu dan pelaku bisnis tertentu. Dari definisi kata paten itu sendiri, konsep paten mendorong inventor untuk membuka pengetahuan demi kemajuan masyarakat dan sebagai gantinya, inventor mendapat hak eksklusif selama periode tertentu. Mengingat pemberian paten tidak mengatur siapa yang harus melakukan invensi yang dipatenkan, sistem paten tidak dianggap sebagai hak monopoli. Menurut UU RI no. 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 1, paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensi-nya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Secara umum, ada tiga kategori besar mengenai subjek yang dapat dipatenkan, yaitu : proses, mesin, dan barang yang diproduksi dan digunakan. Proses mencakup algoritme, metode bisnis, sebagian besar perangkat lunak (software), teknik medis, teknik olahraga dan semacamnya. Mesin mencakup alat dan aparatus. Barang yang diproduksi mencakup perangkat mekanik, perangkat elektronik dan komposisi materi seperti kimia, obat-obatan, DNA, RNA, dan sebagainya. Khusus Sel punca embrionik manusia (human embryonic stem atau hES) tidak bisa dipatenkan di Uni Eropa.



Gambar 3.1 Contoh sampul dokumen paten Amerika Serikat (Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Paten )



49



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Kebenaran matematika, termasuk yang tidak dapat dipatenkan. Software yang menerapkan algoritme juga tidak dapat dipatenkan kecuali terdapat aplikasi praktis (di Amerika Serikat) atau efek teknikalnya (di Eropa). Saat ini, masalah paten perangkat lunak (dan juga metode bisnis) masih merupakan subjek yang sangat kontroversial. Amerika Serikat dalam beberapa kasus hukum di sana, mengizinkan paten untuk software dan metode bisnis, sementara di Eropa, software dianggap tidak bisa dipatenkan, meski beberapa invensi yang menggunakan software masih tetap dapat dipatenkan. Paten dapat berhubungan dengan zat alamiah (misalnya zat yang ditemukan di hutan rimba) dan juga obat-obatan, teknik penanganan medis dan juga sekuens genetik, termasuk juga subjek yang kontroversial. Di berbagai negara, terdapat perbedaan dalam menangani subjek yang berkaitan dengan hal ini. Misalnya, di Amerika Serikat, metode bedah dapat dipatenkan, namun hak paten ini mendapat pertentangan dalam praktiknya. Mengingat sesuai prinsip sumpah Hipokrates (Hippocratic Oath), dokter wajib membagi pengalaman dan keahliannya secara bebas kepada koleganya. Sehingga pada tahun 1994, The American Medical Association (AMA) House of Delegates mengajukan nota keberatan terhadap aplikasi paten ini. Di Indonesia, syarat hasil temuan yang akan dipatenkan adalah baru (belum pernah diungkapkan sebelumnya), mengandung langkah inventif (tidak dapat diduga sebelumnya), dan dapat diterapkan



dalam industri. Jangka waktu perlindungan untuk paten 'biasa' adalah 20 tahun, sementara paten sederhana adalah 10 tahun. Paten tidak dapat diperpanjang. Untuk memastikan teknologi yang diteliti belum dipatenkan oleh pihak lain dan layak dipatenkan, dapat dilakukan penelusuran dokumen paten. Ada beberapa kasus khusus penemuan yang tidak diperkenankan mendapat perlindungan paten, yaitu proses / produk yang pelaksanaannya bertentangan dengan undang-undang, moralitas agama, ketertiban umum atau kesusilaan; metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan; serta teori dan metode di bidang matematika dan ilmu pengetahuan, yakni semua makhluk hidup, kecuali jasad renik, dan proses biologis penting untuk produksi tanaman atau hewan, kecuali proses non-biologis atau proses mikro-biologis. Pemegang hak paten memiliki hak eklusif untuk melaksanakan Paten yang dimilikinya dan melarang orang lain yang tanpa persetujuannya : 1) Dalam hal Paten Produk : membuat, menjual, mengimpor, menyewa, menyerahkan, memakai, menyediakan untuk di jual atau disewakan atau diserahkan produk yang di beri paten. 2) D a l a m h a l P a t e n P r o s e s : Menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a. Pemegang Paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain berdasarkan surat perjanjian lisensi. Pemegang Paten berhak menggugat



50



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



ganti rugi melalui pengadilan negeri setempat, kepada siapapun, yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas. Pemegang Paten juga berhak menuntut orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak pemegang paten dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana yang dimaksud dalam butir 1 di atas. b. Merk (Trademark) Merk adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan dipergunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa Berbeda dengan produk sebagai sesuatu yang dibuat di pabrik, merek dipercaya menjadi motif pendorong konsumen memilih suatu produk, karena merek bukan hanya apa yang tercetak di dalam produk (kemasannya), melainkan juga merek termasuk yang ada di dalam hati konsumen dan bagaimana konsumen mengasosiasikannya. Menurut David A. Aaker, merek adalah nama atau simbol yang bersifat membedakan (baik berupa logo,cap/kemasan) untuk mengidentifikasikan barang/jasa dari seorang penjual/kelompok penjual tertentu. Tanda pembeda yang digunakan suatu badan usahasebagai penanda identitasnya dan produk barang atau jasa yang dihasilkannya kepada konsumen, dan untuk membedakan usaha tersebut maupun barang atau jasa yang dihasilkannya dari badan usaha lain. Secara konvensional, merek dapat berupa nama, kata, frasa, logo, lambang, desain, gambar, atau



kombinasi dua atau lebih unsur tersebut. Terdapat tiga jenis merk dalam perdagangan, yaitu : 1) Merek dagang Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya. 2) Merek jasa Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasajasa sejenis lainnya. 3) Merek kolektif Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya. Di Indonesia, hak merek dilindungi melalui Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001. Jangka waktu perlindungan untuk merek adalah sepuluh tahun dan berlaku surut sejak tanggal penerimaan permohonan merek bersangkutan dan dapat diperpanjang, selama merek tetap digunakan dalam perdagangan Merek ini memiliki fungsi : 1) Sebagai tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan seseorang atau beberapa orang secara bersamasama atau badan hukum dengan



51



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



produksi orang lain atau badan hukum lainnya. 2) Sebagai alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya cukup dengan menyebutkan mereknya. 3) Sebagai jaminan atas mutu barangnya. 4) Menunjukkan asal barang/jasa dihasilkan. Adapun fungsi pendaftaran merek adalah : 1) Sebagai alat bukti bagi pemilik yang berhak atas merek yang didaftarkan. 2) Sebagai dasar penolakan terhadap merek yang sama keseluruhan atau sama pada pokoknya yang dimohonkan pendaftaran oleh orang lain untuk barang/jasa sejenis. 3) Sebagai dasar untuk mencegah orang lain memakai merek yang sama keseluruhan atau sama pada pokoknya dalam peredaran untuk barang/jasa sejenis..



konfigurasi, atau komposisi, garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi yang mengandung nilai estetika dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang atau komoditi industri dan kerajinan tangan. d. Informasi Rahasia atau Rahasia Dagang (Trade Secret) Informasi rahasia adalah informasi di bidang teknologi atau bisnis yang tidak diketahui oleh umum, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiannya oleh pemiliknya.Lingkup perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum. Rahasia dagang mendapat perlindungan apabila informasi itu: 1) Bersifat rahasia hanya diketahui oleh pihak tertentu bukan secara umum oleh masyarakat, 2) Memiliki nilai ekonomi apabila dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha yg bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungan ekonomi, 3) Dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak yang menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut. Pemilik rahasia dagang dapat memberikan lisensi bagi pihak lain. Yang dimaksud dengan lisensi adalah izin yang diberikan kepada pihak lain



Gambar 3.2 Contoh merek dagang yang sukses (Sumber : https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/luciana-rosaria/ produk-dengan-merek-dagang-paling-sukses-c1c2/full)



c. Rancangan Industri (Industrial Design) Rancangan dapat berupa rancangan produk industri, rancangan industri. Rancangan industri adalah suatu kreasi tentang bentuk,



52



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberikan perlindungan pada jangka waktu tertentu dan syarat tertentu. Sesuatu hal tidak dianggap sebagai pelanggaran rahasia dagang apabila: 1) Mengungkap untuk kepentingan hankam, kesehatan, atau keselamatan masyarakat, 2) Rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan oleh penggunaan rahasia dagan milik orang lain yang dilakukan semata-mata untuk kepentingan pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan. Rahasia Dagang di Indonesia diatur dalam UU No 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Perlindungan rahasia dagang berlangsung otomatis dan masa perlindungan tanpa batas e. Indikasi Geografi (Geographical Indications) Indikasi geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan. Indikasi geografis memiliki empat komponen penting, yaitu nama, produk, asal geografis, dan kualitas, reputasi atau karakteristik lainnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, hak atas indikasi geografis adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara



kepada pemegang hak lndikasi geografis yang terdaftar, selama reputasi, kualitas, dan karakteristik yang menjadi dasar diberikannya pelindungan atas indikasi geografis tersebut masih ada. Dalam indikasi geografis terdapat hak-hak yang memungkinkan untuk mencegah penggunaan oleh pihak ketiga yang produknya tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Perlindungan indikasi geografis menjadi penting karena indikasi geografis juga merupakan hak milik yang memiliki nilai ekonomis, sehingga perlu mendapat perlindungan hukum. Indikasi geografis juga merupakan tanda pengenal atas barang yang berasal dari wilayah tertentu atau nama dari barang yang dihasilkan dari suatu wilayah tertentu dan secara tegas tidak bisa dipergunakan untuk produk sejenis yang dihasilkan dari wilayah lain. Selain itu, indikasi geografis juga dapat menjadi indikator kualitas yang menginformasikan kepada konsumen bahwa barang tersebut dihasilkan dari suatu lokasi tertentu dimana pengaruh alam sekitar menghasilkan kualitas barang dengan karakteristik tertentu yang terus dipertahankan reputasinya. Indikasi geografis dapat juga merupakan strategi bisnis yang dapat memberikan nilai tambah komersial terhadap produk karena orisinalitasnya dan limitasi produk yang tidak bisa diproduksi daerah lain. Indikasi geografis tidak mengenal batas waktu perlindungan sepanjang karakteristik yang menjadi unggulannya masih tetap dapat dipertahankan. Indikasi-geografis dilindungi selama karakteristik khas dan kualitas yang menjadi dasar bagi diberikannya perlindungan atas Indikasi geografis tersebut masih ada.



53



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Permohonan indikasi geografis tidak dapat didaftar jika (i) bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-undangan, moralitas, agama, kesusilaan, dan ketertiban umum, (ii) menyesatkan atau memperdaya masyarakat mengenai reputasi, kualitas, karakteristik, asal sumber, proses pembuatan barang, dan/atau kegunaannya, serta (iii) merupakan nama yang telah digunakan sebagai varietas tanaman dan digunakan bagi varietas tanaman yang sejenis, kecuali ada penambahan padanan kata yang menunjukkan faktor indikasi geografis yang sejenis. Sejauh ini telah terdaftar 46 produk indikasi geografis Produkproduk indikasi geografis yang telah terdaftar antara lain adalah Kopi Arabika Kintamani Bali, Mebel Ukir Jepara, Lada Putih Muntok, Kopi Arabika Gayo, Tembakau Hitam Sumedang, Susu Kuda Sumbawa, dan Kangkung Lombok. f. Denah Rangkaian (Circuit Layout)



menjadi khas dalam arti arus, tegangan, frekuensi, serta prmeter fisik linnya. g. Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) Perlindungan varietas tanamn adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia tanaman dan atau pemegang PVT atas varietas tanaman yang dihasilkannya untuk selama kurun waktu tertentu menggunakan sendiri varietas tersebut atau memberikan persetujun kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya. D. Dasar Hukum HAKI Pengaturan HAKI secara pokok (dalam UU) dapat dikatakan telah lengkap dan memadai. Dikatakan lengkap, karena menjangkau ke-7 jenis HAKI yang telah disebutkan di atas. Dikatakan memadai, karena dalam kaitannya dengan kondisi dan kebutuhan nasional, dengan beberapa catatan, tingkat pengaturan tersebut secara substantif setidaknya telah memenuhi syarat minimal yang ditentukan pada Perjanjian Internasional yang pokok di bidang HAKI. Sejalan dengan masuknya Indonesia sebagi anggota WTO/TRIP's dan diratifikasinya beberapa konvensi internasional di bidang HAKI sebagaimana dijelaskan pada pengaturan HAKI di internasional tersebut di atas, maka Indonesia harus menyelaraskan peraturan perundang-undangan di bidang HAKI. Untuk itu, pada tahun 1997 Pemerintah merevisi kembali beberapa peraturan perundangan di bidang HAKI, dengan mengundangkan: 1. Undang-undang No. 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 6 Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta 2. Undang-undang No. 13 Tahun 1997



Gambar 3.3. Mebel ukir Jepara sebagai contoh produk dengan indikasi geografis (Sumber : https://www.scoop.it/topic/mebelukir-jepara)



Denah rangkaian yaitu peta (plan) yang memperlihatkan letak dan interkoneksi dari rangkaian komponen terpadu (integrated circuit), unsur yang berkemampun mengolah masukan arus listrik



54



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



tentang Perubahan atas Undangundang No. 6 Tahun 1989 tentang Paten 3. Undang-undang No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undangundang No. 19 Tahun 1992 tentang Merek Dengan pertimbangan masih perlu dilakukan penyempurnaan terhadap undang-undang tentang hak cipta, paten, dan merek yang diundangkan tahun 1997, maka ketiga undang-undang tersebut telah direvisi kembali pada tahun 2001. Selanjutnya telah diundangkan: 1. Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten 2. Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek (khusus mengenai revisi UU tentang Hak Cipta saat ini masih dalam proses pembahasan di DPR) Selain kedua undang-undang tersebut di atas, undang-undang di Indonesia yang menyangkut HAKI antara lain: 1. Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 2. Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang 3. Undang-undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri 4. Undang-undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu 5. Undang-undang No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) di bidang hak cipta memberikan sanksi jika terjadi pelanggaran terhadap tindak pidana di bidang hak cipta yaitu pidana penjara dan/atau denda, hal ini sesuai dengan ketentuan pidana dan/atau denda dalam UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta sebagai berikut: 1. Pasal 72 ayat (1) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan



2.



3.



4.



5.



6.



55



perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah). Pasal 72 ayat (2) : Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Pasal 72 ayat (3) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program komputer, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Pasal 72 ayat (4) : Barangsiapa melanggar Pasal 17 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah). Pasal 72 ayat (5) : Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 19, Pasal 20, atau Pasal 49 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah). Pasal 72 ayat (6) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 24 atau Pasal 55 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



7. Pasal 72 ayat (7) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 25 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 150.000.000,(seratus lima puluh juta rupiah). 8. Pasal 72 ayat (8) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 27 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 150.000.000,(seratus lima puluh juta rupiah). 9. Pasal 72 ayat (9) : Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 28 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah). 10. Pasal 73 ayat (1) : Ciptaan atau barang yang merupakan hasil tindak pidana hak cipta atau hak terkait serta alat-alat yang digunakan untuk melakukan tindak pidana tersebut dirampas oleh negara untuk dimusnahkan. 11. P a s a l 7 3 a y a t ( 2 ) : C i p t a a n sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di bidang seni dan bersifat unik, dapat dipertimbangkan untuk tidak dimusnahkan. Yang dimaksud dengan “bersifat unik” di sini adalah bersifat lain daripada yang lain, tidak ada persamaan dengan yang lain, atau yang bersifat khusus. Ketentuan pidana tersebut di atas, menunjukkan kepada pemegang hak cipta atau pemegang hak terkait lainnya untuk memantau perkara pelanggaran hak cipta kepada Pengadilan Niaga dengan sanksi perdata berupa ganti kerugian dan tidak menutup hak negara untuk menuntut perkara tindak pidana hak cipta kepada Pengadilan Niaga dengan sanksi pidana penjara bagi yang melanggar hak cipta tersebut. Ketentuan-ketentuan pidana dalam UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dimaksudkan untuk memberikan



ancaman pidana denda yang paling berat, paling banyak, sebagai salah satu upaya menangkal pelanggaran hak cipta, serta untuk melindungi pemegang hak cipta. E. Hak Atas Kekayaan Intelektual di Indonesia Di Indonesia, perlindungan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual sudah diberikan namun masih belum banyak yang memanfaatkannya. Terdapat dua jenis perlindungan terhadap HAKI di Indonesia, yaitu : 1. Pelindungan Preventif Kebudayaan (seni dan budaya) semakin disadari sebagai sebuah fenomena kehidupan manusia yang paling progresif, baik dalam hal pertemuan dan pergerakan manusia secara fisik ataupun ide/gagasan serta pengaruhnya dalam bidang ekonomi. Karenanya banyak negara yang kini menjadikan kebudayaan (komersial atau non komersial) sebagai bagian utama strategi pembangunannya. Selanjutnya, dalam jangka panjang akan terbentuk sebuah sistem industri budaya. Dimana kebudayaan bertindak sebagai faktor utama pembentukan pola hidup, sekaligus mewakili citra sebuah komunitas. Di Indonesia, poros-poros seni dan budaya seperti Jakarta, Bandung, Jogja, Denpasar (Bali) telah menyadari hal ini dan mulai membangun sistem industri budayanya masingmasing. Meski dalam beberapa kasus, industri budaya lebih merupakan ekspansi daripada pengenalan kebudayaan, tetapi dalam beberapa pengalaman utama,industri budaya justru merangsang kehidupan masyarakat pendukungnya. Industri budaya akan merangsang kesadaran masyarakat untuk melihat kembali dirinya sebagai aktor penting kebudayaannya. 2. Perlindungan Represif



56



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Perlindungan represif hak kekayaan intelektual terhadap kesenian tradisional di Indonesia terdapat juga dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Pencipta atau ahli warisnya atau pemegang hak cipta, dimana dalam hal kesenian tradisional hak ciptanya dipegang oleh Negara, berhak mengajukan gugatan ganti rugi kepada Pengadilan Niaga atas pelanggaran hak ciptanya dan meminta penyitaan terhadap benda yang diumumkan atau hasil perbanyakan ciptaan itu. Pemegang hak cipta juga berhak memohon kepada Pengadilan Niaga agar memerintahkan penyerahan seluruh atau sebagian penghasilan yang diperoleh dari penyelenggaraan ceramah, pertemuan ilmiah, pertunjukan atau pameran karya ciptaan atau barang yang merupakan hasil pelanggaran hak cipta. Gugatan pencipta atau ahli warisnya yang tanpa persetujuannya itu diatur dalam Pasal 55 UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, yang menyebutkan bahwa penyerahan hak cipta atas seluruh ciptaan kepada pihak lain tidak mengurangi hak pencipta atau ahli warisnya untuk menggugat yang tanpa persetujuannya meliputi : a. Meniadakan nama pencipta pada ciptaan itu; b. Mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya; c. Mengganti atau mengubah judul ciptaan; atau d. Mengubah isi ciptaan. Prospek hukum hak kekayaan intelektual di Indonesia dalam rangka memberikan perlindungan hukum bagi kesenian tradisional dari pembajakkan oleh negara lain adalah: a. Pembentukan perundang-undangan yang sesuai dengan kebutuhan



masyarakat lokal; b. Pelaksanaan dokumentasi sebagai sarana untuk defensive protection dengan melibatkan masyarakat atau LSM dalam proses efektifikasi dokumentasi dengan dimotori Pemerintah Pusat dan Daerah; c. Menyiapkan mekanisme benefit sharing yang tetap. F. Lingkup Perlindungan HAKI 1. Ruang Lingkup Perlindungan HAKI HAKI memiliki ruang lingkup untuk mengetahui berbagai jenis hak intelektual yang dilindungi. Berikut ini merupakan lingkup perlindungan HAKI: a. Hak Cipta (Copyright) World Intellectual Property Organization (WIPO) pada tahun 2001 telah menetapkan tanggal 26 April sebagai Hari Hak Kekayaan Intelektual Sedunia b. Hak Milik Industri (Industrial Property) c. Paten d. Paten Sederhana e. Merek & Indikasi Geografis f. Desain Industri g. Rahasia Dagang h. Desain Tata Letak Sirkit Terpadu i. Perlindungan Varietas Tanaman Hak Cipta (copyright) j. Melindungi sebuah karya : 1) Hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk m e n g u m u m k a n a t a u memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 2) Orang lain berhak membuat karya lain yang fungsinya sama asalkan



57



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



tidak dibuat berdasarkan karya orang lain yang memiliki hak cipta. Hak-hak tersebut adalah sebagai berikut: a) h a k - h a k u n t u k m e m b u a t salinan dari ciptaannya tersebut, b) hak untuk membuat produk derivative c) hak-hak untuk menyerahkan hak-hak tersebut ke pihak lain. 3) Hak cipta berlaku seketika setelah ciptaan tersebut dibuat. 4) Hak cipta tidak perlu didaftarkan terlebih dahulu. Ciptaan yang dapat dilindungi oleh UU Hak Cipta, diantaranya sebagai berikut: a. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan dan semua hasil karya tulis lain. b. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang diwujudkan dengan cara diucapkan. c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan. d. Karya Seni, yaitu: 1) Seni rupa dengan segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat,seni patung, kolase dan seni terapan, seni batik, fotografi. 2) Ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks. 3) Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, pantomim, sinematografi. 4) Arsitektur, Peta. 5) Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database dan karya lain dari hasil pengalihwujudan.



2. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan Tradisional (Traditional Knowledge = TK) Harmonisasi antaara pengetahuan modern dan pengetahuan tradisional merupakan hal penting dalam pencapaian pembangunan yang berkelanjutan, konsep yang mengedepankan bahwa kebutuhan untuk pembangunan selaras dengan kebutuhan untuk pelestarian yang dapat berlangsung tanpa membahayakan lingkungan sekitarnya. Sebagai konsekuensinya, TK telah mendapat arti penting dan menjadi isu baru dalam perlindungan HAKI. Istilah TK sebenarnya dapat diterjemahkan sebagai pengetahuan tradisional. TK merupakan masalah hukum baru yang berkembang baik ditingkat nasional maupun internasional. TK telah muncul menjadi masalah hukum baru disebabkan belum ada instrumen hukum domestik yang mampu memberikan perlindungan hukum secara optimal terhadap TK yang saat banyak dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Di samping itu, di tingkat internasional TK ini belum menjadi suatu kesepakatan internasional untuk memberikan perlindungan hukum. Istilah TK adalah istilah umum yang mencakup ekspresi kreatif, informasi, know how yang secara khusus mempunyai ciri-ciri sendiri dan dapat mengidentifikasi unit sosial. TK mulai berkembang dari tahun ketahun seiring dengan pembaharuan hukum dan kebijakan, seperti kebijakan pengembangan pertanian, keragaman hayati (intellectual property). WIPO menggunakan istilah TK untuk menunjuk pada kesusasteraan berbasis tradisi, karya artistik atau ilmiah, pertunjukan, invensi, penemuan ilmiah, desain, merek, nama dan simbol, informasi yang tidak diungkapkan, dan



58



ProdukKreatif Kreatif Kewirausahaan Produk dandan Kewirausahaan



semua inovasi dan kreasi berbasis tradisi lainnya yang disebabkan oleh kegiatan intelektual dalam bidangbidang industri, ilmiah, kesusasteraan atau artistik. Gagasan ”berbasis tradisi” menunjuk pada sistem pengetahuan, kreasi, inovasi dan ekspresi cultural yang umumnya telah disampaikan dari generasi ke generasi, umumnya dianggap berkaitan dengan masyarakat tertentu atau wilayahnya, umumnya telah dikembangkan secara non sistematis, dan terus menerus sebagai respon pada lingkungan yang sedang berubah. 3. Hambatan dalam pengaturan HAKI di Indonesia Kekayaan intelektual yang dihasilkan oleh masyarakat asli tradisional ini masih belum terakomodasi oleh pengaturan mengenai hak kekayaan intelektual, khususnya dalam lingkup intenasional. Pengaturan hak kekayaan intelektual dalam lingkup internasional sebagaimana terdapat dalam Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs), misalnya hingga saat ini belum mengakomodasi kekayaan intelektual masyarakat asli/tradisional. Adanya fenomena tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perlindungan hukum terhadap kekayaan intelektual yang dihasilkan masyarakat asli tradisional hingga saat ini masih lemah. Joseph E. Stiglitz (2007), dalam Making Globalization Work, mengatakan bahwa hak kekayaan intelektual memiliki perbedaan mendasar dengan hak penguasaan lainnya.1 Jika rambu hak penguasaan lainnya adalah tidak memonopoli, mengurangi efisiensi ekonomi, dan mengancam kesejahteraan masyarakat, maka hak kekayaan intelektual pada dasarnya menciptakan monopoli.



Kekuatan monopoli menciptakan persewaan monopoli (laba yang berlebih), dan laba inilah yang seharusnya digunakan untuk melakukan penelitian. Ketidakefisienan yang berkaitan dengan kekuatan monopoli dalam memanfaatkan pengetahuan sangatlah penting, karena ilmu pengetahuan dalam ekonomi disebut komoditas umum. Joseph E. Stiglitz dalam Andri TK, Nasib HAKI Tradisional Kita, Hukum kekayaan intelektual bersifat asing bagi kepercayaan yang mendasari hukum adat, sehingga kemungkinan besar tidak akan berpengaruh atau kalaupun ada pengaruhnya kecil di kebanyakan wilayah di Indonesia. Hal inilah yang barangkali menjadi halangan terbesar yang dapat membantu melegitimasi. Penolakan terhadap kekayaan intelektual di Indonesia yaitu konsep yang sudah lama diakui kebanyakan masyarakat Indonesia sesuai dengan hukum adat. Prinsip hukum adat yang universal dan mungkin yang paling fundamental adalah bahwa hukum adat lebih mementingkan masyarakat dibandingkan individu. Dikatakan bahwa pemegang hak harus dapat membenarkan penggunaan hak itu sesuai dengan fungsi hak di dalam suatu masyarakat Kepopuleran konsep harta komunal mengakibatkan HAKI bergaya barat tidak dimengerti oleh kebanyakan masyarakat desa di Indonesia. Sangat mungkin bahwa HAKI yang individualistis akan disalahtafsirkan atau diabaikan karena tidak dianggap relevan. Usaha‐usaha untuk memperkenalkan hak individu bergaya barat yang disetujui dan diterapkan secara resmi oleh negara, tetapi sekaligus bertentangan dengan hukum adat seringkali gagal mempengaruhi perilaku masyarakat



59 2



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



tradisional. Sangat mungkin bahwa masyarakat di tempat terpencil tidak akan mencari perlindungan untuk kekayaan intelektual dan akan mengabaikan hak kekayaan intelektual orang lain dengan alasan yang sama. Di tengah upaya Indonesia berusaha melindungi kekayaan tradisionalnya, negara-negara maju justru menghendaki agar pengetahuan tradisional, ekspresi budaya, dan sumber daya genetik itu dibuka sebagai public property atau public domain, bukan sesuatu yang harus dilindungi secara internasional dalam bentuk hukum yang mengikat.



Salak Pondoh Sleman Kini Mengantongi Sertifikasi HAKI



Salak Pondoh Sleman yang merupakan komoditas unggulan Sleman telah mengantongi sertifikasi HAKI dari Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HKI) kementerian Hukum dan HAM. Salak Pondoh asal Sleman resmi dipatenkan setelah sebelumnya diajukan hak paten pada awal tahun lalu. Sertifikat ini diserahkan pada tanggal 27 Agustus yang lalu di Keraton Jogja bersamaan dengan penyerahan 14 sertfikat HKI lainnya



untuk stakeholder terkait. Sertifikat HKI ini diberikan kepada Komunitas Perlindungan Indikasi Geografis Salak Pondoh Sleman (KPIGSPS) yang selama ini telah menanam salak pondoh. Perlindungan Hak Indikasi Geografis ini mengatur secara rinci bagaimana kondisi geografis lahan salak pondoh di Sleman misalnya PH tanah (kadar keasaman tanah) dll sehingga rasa salak pondoh di Sleman rasanya berbeda dengan salak pondoh yang ditanam di daerah lain, demikian yang disampaikan oleh Surahno, SH, M.Hum, Kepala Bagian Keuangan Ditjen HKI. Karakteristik khas pada produk itu muncul karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut sehingga memberikan cirikhas dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan. Konsekuensi perolehan sertifikat HKI ini, maka siapapun yang hendak memproduksi atau mengeksploitasi produk salak pondoh untuk kepentingan bisnis harus mendapat izin dari Pemkab Sleman. Selain itu setiap produk olahan yang menggunakan label salak pondoh maka bahan baku salaknya harus membeli dari petani Sleman. Pendaftaran produk salak berindikasi geografis ini merupakan bagian dari strategi marketing sehingga produk bisa lebih mahal dari produk sejenis. Upaya ini melindungi konsumen dari produk palsu serta memberikan perlindungan bagi produsen salak pondoh. Tingkat ekspor salak pondoh Sleman telah mencapai 320,79 ton pada tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013 ini nilai ekspor telah mencapai 200 ton pada tengah tahun pertama. HKI menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Terlebih dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, menjadikan sakat-sakat teretorial suatu bangsa bahkan daerah menjadi semakin kabur. Kreativitas apa yang dihasilkan, sangat mudah diakses bahkan ditiru oleh bangsa atau masyarakat lain. Selain memproses HKI untuk salak pondoh, Pemkab Sleman juga



60



memfasilitasi dan membantu permohonan HKI. “Bentuk fasilitasi tersebut diwujudkan dalam bentuk stimulan biaya untuk pengurusan HKI. Pada 2013 ini, Pemkab Sleman akan memberikan bantuan stimulan untuk 15 merek dagang, lima hak cipta, dan satu hak paten. Sedangkan sampai saat ini, Pemkab Sleman telah memberikan bantuan stimulan untuk 37 paket HKI,” demikian seperti yang diterangkan oleh Sekda Sleman, dr. Sunartono, M.Kes. http://www.slemankab.go.id/5169/salakpondoh-sleman-kini-mengantongi-sertifikasihaki.slm



1. Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) merupakan hak eksklusif yang diberikan negara kepada seseorang, sekelompok orang, maupun lembaga untuk memegang kuasa dalam menggunakan dan mendapatkan manfaat dari kekayaan intelektual yang dimiliki atau diciptakan. 2. HAKI adalah hak-hak secara hukum yang berhubungan dengan permasalahan dengan penemuan dan kreatifitas seseorang atau beberapa orang yang berhubungan dengan perlindungan permasalahan reputasi dalam bidang komersial (commercial reputation) dan tindakan atau jasa dalam bidang komersil (goodwill). 3. Hak atas Kekayaan Intelektual ini dilindungi oleh aturan yang berlaku di setiap Negara dan diakui di seluruh dunia. Sehingga wirausaha tidak khawatir jika produknya ternyata dipakai oleh orang lain dinegara yang berbeda sepanjang memiliki bukti dan datanya wirausaha bisa mengajukan klaim atas peniruan tersebut. 4. Prinsip HAKI adalah menyeimbangkan kepentingan dan peranan pribadi individu dengan kepentingan masyarakat, maka dengan sistim tersebut hak intelektual berdasarkan prinsip sebagai berikut Prinsip Keadilan (The Principle Of Of Natural Justice), Prinsip Kebudayaan (The Cultural Argument) dan Prinsip Sosial (The Social Argument). 5. HAKI dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri. Hak kekayaan industri meliputi : Paten (patent), Merk (Trademark), Rancangan Industri (Industrial Design), Informasi Rahasia atau Rahasia Dagang (Trade Secret), Indikasi Geografi (Geographical Indications), Denah Rangkaian (Circuit Layout), dan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) 6. Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau



Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI), kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet dapat dicari lebih jauh materi tentang Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah: https://andasiallagan92.wordpress.com/201 4/04/15/hak-atas-kekayaan-intelektualhaki/



61



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Pengaturan HAKI secara pokok (dalam UU) di Indonesia dapat dikatakan telah lengkap dan memadai. Dikatakan lengkap, karena menjangkau ke-7 jenis HAKI yang ada. Dikatakan memadai, karena dalam kaitannya dengan kondisi dan kebutuhan nasional, dengan beberapa catatan, tingkat pengaturan tersebut secara substantif setidaknya telah memenuhi syarat minimal yang ditentukan pada Perjanjian Internasional yang pokok di bidang HAKI.



4. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud perlindungan preventif dan perlindungan represif ! 5. Jelaskan apa saja jenis Hak Kekayaan Industri itu !



Setelah mempelajari bab pertama ini, Kalian pasti sudah paham tentang Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Dari semua materi yang sudah dijelaskan ada bab ini, mana yang menurut Kalian paling sulit dipahami? Coba Kalian diskusikan dengan teman maupun guru Kalian tentang Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dan manfaatnya..



Lakukan pengamatan dan kunjungan ke suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan makanan. Amati dan lakukan wawancara bagaimana penerapan Hak Kekayaan Intelektual yang ada di perusahaan tersebut. Catatlah hasil wawancara anda secara runtun dan mintalah tanda tangan pada kepada pimpinan perusahaan bersangkutan! Lakukan secara berkelompok berdua-dua kemudian tuangkan dalam bentuk Laporan. Laporan dibuat dengan format yang sudah disepakati dengan guru pengampu.



Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Jelaskan pengertian Hak Kekayaan Intelektual! 2. Sebutkan tujuan penerapan Hak Kekayaan Intelektual! 3. Sebutkan dasar hukum penerapan HAKI di Indoensia yang terbaru!



62



BAB Iv KONSEP DESAIN DAN KEMASAN PRODUK Setelah mempelajari tentang Konsep Desain dan Kemasan Produk ini, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan pengertian dan tujuan kemasan dan desain kemasan produk, menerapkan dan menganalisis kemasan dan desain kemasan produk, serta mampu membuat desain dan kemasan produk yang sesuai standar SNI secara teliti dan mandiri.



KONSEP DESAIN DAN KEMASAN PRODUK KEKAYAAN INTELEKTUAL



PENGEMASAN DAN KEMASAN



DESAIN KEMASAN



PROSES DESAIN KEMASAN



PENGERTIAN DESAIN KEMASAN



PENGERTIAN DESAIN KEMASAN



DAYA TARIK KEMASAN



FUNGSI KEMASAN



BAHAN PERTIMBANGAN DESAIN KEMASAN



KRITERIA LABEL KEMASAN



PERAN/TUJUAN PENGEMASAN



TUJUAN DESAIN DAN KEMASAN PRODUK



BENTUK-BENTUK KONSEP DESAIN & KEMASAN PRODUK



MANFAAT KEMASAN



UNSUR YANG DI PERHATIKAN DALAM DESAIN KEMASAN



BAHAN PERTIMBANGAN DLM MEMBUAT DESAIN KEMASAN



KLASIFIKASI PENGEMASAN



STANDAR DESAIN & KEMASAN PRODUK YANG BERLAKU



LANGKAH-LANGKAH PERANCANGAN DESAIN KEMASAN



SYARAT KEMASAN PRODUK



DESAIN KEMASAN SBG MEDIA KOMUNIKASI & INFORMASI



KRITERIA DESAIN KEMASAN PRODUK YANG MENARIK



JENIS-JENIS BAHAN KEMASAN



PENGETAHUAN YANG MENDUKUNG PERANCANGAN DESAIN KEMASAN



Pengemasan – Kemasan – Mengemas – Desain Kemasan – Label kemasan – bahan kemasan – konsep desain



63



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33). Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132). Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama. Saat ini begitu banyak usaha kecil dan industri rumah tangga yang memproduksi berbagai macam makanan khas dari daerahnya masing-masing. Semua bersaing dan berusaha untuk merebut pasar dimana konsumen dihadapkan pada banyaknya pilihan yang ada di pasaran. Dengan kondisi seperti itu, perusahaan tidak lagi bisa bersaing dengan hanya mengandalkan kualitas produk yang dihasilkan. Tetapi perusahaan harus memikirkan bagaimana membuat identitas produk buatannya mempunyai ciri khas untuk kemudian bisa dikenal luas dan pada akhirnya



bisa menarik minat konsumen untuk membeli produk tersebut. Untuk menciptakan daya tarik pembeli maka diperlukan terobosan kreatif atas produk selain kualitas produk, salah satunya lewat kemasan yang menarik minat beli. Kemasan pada suatu produk mencitrakan dirinya sendiri dipasaran dan berusaha menawarkan dirinya sendiri ditengah-tengah himpitan produk lain. Maka, jika melihat hal tersebut dapatlah kita menyebutkan sebagai upaya komunikasi atas produk diperlukan suatu ciri khas pada produk sebagai identias, dengan sederhana kita membutuhkan suatu rancangan atas kemasan produk atau membutuhkan desain kemasan pada produk. Ini bertujuan selain untuk penggunaan jangka pendek yakni mengemas produk itu sendiri juga sebagai tujuan jangka panjang yakni branding, sehingga dibutuhkan konsep yang matang dalam perancangannya. A. Pengemasan dan Kemasan 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Secara istilah, pengertian pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi wadah atau pembungkus suatu produk, sedangkan pengertian kemasan atau sering juga disebut bungkus itu sendiri adalah wadah atau pembungkus suatu produk. Definisi kemasan lebih mengacu sebagai obyek fisik itu sendiri, misalnya karton, botol, kontainer atau bungkus. Sebuah kemasan bisa berupa bungkus permen, botol shampoo. Bungkus atau kemasan yang menarik akan memberikan nilai plus pada konsumen yang sedang membedakan beberapa produk yang bentuk dan mutunya hampir sama. Di lain pihak, terdapat istilah mengemas. Mengemas adalah tindakan membungkus, menutup suatu barang atau sekelompok barang dengan material kemasan. Material kemasan tersebut bisa berupa kertas, plastik, kaca, tekstil, logam, dan berbagai macam



64



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



material yang digunakan untuk tujuan pengemasan. Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus atau kemasan dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi, kemasan yang berupa wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya. Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di bidang pascapanen, sudah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk pertanian. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk pertanian, dan hal ini secara pasti menggeser metode pengemasan tradisional yang sudah ada sejak lama di Indonesia. Pengemasan merupakan tahapan pengolahan paling penting sebelum suatu produk didistribusikan ke



konsumen serta menentukan tahapan pengolahan sebelumnya. Hasil produksi yang baik tanpa dikemas dengan baik akan berpengaruh negatif terhadap produk itu sendiri. Oleh karena itu perusahaan-perusahan berskala menengah keatas biasanya melakukan pengemasan dengan teknik modern. Pengemasan dapat meningkatkan nilai estetika/citra terhadap produk didalamnya jika kemasannya bagus maka ada kesan produk yang ada didalamnya juga bagus. Pengemasan pada dasarnya bertujuan melindungi pangan terhadap kontaminasi dari luar seperti mikroorganisme, kotoran, serangga dan lain-lain, menghindarkan penurunan dan peningkatan kadar bahan tertentu, mencegah masuknya bau dan gas-gas yang tidak diinginkan, melindungi bahan pangan terhadap pengaruh sinar, melindungi bahan pangan tekanan dan benturan dan merangsang atau memberi daya tarik minat pembeli Pengemasan produk merupakan bagian penting dari suatu produk, meskipun terkadang untuk produkproduk tertentu tidak memerlukan kemasan, misalnya : patung, meja, kursi, dan produk lainnya. Pengemasan produk mengandung arti cara membungkus mengemas suatu produk agar tahan lama, tidak cepat rusak, tidak mudah kotor, lebih bagus dan aman serta lebih menarik konsumen agar mau membeli. 2. Fungsi Kemasan Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakankerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan kemasan suatu barang/produk sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan



65



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu: a. Fungsi Protektif Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat. b. Fungsi Promosional Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan. Berdasarkan kedua fungsi tersebut, secara umum fungsi pengemasan pada bahan pangan dapat diperinci sebagai berikut : a. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran b. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk. c. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan. d. Meningkatkan efisiensi, misalnya: memudahkan penghitungan (satu



kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross dan seterusnya), memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting dalam dunia perdagangan. e. Melindungi pengaruh buruk dari produk di dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa produk yang berbau tajam, atau produk berbahaya seperti air keras, gas beracun dan produk yang dapat menularkan warna, maka dengan mengemas produk dapat melindungi produk-produk lain di sekitarnya. f. M e m p e r l u a s p e m a k a i a n d a n pemasaran produk, misalnya penjualan kecap dan sirup yang semula dikemas dalam botol gelas, namun sekarang berkembang dengan menggunakan kemasan botol plastik. g. Menambah daya tarik calon pembeli h. Sebagai sarana informasi dan iklan i. Memberi kenyamanan bagi konsumen. Fungsi a s/d e dan I merupakan fungsi protejsional dan fungsi f, g dan h merupakan fungsi promortional yang merupakan fungsi tambahan dari kemasan. Akan tetapi, dengan semakin meningkatnya persaingan dalam industri pangan, fungsi tambahan ini justru lebih ditonjolkan, sehingga penampilan kemasan harus betul-betul menarik bagi calon pembeli. Beberapa cara untuk meningkatkan penampilan kemasan: a. Kemasan dibuat dengan beberapa warna dan mengkilat sehingga menarik dan berkesan mewah b. Kemasan dibuat sedemikian rupa sehingga memberi kesan produk yang dikemas bermutu dan mahal c. Desain kemasan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan bagi konsumen d. Desain teknik wadahnya selalu



67



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



mengikuti teknik mutahir sehingga produk yang dikemas terkesan mengikuti perkembangan terakhir. 3. Peran/Tujuan Pengemasan Berkaitan dengan fungsi-fungsi di atas, kemasan memiliki peranan/tujuan penting dalam industri pangan, antara lain : a. sebagai identitas produk b. media promosi c. m e d i a p e n y u l u h a n , s e p e r t i memberikan informasi tentang petunjuk cara penggunaan dan manfaat produk yang ada di dalamnya d. bagi pemerintah kemasan dapat digunakan sebagai usaha perlindungan konsumen e. bagi konsumen kemasan dapat digunakan sebagai sumber informasi tentang isi/produk, f. sebagai dasar dalam mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak. 4. Manfaat Kemasan a. Manfaat Kemasan bagi Produsen 1) Meningkatkan nilai jual Produk yang memiliki kemasan akan lebih banyak dipilih oleh para konsumen. Produsen percaya produk yang terkemas dianggap lebih aman untuk dimanfaatkan oleh para konsumen. Anda pernah melihat jajanan pinggir jalan? Jajanan tersebut dibiarkan terbuka terkena debu. Meskipun memiliki rasa yang enak dan harga murah, jajanan tersebut tidak menjamin kesehatan Anda. Selain itu, kemasan akan lebih meningkat penjualannya apabila menggunakan desain menarik. Desain tersebut memberikan deskiripsi informasi dari penggunaan atau pemanafaatan



produk. Jika konsumen merasa lengkap, tentu produk Anda akan menjadi barang wajib beli setiap waktunya. 2) Melindungi produk saat pengiriman Produk yang akan dikirim ke berbagai distributor membutuhkan perlindungan. Apalagi jika pengiriman produk memakan waktu yang cukup lama. Demi menghindari kerusakan produk, produsen wajib menggunakan kemasan. Kemasan yang digunakan pun berlapis, mulai dari primer, sekunder, dan tersier. Ketiga jenis kemasan tersebut bertujuan untuk melindungi kerusakan saat barang tidak sengaja dibanting. Kemasan berlapis tersebut menjaga kontak fisik langsung dengan produk. Dengan demikian, barang yang dikirim akan lebih aman dan terjaga dari kerusakan. Jika barang rusak, produsen akan mengalami kerugian karena konsumen pun tidak tertarik untuk membeli produk yang kurang baik fisiknya. 3) Mengawetkan produk Selain memang menggunakan bahan pengawet tambahan bagi produk makanan, kemasan juga memiliki peranan dalam mempertahankan masa pakai produk. Menggunakan kemasan memberikan efek kedap udara yang dapat mempertahankan jangka waktu pemakaian produk, baik makanan maupun bukan. Makanan terkemas akan lebih terjaga dari bakteri yang dapat menyebabkan makanan jamuran atau basi. Sedangkan produk nonmakanan yang tidak dikemas akan menyebabkan berkarat atau lapuk.



68



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Belum lagi jika terkena air, produk akan lebih cepat rusak dan tidak layak untuk dimanfaatkan. Jika hal ini terjadi, produsenlah yang mengalami kerugian kembali. b. Manfaat Kemasan bagi Konsumen 1) Memudahkan pembawaan Produk yang tidak menggunakan kemasan biasanya akan sulit untuk dibawa ke mana saja. Kita dapat mengambil salah satu contoh yang sederhana, misalnya Anda ingin membeli ½ kg gula. Apakah Anda hanya mengandalkan tangan untuk membawa gula tersebut? Tentu tidak bukan? Untuk itu, kemasanlah yang dapat diandalkan konsumen untuk dibawa ke mana saja. Menggunakan kemasan juga dapat menjaga kehigienisan produk karena tangan tidak bersentuhan langsung dengan fisik produk. 2) Memberikan informasi deskripsi produk Selain melindungi produk, konsumen juga mengharapkan kemasan yang memberikan informasi deskripsi yang lengkap. Kemasan yang baik memiliki berbagai informasi seperti kandungan, cara pemakaian, manfaat, dan lain-lain. Melalui kemasan juga dapat tercipta komunikasi yang menyampaikan jenis produk. Konsumen dapat memilih produk sesuai kebutuhan dengan hanya melihat kemasan. 3) Mencegah timbulnya penyakit Bagi kemasan makanan, ini memang sangat berarti. Makanan yang dikemas akan terlindungi dari segala kemungkinan buruk terjadi. Mulai dari bakteri, virus, debu, dan



lain-lain yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Nah, dengan menggunakan kemasan hal-hal tersebut dapat diminimalisir, sehingga Anda lebih nyaman mengonsumsi makanan yang terkemas. 5. Klasifikasi Pengemasan Menurut Syarief et al (1989), kamasan dapat digolongkan berdasarkan: frekuensi pemakaian, struktur sistem kemasan, sifat kekakuan bahan kemasan, sifat perlindungan terhadap lingkungan dan tingkat kesiapan pakai. a. Berdasarkan frekuensi pemakaian



Gambar 4.1 Jenis kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian (Sumber: https://www.slideshare.net/IpanImade/teknik-kemasan -dan-penyimpanan)



Berdasarkan frekuensi pemakaian, maka kemasan digolongkan menjadi tiga, yaitu : 1) Kemasan sekali pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah digunakan. Contoh: daun pisang, daun waru, untuk membungkus tempe, daun jati untuk membungkus daging segar, kantong plastik untuk es, atau kertas lilin untuk membungkus gorengan. 2) Kemasan yang dapat digunakan beberapa kali (multi trip) seperti botol kecap, botol bir, botol teh dalam kemasan, peti telur, peti kemas dan sebagainya. 3) Kemasan yang tidak dibuang atau digunakan kembali oleh konsumen (semi disposal), yaitu wadah atau



69



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



kemasan produk yang biasanya tidak dikembalikan ke produsen melainkan digunakan untuk wadah sesuatu oleh konsumen atau dibuang begitu saja. Contoh: kaleng susu bubuk dan beberapa jenis botol yang menarik bagi konsumen. b. Berdasarkan struktur sistem kemas Berdasarkan struktur sistem kemas, maka bahan kemasan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:



c. Berdasarkan kekakuan bahan kemas Berdasarkan kekakuan bahan kemas, maka bahan kemasan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) kemasan fleksibel, bahan jenis ini mudah dilenturkan atau dibentuk sesuai keinginan, contoh : plastik, kertas, aluminium foil. 2) kemasan kaku (rigid), kemasan ini tidak dapat ditekuk-tekuk atau tidak dapat dilenturkan, contoh : bahan kemasan dari bahan gelas, kayu dan logam. 3) kemasan semi kaku atau semi fleksibel, contoh botol plastik.



Gambar 4.2 Jenis kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (Sumber : https://www.slideshare.net/IpanImade/teknikkemasan-dan-penyimpanan)



Gambar 4.3 Jenis kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (Sumber : https://wiratech.co.id/kemasan/)



d. Berdasarkan sifat perlindungan terhadap kemasan Berdasarkan sifat perlindungan terhadap kemasan, maka bahan kemasan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) kemasan hermetis (kemasan tahan uap dan gas), merupakan wadah yang secara sempurna tidak dapat dilewati oleh udara maupun uap air. Selama kemasan ini masih dalam keadaan hermetis, maka kemasan tidak dapat ditembus oleh bakteri, kapang dan debu. Akan tetapi bila pada proses penutupan tidak sempurna atau salah akan mengakibatkan wadah tidak lagi hermetis. Dengan kata lain bakteri, kapang atau debu dapat masuk dalam kemasan, akibatnya produk pangan yang dikemas menjadi cepat rusak. Memberikan kemasan hermetis yang tidak berenamel dapat memberikan bau (odor) terhadap produk yang dikemas.



1) kemasan primer, yaitu bahan kemasan yang digunakan untuk mengemas langsung produk makanan, contoh : bungkus tempe, botol atau kaleng minuman, kantong keripik dll. 2) kemasan sekunder, yaitu kemasan yang berfungsi melindungi produk yang sudah dikemas menggunakan kemasan primer. Kemasan ini akan membantu memudahkan kegiatan pengangkutan dan penyimpanan. Contoh : kardus untuk mengemas m i n u m a n d a l a m kaleng/botol/kardus, kaleng untuk mengemas permen dll. 3) kemasan tersier kuartener, yaitu kemasan yang digunakan untuk mengemas produk setelah dikemas dalam kemasan primer dan sekunder. Kemasan ini memudahkan kegiatan pengangkutan, terutama untuk jarak jauh. Contoh : peti kemas.



70



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Contoh : kemasan hermetis: kaleng dan botol gelas. 2) Kemasan tahan cahaya, wadah ini tidak transparan atau tidak tembus cahaya. Kemasan ini sangat cocok untuk mengemas produk yang banyak mengandung lemak dan vitamin tinggi dan makanan hasil fermentasi. Produk pangan yang mengandung lemak dan vitamin tinggi bila terkena cahaya langsung akan cepat mengalami oksidasi sehingga produk akan cepat mengalami penurunan mutu. Disamping itu cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia dan reaksi enzimatis. Contoh: kemasan dari kertas, kardus, botol yang tidak tembus cahaya, plastik tidak tembus cahaya atau aluminium foil. 3) Kemasan tahan suhu tinggi. Jenis kemasan ini banyak digunakan untuk mengemas produk yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi atau sterilisasi. Contoh : kemasan kaleng atau botol kaca.



2) K e m a s a n s i a p d i r a k i t , y a i t u kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.



Gambar 4.5 Jenis kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (Sumber : https://www.slideshare.net/IpanImade/ teknik-kemasan-dan-penyimpanan)



6. Syarat kemasan produk Dalam menyusun kemasan, wirausaha harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan produknya, dengan kata lain secara singkat syarat kemasan yang baik, diantaranya : a. Kuat/aman (untuk produk maupun konsumen) b. Terlihat menarik (eye catching) c. Praktis (mudah dibuka/dibawa). d. Dari bahan yang mudah didapatkan (utamanya yang bisa didaur ulang) e. Memiliki nilai lebih (unik, artistic, berfungsi ganda). f. Murah (tidak membebani biaya produksi) Kemasan produk merupakan salah satu hal yang paling awal telihat oleh konsumen, yang selanjutnya menentukan ketertarikan konsumen untuk membeli produk tersebut.Dengan sendirinya, produk yang kurang dikemas dengan baik menjadi kurang dilirim konsumen, demikian menurut Amelia Nasutio, Marketing Manager Sparkling Cola Cola Indonesia. Bahan-bahan kemasan yang ada saat ini, diantaranya kertas, plastik, gelas, kaleng/logam, kayu, film, papan kertas, alumunium foil, dan kemasan komposit yang merupakan



Gambar 4.4 Jenis kemasan berdasarkan perlindungan terhadap kemasan (Sumber gambar : https://fifinhermawan. wordpress.com/2016/04/22/packaging/)



e. Berdasarkan tingkat kesiapan pakai Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, maka bahan kemasan dibedakan menjadi dua, yaitu : 1) Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.



71



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



perpaduan dari dua atau lebih bahan pengemas. Selain kemasan, yang menjadi perhatian konsumen adalah label kemasan. Menurut pearturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 79/Menkes/Per/III/1978 tentang Label dan Periklanan Makanan, pada label atau etiket kemasan khususnya untuk makanan dan minuman sekurangkurangnya di cantumkan hal-hal berikut: a. Nama makanan atau merek dagang b. Komposisi/kandungan bahan, kecuali untuk makanan yang cukup diketahui komposisinya secara umum. c. Isi netto d. Nama dan alamat perusahaan yang memproduksi atau mengedarkan. e. Nomor pendaftaran (SP atau MD) f. Kode produksi, tanggal kadaluarsa dan label halal. 7. Jenis-jenis bahan kemasan Terdapat berbagai jenis bahan kemasan yang secara keseluruhan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok bahan kemasan, yaitu bahan kemasan alami dan bahan kemasan buatan. Bahan kemasan alami contohnya adalah : daun pisang, daun jagung, daun bambu, kotak kayu, karung goni, keranjang bambu, dan sebagainya. Sedangkan bahan kemasan buatan terdiri atas : kertas, karton, logam/kaleng, alumunium, kaca/gelas, plastik dan komposit. Berikut penjelasan untuk bahan kemasan buatan. a. Bahan Kemasan Kertas Kertas terdiri dari kertas khsusus dan kertas industri. Umumnya jenis kertas yang digunakan sebagai bahan kemasan adalah kelompok kertas industri:



(Sumber: http://fikriziada.blogspot.com/2015/11/pengertiandesain-kemasan-v.html/ )



a. Bahan Kemasan Karton Biasanya dibuat dalam bentuk kotakan lipat / folding karton yang terbuat dari bahan karton duplek dan sejenisnya, ketebalan duplek disesuaikan dengan berat isi produk atau ketebalan sekaligus sebagai daya tarik tersendiri.



Gambar 4.7 Bahan kemasan karton (Sumber: http://fikriziada. blogspot.com/2015/11/pengertian-desain-kemasan-v.html/ )



b. Bahan Kemasan Logam / Kaleng Kemasan kaleng terdiri dari : 1) Prime Plate Untuk kemasan produk makanan 2) Waste Plate Digunakan untuk hampir seluruh produk selain makanan karena mudah berkarat. 3) Bahan Kemasan Alumunium



Gambar 4.8 Bahan kemasan kaleng (Sumber: http://fikrizi ada.blogspot.com/2015/11/pengertian-desain-kemasan-v. html/ )



72



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Lebih tipis dan lebih ringan bila dibandingkan dengan kemas kaleng, dan biasa digunakan untuk mengemas minuman atau sirup buah. c. Bahan Kemasan Plastik Terbuat dari bahan dasar yang terbuat dari minyak bumi, batu bara atau gas alam dan dibentuk sesuai keperluan yang diinginkan. Biasanya dalam bentuk RIGID, SEMIRIGID atau electroforming dan kemasan monolayer lainnya.



Gambar 4.11 Bahan kemasan laminasi (Sumber: http://fikriziada .blogspot.com/2015/11/pengertian-desain-kemasan-v.html/ )



B. Desain Kemasan Desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar. Pada akhirnya desain kemasan berlaku pada pemasaran produk dengan mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik. Saat ini begitu banyak produsen pangan khususnya usaha kecil dan industri rumah tangga yang semuanya bersaing dan berusaha untuk merebut pasar dimana konsumen dihadapkan pada banyaknya pilihan yang ada di pasaran.Dengan kondisi seperti itu, perusahaan tidak lagi bisa bersaing dengan hanya mengandalkan kualitas produk yang dihasilkan. Tetapi perusahaan harus memikirkan bagaimana membuat identitas produk buatannya mempunyai ciri khas untuk kemudian bisa dikenal luas dan pada akhirnya bisa menarik minat konsumen untuk membeli produk tersebut. Untuk menciptakan daya tarik pembeli maka diperlukan terobosan kreatif atas produk selain kualitas produk, salah satunya lewat kemasan yang menarik minat beli. Kemasan pada suatu produk mencitrakan dirinya sendiri dipasaran dan berusaha menawarkan dirinya sendiri ditengah-tengah himpitan produk lain.



Gambar 4.9 Bahan kemasan plastik (Sumber: http://fikriziada. blogspot.com/2015/11/pengertian-desain-kemasan-v.html/ )



d. Bahan Kemasan Kaca/botol Terdiri dari botol bertekanan dan tidak bertekanan. Biasa dipakai utk minuman soft dll.



Gambar 4.10 Bahan kemasan kaca/botol (Sumber: http:// fikriziada.blogspot.com/2015/11/pengertian-desain-kemasan -v.html/ )



e. Bahan Kemasan Laminasi Merupakan kemasan yang terbuat dari beberapa lapis film plastik yang dibuat dalam bentuk kantong melalui perekat panas



73



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Maka, jika melihat hal tersebut dapatlah kita menyebutkan sebagai upaya komunikasi atas produk diperlukan suatu ciri khas pada produk sebagai identias, dengan sederhana kita membutuhkan suatu rancangan atas kemasan produk atau membutuhkan desain kemasan pada produk. Ini bertujuan selain untuk penggunaan jangka pendek yakni mengemas produk itu sendiri juga sebagai tujuan jangka panjang yakni branding, sehingga dibutuhkan konsep yang matang dalam perancangannya. 1. Pengertian Desain Kemasan a. Desain atau design Desain secara etimologi, istilah Desain berasal dari beberapa serapan bahasa, yaitu kata “designo” (Itali) yang secara gramatikal berarti gambar. Sebagai kata kerja, desain memiliki arti proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru. Sebagai kata benda, desain digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata. b. Kemasan Ada beberapa pendapat tentang pengertian kemasan. Menurut Kotler (1995 : 200) pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Swatha mengartikan (1980 : 139) pembungkusan (packaging) adalah kegiatan-kegiatan umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain pembuatan bungkus atau kemasan suatu barang. Sedangkan menurut Saladin (1996 : 28) kemasan adalah wadah atau bungkus. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat di simpulkan kemasan



adalah suatu kegiatan merancang dan memproduksi bungkus suatu barang yang meliputi desain bungkus dan pembuatan bungkus produk tersebut. Dari pengertian asal kata yakni desain dan kemasan dapat kita tarik suatu garis kesimpulan bahwa desain kemasan merupakan suatu rancangan atas kemasan pada suatu produk tertentu yang dilakukan sebagai upaya peningkatan dan syarat produksi yang mendukung pemasaran suatu produk. 2. Bahan pertimbangan desain kemasan Pengemasan produk dilakukan agar konsumen tertarik dan mau membelinya oleh karenanya harus mempertimbangkan hal-hal berikut : a. Bentuk dan model, artinya kemasan harus bias menyesuaikan dengan bentuk produk itu sendiri serta harus memperhatikan ciri khas dari produk tersebut. b. Ukuran dari produk harus diperhatiakn jangan sampai ukuran kemasannya terlalu kecil atau terlalu besar, tetapi juga sampai ketat karena bisa merusak produknya. c. Daya tahan kemasan, karena produk tertentu memerlukan kemasan khusus agar daya tahan produknya lebih lama. d. Bahan kemasan juga harus sesuai dengan produknya agar tidak cepat rusak baik ke produk maupun kebungkus kemasan. e. Pelabelan dan pemberian merek dalam kemasan juga harus menyesuaikan agar terlihat menarik dan pas dalam kemasannya. Desain kemasan agar menarik harus dirancang dan dibuat sebaik mungkin. Oleh karena itu, dalam merancang atau merencanakan pembuatan suatu kemasan sebaiknya juga mempertimbangkan dan memperhatikan hal-hal berikut :



74



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



a. Kesesuaian produk dengan bahan pengemasnya. Maksudnya adalah dalam menentukan desain bahan pengemas kita harus mempertimbangkan produk yang dimiliki.Jika produk terbentuk cairan, seperti jus atau sirup, kita bisa memilh desain bahan pengemas seperti botol atau gelas plastik.Jika produk berupa makanan kering, seperti keripik, kerupuk, atau yang lainnya kita bisa menggunakan plastic transparan atau kemasan lainnya. Plastik dapat digunakan sebagai kemasan primer sekaligus dengan labelnya, juga bisa dimasukan kedalam kemasan lain seperti dus kertas kemasan sekunder. b. Ukuran kemasan dan ketebalan bahan kemasan Ukuran kemasan berkaitan dengan banyak sedikitnya isi yang diinginkan, sedangkan ketebalan berkaita dengan keawetan dari produk yang ada di dalamnya.Jika produknya ringan, seperti kerupuk sebaiknya kemasan dibuat dalam ukuran relative besar. c. Bentuk kemasan Agar kemasan menari untuk bentu pengemasan bisa dirancang dalam bentuk yang unik tergantung dari kreatif perancangannya.Misalnya, kemas dus kertas bisa dibuat seperti tabung, kubus, balok, trapezium, atau bentuk-bentuk lainnya.



Gambar 4.12. Contoh Desain Kemasan (Sumber: Diklat PKB P4TK Yogyakarta)



Dalam teknologi pengemasan modern misalnya, jaman dulu orang membuat tempe dibungkus denagn daun pisang atau daun jati, membungkus gula aren dengan daun kelapa atau daun pisang kering. Teknologi pengemasan yang semakin maju dan modern telah hampir meniadakan penggunakan bahan pengemas tradisional. Beberapa contoh pengemsan modern diantaranya menggunakan bahan plastic, kaleng/logam, kertas komposit, dan bahan lainnya. 3. Tujuan Desain dan Kemasan Produk Berdasarkan beberapa pengertian desain produk tersebut ternyata bahwa desain produk mempunyai maksud dan tujuan untuk membantu perusahaan dalam menciptakan dan mengembangkan pproduk baru atau untuk mennjamin hasil pproduksi yang sesuai dengan keinginan pelanggan disatu pihak. Serta dipihak lain untuk menyesuaikan dengan kemampuan perusahaan. a. Tujuan Desain Produk 1) Sebagai identitas/merk dari suatu produk 2) Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunyai nilai jual yang tinggi. 3) Untuk menghasilkan produk yang trend pada masanya 4) U n t u k m e m b u a t p r o d u k seekonomis mungkin dalam penggunaan bahan baku dan biayabiaya dengan tanpa mengurangi



75



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



nilai jual produk tersebut b. Maksud Desain Produk 1) Untuk menghindari kegagalankegagalan yang mungkin terjadi dalam pembuatan suatu produk 2) Untuk memilih metode yang paling baik dan ekonomis dalam pembuatan produk 3) Untuk menentukan stadarisasi atau sepesifikasi prooduk yang dibuat 4) Untuk menghitung biaya dan menentukan harga produk yang dibuat 5) Untuk mengetahui kelayakan produk tersebut apakah sudah memenuhi persyaratan atau masih perbaikan kembali 4. Unsur yang di perhatikan dalam desain kemasan Kemasan yang cantik dan mendukung produk juga berfungsi sebagai ikon yang bisa membuat pelanggan selalu ingat dengan produk yang dijual, ketika memilih kemasan produk. Menurut Amelia, ada beberapa yang harus diingat, di antaranya: a. Target marketing Ketika memutuskan untuk menjual produk, pasti anda sudah memiliki pangsa pasar atau target market sendiri. Penentuan target market bisa menentukan jenis dan modal kemasan yang sesuai untuk produk yang akan dijual. Kemasan produk yang ditujukan untuk anak-anak, anak muda, dan orang tua, pasti jaug berbeda. Dengan mengenali target market yang akan disasar, anda akan mengetahui desain kemasan yang tidak sesuai untuk masing-masing kalangan usia. Model dan jenis kemasan yang tidak sesuai dengan target market yang disetujui



membuat penjualan produk menjadi kurang maksimal. b. Ergonomis Selain produk yang menari, kemasn pun harus dibuat semenarik mungkin atau eye Cathing. Produkproduk yang menarik mata, dengan warna dan desain yang unik, akan menarik bagi konsumen. Kemasan juga harus memiliki nilai ergonomis, yang menonjolkan kenyaman untuk konsumen maupun penjualnya. Kenyamanan kemasan produk merupakan hal yang dicari konsumen, karena memudakan konsumen untuk menikmati produknya.Selain itu, produk yang ergonomis juga praktis, mudah dibawa, atau nyaman dipegang. c. Ciri khas Sampai saat ini, banyak jenis dan model kemasan yang menarik.Untuk lebih menarik konsumen, sebaiknya pilih kemasan yang berbeda dan unik. Jika perlu, jadikan kemasan produk menjadi salah satu ciri khas dari produk yang dijual.Bentuk kemasan yang unik dan berbeda bisa membuat pelanggaran jadi selalu ingat, bahkan menjadikan produk tersebut ikon dari produk sejenisnya. d. Ukuran Sesuai ukuran kemasan dengan ukuran produk yang dijual.Hindari kemasan yang terlalu kecil agar produk tidak rusak dan sesuaikan juga dengan kebutuhan knsumen.Ketika bicara minuman, maka untuk mengemas minuman dalam ukuran dua sampai tiga kali minum sudah habis berarti botolnya tidak perlu terlalu besar, karena tidak efektif. 5. Standar desain dan kemasan produk yang berlaku Standar keamanan pangan tersebut dapat kita lihat dalam ISO 22000 yang



76



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



diadopsi oleh Badan Standar Nasional (BSN) menjadi Standar Nasional Indonesia dengan Nomor SNI ISO 22000:2009 Sistem Manajemen Pangan – persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan. Kemasan terbaik mampu memberi perlindungan terhadap produk dari benturan fisik, cahaya, oksigen dan uap air yang memicu pertumbuhan mikroba dan reaksi enzimatik. Sebagai contoh, minyak goreng yang kita pakai setiap hari ini jika tidak dikemas oleh produsen, dapat terkontaminasi oleh mikroba atau kotoran dan bercampur dengan minyak goreng baik pada saat didistribusikan ataupun ketika disimpan. Oleh karena itu kemasan produk sangat dibutuhkan untuk melindungi produk dari kerusakan-kerusakan yang menurunkan mutu produk. Paralel, kemasan produk yang berstandar dan baik mampu membuat produk lebih tahan lama. Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah stndar yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional dan berlaku secara nasional. Badan Standarisasi Nasional (BSN), yaitu badan yang membantu presiden dalam menyelenggarankan pengembangan dan pembinaan di bidang standarisasi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Standar Nasional Indonesia berlaku diseluruh wilayah Republik Indonesia bersifat sukarela untuk diterapkan oleh pelaku usaha.(PP nomor 102 tahun 2000). SNI disusun dengan maksud membuat pengertian yang sama tentang istilah dan definisi suatu produk pangan, serta menyiapkan acuan/pedoman istilah dan definisi dalam rangka standarisasi dan sertifikat produksi suatu produk pangan. Standardisasi di maksud untuk



meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya, baik keselematan, keamanan, maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup, serta membantu kelancaran perdagangan dan mewujudkan persaingan usaha yan sehat dalam perdagangan. 6. D e s a i n k e m a s a n s e b a g a i m e d i a komunikasi dan informasi Desain kemasan selain untuk memberikan daya tarik dari sisi visual tentunya desain kemasan harus menjadi media komunikasi antara produsen dengan calon konsumen, sehingga dalam desain kemasan harus tercantum informasi-informasi yang harus diketahui oleh calon konsumen sehingga calon konsumen merasa tidak asing dengan produk yang dikemas. Perlu diketahui juga bahwa semakin lengkap informasi yang tercantum dalam kemasan semakin pula memberikan persepsi yang lebih baik kepada produk. Yang harus dicantumkan dalam desain kemasan sbb : a. Nama produk / Nama makanan b. Komposisi / daftar ingredients c. Isi / netto d. Nama dan Alamat pabrik / importer e. Nomor BPOM / PIRT f. Info Halal g. Kode Produksi h. Tanggal kadaluwarsa i. Petunjuk cara penyimpanan j. Petunjuk cara penggunaan k. Nilai Gizi 7. Pengetahuan yang mendukung perancangan desain kemasan Proses merancang desain kemasan membutuhkan beberapa pengetahuan atau ilmu yang saling mendukung.



77



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Beberapa pengetahuan yang diperlukan dalam aktivitas perancangan desain kemasan adalah : a. Memahami proses printing Selayaknya sebelum membuat konsep desain terlebih dahulu mengetahui bahan kemasan apa nantinya yang dipakai dan dicetak dengan jenis printing apa. Karena masing – masing bahan kemasan mempunyai karakter yang berbeda terkait hasil cetak yang kita desain. Demikian juga dengan teknologi printing apa nantinya desain kemasan kita akan dicetak, karena masingmasng teknologi cetak mempunyai karakter dan keunggulan serta kekuarangannya masing-masing. Apabila sudah dipahami dengan printing apa kemasan dicetak, maka desain nantinya akan menyesuaikan dengan kemampuan printing. b. Mampu mensiasati biaya printing Biaya printing termasuk salah satu kendala utama dalam mengkonsep kemasan produk UKM, sehingga dalam mendesain kemasan sangatlah penting diperlukan kemampuan mensiasati biaya printing agar tidak menjadi terlalu mahal. C. Proses Desain Kemasan Kemasan pada suatu produk mencitrakan dirinya sendiri di tengahtengah himpitan produk lain. Maka, jika melihat hal tersebut dapatlah kita menyebutkan sebagai upaya komunikasi atas produk diperlukan suatu ciri khas pada produk sebagai identitas dengan sederhana kia membutuhkan suatu rancangan atas kemasan produk atau membutuhkan desain kemasan produk yang memiliki daya tarik yang kuat bagi konsumen. Untuk menciptakan daya tarik pembeli maka diperlukan terobosan kreatif atas produk selain kualitas produk,



salah satunya lewat kemasan yang menarik minat beli. Salah satu tujuan perancangan ini adalah untuk penggunaan jangka panjang yakni branding, sehingga dibutuhkan konsep matang dalam perancangannya. Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Dalam perancangan atau mendesain suatu kemasan produk dapat kita memperhatikan beberapa aspek dasar dalam menentukan kemasan produk itu sendiri, diantaranya adalah mengenai daya tarik kemasan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan perancangan atau desain kemasan. 1. Daya Tarik Kemasan Daya tarik kemasan sangat penting guna tertangkapnya stimulus oleh konsumen yang di sampaikan ke produsen sehingga diharapkan konsumen tertarik pada produk tersebut.Menurut Wiryo (1999:10) daya tarik visual kemasan dapat digolongkan menjadi dua yaitu: daya tarik visual dan daya tarik praktis. a. Daya Tarik Visual, Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau lebel suatu produk mencakup warna, bentuk, merk/logo, ilustrasi, teks/tipografo, tata letak Yang termasuk ke dalam daya tarik visual adalah : 1) Warna Warna adalah suatu mutu cahaya yang dapat dipantulkan darisuatu objek ke mata manusia. Warna terbagi dalam kategori terang (mudah), sedang, gelap (tua).Fungsi dari pemilihan warna : a) Untuk identifikasi produk sehingga berbeda dengan



78



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



produk pesaing. b) Untuk menarik perhatian, warna terang atau cerah kan memantulkan cahaya lebih jauh dibandingkan dengan warna gelap. c) Untuk menimbulkan pengaruh, misalnya untuk meningkatkan selera konsumen terhadap produk makanan. d) U n t u k m e n g e m b a n g k a n asosiasi tertentu terhadap produknya. e) Untuk menciptakan suatu citra dalam mengembangkan produknya. f) Untuk menghiasi produk. g) Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum dalam penggunaan warna kontras. h) Untuk mendorong tindakan. i) Untuk proteksi terhadap cahaya yang membahayakan. j) U n t u k m e n g e n d a l i k a n temperatur barang didalamnya. k) Untuk membangkitkan minat dalam mode. 2) Bentuk Bentuk kemasan disesuaikan dengan produknya pertimbangan yang digunakan adalah pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, perkembangan penjualan, pemejangan dan caracara penggunaankemasan tersebut. a) Bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang rumit b) Bentuk yang teratur memiliki daya tarik lebih c) Bentuk harus seimbang agar menyenangkan d) Bentuk bujur sangkar lebih



disukai dari pada persegi panjang e) Bentuk cembung lebih disukai daripada bentuk cekung f) Bentuk bulat lebih disukai wanita, sedang pria lebih menyukaibentuk siku g) Bentuk harus mudah terlihat bila dipandang dari jauh 3) Merk / logo Tanda-tanda identifikasi seperti m e r e k d e n g a n l o g o perusahaanadalah meningkatkan daya tarik konsumen. Merek atau logo ini berperan sebagai Brand Image sehingga dipandang dapat menaikkan gengsi atau status seorang pembeli. Misalkan : a) Gambar ayam jago berkokok sering diidentikan dengan jamu b) Tulisan AQUA Terkesan Air minum Dalam Kemasan c) Kata-Kata 'Bukan basa-basi' Mengingatkan suatu produk merk rokok Syarat-syarat logo yang baik adalah : a) Mengandung keaslian b) Mudah dibaca atau di ucapkan c) Mudah di ingat d) Sederhana dan ringkas e) Tidak mengandung konotasi yang negative f) Tidak sulit digambarkan 4) Ilustrasi Merupakan alat komunikasi sebuah kemasan bahasa universalyang dapat menembus rintangan perbedaaan bahasa. Ilustrasi initermasuk fotografi dan gambar-gambar untuk menarik



79



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



konsumen. 5) Tipografi Tipografi adalah teks pada kemasan yang berupa pesanpesan kita untuk menjelaskan produk yang di tawarkan sekaligus menyerahkan konsumen untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsen. 6) Tata letak Tata letak adalah paduan semua unsur garfis meliputi warna,bentuk, merek ilustrasi, topografi, menjadi suatu kesatuan baruyang disusun dan di tempatkan pada halaman kemasan. Hal-halyang perlu di perhatikan dalam pengaturan tata letak adalah : a) Keseimbangan b) T i t i k p a n d a n g d e n g a n menjadikan satu unsur yang palingmenarik c) Perbandingan ukuran yang serasi d) Tata urutan alur keterbatasan yang sesuai b. Daya tarik praktis Daya tarik praktis mengacu pada fungsi dari kemasan itu sendiri dan sebagai syarat penggunaan pada konsumen kemasan harus dapat memberikan daya tarik praktis dalam penggunaannya. Daya tarik praktis ini merupakan efesiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor atau pengecer. Daya tarik kemasan menurut Wirya (1999 : 15) antara lain : 1) Kemasan yang menjamin dapat melindungi produk 2) Kemasan yang mudah di buka atau di tutup kembali untuk disimpan



3) Kemasan dengan porsi yang sesuai 4) Kemasan yang dapat di gunakan kembali 5) Kemasan yang mudah di bawah, di pegang dan dijinjing. 6) K e m a s a n y a n g m e m u d a h k a n pemakaian dalam menghabiskan dan mengisinya kembali. Desain kemasan yang baik dapat mensinergikan dan mengintegrasikan dari beberapa elemen desain dan fungsi kemasan, sehingga dihasilkan kemasan yang memiliki tingkat efektifitas, efisiensi dan fungsi yang sesuai baik dalam produksi kemasan sampai kegunaan kemasan. 2. Kriteria label kemasan Merancang atau mendesain label kemasan bergantung pada kreativitas para desainernya, baik ukuran, bentuk, maupun corak warnanya. Namun demikian, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat label kemasan bagi wirausahawan, yaitu : a. Label tidak boleh menyesatkan Apa saja yang tercantum dalam sebuah label, baik berupa kata-kata, kalimat, nama, lambing, logo atau gambar harus sesuai dengan produk yang ada didalamnya. b. Memuat informasi yang diperlukan Label sebaiknya cukup besar (relative terhadap kemasannya), sehingga dapat memuat informasi atau keterangan tentang produknya. c. Hal-hal yang seharusnya ada atau tercantum dalam label produk makanan adalah sebagai berikut: 1) Brand Nama/Logo/Merk Dagang Merupakan nama dagang dari perusahaan (contoh : Nestle, Indofood, AmWay) 2) Nama Produk



80



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



3)



4)



5)



6)



7)



Nama produk adalah nama dari makanan atau produk pangan yang terdapat didalam kemasan misalnya dodol nanas, keripik pisang, keripik singkong, dan lain sebaginya. Berat Netto Produk / Komposisi / daftar bahan yang digunakan Komposisi atau daftar bahan merupakan keterangan yang menggambarkan tentang semua bahan yang digunakan dalam pembuatan produk makanan tersebut. Cara penulisan komposisi bahan penyusunan dimulai dari bahan mayor atau bahan utama atau bahan yang paling banyak digunakan sampai yang terkecil. Netto atau volume bersih Netto atau berat bersih dan volume bersih menggambarkan bobot atau volume produk yang sesungguhnya. Apabila bobot produk berarti bobot produk yang sesungguhnya tanpa bobot bahan pengemas. Nama pihak produksi Nama produksi adalah nama perusahaan yang membuat atau mengolah produk makanan tersebut. Distributor atau pihak yang mengedarkan jika ada Dalam kemasan juga harus mencantumkan pihak-pihak tertentu seperti pengepak atau importer jika ada. Nomor registrasi dinas kesehatan Nomor registrasi ini sebagai bukti bahwa produk tersebut telah teruji dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi yang dikeluarkan oleh POM dan MUI Propinsi dimana



berdomisili 8) Barcode/Kode produksi Kode produksi adalah kode yang menyatakan tentang batch produksi dari produk pada saat pembuatan yang isinya tanggal produksi dan angka atau huruf lainnya yang mencirikan dengan jelas produk tersebut 9) Alamat & Keterangan Produsen Alamat dari anda sebagai rodusen berguna apabila ada keluhan konsummen 10) E x p i r e D a t e / K e t e r a n g a n kadaluarsa Keterangan kadaluarsa adalah keterangan yang menyatakan umur produk yang masih layak untuk dikonsumsi.Menurut Julianti dan Nurminah (2006), keterangan kadaluarsa dapat ditulis: a) Best before date : produk masih dalam kondisi baik dan masih dapat dikonsumsi beberapa saat setelah tanggal yang tercantum terlewati. b) Use by date : produk tidak dapat dikonsumsi, karena berbahaya bagi kesehatan manusia (produk yang sangat mudah olrh mikroba) setelah tanggal yang tercantum terlewati. 3. Bentuk-bentuk Konsep Desain dan Kemasan Produk Seperti disampaikan sebelumnya, bahwa desain kemasan adalah suatu konsep pemecahan masalah rupa, warna, bahan, teknik, biaya, guna dan pemakaian yang diungkapan dalam gambar dan bentuk. Kegiatan desain adalah bidang produksi, tekstil, interior, mebel, benda-benda pakai dan segala macam peciptaan benda yang membutuhkan paduan artistic



81



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



fungsional dan ekonomis dari teknologi rendah sampai teknologi tinggi. Desain diartikan dalam kamus sebagai “to fashion after a plan “, yang hanya sedikit menjelaskan bagaimana 'cara kerja' dari apa yang disebutkan sebagai desain. Desain produk dapat didefinisikan sebagai generik ide, pengembangan konsep, pengujian dan pelaksanaan manufaktur (objek fisik) atau jasa. Desainer produk konsep dan mengevaluasi ide-ide, membuat mereka nyata melalui produk dalam pendekatan yang lebih sistematis. Peran seorang desainer produk, meliputi berbagai karateristik manajer pemasaran, manajer produk, industri dan desain insiyur perancang. Seiring dengan perkembangan trend globalisasi, desain mengalami penyesuaian, bentuk-bentuk yang ditawarkan menyesuaikan selera pasar yang menginginkan bentuk-bentuk popular. Desain popular merupakan desain yang tidak mengacu pada gaya tradisional, tetapi dibuat sesuai dengan trean dan masanya saat itu. Sebagai kata benda “desain” digunakan untuk menyebutkan hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk objek nyata. Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari desain sehingga munculnya istilah “perancangan proses”. Secara umum, proses desain suatu produk harus memperhatikan factor-faktor berikut: a. Innative b. Makes product useful



c. Aesthetic d. Makes a product understandable e. Unobtrusive f. Honest g. Long-lasting h. Thorough i. Anvironmentally friendly j. As little deign as possible Desain kemasan perlu diciptakan agar memiliki nilai estetika tinggi. Karena itu diperlukan perencenaan yang baik dalam hal ukuran dan bentuk sehingga efisien dalam proses pengepakan, distribusi dan penyajian. Desain kemasan hendaknya mampu menumbuhkan kepercayaan dan memengaruhi calon konsumen untuk menjatuhkan pilihan terhadap bahan yang dikemas. Setelah berhasil menarik perhatian dari calon konsumen, kemasan harus menampilkan produk pada suatu keadaan yang siap jual. Gambarangambaran yang terbaik dari bahan yang dikemas perlu ditonjolkan. Seakan–akan produk tersebut memang disajikan untuk memenuhi kebutuhan utaa calon konsumen secara memuaskan. Sebagai contoh, desainer produk mendesain kursi tidak hanya kursi tersebut tampak bagus, tetapi juga agar nyaman diduduki dan mudah diproduksi.Intinya dari perencanaan desain terletak pada pengembangan konsep. Crawford mengemukakan bahwa konsep desain adalah kombinasi antar lisan, tulisan, dan bentuk prototype yang akan dilakukan perbaikan dan bagaiman pelanggan menunjukan keuntungan/kerugiannya. Bagian penting ide/perencanaan produk akan ditingkatkan dengan kondisi konsep, meliputi: a. Bentuk, hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu sendiri, material,



82



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



penyusunnya, dan sebagainya. b. Teknologi, termasuk didalam prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan, dan seterusnya yang dapat digunakan untuk menciptakan /mencapai produk yang dimaksud. c. Keuntungan, nilai keuntungan yang diharapkan pelanggan dari produk tersebut. 4. Bahan pertimbangan dalam membuat desain kemasan Dalam membuat desain sebuah produk seorang wirausaha perlu memperhatikan hal-hal berikut: a. Selera masyarakat yang selalu berubah setiap saat, oleh karenanya kita harus peka dan responsif serta tanggap akan perubahan selera masyarakat. b. P e r m i n t a a n p a s a r , s e o r a n g wirausahaan pun harus mampu melihat permintaan yang ada jangan sampai kita memproduksi diatas permintaan atau di bawah permintaan karena akan mengecewakan konsumen sehingga beralih keproduk konsumen. c. K e g u n a a n a t a u m a n f a a t y a n g ditawarkan oleh produk kita seperti apa saja. d. K e m u d a h a n a t a u k e p r a k t i s a n penggunakan produksi yang dihasilakan juga harus diperhatiakan jangan sampai konsumen menjadi pusing ketika menggunakan produk, jadi lebih bagusnya sambil dijelaskan oleh cara pemakaiannya. e. Harga penawaran jangan sampai salah perhitungannya agar memberikan keuntungan sekaligus konsumen merasa puas dengan harga yang ditawarkan. f. Segmentasi pasar. Pasar yang akan dimasuki juga turut menjadi perhatian



agar jangan sampai merugikan karena segmentasi pasar mutlak diperlukan agar tepat sasaran dalam penjualan 5. Langkah-langkah perancangan desain kemasan Perancangan desain kemasan merupakan kegiatan yang membutuhkan langkah-langkah yang tepat dan cermat agar hasil desain berupa kemasan seperti yang diharapkan produsen yaitu memberikan daya tarik yang maksimal bagi konsumen. Dalam melaksanakan desain kemasan tersebut perlu diperhatikan langkah-langkah berikut : a. Lakukan Survey Lakukan survey untuk mengenal konsep desain kompetitor, seberapa pengaruh desain kompetitor terhadap penjualan produk. Buat Panelis dan poling untuk mengetahui sebarapa kuat kompetisi antara konsep desain produk anda dengan kompetitor. Dari hasil survey ini desainer akan mampu menciptakan konsep desain kemasan yang bisa bersaing. b. Buat konsep desain kemasan dalam beberapa alternatif. Buatlah minimal 2 konsep desain kemasan sebagai bahan perbandingan antar dua konsep desain yang telah dibuat. Pilihan terbanyak terhadap salah satu konsep menjadi indikasi karakter konsumen terhadap produk yang akan dikemas nantinya. c. Ciptakan desain kemasan yang unik dan menarik dan berkarakter Usahakan untuk menciptakan desain kemasan produk yang belum dipakai oleh produk lain. Sehingga produk yang ditawarkan memberikan kesan lebih menarik dan lebih unik dibandingkan produk lain dengan jenis usaha yang sama.



83



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



d. Sesuaikan desain kemasan dengan isi produk Desain kemasan yang dirancang selayaknya harus mengacu kepada jenis dan karakter produk yang akan dikemas. Sehingga jangan sampai terjadi desain kemasan tidak memberikan corak produknya. Misal, desain sabun mandi tentunya berbeda dengan konsep desain pelumas mesin motor, sehingga kewajiban desainer memperkuat persepsi ini e. Sesuaikan desain kemasan dengan karakter konsumen Seorang desainer kemasan harus pandai menganalisa kelompok segmen produk yang akan dikemas sehingga acuan hebatnya sebuat desain kemasan bukan hanya pada bagus atau tidaknya dari sisi grafisnya, tapi bagaimana desain yang diciptakan tersebut selaras dengan sasaran pasar yang dibidik, sehingga calon konsumen tidak merasa asing dengan desain kemasan yang dibuat. Membuat desain kemasan produk sesuai dengan target pasarnya, bisa dibedakan berdasarkan umur konsumen, maupun jenis kelamin konsumen, kelas harga penjualan, dan budaya daerah. 6. Kriteria Desain Kemasan Produk yang Menarik Apa yang membuat beda antara perusahaan yang berhasil dan tidak yaitu cara menarik perhatian konsumen lewat bantuan kemasan produk. Bahkan jika satu perusahaan yang punya logo sangat menarik, itu tetap saja tak akan membantu pemasaran. Tak ada cara yang lebih baik untuk menarik konsumen selain dari kemasan produk yang bagus. Ini artinya, konsumen akan terikat untuk selalu mengingat suatu produk.Pasar sudah berubah, dan sudah



tiba waktunya untuk merubah model pemasaran lewat kemasan produk baru, meski cuma merubah sedikit desain plastik kemasan produk. Desain kemasan produk tak cuma harus bagus, tapi harus ada keseimbangan antara efektivitas dan kreativitas. Karena kalau tak menjual, berarti desain itu tak efektif. Desain kemasan unik dan menarik pasti punya semacam karakter yang bisa membedakan dengan produk yang lain. Sebuan desain yang menarik harus bisa merefleksikan produk itu sendiri, juga tingkat kreativitas dan karakter perusahaan. Yang umum terjadi justru sebaliknya. Padahal desain kemasan yang buruk acapkali jadi penyebab gagalnya pemasaran. Khususnya produk baru, desain kemasan harus dibuat sespesial mungkin. Bukan tanpa sebab, hampir 95% produk baru gagal di tahun pertama, dan satu diantara penyebabnya yaitu desain kemasan yang kurang menarik. Kuncinya, tarik perhatian konsumen lewat desain kemasan yang eye catching. Terdapat 14 kriteria desain kemasan yang bisa membuat produk menjadi menarik dan di lirik konsumen. Kriteriakriteria tersebut adalah : a. Praktis Praktis berkaitan dengan bermacam hal, seperti bentuk, ukuran, dan fungsi dari wadah produk itu sendiri. Ini bukan sekedar label yang menempel di kemasan. Makin praktis suatu produk, maka arus penjualan bisa dipastikan meningkat tajam. Kepraktisan merupakan sesuatu yang paling tampak dari sebuah desain kemasan. Konsumen hanya mau suatu produk yang bisa dibawa dengan mudah. Jadi, lain kali kalau membuat



84



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



desain suatu produk, pastikan cemasan produk bisa dengan mudah dipakai atau dibawa. b. Perkembangan produk Konsep desain kemasan produk sebisa mungkin memberi peluang untuk mengenalkan produk lanjutan. Bisa juga variasi produk, atau produk turunan. Harus ada patokan awal seperti apa desain produk baru nantinya. Contoh paling mudah ada di produk minuman. Coba lihat produk minuman kemasan, ada satu kesamaan pola desain di tiap kemasannya. Yang membedakan yaitu gambar buah di kemasan, yang sekaligus menjadi penunjuk rasa minuman yang ada dalam kemasan. Artinya, harus ada platform desain visual yang sistematis. c. Efek etalase Menilik sudut pandang konsumen, suatu produk pasti tak tampil di rak etalase sendiri sehingga tak bisa menampilkan detilnya. Umumnya, produk yang dijual ditata berdasar urutan. Tapi di mata konsumen, ini cuma sekumpulan produk yang berjajar rapi di rak. Sampai konsumen melihat suatu pola gambar produk yang menarik, mereka baru akan beranjak mendekat. Perbedaan yang muncul dari suatu produk saat diletakkan di etalase inilah yang disebut efek etalase. Kuncinya, desain kemasan harus bisa menarik perhatian dari jauh. d. Otentik Sesuatu yang orisinil, berkarakter, dan bisa dikenang, merupakan ciri desain kemasan yang efektif. Ada ribuan produk di luar sana dan semua berkompetisi untuk menarik perhatian calon konsumen. Satu-



satunya cara supaya menonjol yaitu menjadi berbeda, menjadi otentik. Ini pentingnya aspek kreatif dan eksplorasi saat membuat desain kemasan. Mustahil memberi nasehat cara membuat desain jadi otentik, apalagi konsumen sekarang sudah dijejali ribuan produk keren dan menarik. Solusinya, buat desain tak biasa dengan standar visual tinggi. e. Jujur Masalah untuk pemula, baik untuk desainer juga kliennya, yaitu kerap melebih-lebihkan desain kemasan melebihi imajinasi. Masalahnya, melebih-lebihkan produk hingga berkali lipat berarti menyesatkan konsumen yang akhirnya berimbas ke performa pemasaran yang buruk. Yang paling parah, ini bisa merusak citra perusahaan. Sikap jujur ditekankan disini. Konsumen cuma ingin sesuatu yang sederhana, tak mahal, dan tahu apa yang dibeli. Memang benar, konsumen ingin sesuatu yang beda, tapi bukan sesuatu yang dilebih-lebihkan. f. Atraktif Pikiran konsumen didesain untuk menyaring dan mengingat sesuatu yang spesial saja. Garis besarnya jelas, kalau plastik kemasan produk yang dibuat biasa saja, itu berarti konsumen akan cepat lupa. Untuk ini, buatlah desain yang secara emosional bisa mengikat konsumen. Lewat komposisi yang pas, desain kemasan plastik bisa terlihat atraktif dan layak dikenang. Untuk mewujudkan hal rumit ini, jasa desain plastik kemasan bisa menjadi solusi. Atraktif tak harus mengorbankan poin penting, tapi bisa memadu-padankan dengan apik. g. Singkat dan jelas



85



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Rata-rata konsumen cuma butuh 4 detik untuk memutuskan jadi tidaknya membeli satu produk. Diantara faktor yang menentukan kondisi tersebut yaitu desain kemasan. Misal, ada suatu produk menulis semua kandungan manfaat tapi tanpa disertai nama produk yang jelas. Di sisi lain, ada produk yang tampak bagus di luar tapi gagal menjelaskan apa isi kandungannya. Dua contoh barusan bukan hal bagus karena gagal menunjukkan identitas yang sebenarnya. Selalu ingat, buat jelas informasi produknya, dan buat jelas siapa perusahaan pembuatnya. h. Interaktif Apapun yang bisa meningkatkan peluang supaya konsumen mau menyentuh produk harusnya lebih ditingkatkan. Prinsip ini harus dijaga benar, dan diimplementasikan lewat desain kemasan yang tak biasa. Satu contoh, bisa saja plastik kemasan produk diberi tekstur unik. Senada dengan prinsip tadi, kemasan dengan tekstur unik pasti membuat penasaran calon konsumen hingga mau menyentuh. Begitu juga dengan produk rumahan seperti pewangi rumah, sebisa mungkin beri ruang ke konsumen untuk mencicip bau tanpa membuka wadah. i. Transparan Ada banyak riset yang mendemonstrasikan kalau di beberapa bagian produk yang dibuat transparan, bisa meningkatkan peluang produk dibeli konsumen secara signifikan. Ada benarnya juga, apalagi kalau belum familiar dengan suatu produk yang baru dirilis. Seeing is believing, dalam artian melihat langsung bisa membuat



konsumen lebih yakin tentang isi di dalamnya. Juga, melihat langsung secara dramatis bisa meningkatkan kepercayaan pada merek tertentu. Transparan tak harus ditutup plastik kemasan, bisa juga dengan diberi lubang. j. Mudah dipahami Konsumen cuma ingin tahu produk apa dan siapa pembuatnya. Masalah penjelasan dan lainnya bisa dibaca nanti. Sesederhana itu. Tapi membuat desain kemasan seperti ini bukan suatu yang gampang diwujudkan. Kembali lagi, sikap kreatif dan mau bereksploasi adalah yang dibutuh. Cuma hitungan detik saja konsumen mau meluangkan waktu untuk memahami isi produk. Gagal dalam memberi pemahaman, peluang produk terjual sirna. Selain memakai bahasa yang mudah dimengerti, jauh lebih bagus kalau dipadukan dengan kriteria nomor 2. k. Bentuk unik Bukan suatu yang disengaja kalau produk wanita selalu identik dengan pola asimetris, sedang produk pria selalu identik pola simetris. Ada kepentingan secara psikologi dibalik pola yang diadopsi suatu produk, dan ini bergantung pada segmen mana yang diambil. Sudah jadi keharusan kalau suatu desain kemasan produk harus dibuat menurut targetnya. Ini penting supaya produk lebih diterima karena bisa mewakili karakter konsumen. Selalu ingat, harus ada kesesuaian antara produk dan target konsumen yang dituju. l. Warna menarik Pilihan warna yang dipakai suatu kemasan krusial menentukan laju penjualan suatu produk. Bahkan,



86



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



hampir 90% keputusan membeli suatu produk didasari warna yang ada dalam kemasan produk. Ada semacam pertalian emosi saat konsumen melihat warna tertentu. Konsumen kerap mengasosiasikan suatu warna dengan maksud tertentu. Ini yang harus jadi perhatian utama, baik untuk desainer atau klien. Kegagalan memilih warna berarti kegagalan suatu produk. Meski begitu, warna-warna pastel masih jadi favorit di banyak kalangan. m. Fungsional Dari banyak pertimbangan saat mau membungkus suatu produk, salah satu yang penting yaitu proteksi yang bisa diberi oleh suatu kemasan. Tak ada gunanya membuat kemasan menarik secara visual tapi tak bisa memberi fungsi sebagaimana mestinya. Kemasan produk punya banyak fungsi, tapi yang utama yaitu untuk melindungi isi produk. Bukan sesuatu yang bisa dibanggakan kalau desain kemasan bagus tapi material kemasan tidak. Harus ada keseimbangan antara desain dan material kemasan yang dipakai. n. Ramah lingkungan Sadar atau tidak, konsumen sekarang memberi perhatian lebih pada jenis kemasan tertentu. Ada semacam kemauan untuk ikut menjaga lingkungan tapi dengan cara yang tak repot. Satu contohnya yaitu dengan membeli suatu produk yang berlabel ramah lingkungan. Memang, efek kemasan ramah lingkungan masih belum banyak terasa kalau dikaitkan dengan arus penjualan. Tapi bisa diprediksi ini bisa menjadi peluang besar dalam usaha menarik konsumen. Apalagi kalau



dipadu dengan desain kemasan tak biasa,



Gambar 4.13. Contoh Desain Kemasan Produk yang Unik (Sumber: https://www.grafis-media.website/2017/05/contoh-kemasanmakanan.html)



pRAKTIKUM Merancang Kemasan dari Bahan Kertas Tujuan : Merancang kemasan produk pangan dari bahan kemas kertas menggunakan software Corelldraw Alat dan bahan : Komputer dan software Coreldraw Langkah-langkah Membuat desain Kemasan : 1. Langkah Pertama yaitu, membuat bagian kotak persegi panjang menggunakan Rectangle Tool dengan ukuran 5,5cm x 11,5cm.



87



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



pRAKTIKUM 2. Langkah Kedua yaitu, bagian kotak tersebut dicopy paste menjadi 4. Seperti gambar beriku ini.



5. Langkah Kelima yaitu, membuat bagian alas menggunakan Rectangle Tool dengan ukuran 5,5cm x 4,2cm.Setelah itu lalu dimiringkan menggunakan Shape Tool.



3. Langkah ketiga yaitu, membuat bagian kotak disamping kanan dan kiri menggunakan Rectangle Tool dengan ukuran 1cmx11,5cm kemudian pada Bagian atas dimiringkan 0,5cm menggunakan Shape Tool.



6. Langkah Keenam yaitu, membuat bagian yang sama seperti langkah ke 5 dan ke 4. Dicopy paste kebagian samping seperti gambar berikut ini:



4. Langkah Keempat yaitu, membuat bagian alas menggunakan Rectangle Tool dengan ukuran 5,5cm x 1.9cm. Setelah itu lalu dimiringkan bagian samping menggunakan Shape Tool.



7. Langkah ketujuh yaitu, membuat bagian alas 1 lagi dengan menggunakan Rectangle Tool, setelah itu lalu di Shape Tool dengan ukuran 5,5cm x 4,2cm.



88



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



pRAKTIKUM 8. Langkah kedelapan yaitu, membuat bagian tutup atas masih menggunakan Rectangle Tool kemdian di Shape Tool dengan ukuran 5,5cm x 2, 75cm.



11. Langkah kesebelas yaitu, setelah semua bagian diwarna. Selanjutnya memasukkan hiasan bunga ke bagian dalam kotak menggunakan PowerClip



12. Langkah keduabelas yaitu, lakukanlah proses tersebut sampai semua hiasan bunga masuk ke dalam bagian kotak, seperti gambar berikut:



9. Langkah kesembilan yaitu, membuat bagian tutup atas masih menggunakan Rectangle Tool kemudian di Shape Tool dengan ukuran 5,5cm x 7.0cm.



13. Langkah ketigabelas, memberikan desain tulisan ke dalam kotak.



10. Langkah kesepuluh yaitu, memberikan warna pada bagian kemasan yang sudah jadi menggunakan Interactive Fill



89



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



pRAKTIKUM 14. Hasil Jadi Kemasan



Berkat Kemasan Susu yang Nyentrik, Pria Ini Kantongi Omzet 150 Juta Perbulan



Dengan modal empat liter susuyang ia peroleh dari peternakan sapi perah mliknya sendiri, di tahun 2013 Muhammad Achyat El Basyar (29 tahun) mencoba mengawali usaha



susu kemasan. Tak seperti sekarang ini, dulunya pengusaha muda yang akrab disapa Achyat ini menjual susu kemasan dengan bnngkus plastik biasa ke warga-warga disekitar rumahnya. Meski saat itu tampilannya masih belum menarik, namun ternyata sambutan warga cukup bagus. Fari situlah Achyat mulai mencari cara baru untuk bisa mengangkat susu segar di daerahnya Pealongan, Jawa Tengah, agar bisa nebjangkau pasar yang lebih luas. Munculah ide untuk mengibarkan vebdera Mooza Milk dan mengemas susu dengan kemasan botol yang lebih mudah dan praktis. Gayung pun bersambut, bersama salah satu mitra kerjanya, ia mendapat tambahan modal usaha senilai Rp 100 juta. Kucuran dana tersebut ia manfaatkan untuk pengembangan usha susu kemasan, termasuk untuk membeli mesin susu. Salah satu inovasi yang dilakukan Achyat untuk mengembangkan usahanya adalah memperbaiki desain kemasan susu dan membuat logo Mooza Milk. Desain kemasan dan logo tersebut dibuat dengan kerjasama dengan 83 desainer, sedangkan pengembangan pasar di luar Pekalongan dan Jawa Tengah, Mooza Milk menggandeng Usaha Kreatif Mandiri Shakaro Foundation (UKM-SF) yang bermarkas di Jakarta. Sejak pengembangan tersebut, dalam sehari Achyat bisa menghabiskan bahan baku susu sapi sekitar 150 liter per hari. Dengan kapasitas tersebut, ia bisa menghasilkan sekitar 750 botol susu kemasan yang siap diedarkan di wilayah Jawa Tengah dan Jabodetabek. “Alhamdulillah, setiap hari kami bisa mengantungi omzet sebesar Rp 5 juta sehari. Pencapaian ini terus kami syukuri dan tidak lupa untuk menunaikan shalat minimal dua raaat sebelum memulai usaha”, jelas Achyat memberi resep proses produksi Mooza Milk. Untuk menjamin kesegaran dan engurangi bakteri jahat masuk ke dalam susu, Mooza Milk menggunakan proses pemanasan susu dengan mesin pasteurisasi listrik. Cara kerjanya adalah



90



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



dengan memasak susu menggunakan suhu rendah, kemudian setelah mencapai suhu 70 derajat celsius, susu dikejut menggunakan listrik bertenaga 50 ribu watt. Dengan cara tersebut membuat baktero tidak bisa berkembang dalam susu mauun dari luar susu sehingga menjamin kandungan gizi yang utuh dalam susu. Stetelah proses pasteurisasi, susu dicampur pasta minuman dengan standar food grade dengan aneka rasa yang spesial. Achyat menambahkan, sumber susu Mooza Milk sendiri berasal dari susu segar yang baru di perah dari sapi perah milik peternak lokal dengan jumlah sapi perah sekitar 200 ekor yang sudah teruji kandungan gizinya di laboratorium. Dengan demikian, produk Mooza Milk yang disajikan dalam kemasan botol tersebut sudah dijamin kualitasnya karena sudah lulus uji laboratorium dan yang terpenting sudah mengantongi izin halal dari MUI. https://anekamesinpengemas.com/berkatkemasan-yang-menarik-pria-ini-sukseskantongi-omzet-150-juta-per-bulan/



website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang Konsep Desain dan Kemasan Produk adalah: http://fokus-umkm.com/merancang-desainkemasan-2/



1. Kemasan adalah merupakan seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk. Kemasan adalah bagian paling luar yang membungkus suatu produk dengan tujuan untuk melindungi produk dari cuaca, gangguan dan benturan-benturan, terghadap benda lain. Kemasan adalah ilmu, seni dan teknologi yang bertujuan untuk melindungi sebuah produk saat akan dikirim, disimpan atau di jajakan. 2. Fungsi Kemasan terbagi menjadi 3 yaitu : a. Sebagai media pelindung dari cuaca dan kotoran bagi pproduk yang diwadahinya b. Sebagai identitas/wajah dari pproduk yang terdapat didalamnya c. Sebagai media penjual dimana kemasan memiliki kemampuan membujuk konsumen 3. Hal-hal yang seharusnya ada atau tercantum dalam label produk makanan adalah sebagai berikut:



Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai Konsep Desain dan Kemasan Produk, kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet dapat dicari lebih jauh materi tentang Konsep Desain dan Kemasan Produk. Salah satu



91



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



a. Brand Nama/Logo/Merk Dagang Merupakan nama dagang dari perusahaan b. Nama Produk Nama produk adalah nama dari makanan atau produk pangan yang terdapat didalam kemasan c. Berat Netto Produk/Komposisi/daftar bahan yang digunakan Komposisi atau daftar bahan merupakan keterangan yang menggambarkan tentang semua bahan yang digunakan dalam pembuatan produk makanan tersebut. Cara penulisan komposisi bahan penyusunan dimulai dari bahan mayor atau bahan utama atau bahan yang paling banyak digunakan sampai yang terkecil. d. Netto atau volume bersih Netto atau berat bersih dan volume bersih menggambarkan bobot atau volume produk yang sesungguhnya. Apabila bobot produk berarti bobot produk yang sesungguhnya tanpa bobot bahan pengemas. e. Nama pihak produksi Nama produksi adalah nama perusahaan yang membuat atau mengolah produk makanan tersebut. f. D i s t r i b u t o r a t a u p i h a k y a n g mengedarkan jika ada Dalam kemasan juga harus mencantumkan pihak-pihak tertentu seperti pengepak atau importer jika ada. g. Nomor registrasi dinas kesehatan Nomor registrasi ini sebagai bukti bahwa produk tersebut telah teruji dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi yang dikeluarkan oleh POM dan MUI Propinsi dimana berdomisili h. Barcode/Kode produksi



4.



5.



6.



7.



92



Kode produksi adalah kode yang menyatakan tentang batch produksi dari produk pada saat pembuatan yang isinya tanggal produksi dan angka atau huruf lainnya yang mencirikan dengan jelas produk tersebut i. Alamat & Keterangan Produsen Alamat dari anda sebagai rodusen berguna apabila ada keluhan konsummen j. Expire Date/Keterangan kadaluarsa Keterangan kadaluarsa adalah keterangan yang menyatakan umur produk yang masih layak untuk dikonsumsi Unsur yang di perhatikan dalam kemasan Kemasan yang cantik dan mendukung produk juga berfungsi sebagai ikon yang bisa membuat pelanggan selalu ingat dengan produk yang dijual ketika memilih kemasan produk.Yang harus diingat, di antaranya adalah target marketing, ergonomis, ciri khas, ukuran, Standar keamanan pangan tersebut dapat kita lihat dalam ISO 22000 yang diadopsi oleh Badan Standar Nasional (BSN) menjadi Standar Nasional Indonesia dengan Nomor SNI ISO 22000:2009 Sistem Manajemen Pangan – persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan. Desain kemasan merupakan suatu rancangan atas kemasan pada suatu produk tertentu yang dilakukan sebagai upaya peningkatan dan syarat produksi yang mendukung pemasaran suatu produk. Pengemasan produk dilakukan agar konsumen tertarik dan mau membelinya oleh karenanya harus mempertimbangkan bentuk dan model, ukuran dari produk, daya tahan kemasan, bahan kemasan, pelabelan dan pemberian merek. Di samping itu merancang atau merencanakan pembuatan suatu kemasan sebaiknya juga mempertimbangkan dan memperhatikan kesesuaian produk dengan bahan



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



pengemasnya, ukuran kemasan dan ketebalan bahan kemasan, bentuk kemasan. 8. Kemasan yang cantik dan mendukung produk juga berfungsi sebagai ikon yang bisa membuat pelanggan selalu ingat dengan produk yang dijual, ketika memilih kemasan produk. untuk itu perlu diingat mengenai target marketing, ergonomis, ciri khas, dan ukuran. 9. Desain kemasan selain untuk memberikan daya tarik dari sisi visual tentunya desain kemasan harus menjadi media komunikasi antara produsen dengan calon konsumen, sehingga dalam desain kemasan harus tercantum informasi-informasi yang harus diketahui oleh calon konsumen sehingga calon konsumen merasa tidak asing dengan produk yang dikemas dan semakin lengkap informasi yang tercantum dalam kemasan semakin pula memberikan persepsi yang lebih baik kepada produk. 10 Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Dalam perancangan atau mendesain suatu kemasan produk dapat kita memperhatikan beberapa aspek dasar dalam menentukan kemasan produk itu sendiri, diantaranya adalah mengenai daya tarik kemasan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan perancangan atau desain kemasan. 11. Dalam membuat desain sebuah produk seorang wirausaha perlu memperhatikan selera masyarakat yang selalu berubah setiap saat, permintaan pasar, kegunaan atau manfaat yang ditawarkan oleh produk kita kemudahan atau kepraktisan penggunakan produk, harga penawaran, dan segmentasi pasar. 12. Perancangan desain kemasan merupakan kegiatan yang membutuhkan langkah-



langkah yang tepat dan cermat agar hasil desain berupa kemasan seperti yang diharapkan produsen yaitu memberikan daya tarik yang maksimal bagi konsumen, diantaranya : lakukan survey, buat konsep desain kemasan dalam beberapa alternatif., ciptakan desain kemasan yang unik dan menarik dan berkarakterd, sesuaikan desain kemasan dengan isi produk, dan sesuaikan desain kemasan dengan karakter konsumen Terdapat 14 kriteria desain kemasan yang bisa membuat produk menjadi menarik dan di lirik konsumen, yaitu : praktis, perkembangan produk, efek etalase, otentik, jujur, atraktif, singkat dan jelas, interaktif, transparan, mudah dipahami, bentuk unik, warna menarik, fungsional, dan ramah lingkungan



1. Carilah 10 jenis contoh kemasan produk yang berbeda dan jelaskan alasannya menggunakan kemasan tersebut ? 2. Buatlah 1 buah desain kemasan dengan bahan bebas untuk suatu produk dan berikan fungsi dan alasannya dalam pemilihan bahan kemasan tersebut ? 3. Dari tugas tersebut diatas buatlah laporan secara singkat dengan sisitimatikanya sebagai berikut : a. Cover b. Konsep desain kemasan (Alasan pemilihan desain baik dari sisi bahan, warna, bentuk, teknik) c. Pesaing produk kemasan (sebagai pembanding dalam pembuatan desain) d. Metode pembuatan kemasan (proses produksinya/langkah kerjanya) e. Kalkulasi beaya f. Penutup



93



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Jelaskaan apa yang dimaksud dengan Pengemasan dan kemasan! 2. Sebutkan fungsi pengemasan secara umum! 3. Apa yang dimaksud dengan desain kemsan dan apa saja yang menjadi bahan pertimbangan dalam merancang desain kemasan? 4. Apa yang dimaksud dengan daya tarik visual dan apa saja unsur-0unsur yang termasuk ke dalam daya tarik visual tersebut? 5. Supaya produk yang dibuat menarik, maka kemasan dan label harus menraik. Hal ini berkait dengan desain kemasan. Kriteria Desain Kemasan Produk apa saja yang mampu menarik konsumen untuk membeli produk kita?



Setelah mempelajari bab pertama ini, Kalian pasti sudah paham tentang Konsep Desain dan Kemasan Produk. Dari semua materi yang sudah dijelaskan ada bab ini, mana yang menurut Kalian paling sulit dipahami? Coba Kalian diskusikan dengan teman maupun guru Kalian tentang Konsep Desain dan Kemasan Produk dan manfaatnya..



94



BAB V PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTIPE PRODUK BARANG/JASA Setelah mempelajari tentang Proses Kerja Pembuatan Contoh Produk Barang/Jasa ini, peserta didik diharapkan mampu : 1.Memahami tahapan-tahapan proses kerja pembuatan contoh produk barang/jasa 2.Mengerti keunggulan dan kelemahan proses kerja pembuatan contoh produk 3.Menerapkan skema alur kerja 4.Memahami tujuan pembuatan alur kerja



PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTIPE PRODUK BARANG/JASA



PENGERTIAN PROTOTIPE & RUANG LINGKUPNYA



KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PROSES KERJA PEMBUATAN CONTOH/PROTOTIPE PRODUK



PERENCANAAN PRODUK BARU



SKEMA ALUR & PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTIPE PRODUK BARANG/JASA



PENGERTIAN PROTOTIPE PRODUK



KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PROSES KERJA



DIAGRAM ALUR PROSES PRODUKSI



TAHAPAN PERENCANAAN PRODUK



TUJUAN DAN MANFAAT PROTOTIPE



MASALAH YG TIMBUL DALAM PEMBUATAN PROTOTIPE



HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DLM PENYUSUNAN DESAIN PRODUK



TUJUAN PEMBUATAN ALUR KERJA



FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DESAIN PRODUK



MANFAAT PERENCANAAN



KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PERENCANAAN



TAHAPAN PEMBUATAN PROTOTIPE PRODUK



PENGAWASAN MUTU PRODUK CONTOH DIAGRAM ALUR PROSES PRODUKSI BIDANG PANGAN



Prototipe – Prototyping – Prototipe Evolusioner – Prototipe Requirement - Prototipe fisik Prototipe Analitis - Prototipe Komprehensif - Focused Prototypes - Diagram Alur kerja proses – model – Pengawasan mutu – Kendali mutu terpadu 95



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Salah satu kaidah penting dalam Design Thinking adalah “Fail fast to succeed sooner” atau “Gagal cepat agar sukses lebih cepat.” Maksudnya Saat merancang sebuah produk, meskipun sudah dilakukan riset yang cukup, kita tidak dapat memastikan bahwa produk kita akan diterima oleh pasar. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan mengujinya di pasar. Namun, sebelum kita menguji versi akhir dari produk kita, ada baiknya kita meluncurkan versi prototipenya atau versi purwarupa (contoh awal)-nya terlebih dulu ke kalangan terbatas. Tujuannya adalah agar kita mendapatkan umpan balik dari pengguna segera. Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir (finished goods), melainkan saat awal pembangunan produk (product development) agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang (destroy) atau dikerjakan ulang (rework/ repair). Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal pembuatan produk adalah pembuatan prototipe produk. A. P e n g e r t i a n P r o t o t i p e d a n R u a n g Lingkupnya 1. Pengertian prototipe produk Prototipe produk (purwa-rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead-user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut.



Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersamasama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers). Prototipe adalah sebuah contoh atau model awal dari produk. Prototipe membuat ide yang abstrak menjadi bentuk nyata yang lebih kongkrit. Dalam design thinking, tidak cukup hanya memikirkan ide, mendiskusikan dan membicarakannya saja. Perlu langkah konkrit untuk membuatnya menjadi nyata. Membuat prototipe adalah caranya. Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final. Metode yang direkomendasikan dalam merancang prototipe adalah Rapid Prototyping. Bagaimana proses melakukan Rapid Prototyping? John Krissilas di dalam blognya mengutip dari Jeanne Liedtka membagikan lima prinsip berikut ini. a. Mulai dari yang kecil dan sederhana b. Sebuah proyek penciptaan akan tumbuh dengan adanya pembuatan prototipe secara berulang sejak sejak dini. Ini akan memberi ruang bagi Anda untuk mendapatkan ide-ide baru untuk



96



ProdukKreatif Kreatif Kewirausahaan Produk dandan Kewirausahaan



menyempurnakan produk Anda. Ini juga akan memberi kesempatan calon pengguna untuk berkontribusi dan melengkapi produk Anda dengan masukan dari mereka. c. Rancang kisah yang ingin Anda ceritakan d. Visualisasikan konsep Anda dalam bentuk gambar. Gunakan kata sesedikit mungkin. Tambahkan detail seiring berjalannya waktu. Teknik storyboarding akan bermanfaat di sini. e. Tunjukkan, jangan katakan Buat prototipe-nya terlihat nyata dengan gambar mock up, model fisik, dan pengalaman nyata. Visualisasikan beberapa opsi. Beri ruang bagi calon pengguna untuk memilih.



usaha yang dibuat. Tujuan membuat prototipe bukanlah untuk menguji produk yang sudah selesai, tujuan membuat prototipe adalah untuk belajar. Menemukan kesalahan dan kegagalan sebelum produk benar-benar diluncurkan ke pasar. Teresa Torres, seorang Product Coach, mendefinisikan tujuan pembuatan prototipe sebagai berikut: “Prototipe memberikan gambaran, untuk memberikan jawaban spesifik, sehingga penciptaan produk dapat diulang dan diperbaiki.” (sebelum menjadi produk akhir).” Dengan kata lain, tujuan prototipe adalah untuk mendapatkan umpan balik. Jangan berdebat dan mempertahankan diri saat orang lain memberi masukan terhadap umpan balik Anda. Biarkan mereka mevalidasi produk Anda. Jangan berikan otoritas validasi ke orang yang menciptakannya. Peluang lain dari pembuatan prototipe adalah melibatkan calon konsumen dalam proses desain produk kita. Istilah keren untuk hal ini adalah Customer Co-Creation. Dengan demikian mereka merasa memiliki produk ini. Mereka merasa menjadi bagian dari produk ini. Tahukah kalian, apa manfaat dari prototipe? Setidaknya ada empat manfaat membuat prototipe, yaitu : a. Prototyping membantu kita berpikir. Melakukan adalah cara terbaik untuk berpikir. Membuat prototipe membuat kita lebih mudah memikirkan ide-ide untuk menyempurnakan produk Anda. b. Prototyping membantu kita menjawab pertanyaan. Apakah produk kita diminati konsumen? Layak? dan bertahan lama? c. P r o t o t y p i n g m e m b a n t u k i t a berkomunikasi. Komunikasi terbaik



2. Tujuan, Manfaat, dan fungsi Prototipe Prototipe Menurut Raymond McLeod, prototipe didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototipe disebut prototyping. Prototyping bertujuan menciptakan prototipe secepat mungkin dan memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan memungkinkan prototipe untuk ditingkatkan. Disamping itu, prototyping juga bertujuan sebagai penguji daya tahan bentuk produk dan usaha yang ingin kita buat. Inovasi bertahap adalah keadaan di mana suatu badan usaha tidak bisa dibuat dalam bentuk prototype. Inovasi bertahap biasanya menyesuaikan keadaan dunia nyata. Dengan adanya kegiatan prototyping, para wirausaha, khususnya bidang produk kreatif akan mengetahui keunggulan dan kelemahan produk dan



97 2



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



adalah dengan menunjukkannya, bukan sekadar mengatakannya. d. P r o t o t y p i n g m e m b a n t u a n d a membuat keputusan yang lebih baik. Umpan balik yang kita dapatkan dari calon pengguna membuat kita mampu membuat keputusan yang lebih baik. Adapun kegunaan atau fungsi dari prototipe ini sendiri adalah sebagai : a. Pembelajaran: Prototipe digunakan untuk menjawab pertanyaan “Seberapa besar produk tersebut memenuhi kebutuhan pelanggan?” b. Komunikasi Prototipe akan membuka jalur komunikasi ke level top managemen, vendors, partner, team tambahan, pelanggan dan sumber finansial. Penggunaan prototypes visual, 3D dan nyata akan lebih mudah dikomunikasikan dibandingkan hanya berupa penjelasan detail. c. Integration Digunakan untuk memastikan bahwa komponen dan subsistem dari produk dapat bekerja seperti yang diharapkan. d. Milestone Cara ini digunakan dalam upaya menjelaskan tujuan nyata, menampilkan kemajuan, dan pelayanan untuk menekan jadwal. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Desain Produk Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk adalah sebagai berikut: a. Fungsi Produk Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal ini tergantung untuk keperluan apa



produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk.Keduanya memegang peranan penting dalam menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan maupun segi kuantitas. b. Standar dan Spesifikasi Desain Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari : 1) Bentuk Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan dengan penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya. 2) Ukuran Yaitu merencanakan ukuran yang serasi dari produk secara keseluruhan. 3) Mutu Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi bila dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang pendek. 4) Bahan Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik, maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan tersendiri. 5) Warna Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang mempunyai ciri dan



98



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah yang harus dicermati oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. c. Tanggungjawab Produk Ini adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada waktu mendesain produk tersebut. d. Harga dan Volume Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah sehingga desain produknya akan berbeda pula. e. Prototipe Prototipe merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan memproduksi maka prototipe diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu. Dari pengujian prototipe tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan gambaran mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai informasi dalam penyusunan terakhir desain produk. 4. Macam – Macam Prototipe Ada 2 macam prototipe, yaitu: a. Prototipe Evolusioner



Prototipe Evolusioner, adalah prototipe yang secara terus menerus diperbaiki sampai semua kriteria sistem yang baru yang dibutuhkan pengguna terpenuhi. Baru prototipe tersebut memasuki proses produksi dan menjadi suatu sistem yang nyata. Langkah – langkah Prototipe Evolusioner 1) Identifikasi kebutuhan pengguna 2) Mengembangkan Prototipe 3) Menentukan apakah prototipe bisa digunakan atau tidak 4) Menggunakan prototipenya b. Prototipe Requirement Prototipe Requirement, dikembangkan sebagai suatu cara untuk menentukan kebutuhan fungsional dari sistem baru pada saat para pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan tepat apa yang mereka butuhkan. Langkah – langkah Prototipe Requirement : 1) Identifikasi kebutuhan pengguna 2) Mengembangkan prototipe 3) Menentukan apakah prototipe bisa digunakan atau tidak 4) Memprogram sistem baru 5) Menguji sistem baru 6) Mempertimbangkan apakah suatu sistem dapat diterima atau tidak. 5. Tipe-tipe Prototipe Terdapat empat tipe prototipe yang biasa digunakan, yaitu : a. Prototipe fisik Prototipe fisik adalah proses penggambaran benda nyata dari suatu produk. Contohnya adalah suatu model yang dapat dilihat dan dirasakan sama dengan produk sesunguhnya. Prototipe fisik



99



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



diperlukan untuk mengidentifikasikan kejadian yang tak diduga. b. Prototipe Analitis P r o t o t i p e a n a l i t i s merepresentasikan produk yang tidak nyata semisal model matematis. Dalam prototipe ini aspek tertentu dari suatu produk cenderung akan dianalisa dibandingkan untuk dibangun. c. Prototipe Komprehensif Prototipe Komprehensif merupakan prototipe yang mengimplementasikan semua atribute produk yang mungkin. d. Focused Prototypes Focused prototype hanya mengimplemetasikan satu/ beberapa attribute produk saja. 5. Tahapan Pembuatan Prototipe Produk a. Tahapan – Tahapan Kegiatan Desain Produk Seorang product designer harus melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan suatu produk, tahapan tersebut yaitu : 1) Memformulasikan hasil marketing research Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset pemasaran.Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer dapat memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Riset ini dilakukan baik untuk produk yang betul–betul baru maupun untuk produk yang sudah ada. Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan



menghasilkan sebuah gagasan atau ide untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau pengembangan produk yang sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut : a) Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari produknya denga tidak mengabaikan penentuan harga b) Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada apakah perusahaan mampu untuk membayarnya. c) Untuk hal – hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan berdasarkan pengalaman. 2) Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk, maka desainer harus mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga kerja, mesin – mesin, peralatan penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat produk, desainer harus mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin. 3) Membuat sketsa Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat



100



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



untuk mempermudah dalam pembuatan gambar kerja (blue Print ), sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa ini tidak menunjukan ukuran – ukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan. 4) Membuat gambar kerja Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain Produk, dimana dalam gambar kerja ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran yang sebenarnya dengan skala yang diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga diperlihatkan bahan – bahan yang akan dipergunakan dalam pembuatan produk tersebut. Setelah gambar kerja tersebut selesai dirancang, kemudian diserahkan kepada pelaksana kegiatan untuk segera dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut cara proses produksinya. b. Tahapan-tahapan Prototipe Berikut tahapan prototipe: 1) Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen. 2) Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga



dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa. 3) Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi. 4) Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya. 5) Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.



101



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



6) Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir. Di sisi manajemen, terdapat beberapa masalah potensial yang terkait dengan prototyping, seperti: a. W a k t u , m e m b a n g u n p r o t o t y p e membutuhkan waktu, sehingga seringkali prototype dipakai jika waktunya cepat. Hingga muncul istilah rapid prototyping. b. Rencana, sebagian manajer proyek tidak memiliki pengalaman untuk menyatukan proses prototyping dengan keseluruhan rencana perancangan c. Fitur Non-Fungsional, seringkali fitur sistem yang paling penting merupakan fitur non-fungsional seperti safety dan reliability, tidak disertakan dalam prototyping d. Kontrak, proses desain kadang dibatasi oleh kontrak antara desainer dengan customer yangmempengaruhi aspek teknik dan manajerial.



1. Kelebihan dan Kelemahan Proses Kerja a. Kelebihan: 1) Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan 2) Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan 3) Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan system 4) Lebih menghemat waktu dalam pengembangan system 5) Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya. b. Kelemahan: 1) Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama. 2) Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem . 3) Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik. 2. Masalah yang timbul dalam pembuatan prototipe Prototype juga menimbulkan masalah antara lain: a. Dalam membuat prototype banyak hal yang diabaikan seperti efisiensi, k u a l i t a s , k e m u d a h a n dipelihara/dikembangkan, dan



B. Kelebihan dan Kelemahan Proses Kerja Pembuatan Contoh/Prototipe Produk



102



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



kecocokan dengan lingkungan yang sebenarnya. Jika klien merasa cocok dengan prototype yang disajikan dan berkeras terhadap produk tersebut, maka developer harus kerja keras untuk mewujudkan produk tersebut menjadi lebih baik, sesuai kualitas yang seharusnya. b. Developer biasanya melakukan kompromi dalam beberapa hal karena harus membuat prototype dalam waktu singkat. Mungkin sistem operasi yang tidak sesuai, bahasa pemrograman yang berbeda, atau algoritma yang lebih sederhana. Agar model ini bisa berjalan dengan baik, perlu disepakati bersama oleh klien dan developer bahwa prototype yang dibangun merupakan alat untuk mendefinisikan kebutuhan software. Terdapat potensi kegagalan pada prototyping antara lain: a. Terburu-buru dalam membuat prototype dapat menyebabkan pengembang mengambil jalan pintas (shortcut) dalam mendefinisikan masalah, membuat evaluasi alternatif dan dokumentasi. b. Pengguna mungkin sangat terkesan terhadap prototipe, sehingga mempunyai harapan yang tidak realistis terhadap sistem produksi c. Prototipe evolusioner mungkin tidak seefisien seperti sistem yang diprogram dengan suatu bahasa pemrograman d. Interaksi antara komputer dan manusia yang difasilitasi oleh prototyping tools tertentu tidak bisa mencerminkan teknik mendesain yang baik Prototyping bekerja dengan baik pada penerapan-penerapan yang berciri sebagai berikut: a. Resiko tinggi Yaitu untuk maslaha-



masalah yang tidak terstruktur dengan baik, ada perubahan yang besar dari waktu ke waktu, dan adanya persyaratan data yang tidak menentu. b. Interaksi pemakai penting. Sistem harus menyediakan dialog on-line antara pelanggan dan komputer. c. Perlunya penyelesaian yang cepat. d. Perilaku pemakai yang sulit ditebak e. Sistem yang inovatif. Sistem tersebut membutuhkan cara penyelesaian masalah dan penggunaan perangkat keras yang mutakhir f. Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek C. Perencanaan Produk Baru 1. Tahapan Perencanaan Produk Baru Seorang Wirausahawan harus jeli terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti selera konsumen, kebiasaan masayarakat, saluran distribusi, serta perubahan teknologi dan komunikasi.Kesimpulannya, produk yang dibuat harus mampu menarik minat sehingga kegagalan usaha dapat dihindari. Selain itu, produk juga bisa dibuat lebih terjangkau bagi konsumen dengan cara : a. Memilih dan membuat produk yang bermanfaat, berkualitas, dan laku terjual dengan harga bersaing b. Membuat desain baru dengan harga terjangkau c. Membuat produk lebih cepat dan murah d. Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang lebih menguntungkan Dalam proses pembuatan produk baru, seorang wirausaha harus berpikir kreatif dan inovatif agar dalam pembuatan produknya memiliki nilai jual yang tinggi dan diminati oleh konsumenya sehingga pasar produknya



103



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



akan terus ada. Langkah pembuatan produk baru haruslah melewati Tahap Perencanaan Produk sebagai tahap awalnya. Berikut tahapan perencanaan produk. ide produk



seleksi



tolak/terima



desain awal



proto type



implementasi



test



desain akhir



produksi pantau



Gambar 5.1. Tahap Perencanaan Produk (Sumber: Produk Kreatif & Kewirausahaan, Imam Firmansyah,S.Pd,dkk, 2018)



Penjelasan : a. Ide Produk Ide produk disusun berdasarkan dorongan pasar, yaitu kebutuhan konsumen, dorongan teknologi, yaitu kemampuan perusahaan dalam riset dan pengembangan, dan koordinasi antar fungsi manajemen keuangan, pemasaran, dan personalia. b. Seleksi Ide Produk Seleksi ide produk disusun berdasarkan evaluasi dari pasar tentang kebutuhan konsuen untuk menyerap hasil prouksi, secara teknis operasional dipertimbangkan kemampuan perusahaan menghasilkan prouk dengan fasilitas yang ada dan kemampuan memperoleh bahan baku dan bahan pembantu. Seleksi ide produk juga didasarkan pada keadaan keuangan p e r u s a h a a n , d e n g a n mempertimbangkan hasil yang diperoleh akan menguntungkan atau tidak. c. Desain Awal/Gambar Produk Desain awal atau rancang bangun awal mempertimbangkan beberapa tujuan, antara lain manfaat produk, fungsi barang (fungsi utama atau sekunder), style, seni atau keindahan barang dengan melihat



2.



a. b. c.



104



keseimbangan biaya, kualitas, dan performance produk. d. Prototipe Pada tahap ini, perusahaan mengandakan percobaan kemampuan dan kekuatan produk, kemudian icari kelemahan dan dianalisis keindahan bentuknya. e. Testing Hasil prototype dicoba fungsinya dalam berbagi keadaan yang mungkin terjadi apakah memenuhi syarat atau tidak. f. Desain Akhir Pada tahap desain akhir, produk yang telah melewati tahap testing disempurnakan sesuai dengan hasil yang telah dilakukan. g. Implementasi Tahap ini adalah tahap terakhir pembuatan produk. Pada tahap ini, perusahaan memulai proses produksi, dilihat masa depan pemasarannya (bagaimana reaksi konsumen dan kemantapan di pasar). Hasil implementasi ini adalah produk bisa diterima oleh konsumen atau sebaliknya ditolak oleh konsumen. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan desain produk Desain produksi adalah produk yang dibuat bagaimana cara seorang wirausaha dalam menyusun langkah atau urutan skema proses produksi dari awal pembuatan sampai dengan selesai produk itu selesai. Dalam penyusunannya desain produksi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah : Jenis produk yang dibuat Metode pembuatan produk Jumlah tenaga kerja dan ketrampilannya serta peralatan atau perlengkapannya



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



d. Waktu yang tersedia e. Modal yang tersedia f. Urutan proses produksi Selain tahapan di atas, seorang wirausaha juga bisa menerapkan model prosedur pembuatan produk seperti yang ada dibawah ini :



proses produksi yang berbeda satu sama lain karena produk yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan untuk produk yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis sama karena masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri. Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses produksi tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-obatan (farmasi). Akan tetapi, walaupun samasama industri manufaktur farmasi (obatobatan), diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk tablet, sedangkan yang lain berbentuk cair. 2. Tujuan Pembuatan Alur Kerja Adapun tujuan pembuatan alur kerja adalah sebagai berikut : a. M e m i n i m a l k a n b i a y a / memaksimalkan laba b. Memaksimalkan proses pembuatan c. Meminimalkan perubahan dalam nilai produksi d. Meminimalkan perubahan dalam tingkat tenaga kerja e. Memaksimalkan pemanfaatan pabrik dan perlengkapan 3. Manfaat Perencanaan Terdapat dua alasan mendasar tentang perlunya sebuah perencanaan yaitu : a. Untuk mencapai “Protective Benfits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan. b. Untuk mencapai “Positive Benefits” daam bentuk mengingkatnya kemungkinan sukses pencapaian tujuan atau target dari suatu perusahaan. 4. Kelebihan dan kekurangan perencanaan



Gambar 5.2. Model Prosedur Pembuatan Produk (Sumber: Produk Kreatif & Kewirausahaan, Imam Firmansyah,S.Pd,dkk, 2018)



D. Skema Alur dan Proses Kerja Pembuatan Prototipe Produk Barang/Jasa 1. D i a g r a m A l u r P r o s e s P r o d u k s i (Production Flow Chart Diagram) Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus dilakukan agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat segera diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur



105



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Tujuan dari pembuatan sebuah perencanaan sebenarnya cukup simple karena pada dasarnya perencanaan sendiri bertujuan untuk dapat meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan atau target yang telah di tentukan. Adapun kelebihan dan kekurangan yang diakibatkan oleh perencanaan antara lain : a. Kelebihan Perencanaan : 1) Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang dapat terjadi 2) M e m u n g k i n k a n m a n a j e m e n memahami keseluruhan gambaran operasi yang diinginkan 3) Membantu penempatan tanggung jawab secara lebih jelas dan tepat 4) Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi 5) Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi 6) Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah di pahami 7) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti 8) Menghemat waktu, usaha, dan dana b. Kelemahan Perencanaan 1) Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan terkadang berlebihan atau tidak sesuai dengan kenyataannya. 2) Perencanaan cenderung menunda kegiatan 3) Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi 4) Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat masalah



tersebut terjadi 5. Pengawasan mutu Produk Salah satu kegunaan diagram alir proses produksi adalah untuk memantau mutu produk. Mutu produk merupakan satu hal yang terpenting dari suatu proses produksi. Dasar penentuan tingkat mutu dari suatu produk adalah standar mutu. Mutu produk yang baik berarti produk yang dihasilkan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Mutu produk yang diniali baik berarti produk tersebut bisa diterima oleh konsumen. Beberapa hal yang berkaitan dengan pengawasan mutu produk adalah sebagai berikut : a. Prosedur pengawasan mutu produk Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, seyogyanya meliputi pengetahuan hal-hal berikut: 1) Kerusakan dan Mutu Produk Seperti telah dijelaskan bahwa suatu barang (jasa) dibuat melalui suatu proses. Proses pembuatan tersebut disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang ingin dihasilkan. 2) Mencegah atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan Barang (produk) Kiat utama dari pencegahan kerusakan suatu produk sebenarnya sangat sederhana saja, yakni kerusakan harus dicegah sebelum terjadi. b. Kendali Mutu Terpadu Uraian di atas menunjukkan bahwa mencegah terjadinya kerusakan produk selama proses produksi, berarti mengadakan suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam pengendalian mutu. Bila ada pengendalian atau controlling atas mutu tentunya harus dimulai sejak perencanaan (planning) mutu produk



106



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



bersangkutan.Antara tahap perencanaan dan tahap seperti pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan (actuating) harus disertai pengawasan mutu.Hal ini memberi gambaran bahwa manajemen mutu (quality management) meliputi berbagai apsek keikutsertaan (participation) dari berbagai pihak di dalam perusahaan yang menghasilkan suatu produk yang mutunya harus dikendalikan. c. Jenis-jenis pengawasan mutu produk 1) Pemantauan Mutu Bahan-Bahan Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu yang direncanakan? Hal ini perlu diamati sejak rencana pembelian bahan, penerimaan bahan di gudang, penyimpanan di gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan. 2) Pemantauan Proses Produksi Bahan baku yang telah diterima di gudang, selanjutnya akan diproses dalam ang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kera mesinmesin tersebut dipantau agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan. 3) Pemantauan Produk Jadi Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan rencana ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang mengolah selama proses produksi. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk, ukuran, dan mutu yang direncanakan maka produkproduk tersebut dapat digudangkan dan selanjutnya dipasarkan (didistribusikan).



Namun bila terdapat barang yang cacat maka barang tersebut harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar beroperasi secara akurat. 4) Pemantauan Pengepakan Bungkus dapat merupakan alat untuk melindungi barang agar tetap dalam kondisi sesuai dengan mutu. d. Pemecahan masalah mutu dengan statistik Metode statistik diketahui telah digunakan sejak lama dalam rangka membantu perusahaan dalam masalah tertentu yang kompleks.Walaupun demikian, metode statistik sebenarnya mempunyai ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya.Suatu hal yang perlu diketahui adalah bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan salah satu alat untuk pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan kerusakan barang (defect prevention). Alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut: 1) Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi. 2) Kerusakan atau cacatnya barang, sebenamya merupakan akibat terjadinya penyimpangan (variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik dapat memberi gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut. Misalnya, produk yang dihasilkan dari suatu proses yang tidak mengalami penyimpangan (deviasi), tentu saja produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Akan tetapi, mengingat proses produksi merupakan kombinasi mesin-mesin dan orangorang maka bisa terjadi kekeliruan



107



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



sehingga produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan (deviasi). Dalam hal yang terakhir inilah peranan statistik untuk mengurangi terjadinya penyimpangan, yang berarti pula mengurangi kerusakan produk akhir. Secara umum dari metode statistik dapat diperoleh suatu gambaran tentang data sampel yang dianalisis. Gambar tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas tentang data tersebut sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan (kerusakan) atau tidak. Dari hal pengendalian mutu, peranan seorang supervisor mutu sangat berperan terutama dalam hal mengumpulkan data statistik, m e n g a n a l i s i s , d a n menyimpulkannya.Seorang supervisor mutu dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pihak manajemen tentang hasil produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar mutu yang direncanakan. e. Alat kendali mutu Dengan Statistic Quality Control diperoleh alat bantu kendali mutu berupa diagram dan histogram. 1) Diagram Pengendati Mutu (Quality Control Chart) Dari tiap jenjang dalam DAP, Anda, dapat membuat suatu rencana kerja pemantauan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan mutu yang direncanakan. Pada tahap ini Anda, membuat suatu control chart (diagram pengendali) yang dapat digunakan untuk memperoleh gambar atau



diagram sebab akibat (DSA) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Cause and Effect Diagram (CED). 2) Histogram Dari diagram kontrol (diagram kendali) yang dik:umpulkan secara statistik pada berbagai tahap atau jenjang kegiatan, Anda, kemudian dapat membuat suatu histogram mutu. Bila terdapat penyimpangan, Anda akan mengetahui berapa besar penyimpangannya dan faktor apa yang menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin perlu dibuat suatu tindakan koreksi atau.perbaikan. 3) Peranan Komputer Secara umum dapat dikemukakan di sini bahwa berbagai kegiatan pengendalian, terutama pada perusahaan besar, seyogianya menggunakan program komputer sesuai dengan kebutuhan. Tetapi, patut Anda ketahui bahwa komputer hanyalah merupakan alat bantu analisis. Adapun faktor yang penting dalam pengendalian mutu, adalah manusia.



pRAKTIKUM Lembar Kerja 1 Pembuatan Rencana Usaha Produk Pangan Contoh Rencana Usaha : A. Data perusahaan Nama : Perusahaan Minuman Kesehatan Thai-tea “Karima” Tempat : Sintokan, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, DIY Basis operasi : Sleman dan sekitarnya



108



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



pRAKTIKUM Bentuk usaha : Usaha Mandiri B. Data Pengusaha Nama : Totok Yulianto, S.T.P Tempat,Tanggal Lahir : Klaten, 11 Mei 1995 Pendidikan : S1 C. Struktur Organisasi & Job Discription 1. Job Dscriptions a. Pimpinan (Manager) : pemilik sekaligus pimpinan 1) bertanggung jawab terhadap jalannya usaha 2) k o o r d i n a s i , p e n g a w a s , d a n mengarahkan seluruh kegiatan 3) pengambil keputusan 4) sebagai quality control b. Bagian Produksi 1) k e p a l a b a g i a n p r o d u k s i mengkondisikan pekerja di bawahnya untuk bekerja 2) sesuai jobdesk 3) bertanggung jawab terhadap persiapan dan proses produksi 4) bertanggung jawab terhadap makanan yang dipesan konsumen 5) menjaga kebersihan produk dalam proses produksi 6) cekatan dalam menjaga mutu produk, baik cita rasa, aroma, ataupun tekstur 7) mengemas hasil produksi c. Bagian Pengadaan Bahan Baku 1) kepala bagian pengadaan bahan baku mengkondisikan pekerja di bawahnya untuk bekerja sesuai jobdes 2) mencari informasi keberadaan bahan baku 3) melakukan pembelian bahan baku 4) menjaga mutu bahan sebelum diolah (ketika masih dalam penyimpanan)



d. Bagian Keuangan 1) k e p a l a b a g i a n k e u a n g a n mengkondisikan pekerja di bawahnya untuk bekerja sesuai jobdesk 2) melaksanakan kegiatan keuangan dan administrasi 3) mencatat/pembukuan keuangan perusahaan 4) mengadakan dana untuk proses pembelian bahan dan proses 5) membuat laporan keuangan harian, mingguan, bulanan, triwulan, tahunan 6) bertanggung jawab terhadap sistem keuangan e. Bagian Pemasaran 1) k e p a l a b a g i a n p e m a s a r a n mengkondisikan pekerja di bawahnya untuk bekerja sesuai jobdesk 2) mempromosikan dan memasarkan produk 3) mendistribuskan produk ke tempat pemasaran, misalnya; toko, warung, atau bahkan super market terdekat 4) melayani dengan ramah, menanggapi komplain konsumen dengan ramah dan senyum D. Alasan Pemilihan Bisnis Usaha pembuatan Minuman Kesehatan Thai-tea “Karima” adalah merupakan industry rumahan yang begerak di bidang minuman thai-tea, dengan pemasaran dilingkungan sekitar taman wisata candi prambanan. Bahan Thai-tea “Karima” terbuat dari : 1. Air 500 ml 2. Thai-tea 3. Susu segar 4. Krimer 5. Bunga Lawang



109



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



pRAKTIKUM 6. Kayu Manis 7. Cengkeh 8. Gula pasir E. Analisis Pemasaran 1. Product (produk) Produk yang direncanakan untuk diproduksi adalah Thai-tea “Karima” 2. Place (lokasi/distribusi) Usaha ini berlokasi di lingkungan sekitar candi Parambanan 3. Price (harga) Penentuan harga jual dilakukan dengan cara menghitung biaya produksi ditambah biaya lain-lain dan tren yang berlaku. Jika produk yang menjadi idola (tren) harganya pun bisa dinaikan dari standar harga normal (misal pada saat cuaca panas atau ketika bulan puasa besar kemungkinan produk ini akan dibanjiri konsumen). Adapun rencana harga jual dari produk susu kedelai ini adalah Rp. 5.000 @ ukuran gelas atau botol plastik 4. Promotion (promosi) Promosi akan dilakukan untuk mengenalkan produk ini kepada konsumen. Promosi akan dilakukan dengan menempel pamflet-pamflet di pinggir jalan dan tempat-tempat strategis lainnya. Selain itu juga akan memanfaatkan buletin yang terbit di kampus dan media internet sebagai sarana e-business. Untuk promosi melalui internet akan dipromosikan lewat facebook dan situs-situs ebusiness lainnya seperti: berniaga.com dll. serta melalui blog pemilik usaha. F. Analisis Operasional 1. Desain Produk Minuman thai-tea dikemas dalam bentuk gelas atau botolan dengan memberikan sticker “Karima” agar tampak kreatif dan inovatif dengan rasa



minuman yang variatif sehingga banyak disukai oleh pengunjung dan masyarakat sekitar, karena pengemasan tidak sekedar memberi wadah dari dari produk yang dihasilkan tapi lebih pada pengembanan muatan misi dalam rangka persaingan pasar dan juga peningkatan penjualan. Di mana konsumen akan cenderung tertarik dengan produk yang dikemas dengan rapi dan menarik. Selain itu, pada kemesan juga akan diberi label. Pemberian label di sini tidak hanya sekedar tulisan, tapi di dalamnya terkandung pesan-pesan tertentu yang disampaikan pada konsumen. Dengan harapan produknya dapat dikenal oleh konsumen luas, sehingga mudah dicari ketika dibutuhkan. Selain itu label juga berfungsi sebagai jaminan atas kualitas produk, sarana untuk merk dagang, logo perusahaan, nama dan alamat perusahaan, dan berat atau volume produk. Informasi yang ingin disampaikan kepada konsumen tersebut terangkum dalam tulisan yang dicetak pada kemasan produk. 2. Proses Produksi Bahan: a. Air 500 ml b. Thai-tea c. Susu segar d. Krimer e. Bunga Lawang f. Kayu Manis g. Cengkeh h. Gula pasir 3. Cara membuat: a. Didihkan air dan seduh teh sampai kental. b. Campur susu cair dengan gula dan susu kental manis lalu aduk sampai rata. c. Tuang teh lalu susu dalam gelas saji.



110



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



pRAKTIKUM d. Tambahkan es batu jika suka dingin. e. Teh siap disajikan. G. Analisis Peluang Pasar & Pesaing 1. Analisis Peluang Pasar Peluang pasar untuk produk yang berbahan dasar thai-tea ini sangatlah besar melihat budaya masyarakat yang konsumtif dan peluang pasar yang menjanjikan.Selain itu daya beli komsumen terhadap produk ini cukup bervariasi dari konsumen elite hingga konsumen menegah bawah.Produk ini dapat dikonsumsi oleh semua golongan karena harganya yang relatif terjangkau serta memiliki nilai kepuasan yang tinggi. Metode pemasaran thai-tea “OaOe” ini adalah dengan menyebarkan brosurbrosur pada masyarakat pada permulaan usaha serta metode getok tular, dengan membuat para konsumen merasa puas terhadap sajian produk dan pelayanan prima yang disuguhkan perusahaan akan mampu membuat mereka menyebarkannya pada orang sekampungnya (dari mulut kemulut). Sasaran pasar poduk thai-tea “OaOe” ini utamanya adalah wisatawan candi prambanan dan masyarakat



sekitar candi . Untuk menembus tingkat pasar yang optimal, maka diperlukan sekali untuk memikirkan strategi yang akan ditempuh untuk membangun usaha agar mendapatkan respon yang bagus dari konsumen di pasar bersaing. dengan menganaliasa lingkungan internal dan eksternal yang ada di pasar domestik akan mempermudah bagi perusahaan dalam menyusun strategi yang baik dan efisien. Fungsi kemasan tidak sebatas digunakan sebagai pelindung produk melainkan juga sangat mendukung terjaganya kualitas produk serta adanya peningkatan kelas (penampilan) imege yang baik. 2. Tingkat Persaingan Melihat situasi di tempat yang akan dimasuki produk, sepertinya produk thai-tea ini akan laku di pasaran. Hal ini dikarenakan harganya yang terjangkau dan sangat pas untuk ukuran dompet wisatawan dan masyarakat sekitar. Selain itu pesaing yang akan menyaingi produk thai-tea belum ada walau banyak penjual minuman dengan berbagai merk tapi Thi-tea “OaOe” tetep terjual laris.



Contoh Analisis Keuangan 1. Analisa Biaya Usaha a. Biaya tetap No.



Uraian



Jumlah (unit)



Harga (Rp)



1



Rumah produksi



1



10.000.000



10.000.000



10



1.000.000



9.000.000



2



Kompor



4



150.000



600.000



6



100.000



500.000



3



Panci



4



75.000



300.000



6



50.000



250.000



4



Gunting



5



5.000



25.000



2



12.500



12.500



5



Bak



6



17.000



102.000



2



51.000



51.000



6



Keranjang



4



25.000



100.000



2



50.000



50.000



Total



Jumlah harga Masa pakai Penyusutan Penyusutan (Rp) (Th) (Th) (Bln)



11.127.000



111



9.863.300,-



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



pRAKTIKUM b. Biaya variabel No. Uraian 1



2



3



Jumlah(unit)



Harga( Rp)



Jumlah harga (Rp)



Thai-tea



5Kotak



67000



335000



Gula pasir



4 kg



10500



42000



Vanili



2 bungkus



2000



4.000



Coklat



2 kaleng



15.000



30.000



Kremer



2 kaleng



45.000



90000



Gas LPG



1 tabung



24000



24000



Botol



100 botol



1200



120.000



Sticker



2 lembar A3



5000



10000



2 orang



20.000



40.000



Perebus+Penyaring+Pengemas 2 orang



20.000



40.000



Pengantar utk dipasarkan



1 orang



20.000



20.000



Administrasi keuangan



1 orang



25.000



25.000



Pengadaan bahan



2 orang



25.000



50.000



Bahan baku



Bahan pendukung



Tenaga kerja Pembuat



Total



830000



Biaya variabel perbulan adalah Rp. 830.000 x 30 = Rp. 24.900.000 c. Biaya lain – lain (perbulan) No. Uraian



Volume Jumlah



Unit



Harga per unit



Jumlah harga



1



Transportasi



1



Bln



200.000



200.000



2



Promosi



1



Bln



100.000



100.000



3



Listrik



1



Bln



200.000



200.000



Total



500.000



Jumlah biaya usaha No.



Jenis biaya



Jumlah biaya (Rp/bln)



1



Biaya tetap



9.863.000



2



Biaya variabel



830.000



3



Lain – lain



500.000 10.193.000.-



Total



112



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



pRAKTIKUM Penetapan Harga Proses dan Harga Jual Harga pokok = bahan baku + biaya pembantu 100 Harga Pokok = 90.500 + 23.000 + 43.000 100 Harga Pokok = Rp. 156.500 : 100= 1.565 Harga jual = 1.565.00 + (50% x harga pokok) Harga jual = 1.565.00 + (50% x 1.565.00) = 1.565.00 + (782,5) = Rp. 2.347.5 (Dibulatkan menjadi) Rp. 2.500 Rencana Keuangan a. Perhitungan Laba / Rugi Hasil penjualan/bulan = 100pcs x Rp. 2.500 x 26 hari = 6.500.000 b. Pengeluaran Biaya operasional = 23.000 x 26 hr = 598.000 Biaya bahan baku = 90.500 x 26 hr = 2.353.000 Biaya bahan pembantu = 4 3 x 2 6 hr = 1.118.000 Listrik = 50.000 Biaya transportasi = 150.000 c. Jumlah pengeluaran = 4.269.000 d. Laba keuntungan = 2.231.000 Analisis Keuntungan Analisia keuntungan menggunakan rumus : Revebue Cost Ratio (R/C) R/C = Total penerimaan : Total Pengeluaran = 6.500.000 : Rp. 4.269.000 = 1.52 Pay Back Periode



Pay back periode = Total beaya investasi : keuntungan x 1 bulan = (696.000 : 2.231.000 x 1 buan = 0.31 ANALISIS SWOT 1.Strengths (Kekuatan) a. Proses pembuatannya mudah dan sederhana b. Kualitas rasa dan tekstur produk yang khas (beda dengan yang lain). c. Harga jual murah meriah d. Tempat penjualan dan konsumen telah tersedia e. Memanfaatkan e-Business untuk mempromosikan produk melalui internet. f. Tempat produksi ada di wilayah perumahan yang rata-rata kost mahasiswa g. Kemasan menarik dan berlabel h. Kualitas produk terjamin 2.Weaknesses (Kelemahan) a. Harga bahan baku (kedelai) yang relatif tidak menentu (stabil) bahkan beberapa waktu yang lalu sempat menglami kelangkaan. b. M a n e j e m e n p e r u s a h a a n m a s i h sederhana c. Terdapat endapan pada susu kedelai. d. Jika tidak tepat prosesnya terdapat tahu di lapisan atas susu e. Kuarang cukup modal mengingat kita sebagai mahasiswa f. Proses produksi bentrok dengan jadwal kuliah g. Ketidak tahuan masyarakat terhadap kandungan gizi yang diliki susu kedelai 3. Opportunities (Peluang ) a. Pertumbuhan pasar dimungkinkan meningkat b. Peluang pasar untuk mendapatkan



113



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



pRAKTIKUM konsumen yang menjanjikan c. Keterbukaan untuk menggunakan teknologi baru ke depannya untuk membuat kemajuan besar dibidang produksi khususnya. d. Cuaca Madura khususnya Bangkalan yang panas membuat orang ingin mengkonsumsi minuman yang segar 4. Threats (Ancaman) a. Selera konsumen yang selalu berubah – ubah mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembelian produk b. Susu kedelai tidak bisa disimpan lama dan akan merugikan jika tidak laku dalam sehari c. Munculnya pesaing baru d. Banyaknya variasi minuman ringan



Membuat Prototype yang Berhasil



Katakanlah Anda sudah mempunyai ide bisnis yang cemerlang dan Anda yakin bahwa ide Anda ini akan sangat sukses dan dicintai oleh pasar. Apa yang harus Anda lakukan selanjutnya? Langsung produksi besarbesaran? Kalau Anda ingin rugi dan gagal total, silahkan lakukan hal tersebut. Namun, kalau ingin mengiku Zakarias Danujatmiko ti langkah berbisnis yang benar, buatlah prototype terlebih dahulu. Prototype yang



sudah jadi bisa diperlihatkan ke calon investor atau calon pelanggan, dapatkan feedback dari mereka untuk mengembangkan produk yang ideal dan siap diluncurkan ke pasar. Pertanyaan berikutnya, bagaimana cara membuat prototype yang baik? Pada dasarnya, cara membuat prototype terbagi menjadi tiga pengulangan utama, desain, engineering, dan produksi. Cara menyelesaikannya juga sederhana, Anda tinggal menyelesaikan jenis pengulangan tertentu sebelum berpindah ke jenis pengulangan berikutnya. Namun bersiapsiaplah untuk bekerja keras. Namanya saja pengulangan, biasanya, satu jenis pengulangan membutuhkan berkali-kali usaha untuk menyelesaikannya. Pengembangan produk teknologi yang sederhana biasanya membutuhkan 3-6 bulan. Untuk produk rumah tangga atau bahkan produk teknologi yang lebih sulit, bisa sampai 9-15 bulan. Berikut penjelasannya : Pengulangan Desain Pengusaha muda biasanya menghabiskan banyak waktunya untuk berpikir bahwa produk mereka bisa menyelesaikan sebuah masalah tanpa pernah mengetesnya di pelanggan yang asli. Dalam fase pengulangan desain, Anda harus menuliskan bentuk, fungsionalitas, dan cara pembuatan produk Anda. Kemudian, buatlah desain awal bentuk produk Anda, bisa dengan sketching biasa sampai membuat bentuk 3D nya di komputer. Kemudian, tiap bertemu orang, tunjukkan desain tersebut dan tanyakan pendapat mereka tentang produk Anda. Ulangi terus sampai kebanyakan orang merasa puas dan produk Anda layak dipasarkan. Sebagai contoh : sebelum meluncurkan majalah ke pasaran, perlu dibuat dummy berupa cover digital magazine dan melihat respon tiap orang yang ditanyai. Hasil dari dummy tersebut, terus dilakukan pengubahan desain cover dan juga desain awal website, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh pelanggan, dan yang dikatakan oleh Google



114



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Analytics. Dalam fase desain ini, Kalian jadi tahu apa rubrik yang diinginkan oleh pelanggan, dan mana rubrik yang harus dibuang. Pengulangan Engineering Fase pengulangan engineering hanya dilakukan ketika Anda merasa telah berhasil menyelesaikan fase pengulangan desain. Semua input yang didapatkan dalam fase pengulangan desain akan menjadi dasar pengembangan produk. Fase engineering intinya adalah bagaimana cara membuat produk Anda telah bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Produk yang sudah jadi langsung diteskan pada calon pelanggan, dan berdasarkan feedback dari calon pelanggan, kembali ke fase pengulangan engineering ini. Cobalah tanyakan seberapa jauh calon pelanggan bisa menerima produk Anda. Tujuan akhir dari fase ini adalah membuat prototype versi beta. Dalam kasus di atas, setelah kalian yakin dengan rubrik dan jenis desain apa yang dicintai calon pelanggan, segera dibuat versi digitalnya. Dilakukan pengiriman versi digital alpha ke email pelanggan yang juga membantu dalam fase desain. Semua feedback dari mereka di catat, dan kemudian dilakukan pengubahan versi alpha ini berkalikali sampai yakin ini telah menjadi versi beta yang cukup kuat. Untuk website, prosesnya juga hampir sama. Pengulangan Produksi Setelah versi beta berhasil dibuat, kita harus menghadapi sebuah fase kunci yang sering membedakan ide bagus dengan produk bagus. Fase pengulangan produksi mengharuskan kita untuk menemukan vendor yang bisa membantu, merangkai semua bagian, sampai menyelesaikan urusan yang berhubungan dengan legalitas. Fase ini biasanya membutuhkan antara 2-6 bulan. Contoh pada Studentpreneur, kami harus menemukan perusahaan printing yang bisa mencetak majalah kami, menemukan rekanan agen distribusi, sampai menjalin relasi



dengan berbagai toko buku. Sedikit saja kesalahan dalam fase ini akan membawa perusahaan Anda ke posisi yang buruk. Penulis : Zakarias Danujatmiko (Zakarias Danujatmiko adalah General Manager Studentpreneur. Dia sangat berminat terhadap entrepreneurship dan merupakan pengusaha cokelat bubuk) Sumber : https://cerdasin.com/blog/caramembuat-prototype/



Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai Proses Kerja Pembuatan Prototipe Produk Barang/Jasa, kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet dapat dicari lebih jauh materi tentang Proses Kerja Pembuatan Prototipe Produk Barang/Jasa. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang Proses Kerja Pembuatan Prototipe Produk Barang/Jasa adalah: http://nitalestyo.blogspot.com/2018/08/p kk-kelas-xi-proses-kerja-pembuatan_14.html



115



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



1. Prototipe didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototipe disebut prototyping. 2. Tujuan dari prototyping adalah sebagai penguji daya tahan bentuk produk dan usaha yang ingin kita buat.Inovasi bertahap adalah keadaan di mana suatu badan usaha tidak bisa dibuat dalam bentuk prototype.Inovasi bertahap biasanya menyesuaikan keadaan dunia nyata. Dengan adanya kegiatan prototyping, para wirausaha, khususnya bidang produk kreatif bangunan akan mengetahui keunggulan dan kelemahan produk dan usaha yang dibuat. 3. Kegunaan Prototype : Pembelajaran, Komunikasi, Integration, Milestone 4. Macam – Macam Prototype : Prototipe Evolusioner dan Prototipe Requirement 5. Tipe dari Prototype : Prototype fisik, Prototype analitis, Prototype comprehensive, Focused prototype 6. Tahapan – tahapan kegiatan desain produk Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer dapat memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan.Riset ini dilakukan baik untuk produk yang betul – betul baru maupun untuk produk yang sudah ada. Untuk hal – hal tersebut, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan berdasarkan pengalaman, yaitu : Ide Produk, Seleksi Ide Produk, Desain Awal/Gambar Produk, Prototype, Testing, Desain Akhir dan Implementasi. 7. Dalam proses pembuatan produk baru seorang wirausaha harus berpikir kreatif dan inovatif agar dalam pembuatan produknya memiliki nilai jual yang tinggi



dan diminati oleh konsumenya sehingga pasar produknya akan terus ada.. 8. Desain produksi adalah produk yang dibuat bagaimana cara seorang wirausaha dalam menyusun langkah atau urutan skema proses produksi dari awal pembuatan sampai dengan selesai produk itu selesai. Dalam penyusunannya desain produksi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah : Jenis produk yang dibuat, metode pembuatan produk, jumlah tenaga kerja dan ketrampilannya serta peralatan atau perlengkapannya, waktu yang tersedia, dan modal yang tersedia 9. T a h a p a n – T a h a p a n P r o t o t y p i n g : pengumpulan kebutuhan, membangun prototyping, evaluasi protoptyping, menggunakan prototype 10. Kelebihan dan Kelemahan Proses Kerja a. Kelebihan: 1) Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan 2) Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan 3) Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan system 4) Lebih menghemat waktu dalam pengembangan system 5) Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya. b. Kelemahan: 1) Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belummemikirkan kemampuanpemeliharaan untuk jangka waktu lama. 2) Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa



116



pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem . 3) Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik. 11. Tahap Perencanaan Produk : Ide Produk, Seleksi Ide Produk, Desain Awal/Gambar Produk, Prototipe, Testing, Desain Akhir, Implementasi. 12. Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat diterima.



1. Siswa diminta mencari 10 produk kreatif dipasaran yang sedang trent saat ini ! 2. Buatlah 1 produk dengan menggunakan bahan bebas yang kreatif dan inovatif ! 3. Buatlah rancangan langkah-langkahnya! 4. Buatlah kalkulasi biayanya agar layak dijual dipasaran ! 5. Buatlah Proposal untuk mendirikan uasah pribadi!



Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Apa yang dimaksudkan dengan contoh atau prototipe produk barang/jasa? 2. Jelaskan tujuan dan fungsi prototipe produk ! 3. Jelaskan kelebihan dan kelemahan proses kerja pembuatan contoh/prototipe produk! 4. Langkah pembuatan produk baru haruslah melewati Tahap Perencanaan Produk sebagai tahap awalnya. Berikan penjelasan apa saja tahapan perencanaan produk tersebut? 5. Apa yang dimaksud dengan Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram) dan apa tujuan dibuatnya diagram tersebut?



Setelah mempelajari bab kelima ini, Kalian pasti sudah paham tentang Proses Kerja Pembuatan Prototipe Produk Barang/Jasa. Dari semua materi yang sudah dijelaskan ada bab ini, mana yang menurut Kalian paling sulit dipahami? Coba Kalian diskusikan dengan teman maupun guru Kalian tentang Proses Kerja Pembuatan Prototipe Produk Barang/Jasa.



117



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



A. PILIHAN GANDA Pilihlah salah satu pilihan jawab yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan A, B, C, D, atau E! 1. K e g i a t a n m e n g k o o r d i n a s i k a n , mengorganisasikan dan mengawasi faktor-faktor produksi untuk mencapai keuntungan dan bermanfaat bagi orang lain yang diakukan secara kreatif disebut… A. Wirausaha B. Kewirausahaan C. Manajemen D. Enterpreuner E. Proses produksi



C. t i d a k t e r g a n t u n g p a d a o r a n g lain D.berorientasi pada laba/hasil E. ketekunan dan ketabahan 5. Perilaku wirausahawan yang melakukan pekerjaannya tidak setengah-setengah namun sampai selesai disebut …. A. kerja keras B. kerja cerdas C. kerja tuntas D. kerja iklas E. kerja pantas 6. Untuk menunjang keberhasilannya, seorang wirausahawan harus memiliki ketrampilan dasar dan ketrampilan khusus. Berikut yang kuan merupakan ketrampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan adalah …. A. Memilki sikap mental dan spiritual yang tinggi B. Mempunyai koneksi yang luas C. Memiliki kepribadian yang unggul D.Pandai berinisiatif E. Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha



2. Berikut yang tidak termasuk sasaran kewirausahaan adalah ... A. Generasi muda B. Pengusaha kecil C. Organisasi profesi D. Pensiunan E. Koperasi 3. Berikut ini yang tidak menunjukkan perilaku seorang wirausahawan yang berhasil adalah….. A. memiliki rasa percaya diri B. berorientasi ada hasil C. memiliki jiwa kepemimpinan D.melihat pengetahuan dan pengalaman sebagaI satu-satunya alat untuk memacu kreativitas E. berorientasi ke masa depan



7. Berikut ini yang merupakan penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil dari sisi si pengusaha adalah…. A. kurangnya modal B. kurang pengalaman C tidak kompeten D. bakat yang tidak cocok E.kurang dapat mengendalikan keuangan



4. Berkaitan dengan rasa percaya diri, yang termasuk kedalam perilaku kewirausahaan adalah ….. A. haus akan prestasi B. mempunyai dorongan kuat, motivasi tinggi dan kerja keras



8. Situasi dan kondisi dalam masyarakat yang selalu berubah bagi seorang



118



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



wirausahawan merupakan…. A. ancaman usaha B. peluang usaha C. strategi usaha D.kelemahan usaha E. kekuatan usaha



C. bahan baku mudah didapat D.keuntungan mudah diperoleh E. sumber daya manusia terbatas 13. Berdasar WIPO (World Intellectual Property Organization), HAKI di bagi menjadi dua yaitu hak cipta dan hak kekayaan industri. Berikut ini yang tidak termasuk hak kekayaan industri adalah….. A.Paten B. Merk C. Indikasi geografis D.Layout pabrik E. Rahasia dagang



9. Peluang usaha adalah…. A. keputusan dalam usaha B. resiko dalam usaha C. kesempatan dalam usaha D.keuntungan dalam usaha E. bermacam-macam usaha 10. Untuk mengambil peluang usaha, faktor utama pendorong seorang wirausahawan adalah… A.tenaga kerja B. pelayanan C. modal D.keuntungan E. prestise



14. Hak yang menyatakan bahwa di dalam menciptakan sebuah karya atau orang yang bekerja membuahkan suatu hasil dari kemampuan intelektual dalam ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang akan mendapat perlindungan dalam pemiliknya merupakan prinsip…. A.ekonomi B. keadilan C. kebudayaan D.sosial E. keberagaman



11. Salah satu cara menganalisis peluang usaha adalah menggunakan analisis SWOT. Untuk mengetahui kekuatan/kelebihan yang dimiliki suatu usaha digunakan analisis ….. A.strenght B. weakness C. threat D.opportunity E. helpless



15. Perkembangan ilmu pengetahuan, sastra, dan seni untuk meningkatkan kehidupan manusia dalam HAKI merupakan prinsip …. A.ekonomi B. keadilan C. sosial D.kebudayaan E. keberagaman



12. Dalam kegiatan usaha pasti ada kelemahan (weakness) yang ditemui. Salah satu bentuknya adalah … A.harga produk terjangkau B. pasar siap menerima produk



16. Perlindungan HAKI memiliki jangka waktu selama …. dan sesudah itu harus



119



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



diperbaharui kembali. A. 5 tahun B. 15 tahun C. 50 tahun D.55 tahun E. 60 tahun



relatif singkat adalah…. A.logam B. kertas C. plastik D gelas E. kain



17. Suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan disebut…. A.Paten B. Merk C. Indikasi geografis D.Desain industri E. Rahasia dagang



21. Kemasan harus menjaga mutu tetap sama dari saat dikemas sampai batas waktu kedaluarsa dan menjaga aroma barang yang dikemas tidak hilang. Hal ini merupakan…. A.jenis kemasan B. syarat kemasan C. fungsi kemasan D.arti kemasan E. bahan kemasan 22. Kemasan harus menjadi promosi bagi dirinya sendiri dan meliputi warna, foto/gambar. Hal ini merupakan fungsi label sebagai... A.Fungsi produksi B. Fungsi distribusi C. Fungsi identitas D.Fungsi membantu penjualan E.Fungsi pemenuhi peraturan perundangan



18. Kemasan yang langsung berhubungan dengan produk yang dikemas adalah kemasan…. A.primer B. sekunder C. tertier D.kuartner E. intermediete



23 Suatu aspek yang terdapat dalam perencanaan usaha yang berisi jenis dan jumlah mesin yang digunakan, kapasitas produksi, jumlah produksi rata-rata per bulan, sumber bahan baku disebut….. A.identitas pemilik B. data perusahaan C. aspek produksi D.aspek pemasaran E. aspek keuangan



19. Berikut ini contoh kemasan tertier….. A.Dos snack B. Plastik minuman C. krat botol minum D.Dus karton gelombang E. bungkus mie instan 20. Bahan kemasan yang sifatnya ringan, relatif murah, namun masa simpannya



120



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



24. Tahapan prototyping yang dibuat dengan mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dan dibangun untuk mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi adalah… A. Pendefinisian produk B. working model C. prototipe rekayasa D. prototipe produksi E. model



tahapan… A. Persiapan B. Analisa gagasan C. Uji coba peroduk D. Percobaan peroses produk E. Komersialisasi 28. Pembuatan mebel termasuk peroduksi yang bersifat…… A. Terus menerus B. Terputus-putus C. Kontinyu D. produksi pendek E. produksi panjang



25. T a h a p p r o t o t i p i n g y a n g s u d a h berbentuk alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models) dan secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user disebut…. A. Pendefinisian produk B. iworking model C. prototipe rekayasa D..prototipe produksi E. model 26. Sasaran utama yang harus ditetapkan oleh seorang wirausahawan adalah….. A.Meningkatkan kedudukan perusahaan B. Meningkatkan pengembangan usaha C. Kelangsungan hidup perusahaan D. Meninggalkan tanggung jawab social E. Memeperluas daerah pemasaran 27. Pemberian merek, penetapan harga, promosi, dan distribusi termasuk dalam



29. S e b e l u m p r o d u k d i k e n a l k a n kekonsumen maka wirausahawan harus melakukan……. A. Analisa gagasan B. Percobaan peroses peroduksi C. Prosedur persiapan D. Ujicoba peroduk E. Komersialisasi 30. Wirausahawan menimba gagasan dari konsumen mengenai peroduk apa yang akan di buat merupakan kegiatan rencana peroduksi pada tahap……….. A. Ujicoba produk B. Penyaringan gagasan C. Prosedur persiapan D. Analisis gagasan E. Percobaan peroses peroduksi B. URAIAN Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan perbedaan antara wirausaha dan wiraswasta!



121



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



2. Apa saja ciri-ciri peluang usaha yang baik/potensial? Berikan penjelasan seperlunya! 3. Berikan penjelasan apa yang disebut : a) hak cipta ; b) hak paten; c) merk 4. Apa yang dimaksud dengan desain kemsan dan apa saja yang menjadi bahan pertimbangan dalam merancang desain kemasan? 5. Apa yang dimaksud dengan Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram) dan apa tujuan dibuatnya diagram tersebut?



Setelah mempelajari bab kesatu sampai kelima ini dan mengerjakan evaluasi semester ganjil, cobalah refleksi diri Anda mengenai materi pada satu semester ini, apakah masih ada materi yang belum dimengerti? Adakah yang masih ingin ditanyakan pada guru pengampu? Jika iya, diskusikan dengan teman maupun guru Anda. Sampaikan juga kekurangan atau kelebihan kegiatan pembelajaran selama satu semester ini kepada guru pengampu untuk perbaikan kegiatan pembelajaran ke depan.



122



BAB VI LEMBAR/GAMBAR KERJA UNTUK PEMBUATAN CONTOH PRODUK BARANG/JASA



Setelah mempelajari tentang Lembar/Gambar Kerja Untuk Pembuatan Prototipe Produk Barang/Jasa ini, peserta didik diharapkan mampu: 1. Memahami konsep lembar/ gambar kerja 2. Memahami tujuan lembar/gambar kerja produk 3. Membuat lembar kerja atau gambar kerja contoh produk barang dan jasa



LEMBAR/GAMBAR KERJA UNTUK PEMBUATAN PROTOTIPE PRODUK BARANG/JASA



PENGERTIAN DAN FUNGSI GAMBAR KERJA DAN LEMBAR KERJA.



KONSEP DAN MACAM GAMBAR KERJA/GAMBAR TEKNIK



TUJUAN DAN LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN GAMBAR KERJA



PENGERTIAN GAMBAR KERJA DAN LEMBAR KERJA



KONSEP GAMBAR KERJA /GAMBAR TEKNIK



TUJUAN PEMBUATAN GAMBAR KERJA



FUNGSI DAN TUJUAN GAMBAR KERJA / LEMBAR KERJA.



MACAM GAMBAR KERJA DAN LEMBAR KERJA



LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN GAMBAR KERJA APLIKASI/PROGRAM KOMPUTER UNTUK MEMBUAT GAMBAR KERJA



Prototipe – Gambar Kerja/Gambar Teknik – Lembar Kerja – Gambar 2 dimensi – Gambar 3 Dimensi – Aplikasi Pembuatan Gambar Kerja 123



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Produk adalah barang yang dihasilkan dan dijual oleh perusahaan kepada konsumennya. Perencanaan dan perancangan produk adalah satu set kegiatan yang dimulai dari timbulnya persepsi bahwa ada kesempatan (opportunity) di pasar, dan berakhir dengan produksi, penjualan, dan pengiriman produk. Untuk produk baru, sebelum benar-benar dijual secara komersial dalam jumlah banyak ke pasar (konsumen), pastilah harus melalui tahapan-tahapan tertentu, mulai dari pencarian ide, penuangan ide ke dalam bentuk visual (gambar), mengubah bambar menjadi bentuk nyata/fisik berupa model, dari model dibuat sebuah contoh atau prototipe dengan ukuran dan bentuk yang sama dengan yang kelak akan dijual secara massal untuk mendapatkan masukan dari konsumen dan akhirnya dengan berbagai masukan digunakan untuk memperbaiki prototipe menjadi produk jadi yang siap diproduksi massal. Langkah-langkah standar tersebut harus dilalui agar produk yang dihasilkan benar-benar bisa diterima oleh konsumen saat dijual massal nantinya. . Salah satu langkah yang penting dalam mewujudkan produk baru tersebut adalah pembuatan gambar kerja atau lembar kerja untuk pembuatan prototipe. Untuk mewujudkan sebuah prototipe tentu diperlukan gambaran teknis agar benda yang dibuat sesuai dengan yang diinginkan. Gambaran teknis yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis tersebut biasa diwujudkan dalam bentuk gambar atau lembar kerja. Gambar merupakan data teknik yang sangat ampuh, dimana teknologi dari suatu perushaan di padatkan di kumpulkan. Oleh karena itu gambar bukan saja diawetkan untuk mensuplai bagian-bagian produk yang akan dibuat atau untuk di perbaiki (reparasi), tetapi gambar diperlukan juga sebagai bahan informasi untuk rencana-rencana baru di kemudian hari..Khusus untuk beberapa produk seperti olahan pangan atau produk jasa, dan produk-produk lain yang tidak bisa dituangkan dalam bentuk gambar teknis maka



bisa digunakan Lembar Kerja sebagai sarana menuangkan langkah kerja pembuatan prototipe maupun produk. A. Pengertian dan Fungsi Gambar Kerja dan Lembar Kerja. Banyak cara manusia menyampaikan semua pemikirannya atau maksudnya baik secara lisan (suara) yang bersifat abstrak maupun lewat sebuah alat atau berupa visual (gambar atau tulisan). Sejak dahulu kala gambar sudah dipakai untuk berkomunikasi antar individu manusia dan sampai sekarang cara berkomunikasi dengan gambar ini masih dipakai bahkan dikembangkan dengan diterapkannya sebagai standar komunikasi orang-orang teknik. Khusus untuk produk olahan hasil pertanian, tentu bukan hanya gambar kerja yang dipakai untuk menggambarkan hasil produksi namun lembar kerja juga sangat diperlukan sebagai pedoman pembuatan prototipe produk olahan pangan tersebut. 1. Pengertian gambar kerja dan lembar kerja Sebuah gambar adalah suatu bentuk goresan yang sangat jelas dari benda nyata, ide atau rencana yang diusulkan untuk pembuatan atau konstruksi selanjutnya. Gambar mungkin berbentuk banyak, tetapi metode membuat gambar yang sangat jelas adalah sebuah bentuk alami dasar dari komunikasi ide-ide yang umum. Sejak dahulu, gambar sudah diipakai untuk berkomunikasi antar individu manusia dan sampai sekarang cara berkomunikasi dengan gambar ini masih dipakai, bahkan dikembangkan dengan diterapkannya sebagai standar komunikasi orang-orang teknik. Desain produk atau dalam bahasa keilmuan disebut Desain Produk Industri, atau ada juga yang menyamakan pengertian dengan gambar kerja adalah sebuah bidang



124



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



kelmuan atau profesi yang menentukan bentuk/forn dari sebuah produk manufaktur, mengolah bentuk tersebut agar sesuai dengan pemakainya dan sesuai dengan kemampuan proses produksinya pada industri yang memproduksinya. Pada dunia keteknikan gambar yang berkaitan dengan keteknikan inilah yang dinamakan dengan gambar teknik. Gambar teknik merupakan alat untuk menyatakan ide atau gagasan ahli teknik yang bisa juga disebut dengan bahasa teknik. Sebagai suatu bahasa, gambar teknik harus dapat menjelaskan keterangan-keterangan secara tepat dan objektif. Gambar teknik bisa juga di istilahkan dengan gambar yang bersifat tegas, terdiri dari garis-garis, simbolsimbol serta tulisan tegak yang telah disepakati atau mempunyai standar tertentu. Gambar kerja adalah gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan/dikerjakan di lapangan. Gambar kerja ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah/bisa dimengerti di dalam pelaksanaan pekerjaannya. Gambar kerja dalam keadaan ini biasanya disebut juga dengan shopdrawing. Gambar kerja tersebut merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi keadaan existing. Shopdrawing ini juga bisa digunakan sebagai dasar pembayaran/penagihan kepada pemilik proyek. Menurut Suratman (2011). gambar kerja/gambar teknik adalah suatu teknik penggambaran yang digunakan untuk menjelaskan secara gamblang persyaratan item yang di rekayasa, aktifitas menggambar mesin menghasilkan dokumen gambar yang berfungsi sebagai bahasa atau media



untuk menyampaikan ide, gagasan, atau informasi dari para insinyur yang mendesian suatu produk kepada para pekerja yang akan membuatnya. Menurut Sujiyanto (2012), gambar kerja adalah komunikasi utama antara si pembuat gambar atau ide dengan si pelaksana di lapangan, dan gambar harus dipahami oleh kedua belah pihak. Menurut Ir. Ohan Juhana (2011), gambar teknik adalah gambar yang menitik beratkan pada penyampaian maksud dari pembuat gambar secara obyektif, gambar jenis ini menggunakan simbol-simbol yang dapat diterima secara internasional.Simbol tersebut sudah di rangkumkan dalam sebuah standar yang dapat di terima di seluruh dunia, yaitu standar ISO. Selain itu ada juga standar lain yang di keluarkan oleh suatu Negara. Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa gambar kerja/gambar teknik adalah suatu bahasa yang digunakan oleh designer kepada si pelaksana dilapangan, dengan menggunakan standar-standar internasional dan harus dipahami oleh kedua belah pihak. Dengan kata lain, gambar kerja adalah gambar acuan yang digunakan untuk merealisasikan antar ide kedalam wujud fsik. Gambar kerja/gambar teknik harus dipahami oleh semua personel yang terlibat dalam proses pembangunan fisik. Gambar kerja pun terdiri dari berbagai unsur, yang memuat informasi mengenai dimensi, bahan dan warna. Gambar kerja akan membantu wirausaha untuk menciptakan wujud fisik sesuai dengan ide sang arsitek. Dengan bantuan gambar kerja, seorang wirausaha tidak perlu untuk mengawasi setiap detail dari semua unsur pembangunan, karena akan menyita waktu akan tidak efisien. Maka dari itu,



125



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



gambar kerja harus bisa dibaca dan dipahami oleh kontraktor pelaksanaan. Lembaran Kerja (job-sheet) adalah lembar pekerjaan yang memiliki gambar kerja sebagai materi yang akan diwujudnyatakan dalam bentuk fisik berupa produk yang dibarengi langkahlangkah kerja operasional. Lembar kerja tersebut merupakan pedoman tertulis yang dibuat untuk dipedomani oleh pekerja di staiun kerjanya. Lembar kerja (Job sheet) berisi petunjuk- petunjuk bagaimana mempersiapkan, melaksanakan, dan mengakhiri proses pembuatan produk. Jobsheet ini dibuat secara sederhana, ringkas tapi dapat mempermudah pekerja untuk melakukan produksi tersebut. Dengan demikian pekerja dalam melaksanakan produksi tersebut dapat tercapai secara maksimal, tanpa harus selalu sering bertanya kepada penyelianya karena dengan lembar kerja atau jobsheet tersebut itu sudah mencakup semua apa yang harus dilakukan oleh pekerja. Lembar kerja (Jobsheet) ini sederhana, teliti dan sudah mencakup semua aspek dalam kegiatan produksi tersebut. 2. Fungsi dan tujuan gambar kerja / lembar kerja. Semua gambar yang ada pasti memiliki fungsi dan tujuan walaupun gambar itu dibuat tanpa dasar apapun, akan tetapi pesepsi orang melihatnya pasti akan berbeda-beda. Tujuan gambar teknik untuk membuat orang berpikir satu tujuan. Misalnya, gambar kerja denah rumah, sudah pasti setiap yang melihat akan beranggapan ini adalah langkah awal sebelum menjadi sebuah rumah nyata. Adapun fungsi gambar teknik secara umum, diantaranya : a. Alat komunikasi b. Menyampaikan informasi



c. Arsip perencana d. Instruksi Fungsi gambar yang mendasar adalah sebagai sebuah alat unruk menyatakan maksud atau pemikiran dari seseorang. Oleh karena gambar sering dipakai sebagai alat komunikasi yang pokok ikalangan orang-orang teknik maka gambar disebut sebagai bahasa teknik atau bahasa untuk sarjana teknik. Begitu pun dalam penyampaian informasi dengan gambar (visual), informasi yang ringkas, lengkap dan mudah dimengerti oleh pembaca.Dalam gambar informasi-informasi yang ingin diutarakan diberikan dengan lambanglambang tertentu. Oleh karena itu, dibuatlah standar lambing-lambang yang digunakan secara umum agar semua kalangan pembaca, dari manapun orang itu berasal akan mengerti dengan apa yang diutarakan penulis. Penyampaikan informasi dengan gambar harus sesingkat-singkatnya, selengkap-lengkapnya, dan sejelasjelasnya. Penyampaian informasi dengan gambar banyak memakai simbol-simbol standar, maka penting bagi penulis maupun pembaca agar mengetahui dan memahami apa maksud dari lambang-lambang yang tertera. Tujuan penggunaan gambar teknik adalah menterjemahkan gambar desain menjadi gambar terukur sehingga dapat dipahami orang lain, terutama oleh pelaksana, bagian proksi, menghitung biaya, penggunakan material, dan lain sebagainya. Gambar kerja memiliki kegunaan untuk meneruskan maksud dari si perancang dengan tepat kepada orangorang yang menjalankan proses produksi. Orang-orang yang bersangkutan meliputi pekerja yang terlibat dalam perancanaan proses,



126



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



pembuatan, pemeriksaan dan sebagainya. Orang-orang yang bersangkutan bukan hanya orang-orang pabrik atau orang di bengkel sendiri, tetapi juga orang orang dalam pabrik atau bengkel sub kontrak atau orang asing dengan bahasa lain. Secara khsusus, gambar teknik memilik tiga fungsi, yaitu menyampaikan informasi, bahan dokumentasi, dan menuangkan gagasan untuk pengembangan. a. Menyampaikan informasi Pada permulaan industri, perencanaan dan pembuatan benda teknik dilakukan oleh orang yang sama. Dalam hal ini, gambar hanya berarti sebagai konsep dari suatu gagasan sehinnga tidak diperlukan aturan-aturan dalam gambar tersebut. Setelah industri mulai berkembang, perencanaan dam pembuatan benda teknik dilakukan oleh dua orang yang berbeda.Dalam hal ini, gambar berfungsi sebagai alat menyampaikan informasi dari pihak perancang (design drafter) kepada pihak pembuat (operator). Jadi fungsi gambar yang sangat mendasar adalah sebagai sebuah alat untuk menyatakan maksud atau pemikiran dari seseorang. Oleh karena gambar sering dipakai sebagai alat komunikasi yang pokok di kalangan orang-orang teknik maka gambar disebut sebagai bahasa teknik atau bahasa untuk sarjana teknik. Penerusan informasi adalah fungsi yang penting untuk bahasa maupun gambar. Gambar bagaimanapun juga merupakan “bahasa teknik”, oleh karena itu diharapkan bahwa gambar harus meneruskan keteranganketerangan secara tepat dan objektif. Dalam penyampaian informasi



dengan lisan (suara), kalimat yang dimaksud oleh pembicara. Begitu pun dalam penyampaian informasi dengan gambar (visual), informasi yang ringkas, lengkap dan mudah dimengerti oleh pembaca. Dalam gambar, informasi-informasi yang ingin diutarakan diberikan dengan lambang-lambang tertentu. Maka dari itu dibuatlah standar lambanglambang yang digunakan secara umum agar semua kalangan pembaca, dari manapun orang itu berasal akan mengerti dengan apa yang diutarakan penulis. Penyampaian informasi dengan gambar harus sesingkat-singkatnya, selengkap-lengkapnya dan sejelasjelasnya. Penyampaian informasi dengan gambar banyak memakai simbol-simbol standar, maka penting bagi penulis maupun pembaca agar mengetahui dan memahami apa maksud dari lambang-lambang yang tertera. b. Bahan Dokumentasi, pengawetan, dan Penyimpanan. Gambar teknik merupakan dokumen penting dimana data teknis mengenai suatu produk tercantum secara padat. Dengan mendokumentasikan gambar berarti pula mengawetkan dan menyimpan untuk dipergunakan sebagai informasi. c. M e n u a n g k a n G a g a s a n u n t u k Pengembangan Konsep abstrak dalam pikiran seorang perancang untuk membuat sebuah bahan teknik dituangkan kedalam bentuk gambar (biasanya berupa sketsa).Kemudian, gambar itu dievaluasi dan dianalisa secara terus menerus sehungga diperoleh yang sempurna. Gambar merupakan data teknik yang sangat ampuh, dimana teknologi dari suatu perushaan di



127



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



padatkan di kumpulkan. Oleh karena itu gambar bukan saja diawetkan untuk mensuplai bagian bagian produk untuk diperbaiki ( reparasi ) atau untuk di perbaiki, tetapi gambar diperlukan juga sebagai bahan informasi untuk rencana-rencana baru di kemudian hari. Sehingga diperlukan penyimpanan, kondifikasi nomor urut gambar dan sebagainya. Contoh penerapan fungsi gambar kerja, misalnya dalam pembuatan rumah pasti anda berkonsultasi dengan arsitek untuk membuat gambar kerja dengan desain yang dinginkan. Dengan demikian, fungsi gambar kerja dalam pembangunan rumah, yaitu sebagai pembantu dalam proses pembangunan karena apa yang akan dilaksanakan telah dengan matang desain diawal perencanaan, sehingga dapat memberikan analisa tepat segala kemungkinan yang akan terjadi pada saat pelaksanaan sesungguhnya. Tujuan penggunaan gambar kerja atau gambar teknik adalah untuk menterjemahkan gambar desain menjadi gambar terukur sehingga dapat dipahami orang lain, terutama oleh pelaksana, bagian produksi, menghitung biaya, penggunaan material dan lain sebagainya. Adapun Lembaran Kerja (job-sheet) mempunyai fungsi sebagai pedoman tertulis yang dibuat untuk dilaksanakan oleh pekerja di staiun kerjanya. Lembar kerja (Job sheet) berisi petunjuk- petunjuk bagaimana mempersiapkan, melaksanakan, dan mengakhiri proses pembuatan produk. Lembar kerja/Job sheet ini dibuat secara sederhana, ringkas tapi dapat mempermudah pekerja untuk melakukan produksi tersebut. Dengan demikian pekerja dalam



melaksanakan produksi tersebut dapat tercapai secara maksimal, tanpa harus selalu sering bertanya kepada penyelianya karena dengan lembar kerja atau jobsheet tersebut itu sudah mencakup semua apa yang harus dilakukan oleh pekerja. Lembar kerja (Jobsheet) ini teliti dan sudah mencakup semua aspek dalam kegiatan produksi tersebut. B. Konsep dan Macam Gambar Kerja/Gambar Teknik 1. Konsep Gambar Kerja/Gambar Teknik Secara garis besar, konsep memilik fungsi untuk memberikan gambaran besar atau penjelasan mengenai sesuatu. Berikut ini adalah beberapa fungsi konsep : a. Fungsi Kognitif Dalam hal ini kognitif adalah kemampuan manusia untuk berpikir optimal sepanjang hidupnya. Dengan membuat konsep maka fungsi kognitif seseorang akan menjadi lebih baik. b. Fungsi Evaluatif Dalam membuat konsep terdapat proses evaluatif, yaitu proses yang dilakukan manusia dalam menentukan nilai suatu hal. c. Fungsi Operasional Dalam proses pelaksanaan dibutuhkan suatu dasar yang kuat untuk melakukannya. Dengan adanya konsep maka proses operasional menjadi lebih efektif dan efisien. d. Fungsi Komunikasi Seperti yang sudah dijelaskan di atas, di dalam konsep terdapat proses komunikasi dimana terdapat penjelasan, gagasan, ide, atas suatu benda atau peristiwa. Gambar kerja merupakan awal sebuah langkah pekerjaan yang



128



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



menyangkut konstruksi, meliputi bagian-bagian dari sebuah konstruksi secara detail. Potongan-potongan serta tampak 2 dimensi dari gambar rancangan dan detail gambar merupakan sebuah item pekerjaan yang berguna untuk menghindarkan kerancuan yang membingungkan pihak-pihak yang berkepentingan. Gambar kerja bisa juga berupa unsur karya seni (berupa foto atau gambar) yang disusun diatas karton dan siap difoto untuk dijadikan bahan cetakan, seperti iklan cetak, poster, dan kemasan. Fungsi gambar sebagai sumber informasi, yang menghubungkan perancang dengan orang yang mempergunakannya, harus berisi keterangan-keterangan yang pasti, tidak boleh menimbulkan keraguraguan. Jenis produk yang beraneka ragam mengakibatkan pekerja kawakan kesulitan untuk menentukan arti gambar yang dalam suatu bahasa dan pengertiannya harus seragam secara internasional. Dalam membuat standar, hal yang penting adalah sampai sejauh mana kepastian tersebut dapat dikedepankan, dengan demikian ketentuan kondisi optimal dari standar harus ditetapkan. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa gambar kerja atau gambar teknik merupakan suatu bentuk ungkapan dari suatu gagasan atau pemikiran mengenai suatu sistem, proses, cara kerja, konstruksi, diagram, rangkaian dan petunjuk yang bertujuan untuk memberikn instruksi dan informasi yang dinyatakan dalam bentuk gambar atau lukisan teknis. 2. Macam Gambar Kerja dan Lembar Kerja Secara umum, gambar kerja/gambar teknik dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu gambar 2 dimensi dan



gambar 3 dimensi. a. Gambar 2 dimensi Gambar 2 dimensi adalah suatu gambar yang menampilkan salah satu bagian permukaan dari suatu benda, sehingga permukaan yang lain tidak ditampilkan paada gambar tersebut, tetapi dapat ditampilkan di sampingnya, baik atas, bawah, samping kanan maupun kirinya. Untuk mengetahui keterangan-keterangan yang diperlukan atau keterangan yang detail pada suatu benda maka dapat dilihat pada gambar dua dimensi. Fungsi dari gambar dua dimensi adalah memberikan informasi lengkap tentang suatu benda, sehingga memudahkan, baik bagi pembaca maupun bagi orang yang berkepentingan pada gambar tersebut. b. Gambar 3 dimensi



Gambar 6.1.Gambar Kerja/Gambar Teknik Kemasan dengan Ukuran (Sumber: http://zuredesign.blogspot.com/2017/04/caramembuat-packaging-di-photoshop-dan.html)



Gambar tiga dimensi merupakan bentuk asli dari suatu benda, sehingga tampilannya sama dengan benda aslinya. Pada gambar tiga dimensi terdapat juga ukuran-ukuran umum dari suatu benda, tetapi tidak sedetail gambar dua dimensi.Adapun yang dimaksud dengan ukuran umum adalah ukuran seperti panjang, lebar, dan tinggi dari suatu benda.Fungsi gambar tiga dimensi adalah untuk melengkapi atau menampilkan benda jadi atau gambar susunan dari gambar dua dimensi.



129



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Untuk gambar kerja, biasanya gambar tiga dimensi tidak ditampilkan, hanya gambar dua dimensi saja, karena pada gambar tiga dimensi keterangan yang detail tentang benda tersebut tidak dapat ditampilkan. Adapun lembar kerja hanya memiliki satu macam jenis yaitu berupa lembar instruksi kerja yang harus diikuti supaya menghasilkan produk seperti yang diharapkan. Spesifikasi bahan, proses dan hasil harus masuk ke dalam lembar kerja tersebut. C. Tujuan dan Langkah-langkah Pembuatan Gambar Kerja



teknologi tinggi dibutuhkan data-data yang pasti dan akurat dan tidak berdasarkan kebiasaan atau feeling. c. Perumusan gambar Berdasarkan sifat-sifat kerja masing-masing maka dari tiap-tiap bagian, mesin, listrik harus memiliki keterangan yang sama agar dapat dimengerti oleh semua orang. d. Sistematika gambar Mengingat gambar menyajikan banyak perbedaan tidak hanya dalam bentuk dan ukuran, tetapi tanda-tanda tolenrasi, lambang-lambang dst, maka harus ada sistematika dalam lingkungan perusahaan sendiri. e. Penyederhanaan Gambar Tujuannya agar dapat menghemat waktu, menghindari kesalahan pengerjaan, mempermudah pengerjaan dan mempercepat perencanaan. Gambar kerja merupakan gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan/dikerjakan di lapangan. Gambar kerja ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah/bisa dimengerti didalam pelaksanaan pekerjaannya, biasanya disebut juga dengan shropdrawing. Gambar kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi keadaan existing. Dalam pembuatan gambar kerja, seorang perancang dibantu oleh juru g a m b a r ( d ra f t e r ) y a n g b e r t u g a s menyajikan keterangan-keterangan pada gambar secara ringkas namun mencakup seluruh gagasan perancang. Seorang juru gambar harus selalu berkonsultasi dengan perancang atau perancana proses saat menyajikan keterangan-keterangan pada gambar. Operator bertugas mewujudkan gambar menjadi benda nyata. Seorang operator



Gambar 6.2. Gambar 3 Dimensi dengan Teknik Skets (Sumber: https://sontangtang.wordpress.com/2012/12/18/konsepdesain-kemasan/)



1. Tujuan Pembuatan Gambar Kerja Adapun tujuan-tujuan pembuatan gambar kerja yaitu : a. Internasionalisasi gambar Peraturan-peraturan gambar dimulai dengan persetujuan bersama antara orang yang bersangkutan dan kemudian menjadi standar perusahaan. Agar tujuan dapat di capai, penunjukan simbol-simbol gambar harus sama secara intenasional. b. Mempopulerkan gambar Dalam lingkup teknologi, mempopulerkan gambar menjadi suatu keharusan, karena dalam



130



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



dituntut memiliki kemampuan mengoperasikan mesin, ia juga harus bisa membaca gambar atau mengetahui aturan-aturan gambar menurut standarisasi gamabar. Seorang wirausaha harus mampu membuat sebuah gambar kerja berupa desain produk yang dibuat sehingga mampu langsung dibuat sesuai dengan harapan wirausaha. Dalam membuat gambar kerja sebuah produk, seorang wirausaha harus memperhatikan beberapa hal berikut : a. Keamanan produk tersebut. b. Ergonomis dari produk tersebut. c. Kemudahan dalam penggunaannya. d. Kepraktisan saat digunakan dimana saja. e. Bahan baku yang dibuat f. Model atau entuk yang sesuai masanya. 2. Langkah-langkah Pembuatan Gambar Kerja Urutan langkah yang biasa terjadi dalam pembuatan gambar kerja adalah dimulai dari konsep abstrak dalam pikiran seorang perancang unruk membuat sebuah bahan teknik yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk gambar (biasanya berupa sketsa). Gambar kasar tersebut kemudian dianalisa, sehingga didapat bentuk seperti yang diangankan. Selanjutna ditentukan dari bahan apa komponen tersebut harus dibuat dan bagaiman metode pembuatannya. Desainer juga harus memberikan rincian banyaknya eleman yang harus dibuat dan cara perakitannya. Data dari hasil analisa digunakan untuk memperbaiki sketsa menjadi gambar rancangan, yang memuat keterangan-keterangan detail. Sebagai hasil akhir dari kerja rancangan adalah gambar kerja.



Secara keseluruhan, langkahlangkah wirausaha dalam membuat gambar kerja menjadi produk nyata, diantaranya : a. Mencari ide produk atau gagasan produk yang sesuai denagan pasar b. Menetapkan ide atau gagasan c. Membuat gambar produk d. Membuat prototype produk bisa dari tanah liat atau bahan lunak lainnya. e. Menganalisisnya mengenai contoh produk tersebut. f. Evaluasi jika ada kekurangannya. Gambar kerja berisi semua informasi yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu produk. Informasi yang ada dalam gambar kerja meliputi gambar rakitan, gambar detail, dimensi keterangan gambar dan semua standar informasi yang dibutuhkan dalam membuat suatu produk. Tiga komponen dari satu set gambar kerja adalah : a. Detail dari setiap bagian b. Daftar komponen, atau bahan untuk merakit produk akhir c. Gambar rakitan Gambar kerja adalah set lengkap standar gambar yang menentukan pembuatan dan perakitan produk berdasarkan desainnya. Kerumitan desain akan menentukan jumlah dan jenis gambar. Gambar kerja bisa lebih dari satu lembar dan mungkin berisi instruksi tertulis yang disebut dengan spesifikasi. Gambar kerja merupakan cetak biru yang digunakan untuk pembuatan produk. Dalam pembuatan gambar kerja terdapat beberapa komponen yang terdapat di dalam langkah-langkah tersebut, diantara adalah : a. Gambar Rakitan dan Sub-rakitan



131



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Gambar rakitan adalah gambar dari keseluruhan produk atau mesin atau sistem dengan semua komponennya berada dan diidentifikasi. Gambar sub-rakitan adalah dua atau lebih bagian yang membentuk bagian dari suatu gambar rakitan. Gambar rakitan berfungsi untuk menunjukkan kumpulan dari komponen-komponen yang digabungkan menjadi produk jadi. Sedangkan gambar sub-rakitan digunakan jika pada gambar rakitan tidak dengan jelas menyajikan bagian komponen, maka gambar sub-rakitan harus disertakan untuk menunjukkan bagaimana bagian dari komponen itu dirakit. b. Pandangan Gambar rakitan dan sub-rakitan harus menunjukkan bagian-bagian komponen dan posisi relative antara komponen yang satu dengan yang lain. Pandangan menjadi penting untuk menunjukan bagian-bagian dari komponen itu berada dan yang digabungkan menjadi satu. Pandangan yang digunakan bisa dari salah satu gambar pandangan sebagai berikut : 1) Pandangan Paralel 2) Pandangan Isometrik 3) Pandangan Kombinasi paralel dan isometrik 4) Garis Tersembunyi Gambar rakitan dan sub-rakitan umumnya tidak boleh menyertakan garis tersembunyi yang tidak menjelaskan bagaimana produk tersebut dirakit. Jadi tidak adanya garis tersembunyi tidak menandakan bahwa tidak ada bagian yang tersembunyi di lokasi itu.



c. Dimensi Pada umumnya dimensi yang ditunjukkan pada gambar rakitan dan sub-rakitan adalah dimensi yang dibutuhkan untuk merakit komponen, komponen standar, dan sub-rakitan. Dengan demikian dimensi yang diperlukan untuk membuat gambar bagian tidak boleh ditampilkan pada gambar rakitan dan sub-rakitan. d. Nomor Bagian Setiap bagian komponen atau subrakitan yang dibuat harus diidentifikasi dengan nomor bagian yang ditunjukkan dapat gambar rakitan atau sub-rakitan. Nomor bagian atau nomor komponen ditunjukkan dengan dengan balon melingkar yang ditarik di luar gambar rakitan. Balon harus diberi nomor secara berurutan searah jarum jam dengan angka 1 di lokasi tengah atas gambar seperti pada jam angka yang menunjukkan posisi jam 12 siang. Setiap balon harus dihubungkan ke item atau titik pada permukaan bagian gambar. Garis balon tidak boleh saling menyilang. e. Gambar Detail Gambar detail adalah gambar yang memiliki dimensi dan keterangan secara lengkap dari satu bagian komponen yang dibuat berdasarkan gambar kerja sehingga informasi yang didapat sudah bisa digunakan untuk membuat produk. Gambar detail adalah gambar bagian yang berfungsi untuk menyediakan semua informasi yang diperlukan untuk membuat bagian. Ini termasuk bagian bentuk, dimensi, material, dan persyaratan khusus apa pun. Gambar detail setidaknya terdapat tiga pandangan ortografi (depan, atas, dan kanan) dan bisa juga ditampilkan



132



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



gambar isometriknya. Pandangan ortografi ditunjukkan dalam proyeksi sudut ketiga atau pertama. f. Gambar Komponen Dalam pembuatan gambar kerja, seorang wirausaha harus memperhatikan beberapa komponen gambar kerja supaya hasilnya seperti yang diharapkan dan memenuhi standar yang ada sehingga bisa dipakai dimana saja. Komponenkomponen dalam gambat teknik antara lain adalah 1) Daftar Isi Daftar isi komponen ditunjukkan dalam daftar tabel komponen yang ditunjukkan pada gambar baik untuk gambar rakitan maupun sub-rakitan. Daftar komponen ini paling tidak harus mencakup beberapa keterangan seperti: a) Nomor komponen b) Deskripsi komponen c) Nomor bagian yang digunakan untuk gambar detail, gambar sub-rakitan dan nomor bagian vendor. Informasi vendor digunakan jika komponen yang akan dibeli tidak umum tersedia dipasaran sehingga perlu informasi khusus. Jumlah komponen yang dibutuhkan dalam perakitan. Penulisan nomor urut dituliskan berdasarkan nomor item dengan angka terendah dibagian bawah dan di urutkan ke atas. 2) Lokasi Penempatan lokasi untuk daftar komponen dapat dipilih dari salah satu lokasi yang diinginkan dari beberapa posisi turan sebagai



berikut: Sudut kiri atas lembar gambar menyentuh batas atas kiri Sudut kiri bawah lembar gambar menyentuh garis batas kiri bawah Diatas blok judul menyentuh garis batas kanan dan blok judul Disebelah kiri blok judul menyentuh garis batas bawah dan blok judul Lokasi yang dipilih harus memaksimalkan ruang yang dapat digunakan untuk menggambar rakitan atau sub-rakitan. 3) Format Standar Pemilihan format standar kadang sudah disediakan oleh beberapa aplikasi yang dipakai seperti pada Inventor atau Solidworks. Standar huruf yang dipakai biasanya menggunakan huruf Arial. Gambar dan model yang dirancang bisa menggunakan salah satu standar yang dipilih seperti menggunakan standar ANSI atau standar ISO atau yang lainnya. 4) Penomoran Gambar Standar penomoran gambar juga beragam, paling tidak nomor gambar harus unik dan bisa membedakan dengan gambar yang lain. 5) Kertas Gambar Standar ukuran kertas secara internasional terutama untuk standar ISO (A4, B5, C4, dst.) dan standar Amerika (letter, legal, dst.) ukuran-ukuran ini akan mempengaruhi penggunannya. 6) Etiket Blok judul harus disertakan pada semua lembar di sudut kanan bawah. Minimal blok judul harus menyertakan sub-blok untuk:



133



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



a) b) c) d)



Menuliskan judul Nomor gambar Bagian Revisi Nama Departemen atau sekolah e) Nama orang yang meliputi f) Tanggal yang terkait dengan semua nama (dalam format DDMMYY di mana YY adalah dua digit terakhir tahun, MM adalah dua digit angka bulan, dan DD adalah dua digit angka hari dalam bulan, misalnya, 210418 untuk 21 April 2018) g) Skala gambar yang dominan (misalnya, 1: 2), untuk skala yang khusus bisa di bawah. h) Penunjukan huruf ukuran gambar I) Unit yang digunakan untuk dimensi dan catatan toleransi umum j) Simbol proyeksi k) Nomor lembar dan jumlah total lembaran (misalnya, 1 dari 2) 7) Etiket Revisi Etiket revisi meliputi : Blok revisi harus ditempatkan di sudut kanan atas gambar. Blok harus menyertakan kolom untuk: a) Tempat gambar di mana revisi telah dibuat b) Huruf revisi bisa menggunakan huruf Arial c) Deskripsi perubahan dengan huruf besar d) Nama pemberi perubahan (nama depan dan belakang) e) T a n g g a l p e r s e t u j u a n perubahan (dalam format DDMMYY) Ruang harus disediakan untuk



memperpanjang blok revisi ke bawah sesuai kebutuhan. Penamaan revisi pertama ke gambar aslinya menggunakan keterangan mulai huruf abjad sebagai contoh revisi A. Format standar yang bisa digunakan jika menggunakan program Inventor atau Solidwork sudah ada template yang disediakan. g. Dimensi Gambar komponen maupun gambar rakitan, selain memberikan deskripsi bentuk yang lengkap, juga harus memberikan informasi mengenai deskripsi ukuran. Dimensi dibuat melalui jarak antara permukaan, lokasi lubang, sifat finising permukaan, jenis material, dll. Ekspresi fitur ini pada gambar, menggunakan garis, simbol, angka dan catatan disebut dengan dimensi. 1) Prinsip Umum Dimensi adalah nilai numerik yang dinyatakan dalam unit pengukuran yang tepat dan ditunjukkan pada gambar, menggunakan garis, simbol, catatan, dll. Sehingga semua fitur benar-benar dapat diketahui ukurannya. Cara membuat ukuran atau dimensi harus memenuhi kaidah pengukuran sebagai berikut : a) Sejauh mungkin dimensi harus ditempatkan di luar gambar benda. b) Dimensi harus diambil dari garis terluar yang terlihat c) Dimensi ke garis tengah harus dihindari kecuali ketika garis tengah melewati pusat d) Setiap benda dimensinya hanya sekali pada gambar. e) Dimensi harus ditempatkan



134



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



pada tampilan atau bagian yang paling jelas berhubungan dengan fitur terkait. f) S e t i a p g a m b a r h a r u s menggunakan unit yang sama untuk semua dimensi, tetapi tanpamenunjukkan simbol unit. g) Dimensi yang diperlukan untuk menentukan gambar komponen harus ditampilkan h) Tidak boleh ada bagian yang digambar lebih dari satu dimensi dalam satu arah. 2) Cara membuat dimensi Elemen dimensi meliputi garis proyeksi, garis dimensi, garis panah, pemutusan garis dimensi, indikasi asal dan dimensi itu sendiri. Cara membuat dimensi sebagai berikut: a) Garis proyeksi dan dimensi harus digambarkan sebagai garis kontinu tipis. b) Garis proyeksi harus melebar sedikit di luar garis dimensi masing-masing. c) Garis proyeksi harus ditarik tegak lurus dengan fitur dimensinya. Jika perlu, garis dapat ditarik secara miring, tetapi sejajar satu sama lain. Namun, dimensi harus berhubungan dengan fitur tersebut. d) Garis proyeksi dan garis dimensi tidak boleh saling silang, kecuali jika tidak dapat dihindari. e) G a r i s d i m e n s i h a r u s ditunjukkan tidak terputus, bahkan jika fitur yang ditunjukkannya berupa gambar yang dipotong.



f) Garis tengah atau garis besar bagian tidak boleh digunakan sebagai garis dimensi, tetapi dapat digunakan sebagai pengganti garis proyeksi. 3) Tanda panah, garis miring atau tanda bulat Dimensi yang dibuat pada ujung garis dapat diberi tanda panah, garis miring, atau tanda bulat. Metode penunjukkan dimensi Dimensi harus ditampilkan pada gambar dalam karakter dengan ukuran yang cukup, untuk memastikan keterbacaan lengkap. Dimensi harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dimensi tidak disilangkan atau dipisahkan oleh garis lain pada gambar. 4) Catatan Catatan harus selalu ditulis secara horizontal dengan huruf besar dan mulai di atas garis ukur dan juga dapat berakhir di bawah garis. Catatan harus singkat dan jelas dan kata-katanya harus dalam bentuk standar. 3. Aplikasi/Program Komputer untuk Membuat Gambar Kerja Di jaman modern ini, proses pembuatan gambar kerja atau gambar teknik tidaklah serumit pada masa lampau karena sudah ada beberapa aplikasi atau program komputer untuk membuat desain khusus untuk perancana/pembuat gambar teknik. Aplikasi ini sudah memilik fitur yang memang sudah menjadi landasan dalam proses pembuatan gambar teknik. Aplikasi-aplikasi atau program tersebut, di antaranya adalah: a. Autocad b. Sketchup c. Archicad



135



d. 3dmax Meskipun demikian, selain aplikasi digital, masih ada cara lain untuk membuat gambar teknik, yaitu membuat gambar teknik secara manual. Adapun alat dan bahannya, adalah : a. Pensil gambar b. Pulpen c. Mistar, meliputi mistar siku-siku, busur derajat d. Meja gambar e. Kertas f. Jangka



Gambar 6.3. Contoh Gambar Kerja 1 (Sumber : https://nibumzkey. wordpress.com/2012/01/16/perancangan-menggunakanantropometri/



Gambar 6.4. Contoh Gambar Kerja 2 (Sumber : https://www.sribu. com/id/packaging-design/contests/desain-gift-box-untuk-mieinstan-cup-besar-57b58482ca6bcb7b4b000003/overview



COMPUTER AIDED DESIGN (CAD) Computer Aided Design adalah suatu program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis-garis maupun simbol-simbol yang memiliki makna tertentu. CAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi. Berawal dari menggantikan fungsi meja gambar kini perangkat lunak CAD telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE (Computer Aided Engineering) dan CAM(Computer Aided Manufacturing. Integrasi itu dimungkinkan karena perangkat lunak CAD saat ini kebanyakan merupakan aplikasi gambar 3 dimensi atau biasa disebut solid modelling. Solid model memungkinkan kita untuk memvisualisasikan komponen dan rakitan yang kita buat secara realistik. Selain itu model mempunyai properti seperti masa, volume dan pusat gravitasi, luas permukaan dll. PENGERTIAN CAD Arti istilah computer aided design (CAD) dianggap berkaitan erat dengan pengertian berikut : Perancangan dengan bantuan komputer. Kemampuan sistem CAD ini adalah pembuatan grafik, sketsa, diagram, digitasi peta dan gambar rancangan, pemberian anotasi, pembentukan gambar perspektif, permodelan gambar 2 dan 3 dimensi, dan beberapa analisa spasial. Analisa spasial yang dimiliki oleh setiap sistem CAD ini sangat berfariasi, paling tidak melakukan analisa spasial berupa perhitungan jarak (length atau distance), keliling (perimeter), luas (area), membentuk zone buffer, dan lain sebagainya. Desain suatu produk tidak bisa dijelaskan hanya dengan kata-kata. Untuk itulah diperlukan gambar teknik. Gambar teknik adalah bahasa bagi orang-orang yang bergerak di bidang teknik untuk saling berkomunikasi. Dengan gambar teknik seorang di bagian R&D berkomunikasi dengan orang lain yang berada di bagian manufacturing, seorang pimpinan dengan bawahannya, sebuah perusahaan



136



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



dengan perusahaan lain yang menjadi vendor atau subcontractor-nya. Pada jaman dahulu, seorang mahasiswa fakultas teknik atau seorang engineer professional sangat akrab dengan sebuah benda yang disebut meja gambar. Di atas meja gambar inilah mereka membuat draft dari suatu rancangan produk. Membuat draft alias gambar teknik secara manual seperti ini memakan waktu yang lama dan sangat melelahkan. Apalagi jika terjadi kesalahan gambar, untuk membuat koreksinya bisa membuat stress. Kalau orang tua Anda kebetulan adalah seorang engineer, coba tanyakanlah tentang pengalamannya. Dengan berlalunya waktu dan perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat, meja gambar mulai tersingkirkan oleh sesuatu yang bernama CAD (Computer-Aided Design). Saat ini istilah CAD tentu sudah tidak asing lagi bagi pengguna komputer, apalagi bagi mereka yang bergerak di bidang engineering, baik itu mechanical engineering, arsitektur maupun electrical engineering. Bagi seorang mahasiswa teknik mesin atau seorang mechanical engineer misalnya, CAD sangat membantu dalam pembuatan desain sebuah produk. Produk ini bisa berupa sebuah part mesin yang sederhana misalnya poros, roda gigi, baut, sampai dengan sebuah mesin yang sangat kompleks, misalnya mesin press, mobil, pesawat terbang, dan lain-lain. CAD sering kali digabung dengan CAM (Computer-Aided Manufacturing) menjadi CAD/CAM. Dengan CAD/CAM, proses pembuatan benda kerja-pun dapat didesain. Kali ini pembahasan kita fokuskan ke CAD-nya saja, CAM-nya mungkin lain waktu. Bagi seorang arsitek, pengunaan CAD bisa Anda tebak sendiri. Ya betul. CAD sangat membantu dalam mendesain gedung bertingkat, rumah mewah, sampai dengan interiornya. Dengan kemampuan renderingnya, CAD membantu seorang arsitek untuk menghasilkan visualisasi yang lebih nyata



dengan menambahkan background, landscape maupun pencahayaan. Pengunaan CAD tentu saja jauh lebih luas dari pada contoh-contoh yang baru saja disebutkan. Jadi apa itu CAD ? Sesuai dengan asal katanya, CAD adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pembuatan desain yang prosesnya dibantu dengan komputer. Sedangkan kegiatan membuat desain itu sendiri ternyata cukup luas artinya, dimulai dari pengumpulan ide , membuat sketsa (konsep), membuat model, membuat gambar detail, menganalisa desain, sampai dengan membuat simulasi dan animasi. Jika semua kegiatan tersebut dibantu dengan komputer, itulah artinya CAD. Di dunia industri saat ini, fungsi CAD sangat vital. Dalam persaingan yang semakin ketat, CAD sangat membantu dalam pembuatan desain suatu produk dengan jauh lebih cepat dibandingkan jika pembuatan desain dilakukan secara manual. Dengan CAD kesalahan dalam proses pembuatan desain bisa diminimalkan, yang berarti waktu dan biaya dapat sangat dioptimalkan. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN CAD Pada awal tahun 1960-an, seorang engineer bernama Ivan Sutherland memperkenalkan sebuah program komputer yang dapat digunakan untuk membuat gambar sketsa. Program komputer ini diberi nama Skecthpad. Saat itulah untuk pertama kalinya sebuah gambar sketsa dapat ditampilkan di layar komputer. Sejak diperkenalkannya Sketchpad, perkembangan CAD menjadi sangat cepat. Industri komputer berlomba-lomba membuat CAD. Pada saat itu investasi yang diperlukan untuk sebuah CAD sangat besar, sampai dengan ratusan ribu US$ untuk software maupun hardware-nya. Hanya perusahaanperusahaan besar yang bisa memilikinya, antara lain General Motors. Diperkenalkannya PC pada awal 1980-an memberi angin segar bagi perkembangan CAD, terutama dari segi ekonomi. Pada tahun 1982, sebuah perusahaan bernama Autodesk



137



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



memperkenalkan sebuah CAD yang diberi nama AutoCAD, yang mana menjadi CAD yang paling terkenal dan paling banyak penggunanya hingga sampai saat ini. Hardware Hardware yang diperlukan oleh sebuah CAD sebenarnya tidaklah jauh berbeda dengan software-software yang lain, kecuali beberapa hardware tambahan yang memang dibuat khusus untuk CAD. Seperti software pada umumnya, CAD membutuhkan perangkat Input Device, yaitu mouse dan keyboard. Untuk penggunaan yang lebih canggih CAD membutuhkan input device tambahan, yang antara lain bisa berupa scanner, baik scanner 2D maupun 3D, dan Digitizer. Tentunya Anda sudah tidak asing lagi dengan scanner 2D. Scanner 3D dan Digitizer adalah suatu alat yang bisa men-scan suatu objek 3D, bisa contact maupun noncontact (dengan sinar laser) dengan objeknya, dengan hasil berupa point-point koordinat 3D. Nah point-point ini kemudian bisa dibaca dan diedit oleh CAD. Scanner dan Digitizer sangat diperlukan untuk proses redesign. Untuk processing unit, pada umumnya CAD membutuhkan spek yang cukup tinggi, baik dari processor, maupun memory dari PC yang dipakai. Hal ini diperlukan untuk mendukung pengolahan database CAD yang memang lebih berat dibandingkan data dari software yang lain pada umumnya. Sebagai output device, graphic card dan monitor yang mendukung resolusi yang tinggi dan mampu mengolah mengolah gambar 3D dengan baik akan sangat diperlukan bagi CAD. Apalagi jika CAD tersebut banyak dipakai untuk modelling yang banyak memerlukan rendering dan animasi. Untuk mencetak gambar kerja yang dihasilkan CAD, pada umumnya diperlukan alat yang disebut plotter, yang bisa berukuran sangat besar, sehingga bisa mencetak gambar dengan ukuran lebih dari A0. Namun sekarang kecenderungan itu mulai bergeser dengan munculnya tipe-tipe printer yang bisa



mencetak dengan sangat bagus. Printer inkjet standar sekarang sudah bisa dipakai untuk mencetak hasil kerja CAD. Software Saat ini software CAD sudah sangat banyak pilihannya. Jika harus memilihnya salah satu, maka yang pertama kali harus diperhatikan adalah sesuaikan CAD yang Anda pilih dengan kebutuhan Anda. Software CAD tersedia dari yang sangat sederhana sampai dengan yang canggih yang menawarkan kemampuan yang banyak. Kedua adalah masalah harga. Tidak bisa dipungkiri, cost selalu menjadi faktor yang dominan dalam pengambilan keputusan. Saat ini Anda bisa memilih CAD dari yang gratis sampai dengan yang berharga ribuan US$. Yang gratis, Anda bisa men-download-nya dari internet, tentu saja tidak menawarkan kecanggihan seperti yang dimiliki oleh CAD yang mahal. Sekali lagi sesuaikan dengan kebutuhan. Lebih baik menggunakan yang gratis daripada membajak yang mahal. Ketiga, masalah compatiblitity. Sesuaikan CAD yang Anda pilih dengan hardware dan OS yang Anda miliki. Beberapa CAD membutuhkan spek komputer yang sangat tinggi, sehingga Anda harus menginvestasikan lagi beberapa ratus US$ untuk hardware-nya. Ada juga CAD yang hanya jalan di Mac, jika komputer Anda IBM compatible, Anda tidak bisa memakainya. Perhatikan juga OS Anda saat memilih CAD. Jangan sampai Anda beli CAD mahal, ternyata CAD tersebut hanya jalan di Windows XP, padahal Anda masih pakai Windows 98 atau Linux RedHat. Keempat, kemudahan dalam penggunaannya. Buat apa CAD yang canggih jika ternyata sangat sulit digunakan. Pilihlah CAD yang sesuai dengan human resource yang Anda miliki, atau Anda harus menyediakan lagi beberapa ratus US$ untuk training yang seharusnya bisa dieliminir. Berikut ini hal-hal yang harus dipahami dalam penggunaan CAD :



138



1. Pengetahuan akan standar gambar dan prosedur 2. Konvensi dalam menggambar listrik dan elektronik 3. Penerapan listrik dan elektronik dalam industri. 4. Perangkat lunak system CAD yang dipakai Perusahan yang bergerak dalam CAD/CAM melengkapi tools yang dipakai dengan Perangkat keras yang diperlukan dan perangkat lunak untuk meningkat kemampuan perangkat keras yang ada. Sumber : https://dwipw.wordpress.com/2010/10/13/ computer-aided-design-cad/



Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai Lembar Kerja/Gambar Kerja untuk Pembuatan Prototipe Produk Barang/Jasa, kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet dapat dicari lebih jauh materi tentang Lembar Kerja/Gambar Kerja untuk Pembuatan Prototipe Produk Barang/Jasa. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang Lembar Kerja/Gambar Kerja untuk Pembuatan Prototipe Produk Barang/Jasa adalah: http://tkjxi10.blogspot.com/2018/12/kd6.html



1. Gambar kerja adalah suatu teknik penggambaran yang digunakan untuk menjelaskan secara gamblang persyaratan item yang di rekayasa, aktifitas menggambar mesin menghasilkan dokumen gambar yang berfungsi sebagai bahasa atau media untuk menyampaikan ide, gagasan, atau informasi dari para insinyur yang mendesian suatu produk kepada para pekerja yang akan membuatnya. Gambar kerja merupakan sarana komunikasi utama antara si pembuat gambar atau ide dengan si pelaksana di lapangan, dan gambar harus dipahami oleh kedua belah pihak. 2. Gambar teknik adalah gambar yang menitik beratkan pada penyampaian maksud dari pembuat gambar secara obyektif, gambar jenis ini menggunakan simbol-simbol yang dapat diterima secara internasional. Simbol tersebut sudah di rangkumkan dalam sebuah standar yang dapat di terima di seluruh dunia, yaitu standar ISO. Selain itu ada juga standar lain yang di keluarkan oleh suatu Negara. Gambar tersebut merupakan suatu bahasa yang digunakan oleh designer kepada si pelaksana dilapangan, dengan menggunakan standar-standar internasional dan harus dipahami oleh kedua belah pihak. 3. Fungsi gambar teknik adalah untuk : a. Menyampaikan informasi b. Bahan dokumentasi, pengawetan, dan penyimpanan. c. M e n u a n g k a n g a g a s a n u n t u k pengembangan 4. Gambar 2 dimensi adalah suatu gambar yang menampilkan salah satu bagian permukaan dari suatu benda, sehingga permukaan yang lain tidak ditampilkan paada gambar tersebut, tetapi dapat ditampilkan di sampingnya, baik atas, bawah, samping kanan maupun kirinya. Untuk mengetahui keterangan-keterangan yang diperlukan atau keterangan yang



139



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



detail pada suatu benda maka dapat dilihat pada gambar dua dimensi. Fungsi dari gambar dua dimensi adalah memberikan informasi lengkap tentang suatu benda, sehingga memudahkan, baik bagi pembaca maupun bagi orang yang berkepentingan pada gambar tersebut. 5. Gambar tiga dimensi merupakan bentuk asli dari suatu benda, sehingga tampilannya sama dengan benda aslinya. Pada gambar tiga dimensi terdapat juga ukuran-ukuran umum dari suatu benda, tetapi tidak sedetail gambar dua dimensi.Adapun yang dimaksud dengan ukuran umum adalah ukuran seperti panjang, lebar, dan tinggi dari suatu benda.Fungsi gambar tiga dimensi adalah untuk melengkapi atau menampilkan benda jadi atau gambar susunan dari gambar dua dimensi. 6. Tujuan pembuatan gambar kerja yaitu : a. Internasionalisasi gambar b. Mempopulerkan gambar c. Perumusan gambar d. Sistematika gambar e. Penyederhanaan Gambar 7. Urutan langkah yang biasa terjadi dalam pembuatan gambar kerja adalah dimulai dari konsep abstrak dalam pikiran seorang perancang unruk membuat sebuah bahan teknik yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk gambar (biasanya berupa sketsa). Gambar kasar tersebut kemudian dianalisa, sehingga didapat bentuk seperti yang diangankan. Selanjutnya ditentukan dari bahan apa komponen tersebut harus dibuat dan bagaiman metode pembuatannya. Desainer juga harus memberikan rincian banyaknya eleman yang harus dibuat dan cara perakitannya. Data dari hasil analisa digunakan untuk memperbaiki sketsa menjadi gambar rancangan, yang memuat keteranganketerangan detail. Sebagai hasil akhir dari kerja rancangan adalah gambar kerja.



8. Gambar kerja adalah set lengkap standar gambar yang menentukan pembuatan dan perakitan produk berdasarkan desainnya. Kerumitan desain akan menentukan jumlah dan jenis gambar. Gambar kerja bisa lebih dari satu lembar dan mungkin berisi instruksi tertulis yang disebut dengan spesifikasi. Gambar kerja merupakan cetak biru yang digunakan untuk pembuatan produk. Tiga komponen dari satu set gambar kerja adalah : a) Detail dari setiap bagian; b) Daftar komponen, atau bahan untuk merakit produk akhir; dan c) Gambar rakitan



Setelah Kalian mempelajari tentang Lembar Kerja/Gambar Kerja Untuk Pembuatan Contoh/Prototipe Produk Barang/Jasa ini, tugas Kalian adalah : 1. Buatlah gambar rancangan produk dan kemasan produk 3 dimensi yang mempunyai ukuran dan skala, tampat atas, tampak depan, tampak samping dan perspektif? 2. Presentasikan hasil gambar produk yang anda buat didepan kelas saat pembeljaran produk kreatif dan kewirausahaan !



Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Apa yang dimaksudkan dengan gambar kerja produk barang/jasa? 2. Jelaskan apa saja fungsi gambar kerja dalam pembuatan prototipe! 3. Apa perbedaan gambar dua dimensi dan gambar tiga dimensi dalam pembuatan prototipe produk barang/jasa?



140



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



4. Bagaimana urutan langkah pembuatan gambar kerja ? 5. Jelaskan secara singkat komponen gambar kerja yang biasa dibuat untuk pembuatan prototipe produk barang/jasa!



Setelah mempelajari bab keenam ini, Kalian pasti sudah paham tentang Lembar Kerja/Gambar Kerja untuk Pembuatan Prototipe Produk Barang/Jasa. Dari semua materi yang sudah dijelaskan ada bab ini, mana yang menurut Kalian paling sulit dipahami? Coba Kalian diskusikan dengan teman maupun guru Kalian tentang Lembar Kerja/Gambar Kerja untuk Pembuatan Prototipe Produk Barang/Jasa.



141



BAB VII MENGANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTYPE PRODUKBARANG/JASA Setelah mempelajari tentang Menganalisis Biaya Produksi Prototype Produkbarang/Jasa ini, peserta didik diharapkan mampu: 1. Memahami konsep biaya produksi 2. Memahami tahapan proses produksi 3. Memahami jenis-jenis beaya produksi 4. Memahami metode penghitungan biaya produksi



MENGANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTYPE PRODUK BARANG / JASA



PENGERTIAN BIAYA DAN RUANG LINGKUPNYA



BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA NON PRODUKSI



JENIS-JENIS BIAYA PRODUKSI



PENGERTIAN PROSES PRODUKSI, TAHAPAN, TUJUAN DAN JENIS PROSES PRODUKSI



BIAYA DAN BIAYA PRODUKSI



BIAYA PRODUKSI



KONSEP BIAYA PRODUKSITIF



TAHAPAN PROSES PRODUKSI



OBYEK BIAYA



BIAYA NON PRODUKSI



KONSEP PENERIMAAN (REVENUE)



TUJUAN PROSES PRODUKSI



KEGIATAN



BIAYA UTAMA DAN KONVERSI



ANALISIS KELAYAKAN USAHA



PRODUK BERWUJUD DAN JASA



JENIS-JENIS PROSES PRODUKSI



METODE PENGHITUNGAN BIAYA



BIAYA PRODUK



Biaya Produksi – Biaya Non Produksi – Biaya Tetap – Biaya Variabel – Total Biaya – Biaya Marginal – Break Even Point – B/C Ratio – R/C Ratio – Proses Produksi 142



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



A. Pengertian Biaya dan Ruang Lingkupnya Untuk memahami arti biaya, seseorang harus memahami proses yang digunakan dalam menentukan biaya. Memperbaiki penentuan biaya akan merupakan faktor kunci dalam pengembangan dalam bidang manajemen biaya. 1. Biaya dan Biaya Produksi a. Pengertian biaya Biaya adalah kas atau nilai yang setara kas yang dikorbankan untuk produk yang diharapkan dapat membawa keuntungan masa kini dan masa yang akan datang bagi organisasi. Disebut “setara dengan kas” karena asset non-kas dapat ditukar dengan produk yang diinginkan. Biaya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat dalam bentuk pendapatan di masa kini maupun di masa datang. Dengan demikian biaya digunakan untuk menghasilkan manfaat pendapatan disebut beban. Oleh karenanya Setiap periode, beban tersebut dikurangkan dari pendapatan pada laporan Laba Rugi. Kerugian adalah biaya yang kedaluarsa tanpa menghasilkan manfaat pendapatan pada satu periode. Misalnya Persediaan yang rusak akibat kebakaran dan tidak diasuransikan dapat diklasifikasikan sebagai kerugian dalam Laporan Laba Rugi. Sementara Biaya yang tidak kedaluarsa dalam suatu periode tertentu dikelompokkan sebagai aktiva dan muncul pada Neraca. Misalnya Mesin dan komputer adalah contoh aktiva yang berumur lebih dari satu periode. Prinsip utama dalam pembedaan antara biaya sebagai beban atau sebagai aktiva adalah soal penentuan waktu, yakni apakah biaya tersebut digunakan dalam satu periode atau lebih dari satu periode.



b. Biaya produksi Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi. Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran atau semua beban yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa. Biaya produksi juga dapat didefinisikan sebagai semua pengorbanan yang diperlukan untuk mendukung proses produksi barang atau jasa tertentu yang dinyatakan dengan uang. Pengorbanan yang dimaksud adalah pemakaian faktor-faktor produksi atau smnbersumber ekonomi seperti bahan baku yang digunakan, waktu dan tenaga yang terpakai, teknologi yang digunakan, upah tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi, dan sebagainya. Pengorbanan yang digunakan untuk mendukung proses produksi harus dikuantitatifkan dan diukur dengan uang, hal tersebut dilakukan untuk mempermudah perhitungan sehingga diketahui dengan pasti nominal modal yang digunakan untuk proses produksi, harga yang layak dari produk yang dihasilkan, mengendalikan pengggunaan dana sehingga efisiensi produksi tercapai, dan membantu perhitungan laba yang akan dihasilkan. 2. Obyek Biaya Obyek biaya adalah segala hal seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, kegiatan dan yang lain dimana biaya-biaya diukur dan dibebankan. Misalnya, bila ingin menentukan berapa biaya untuk membuat pisang goreng, maka obyek biaya adalah pisang goreng. Bila ingin menentukan biaya operasi sebuah program studi dalam sebuah Universitas maka obyek biaya adalah program studi. Bila tujuannya adalah



143



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



menentukan biaya proyek pengembangan produk maka obyek biaya adalah proyek pengembangan produk baru. 3. Kegiatan Kegiatan adalah suatu unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam suatu organisasi. Definisi lain dari kegiatan adalah keseluruhan tindakan dalam organisasi yang berguna bagi manajer untuk maksud perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Pada masa sekarang, kegiatan telah menjadi isu utama sebagai obyek biaya yang penting.. Kegiatan memainkan peran penting dalam proses pembebanan biaya pada obyek biaya yang lain. Contoh kegiatan yang semacam itu antara lain memelihara peralatan, merancang produk, menagih pelanggan dll. Kegiatan dijelaskan oleh kata kerja tindakan dan obyek yang menerima tindakan. Misal kegiatan merancang produk maka kata kerja tindakannya adalah ”merancang” dan obyek yang menerima adalah ”produk”. 4. Produk Berwujud dan Jasa Keluaran organisasi setidaknya ada satu dari dua jenis yang mewakili obyek biaya, yakni produk berwujud dan jasa. Produk berwujud adalah barang yang diproduksi dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan bahan, tenaga kerja dan masukan lain. Organisasi yang memproduksi produk berwujud disebut organisasi pemanufakturan. Jasa adalah tugas atau kegiatan yang dilakukan untuk pelanggan atau kegiatan yang dilakukan pelanggan dengan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja dan masukan lain. Organisasi yang memproduksi barang tak berwujud disebut organisasi



jasa. Ada tiga dimensi perbedaan antara produk berwujud dan jasa, yakni bahwa produk berupa jasa : a. Tidak berwujud, artinya bahwa pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar, atau mencicipi jasa sebelum dibeli. Hal sebaliknya adalah produk berwujud. b. Tidak tahan lama, artinya bahwa jasa tidak dapat disimpan. c. Tidak terpisahkan, artinya produsen jasa dan pembeli jasa biasanya harus berada dalam hubungan langsung agar terjadi pertukaran. Akibatnya jasa sering kali tidak dapat dipisahkan dari produsennya. 5. Biaya Produk Biaya produk adalah pembebanan biaya yang memenuhi tujuan manajerial yang telah ditetapkan. Dengan demikian biaya produk bergantung pada tujuan manajerial yang hendak dicapai. Artinya biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Misalnya metode pembebanan biaya alokasi untuk tujuan pelaporan keuangan, sedang metode penelusuran langsung dan penelusuran pendorong/ penggerak ditujukan untuk menyediakan pembebanan biaya produk individu yang akurat yang diperlukan untuk perencanaan manajerial dan pengambilan keputusan. Yang perlu diingat adalah bahwa penggunaan perhitungan harga pokok yang lebih banyak dari yang diperlukan akan dapat menimbulkan kebingungan terutama bagi manajer non-keuangan dan dapat mengurangi kredibilitas sistem informasi manajemen biaya. B. Biaya Produksi dan Biaya Non Produksi Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah perhitungan harga pokok produk untuk kepentingan pelaporan keuangan eksternal. Oleh



144



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



karenanya, kesepakatan eksternal mengharuskan biaya diklasifikasikan berdasarkan funsionalnya yakni biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi barang atau penyediaan jasa. Biaya non produksi adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi penjualan dan administrasi. Untuk produksi barang berwujud, biaya produksi dan biaya non produksi sering mengacu pada istilah biaya manufaktur dan biaya non manufaktur. 1. Biaya Produksi Biaya produksi selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga elemen yakni biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tiga elemen biaya tersebut lah yang dapat dibebankan pada produk untuk kepentingan laporan keuangan eksternal. a. Biaya Bahan Baku Langsung Biaya Bahan Baku Langsung adalah biaya bahan baku yang dapat ditelusuri pada barang dan jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan kategori ini dapat secara langsung dikenakan pada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi oleh tiap produk.. Contoh Bahan baku langsung antara lain. Tepung terigu pada roti, pisang pada pisang goreng. Kain kafan untuk jasa penguburan, kawat untuk koreksi gigi, dll. b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau penyediaan jasa yang dihasilkan. Pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi



barang berwujud atau penyediaan jasa.. Contoh dari tenaga kerja langsung ini misalnya, juru masak pada rumah makan, juru parkir pada pelayanan parkir, teller pada bank, sopir pada transjogja dll. c. Biaya Overhead Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Banyak masukan yang diperlukan untuk memproduksi barang atau penyediaan jasa selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Perlu diingat dari komponen biaya tenaga kerja langsung, hanya biaya lembur yang dikategorikan dalam biaya overhead. 2. Biaya Non Produksi Biaya non produksi yang dimaksud yakni biaya penjualan/pemasaran dan administrasi. Biaya Penjualan adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan mendistribusikan barang atau jasa. Biaya tersebut sering mengacu pada biaya mendapatkan pesanan/ pelanggan dan memenuhi pesanan/ pelanggan. Misalnya gaji tenaga penjual, iklan, pergudangan, pelayanan, pengiriman dll. Biaya Administrasi adalah semua biaya yang berhubungan dengan administrasi umum organisasi yang tidak dapat diestimasi secara tepat baik untuk pemasaran ataupun produksi. Contoh biaya administrasi adalah gaji manajemen puncak, biaya administrasi, pencetakan laporan tahunan, akuntansi umum, penelitian dan pengembangan dll. Biaya Penjualan/ pemasaran dan Administrasi adalah biaya yang tidak dapat disimpan atau disebut biaya periode. Biaya periode yang tidak dapat disimpan dibebankan pada periode dimana biaya tersebut terjadi. Oleh karena itu tidak satupun dari biaya ini



145



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



tampak sebagai persediaan yang dilaporkan pada nareca. 3. Biaya Utama dan Konversi Biaya utama adalah penjumlahan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sedang biaya konversi adalah penjumlahan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Untuk perusahaan manufaktur biaya konversi diartikan sebagai biaya mengubah bahan baku menjadi produk akhir.



Biaya Tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan. Artinya, biaya yang dikeluarkan tidak berubah berapapun jumlah barang yang dihasilkan produsen.Contohnya biaya gaji, bunga utang bank, sewa tempat dan sebagainya. Biaya tetap dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : 1) Biaya tetap total (Total Fixed Cost/TFC) Biaya tetap total adalah seluruh biaya yang tetap hams dikeluarkan dalam juinlah yang sama selama memproduksi jumlah barang tertentu. 2) Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost/AFC) Biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan per unit barang, Rumus untuk menghitung biaya tetap rata-rata adalah sebagai berikut. AFC= TFC Q Dimana : AFC = Average Fixed Cost TFC = Total Fixed Cost Q = jumlah barang yang diproduksi Untuk mempermudah pemahaman. kalian tentang konsep AFC, perhatikan tabel sebagai berikut :



C. Analisis Biaya Produksi Seorang wirausahawan haruslah tahu cara menghitung biaya produksi untuk mengetahui laba/rugi suatu perusahaan (usaha yang dilakukan), roda produksi perusahaan setiap harinya memproduksi barang dan jasa yang dinikmati konsumen. Semua perusahaan mulai dari perusahaan raksasa multinasional hingga kepedagang kaki lima mengeluarkan biaya agar bisa menyediakan barang dan jasa yang dapat dimanfaatkan konsumen. Biaya peluang (opportunity cost) adalah pengorbanan yang dilakukan seseorang karena mengambil sebuah pilihan.



Gambar 7.1. Ilustrasi Beaya Produksi (Sumber: https://www.kajian pustaka.com/2012/11/biaya-produksi.html)



1. Konsep Biaya Produksi Terdapat lima konsep biaya produksi yang harus kalian ketahui, kelima konsep biaya produksi tersebut sebagai berikut : a. Biaya Tetap (fixed cost/FC)



Jumlah Produksi



Total Fixed Cost



Average Fixed Cost (Rp)



(Q)



(Rp)



(AFC = TFC/Q)



5



30,000.00



6,000.00



10



30,000.00



3,000.00



15



30,000.00



2,000.00



20



30,000.00



1,500.00



25



30,000.00



1,200.00



30



30,000.00



1,000.00



Tabel 7.1. Tabel perhitungan AFC



146



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



Jika digambarkan dengan kurva, berikut gambaran kurva biaya tetap total dan biaya tetap rata-rata :.



biaya variabel yang harus dikeluarkan per unit barang yang diproduksi. Rumus untnk menghitung biaya variabel ratarata adalah sebagai berikut AVC= TVC Q Dimana : AVC = Average Variable Cost TVC = Total Variable Cost Q = jumlah barang yang diproduksi Untuk mempermudah pemahaman kalian tentang konsep AVC, perhatikan tabel sebagai berikut.



Gambar 7.2. Kurva Biaya Tetap Total (TFC) (Sumber: https:// dikarnakan.blogspot.com/2016/11/konsep-biaya-produksi pengertian-biaya.html)



Gambar 7.3. Kurva Biaya Tetap Rata-rata (AFC) (Sumber: https:// www.galinesia.com/2017/12/pengertian-biaya-produksi-teorijenis.html)



b. Biaya Variabel (Variabel Cost/VC) Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung kepada jumlah barang yang dihasilkan. Artinya, besarnya biaya variabell dipengaruhi oleh jumlah barang yang diproduksi.Semakin banyak barang yang diproduksi, semakin banyak biaya variabel. Biaya variabel dapat dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut : 1) Biaya variabel total (total variabel cost/TVC) Biaya variabel total adalah seluruh biaya variabel yang harus dikeluarkan selama memproduksi barang dalam jumlah tertentu. 2) Biaya variabel rata-rata (average variabel cost/AVC) Biaya variabel rata-rata adalah



Jumlah Produksi



Total Variable



Average Variable Cost



(Q)



Cost (Rp)



(Rp)



5



30,000.00



6,000.00



10



50,000.00



5,000.00



15



75,000.00



5,000.00



20



90,000.00



4,500.00



25



100,000.00



4,000.00



30



110,000.00



3,666.67



Jika digambarkan dengan kurva, berikut gambaran kurva biaya variebal total dan biaya variabel rata-rata.



Gambar 7.4. Kurva Biaya Variabel Rata-rata (AVC) (Sumber: https://www.galinesia.com/2017/12/pengertian-biayaproduksi-teori-jenis.html)



147



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



c. Biaya Total ( Total Cost/TC) Biaya total adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa yang dilakukan produsen. Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap total (TFC) dan biaya variabel total (TVC). Jika diformulasikan dalam persamaan sebagai berikut. TC=TFC+TVC Jika digambarkan dengan kurva, berikut gambaran kurva biaya total dan biaya total rata-rata sebagai berikut.



atau AC=AFC+AVC e. Biaya Marginal (marginal cost/MC) Biaya marginal adalah perubahan biaya total (ATC) jika produksi ditambah/dikurangi satu unit. Dengan kata lain, MC adalah tambahan atau pengurangan biaya jika produsen menambah/mengurangi satu unit produksi. MC mula-mula menurun, tetapi selanjutnya meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah barang yang dihasilkan.Jika diformulasikan dalam persamaan sebagai berikut. MC=(△TC) (△Q)



Gambar 7.6. Kurva Biaya Total dan Biaya Total Rata-rata (Sumber: https://dikarnakan.blogspot.com/2016/11/konsepbiaya-produksipengertian-biaya.html)



d. Biaya Rata-Rata (Average Cost/AC) Biaya rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk setiap satu unit barang yang diproduksi oleh produsen. Semakin banyak jumlah barang yang dihasilkan, maka biaya rata-rata (AC) akan semakin menurun sampai mencapai titik terendah pada jumlah produksi tertentu. Namun, jika jumlah produksi ditingkatkan lagi, AC bergerak naik kembali.Jika diformulasikan dalam persamaan sebagai berikut : AC= TC/Q



Gambar 7.7. Kurva Biaya Marginal (MC) (Sumber: https://www.gali nesia.com/2017/12/pengertian-biaya-produksi-teori-jenis.html)



Gambar 7.8. Kurva Hubungan antara MC, AC, AVC dan AFC (Sumber : https://www.galinesia.com/2017/12/pengertian-biaya-produksiteori-jenis.html)



148



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



2. Konsep Penerimaan (Revenue) Penerimaan adalah pendapatan produsen atau pengusaha berupa uang yang diperoleh dari hasil penjualan barang yang diproduksi selama periode tertentu. Terdapat beberapa macam konsep penerimaan sebagai berikut : a. Penerimaan Total (total revenue ITR) Penerimaan Total adalah seluruh pendapatan yang diterima produsen dari hasil penjualan barang selama periode tertentu. Jika diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut : Dimana : TR = Total Penerimaan P = Harga barang Q = Jumlah Penjualan Barang b. Penerimaan Rata-rata (average revenue/AR) Penerimaan rata-rata adalah pendapatan produsen epr unti barang yang berhasil dijualnya.Jika diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut : Dengan demikian, AR nilainya sama dengan harga jual per unit barang. c. Penerimaan Marginal (marginal revenue/MR) Penerimaan marginal adalah kenaikan penerimaan total yang disebabkan oleh tambahan penjualan sebanyak satu unit barang. Jika diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut. 3. Analisis Kelayakan Usaha Suatu usaha atau produksi tentulah memiliki harapan untuk mendapatkan keuntungan. Suatu usaha yang dinyatakan layak adalah apabila perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang bisa digunakan untuk



pengembangan usaha dan untuk pembiayaan atas usaha tersebut. Untuk mengetahui kelayakan sebuah usaha maka dilakukan suatu analisis yang disebut analisis kelayakan usaha. Analisis kelayakan usaha ini mencakup tiga hal yaitu Titik Impas (Break Even Point = BEP), Revenue and Cost Ratio (R/C) dan Benefit per cot Ratio (B/C). a. Break Even Point (BEP = Titik Impas) Analisa Break Even Point (BEP) adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara Ba\iaya Tetap, Biaya Variabel, Keuntungan dan Volume aktivitas. Sering pula disebut “Cost - Profit - Volume analysis (C.P.V. analysis). Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan. Analisis break even sering digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan. Dalam analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui : 1) Hubungan antara penjualan, biaya, dan laba 2) Struktur biaya tetap dan variable



149



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



3) K e m a m p u a n p e r u s a h a a n memberikan margin unutk menutupi biaya tetap 4) Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi Selanjutnya, dengan adanya analisis titik impas tersebut akan sangat membantu manajer dalam perencanaan keuangan, penjualan dan produksi, sehingga manajer dapat mengambil keputusan untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi keuntungan yang diharapkan melalui penentuan 1) harga jual persatuan 2) produksi minimal 3) pendesainan produk, dan lainnya Dalam penentuan titik impas perlu diketahui terlebih dulu hal-hal dibawah ini agar titik impas dapat ditentukan dengan tepat, yaitu : 1) Tingkat laba yang ingin dicapai dalam suatu periode 2) Kapasitas produksi yang tersedia, atau yang mungkin dapat ditingkatkan 3) B e s a r n y a b i a y a y a n g h a r u s dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya variable.. Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenai halhal sebagai berikut: 1) Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar



perusahaan tidak mengalami kerugian. 2) Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu. 3) Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi. 4) Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh. Perhitungan untuk menentukan luas operasi pada tingkat break even point dapat dilakukan dengan menggunakan suatu rumus tertentu, tetapi untuk menggambarkan tingkat volume dengan laba maka diperlukan grafik atau bagan break even point. Secara matematik tingkat break even point dapat ditentukan dengan berbagai rumus. Menurut Sutrisno dalam bukunya “Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi” mengemukakan metode perhitungan break even point dapat ditentukan dengan pendekatan matematik melalui dua cara yaitu atas dasar unit dan atas dasar rupiah. Rumus break even point adalah sebagai berikut : 1) Atas dasar unit P.Q = V.Q + FC PQ – V.Q = FC (P - V) Q = FC Q = FC P–V Maka didapat rumus break even point dalam unit, sebagai berikut : Dimana : P = Harga jual perunit V = Biaya variabel perunit FC = Biaya tetap (Fixed Cost) total



150



Produk Kreatif dan Kewirausahaan



selama setahun Q = Kuantitas penjualan 2) Atas dasar rupiah Apabila diinginkan break even point dalam rupiah, maka dari formulasi rumus break even point dalam unit dikalikan dengan harganya (P), sehingga : Dimana : FC = Biaya tetap (Fixed Cost) total selama setahun V = Biaya variabel perunit Q = Kuantitas penjualan b. Analisis B/C Ratio B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara pendapatan dengan Total Biaya produksi (Cost = C). B yaitu Benefit, kemudian untuk C berarti cost. Untuk perhitungan b/c ratio ini dihitung dari tingkat suku bunga. Dalam batasan besaran nilai B/C dipakai sebagai alat di dalam mengetahui apakah suatu usaha tersebut menguntungkan atau suatu usaha tersebut tidak menguntungkan. Berikut ini rumus b/c ratio yang bisa anda gunakan untuk menghitung keuntungan dari suatu usaha. Rumus B/C ratio dapat dihitung dengan menggunakan cara seperti berikut ini : B/C ratio = Jumlah Pendapatan (B) Total Biaya Produksi (TC) Metode ukuran penilaian kelayakan suatu proyek diantaranya yaitu : B/C ratio > 1 maka usaha tersebut sebaiknya untuk dilanjutkan, akan tetapi apabila B/C ratio < 1 maka usaha tersebut tidak layak atau merugi.



c. Analisis R/C ratio Pengertian R/C ratio yaitu adalah jumlah ratio yang dipakai guna melihat keuntungan relatif yang nantinya akan diperoleh pada sebuah proyek atau sebuah usaha. Sebenarnya sebuah proyek akan dikatakan layak dijalankan jika nilai R/C yang diperoleh tersebut dinyatakan lebih besar dari 1. Hal tersebut dapat terjadi sebab, jika nilai R/C semakin tinggi, maka tingkat keuntungan yang diperoleh dalam suatu proyek bisa menadi lebih tinggi. Penggunaan R/C ratio ini diketahui bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari usaha yang menguntungkan pada periode tertentu. Rumus R/C ratio dapat dihitung dengan menggunakan cara seperti berikut ini : R/C Ratio = Penerimaan (R) Total Biaya ( Tetap + Variabel) Keterangan : Jika R/C >1 maka suatu usaha akan dinyatakan untung, dan apabila R/C